Anda di halaman 1dari 34

Malaysia

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas


Langsung ke: navigasi, cari

Malaysia

Bendera

Motto: "Bersekutu Bertambah Mutu"1


Lagu kebangsaan: Negaraku

Ibu kota

Kuala Lumpur
Putrajaya (pusat administratif)2
308N 10142E

Kota terbesar

Kuala Lumpur

Bahasa resmi

Bahasa Melayu (Bahasa


Malaysia) 3

Demonim
Pemerintahan
- Yang di-Pertuan Agong

Bangsa Malaysia
Monarki terpilih konstitusional
federal dan demokrasi
parlementer)
Tuanku Mizan Zainal Abidin

- Perdana Menteri

Najib Tun Razak


Kemerdekaan

Dari Britania Raya


(hanya Malaya)

Federasi (dengan Sabah,


Sarawak dan Singapura4) 16 September 1963[2]

31 Agustus 1957[1]

Luas
- Total

329,847 km2 (66)

- Air (%)

0,3
Penduduk

- Perkiraan Sep 2008

27.730.000[3] (43)

- Sensus 2000

24.821.286

- Kepadatan

845/km2 (114)

PDB (KKB)

Perkiraan 2008

- Total

$384,119 miliar[4] (30)

- Per kapita

$14.071[4] (59)

PDB (nominal)

Perkiraan 2008

- Total

$222,219 miliar[4] (39)

- Per kapita

$8.140[4] (63rd)

Gini (2004)

40,3

IPM (2008)

0,823 (high) (63)

Mata uang

Ringgit (RM) (MYR)

Zona waktu

MST (UTC+8)

Lajur kemudi

kiri

Ranah Internet

.my

Kode telepon

606

Malaysian Flag and Crest dari www.gov.my.

Kuala Lumpur adalah ibu kota Malaysia. Sementara, Putrajaya adalah


pusat pemerintahan Malaysia.

Nama kebijakan resmi pemerintah adalah Bahasa Malaysia ([5] namun


undang-undang terus mengacu bahasa resmi sebagai Bahasa Melayu
Bahasa Inggris masih boleh digunakan untuk sebagian keperluan resmi
menurut Undang-Undang Bahasa Nasional 1967.

Singapura menjadi negara merdeka pada 1965

Dihitung berdasarkan perkiraan penduduk terakhir

020 dari Singapura.

Untuk wilayah biogeografi Indomalaya yang mencakup Malaysia di dalamnya, lihat


Malesia.

Perjanjian mengenai pendirian negara Malaysia (documen)

Undang-undang tentang Malaysia 1963


Malaysia adalah sebuah negara federasi[2] yang terdiri dari tiga belas negara bagian dan
tiga wilayah persekutuan di Asia Tenggara dengan luas 329.847 km persegi.[6][7]
Ibukotanya adalah Kuala Lumpur, sedangkan Putrajaya menjadi pusat pemerintahan
persekutuan. Jumlah penduduk negara ini melebihi 27 juta jiwa.[7] Negara ini dipisahkan
ke dalam dua kawasan Malaysia Barat dan Malaysia Timur oleh Kepulauan
Natuna, wilayah Indonesia di Laut Cina Selatan.[7] Malaysia berbatasan dengan Thailand,
Indonesia, Singapura, Brunei, dan Filipina.[7] Negara ini terletak di dekat khatulistiwa dan
beriklim tropika.[7] Kepala negara Malaysia adalah Yang di-Pertuan Agong[8] dan

pemerintahannya dikepalai oleh seorang Perdana Menteri.[9][10] Model pemerintahan


Malaysia mirip dengan sistem parlementer Westminster.[11]
Malaysia sebagai negara persekutuan tidak pernah ada sampai tahun 1963. Sebelumnya,
sekumpulan koloni didirikan oleh Britania Raya pada akhir abad ke-18, dan paro barat
Malaysia modern terdiri dari beberapa kerajaan yang terpisah-pisah. Kumpulan wilayah
jajahan itu dikenal sebagai Malaya Britania hingga pembubarannya pada 1946, ketika
kumpulan itu disusun kembali sebagai Uni Malaya. Karena semakin meluasnya
tentangan, kumpulan itu lagi-lagi disusun kembali sebagai Federasi Malaya pada tahun
1948 dan kemudian meraih kemerdekaan pada 31 Agustus 1957.[1][12]
Pada 16 September 1963 sesuai dengan
Artikel atau bagian dari artikel ini diterjemahkan dari Malaysia di
en.wikipedia.org. Isinya mungkin memiliki ketidakakuratan. Selain itu
beberapa bagian yang diterjemahkan kemungkinan masih memerlukan
penyempurnaan. Pengguna yang mahir dengan bahasa yang bersangkutan
dipersilakan untuk menelusuri referensinya dan menyempurnakan terjemahan ini.
(Pesan ini dapat dihapus jika terjemahan dirasa sudah cukup tepat)

Resolusi Majelis Umum PBB 1514 dalam proses dekolonialisasi, Singapura, Sarawak,
Borneo Utara atau yang sekarang lebih dikenal sebagai Sabah berubah menjadi negara
bagian dari federasi bentukan baru yang bernama Malaysia termasuk dengan Federasi
Malaya.[2][13] dan pada 9 Agustus 1965 Singapura kemudian dikeluarkan dari Malaysia
dan menjadi negara merdeka yang bernama Republik Singapura.[14][15] saat tahun-tahun
awal pembentukan federasi baru terdapat pula tentangan dari Filipina dan konflik militer
dengan Indonesia[16]
Bangsa-bangsa di Asia Tenggara mengalami ledakan ekonomi dan menjalani
perkembangan yang cepat di penghujung abad ke-20. Pertumbuhan yang cepat pada
dasawarsa 1980-an dan 1990-an, rata-rata 8% dari tahun 1991 hingga 1997, telah
mengubah Malaysia menjadi negara industri baru.[17][18] Karena Malaysia adalah salah
satu dari tiga negara yang menguasai Selat Malaka, perdagangan internasional berperan
penting di dalam ekonominya.[19] Pada suatu ketika, Malaysia pernah menjadi penghasil
timah, karet dan minyak kelapa sawit di dunia.[20] Industri manufaktur memiliki pengaruh
besar bagi ekonomi negara ini.[21] Malaysia juga dipandang sebagai salah satu dari 18
negara berkeanekaragaman hayati terbesar di dunia.[22]
Suku Melayu menjadi bagian terbesar dari populasi Malaysia. Terdapat pula komunitas
Tionghoa-Malaysia dan India-Malaysia yang cukup besar.[23] Bahasa Melayu[24] dan Islam
masing-masing menjadi bahasa dan agama resmi negara.[7][25]
Malaysia adalah anggota perintis ASEAN dan turut serta di berbagai organisasi
internasional, seperti PBB.[26][27] Sebagai bekas jajahan Inggris, Malaysia juga menjadi
anggota Negara-Negara Persemakmuran.[28] Malaysia juga menjadi anggota D-8.[29]

Daftar isi

1 Etimologi
2 Sejarah
o 2.1 Prasejarah
o 2.2 Sejarah Dini
o 2.3 Mendaratnya Britania
o 2.4 Setelah kemerdekaan
3 Politik dan Pemerintahan
4 Pembagian administratif
o 4.1 Malaysia Barat (Semenanjung)
o 4.2 Malaysia Timur
5 Kota-kota Besar
6 Geografi
o 6.1 Sumber daya alam
7 Demografi
o 7.1 Agama
o 7.2 Pendidikan
o 7.3 Kesehatan
o 7.4 Kewarganegaraan
8 Ekonomi
9 Infrastruktur
10 Budaya
o 10.1 Hari libur
11 Pariwisata
o 11.1 Gunung
o 11.2 Sungai
o 11.3 Pantai
o 11.4 Pulau
o 11.5 Lainnya
12 Tokoh utama di Malaysia
13 Organisasi
14 Fakta lain
15 Lihat pula
16 Referensi
17 Pustaka

18 Pranala luar

Etimologi

Kata Malaysia terlihat pada peta tahun 1914 dari sebuah atlas Amerika.
Nama "Malaysia" diadopsi pada 1963 ketika Federasi Malaya bertambah Singapura,
Sabah, dan Sarawak membentuk federasi bernama Malaysia[2] [13] Tetapi nama itu sendiri
pernah membingungkan ketika dipakai untuk merujuk wilayah-wilayah di Asia Tenggara.
Sebuah peta yang diterbitkan pada 1914 di Chicago menampilkan nama Malaysia pada
wilayah tertentu di Nusantara.[30] Politikus di Filipina pernah menghendaki penamaan
negara mereka sebagai "Malaysia", tetapi Malaysia-lah yang pertama mengadopsi nama
itu pada 1963 sebelum Filipina bertindak lebih jauh tentang masalah itu.[31] Nama lain
pernah dianjurkan untuk federasi 1963. Di antaranya adalah Langkasuka (Langkasuka
adalah sebuah kerajaan kuno yang berada di bagian hulu Semenanjung Malaya pada
milenium pertama masehi).[32]
Bahkan mundur lebih jauh lagi, seorang etnolog Inggris, George Samuel Windsor Earl, di
dalam jilid IV Jurnal Kepulauan India dan Asia Timur pada 1850 mengusulkan untuk
menamai kepulauan Indonesia sebagai Melayunesia atau Indunesia, kendati dia lebih
menyukai yang terakhir.[33]

Sejarah
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Sejarah Malaysia

Prasejarah
Sisa-sisa arkeologis ditemukan di Malaysia Barat, Sabah, dan Sarawak. Semang memiliki
leluhur jauh di Semenanjung Malaya, merujuk pada pemukiman pertama dari Afrika,
lebih dari 50.000 tahun lalu. Senoi muncul sebagai kelompok campuran, dengan hampir
separo silsilah dari garis ibu moyang Semang dan separonya lagi Indocina. Ini
bersesuaian dengan dugaan bahwa mereka mewakili keturunan penutur Austronesia kuno,
kaum tani, yang membawa bahasa dan teknologi mereka ke bagian selatan semenanjung
kira-kira 5.000 tahun lalu dan menyatu dengan penduduk asli. Manusia Proto Melayu
lebih beraneka ragam, dan meskipun mereka menunjukkan beberapa kaitan dengan Asia
Tenggara kepulauan, beberapa di antaranya juga memiliki leluhur di Indocina dari zaman
Last Glacial Maximum, diikuti oleh penyebaran Holosen-dini melalui Semenanjung
Malaya ke Asia Tenggara kepulauan.[34]

Sejarah Dini

Semenanjung Malaya berkembang sebagai pusat perdagangan utama di Asia Tenggara,


karena berkembangnya perdagangan antara Cina dan India dan negara lainnya melalui
Selat Malaka yang sibuk. Claudius Ptolemaeus menunjukkan Semenanjung Malaya pada
peta dininya dengan label yang berarti "Golden Chersonese", Selat Malaka ditulis sebagai
"Sinus Sabaricus".[35] Dari pertengahan hingga akhir milenium pertama, sebagian besar
semenanjung, begitupun Nusantara berada di bawah pengaruh Sriwijaya.
Kerajaan Melayu yang paling awal tercatat dalam sejarah tumbuh dari kota-pelabuhan
tepi pantai yang dibuat pada abad 10. Di dalamnya termasuk Langkasuka dan Lembah
Bujang di Kedah, dan juga Beruas dan Gangga Negara di Perak dan Pan Pan di Kelantan.
Diperkirakan semuanya adalah kerajaan Hindu atau Buddha. Islam tiba pada abad ke-14
di Terengganu.

