Anda di halaman 1dari 8

1

PENGARUH BEKAM TERHADAP INTENSITAS NYERI PADA


PENDERITA REMATIK DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
TANJUNG HULU KECAMATAN PONTIANAK TIMUR
KALIMANTAN BARAT

Ruhil Iswara¹*, Lintang Sari², Engkos Kosasih³


1.2.3 STIKes Yarsi Pontianak

Koresponden:
Ruhil Iswara : Program Studi Pendidikan Profesi Ners, STIKes Yarsi Pontianak
Jln Panglima A´im, No.1 Kota Pontianak, Kalimantan Barat – 78232,
E-mail: ruhiliswara@gmail.com

ABSTRAK
Latar Belakang : Rematik merupakan keadaan progresif yang dimulai dengan rasa sakit dan kaku pada persendian
yang dapat menyebabkan morbiditas dan kecacatan seumur hidup. Nyeri ini mengakibatkan penderita sulit untuk
bergerak sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari. Bekam merupakan pengobatan dengan penghisapan menggunakan
cup pada kulit, kemudian darah dikeluarkan melalui sayatan bertujuan meningkatkan sirkulasi darah, menimbulkan efek
penghilang nyeri, dan mengurangi pembengkakan. Tujuan Penelitian: Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh
terapi bekam terhadap intensitas nyeri pada penderita rematik. Jenis penelitian : Penelitian ini merupakan penelitian
quasi experiment (eksperimen semu) dengan desain pre and posttest without control dengan responden sebanyak enam
belas orang. Hasil penelitian : Perbedaan rata-rata skala nyeri sebelum dan setelah intervensi diuji menggunakan
wilcoxon dengan hasil terdapat perbedaan yang bermakna pada rata-rata skala nyeri sebelum dan setelah intervensi
dengan nilai p value (0,001) < α=0,05. Dapat disimpulkan bahwa terapi bekam berpengaruh terhadap nyeri pada
penderita rematik. Oleh karena itu disarankan kepada masyarakat untuk dapat memilih terapi bekam dalam mengurangi
nyeri rematik.

Kata Kunci : Bekam, tulang dan sendi, reumatik

ABSTRACT
Background : Rheumatism is a progressive situation that starts pain and stiffness in the joints that can lead to
morbidity and disability for life. This resulted in the patient pain is difficult to move so that interfere to daily activities.
Cupping is a treatment by using a suction cup on the skin, then blood is removed through an incision aimed at
increasing blood circulation, pain relief effect, and reduces swelling. Purpose : The aim of research was to determine
the influence of cupping technic to pain intensity. Type of research : This research are a quasi-experimental, pre and
post design without controlling group. The responden are sixteen people. Research results: The difference in average
pain scale before and after the intervention were tested using wilcoxon with the result there is a significant difference in
average pain scale before and after the intervention with p value (0.001) < α = 0,05. It be conclude that the influence of
cupping technic to pain intensity for rheumatic patient. Therefore it can be recommend to the public to choose cupping
technic to decrease to pain of artritis.

