Anda di halaman 1dari 10

A.

Judul
Pemberian Terapi Kompres Jahe Dalam Upaya Menurunkan Nyeri Pada Lansia Dengan
Rematoid Artritis Di Klinik Lansia Kabupaten Nabire.

B. Analisis Situasi
Keberhasilan pemerintah dalam pembangunan nasional, telah mewujudkan hasil
yang positif diberbagai bidang, yaitu adanya kemajuan ekonomi, perbaikan lingkungan
hidup, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama dibidang medis atau ilmu
kedokteran sehingga dapat meningkatkan kualitas kesehatan penduduk serta meningkat umur
harapan hidup manusia. Akibatnya jumlah penduduk lanjut usia meningkat dan bertambah
cenderung lebih cepat (Nugroho,2000).
Prevalensi rematoid artritis pada lanjut usia setiap tahunnya selalu mengalami
peningkatan. Organisasi kesehatan dunia (WHO) menyatakan bahwa beberapa juta orang
telah menderita penyakit sendi dan tulang, angka tersebut diperhitungkan akan meningkat
tajam karena banyaknya orang yang berumur lebih dari 50 tahun pada tahun 2020. Di
Indonesia jumlah angka lanjut usia yang mengalami penyakit Arthritis rheumatoid sekitar
49,0% Hipertensi (+CVP) 15,2%, Bronchitis 7,3%, DM 3,3%, cedera 2,5%, Stroke/Paralisis
2,1%, TBC 1,8% Fraktur Tulang 1,0%, Kanker 0,7%, Masalah kesehatan yang
mempengaruhi ADL 29,1% (Nugroho, 2000).
Rangka adalah suatu bingkai kerja bersendi yang menopang tubuh dan melakukan
beberapa gerakan yang dikendalikan oleh otot, tendon, dan ligamen yang menempel di
tulang. Sendi adalah tempat tulang bertemu dan saling bergerak satu sama lain. Dan sendi
terpenting adalah siku, tangan, panggul, lutut, pergelangan kaki, dan tulang belakang
(Dermawan, 2008). Arthritis rhematoid merupakan suatu penyakit yang tersebar luas serta
melibatkan semua kelompok ras dan etnik didunia. Penyakit ini sangat berbeda dengan
gangguan robek dan ini sangat mengganggu aktivitas. Penyakit ini merupakan suatu
penyakit autoimun yang ditandai dengan terdapatnyasinovitis erosif simetrik yang walaupun
terutama mengenai jaringan persendian, seringkali juga melibatkan organ tubuh lainnya yang
disertai nyeri dan kaku pada system otot (musculoscletal) dan jaringan ikat/connective tissue
(Sudoyo,2007).
Rematoid artritis menimbulkan berbagai masalah kesehatan yaitu penurunan
kemampuan fisiologis, perubahan psikologis, keterbatasan interaksi social, keterbatasan
dalam melaksanakan kebutuhan spiritual dan menurunnya produktivitas kerja (DEPSOS RI,
2006). Masalah ekonomi, psikologi dan sosial dari osteoarthritis sangat besar, tidak hanya
untuk penderita tetapi juga keluarga dan lingkungan (Conaghan, 2008). Masalah fisiologis
pada lanjut usia dengan osteoarthtritis adalah nyeri (Potter, 2005).
Cara untuk mengurangi nyeri pada penderita arthritis rhematoid salah satunya adalah
kompres jahe hangat, karena jahe memiliki kandungan enzim siklo-oksigenase yang dapat
mengurangi peradangan pada penderita arthritis rhematoid, selain itu jahe juga memiliki efek
farmakologis yaitu rasa panas dan pedas, dimana dapat meredakan rasa nyeri, kaku, dan
spasme otot atau terjadinya vasodilatasi pembuluh darah, manfaat yang maksimal akan
dicapai dalam waktu 20 menit sesudah aplikasi panas (Brunner and Suddarth, 2001).
Prodi D-III Keperawatan Nabire sebagai satu-satunya institusi pendidikan tinggi
bidang kesehatan yang ada di Kabupaten Nabire memiliki peran yang strategis dalam upaya
meletakkan dasar-dasar bagi pelaksanaan program pengabdian masyarakat tentang Terapi
Kompres Jahe .Diharapkan melalui pelaksanaan pengabdian masyarakat di Klinik St. Rafael
ini mampu memberikan kontribusi bagi terselenggaranya program yang strategis di
masyarakat. Dari uraian diatas kami bermaksud melaksanakan pengabdian masyarakat dosen
di klinik Rafael Bukit Meriam dengan focus kegiatan Pemberian Kompres Jahe Dalam
Upaya Menurunkan Nyeri Pada Lansia Dengan Rematoid Artritis Di Klinik Lansia
Kabupaten Nabire.