Benteng A Famosa di Melaka. Bangunan itu didirikan oleh bangsa Portugis pada abad ke15.
Terdapat banyak kerajaan Cina dan India pada abad ke-2 dan ke-3 Masehisebanyak 30
buah menurut sumber Cina. Kedahdikenal sebagai Kedaram, Cheh-Cha (menurut IChing), atau Kataha di dalam tulisan Palawa atau bahasa Sanskerta kunoberada di jalur
serbuan pedagang dan raja India. Rajendra Chola, Kaisar Tamil kuno yang diduga berada
di sekitar Kota Gelanggi, menjadikan Kedah tunduk pada 1025, tetapi penggantinya, Vira
Rajendra Chola, harus melumpuhkan pemberontakan Kedah untuk mengatasi para
penyerbu. Kedatangan Chola berhasil meredam keagungan Sriwijaya, yang memberi
pengaruh besar kepada Kedah dan Pattani bahkan sampai ke Ligor.
Kerajaan Buddha, Ligor mengambil kendali Kedah segera setelahnya, dan rajanya,
Chandrabhanu menggunakan tempat ini sebagai basis untuk menyerang Sri Lanka pada
abad ke-11, sebuah peristiwa yang dipahat di atas prasasti batu di Nagapattinum di Tamil
Nadu dan di dalam kisah-kisah bangsa Sri Lanka, Mahavamsa. Selama milenium
pertama, masyarakat di Semenanjung Malaya mengadopsi Hindu dan Buddha dan
penggunaan bahasa Sanskerta hingga mereka beralih kepada Islam.
Ada beberapa laporan dari wilayah lain yang lebih tua dari Kedahmisalnya kerajaan
kuno Gangga Negara, di sekitar Beruas di Perak, mendorong sejarah Malaysia lebih jauh
ke belakang. Jika itu belum cukup, sebuah puisi Tamil, Pattinapillai, dari abad ke-2 M,
menjelaskan barang-barang dari Kadaram menumpuk di jalanan ibukota Chola. Sebuah

drama sanskerta dari abad ke-7, Kaumudhimahotsva, merujuk Kedah sebagai Katahanagari. Agnipurana juga menyebutkan sebuah daerah yang dikenal Anda-Kataha dengan
salah satu batasnya menggambarkan sebuah puncak gunung, yang diyakini para sarjana
sebagai Gunung Jerai. Kisah-kisah dari Katasaritasagaram menjelaskan kemewahan
hidup di Kataha.

Gedung Sultan Abdul Samad di Kuala Lumpur, kompleks Pengadilan Tinggi Malaysia
dan Pengadilan Perdagangan. Kuala Lumpur adalah ibukota Negara-negara Melayu
Bersekutu dan ibukota Malaysia saat ini.
Pada permulaan abad ke-15, Kesultanan Melaka didirikan di bawah sebuah dinasti yang
didirikan oleh Parameswara, pangeran dari Palembang, Indonesia, di dalam kekaisaran
Sriwijaya. Penaklukan memaksa dia dan pendukungnya melarikan diri dari Palembang.
Parameswara berlayar ke Temasek untuk menghindari penganiayaan dan tiba di bawah
perlindungan Temagi, seorang penghulu Melayu dari Pattani yang ditunjuk oleh Raja
Siam sebagai bupati Temasek. Beberapa hari kemudian, Parameswara membunuh Temagi
dan mengangkat dirinya sendiri sebagai bupati. Kira-kira lima tahun kemudian, dia
meninggalkan Temasek karena ancaman dari Siam. Selama periode ini, Temasek juga
diserang oleh serombongan armada Jawa dari Majapahit.
Dia kemudian memimpin ke utara untuk mendirikan permukiman baru. Di Muar,
Parameswara berkehendak mendirikan kerajaan barunya di Biawak Busuk atau di Kota
Buruk. Mengetahui lokasi Muar tidaklah cocok, dia meneruskan perjalanannya ke utara.
Di sepanjang jalan, dia dilaporkan telah mengunjungi Sening Ujong (nama lampau untuk
Sungai Ujong modern) sebelum sampai di sebuah perkampungan nelayan di bibir Sungai
Bertam (nama lampau untuk Sungai Melaka modern). Tempat itu lambat laun
berkembang menjadi lokasi Melaka masa kini. Menurut Sejarah Melayu, di situlah dia
menyaksikan kancil mengecoh anjing ketika berteduh di bawah pohon Melaka. Dia
mengambil apa yang dia lihat sebagai pertanda yang baik dan kemudian dia mendirikan
sebuah kerajaan yang disebut Melaka, kemudian dia membangun dan memperbaiki
fasilitas untuk tujuan perdagangan.
Peralihan agama Parameswara ke Islam tidaklah jelas. Menurut sebuah teori oleh Sabri
Zain [3], Parameswara menjadi seorang Muslim ketika dia menikahi seorang Puteri
Samudera Pasai dan dia menyertakan gelar bergaya Persia "Syah", dengan menyebut
dirinya Iskandar Syah. Juga ada referensi yang menunjukkan bahwa beberapa anggota

kelas penguasa dan komunitas saudagar yang menetap di Melaka telah menjadi Muslim.
Kisah-kisah Cina menyebutkan bahwa pada 1414, putera penguasa pertama Melaka
mengunjungi Ming untuk mengabari mereka bahwa ayahnya telah wafat. Putera
Parameswara diakui secara resmi sebagai penguasa kedua Melaka oleh Kaisar Cina dan
bergelar Raja Sri Rama Vikrama, Raja Parameswara dari Temasik dan Melaka dan dia
dikenal sebagai tokoh Muslim Sultan Sri Iskandar Zulkarnain Syah atau Sultan Megat
Iskandar Syah, dan dia menguasai Melaka dari 1414 sampai 1424. [4] [5] Kerajaan ini
menguasai wilayah yang sekarang ini disebut Semenanjung Malaya, selatan Thailand
(Pattani, dan pantai timur Sumatera. Kerajaan ini berlangsung selama lebih dari satu
abad, dan dalam periode tersebut menyebarkan Islam ke seluruh Nusantara. Melaka,
sebagai pelabuhan perdagangan penting, terletak hampir di tengah-tengah rute
perdagangan Cina dan India.
Pada 1511, Melaka ditaklukkan oleh Portugal, yang mendirikan sebuah koloni di sana;
maka berakhirlah Kesultanan Melaka. Tetapi, Sultan terakhir melarikan diri ke Kampar,
Riau, Sumatera dan meninggal di sana. Putera-putera Sultan Melaka terakhir mendirikan
dua kesultanan di tempat lain di semenanjung & mdash; Kesultanan Perak di utara, dan
Kesultanan Johor (mulanya kelanjutan kesultanan Melaka kuno) di selatan. Setelah
jatuhnya Melaka, tiga negara berjuang menguasai Selat Malaka: Portugis (di Melaka),
Kesultanan Johor, dan Kesultanan Aceh. Konflik ini berlangsung sampai tahun 1641,
ketika Belanda (bersekutu dengan Kesultanan Johor) untuk merebut Melaka.
Kerajaan ini merupakan kelanjutan dari Kesultanan Malaka tua, tapi sekarang dikenal
dengan nama Kesultanan Johor, yang masih ada sampai sekarang. Setelah jatuhnya
Melaka, tiga negara berebut untuk mengambil kontrol Selat Malaka: Portugis (di
Malaka), Kesultanan Johor, dan Kesultanan Aceh; dan peperangan berakhir pada 1641,
ketika Belanda (bersekutu dengan Kesultanan Johor) merebut Malaka.

Mendaratnya Britania
Britania Raya mendirikan koloni pertamanya di Semenanjung Malaya pada 1786, dengan
penyewaan pulau Penang kepada Perusahaan Hindia Timur Britania oleh Sultan Kedah.
Pada 1824, Britania Raya menguasai Melaka setelah ditandatanganinya Traktat London
atau Perjanjian Britania-Belanda 1824 yang membagi kepemilikan Nusantara kepada
Britania dan Belanda, Malaya untuk Britania, dan Indonesia untuk Belanda.[36] Pada 1826,
Britania mendirikan Koloni Mahkota di Negeri-Negeri Selat, menyatukan
kepemilikannya di Malaya: Penang, Melaka, Singapura, dan pulau Labuan. Penang yang
didirikan pada 1786 oleh Kapten Francis Light sebagai pos komersial dianugerahkan oleh
Sultan Kedah. Negeri-Negeri Selat mulanya diurus di bawah British East India Company
di Kalkuta, sebelum Penang, dan kemudian Singapura menjadi pusat pengurusan koloni
mahkota, hingga 1867, ketika tanggung jawab pengurusan dialihkan kepada Kantor
Kolonial di London.
Selama abad ke-19, banyak negeri Melayu berupaya untuk mendapatkan bantuan Britania
untuk menyelesaikan konflik-konflik internal mereka. Kepentingan komersial
pertambangan timah di negeri-negeri Melayu bagi para saudagar di Negeri-Negeri Selat