Keywords: Cupping, Musculoskeletal, Pain, Rheumatism

1
2

PENDAHULUAN juta atau 1 dari 6 orang di Amerika


Penyakit rematik bukan penyakit menderita gangguan sendi, dan pada tahun
yang mendapat sorotan seperti penyakit 2005 jumlah penderita arthritis sudah
hipertensi, diabetes atau AIDS, namun mencapai 66 juta atau hampir 1 dari 3
penyakit ini menjadi masalah kesehatan orang menderita gangguan sendi.
yang cukup mengganggu dan terjadi Berdasarkan hasil studi pendahuluan
dimana-mana. Rematik secara luas dapat di Dinas Kota Pontianak didapatkan angka
dikategorikan sebagai penyakit sendi, kejadian rematik di Kota Pontianak pada
kecacatan fisik, gangguan tulang tahun 2014 sebanyak 20.771 orang. Pada
belakang, dan kondisi yang disebabkan kota Pontianak didapatkan hasil bahwa
oleh trauma. Hal ini dapat menyebabkan wanita lebih banyak menderita rematik
morbiditas dan kecacatan seumur hidup, dibandingkan laki-laki dengan angka
sehingga menimbulkan pengeluaran biaya kejadian laki-laki sebanyak 7.317 orang
kesehatan yang sangat besar dan (35,23%) dan perempuan sebanyak 13.454
hilangnya pekerjaan (WHO, 2014). orang (64,77%) (Dinkes. Kota Pontianak,
Istilah rematik sudah dikenal di 2014).
masyarakat. Setiap ada keluhan pegal- Data Puskesmas Tanjung Hulu Kec.
pegal, linu dan sakit persendian, maka Pontianak Timur pada bulan Februari
dianggap sebagai sakit rematik. 2015 didapatkan 55 orang menderita
Sebenarnya rematik merupakan kumpulan rematik. Kebanyakan dari penderita
dari gejala-gejala yang mempunyai tiga rematik ini melakukan pemeriksaan
gejala utama, yaitu adanya pembengkakan sebanyak 2-3 kali dalam sebulan. Pada
sendi, kelemahan otot, dan gangguan bulan Februari didapatkan sebanyak 103
gerak (Umar, 2012). Penyakit ini sangat kunjungan dan merupakan penyakit
progresif, apabila tidak diobati dengan peringkat kelima setelah penyakit infeksi,
benar maka dalam waktu singkat (2 tahun) demam, gangguan fungsi tubuh dan
akan terjadi cacat sendi permanen (Ulfah, hipertensi. Akibat yang timbulkan dari
2009). rasa nyeri ini dapat mengganggu aktifitas
Penderita rematik di seluruh dunia sehari-hari karena saat menggerakkan
telah mencapai angka 355 juta jiwa, persendian yang mengalami rematik akan
artinya 1 dari 6 orang di dunia ini menimbulkan rasa nyeri meskipun telah
menderita rematik. Diperkirakan angka ini diberikan obat.
terus meningkat hingga tahun 2025 Seiring dengan meningkatnya jumlah
dengan indikasi lebih dari 25% akan penduduk dunia maka jumlah penderita
mengalami kelumpuhan. Organisasi penyakit rematik secara otomatis akan
kesehatan dunia (WHO) melaporkan meningkat pula. Namun dengan
bahwa 20%, penduduk dunia terserang pengetahuan masyarakat saat ini yang
penyakit arthritis rheumatoid. Dimana 5- masih kurang mengenai rematik
10% adalah mereka yang berusia 5-20 dikhawatirkan akibat dari penyakit, yaitu
tahun dan 20% mereka yang berusia 55 kecacatan pun akan meningkat (Torich,
tahun (Wiyono, 2010). 2011).
Arthritis Foundation (2006) Semua jenis rematik menimbulkan
menerangkan bahwa jumlah penderita rasa nyeri yang mengganggu. Biasanya
arthritis atau gangguan sendi kronis lain di nyeri ini disertai peradangan berupa
Amerika Serikat terus meningkat. Pada pembengkakan setempat dan suhu yang
tahun 1990 terdapat 38 juta penderita dari tinggi dari pembengkakan tersebut.
sebelumnya 35 juta pada tahun 1985. Data Dengan derita yang disandang itu,
tahun 1998 memperlihatkan hampir 43 penderita rematik akan terganggu
3

