SISTEM INTEGUMENT
Varisela (cacar air)
Dosen Pembimbing : Khotimah,S.Kep.Ns,M.Kes
KELOPMPOK IV
1.
2.
3.
4.
5.
Sara
(7311028)
Luxmanul Hakim (7311023)
Dian Istiqomah (7311010)
Nur Laila Shofiana
(7311026)
Uswatun Khasanah
(7311032)
LEMBAR PENGESAHAN
MAKALAH
i
SISTEM INTEGUMENT
Varisela (cacar air)
Sara
(7311028)
Luxmanul Hakim (7311023)
Dian Istiqomah
(7311010)
Nur Laila Shofiana (7311026)
Uswatun Khasanah (7311032)
MENYETUJUI / MENGESAHKAN
Dosen Pembimbing
Khotimah,S.Kep.Ns,M.Kes
Kata Pengantar
ii
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk
maupun isinya yang sederhana.
Terimaksih kami sampaikan kepada dosen pembimbing yang senantiasa ada buat
kami untuk memperbaiki segala kekurangan kami dalam makalah ini. Terimaksih pula
kepada teman-teman yang senantiasa menjaga kekompakan dalam pengerjaan makalah ini.
Serta orang tua kami yang senantiasa mendoakan kami dari jauh sana.
Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan serta
pengalaman bagi kami dan pembaca, sehingga makalah ini dapat diperbaiki dan
dikembangkan bentuk maupun isinya agar kedepannya menjadi lebih baik.
Makalah yang sederhana ini masih sangat jauh dari kesempurnaan karena pengalaman
kami yang masih sangat minim. Oleh karena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk
memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................i
iii
LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................ii
KATA PENGANTAR.............................................................................................iii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................5
1.1Latar Belakang................................................................................................5
1.2Rumusan Masalah...........................................................................................5
1.3Tujuan.............................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................6
2.1 Pengertian ......................................................................................................6
2.2 Etiologi...........................................................................................................6
2.3 Patologi..........................................................................................................7
2.4 Patofisiologi...................................................................................................8
2.5 Tanda dan Gejala............................................................................................8
2.6 WOC .......................................................................................................10
2.7 Penanganan..................................................................................................11
2.7
Komplikasi..............................................................................................................
2.9 Asuhan Keperawatan...................................................................................13
BAB III PENUTUP...............................................................................................25
3.1 Kesimpulan..................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................ 26
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Varicella merupakan famili human (alpha) dari virus. Virus terdiri dari dari
genome DNA. Tertutup inti yang mengandung protein dan dibungkus oleh glikoprotein.
Virus ini dapat menyebabkan dua jenis penyakit yaitu varicella (chickenpox) dan herpes
zooster (shingles).
Pada tahun 1767, Heberden dapat membedakan dengan jelas antara chickenpox
dan smallpox,yang diyakini chickenpox berasal dari bahasa inggris yaitu gican yang
maksudnya penyakit gatal ataupun berasal dari bahasa prancis yaitu chiche-pois yang
menggambarkan ukuran dari vesikel.
Pada tahun 1888.von bokay menemukan hubungan antra varicella dan herpes
zooster,ia menemukan bahwa varicella dicurigai berkembang dari anak-anak yang
terpapar dengan seseorang yang menderita herpes zooster akut.
Pada tahun 1943, Garland mengetahui terjadinya herpes zooster akibat reaktivasi
virus yang laten. Pada tahun 1952, Weller & Stoddart melakukan penelitian secara invitro.
Mereka menemukan varicella & herpes zooster disebabkan oleh virus yang sama.
(dr.Ramon Dumasari Lubis,SpKK,2008,hal:02)
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari penyakit varisela?
2. Bagaimana patofisiologi dari varisela?
3. Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien dengan varisela?
1.3 Tujuan Umum
Diharapkan kepada mahasiswa dapat memahami tentang pasien dengan varisela.
1.4 tujuan Khusus
Mahasiswa mampu menjelaskan dan memahami pengertian dari varisela.
Mahasiswa mampu memahami bagaimana patofisiologi terjadinya
varisela.