membuat pemerintah Britania melakukan campur tangan di dalam negeri-negeri


penghasil timah di Semenanjung Malaya. Diplomasi Kapal Meriam Britania ditugaskan
demi mewujudkan resolusi perdamaian terhadap kekacauan sipil yang disebabkan oleh
bandit Cina dan Melayu. Pada akhirnya Perjanjian Pangkor 1874 meretas jalan untuk
perluasan pengaruh Britania di Malaya. Memasuki abad ke-20, negeri Pahang, Selangor,
Perak, dan Negeri Sembilan, bersama-sama dikenal sebagai Negeri-negeri Melayu
Bersekutu (jangan dirancukan dengan Federasi Malaya), di bawah kendali de facto
residen Britania diangkat untuk menasihati para penguasa Melayu. Orang Britania
menjadi "penasihat" di atas kertas, tetapi sebenarnya, mereka menjalankan pengaruh
penting di atas para penguasa Melayu.
Lima negeri lainnya di semenanjung, dikenal sebagai Negeri-negeri Melayu Bersekutu,
tidak diperintah langsung dari London, juga menerima para penasihat Britania di
penghujung abad ke-20. Empat dari lima negeri itu: Perlis, Kedah, Kelantan, dan
Terengganu sebelumnya dikuasai Siam. Negeri yang tidak bersekutu lainnya, Johor, satusatunya negeri yang memelihara kemerdekaannya di sebagian besar abad ke-19. Sultan
Abu Bakar dari Johor dan Ratu Victoria kenalan pribadi, dan mengakui satu sama lain
sederajat. Hal ini tidak pernah terjadi hingg 1914 ketika pengganti Sultan Abu Bakar,
Sultan Ibrahim menerima seorang penasihat Britania.
Di pulau Borneo, Sabah diperintah sebagai koloni mahkota Borneo Utara, sedangkan
Sarawak diperoleh dari Brunei sebagai kerajaan pribadi keluarga Brooke, yang berkuasa
sebagai Raja Putih.
Mengikuti Invasi Jepang ke Malaya dan pendudukan beruntunnya selama Perang Dunia
II, dukungan rakyat untuk kemerdekaan tumbuh.[37] Pasca-perang, Britania berencana
menyatukan pengelolaan Malaya di bawah koloni mahkota tunggal yang disebut Uni
Malaya didirikan dengan penentangan yang hebat dari Suku Melayu, yang melawan
upaya pelemahan penguasa Melayu dan mengizinkan kewarganegaraan ganda kepada
Tionghoa-Malaysia dan kaum imigran lainnya.[38] Uni Malaya, didirikan pada 1946 dan
terdiri dari semua kepemilikan Britania di Malaya, kecuali Singapura, dibubarkan pada
1948 dan diganti oleh Federasi Malaya, yang mengembalikan pemerintahan sendiri para
penguasa negeri-negeri Malaya di bawah perlindungan Britania.
Selama masa itu, pemberontakan di bawah kepemimpinan Partai Komunis Malaya
melaksanakan operasi gerilya yang dirancang untuk mengusir Britania dari Malaya.
Darurat Malaya, begitulah dikenalnya, berlangsung sejak 1948 hingga 1960, dan
melibatkan kampanye anti-kekacauan oleh serdadu Persemakmuran di Malaya. Meskipun
kekacauan dengan cepat ditumpas masih saja menyisakan kehadiran serdadu
persemakmuran, dengan latar belakang Perang Dingin.[39] Melawan latar belakang ini,
kemerdekaan untuk Federasi di dalam Persemakmuran diberikan pada 31 Agustus 1957.
[12]

Setelah kemerdekaan

Mahathir Mohamad adalah pemimpin terdepan yang membuat Malaysia menjadi


kekuatan industri utama.
Kemerdekaan Malaya, Pulau Pinang dan Malaka dicapai pada 31 Agustus 1957 dengan
nama Federasi Malaya.[1] Singapura masih berada di bawah kekuasaan Britania Raya
pada saat itu karena letaknya yang stategis. Pada 16 September 1963, Federasi Malaya
bersama-sama dengan koloni mahkota Britania, yaitu Sabah (Borneo Utara), Sarawak,
dan Singapura, membentuk Malaysia. Kesultanan Brunei, meski mulanya berminat
menggabungi Federasi, menarik kembali rencana penyatuan itu karena adanya
penentangan dari sebagian penduduk, juga dalih tentang pembayaran royalti minyak dan
status Sultan di dalam perencanaan penyatuan.[40][41]
Tahun-tahun permulaan pembentukan atau kemerdekaan diganggu oleh konflik dengan
Indonesia yang dicetuskan oleh Soekarno melalui Dwikora karena ketidak sesuaian
dengan laporan Sekretaris Jenderal PBB[42] [43]menyangkut pelanggaran Manila Accord
dalam pembentukan Malaysia,[44] Dalam perjalanan federasi ini kemudiaan diikuti dengan
keluarnya Singapura pada 1965 karena kembali adanya ketidak sesuaian dengan
Perjanjian Pembentukan Malaysia[2] dengan dipicu oleh politik diskriminasi, dan
pertikaian antar-ras di dalam Insiden 13 Mei pada 1969.[14][45] Filipina juga membuat
pengakuan aktif terhadap Sabah dengan penyelesaian damai[46] pada periode itu
berdasarkan penyerahan sebagian wilayah Kesultanan Brunei, yakni bagian timur-utara
kepada Kesultanan Sulu pada 1704. Pengakuan atas wilayah ini masih dilanjutkan hingga
saat ini oleh pihak Filipina.[47][48][49][50] Setelah Insiden 13 Mei pada 1969, Kebijakan
Ekonomi Baru yang kontroversialupaya penaikan hasil bagi kue ekonomi bumiputra
("pribumi", yang menyertakan sebagian besar orang Melayu, tetapi tidak selalu penduduk
asli) dibandingkan dengan kelompok suku lainnyadiluncurkan oleh Perdana Menteri
Abdul Razak. Malaysia sejak saat itu memelihara kesetimbangan politik kesukuan yang
lunak, dengan sistem pemerintahan yang memadukan pertumbuhan ekonomi dengan

kebijakan ekonomi dan politik yang menyokong keikutsertaan yang pantas dari semua
ras.[51]
Di antara tahun 1980-an dan pertengahan 1990-an, Malaysia mengalami pertumbuhan
ekonomi yang berarti di bawah kepemimpinan perdana menteri keempat, Dr. Mahathir
Mohamad.[52] Pada periode ini Malaysia mengalami lompatan dari ekonomi berbasis
pertanian ke ekonomi berbasis manufaktur dan industri (terutama bidang komputer dan
elektronika rumahan). Pada periode ini juga, bentang darat Malaysia berubah dengan
tumbuhnya beraneka mega-projek. Projek paling terkemuka adalah Menara Kembar
Petronas (sempat menjadi gedung tertinggi di dunia), Bandar Udara Internasional Kuala
Lumpur (KLIA), Jalan Tol Utara-Selatan, Sirkuit F1 Sepang, Multimedia Super Corridor
(MSC), bendungan Pembangkit Listrik Tenaga Air Bakun, dan Putrajaya, pusat
pemerintahan persekutuan baru.
Pada penghujung 1990-an, Malaysia diguncang oleh Krisis finansial Asia 1997, juga
tidak stabilnya politik yang disebabkan oleh penahanan Wakil Perdana Menteri Dato' Seri
Anwar Ibrahim.[53] Terdapat pula tentangan dari kaum sosialis dan reformis, sampai
kepada upaya pembentukan negara Islam. Pada 2003, Dr Mahathir, perdana menteri
Malaysia yang paling lama menjabat, mundur dan digantikan oleh wakilnya, Abdullah
Ahmad Badawi. Pemerintahan baru mengadvokasikan pandangan moderat negara Islam
yang didefinisikan oleh Islam Hadhari. Pada November 2007, Malaysia digoyang oleh
dua unjuk rasa anti-pemerintah. Unjuk rasa Bersih 2007 sejumlah 40.000 orang
dilaksanakan di Kuala Lumpur pada 10 November menganjurkan reformasi daerah
pemilihan. Itu dipicu oleh dugaan-dugaan korupsi dan ketidaksesuaian di dalam sistem
pemilihan di Malaysia yang condong kepada partai politik yang sedang berkuasa, Barisan
Nasional, yang selalu memerintah Malaysia sejak kemerdekaan 1957.[54] Unjuk rasa
lainnya dilakukan pada 25 November di ibukota Malaysia dan dipimpin oleh HINDRAF.
Penggerak unjuk rasa ini, Hindu Rights Action Force, melakukan protes berkenaan
kebijakan yang timpang, mengutamakan Suku Melayu. Jumlah peserta ditaksir antara
5.000 sampai 30.000.[55] Di kedua-dua kasus itu, pemerintah dan kepolisian berupaya
menangani dan mencegah penculikan dari tempat kejadian. Pada 16 Oktober 2008,
HINDRAF dilarang karena pemerintah mengecap kumpulan yang tidak berdaftar itu
sebagai "ancaman bagi keamanan nasional"[56] karena berusaha mendapatkan bantuan dan
dukungan dari kelompok teroris.[57], [58]

Politik dan Pemerintahan


Artikel utama untuk bagian ini adalah: Politik di Malaysia

Gedung Parlemen

Kantor Perdana Menteri Malaysia, Putrajaya

Perdana Menteri Malaysia saat ini, Najib Tun Razak.


Federasi Malaysia adalah sebuah monarki konstitusional. Kepala negara persekutuan
Malaysia adalah Yang di-Pertuan Agong, biasa disebut Raja Malaysia. Yang di-Pertuan
Agong dipilih dari dan oleh sembilan Sultan Negeri-Negeri Malaya, untuk menjabat
selama lima tahun secara bergiliran; empat pemimpin negeri lainnya, yang bergelar
Gubernur, tidak turut serta di dalam pemilihan.[59]

Sistem pemerintahan di Malaysia bermodelkan sistem parlementer Westminster, warisan


