SISTEM PENCERNAAN
KELOMPOK 01 :
1.
2.
3.
4.
5.
Rusmiati
Lilik Agustina
Muslimatun N.R.
Teguh K.H.
Aries F.R.
(7311047)
(7311021)
(7311042)
(7311046)
(7311000)
KELOMPOK 01
1.
2.
3.
4.
5.
Rusmiati
Lilik Agustina
Muslimatun N.R.
Teguh K.H.
Aries F.R.
(7311047)
(7311021)
(7311042)
(7311046)
(7311000)
MENYETUJUI / MENGESAHKAN
Page
2
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis sampaikan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmatNya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalahini tepat pada waktunya.
Kami menyadari sepenuhnya masih banyak terdapat kelemahan dan kekurangan
dalam penyusunan makalahini, baik dari isi maupun penulisannya. Untuk itu kritik dan saran
dari semua pihak yang bersifat membangun senantiasa kami harapkan demi penyempurnaan
makalahini di masayang akan datang.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas
segala bantuan semuapihak sehingga makalah ini dapat terselesaika
Penyusun
Page
3
DAFTAR ISI
Halama Judul............................................................................................................. 1
Kata Pengantar.......................................................................................................... 2
Lembar Pengesahan................................................................................................... 3
Daftar Isi..................................................................................................................... 4
BAB I : Pendahuluan................................................................................................. 5
BAB II : Konsep Dasar.............................................................................................. 8
BAB III : Asuhan Keperawatan................................................................................ 24
BAB IV : Penutup........................................................................................................ 35
Daftar Pustaka............................................................................................................. 36
Page
4
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Bayi dengan badan lahir rendah akan meningkatkan angka kesakitan dan angka
kematian bayi. Berat badan lahir sangat menentukan prognosa dan komplikasi yang
terjadi. Hal ini akan bertambah buruk jika berat badan tidak bertambah untuk waktu
yang lama.
Masalah yang mengancam pada BBLR dan BBLSR adalah resiko kehilangan panas
dan ir yang relative lebih besar karena permukaan tubuh reltif luas, jaringan lemak
subkutan lebih tipis, sehingga resiko kehilangan panas melalui kulit dan kekurangan
cadangan energi lebih besar. Daya tahan tubuh relative rendah karena prematuritas
dan malnutisinya, juga fungsi organ belum baik (terutama UK < 34 minggu), misalnya
: system pernafasan, saluran cerna, hati , ginjal, metabolisme dan system kekebalan.
Bayi BBLSR mempunyai insiden perumahsakitan kembali yang lebih tinggi selama
tahun pertama kehidupan, jika dibanding dengan bayi yang lebih besar, sebagai akibat
dari hernia inguinalis, infeksi, pengobatan sisa akibat prematuritas dan gangguan
perawatan.
FENOMENA
Masalah kesehatan anak di tiap Negara berbeda, karena perbedaan lingkungan yang
mempengaruhinya. Namun secara garis besar masalah tersebut dikelompokkan
menjadi dua kategori. Masalah anak di Negara maju dan masalah anak di Negara
berkembang. Pola penyakit di Negara maju antara lain : keganasan, kecelakaan,
kelainan genetic dan gangguan psikologik. Sedangkan masalah anak di Negara
berkembang yang saat ini terjadi adalah penyakit infeksi, infeksi parasit dan penyakit
kurang gizi. Dimana pola penyakit di Negara berkembang juga pernah dialami oleh
kelompok Negara maju 50-100 tahun yang lalu. Indonesia dikategorikan dalam
Negara berkembang, apalagi dengan adannya krisis ekonomi yang berdampak pada
Page
5
aspek kesehatan. Tingkat social ekonomi yang rendah sering dihubungkan dengan
kelahiran bayi berat lahir rendah. Jadi baik tidaknya keadaan sosial ekonomi suatu
tempat dapat dilihat dari tinggi rendahnya angka kematian bayi (AKB). Di Indonesia
pada tahun 1980 AKB mencapai 46,0 % sedangkan di Singapura pada tahun yang
sama AKB 13,5 %.
INSIDENSI
Frekuensi kejadian bayi lahir kurang dari masa gestasi 37 minggu (menurut U.S.