Mahasiswa mampu memahami dan mengerti asuhan keperawatan pasien
dengan varisela.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Cacar air atau varisela adalah penyakit sangat menular yang ditandai oleh ruam
vasikular gatal yang menyuruh tanpa penyakit sistemik yang bermakna pada anak
normal. (Abraham M.Rudolph,2006,hal: 765)
VARISELA (cacar air) adalah penyakit yang disebabkan virus varisela dengan
gejala dikulit dan selaput lendir berupa vesikula dan disertai gejala konstitusi.
(Prof.DR.dr.R.S.Siregar,Sp.KK,2005,hal:88)
Infeksi primer dengan dengan virus varisela zoster (vvz) menimbulkan varizela
(cacar air). Virus membentuk infeksi laten diakar ganglia dorsal. Reaktivasi
menyebabkan herpes zoster (thingles = penyakit ruam saraf).
(Nelson,2012,hal:1097)
Infeksi yang biasanya timbul pada ank-anak usia sekolah,tetapi kadang=kadang
juga menyerang orang dewasa muda. Varisela ditandai malaise dan demam,yang diikuti
oleh erupsi multipel makula eritematosa kecil,papula dan vesikel.
(Sylvia A.Price,2006.hal: 1447)
2.2 Etiologi
-
2.3 Patologi
Varisela mulai dengan pemasukan virus ke mukosa yang dipindahkan dalam sekresi
saluran pernafasan atau dengan kontak langsung lesi kulit varisela atau herpes zoster.
Pemasukan disertai dengan masa inkubasi 10 21 hari,pada saat tersebut penyebaran virus
6
subklinis terjadi. Akibat lesi kulit tersebar bila ineksi masuk fase viremi : sel munonuklear
darah perifer membawa virus infeksius. Menghasilkan kelompok vesikel baru selama 3 - 7
hari. VVZ juga di angkut kembali ke tempat tempat mukosa saluran pernafasan selama
akhir masa inkubasi.
Memungkinkan penyebaran pada kontak rentan sebelum muncul ruam. Penularan
virus infeksius oleh droplet pernafasan membedakan VVZ dari virus herpes manusia yang
lain. Penyeberan viseral virus menyertai kegagalan respon hospes untuk menghentikan
virenmia yang menyebabkan infeksi paru,hati , otak dan organ lain. VVZ menjadi latendi sel
akar ganglia dorsal pada semua individu yang mengalami infeksi primer. Reaktivasinya
menyebabkan ruam vesikuler terlokalisasi yang biasanya melibatkan penyebaran dermatom
dari satu saraf sensoris ; perubahan nekrotik di timbulkan pada ganglia terait, kadang
kadang meluas pada kornu posterior. (NELSON,2012,hal: 1097)
2.4 Patofisiologi
Virus varisela masuk kedalam tubuh manusia melalui mukosa saluran nafas atau
orofaring. Multiplikasi virus di tempat tersebut diikuti oleh penyebaran virus dalam jumlah
sedikit melalui darah dan limfe (viremia primer) virus dimusnahkan oleh sel sistem
retikuloendotelia,yang merupakan tempat utama replikasi virus selama masa inkubasi.
Selama masa inkubasi virus dihambat sebagian oleh mekanisme pertahanan tubuh yang
terinversi,replikasi virus dapat mengalhakn pertahanan tubuh yang belum berkembang,
sehinngu 2minggu setelah infeksi terjadi viremia sekunder dalam jumlah yang lebih banyak.
Viremia tersebut menyebabkan demam dan malaese anoreksia serta menyebarkan virus
keseluruh tubuh, terutama ke kulit dan mukosa.
Respon imun pasien yang kemudian berkembang akan menghentikan viremia dan
menghambat berlanjutnya lesi pada kulit dan organ lain. Terjadinya komplikasi varisela
mencerminkan gagalnya respon imun tersebut. Menghentikan replikasi serta penyebaran
virus dan berlanjutnya infeksi. Keadaan ini terutam terjadi pada pasien imunokompromais
imunitasnya teganggu dan dapat menyebabkan varisela semakin berat atau bahkan
berlangsung lebih lama. (Siti Aisyah.2003)
2.5 Tanda & Gejala (NELSON,2012,hal: 1098)
Demam
Malaise
Anoreksia
Nyeri kepala
Kenaikan suhu biyasanya sedang,berkisar 100-1020F tetapi mungkin setinggi
1060F.