Penguasa Kolonial Britania. Tetapi di dalam praktiknya, kekuasaan lebih terpusat di
eksekutif daripada di legislatif, dan judikatif diperlemah oleh tekanan berkelanjutan dari
pemerintah selama zaman Mahathir, kekuasaan judikatif itu dibagikan antara pemerintah
persekutuan dan pemerintah negara bagian. Sejak kemerdekaan pada 1957, Malaysia
diperintah oleh koalisi multipartai yang disebut Barisan Nasional (pernah disebut pula
Aliansi).[60]
Kekuasaan legislatur dibagi antara legislatur persekutuan dan legislatur negeri. Parlemen
bikameral terdiri dari dewan rendah, Dewan Rakyat (mirip "Dewan Perwakilan Rakyat"
di Indonesia) dan dewan tinggi, Senat atau Dewan Negara (mirip "Dewan Perwakilan
Daerah" di Indonesia).[61][62][63] 222 anggota Dewan Rakyat dipilih dari daerah pemilihan
beranggota-tunggal yang diatur berdasarkan jumlah penduduk untuk masa jabatan
terlama 5 tahun. 70 Senator bertugas untuk masa jabatan 3 tahun; 26 di antaranya dipilih
oleh 13 majelis negara bagian (masing-masing mengirimkan dua utusan), dua mewakili
wilayah persekutuan Kuala Lumpur, masing-masing satu mewakili wilayah persekutuan
Labuan dan Putrajaya, dan 40 diangkat oleh raja atas nasihat perdana menteri. Di
samping Parlemen di tingkatan persekutuan, masing-masing negara bagian memiliki
dewan legislatif unikameral (Dewan Undangan Negeri) yang para anggotanya dipilih dari
daerah-daerah pemilihan beranggota-tunggal. Pemilihan umum parlemen dilakukan
paling sedikit lima tahun sekali, dengan pemilihan umum terakhir pada Maret 2008.[60]
Pemilih terdaftar berusia 21 tahun ke atas dapat memberikan suaranya kepada calon
anggota Dewan Rakyat dan calon anggota dewan legislatif negara bagian juga, di
beberapa negara bagian. Voting tidak diwajibkan.[64]
Kekuasaan eksekutif dilaksanakan oleh kabinet yang dipimpin oleh perdana menteri;
konstitusi Malaysia menetapkan bahwa perdana menteri haruslah anggota dewan rendah
(Dewan Rakyat), yang direstui Yang di-Pertuan Agong dan mendapat dukungan majoritas
di dalam parlemen.[65] Kabinet dipilih dari para anggota Dewan Rakyat dan Dewan
Negara dan bertanggung jawab kepada badan itu.[66]; sedangkan kabinet merupakan
anggota parlemen yang dipilih dari Dewan Rakyat atau Dewan Negara.
Pemerintah negara bagian dipimpin oleh Menteri Besar di negeri-negeri Malaya atau
Ketua Menteri di negara-negara yang tidak memelihara monarki lokal, yakni seorang
anggota majelis negara bagian dari partai majoritas di dalam Dewan Undangan Negeri.
Di tiap-tiap negara bagian yang memelihara monarki lokal, Menteri Besar haruslah
seorang Suku Melayu Muslim, meskipun penguasa ini menjadi subjek kebijaksanaan para
penguasa. Kekuasaan politik di Malaysia amat penting untuk memperjuangkan suatu isu
dan hak. Oleh karena itu kekuasaan memainkan peranan yang amat penting dalam
melakukan perubahan.

Pembagian administratif
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Negara Bagian Malaysia

Peta pembagian wilayah Malaysia.


Secara administratif, Malaysia memiliki 13 negara bagian (11 di Malaysia Barat dan 2 di
Malaysia Timur) dan 3 wilayah persekutuan (semua tiga wilayah persekutuan
digabungkan menjadi satu dalam bendera Malaysia) yang dilambangkan sebagai empat
belas jalur dan sudut bintang di Bendera Malaysia yang dinamakan "Jalur Gemilang":

Malaysia Barat (Semenanjung)


1. Johor Darul Takzim
2. Kedah Darul Aman
3. Kelantan Darul Naim
4. Melaka Bandaraya Bersejarah
5. Negeri Sembilan Darul Khusus
6. Pahang Darul Makmur
7. Perak Darul Ridzuan
8. Perlis Indera Kayangan
9. Pulau Pinang Pulau Mutiara
10. Selangor Darul Ehsan
11. Terengganu Darul Iman
12. Wilayah Persekutuan
1. Kuala Lumpur
2. Putrajaya

Malaysia Timur
1. Sabah Negeri Di Bawah Bayu
2. Sarawak Bumi Kenyalang
3. Wilayah Persekutuan
1. Labuan

Kota-kota Besar
1.
2.
3.
4.
5.

Kuala Lumpur
Johor Bahru
Shah Alam
Subang Jaya
Alor Setar

Geografi
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Geografi Malaysia

Peta Semenanjung Malaysia dan Malaysia Timur

Pemandangan pantai di Pulau Tioman.


Malaysia adalah negara berpenduduk terbanyak ke-43 dan negara dengan daratan terluas
ke-66 di dunia, dengan jumlah penduduk kira-kira 27 juta dan luas wilayah melebihi
320.000 km2. Jumlah penduduk sedemikian cukup sebanding dengan jumlah penduduk
Arab Saudi dan Venezuela, dan luas wilayah sedemikian sebanding dengan luas wilayah
Norwegia dan Vietnam, atau New Mexico, sebuah negara bagian di Amerika Serikat.
Malaysia terdiri atas dua kawasan utama yang terpisah oleh Laut Cina Selatan. Keduanya
memiliki bentuk muka bumi yang hampir sama, yaitu dari pinggir laut yang landai hingga
hutan lebat dan bukit tinggi. Puncak tertinggi di Malaysia (dan juga di Kalimantan) yaitu
Gunung Kinabalu setinggi 4.095,2 meter di Sabah. Iklim lokal adalah khatulistiwa dan
dicirikan oleh angin muson barat daya (April hingga Oktober) dan timur laut (Oktober
hingga Februari).
Tanjung Piai, terletak di selatan negara bagian Johor, adalah tanjung paling selatan benua
Asia.[67][68] Selat Malaka, terletak di antara Sumatera dan Semenanjung Malaysia, jalur
pelayaran terpenting di dunia.[69]
Kuala Lumpur adalah ibukota resmi dan kota terbesar di Malaysia. Putrajaya di pihak
lain, dipandang sebagai ibukota administratif pemerintahan persekutuan Malaysia.

Meskipun banyak cabang eksekutif dan judikatif pemerintahan persekutuan telah pindah
ke sana (untuk menghindari kemacetan yang tumbuh di Kuala Lumpur), tetapi Kuala
Lumpur masih dipandang sebagai ibukota legislatif Malaysia karena di sanalah beradanya
kompleks gedung Parlemen Malaysia. Kuala Lumpur juga merupakan pusat perdagangan
dan keuangan Malaysia.
Kota utama lain termasuk Ipoh, George Town, Johor Bahru, Kuching, Kota Kinabalu,
Miri, Alor Star, Kota Melaka, dan Petaling Jaya.

Sumber daya alam


Malaysia diberkati dengan sumber daya alam semisal sektor pertanian, kehutanan, dan
pertambangan. Di sektor pertanian, Malaysia adalah salah satu pengekspor terbesar karet
alam dan minyak sawit, yang bersama-sama dengan damar dan kayu gelondongan, kakao,
lada, nenas, dan tembakau mendominasi pertumbuhan sektor itu. Minyak sawit juga
merupakan pembangkit utama perdagangan internasional Malaysia.

Salah satu kebun teh di Malaysia.


Tentang sumber daya hutan, diketahui bahwa usaha penggelondongan dimulai untuk
membuat kontribusi berarti bagi ekonomi Malaysia pada abad ke-19. Kini, ditaksir 59%
daratan Malaysia masih berupa hutan. Perluasan industri damar yang cepat, khususnya
setelah era 1960-an, telah menghasilkan masalah erosi di hutan-hutan negara ini. Tetapi,
dengan adanya komitmen pemerintah untuk melindungi lingkungan dan sistem ekologi,
sumber daya hutan dikelola pada landasan yang berkelanjutan, dampak ikutannya adalah
menurunnya laju penebangan pohon.
Sebagai tambahan, sejumlah wilayah yang substansial diperlakukan sebagai hutan
produksi (silvikultur) dan upaya penghutanan kembali terhadap lahan hutan sudah
dilakukan. Pemerintah Malaysia merencanakan pengayaan tanah seluas 312,30 kilometer
persegi dengan rotan di bawah kondisi hutan alami dan di sela-sela tanaman karet alami
sebagai komoditas panen perantara. Untuk terus memperkaya sumber-sumber hutan,
spesies damar yang cepat-tumbuh seperti meranti tembaga, merawan dan sesenduk juga
ditanam. Pada saat yang sama, penuaian pohon-pohon berharga tinggi seperti jati dan
pohon lainnya untuk dijadikan pulp dan kertas juga dianjurkan. Karet, pernah menjadi
arus utama ekonomi Malaysia, kini digantikan oleh minyak sawit sebagai komoditas
ekspor utama pertanian Malaysia.

Timah dan minyak bumi adalah dua sumber daya mineral utama yang menjadi
penyokong ekonomi utama Malaysia. Malaysia pernah menjadi penghasil timah terbesar
di dunia hingga runtuhnya pasar timah di permulaan tahun 1980-an. Pada abad ke-19 dan
ke-20, timah memainkan peran dominan di dalam ekonomi Malaysia. Pada 1972 minyak
bumi dan gas alam mengambil alih timah sebagai komoditas utama sektor pemurnian
mineral. Sementara itu, kontribusi timah semakin menurun. Penemuan minyak bumi dan
gas alam di ladang minyak lepas pantai Sabah, Sarawak, dan Terengganu memiliki
sumbangan penting bagi ekonomi Malaysia. Mineral lain menurut tingkat kepentingan
dan keberartiannya adalah tembaga, bauksit, besi, dan batu bara bersama-sama dengan
mineral industri seperti tanah liat, kaolin, silika, batu gamping, barit, fosfat, dan bebatuan
dimensi seperti granit juga blok dan lempengan marmer. Sejumlah emas dengan kadar
minimalis juga diproduksi.
Pada 2004, seorang menteri di Departemen Perdana Menteri, Mustapa Mohamed,
menyatakan bahwa cadangan minyak bumi Malaysia berada pada kisaran 4.84 milyar
barel, sedangkan cadangan gas alam bertambah menjadi 89 triliun kaki kubik
(2,500 km). Pada 1 Januari 2007, Petronas melaporkan bahwa cadangan minyak dan gas
di Malaysia berkisar pada ekuivalensi 20.18 milyar barel.[70]
Pemerintah menaksir bahwa pada laju produksi terkini, Malaysia akan mampu
menghasilkan minyak sampai 18 tahun dan gas sampai 35 tahun ke muka. Pada 2004,
Malaysia menduduki peringkat ke-24 menurut cadangan minyak dunia dan ke-13
menurut cadangan gas. 56% dari cadangan minyak ada di Semenanjung sedangkan 19%
di Malaysia Timur. Tiap-tiap negara bagian memelihara hak untuk menguasai sumbersumber daya alam di dalam wilayahnya. Tetapi, pemerintah persekutuan menguasai
minyak dan gas. Negara bagian yang memiliki minyak dan gas diberi royalti.