C. Tinjauan Pustaka
1. Konsep Dasar Rheumatoid arthritis (RA)
a. Definisi Rheumatoid arthritis (RA)
Rheumatoid arthritis (RA) adalah bentuk artritis paling umum setelah osteoartritis.
(Charlis Anne, 2010). Artritis rematoid adalah suatu penyakit inflamasi kronik
dengan manifestasi utama poliartritis progresif dan melibatkan seluruh organ tubuh
(Kapita Selekta Kedokteran, 2011) sedangkan menurut Lemone & Burke, 2001,
Reumatoid arthritis adalah gangguan autoimun kronik yang menyebabkan proses
inflamasi pada sendi.
Pada penyakit Rematoid Artritis terdapat 3 stadium yaitu :
1. Stadium Sinovisis
Pada stadium ini terjadi perubahan dini pada jaringan sinovial yang ditandai hiperemi,
edema karena kongesti, nyeri pada saat istirahat maupun saat bergerak, bengkak dan
kekakuan.
2. Stadium Destruksi
Pada stadium ini selain terjadi kerusakan pada jaringan sinovial terjadi juga pada
jaringan sekitarnya yang ditandai adanya kontraksi tendon.
3. Stadium Deformitas
Pada stadium ini terjadi perubahan secara progresif dan berulang kali, deformitas dan
gangguan fungsi secara menetap.

b. Etiologi Reumatoid Arthritis


Penyebab pasti Reumatod Arthritis tidak diketahui. Biasanya merupakan kombinasi
dari faktor genetic, lingkungan, hormonal dan faktor system reproduksi. Namun
faktor pencetus terbesar adalah faktor infeksi seperti bakteri, mikprolasma dan virus
(Lemone & Burke, 2001). Penyebab utama kelainan ini tidak diketahui. Ada beberapa
teori yang dikemukakan mengenai penyebab artritis reumatoid, yaitu :
1. Infeksi streptokokus hemolitikus dan streptokokus non-hemolitikus
2. Endokrin
3. Autoimun
4. Metabolik
5. Faktor genetik serta faktor pemicu lainnya.
6. Pada saat ini, artritis reumatoid diduga disebabkan oleh faktor autoimun dan
infeksi.