Ruam dan lesi varisela tampak mula-mula pada kulit kepala,wajah dan sbatang
tubuh.
Kadang-kadang Nyeri abdomen ringan terjadi 24-28 jam sebelum ruam
muncul.
2.6 WOC
Masukny
a virus
Terhirup
Mekanisme
pertahanan
tubuh
Antibody
menurun
Masuk ke
orofaring
(pernafasan)
infeksi
Menyebar ke
kalenjar getah
bening
Demam
Tinggi
Hypertermi
Tanda
gejala
akan flu
Mengikut
i aliran
darah
Defisit
Pengetahuan
Veremia
masuk ke
lapisan kulit
Menyerang
dermis dan
epidermis
Variola/small
pox
Menyebabkan
lesi pada kulit
ulkus
Respon
gatal
Virus menyebar
ke seluruh tubuh
Pecahnya
variola
talamus
Melewati masa
inkubasi
Virus
berkembsng
Contak
serebri
Lesi semakin
banyak
Sitem imun
menurun
impuls
Wajah,leher dan
batang tubuh
Kerusakan
integritas kulit
inflamasi
Tekanan
berupa
Penyebaran
penyakit
Gangguan citra
tubuh
nyeri
Resiko Infeksi
2.7 Penatalaksanaan
Biasanya pengobatan hanya sistomatik, yaitu analgetik dan antipiretik seperti
metampiron atau asetaminofen. Lokal dapat diberikan bedak basahatau bedak kering
yang mengandung salisil 2% atau mentol 2%. Kalau terdapat infeksi sekunder berikan
antibiotik.
10
Pnemonia
Kelainan ginjal
Ensefalitis
Meningitis
Yang biasanya terjadi pada anak hanya berupa infeksi varisela pada kulit,namun
kalau terjadi pada orang dewasa dapat terjadi radang paru paru atau
pneumonia.
(Sylvia A.Price.2006.hal:1447)
ASUHAN KEPERAWATAN
Kasus
11
B. Keluahan utama
Klien datang ke poli dengan keluhan badannya terasa demam seperti akan flu dan
terdapat ruam yang berisi air disekitar tubuhnya.
C. Riwayat penyakit sekarang
Saat ini klien merasa badannya terasa panas seperti akan flu dan terdapat ruam
merah pada bagian tubuhnya. Klien mengatakan nyeri apabila ruamnya di pegang.
Sebelumnya klien belum pernah periksa kesehatan. Klien mengkonsumsi obat dari
warung terdekat berupa obat flu karena klien menyangka dirinya akan terkena flu.
D. Riwayat penyakit dahulu
Klien mengatakan tidak pernah mengalami penaykit kulit sebelumnya.
E. Riwayat penaykit keluarga
12
Sebelumnya tetangga dari klien pernah mengalami penyakit cacar air dan klien
sering berkunjung ke tetangganya saat cacarnya sudah mualai kering. Tidak ada
anggota keluarganya mengalami keluhan seperti klien.
F. Riwayat psikososial
Dengan keadaannya sekarang klien merasa malu karena bagian tubuhnya terdapat
ruam yang berisi air terutama klien mengeluhkan bagian dari wajahnya yang
banyak terdapat ruam.
G. Kebiasaan sehari-hari
Klien mengaku jarang mengkonsumsi sayuran namun lebih suka makanan instan.
Klien adalah seorang pelayan. Yang aktifitasnya sehari-hari bekerja di laut.
H. Pemeriksaan Fisik
Terdapat lesi dan ruam pada kulit dan peningkatan suhu tubuh atau demam serta
terdapat perubahan TTV. Pada pengkajian kulit ditemukan adanya vesikel-vesikel
yang nyeri pada saat di sentuh. Ketika di palpasi terdapat tonjolan yang tidak rata
dengan permukaan kulit.