Demografi
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Demografi Malaysia
Penduduk Malaysia terdiri dari berbagai kelompok suku, dengan Suku Melayu sejumlah
50,4% menjadi ras terbesar dan bumiputra/suku asli (aborigin) di Sabah dan Sarawak
sejumlah 11% [71] keseluruhan penduduk. Menurut definisi konstitusi Malaysia, orang
Melayu adalah Muslim, menggunakan Bahasa Melayu, yang menjalankan adat dan
budaya Melayu. Oleh karena itu, secara teknis, seorang Muslim dari ras manapun yang
menjalankan kebiasaan dan budaya Melayu dapat dipandang sebagai Melayu dan
memiliki hak yang sama ketika berhadapan dengan hak-hak istimewa Melayu seperti
yang dinyatakan di dalam konstitusi. Melebihi separo bagian dari keseluruhan penduduk,
bumiputra non-melayu menjadi kelompok dominan di negara bagian Sarawak (30%-nya
adalah Iban), dan mendekati 60% penduduk Sabah (18%-nya adalah Kadazan-Dusun, dan
17%nya adalah Bajaus).[71] Bumiputra non-Melayu itu terbagi atas puluhan kumpulan ras
tetapi memiliki budaya umum yang sama. Hingga abad ke-20, kebanyakan dari mereka
mengamalkan kepercayaan tradisional tetapi kini telah banyak yang sudah memeluk
Kristen atau Islam. Masuknya ras lain sedikit banyak mengurangi persentase penduduk

pribumi di kedua negara bagian itu. Juga terdapat kelompok aborigin dengan jumlah
sedikit di Semenanjung, mereka biasa disebut Orang Asli.
23,7% penduduk adalah Tionghoa-Malaysia, sedangkan India-Malaysia sebanyak 7,1%
penduduk.[71] Sebagian besar komunitas India adalah Tamil (85%), tetapi berbagai
kelompok lainnya juga ada, termasuk Malayalam, Punjab, dan Gujarat. Sebagian lagi
penduduk Malaysia berdarah campuran Timur Tengah, Thailand, dan Indonesia.
Keturunan Eropa dan Eurasia termasuk Britania yang menetap di Malaysia sejak zaman
kolonial, dan komunitas Kristang yang kuat di Melaka. Sejumlah kecil orang Khmer dan
Vietnam menetap di Malaysia sebagai pengungsi Perang Vietnam.
Sebaran penduduk sangat tidak merata, dengan lebih dari 17 juta penduduk menetap di
Malaysia Barat, sedangkan tidak lebih dari 7 juta menetap di Malaysia Timur. Karena
tumbuhnya industri padat tenaga kerja, Malaysia memiliki 10% sampai 20% pekerja
imigran dengan besarnya ketidakpastian jumlah pekerja ilegal, terutama asal Indonesia.
Terdapat sejuta pekerja imigran yang legal dan mungkin orang asing ilegal lainnya.
Negara bagian Sabah sendiri memiliki hampir 25% dari 2,7 juta penduduknya terdaftar
sebagai pekerja imigran ilegal menurut sensus terakhir. Tetapi, gambaran 25% ini diduga
kurang dari setengah gambaran yang diperkirakan oleh lembaga-lembaga swadaya
masyarakat.[72]
Sebagai tambahan, menurut World Refugee Survey 2008, yang diterbitkan oleh Komisi
Pengungsi dan Imigran Amerika Serikat, Malaysia menampung pengungsi dan pencari
suaka mendekati angka 155.700. Dari jumlah ini, hampir 70.500 pengungsi dan pencari
suaka berasal dari Filipina, 69.700 dari Myanmar, dan 21.800 dari Indonesia.[73] Komisi
Pengungsi dan Imigran Amerika Serikat menamai Malaysia sebagai salah satu dari
sepuluh tempat terburuk bagi pengungsi karena adanya praktik diskriminasi negara
kepada pengungsi. Petugas Malaysia dilaporkan memulangkan pendatang secara
langsung kepada penyelundup manusia pada 2007, dan Malaysia menugaskan RELA,
milisi sukarelawan, untuk menegakkan undang-undang imigrasi negara itu.[73]

Agama
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Agama di Malaysia
Informasi lebih lanjut: Islam di Malaysia, Buddha di Malaysia, Kristen di
Malaysia, dan Hindu di Malaysia

Masjid Ubudiah adalah masjid bersejarah yang terkenal di Kuala Kangsar.

Masjid Negara Malaysia.


Malaysia adalah masyarakat multi-agama dan Islam adalah agama resminya. Menurut
gambaran Sensus Penduduk dan Perumahan 2000, hampir 60,4 persen penduduk
memeluk agama Islam; 19,2 persen Buddha; 9,1 persen Kristen; 6,3 persen Hindu; dan
2,6 persen Agama Tionghoa tradisional. Sisanya dianggap memeluk agama lain, misalnya
Animisme, Agama rakyat, Sikh, dan keyakinan lain; sedangkan 1,1% dilaporkan tidak
beragama atau tidak memberikan informasi.[74][75]
Semua orang Melayu dipandang Muslim (100%) seperti yang didefinisi pada Pasal 160
Konstitusi Malaysia.[76] Statistik tambahan dari Sensus 2000 yang menunjukkan bahwa
Tionghoa-Malaysia sebagian besar memeluk agama Buddha (75,9%), dengan sejumlah
signifikan mengikuti ajaran Tao (10,6%) dan Kristen (9,6%). Sebagian besar orang IndiaMalaysia mengikuti Hindu (84,5%), dengan sejumlah kecil mengikuti Kristen (7,7%) dan
Muslim (3,8%). Kristen adalah agama dominan bagi komunitas non-Melayu bumiputra
(50,1%) dengan tambahan 36,3% diketahui sebagai Muslim dan 7,3% digolongkan secara
resmi sebagai pengikut agama rakyat.[75]
Konstitusi Malaysia secara teoretik menjamin kebebasan beragama. Tambahan lagi,
semua non-Muslim yang menikahi Muslim harus meninggalkan agama mereka dan
beralih kepada Islam. Sementara, kaum non-Muslim mengalami berbagai batasan di
dalam kegiatan-kegiatan keagamaan mereka, seperti pembangunan sarana ibadah dan
perayaan upacara keagamaan di beberapa negara bagian.[77][78] Muslim dituntut mengikuti
keputusan-keputusan Mahkamah Syariah ketika mereka berkenaan dengan agama
mereka. Jurisdiksi Mahkamah Syariah dibatasi hanya bagi Muslim menyangkut

Keyakinan dan Kewajiban sebagai Muslim, termasuk di antaranya pernikahan, warisan,


kemurtadan, dan hubungan internal sesama umat. Tidak ada pelanggaran perdata atau
pidana berada di bawah jurisdiksi Mahkamah Syariah, yang memiliki hierarki yang sama
dengan Pengadilan Sipil Malaysia. Meskipun menjadi pengadilan tertinggi di negara itu,
Pengadilan-Pengadilan Sipil (termasuk Pengadilan Persekutuan, pengadilan tertinggi di
Malaysia) pada prinsipnya tidak dapat memberikan putusan lebih tinggi daripada yang
dibuat oleh Mahkamah Syariah; dan biasanya mereka segan untuk memimpin kasuskasus yang melibatkan Islam di dalam wilayah atau pertanyaan atau tantangan terhadap
autoritas Mahkamah Syariah. Hal ini menyebabkan masalah-masalah yang cukup
mengemuka, khususnya yang melibatkan kasus-kasus perdata di antara Muslim dan nonMuslim, di mana pengadilan sipil telah memerintahkan non-Muslim untuk mencari
pertolongan dari Mahkamah Syariah.
Awal tahun 2010 dalam putusan Pengadilan Tinggi yang memutuskan mengizinkan surat
kabar Katolik the Herald untuk menggunakan kata Allah untuk Tuhan telah memicu
dibakarnya lebih dari 4 bangunan gereja dan beberapa lainnya dirusak massa di Kuala
Lumpur ibu kota Malaysia.[79][80][81] [82]

Pendidikan
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Pendidikan di Malaysia

Multimedia University.

Universitas Nottingham, Kampus Malaysia.


Pendidikan di Malaysia dipantau oleh Kementerian Pendidikan Pemerintah Persekutuan.
[83]

Sebagian besar anak-anak Malaysia mulai bersekolah pada usia tiga sampai enam tahun,
di Taman Kanak-Kanak. Sebagian besar taman kanak-kanak dijalankan pihak swasta,
tetapi ada sedikit taman kanak-kanak yang dijalankan pemerintah.
Anak-anak mulai bersekolah dasar pada usia tujuh tahun selama enam tahun ke muka.
Terdapat dua jenis utama sekolah dasar yang dijalankan atau berbantuan pemerintah.
Sekolah berbahasa asli (Sekolah Jenis Kebangsaan) menggunakan bahasa Tionghoa atau
bahasa Tamil sebagai bahasa pengantar. Sebelum melanjutkan ke tahap pendidikan
sekunder, siswa-siswi di kelas 6 dipersyaratkan untuk mengikuti Ujian Prestasi Sekolah
Dasar (Ujian Pencapaian Sekolah Rendah, UPSR). Sebuah program yang disebut
Penilaian Tahap Satu, PTS digunakan untuk mengukur kemampuan siswa-siswi yang
cerdas, dan memungkinkan mereka naik dari kelas 3 ke kelas 5, meloncati kelas 4.[84]
Tetapi, program ini dihapus pada 2001.
Pendidikan tahap dua di Malaysia dilaksanakan di dalam Sekolah Menengah Kebangsaan
(setara SMP+SMA di Indonesia) selama lima tahun. Sekolah Menengah Kebangsaan
menggunakan bahasa Malaysia sebagai bahasa pengantar. Khusus mata pelajaran
Matematika dan Sains juga bahasa non-Melayu, ini berlaku mulai tahun 2003, dan
sebelum itu semua pelajaran non-bahasa diajarkan di dalam bahasa Malaysia. Di akhir
Form Three, yaitu kelas tiga, siswa-siswi diuji di dalam Penilaian Menengah Rendah,
PMR. Di kelas lima pendidikan tahap dua (Form Five), siswa-siswi mengikuti ujian
Ijazah Pendidikan Malaysia (Sijil Pelajaran Malaysia, SPM), yang setara dengan bekas
British Ordinary pada tahapan 'O'. Sekolah tertua di Malaysia adalah Penang Free
School, juga sekolah tertua di Asia Tenggara.
Pendidikan tahap dua nasional Malaysia dibagi ke dalam beberapa jenis, yaitu National
Secondary School (Sekolah Menengah Kebangsaan), Religious Secondary School
(Sekolah Menengah Agama), National-Type Secondary School (Sekolah Menengah Jenis
Kebangsaan) yang juga disebut Mission School (Sekolah Dakwah), Technical School
(Sekolah Menengah Teknik), Sekolah Berasrama Penuh, dan MARA Junior Science
College (Maktab Rendah Sains MARA).
Juga terdapat 60 Chinese Independent High School di Malaysia, yang sebagian besar di
antaranya berbahasa pengantar bahasa Tionghoa. Chinese Independent High School
dipantau dan distandardisasi oleh United Chinese School Committees' Association of
Malaysia (UCSCAM, lebih lazim disebut di dalam bahasa Tionghoa, Dong Zong ),
tetapi, tidak seperti sekolah pemerintah, tiap-tiap sekolah independen bebas menentukan
keputusan. Belajar di sekolah independen memerlukan waktu 6 tahun untuk tamat,
terbagi ke dalam Tahap Junior (3 tahun) dan Tahap Senior (3 tahun). Siswa-siswi akan
mengikuti uji standardisasi yang diadakan oleh UCSCAM, yang dikenal sebagai Unified
Examination Certificate (UEC) (Ijazah Pengujian Bersama) di Menengah Junior 3 (setara
Penilaian Menengah Rendah) dan Menengah Senior 3 (setara tahap A). Sejumlah sekolah
independen mengadakan kelas-kelas berbahasa Malaysia dan berbahasa Inggris selain
berbahasa Tionghoa, memungkinkan siswa-siswi mengikuti Penilaian Menengah Rendah
dan Sijil Pelajaran Malaysia juga.