c. Gambaran klinis Reumatoid Arthritis


Manifestasi klinis Reumatod Arthritis sangat bervariasi dan biasanya mencerminkan
stadium serta beratnya penyakit.Rasa nyeri, pembengkakan, panas, eritema dan
gangguan fungsi pada sendi merupakan gambaran klinis yang klasik untuk artristis
reumatoid. Palpasi sendi akan mengungkapkan jaringan yang lunak seperti spons atau
busa. Cairan dapat diaspirasi dari sendi yang mengalami inflamasi.
Pola yang khas pada kelainan sendi ini di mulai dengan sendi-sendi kecil pada
tangan, pergelngan tangan dan kaki. Dengan semakin berlanjutnya penyakit, sendi
lutut, bahu pinggul, pergelangan kaki, vertebrata servikalis dan sendi
temporomandibuler turut terkena. Awitan gejala biasanya akut: gejala biasanya
bilateral dan simetris. Di samping nyeri dan pembengkakan pada sendi, tanda klasik
artristis reumatoid yang lain adalah kekakuan sendi, khususnya pada pagi hari yang
berlangsung lebih dari 30 menit.
Kurang lebih 2/3 penderita AR, awitan terjadi secara perlahan, arthritis simetris
terjadi dalam beberapa minggu sampai beberapa bulandari perjalanan penyakit.
Arthritis sering kali diikuti oleh kekakuan sendi pada pagi hari yang berlangsung
selama stu jam atau lebih. Beberapa penderita juga mempunyai gejala konstitusional
berupa kelemahan,kelelahan, anoreksia, dan demam ringan
d. Faktor risiko Reumatoid Arthritis
1. Anemia
2. Komplikasi Kardiak
3. Penyakit tulang belakang leher
4. Gangguan mata
5. Pembentukan fistula
6. Peningkatan infeks
7. Komplikasi pernafasan
8. Nodul rheumatoid
9. Ulkus peptic
Sudoyo Aru W. 2010
2. Konsep Pemberian Kompres Jahe
Definisi dan Tujuan Kompres Jahe
Kompres menggunakan air hangat bermanfaat untuk meningkatkan aliran darah.
Dengan meningkatnya aliran darah di dalam tubuh, maka pasokan oksigen ke
jaringan-jaringan di dalam tubuh juga akan meningkat. Dengan demikian, sel-sel akan
mendapatkan nutrisi dengan cukup. Hormon endorphin dapat menimbulkan efek anti
nyeri atau analgesik dan relaksasi otot. Dimana hormon endorphin akan keluar ketika
sel tercukupi nutrisinya, sehingga akan merangsang saraf perifer untuk mengirim
stimulus ke otak agar mengeluarkan hormon endorphin. Terapi kompres hangat ini
dapat mengurangi nyeri, menambah kelenturan sendi, mengurangi nyeri dan tekanan
pada sendi, serta melemaskan otot dan melenturkan jaringan ikat.
Kombinasi antara kompres hangat dengan penggunaan tanaman jahe menjadi
salah satu bentuk pereda nyeri untuk penyakit reumatoid arthritis, asam urat dan
lainnya. Zat-zat alami di dalam tanaman jahe bersifat anti peradangan dan antioksidan
yang tinggi, sehingga, dapat mengatur proses biokimia di dalam tubuh yang berfungsi
meredakan peradangan sendi. Selain itu, sifat pedas, hangat, dan aromatik dari jahe
yang jika dikombinasikan dengan air hangat akan memberi efek berupa pelebaran
pembuluh darah yang dapat meningkatkan aliran darah seperti yang sudah dibahas
sebelumnya.

D. Perumusan Masalah
Sebagaimana tinjauan pustaka dan studi pendahuluan yang kami lakukan di klinik
Lansia St. Rafael Nabire yang menjadi permasalahan dan menjadi focus kegiatan pengabdian
kepada masyarakat adalah “Apakah ada efek Pemberian Kompres Jahe Dalam Upaya
Menurunkan Nyeri Pada Lansia Dengan Rematoid Artritis Di Klinik Lansia Kabupaten
Nabire?”
E. Tujuan Kegiatan
1. Tujuan umum
Setelah diberikan kompres Jahe, diharapkan lansia dengan reumatoid arthritis di Klinik
Lansia St. Rafael Nabire mampu mengurangi intensitas nyeri secara mandiri sehingga
tidak mengganggu aktivitas sehari-hari.
2. Tujuan khusus
a. Lansia mengetahui definisi reumatoid arthritis.
b. Lansia mengetahui bagaimana perjalanan penyakit (pathofisiologi) reumatoid
arthritis.
c. Lansia mengetahui penyebab reumatoid arthritis
d. Lansia mengetahui gambaran klinis reumatoid arthritis..
e. Lansia mengetahui upaya pencegahan reumatoid arthritis