Diagnosa
1. Hypertermi b/d penyakit d/d klien mengtakan demam.
2. Kerusakan integritas jaringan b/d mekanik (misalnya.tekanan,koyakan,friksi)
d/d klien mengeluh nyeri saat di sentuh.
3. Gangguan citra tubuh b/d ruam pada kulit d/d klien memilih beraktifitas di
dalam rumah dari pada di luar rumah
4. Defisit pengetahuan b/d penyakit yang dialami d/d klien salah persepsi atas
gejala penyakit yang timbul.
5. Resiko tinggi tejadi infeksi b/d kerusakan jaringan kulit d/d klien mengatakan
panas pada kulitnya
13
Intervensi
No. Diagnosa
Tujuan
setelah dilakukan
tindakan
keperawatan 1x24
jam menunjukkan
temperatur dalam
batas
Hypertermi b/d
penyakit d/d klien
mengtakan demam
Intervensi
Rasional
1. Observasi tanda
tanda vital
2. Berikan
penjelasan
tentang
penyebab
demam atau
peningkatan
suhu tubuh
2. keterlibatan
keluarga sangat
berarti dalam
kesembuhan di
rumah sakit
3. Berikan kompres
hangat
di
daerah
ketiak
dan dahi
4. Anjurkan
klien
untuk stirahat di
tempat tidur
5. Anjurkan untuk
memakai
pakaian yang
14
1. ttv merupakan
acuan untuk
mengetahui
keadaan umum
pasien
3. kompres hangat
memberikan efe
vasodilatasi
pembuluh darah
sehingga dapat
meningkatkan
pengeluaran panas
tubuh melalui pori
pori
4. mencegah
terjadinya
peningkatan
metabolisme tubuh
dan membantu
proses
penyembuhan
5. pakaian yang tipis
akan membantu
mengurangi
tipis dan
menterap
keringat
6. Monitor dan
catat intake dan
ouput cairan
intravena sesuai
program medic
7. Kolaborasi
dengan
dokter
atau
penguapan tubuh
6. peningkatan intake
cairan perlu untuk
mencegah
dehidrasi
7. antipiretik
membantu
menurunkan suhu
tubuh
tim
kesehatan yang
lain
dalam
emberian
obat
antipiretik.
dilakukan
b/d tindakan
jaringan
mekanik
keperawatan selama
(misalnya.tekanan,k
2x 24 jam mencapai
oyakan,friksi)
klien
1. Terapkan prinsip
pencegahan
luka dekibitus
d/d
mengeluh
2. Atur posisi
pasien
senyaman
mungkin
penyembuhan tepat
waktu
dan
adanya
regenerasi jaringan
1. prinsip
pencegahan
luka
dekibitus,meng
urasi resiko
terjadinya
tekanan dari
jaringan lunak.
2. meminimalkan
terjadinya
jaringan
yang
terkena
dekibitus
Gangguan
citra setelah
dilakukan
1. Bantu
memaksimalkan
1. mamanfaatkan
kemampuan
dapat menutupi
kulit
klien keperawatan 1 x 24
d/d
pasien
4.
kemampuan
yang dimiliki
pasien saat ini
2. Ekplorasi
aktifitas baru
yang dapat
dilakukan
dapat
keadaan
dilakukan
1. Jelaskan kembali
mengenai
patofisiologi
/prognosis
penyakit
d/d
jam
terjadi
adanya pemahaman
kondisi
dan
2. Tinjau kembali
obat obat yang
didapat
kebutuhan
pengobatan
5.
1. Tekankan
pentingnya
teknik cuci
tangan yang
baik untuk
semua individu
yang kontak
langsung
dengan pasien
2. Gunakan
skort,sarung
tangan,masker
dan teknik
aseptic kulit
3. Awasi atau
batasi
pengunjung bila
perlu
4. Cukur atau ikat
rambut di
sekitar daerah
b/d tindakan
infeksi
kerusakan
kulit
dilakukan
jaringan keperawatan
d/d
mengatakan
pada kulitnya
klien jam
panas
1x24
diharapkan
mencapai
kesembuhan
penyembuhan
luka
16
kekurangan
2. memfasilitasi
dengan
memanfaatkan
keletihan
1. memberikan
kesempatan
mengklarifikasi
kesalahan
presepsi dan
keadaan
penyakit yang
ada yang
sesuai dengan
yang ditangani
2. tidak ada
pemahaman
terhadap obat
obatan yang
dapat
menyebabkan
terjadinya
kecemasan
keluarga.