Sebelum perkenalan sistem matrikulasi, siswa-siswi yang hendak memasuki universitas


publik harus menyelesaikan 18 bulan tambahan sekolah sekunder di Form Six (kelas 6)
dan mengikuti Sijil Tinggi Persekolahan Malaysia, STPM; yang setara British Advanced
atau tahap 'A'. Karena perkenalan program matrikulasi sebagai alternatif bagi STPM pada
1999, siswa-siswi yang menamatkan program 12 bulan di perkuliahan matrikulasi (kolej
matrikulasi di dalam bahasa Malaysia) dapat mendaftar di universitas lokal. Tetapi, di
dalam sistem matrikulasi, hanya 10% dari bangku yang tersedia bagi siswa-siswi nonBumiputra dan sisanya untuk siswa-siswi Bumiputra.
Terdapat universitas publik seperti Universitas Malaya, Universitas Sains Malaysia,
Universitas Putra Malaysia Universitas Teknologi Malaysia, Universitas Teknologi Mara,
dan Universitas Kebangsaan Malaysia. Universitas swasta juga mendapatkan reputasi
yang cukup untuk pendidikan bermutu internasional dan banyak siswa-siswi dari seluruh
dunia berminat memasuki universitas-universitas itu. Misalnya Multimedia University,
Universitas Teknologi Petronas, dan lain-lain. Sebagai tambahan, empat universitas
bereputasi internasional telah membuka kampus cabangnya di Malaysia sejak 1998.
Sebuah kampus cabang dapat dilihat sebagai kampus lepas pantai dari universitas asing,
yang memberikan kuliah dan penghargaan yang sama seperti kampus utamanya. Siswasiswi lokal maupun internasional dapat meraih kualifikasi asing identik ini di Malaysia
dengan biaya rendah. Kampus cabang universitas asing di Malaysia adalah: Monash
University Malaysia Campus, Curtin University of Technology Sarawak Campus,
Swinburne University of Technology Sarawak Campus, dan University of Nottingham
Malaysia Campus.
Siswa-siswi juga memiliki opsi untuk mendaftar di lembaga tersier swasta setelah
menamatkan pendidikan sekunder. Sebagian besar lembaga memiliki pranala pendidikan
dengan universitas-universitas seberang lautan semisal di Amerika Serikat, Britania
Raya, dan Australia, memungkinkan mahasiswa menghabiskan periode perkuliahannya
dengan mendapatkan kualifikasi seberang lautan. Satu contoh adalah SEGi College yang
bermitra dengan University of Abertay Dundee.[85] Mahasiswa Malaysia belajar di luar
negara seperti di Indonesia, Britania Raya, Amerika Serikat, Australia, Selandia Baru,
Kanada, Singapura, Jepang dan negara-negara di Timur-Tengah seperti Yordania dan
Mesir. Ada juga mahasiswa Malaysia di beberapa universitas di Korea Selatan, Jerman,
Perancis, Republik Rakyat Cina, Irlandia, India, Rusia, Polandia, dan Republik Ceko.
Sebagai tambahan untuk Kurikulum Nasional Malaysia, Malaysia memiliki sekolah
internasional. Sekolah internasional memberi para siswa kesempatan untuk mempelajari
kurikulum dari negara lain. Sekolah-sekolah ini utamanya dibuka karena bertambahnya
penduduk ekspatriat di negara ini. Sekolat internasional termasuk: Sekolah Indonesia
(kurikulum Indonesia), Australian International School, Malaysia (kurikulum Australia),
Alice Smith School (kurikulum Britania), elc International school (kurikulum Britania),
Garden International School (kurikulum Britania), Lodge International School
(kurikulum Britania), International School of Kuala Lumpur (kurikulum Amerika dan
Sarjana Muda Internasional), Japanese School of Kuala Lumpur (Kurikulum Jepang),
The Chinese Taipei School, Kuala Lumpur and The Chinese Taipei School, Penang
(Kurikulum Cina-Taipei), International School of Penang (Kurikulum Britania dan

Sarjana Muda Internasional), Lyce Franais de Kuala Lumpur (Kurikulum Perancis),


dan lain-lain.

Kesehatan
Informasi lebih lanjut: Daftar Rumah Sakit di Malaysia
Masyarakat Malaysia menempati tingkat kepentingan pada perluasan dan pengembangan
kesehatan, 5% anggaran pembangunan sektor sosial pemerintah adalah untuk kesehatan
masyarakatpenaikan lebih dari 47% dari periode sebelumnya. Ini berarti semua
kenaikan lebih dari 2 miliar ringgit Malaysia (lebih dari 6,5 triliun rupiah). Dengan
menaiknya harapan hidup dan bertambahnya penduduk, pemerintah berkehendak untuk
memperbaiki banyak sektor, termasuk perbaikan rumah sakit yang ada, membangun dan
melengkapi rumah sakit baru, pertambahan jumlah klinik umum, dan perbaikan pelatihan
dan perluasan pelayanan jarak jauh (telehealth). Bertahun-tahun lalu pemerintah telah
memperkuat usaha untuk memutakhirkan sistem dan menggaet lebih banyak investor
asing.
Sistem kesehatan Malaysia memerlukan para dokter untuk melaksanakan tugas tiga tahun
pelayanan di rumah sakit umum untuk meyakinkan sumber daya manusia rumah-rumah
sakit itu tetap terjaga. Baru-baru ini dokter-dokter asing juga ditugaskan untuk bekerja di
sini. Tetapi masih juga sejumlah kekurangan tenaga medis, khususnya yang
berpengalaman spesialis, hasilnya pelayanan dan perawatan kesehatan tertentu hanya ada
di kota-kota besar. Upaya-upaya terbaru untuk menghadirkan banyak fasilitas ke kotakota lain dihambat oleh kurangnya ahli untuk menjalankan peralatan yang tersedia dari
para investor.
Sebagian besar rumah sakit swasta berada di perkotaan, dan tidak seperti banyak rumah
sakit umum, diperlengkapi dengan fasilitas diagnosis dan visualisasi terbaru. RUmah
sakit swasta umumnya tidak dilihat sebagai investasi idealsedikitnya perlu waktu
sepuluh tahun sebelum investor meraih untung. Namun, situasi itu kini berubah dan
perusahaan kini melihat wilayah ini lagi, terkhusus memperhatikan kenaikan minat orang
asing yang datang ke Malaysia untuk tujuan perawatan kesehatan dan fokus pemerintah
terbatu untuk membangun industri pariwisata kesehatan.[86]

Kewarganegaraan
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Kewarganegaraan Malaysia
Sebagian besar orang Malaysia diberikan kewarganegaraan oleh lex soli.[87]
Kewarganegaraan di negara bagian Sabah dan Sarawak di Malaysia Timur berbeda
dengan kewarganegaraan di Malaysia Barat untuk tujuan imigrasi. Setiap warga negara
diberi selembar kartu identitas biometric smart chip, yang biasa disebut MyKad, pada
umur 12 tahun, dan harus membawa kartu itu kapanpun.[88]

Ekonomi
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Ekonomi Malaysia

Menara Kembar PETRONAS, simbol Malaysia


Semenanjung Malaya dan pastinya Asia Tenggara menjadi pusat perdagangan di kawasan
selama berabad-abad. Berbagai komoditas seperti keramik dan rempah aktif
diperdagangkan bahkan sebelum Kesultanan Melaka dan Singapura mengemuka.

Menara Petronas di Kuala Lumpur. Pertumbuhan cepat ekonomi dan kemakmuran


Malaysia dicirikan oleh Menara Petronas, kantor pusat raksasa minyak nasional.

Pada abad ke-17, mereka didirikan di beberapa negara bagian. Kemudian, sejak Britania
Raya mulai mengambil alih sebagai administrator Malaya Britania, pohon karet dan
kelapa sawit diperkenalkan untuk tujuan komersial. Di dalam waktu lama, Malaya
menjadi penghasil timah, karet, dan minyak sawit terbesar di dunia.[89] Tiga komoditas
ini, beserta bahan mentah lainnya, mengatur tempo ekonomi Malaysia lebih baik sampai
abad ke-20.
Sebagai ganti kebergantungan pada Suku Melayu sebagai sumber tenaga kerja, Britania
membawa Tionghoa dan orang India untuk bekerja di pertambangan, perkebunan, dan
mengisi kekosongan ahli profesional. Kendati banyak dari mereka kembali ke negara asal
mereka setelah kontrak dipenuhi, beberapa di antaranya menetap di Malaysia.
Ketika Malaya bergerak ke arah kemerdekaan, pemerintah mulai menerapkan
perencanaan ekonomi lima tahunan, dimulai dengan Rencana Lima Tahun Malaya
Pertama pada 1955. Ketika Malaysia didirikan, istilah perencanaan diganti dan dinomori,
dimulai dengan Rencana Malaysia Pertama pada 1965.
Pada 1970-an, Malaysia mulai meniru ekonomi Empat Macan Asia (Taiwan, Korea
Selatan, Hong Kong, dan Singapura) dan berkomitmen kepada transformasi dari ekonomi
yang bergantung pada pertambangan dan pertanian ke ekonomi berbasis manufaktur.
Dengan investasi Jepang, industri-industri berat mulai dibuka dan beberapa tahun
kemudian, ekspor Malaysia menjadi mesin pertumbuhan primer negara ini[rujukan?].
Malaysia secara konsisten menerima lebih dari 7% pertumbuhan PDB disertai dengan
inflasi yang rendah pada 1980-an dan 1990-an.[90] Pada dasarnya, pertumbuhan Malaysia
bergantung pada ekspor bahan elektronik seperti chip komputer dan sebagainya.
Akibatnya, Malaysia merasakan tekanan hebat semasa krisis ekonomi pada tahun 1998
dan kemerosotan dalam sektor teknologi informasi pada tahun 2001. KDNK pada tahun
2001 hanya meningkat sebanyak 0,3% disebabkan pengurangan 11% dalam bilangan
ekspor tetapi paket perangsang fiskal yang besar telah mengurangi dampak tersebut.
Pada periode yang sama, pemerintah berupaya mengurangi angka kemiskinan dengan
Kebijakan Ekonomi Baru Malaysia (NEP) yang kontroversial, setelah Peristiwa 13 Mei,
kerusuhan antar-etnis pada 1969.[51] Tujuan utamanya adalah menghilangkan keterkaitan
ras dengan fungsi ekonomi, dan rencana lima tahun pertama mulai menerapkan NEP
sebagai Rencana Malaysia Kedua. Kejayaan atau kegagalan NEP menjadi bahan
perdebatan, kendati secara resmi berakhir pada 1990 dan diganti dengan Kebijakan
Pembangunan Nasional (NDP). Baru-baru ini banyak debat muncul sekali lagi tentang
hasil dan relevansi NEP. Sebagian pihak berdalih bahwa NEP jelas-jelas berjaya
menciptakan pengusaha dan tenaga profesional Melayu kelas menengah-atas. Kendati
beberapa perbaikan di dalam kekuatan ekonomi Melayu secara umum, pemerintah
Malaysia memelihara kebijakan diskriminasi yang menguntungkan Suku Melayu di atas
suku lain - termasuk pengutamaan penerimaan kerja, pendidikan, beasiswa, perdagangan,
akses mendapatkan rumah murah dan tabungan yang dibantu.[91] Perlakuan khusus ini
memicu kecemburuan dan kebencian di antara non-Melayu dan Melayu.