semangat kerjanya. Gangguan seperti Susiyanto (2003) dalam risetnya


susah berjalan, tidak dapat memegang yang dilakukan selama 7 tahun
gelas, tidak bisa berbalik, tidak bisa mendapatkan hasil bahwa terapi bekam
menyisir rambut, justru menjadi keluhan dapat menyembuhkan ribuan pasien dari
utama dari rasa nyeri itu sendiri. Gejala penyakit ringan hingga penyakit berat
yang mengiringi rematik atau yang sering (AIDS, kanker stadium 4, narkoba yang
disebut nyeri rematik yaitu berkurangnya sudah parah, stroke, dan lain-lain). Riset
tenaga, rasa lelah, letih dan lemah Ullah (2007) juga menjelaskan terdapat
(Wijayakusuma, 2007). perbedaan statistik yang signifikan dalam
Nyeri merupakan suatu perasaan tingkat rasa sakit, kenyamanan dan rerata
subjektif pribadi dan ambang toleransi pergerakan pada pasien dengan nyeri lutut
nyeri berbeda-beda bagi setiap orang. anterior antara sebelum dan setelah
Rasa nyeri dalam kebanyakan hal hanya bekam.
merupakan suatu gejala yang berfungsi Berdasarkan penjelasan di atas,
sebagai isyarat yang berfungsi sebagai rematik memiliki risiko yang besar
isyarat bahaya tentang adanya gangguan sehingga dapat menyebabkan kecacatan
di jaringan, seperti peradangan, infeksi seumur hidup sedangkan bekam memiliki
jasad renik atau kejang otot (Tjay, 2007). manfaat yang sangat besar dalam
Terlepas dari subjektivitasnya, perawat kesehatan dan juga sebagai perindah dari
memiliki tanggung jawab untuk mengkaji nabi Muhammad SAW. Oleh karena itu
secara akurat dan menolong meredakan peneliti merasa tertarik untuk melakukan
atau menurunkan nyeri (Black & Hawks, penelitian ini untuk mengetahui pengaruh
2014: 441). terapi bekam terhadap intensitas nyeri
Penanganan untuk rematik dapat pada penderita rematik.
meliputi terapi farmakologis (obat-
obatan), nonfarmakologis dan tindakan
operasi (American Collage Rheumatology METODE
dalam Purwoastuti, 2009). Sampai saat ini
belum ada obat yang bisa menyembuhkan Penelitian ini merupakan
rematik secara tuntas. Obat yang diberikan penelitian quasi experiment (eksperimen
hanya bertujuan untuk mengurangi rasa semu) dengan desain pre and posttest
sakit, mencegah komplikasi, menghambat without control yaitu dengan hanya
perjalanan rematik dan memaksimalkan melakukan intervensi pada satu kelompok
fungsi tubuh (Umar, 2012). tanpa pembanding. Penelitian ini
Bekam merupakan pengobatan dilakukan di wilayah kerja Puskesmas
menggunakan cup yang ditelungkupkan Tanjung Hulu.
pada kulit agar menimbulkan bendungan Metode yang digunakan dalam
lokal. Kemudian darah dikeluarkan pengambilan sampel pada penelitian ini
dengan hisapan bertujuan meningkatkan adalah convinience sampling yaitu dengan
sirkulasi darah, menimbulkan efek memilih sampel berdasarkan keinginan
penghilang nyeri, dan mengurangi peneliti tanpa sistematika tertentu. Dari 25
pembengkakan (Umar, 2008). Rasulullah individu yang memenuhi kriteria, peneliti
menyampaikan bahwa diantara memilih 16 orang untuk dijadikan sebagai
pengobatan-pengobatan yang ada pada responden.
saat itu, bekam adalah pengobatan yang Penelitian ini menggunakan
paling utama. Bahkan Rasulullah analisa data univariat untuk mengetahui
merekomendasikan umatnya agar karakteristik responden (umur dan jenis
berbekam (Umar, 2012). kelamin), skala nyeri sebelum dan sesudah
4

dilakukan bekam. Data yang digunakan Rata-rata intensitas


dalam penelitian ini merupakan data nyeri penderita rematik
interval dan dilakukan uji beda mean dari sebelum dilakukan bekam
2 kelompok yang sama (pretest dan adalah 4,88 (nyeri sedang)
posttest). Dari hasil uji normalitas dengan intensitas nyeri
menunjukkan bahwa data berdistribusi terendah adalah 3 dan yang
tidak normal sehingga analisis data yang tertinggi adalah 6. Setelah
digunakan adalah Wilcoxon. Penelitian ini dilakukan bekam rata-rata
telah lolos kaji etik dengan nomor intensitas nyeri menjadi 3,06
208/BAAK/S.Y/VI/2015. (nyeri ringan), dengan
intensitas nyeri terendah
adalah 2 dan yang tertinggi
adalah 5.
HASIL
1. Analisa Univariat b. Jenis Kelamin
a. Karakteristik Responden Analisis Tabel 3.2
Distribusi Karakteristik Responden
data pada tabel di bawah ini Berdasarkan Jenis Kelamin
menggambarkan distribusi di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung
karakteristik responden yang Hulu Kec. Pontianak Timur
mengalami nyeri rematik Kalimantan Barat
meliputi umur responden dan
intensitas nyeri sebelum dan No Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%)
sesudah dilakukan bekam. 1 Laki-laki 6 37,5%
Tabel 3.1 2 Perempuan 10 62,5%
Distribusi Karakteristik Responden Jumlah 16 100%
Berdasarkan Umur, Intensitas nyeri
Sebelum dan Setelah Intervensi di
Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Tabel di atas menggambarkan
Hulu Kec. Pontianak Timur Kalimantan sebagian besar responden berjenis
Barat kelamin perempuan sebanyak 10
Variabel Mean Median SD Min-Max
orang (62,5%).
Umur 49,69 50,50 10,855 29-62 2. Analisa Bivariat
Intensitas nyeri penderita
4,88 5,00 1,088 3-6
Skala data yang digunakan pada
rematik
penelitian ini adalah adalah skala
sebelum intervensi
Intensitas nyeri penderita
interval sehingga dilakukan uji
rematik 3,06 3,00 0,929 2-5 normalitas distribusi data.
setelah intervensi Normalitas distribusi data diuji
Sumber: Data Primer, 2015 dengan uji shapiro-wilk dan
didapatkan p < 0,05 sehingga data
Tabel di atas ini berdistribusi tidak normal.
menggambarkan bahwa Selanjutnya kedua variabel ini
penelitian yang dilakukan di dilakukan uji analisis dengan
wilayah kerja Puskesmas Wilcoxon. Hasil dari uji tersebut
Tanjung Hulu Kecamatan disajikan dalam tabel di bawah ini.
Pontianak Timur didapatkan Tabel 3.3
rata-rata umur responden Uji Wilcoxon Intensitas nyeri Pada
adalah 49,69 tahun, dengan Penderita Rematik Sebelum dan Setelah
umur termuda adalah 29 tahun dilakukan Bekam
dan yang tertua adalah 62
tahun.
5