1. Tekankan
pentingnya
teknik cuci
tangan yang
baik untuk
semua individu
yang kontak
langsung
dengan pasien
2. mencegah
masuknya
organism
infeksius
3. mencegah
kotaminasi
silang dari
pengunjung
4. rambut
merupakan
media yang
yang terdapat
erupsi
5. Bersihkan
jaringan nekrotik
/yang lepas
6. Awasi tanda
tanda vital
baik untuk
pertumbuhan
bakteri
5. meningkatkan
penyembuhan
6. indicator
terjadinya
infeksi
Implementasi
No Diagnosa
Tgl/jam Tindakan
1. Hypertermi b/d penyakit d/d klien 17.10.13
1. mengobservasi tanda tanda
07.00
vital
mengtakan demam
2. memberikan penjelasan
tentang penyebab demam
atau peningkatan suhu tubuh
4. menganjurkan
klien
untuk
2.
1. menerapkan prinsip
pencegahan luka dekibitus
2. mengatur posisi pasien
senyaman mungkin
(misalnya.tekanan,koyakan,friksi)
17
Paraf
sentuh
3.
1. membantu memaksimalkan
kemampuan yang dimiliki
pasien saat ini
2. Tinjau kembali obat obat
yang didapat
4.
1. menjelaskan kembali
mengenai patofisiologi
/prognosis penyakit
2. meninjau kembali obat obat
yang didapat
5.
Evaluasi
18
No.
1.
Diagnosa
Tgl/jam
Hypertermi b/d penyakit d/d klien
17.10.13
07.00
mengatakan demam.
Catat Perkembangan
Paraf
S : px mengatakan sudah
tidak demam
O: suhu normal (36,5
37,5 o C)
A: Masalah teratasi
P: Intervensi 1,2,3,4,5,6
dan 7 dihentikan
2.
18.10.13
07.00
(misalnya.tekanan,koyakan,friksi)
S : px mngatakan nyeri
yang
di
rasakan
menurun
O: sudah tidak terdapat
sentuh.
A: Masalah teratasi
p: Intervensi 1,2 dan 3
dihentikan
3.
19.10.13
07.00
S: px mengatakan sudah
dapat
melakukan
O: P,Q,R,S,T
A: Masalah teratasi
P: Intervensi 1,2 dan 3
dihentikan
20.10.13
07.00
S : pasien mengatakan
sudah
memahami
timbul.
derita.
O:
A: masalah teratasi
P : Interverensi 1 dan 2 di
21.10.13
07.00
hentikan
S : Px mengatakan panas
yang dirasakan sudah
mereda
O : Color kulit membaik
A : Masalah teratasi
P : Interverensi 1,2,3,4,5
dan 6 dihentikan
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Cacar air atau varisela adalah penyakit sangat menular yang ditandai oleh ruam
vasikular gatal yang menyuruh tanpa penyakit sistemik yang bermakna pada anak normal.
Infeksi yang biasanya timbul pada ank-anak usia sekolah,tetapi kadang=kadang juga
menyerang orang dewasa muda. Varisela ditandai malaise dan demam,yang diikuti oleh
erupsi multipel makula eritematosa kecil,papula dan vesikel. Penyebab yang menimbulkan
varicela yaitu virus varisela-zoster, yaitu kelompok virus herpes berukuran 140-200 m berinti
DNA, umur dan lingkungan. Tanda dan gejala seseorang yang terkena varicela yaitu
demam,nyeri kepala,malaise,dll.Namun adapun penatalaksanaan seseorang yang mengalami
varisela yaitu dengan menggunakan acixlovir.
20
DAFTAR PUSTAKA
Rudolph,M abraham,dkk. 2006. Buku Ajar Pediatrik RUDOLPH. vol . EGC ; Jakarta
21
22