Collaborative Perinatal Study) adalah 7,1 % untuk kulit putih dan 17,9 % untuk kulit
berwarna. Kira-kira 1/3 bayi berat lahir rendah mempunyai masa gestasi 37
minggu atau lebih. Kejadian bayi dengan berat lahir kurang dari 2500 gram bervariasi
antara 6 16 %. Di bangsal Neonatus RSCM (1986) penyebab kematian neonatus
adalah : cacat bawaan, sindrom gawat nafas, infeksi, asfiksia, imaturitas (Markum,
AH, 2002).
Tabel : Penyebab kematian Neonatus di Bangsal Neonatus RSCM Jakarta Tahun 1986
Penyebab
Kematian Neonatus ( % )
Cacat bawaan
33.8
20.1
Infeksi
19.4
Asfiksia
17.7
6.3
Penyebab lain
3.2
1.2 TUJUAN
1. Tujuan umum
Dapat memberikan asuhan keperawatan pada bayi dengan BBLR
2. Tujuan khusus
a. Dapat mengetahui definisi BBLR
b. Dapat mengetahui etiologi BBLR
c. Dapat menjelaskan tanda dan gejala BBLR
d. Dapat menjelaskan patofisiologi BBLR
e. Dapat menjelaskan penalalaksanaan medis pada kasus BBLR
f. Dapat memberikan asuhan keperawatan.
Page
6
BAB II
KONSEP DASAR
2.1 DEFINISI
Bayi berat badan lahir rendah (BBLR) ialah bayi baru lahir yang berat badan
lahirnya pada saat kelahiran kurang dari 2.500 gram sampai dengan 2.499 gram. (Ilmu
Kesehatan Anak 3 FKUI, 1985)
BBLR adalah bayi baru lahir dengan berat dan 2500 gram atau lebih rendah.
(Menurut WHO,1961)
Bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi berat badannya
kurang dari 2.500 gr. Berdasarkan berat badan saja, dianggap bayi prematur adalah
kurang dari 37 minggu. (Pengantar Kuliah Obstetri, 2007)
2.2 MACAM-MACAM
Bayi BBLR dapat dibagi menjadi 2 golongan :
1. Prematuritas Murni
Masa gestasi kurang dari 37 minggu dan berat badanya sesuai dengan berat badan
untuk masa gestasi itu atau biasa disebut neonatus kurang bulan-sesuai untuk
masa kehamilan (NKB-SMK).
2. Dismaturitas
Bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya untuk masa
gestasi itu. Berarti bayi mengalami retardasi pertumbuhan intaruterin dan
merupakan bayi yang kecil untuk masa kehamilannya (KMK)/ Small for
Gestatation Age (SGA).
(Ilmu Kesehatan Anak 3 FKUI, 1985 dan Pengantar Kuliah Obstetri, 2007)
2.3 ETIOLOGI
a.
Faktor Ibu :
Perdarahan antepartum
Page
7
Penyakit kronis
Malnutris
Kelainan uterus
Infeksi Hepatitis A-B = menimbulkan gangguan umum karena fungsi hati dalam
mengatur nutrisi kurang sehingga dapat menimbulkan prematuritas.
Hidramnion
Trauma
Faktor penyakit (Toksemia gravidarum, trauma fisik, keadaan uterus yang buruk,
penyakit Vaskular) atau maternal infection (TORCH) dan Sitomegalovirus =
gangguan sel berupa sitolisis sehingga dapat menimbulkan gangguan fungsi sel.
b. Faktor Plasenta
Penyakit Vaskuler
Kehamilan ganda
Malformasi
Tumor
Plasenta privea
c. Faktor Janin
Kelainan kromosom :
- Trisomi 21 dan 18 = gangguan tumbuh kembang muskulus arteriol sehingga
menimbulkan gangguan sirkulasi darah retroplasenter dengan akibat MKM.
- Trisomi 16 = menimbulkan abortus spontan.
Malformasi
b.
Kehamilan ganda.
c.
Ibu malnutrisi.
d.
Ibu mengkonsumsi alkohol, rokok, atau nikotin atau ibu tinggal di lingkungan
yang beresiko tinggi.
e.
f.
Penurunan plasenta yang disebabkan oleh diabetes, penyakit ginjal, toxemia, dan
hipertensi.
g.