F. Manfaat Kegiatan
1. Manfaat secara akademik
Dengan melaksanakan terapi bagi lansia di klinik Rafael, diharapkan mampu memberikan
kontribusi referensi bagi pengelola institusi klinik Rafael Bukit Meriam Nabire.
2. Manfaat secara klinik
Diharapkan dengan pemberian terapi kompres jahe bagi lansia yang menderita reumatoid
arthritis , diperoleh hasil yang bisa mengurangi intensitas nyeri kepada lansia yang bisa di
lakukan secara mandiri dan praktis.
3. Manfaat bagi masyarakat secara umum
Dengan adanya terapi kompres jahe, diharapkan masyarakat mampu melakukan ativitas
sehari-hari.
G. Kerangka pemecahan masalah
Hasil studi pendahuluan di klinik lansia St. Rafael Nabire tanggal 16 Desember 2015
diperoleh gambaran bahwa Pendidikan Kesehatan merupakan bagian terpenting dari penyakit
Rheumatoid Arthitis yang belum mampu dilaksanakan secara mandiri dan terstruktur oleh
tenaga-tenaga kesehatan di klinik Lansia St. Rafael Nabire.
Mubarak et al (2007) menguraikan bahwa pendidikan kesehatan adalah proses
perubahan perilaku yang dinamis. Upayauntuk mengubah suatu perilaku pemeliharaan
kesehatan yang terusmenerus yang merupakan komponen dari kepatuhan diperlukan suatu
pendidikan kesehatan. Edukasi dan upaya peningkatan motivasi dibutuhkan untuk mencapai
keberhasilan perubahan perilaku (Perkumpulan Endokrinologi Indonesia, 2006).
Perubahan perilaku bukan sekedar proses transfer materi akan tetapi perubahan
terjadi adanya kesadaraan dari individu, kelompok atau masyarakat. Pendidikan
kesehatan merupakan proses perubahan perilaku secara terencana pada diri individu,
kelompok atau masyarakat untuk lebih mandiri dalam mencapai tujuan hidup sehat (Craven
& Hirnle, 1996 dalam Mubarak et al, 2007).

Skema Kerangka Penyelesaian Masalah (Perkeni 2006, Craven & Hirnle, 1996 dalam
Mubarak et al, 2007) sudah dengan modifikasi.

Perubahan Pola Dan Gaya Hidup

Penyakit Degeneratif

Hipertensi Hiperlipidemia Diabetes Mellitus Penyakit Ikutan

Memperberat Pengetahuan Kurang

Pengendalian Faktor Risiko


Kemandirian Pendidikan
Penurunan Prevalensi
Penurunan Komplikasi (Terapi Komplementer) Kesehatan

Kualitas Hidup
Harapan Hidup

H. Khalayak Sasaran
1. Lansia dengan diagnosis reumatoid arthritis dari dokter, sebanyak 200 orang.
2. Tenaga kesehatan yang bertugas di klinik Lansia St. Rafael Nabire.
I. Keterkaitan
Menurut Lemone & Burke (2001) Reumatoid arthritis adalah gangguan autoimun kronik
yang menyebabkan proses inflamasi pada sendi. Kompres menggunakan air hangat
bermanfaat untuk meningkatkan aliran darah. Terapi kompres hangat ini dapat mengurangi
nyeri, menambah kelenturan sendi, mengurangi nyeri dan tekanan pada sendi, serta
melemaskan otot dan melenturkan jaringan ikat. Kombinasi antara kompres hangat dengan
penggunaan tanaman jahe menjadi salah satu bentuk pereda nyeri untuk penyakit reumatoid
arthritis, asam urat dan lainnya. Zat-zat alami di dalam tanaman jahe bersifat anti peradangan
dan antioksidan yang tinggi, sehingga, dapat mengatur proses biokimia di dalam tubuh yang
berfungsi meredakan peradangan sendi. Selain itu, sifat pedas, hangat, dan aromatik dari jahe
yang jika dikombinasikan dengan air hangat akan memberi efek berupa pelebaran pembuluh
darah yang dapat meningkatkan aliran darah seperti yang sudah dibahas sebelumnya.
Sesuai uraian di atas, Prodi D-III Keperawatan Nabire merasa perlu melaksanakan
Pengabdian Kepada Masyarakat melalui Pendidikan Kesehatan Kepada Lansia Di Posyandu
Lansia Klinik Lansia St. Rafael Nabire sekaligus pelaksanaan salah satu Tri Dharma
Perguruan Tinggi. Melalui kegiatan pengabdian masyarakat ini akan diperoleh asas
kemanfaatan baik bagi prodi D-III Keperawatan Nabire, Dosen, Klinik Lansia St. Rafael dan
yang terpenting adalah meningkatnya pengetahuan dan kemandirian Lansia dalam upaya
menurunkan nyeri sendi sehingga diperoleh kualitas kehidupan yang lebih baik.