Variabel N Median P. Value

Rata-rata intensitas nyeri pada Intensitas nyeri pada penderita 16 5,00


rematik
penderita rematik sebelum dilakukan sebelum intervensi 0,001
bekam adalah 5,00 dan termasuk
dalam kategori nyeri sedang. Intensitas nyeri penderita pada 16 3,00
Sedangkan rata-rata nyeri pada rematik
penderita rematik setelah 7 hari
dilakukan bekam adalah 3,00 dan adalah lanjut usia 55-70 tahun
termasuk dalam kategori nyeri ringan. sejumlah 16 responden (80%).
Seiring dengan bertambahnya
Uji statistik dengan umur semua organ tubuh mulai
menggunakan uji Wilcoxon didapatkan mengalami degenerasi. Degenerasi
bahwa nilai p < α=0,05 sehingga dapat merupakan pengaruh genetik atau
disimpulkan ada perbedaan yang hormonal yang menyebabkan
bermakna antara intensitas nyeri kegagalan perbaikan tulang rawan.
sebelum dan setelah dilakukan bekam. Tulang rawan yang berfungsi
menyediakan permukaan yang
sangat halus dengan cairan sinovial
untuk menghasilkan gesekan yang
PEMBAHASAN sangat rendah selama gerakan tidak
mampu mentransmisikan beban atau
1. Karakteristik Responden tekanan tulang sehingga
Hasil penelitian ini menimbulkan gesekan gerak sendi.
didapatkan rata-rata umur responden Selanjutnya akan terjadi
49,69 tahun dengan umur termuda pembentukan tulang baru (osteofit)
29 tahun dan yang tertua 62 tahun. yang terbentuk di tepi permukaan
Angka kejadian paling banyak sendi, sehingga menyebabkan ruang
terjadi pada usia lansia akhir (56-65 sendi menyempit, disertai dengan
tahun) yaitu 8 orang (50%), hilangnya stabilitas yang
selebihnya adalah pada kelompok mengakibatkan sendi kaku dan nyeri
usia dewasa akhir (36-45 tahun) (Smeltzer, et al., 2008: 1887).
yaitu 7 orang (43,75) dan dewasa Responden yang mengalami
awal (26-35 tahun) 1 orang (6,25%). rematik pada penelitian ini sebagian
Hasil ini sejalan dengan penelitian besar berjenis kelamin perempuan
yang dilakukan Nainggolan pada (62,5%). Hal ini menunjukkan
tahun 2009 tentang prevalensi dan bahwa perempuan memiliki resiko
determinan penyakit rematik di lebih tinggi terkena rematik. Hasil
Indonesia. Dalam penelitian ini ini sejalan dengan penelitian yang
didapat bahwa prevalensi penderita dilakukan Nainggolan (2009) yang
rematik yang paling banyak terdapat menunjukkan bahwa prevalensi
pada kelompok umur lebih dari 65 rematik responden perempuan adalah
tahun sebesar 63,1% dan terlihat 52,96%, sedangkan prevalensi
kecenderungan bahwa prevalensi rematik laki-laki sebanyak 47,04%.
akan semakin meningkat seiring Hal ini juga sama pada penelitian
dengan bertambahnya usia. Hal ini Suhendriyo (2014) yang
juga terjadi pada penelitian menunjukkan bahwa Jenis kelamin
Suhendriyo (2014) dengan judul responden paling banyak adalah
pengaruh senam rematik terhadap wanita sejumlah 17 orang (85%).
pengurangan rasa nyeri pada Fagositosis kompleks
penderita Osteoatritis lutut di menyebabkan reaksi inflamasi (efusi
Karangasem Surakarta menunjukkan sendi, nyeri, dan edema). Fagositosis
bahwa usia responden paling banyak
6

