OLEH :
KELOMPOK 4
Nama Anggota :
D-III KEBIDANAN
STIKES MUHAMMADIYAH LAMONGAN
TP.2014-2015
DAFTAR ISI
Cover ......................................................................................................................i
DAFTAR ISI
BAB I :
PENDAHULUAN--------------------------------------------------------------------------------------------
1.1 Latar Belakang -------------------------------------------------------------------------------------------
1.2 Rumusan Masalah----------------------------------------------------------------------------------------
1.3 Tujuan------------------------------------------------------------------------------------------------------
BAB II :
ISI---------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-
2.1. Pengertian Bayi Berat Lahir Rendah ------------------------------------------------
2.2. EtiologiBayi Berat Lahir Rendah------------------------------------------------
2.4.PredisposisiBayi Berat Lahir Rendah-------------------------------------------
2.5. PatofisiologiBayi Berat Lahir Rendah------------------------------------------
2.6.Diagnosa dan gejala klinik Bayi Berat Lahir Rendah------------------------
2.7. Permasalahan Bayi Berat Lahir Rendah---------------------------------------
2.8. Penanganan Bayi Berat Lahir Rendah------------------------------------------
2.9.Prognosis Bayi Berat Lahir Rendah----------------------------------------------
BAB III :
PENUTUP ---------------------------------------------------------------------------------
3.1. Kesimpulan --------------------------------------------------------------------------
3.2. Saran-----------------------------------------------------------------------------------
Daftar Pustaka ----------------------------------------------------------------------------
BAB 1
PENDAHULUAN
1.3.Tujuan
1.3.1. Tujuan umum
Dapat memberikan pengetahuan mengenai bayi berat lahir rendah,bagi tenaga kesehatan dan
masyarakat sehingga dapat mencegah dan mengurangi kejadian tersebut
1.3.2. Tujuan khusus
1) Untuk Mengetahui Pengertian Bayi Berat Lahir Rendah
2) Untuk Mengetahui EtiologiBayi Berat Lahir Rendah
3) Untuk Mengetahui Karakteristik Bayi Berat Lahir Rendah
4) Untuk Mengetahui Faktor Predisposisi Bayi Berat Lahir Rendah
5) Untuk Mengetahui Patofisiologi Bayi Berat Lahir Rendah
6) Untuk Mengetahui Diagnosa dan Gejala Klinik Bayi Berat Lahir Rendah
7) Untuk Mengetahui Permasalahan Bayi Berat Lahir Rendah
8) Untuk Mengetahui Penanganan Bayi Berat Lahir Rendah
9) Untuk Mengetahui Prognosis Bayi Berat Lahir Rendah
1.4. Manfaat
1.4.1. Bagi Tenaga Kesehatan
Untuk memberikan gambaran kejadian Infeksi yang menyertai kehamilan dan persalinan sehingga
dapat melakukan intervensi dan Asuhan yang tepat.
1.4.2. Bagi penulis
Untuk memberikan pengetahuan mengenai gambaran Bayi Berat Lahir Rendahsebagai tambahan
studi.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Bayi Berat Lahir Rendah
2.1.1. Bayi berat lahir rendah adalah bayi lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gram tanpa
memperhatikan umur kehamilan.Pada BBLR sering ditemui refleks menghisap atau menelan
lemah,bahkan kadang-kadang tidak ada,bayi cepat lelah,saat menyusui sering tersedak atau malas
menghisap,dll (Kapita Selekta Kedokteran edisi ke III.2000).
2.1.2. Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir kurang dari 2500 gram tanpa
memandang usia gestasi. BBLR dapat terjadi pada bayi kurang bulan (< 37 minggu) atau pada
bayi cukup bulan (intrauterine growth restriction) (Pudjiadi, dkk., 2010)
2.1.3. BBLR adalah bayi baru lahir yang berat badan saat lahir < 1500 – 2499 gr (Saifuddin, AB. 2002 :
376)
2.1.4. Menurut Saifuddin, AB (2002 : 376), BBLR dibedakan dalam
1. Bayi berat lahir rendah (BBLR), berat lahir 1500 – 2500 gr
2. Bayi berat lahir sangat rendah (BBLSR), berat lahir < 1500 gr
3. Bayi berat lahir ekstrim rendah (BBLER), berat lahir < 1000gr.
2.8 PENANGANAN
Menurut Saifuddin, AB (2002 : 380), penanganan BBLR adalah :
2.8.1 Umum
1. Mempertahankan suhu yang ketat
BBLSR mudah mengalami hipotermi, oleh sebab itu suhu tubuhnya harus stabil
2. Mencegah infeksi yang ketat
BBLR sangat rentan terhadap infeksi
3. Pengawasan ASI / nutrisi
Reflek menelan BBLR belum sempurna, pemberian nutrisi dilakukan dengan cermat
4. Penimbangan ketat
Perubahan BB mencerminkan kondisi gizi dan erat kaitannya dengan daya tahan tubuh.