J. Methode Kegiatan Yang digunakan


Untuk tujuan efisiensi dan efektifitas penyampaian informasi, maka metode trapi kompres
jahe akan dilakukan melalui :
1. Ceramah.
2. Pembagian brosur.
3. Penyuluhan cara membuat kompres jahe serta manfaatnya

K. Rancangan Evaluasi
Kegiatan dilaksanakan setiap bulan satu kali di posyandu lansia Rafael, selama satu semester.
Akan dievaluasi pada minggu pertama bulan ke tiga dan ke enam dengan metode :
1. Pemeriksaan intensitas nyeri untuk mendapatkan informasi tentang efektivitasnya terapi
kompres jahe
2. Pemeriksaan intensitas nyeri dilakukan setiap minggu sekali untuk mengetahui ketaatan
lansia dalam melakukan terapi kompres jahe.

L. Jadwal Pelaksanaan.
Jadwal Pelaksanaan
No Uraian Kegiatan
3 4 5 6 7 8
1. Pembuatan modul pelatihan 
2. Penyuluhan pembuatan terapi
     
kompres jahe.
3. Evaluasi kerutinan.  
4. Evaluasi pengurangan intensitas

nyeri

M. Daftar Pustaka
An. (2010). Jahe Redakan Nyeri Otot. Diperoleh Tanggal 12 Februari 2012, From :
Http;//Kesehatankompas.Com/Read/2010/05/20/08195490/jahe.Redakan.Nyeri.O
ot.

Brunner, Suddarth.2002.Keperawatan Medikal Bedah.Jakarta.EGC

Charlish Anne.2010. Artritis dan Reumatoid.Yogyakarta. Citra Aji Pramana.

Dermawan,F. (2008). Lansia Masa Kini Dan Mendatang diperoleh tanggal 12 februari 2012,
From. http;// www.Headline News/Situs Resmi Kementrian Kesehatan
Rakyat.Htm

Direktorat Jenderal Pendidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik


Indonesia; 2013; Panduan Pelaksanaan Penelitian dan Pengabdian Kepada
Masyarakat di Perguruan Tinggi; Edisi IX Jakarta.

Koeswara,S. (2000). Jahe Rimpang Dan Sejuta Khasiat. Diperoleh Tanggal 12 Februari
2012, From. Http;//Indomedia,/Intisari.Htm
Persatuan ahli penyakit dalam.2006. Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : EGC

Price, Sylvia A. Dan Lorraine M. Wilson.1995.Patofisiologi.Jakarta:EGC.

Sudoyo Aru W. 2010. Ilmu Penyakit Dalam (jilid III). Jakarta : internal Publishing

Wilkonson, Judith M.2007.Buku Saku Diagnosa Keperawatan.Jakarta:EGC

Unit Pengabdian Masyarakat Poltekkes Kemenkes Jayapura; 2016; Panduan Pengabdian


Kepada Masyarakat, Jayapura 2016.

N. Alokasi Dan Perincian Anggaran


No Uraian Kegiatan Volume kegiatan Unit cost Jumlah
1 Survei lahan/tempat 5 or 200,000 1,000,000
2 Bahan kontak 113 or 15,000 1,695,000
3 Pembuatan modul pendidikan 113 bh 50,000 5,650,000
kesehatan.
4 Pembuatan materi pendidikan 5 or 250,000 1,250,000
kesehatan.
5 Pembuatan brosur 113 or 3,000 339,000
6 Pemeriksaan gula darah 113 or 30,000 3,390,000
7 Transportasi lokal 5 or 200,000 1,000,000
Jumlah 14,324,000

Nabire, 3 Maret 2016


Ketua Tim Pengabdian Kepada Masyarakat
Prodi D-III Keperawatan Nabire

Sukatemin, S.Kep., Ns., M.Kep., CWCS.


NIP. 197105051991031004

Anda mungkin juga menyukai