menghasilkan bahan kimia seperti peningkatan kenyamanan yang


leukotrien dan prostaglandin. bermakna.
Leukotrien dan prostaglandin Rematik merupakan
menghasilkan enzim seperti gangguan muskuloskeletal dengan
kolagenase yang memecah kolagen, keluhan rasa nyeri pada daerah
bagian penting dari sendi yang persendian. Proses utama yang
normal. Pelepasan enzim ini dalam berperan dalam rematik adalah
sendi menyebabkan edema, peradangan yang disebabkan oleh
proliferasi membran sinovial dan respon imun (Smelzer et al, 2008:
pembentukan pannus, kerusakan 1887). Sampai saat ini belum
tulang rawan, dan erosi tulang didapatkan pengobatan yang bisa
(Smeltzer, et al., 2008: 1887). menyembuhkan rematik secara
2. Pengaruh bekam terhadap nyeri pada tuntas, dalam arti tidak kambuh lagi.
penderita rematik Oleh karena itu pengobatan rematik
Hasil analisis statistik ditujukan untuk menghilangkan
menunjukkan terdapat perbedaan nyeri dengan cara menekan proses
yang bermakna antara intensitas peradangannya (Umar, 2012: 106-
nyeri sebelum dan setelah dilakukan 107).
bekam. Oleh karena itu dapat Sedangkan golongan
disimpulkan bahwa bekam histamin yang ditimbulkan
berpengaruh terhadap intensitas mempunyai manfaat dalam proses
nyeri pada penderita rematik. reparasi (perbaikan) sel, jaringan
Hasil ini sejalan dengan rusak dan memacu pembentukan
penelitian yang dilakukan oleh reticulo endothelial cell, yang akan
Suardana, dkk pada tahun 2012 meninggikan daya resistensi (daya
tentang terapi bekam kering terhadap tahan) dan imunitas (kekebalan)
penurunan nyeri pada pasien dengan tubuh. Sistem imun ini terjadi
nyeri kepala primer. Pada penelitian melalui pembentukan interleukin
tersebut didapatkan hasil bahwa dari cell karena faktor neural,
sebagian besar responden sebelum peningkatan jumlah sel T karena
diberikan terapi bekam kering peningkatan set-enkephalin,
mengeluh nyeri skala 7 (nyeri berat) enkephalin dan endorphin yang
dan setelah diberi terapi bekam merupakan mediator antara susunan
kering adalah 4 (nyeri sedang). Pada saraf pusat dan sistem imun,
penelitian selanjutnya yang substansi P yang mempunyai fungsi
dilakukan oleh Samiasih (2013) parasimpatis dan sistem imun, serta
dengan judul bekam basah peranan kelenjar pituitary dan
meningkatkan kualitas hidup sosial hypothalamus anterior yang
homaniora pasien migren didapatkan memproduksi CRF (Umar, 2012:
hasil Rata-rata gangguan ADL 13).
pasien Migren sebelum dilakukan Proses penghisapan kulit
bekam 73.40dan rata-rata gangguan akan diikuti dengan pengumpulan
ADL pasien Migren 1 minggu jaringan bawah kulit dan darah
setelah dilakukan bekam 52.67. dengan segala komponen yang ada
Penurunn intensitas nyeri juga terjadi dibawah kulit. Penghisapan akan
pada penelitian Ullah (2007) tentang meransang syaraf-syaraf pada
pengaruh terapi bekam untuk permukaan kulit. Ransangan ini akan
penanganan nyeri lutut anterior dilanjutkan pada cornu posterior
(bagian depan) dan potensi medulla spinalis melalui syaraf A-
peranannya dalam promosi delta dan C, serta traktus spino
kesehatan menunjukkan adanya thalamikus ke aras thalamus yang
pengurangan rasa nyeri dan akan menghasilkan endorphin.
7