Kongenital anomali.
h.
Page
9
BB, TB, dan lingkar kepala yang tidak sesuai dengan kelahiran.
Page
10
usus
berkurang,
volume
lambung
berkurang
sehingga
waktu
Page
11
Page
12
Page
13
1. Suhu tubuh
Bayi dengan berat lahir rendah, mempunyai kesulitan dalam mempertahankan suhu
tubuh. Bayi akan berkembang secara memuaskan, asal suhu rectal dipertahankan
antara 35,50 C s/d 370 C.
Bayi berat rendah harus diasuh dalam suatu suhu lingkungan dimana suhu normal
tubuhnya dipertahankan dengan usaha metabolic yang minimal. Bayi berat rendah
yang dirawat dalam suatu tempat tidur terbuka, juga memerlukan pengendalian
lingkungan secara seksama. Suhu perawatan harus diatas 25
berat sekitar 2000 gram, dan sampai 300 C untuk bayi dengan berat kurang dari
2000 gram
2. Inkubator
Bayi dengan berat badan lahir rendah, dirawat didalam incubator. Prosedur
perawatan dapat dilakukan melalui jendela atau lengan baju. Sebelum
memasukkan bayi kedalam incubator, incubator terlebih dahulu dihangatkan,
sampai sekitar 29,4 0 C, untuk bayi dengan berat 1,7 kg dan 32,20C untuk bayi yang
lebih kecil. Bayi dirawat dalam keadaan telanjang, hal ini memungkinkan
pernafasan yang adekuat, bayi dapat bergerak tanpa dibatasi pakaian, observasi
terhadap pernafasan lebih mudah.
Cara menggunakan inkubator bagi BBLR :
1. Membersihkan inkubator dengan disinfektan setiap hari dan bersihkan secara
keseluruhan setiap minggu atau setiap akan dipergunakan
2. Tutup matras dengan kain bersih
3. Kosongkan air reservior (dapat menjadi tempat tumbuh bakteri berbahaya dan
menyerang bayi)
4. Atur suhu inkubator sesuai umur dan berat bayi :
a. BB <1500 gram Umur 1-10 hari : 35C, umur 11 hari-3 minggu : 34C, umur
3-5minggu : 33C, umur >5minggu : 32C
b. BB 1500-2000 gram
Umur 1-10 hari :34C, umur 11-4minggu : 33C, umur >4 minggu : 32C
c. BB 2100-2500 gram
Umur 1-2 hari : 34C, umur 3hari-3minggu : 33C, umur > 3 minggu : 32C
Page
15
d. BB >2500 gram
Umur 1-2 hari : 33C, umur >2hari : 32C.
(*bila jenis inkubator berdinding tebal, setiap perbedaan suhu antara suhu ruang
dan suhu inkubator 7C naikan suhu inkubator 1C)
5. Hangatkan inkubator sebelum digunakan
6. Bila memerlukan pengamatan seluruh tubuh bayi atau terapi sinar, lepas semua
pakaian bayi dan segera kenakan pakaian kembali setelah pengamatan terapi
selesai
7. Tutup inkubator secepat mungkin, jaga lubang selalu tertutupagar inkubator
tetap hangat
8. Gunakan satu inkubator untuk satu bayi
9. Periksa suhu inkubator dengan termometer ruangan dan ukur suhu bayi peraksila
setiap jam dalam 8 jam pertama kemudian setip 3 jam.
a. Bila suhu < 36C atau >37C, atur suhu inkubator secepatnya.
b. Bila suhu inkubator tidak sesuai dengan suhu yang sudah diatur, berarti
inkubator tidak berfungsi baik. Atur suhu inkubator sampai tercapai suhu yang
dikehendaki atau gunakan cara lain untukmenghangatkan bayi.