Penguasaan Tionghoa terhadap sektor ekonomi negara yang dimiliki pihak lokal telah
banyak diserahkan demi menguntungkan Bumiputra/Melayu di banyak industri
strategis/penting seperti distribusi turunan minyak bumi, transportasi, pertanian, dan lainlain. Sebagian besar profesional per kapita masih didominasi orang India-Malaysia.
Ledakan ekonomi yang cepat memicu macam-macam masalah pemasokan. Sedikitnya
tenaga kerja segera dipenuhi dengan mengalirnya jutaan pekerja imigran, banyak di
antaranya ilegal. PLC yang kaya akan modal tunai dan konsorsium bank-bank segera
menguntungkan pertambahan dan mencepatnya pemulaian pembangunan projek-projek
infrastruktur besar. Ini berakhir ketika krisis finansial Asia 1997 melanda pada musim
gugur 1997, menghantarkan kejutan besar bagi ekonomi Malaysia.
Seperti negara lain yang dipengaruhi krisis, terjadi penjualan singkat spekulatif mata
uang Malaysia, ringgit. Penanaman modal asing jatuh pada tingkatan yang berbahaya,
karena modal menguap ke luar negara, nilai ringgit jatuh dari MYR 2,50 per USD ke,
MYR 4,80 per USD. Indeks komposit Bursa Malaysia terjungkal dari hampir 1.300 poin
ke kisaran 400 poin dalam hitungan pekan. Setelah penangkapan kontroversial menteri
keuangan Anwar Ibrahim, sebuah Dewan Aksi Ekonomi Nasional dibentuk untuk
mengantisipasi krisis moneter. Bank Negara Malaysia menentukan pengendalian modal
dan mematok nilai tukar ringgit Malaysia pada 3,80 terhadap dolar Amerika Serikat.
Bagaimanapun, Malaysia menolak paket bantuan ekonomi dari Dana Moneter
Internasional (IMF) dan Bank Dunia, tindakan yang mengejutkan analis asing.
Pada Maret, 2005, United Nations Conference on Trade and Development (UNCTAD)
menerbitkan sebuah makalah tentang sumber-sumber dan langkah pemulihan Malaysia,
ditulis oleh Jomo K.S. dari departemen ekonomi terapan, Universitas Malaya, Kuala
Lumpur. Makalah itu menyimpulkan bahwa kontrol yang ditentukan pemerintah
Malaysia tidaklah memperparah tidak pula membantu pemulihan. Faktor terbesar adalah
menaiknya jumlah ekspor komponen elektronik, yang disebabkan oleh menaiknya
permintaan komponen di Amerika Serikat, yang disebabkan oleh kekhawatiran dampak
kedatangan tahun 2000 (Y2K) pada komputer dan perangkat digital lain yang lebih tua.
Tetapi, pasca-memudarnya Y2K pada 2001 tidak memengaruhi Malaysia seperti banyak
negara lain. Ini menjadi bukti yang lebih jelas bahwa ada sebab-sebab dan dampakdampak lain yang mungkin lebih bersesuaian untuk pemulihan. Satu kemungkinan adalah
bahwa para spekulan mata uang mengalami kebangkrutan keuangan setelah jatuh di
dalam aksi serang mereka terhadap dolar Hong Kong pada Agustus 1998 dan setelah
rubel Rusia tumbang. (Lihat George Soros)
Tanpa memperhatikan sebab dan akibat klaim, peremajaan ekonomi juga bergulir dengan
defisit anggaran dan belanja pemerintah besar-besaran pada tahun-tahun setelah krisis.
Kemudian, Malaysia menikmati pemulihan ekonomi lebih cepat dibandingkan dengan
jiran-jirannya. Bagaimanapun, di banyak cara negara ini belum mengalami kepulihan
pada tingkatan pra-krisis.

Sementara langkah pembangunan kini tidak secepat dulu, tetapi terasa lebih stabil.
Kendati kontrol dan penjagaan ekonomi bukan menjadi alasan utama pemulihan, tidak
ada keraguan bahwa sektor perbankan menjadi lebih kenyal terhadap serangan luar
negara. Akun saat ini berada di surplus struktural, memberikan bantalan bagi
pengambangan modal. Harga-harga aset kini, fraksi dari ketinggian pra-krisis mereka.
Malaysia mempunyai sejumlah elemen makroekonomi yang stabil (di mana tingkat
inflasi dan tingkat pengangguran tetap di bawah 3%), simpanan pertukaran uang asing
yang sehat, dan utang luar negeri yang rendah. Ini memungkinkan Malaysia untuk tidak
mengalami krisis yang sama seperti Krisis finansial Asia pada tahun 1997. Walau
bagaimanapun, prospek jangka panjang kelihatan kurang baik disebabkan kurangnya
perubahan dalam sektor badan hukum terutama sektor yang berurusan dengan utang
korporat yang tinggi dan kompetitif.
Nilai tukar yang dipatok dibuka kembali pada Juli 2005 untuk nilai tukar mengambang
yang terawasi setelah satu jam pemberlakuan yang sama oleh Cina.[92] Pada pekan yang
sama, ringgit menguat satu persen dibandingkan mata uang utama lainnya dan diharapkan
akan mengalami apresiasi lebih jauh. Tetapi pada Desember 2005, harapan apresiasi lebih
jauh menjadi bisu karena aliran modal melampaui USD 10 miliar.[93]
Pada September 2005, Howard J. Davies, direktur London School of Economics, di
dalam sebuah pertemuan di Kuala Lumpur, memperingatkan para pejabat Malaysia
bahwa jika mereka ingin pasar modal fleksibel kembali, mereka harus mencabut larangan
penjualan singkat. Pada Maret 2006, Malaysia mencabut larangan penjualan singkat.[94]
Kini, Malaysia dipandang sebagai negara industri baru.[17][18][95]

Infrastruktur

Jalur Damansara, bagian dari Jalur Cepat Lembah Klang.


Artikel utama untuk bagian ini adalah: Transportasi di Malaysia dan Komunikasi di
Malaysia
Lihat juga: Bangunan dan struktur di Kuala Lumpur dan Bangunan dan Struktur
di Putrajaya
Malaysia memiliki jalan-jalan besar yang menghubungkan semua kota besar di pesisir
barat Semenanjung Malaysia. Pada 2006, panjang keseluruhan Sistem Jalur Cepat

Malaysia adalah 1.471,6 kilometer. Jejaring itu menghubungkan semua kota besar dan
sekitarnya: Klang Valley, Johor Bahru, dan Penang satu sama lain. Jalur motor utama (E1
dan E2, E1 adalah bagian Utara Kuala Lumpur, sedangkan E2 adalah bagian selatan),
terentang dari ujung utara dan selatan Semenanjung Malaysia, masing-masing di Bukit
Kayu Hitam dan Johor Bahru. Jalur itu bagian dari Jaringan Jalur Cepat Asia, yang juga
menghubungkan Thailand dan Singapura.
Jalan di Malaysia Timur dan pesisir timur Semenanjung Malaysia relatif kurang
terbangun. Semua itu berupa jalan yang sangat berkelok-kelok melewati pegunungan dan
belum dilapisi aspal, jalan berkerikil. Akibatnya, sungai masih menjadi jalur transportasi
penting, di samping pesawat udara sebagai modus utama atau alternatif transportasi bagi
penduduk pedalaman.
Jasa kereta api di Malaysia Barat dioperasikan oleh Keretapi Tanah Melayu dan memiliki
rel cukup banyak yang menghubungkan semua kota besar dan kota kecil di semenanjung,
yang juga melebar hingga Singapura. Juga ada rel pendek di Sabah yang dioperasikan
oleh Sabah State Railway yang utamanya mengangkut komoditas.
Juga ada pelabuhan di negara ini. Pelabuhan besar adalah Port Klang dan Tanjung
Pelepas di Johor. Pelabuhan penting lainnya dapat ditemukan di Tanjung Kidurong, Kota
Kinabalu, Kuching, Kuantan, Pasir Gudang, Penang, Miri, Sandakan, and Tawau.
Bandar Udara ditemukan di pelosok negara. Bandar Udara Internasional Kuala Lumpur
(KLIA) adalah bandar udara terbesar di negara ini. Bandar udara penting lainnya
termasuk Bandar Udara Internasional Kota Kinabalu, Bandar Udara Internasional
Penang, Bandar Udara Internasional Kuching, Bandar Udara Internasional Langkawi, dan
Bandar Udara Internasional Senai. Juga ada bandar udara di kota-kota kecil, juga
pelabuhan udara perintis domestik di kawasan perkotaan Sabah dan Sarawak. Terdapat
jasa penerbangan harian Timur dan Barat Malaysia, satu-satunya pilihan yang tepat bagi
konsumen perjalanan dari dua belahan negara ini. Malaysia adalah rumah bagi maskapai
udara murah di kawasan ini, AirAsia. AirAsia berbasis di Kuala Lumpur dan memelihara
penerbangan ke Asia Tenggara dan Cina. Di Kuala Lumpur, AirAsia mengoperasikan
Low Cost Carrier Terminal (LCCT) di KLIA.
Jasa telekomunikasi antarkota disediakan di Malaysia Barat terutama oleh riley radio
gelombang pendek. Telekomunikasi internasional disediakan melalui kabel bawah laut
dan satelit. Salah satu perusahaan telekomunikasi terpenting dan terbesar di Malaysia
adalah Telekom Malaysia (TM), yang menyediakan produk-produk dan pelayanan dari
sambungan tetap, sambungan bergerak, juga jasa akses Internet dial-up dan broadband.
TM memiliki semi-monopoli jasa sambungan telepon tetap di negara ini.
Pada Desember 2004, Menteri Energi, Air, dan Komunikasi Lim Keng Yaik melaporkan
bahwa hanya 0,85% atau 218.004 orang di Malaysia menggunakan jasa broadband.
Tetapi, angka ini didasarkan pada banyaknya pelanggan, sedangkan satuan persentase
rumah tangga mencerminkan situasi lebih akurat. Ini menggambarkan kenaikan 0,45% di
tiga triwulan. Dia juga melaporkan bahwa pemerintah menargetkan penggunaan 5% pada

2006 dan berlipat dua menjadi 10% pada 2008. Lim Keng Yaik mendorong perusahaanperusahaan telekomunikasi lokal dan penyedia jasa untuk membuka mil terakhir dan
harga lebih murah agar menguntungkan pengguna.