Sedangkan sebagian ransangan akan


2. Ketua STIKes Yarsi Pontianak yang
diteruskan melalui serabut aferen
simpatik menuju ke motor neuron telah memfasilitasi saya selama
dan menimbulkan refleks intubasi penelitian
simpatis, sehingga menimbulkan 3. Kepada pembimbing pertama dan
intubasi nyeri secara general melalui kedua saya yang telah banyak
endorphin dan segmental simpatis
memberikan masukan dan saran
(Umar, 2008: 65).
sehingga saya bisa di titik ini.
4. Kepada teman-teman satu Angkatan
KESIMPULAN yang luar biasa memberikan
semangat dan support system selama
Berdasarkan hasil penelitian dan
penelitian.
pembahasan tentang pengaruh bekam
terhadap nyeri pada penderita rematik di 5. Dan kepada responden yang telah
wilayah kerja Puskesmas Tanjung Hulu bersedia untuk menjadi responden
Kec. Pontianak Timur Kalimantan Barat, pada penelitian ini.
dapat disimpulkan bahwa:
1. Rematik paling banyak terjadi REFERENSI
pada usia lansia akhir (56-65 tahun)
yaitu 8 orang (50%) dan rematik juga Arthritis Foundation. (2006). The Facts
lebih banyak terjadi pada wanita yaitu About Arthritis. North Carolina: Arthritis
sebanyak 10 orang (62,5%). Foundation.
2. Rata-rata intensitas nyeri Black, Joyce M., Hawks, Jane Hokanson.
sebelum dilakukan bekam adalah 4,88 (2014). Keperawatan Medikal Bedah.
(nyeri sedang) dan rata-rata intensitas Singapura: Elsevier.
nyeri setelah dilakukan bekam Samiasih, Amin. (2013). Bekam Basah
mengalami penurunan menjadi 3,06 Meningkatkan Kualitas hidup Sosial
(nyeri ringan). Homaniora Pasien Migren. Jurnal
3. Terdapat perbedaan yang Keperawatn Medikal Bedah; Vol. 1,
bermakna antara intensitas nyeri No.2.
sebelum dilakukan bekam dan setelah Smeltzer, Suzanne C., et al. (2008). Brunner
dilakukan bekam (p value < 0,05). & Suddarth’s Texktbook of Medical
4. Bekam berpengaruh terhadap Surgical Nursing. United States
intensitas nyeri pada penderita rematik America: Lippincott Williams &
di wilayah kerja Puskesmas Tanjung Wilkins.
Hulu Kec. Pontianak Timur Kalimantan Suhendriyo. (2014). Pengaruh Senam
Barat. Rematik Terhadap Pengurangan Rasa
Nyeri Pada Penderita Osteoatritis Lutut
di Karangasem Surakarta. Jurnal Teradi
UCAPAN TERIMA KASIH Ilmu Kesehatan; Volume 3, No 1.
Ulfah, Nurul. (2009). Rhematoid Artritis
Dalam kesempatan ini saya akan yang Misterius.
menyampaikan terima kasih banyak (http://health.detik.com/read/2009/07/31
kepada : /130027/1175044/763/rheumatoid-
1. Kepada orang tua tercinta yang telah arthritis-yang-misterius didapat pada 29-
banyak berkorban tanpa lelah untuk 11-2014).
memberikan support moral, moril dan Ullah, Kaleem., Younis, Ahmed & Wali,
Mohamed. (2007). An investigation into
material.
8

the effect of Cupping Therapy as a


treatment for Anterior Knee Pain and its
potential role in Health Promotion. The
Internet Journal of Alternative Medicine;
Volume 4, Number 1.
Umar, Wadda’ A. (2008). Sembuh dengan 1
titik. Solo: Al-Qowam.
Umar, Wadda’ A. (2012). Bekam untuk 7
Penyakit Kronis. Solo: Thibbi.

Anda mungkin juga menyukai