10. Bila bayi tetap dingin walau suhu inkubator telah diatur, lakukan manajemen
penanganan suhu tubuh abnormal
11. Pindahkan bayi ke ibu secepatnya apabila bayi sudah tidak menunjukan tandatanda sakit.
Ruangan hangat
Ruangan hangat untuk menghangatkan bayi BBL, sering membuat petugas tidak
nyaman, sehingga menurunkan suhu ruangan tanpa menambah alat penghangat
untuk bayi. Cara menggunakan ruangan hangat bagi BBLR, yaitu
1. Pastikan bayi diberi pakaian hangat dan kepala diberi topi
2. Pastikan suhu ruangan paling rendah 26C
a. BB 1500-2000 gram suhu ruangan 28-30C
b. BB >2000 gram suhu ruangan 26-28C
3. Letakan bayi dalam boks didalam kamar, jauhkan dari dinding yang dingin,
jendela dan aliran udara
4. Ukur suhu tubuh bayi dan ruangan 4kali sehari
Page
16
Pemberian Minum
Suhu
Lakukanlah perawatan kulit-ke-kulit di antara kedua payudara ibu atau
beri pakaian di ruangan yang hangat atau dalam humidicrib jika staf
telah berpengalaman dalam menggunakannya. Jika tidak ada penghangat
bertenaga listrik, botol air panas yang dibungkus dengan handuk
bermanfaat untuk menjaga bayi tetap hangat. Pertahankan suhu inti tubuh
sekitar 36.5 37.50 C dengan kaki tetap hangat dan berwarna kemerahan.
Cairan dan pemberian minum
Jika mungkin berikan cairan IV 60 mL/kg/hari selama hari pertama kehidupan.
Sebaiknya gunakan paediatric (100 mL) intravenous burette: dengan sehat dan
aktif, beri 2-4 mL ASI perah setiap 2 jam melalui pipa lambung,
tergantung berat badan bayi (lihat halaman 62).
Bayi sangat kecil yang ditempatkan di bawah pemancar panas atau terapi
sinar memerlukan lebih banyak cairan dibandingkan dengan volume biasa.
Lakukan perawatan hati-hati agar pemberian cairan IV
dapat akurat karena kelebihan cairan dapat berakibat fatal.
Jika mungkin, periksa glukosa darah setiap 6 jam hingga pemberian minum
enteral dimulai, terutama jika bayi mengalami apnu, letargi atau kejang.
Bayi mungkin memerlukan larutan glukosa 10%.
Mulai berikan minum jika kondisi bayi stabil (biasanya pada hari ke-2,
pada bayi yang lebih matur mungkin pada hari ke-1). Pemberian minum
dimulai jika perut tidak distensi dan lembut, terdapat bising usus, telah
keluar mekonium dan tidak terdapat apnu.
Gunakan tabel minum.
Hitung jumlah minum dan waktu pemberiannya.
Jika toleransi minum baik, tingkatkan kebutuhan perhari.
Pemberian susu dimulai dengan 2-4 mL setiap 1-2 jam melalui pipa lambung.
Beberapa BBLSR yang aktif dapat minum dengan cangkir dan sendok atau
pipet steril. Gunakan hanya ASI jika mungkin. Jika volume 2-4 mL dapat
diterima tanpa muntah, distensi perut atau retensi lambung lebih dari setengah
yang diminum, volume dapat ditingkatkan sebanyak 1-2 mL per minum setiap
hari. Kurangi atau hentikan minum jika terdapat tanda-tanda toleransi yang
Page
19
buruk. Jika target pemberian minum dapat dicapai dalam 5-7 hari pertama,
tetesan IV dapat dilepas untuk menghindari infeksi.
Minum dapat ditingkatkan selama 2 minggu pertama kehidupan hingga
150-180 mL/kg/hari (minum 19-23 mL setiap 3 jam untuk bayi 1 kg dan
28-34 mL untuk bayi 1.5 kg). Setelah bayi tumbuh, hitung kembali volume
minum berdasarkan berat badan terakhir.
Antibiotika dan Sepsis
Faktor-faktor risiko sepsis adalah: bayi yang dilahirkan di luar rumah sakit
atau dilahirkan dari ibu yang tidak sehat, pecah ketuban >18 jam, bayi
kecil (mendekati 1 kg).
Jika terdapat salah satu TANDA BAHAYA (halaman 57) atau tanda
lain infeksi bakteri berat (halaman 58) mulailah pemberian antibiotik.
Apnu
Amati bayi secara ketat terhadap periode apnu dan bila perlu rangsang
pernapasan bayi dengan mengusap dada atau punggung. Jika gagal, lakukan
resusitasi dengan balon dan sungkup.