Budaya
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Budaya Malaysia
Lihat pula: Pariwisata di Malaysia, Masakan Malaysia, dan Musik Malaysia

Seorang penari mempersembahkan tarian Ulek Mayang, sebuah persembahan tarian dari
Terengganu, Malaysia.
Budaya Malaysia merujuk kepada kebudayaan semua masyarakat majemuk yang terdapat
di Malaysia dan berbagai suku di sana, seperti:
1.
2.
3.
4.
5.

Kebudayaan Melayu
Kebudayaan Tionghoa
Kebudayaan India
Kebudayaan Kadazan-Dusun
Kebudayaan Dayak, Iban, Kayan, Kenyah, Murut, Lun Bawang, Kelabit, dan
Bidayuh.
[tampilkan]
lbs

Kelompok etnik di Malaysia berdasar wilayah


Malaysia adalah masyarakat multi-suku, multi-budaya, dan multi-bahasa. Penduduk pada
Februari 2007 adalah 26,6 juta terdiri dari 62% Bumiputera (termasuk Melayu), 24%
Tionghoa, 8% India, dengan sedikit minoritas dan suku asli (Departemen Statistik
Malaysia). Tegangan kesukuan terjapada tahun 2008.[96]

Tarian Zapin.
Suku Melayu, kelompok terbesar, didefinisi sebagai Muslim di dalam Konstitusi
Malaysia. Suku Melayu memainkan peran dominan secara politis dan digolongkan
sebagai salah satu bumiputra. Bahasa aslinya adalah Bahasa Melayu, dan dijadikan
bahasa nasional Malaysia.[24]
Di masa silam, Suku Melayu menulis di dalam bahasa Sanskerta atau menggunakan
alfabet berbasis bahasa Sanskerta[rujukan?]. Setelah abad ke-15, tulisan Jawi (berbasis
bahasa Arab) menjadi popular.[rujukan?] Tidak lama kemudian, tulisan romawi mengambil
alih peran Sanskerta dan Jawi sebagai tulisan dominan. Ini umumnya dikarenakan
pengaruh sistem pendidikan kolonial, yang mengajari anak-anak tulisan romawi daripada
tulisan Arab.[rujukan?]

Hindu di Kuala Lumpur.


Suku asli non-Melayu terbesar adalah Iban dari Sarawak, yang jumlahnya melebihi
600.000 jiwa. Beberapa Suku Iban masih menetap di perkampungan hutan tradisional di
dalam rumah panjang di sepanjang Sungai Rajang dan Lupar dan daerah aliran mereka,
kendati banyak dari Suku Iban pindah ke kota. Suku Bidayuh, berjumlah kira-kira
170.000 jiwa, berpusat di barat daya Sarawak. Suku asli terbesar di Sabah adalah
Kadazan. Mereka umumnya petani yang menganut Kristen. 140.000 Orang Asli, atau
aborigin, terdiri dari sejumlah komunitas suku yang berbeda-beda yang menetap di
Malaysia Barat. Biasanya menjadi pemburu, peladang berpindah, dan petani, banyak dari
mereka kemudian menetap dan sebagiannya berbaur ke dalam Malaysia modern.
Kaum Tionghoa di Malaysia umumnya menganut Buddha (dari sekte Mahayana) atau
juga menganut Tao. Tionghoa di Malaysia mampu berbicara di dalam beberapa dialek

bahasa Tionghoa, termasuk Mandarin, Hokkien, Kanton, Hakka, dan Teochew. Majoritas
Tionghoa di Malaysia, terkhusus mereka dari kota-kota besar semisal Kuala Lumpur,
Petaling Jaya, dan Penang mampu berbahasa Inggris pula. Terdapat pula sejumlah
Tionghoa yang semakin bertambah generasi Tionghoa baru yang memandang bahasa
Inggris sebagai bahasa ibu mereka. Tionghoa di Malaysia berdasarkan sejarah telah
menjadi dominan di dalam komunitas perdagangan Malaysia.

Penang Rojak in Malaysia.


Suku India-Malaysia utamanya Tamil Hindu dari India selatan yang bahasa aslinya
adalah bahasa Tamil, juga ada komunitas India yang berbahasa Telugu, Malayalam, dan
Hindi, menetap terutama di kota-kota besar di pesisir barat semenanjung. Banyak
kalangan India menengah-atas di Malaysia juga berbahasa Inggris sebagai bahasa ibu.
Sejumlah komunitas Tamil Muslim dengan 200.000 jiwa juga tumbuh sebagai kelompok
sub-budaya yang mandiri. Juga terdapat komunitas Tamil Kristen di kota-kota besar. Juga
ada komunitas Sikh di Malaysia melebihi 83.000 jiwa. Sebagian besar India-Malaysia
mulanya bermigrasi dari India sebagai pedagang, guru, atau tenaga ahli lainnya. Sejumlah
besar juga bagian dari kaum migran paksaan dari India oleh pihak Britania semasa zaman
kolonial untuk bekerja di industri penanaman.[97][98]
Orang Eurasia, Kamboja, Vietnam, Thai, Bugis, Jawa, dan suku-suku asli ikut
memperkaya keanekaan penduduk Malaysia. Sejumlah kecil orang Eurasia, campuran
Portugis dan Melayu, berbahasa kreol berbasis-bahasa Portugis, disebut bahasa Kristang.
Juga terdapat orang Eurasia campuran Filipino dan Spanyol, terutama di Sabah.
Diturunkan dari kaum imigran dari Filipina, beberapa di antaranya berbahasa Chavacano,
satu-satunya bahasa kreol berbasis-bahasa Spanyol di Asia. Orang Kamboja dan Vietnam
terutama pemeluk Buddha (Kamboja: sekte Theravada, Vietnamese: sekte Mahayana).
Orang Thai-Malaysia adalah kelompok besar di negara-negara bagian Perlis, Kedah,
Penang, Perak, Kelantan, dan Terengganu. Di samping berbahasa Thai, sebagian besar
mereka menganut Buddha, merayakan Songkran (festival air) dan dapat berbahasa
Hokkien tetapi sebagian dari mereka adalah Muslim dan berbahasa Melayu dialek
Kelantan. Orang Bugis dan Jawa menjadi bagian penduduk di Johor. Sebagai tambahan,
ada juga banyak orang asing dan ekspatriat yang menjadikan Malaysia sebagai rumah
kedua mereka, juga berkontribusi menjadi penduduk Malaysia.

Tionghoa dan Islam sangat memengaruhi musik tradisional Malaysia. Musik itu terutama
didasarkan pada gendang (drum), tetapi melibatkan alat tabuh lain (beberapa di antaranya
bercangkang); rebab, alat berdawai sejenis biola; serunai, alat tiup sejenis oboe dengan
dua buluh; suling, dan trompet. Negara ini memiliki tradisi kuat di dalam hal tari dan
sendratari, beberapa berasal dari Thai, India, dan Portugis. Baru-baru ini, dikir barat
mulai memasyarakat, dan pemerintah mulai mempromosikannya sebagai ikon budaya
nasional.[99] Bentuk artistik lainnya juga dipengaruhi oleh tetangganya, Indonesia,
termasuk wayang kulit (teater boneka berbayangan), pencak silat (seni beladiri), dan
kerajinan seperti batik, anyam-tenun, termasuk pakaian upacara pua kumbu, dan perak
dan seni ukir kuningan.

Hari libur
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Hari libur di Malaysia
Orang Malaysia mengenali sejumlah hari libur dan perayaan tahunan. Beberapa hari libur
diumumkan diberlakukan pemerintah persekutuan dan beberapa lainnya diberlakukan
oleh pemerintah negara bagian. Perayaan lainnya dibiasakan oleh kelompok suku atau
agama tertentu, namun tidak dianggap hari libur.
Hari libur yang paling dirayakan adalah "Hari Merdeka" pada 31 Agustus untuk
memperingati kemerdekaan Federasi Malaya pada 1957, sedangkan Hari Malaysia hanya
dirayakan di negara bagian Sabah pada 16 September untuk memperingati pembentukan
Malaysia pada 1963. Hari Merdeka, juga Hari Buruh (1 May), hari lahir raja (Sabtu awal
bulan Juni) dan beberapa perayaan lain adalah hari libur yang ditetapkan pemerintah
persekutuan.
Muslim di Malaysia merayakan hari raya Islam. Hari raya terbesar adalah, Idul Fitri. Hari
raya ini dirayakan oleh Muslim sedunia menandai akhir Ramadan, bulannya puasa bagi
Muslim. Ciri bulan baru menandakan berakhirnya Ramadan, berakhirnya masa puasa.
Sebagai tambahan untuk Idul Fitri, Muslim Malaysia juga merayakan Idul Adha, Tahun
Baru Islam, dan Maulid Nabi (hari lahir Nabi Muhammad menurut tarikh Hijriah).
Tionghoa di Malaysia turut merayakan hari-hari raya Tionghoa di dunia. Tahun Baru
Cina paling dirayakan di antara hari-hari raya yang berlangsung selama lima belas hari
dan diakhiri dengan Chap Goh Mei(). Perayaan Tionghoa lainnya adalah Festival
Qingming, Festival Perahu Naga, dan Festival Tengah Musim Gugur. Yang lainnya lagi
adalah, penganut Buddha merayakan Waisak.
Sebagian besar orang India di Malaysia adalah Hindu dan mereka merayakan Dipawali,
festival cahaya, sedangkan Thaipusam dirayakan para peziarah dari pelosok negara
berkumpul di Batu Caves. Terpisah dari Hindu, penganut Sikh merayakan Vaisakhi,
Tahun Baru Sikh.

Perayaan lainnya, semisal Jumat Agung (hanya di Malaysia Timur), Natal, Gawai Dayak
di masyarakat Iban (Dayak), Pesta Menuai (Pesta Kaamatan) di masyarakat KadazanDusun juga dirayakan di Malaysia.

Anda mungkin juga menyukai