Jika bayi mengalami episode apnu lebih dari sekali dan atau sampai
membutuhkan resusitasi berikan sitrat kafein atau aminofilin.
Kafein lebih dipilih jika tersedia. Dosis awal sitrat kafein adalah 20 mg/
kg oral atau IV (berikan secara lambat selama 30 menit). Dosis rumatan
sesuai anjuran (lihat halaman 79).
Jika kafein tidak tersedia, berikan dosis awal aminofilin 10 mg/kg secara
oral atau IV selama 15-30 menit (halaman 76). Dosis rumatan sesuai
anjuran.
Jika monitor apnu tersedia, maka alat ini harus digunakan.
2.11 PEMERIKSAAN PENUNJANG/ DIAGNOSTIK
Page
20
2.12 PROGNOSIS
Pada saat ini harapan hidup bayi dengan berat 1501- 2500 gram adalah 95 %, tetapi
berat bayi kurang dari 1500 gram masih mempunyai angka kematian yang tinggi.
Kematian diduga karena displasia bronkhopulmonal, enterokolitis nekrotikans, atau
infeksi sekunder.
BBLR yang tidak mempunyai cacat bawaan selama 2 tahun pertama akan mengalami
pertumbuhan fisik yang mendekati bayi cukup bulan dengan berat sesuai masa
gestasi.
Pada BBLR , makin imatur dan makin rendah berat lahir bayi, makin besar
kemungkinan terjadi kecerdasan berkurang dan gangguan neurologik.
2.13 PEMULANGAN BAYI
Page
21
Sebelum pulang bayi sudah harus mampu minum sendiri, baik dengan botol maupum
putting susu ibu. Selain itu kenaikan berat badan berkisar antara 10 30 gram / hari
dan suhu tubuh tetap normal diruang biasa. Biasanya bayi dipulangkan dengan berat
badan lebih dari 2000 gram dan semua masalah berat sudah teratasi.
Pemulangan dan pemantauan BBLR
BBLR dapat dipulangkan apabila :
Tidak terdapat TANDA BAHAYA atau tanda infeksi berat.
Berat badan bertambah hanya dengan ASI.
Suhu tubuh bertahan pada kisaran normal (36-370C) dengan pakaian
terbuka.
Ibu yakin dan mampu merawatnya.
BBLR harus diberi semua vaksin yang dijadwalkan pada saat lahir dan jika
ada dosis kedua pada saat akan dipulangkan.
Konseling pada saat BBLR pulang
Lakukan konseling pada orang tua sebelum bayi pulang mengenai :
pemberian ASI eksklusif
menjaga bayi tetap hangat
tanda bahaya untuk mencari pertolongan
Timbang berat badan, nilai minum dan kesehatan secara umum setiap minggu hingga
berat badan bayi mencapai 2.5 kg.
2.14 Upaya-upaya Preventif untuk Menurunkan Kejadian IUGR
I. Upaya umum
1) Meningkatkan kesejahteraan umum masyarakat sehingga cukup nutrisi dalam
bentuk 4 sehat 5 sempurna.
2) Melakukan pengobatan yang menyertai ibu hamil sedini mungkin antara lain :
a) Hipertensi
b) Penyakit ginjal
c) Penyakit hati
d) Kardiovaskuler
e) DM
f) Penyakit paru/ asma
Page
22
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian
1.
Data Demografi
a) Identitas bayi: Nama, jenis kelamin, BB = kurang dari 2.500 gr, TB = sama
dengan/kurang dari 46 cm, LK = sama dengan/kurang dari 33 cm, LD =
sama dengan/kurang dari 30 cm.
b) Identitas ibu :
- Nama :
- Jenis kelamin : Perempuan
- Usia : biasanya > 35 tahun
- Alamat :
Page
23
- Pekerjaan :
- Pendidikan :
c) Keluhan utama: BB < 45 cm, LD < 30 cm, LK < 33 cm, hipotermi.
d) Riwayat kehamilan (usia kehamilan biasanya antara 24 sampai 37 minggu)
e) Komplikasi kehamilan dan persalinan : perdarahan pada kehamilan,
kelainan plasenta, kehamilan ganda, gizi rendah, infeksi TORCH.
f)
2.
Riwayat kesehatan keluarga : nenek/ ibu dari ibu bayi dulu waktu mengandung
mengalami pendarahan sewaktu kehamilan.
3.
4.
5.
Keadaan umum
Pada neonatus dengan BBLR, keadaannya lemah dan hanya merintih. Keadaan
akan membaik bila menunjukkan gerakan yang aktif dan menangis keras.
Kesadaran neonatus dapat dilihat dari responnya terhadap rangsangan. Adanya
BB yang stabil, panjang badan sesuai dengan usianya tidak ada pembesaran
lingkar kepala dapat menunjukkan kondisi neonatus yang baik.
Tanda-tanda Vital
Neonatus post asfiksia berat kondisi akan baik apabila penanganan asfiksia
benar, tepat dan cepat. Untuk bayi preterm beresiko terjadinya hipothermi bila
suhu tubuh < 36 C dan beresiko terjadi hipertermi bila suhu tubuh < 37 C.
Sedangkan suhu normal tubuh antara 36,5C 37,5C, nadi normal antara
120-140 kali per menit respirasi normal antara 40-60 kali permenit, sering pada
bayi post asfiksia berat pernafasan belum teratur (Potter Patricia A, 1996 : 87).
6.
Pemeriksaan fisik
Page
24
Head to toe
a) Kulit
Warna kulit tubuh merah, sedangkan ekstrimitas berwarna biru, pada bayi
preterm terdapat lanugo dan verniks.
b) Kepala
Kemungkinan ditemukan caput succedaneum atau cephal haematom, ubunubun besar cekung atau cembung kemungkinan adanya peningkatan tekanan
intrakranial.
c) Mata
Warna conjunctiva anemis atau tidak anemis, tidak ada bleeding
conjunctiva, warna sklera tidak kuning, pupil menunjukkan refleksi terhadap
cahaya.
d) Hidung
Terdapat pernafasan cuping hidung dan terdapat penumpukan lendir.
e) Mulut
Bibir berwarna pucat ataupun merah, ada lendir atau tidak.
f)
Telinga
Perhatikan kebersihannya dan adanya kelainan
g) Leher
Perhatikan kebersihannya karena leher nenoatus pendek
h) Thorax
Bentuk simetris, terdapat tarikan intercostal, perhatikan suara wheezing dan
ronchi, frekwensi bunyi jantung lebih dari 100 kali per menit.
i)
Abdomen
Bentuk silindris, hepar bayi terletak 1 2 cm dibawah arcus costaae
pada
garis papila mamae, lien tidak teraba, perut buncit berarti adanya asites atau
tumor, perut cekung adanya hernia diafragma, bising usus timbul 1 sampai 2
jam setelah masa kelahiran bayi, sering terdapat retensi karena GI Tract
belum sempurna.
j)
Umbilikus
Tali pusat layu, perhatikan ada pendarahan atau tidak, adanya tanda tanda
infeksi pada tali pusat.
Page
25
k) Genitalia
Pada neonatus aterm testis harus turun, lihat adakah kelainan letak muara
uretra pada neonatus laki laki, neonatus perempuan lihat labia mayor dan
labia minor, adanya sekresi mucus keputihan, kadang perdarahan.
l)
Anus
Perhatiakan adanya darah dalam tinja, frekuensi buang air besar serta warna
dari faeses.
m) Ekstremitas
Warna biru, gerakan lemah, akral dingin, perhatikan adanya patah tulang
atau adanya kelumpuhan syaraf atau keadaan jari-jari tangan serta
jumlahnya.
n) Refleks
Pada neonatus preterm post asfiksia berat reflek moro dan sucking lemah.
Reflek moro dapat memberi keterangan mengenai keadaan susunan syaraf
pusat atau adanya patah tulang (Iskandar Wahidiyat, 1991 : 155 dan Potter
Patricia A, 1996 : 109-356).
B1-B6
a) Sistem sirkulasi/kardiovaskular
Frekuensi dan irama jantung rata-rata 120 sampai 160x/menit, bunyi jantung
(murmur/gallop), warna kulit bayi sianosis atau pucat, pengisisan capilary
refill (kurang dari 2-3 detik).
b) Sistem pernapasan
Bentuk dada barel atau cembung, penggunaan otot aksesoris, cuping hidung,
interkostal; frekuensi dan keteraturan pernapasan rata-rata antara 4060x/menit, bunyi pernapasan adalah stridor, wheezing atau ronkhi.
c) Sistem gastrointestinal
Distensi abdomen (lingkar perut bertambah, kulit mengkilat), peristaltik usus,
muntah (jumlah, warna, konsistensi dan bau), BAB (jumlah, warna,
karakteristik, konsistensi dan bau), refleks menelan dan megisap yang lemah.
d) Sistem genitourinaria
Abnormalitas genitalia, hipospadia, urin (jumlah, warna, berat jenis, dan PH).
e) Sistem neurologis dan muskuloskeletal
Page
26
g) Sistem kulit
Keadaan kulit (warna, tanda iritasi, tanda lahir, lesi, pemasangan infus),
tekstur dan turgor kulit kering, halus, terkelupas.
h) Sistem Reproduksi
Pada wanita klitoris menonjol, sedangkan pada laki-laki skrotum belum
berkembang, tidak menggantung dan testis belum turun.
i) Keadaan rambut tipis, halus, lanugo pada punggung dan wajah,
2. Diagnosa Keperawatan dan Intervensi
1) Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan imaturitas paru dan neuromuscular.
Tujuan
Page
27
Intervensi
1.
Rasional
No
Intervensi
Rasional
Page
28
ringan
7
3) Thermoregulasi tidak efektif berhubungan dengan kontrol suhu yang imatur dan
penurunan lemak tubuh subkutan
Tujuan
No
Intervensi
Rasional
Page
29
menurunkan kehilangan
panas.
selimut hangat menjaga suhu
tubuh bayi dan sinar lampu
memberikan efek hangat pada bayi.
mengetahui terjadinya
hipoglikemi.
Kriteria Hasil :
Tidak ada tanda- tanda infeksi (tumor, dolor kalor, rubor dan fungtio laesa) pada tubuh
klien, TTV dalam batas normal, lekosit normal, klien tidak mengalami sepsis.
No
Intervensi
3
4
Rasional
Kolaborasi pemeriksaan
laboratorium (lekosit).
Tujuan
kembali terpenuhi.
Kriteria Hasil :
Klien mendapat kalori dan nutrient esensial yang adekuat, berat badan klien
meningkat (kira- kira 20-30 gram /hari), kembung tidak ada, klien dapat menghisap
dengan kuat, nilai Hb normal, klien menghabiskan susu sesuai dengan instruksi, tidak
terdapat residu.
No
Intervensi
Rasional
menghindari intoleransi
pemberian makanan.
- mengetahui perkembangan
status nutrisi klien
Page
31
6) Resiko gangguan integritas kulit berhubungan dengan struktur kulit imatur, penurunan
status nutrisi dan prosedur invasif
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan, integritas kulit klien tetap utuh.
Kriteria Hasil :
Tidak ada tanda-tanda iritasi pada kulit klien, tidak ada tanda-tanda infeksi pada kulit
klien, tidak ada kemerahan pada lipatan kulit, popok klien tetap kering.
No
Intervensi
Rasional
mengetahui secara dini terjadinya
iritasi.
Intervensi
Rasional
Page
32
menurunkan penggunaan
kalori dan oksigen yang tidak
perlu.
Rasional
Page
33
mengendong klien.
c. Identifikasi sumber-sumber (misalnya transportasi, pengasuh bayi).
d. Izinkan orang tua untuk
Page
34
BAB IV
PENUTUP
4.1
Kesimpulan
Bayi berat badan lahir rendah (BBLR) ialah bayi baru lahir yang berat badan lahirnya
pada saat kelahiran kurang dari 2.500 gram sampai dengan 2.499 gram.
Ada 3 penyebab yang biasanya mengikuti bayi BBLR :
A. Faktor Ibu
B. Faktor Janin
C. Faktor Plasenta
Upaya-upaya untuk meminimalisir bayi BBLR ada beberapa salah satunya menangani
kebiasaan buruk sang ibu dan melakukan check up kehamilan berkala.
Page
35
DAFTAR PUSTAKA
Page
36