2.8.2 Dismaturitas
1. Diberikan makanan dini (early feeding)
2. Kadar gula harus diperiksa setiap 8 – 12 jam
3. Frekuensi pernapasan pada 24 jam pertama
4. Temperature harus dikelolah, jangan sampai kedinginan karena bayi dismatur lebih rentan
terhadap hipotermi
2.8.3 BBLSR / Prematur kecil
1. Pastikan bayi terjaga tetap hangat. Bungkus bayi dengan kain kering yang hangat dan pakai topi
untuk mencegah kehilangan panas
2. Jika pada riwayat ibu terdapat kemungkinan infeksi bakteri. Beri dosis pertama antibiotic
Gentamicin 4 mg / kg BB (IM) atau Kendamicin dan Ampicilin 100 mg / kg BB (IM) atau Benzin
Penicilin
2.8.4 Penatalaksanaan BBLR Konsekuensi dari anatomi dan fisiologi yang belum matang menyebabkan
bayi BBLR cenderung mengalami masalah yang bervariasi. Hal ini harus diantisipasi dan dikelola
pada masa neonatal. Penatalaksanaan yang dilakukan bertujuan untuk mengurangi stress fisik
maupun psikologis. Adapun penatalaksanaan BBLR meliputi (Wong, 2008; Pillitteri, 2003) :
1. Dukungan respirasi Tujuan primer dalam asuhan bayi resiko tinggi adalah mencapai dan
mempertahankan respirasi. Banyak bayi memerlukan oksigen suplemen dan bantuan ventilasi.
Bayi dengan atau tanpa penanganan suportif ini diposisikan untuk memaksimalkan oksigenasi
karena pada BBLR beresiko mengalami defisiensi surfaktan dan periadik apneu. Dalam kondisi
seperti ini diperlukan pembersihan jalan nafas, merangsang pernafasan, diposisikan miring untuk
mencegah aspirasi, posisikan tertelungkup jika mungkin karena posisi ini menghasilkan oksigenasi
yang lebih baik, terapi oksigen diberikan berdasarkan kebutuhan dan penyakit bayi. Pemberian
oksigen 100% dapat memberikan efek edema paru dan retinopathy of prematurity.
2. Termoregulasi Kebutuhan yang paling krusial pada BBLR setelah tercapainya respirasi adalah
pemberian kehangatan eksternal. Pencegahan kehilangan panas pada bayi distress sangat
dibutuhkan karena produksi panas merupakan proses kompleks yang melibatkan sistem
kardiovaskular, neurologis, dan metabolik. Bayi harus dirawat dalam suhu lingkungan yang netral
yaitu suhu yang diperlukan untuk konsumsi oksigen dan pengeluaran kalori minimal. Menurut
Thomas (1994) suhu aksilar optimal bagi bayi dalam kisaran 36,5°C – 37,5°C, sedangkan menurut
Sauer dan Visser (1984) suhu netral bagi bayi adalah 36,7°C – 37,3°C. Menghangatkan dan
mempertahankan suhu tubuh bayi dapat dilakukan melalui beberapa cara, yaitu (Kosim Sholeh,
2005) :
1) Kangaroo Mother Care atau kontak kulit dengan kulit antara bayi dengan ibunya. Jika ibu tidak ada
dapat dilakukan oleh orang lain sebagai penggantinya.
2) Pemancar pemanas
3) Ruangan yang hangat
4) Inkubator Tabel :
Suhu inkubator yang direkomendasikan menurut umur dan berat
2.9 PROGNOSIS
Kematian perinatal pada bayi dengan BBLR 8x lebih besar dari bayi normal pada umur
kehamilan yang sama. Prognosis akan lebih buruk lagi bila berat badan makin rendah. Angka
kematian yang tinggi terutama disebabkan oleh seringnya dijumpai kelainan komplikasi neonatal
seperti asfiksia. (Mochtar, Rustam. 1998 : 451)
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Bayi berat lahir rendah adalah bayi lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gram tanpa
memperhatikan umur kehamilan.Pada BBLR sering ditemui refleks menghisap atau menelan
lemah,bahkan kadang-kadang tidak ada,bayi cepat lelah,saat menyusui sering tersedak atau malas
menghisap,dll (Kapita Selekta Kedokteran edisi ke III.2000).
Etiologi yang dapat menyebabkan terjadinya persalinan preterm / BBLR adalah dari faktor ibu,
faktor janin dan dismaturitas.
Diagnosa dan gejala klinik dapat dianalisa pada saat Sebelum bayi lahir dan juga setelah bayi
lahir.
Permasalahan pada BBLR yang dapat terjadi yaitu ketidakstabilan suhu tubuh dalam
kandungan ibu, gangguan pernafasan, imaturitas imunologi, masalah gastrointestinal dan nutrisi,
imaturitas hati, dan hipoglikemi.
Dan penanganan yang dapat dilakukan antara lain mempertahankan suhu yang ketat, mencegah
infeksi yang ketat, pengawasan ASI / nutrisi, dan penimbangan ketat.
3.2 Saran
1.1.1. Bagi Mahasiswa
Mahasiswa hendaknya dapat mengimplikasi antara ilmu pengetahuan logika dan ilmu dalam
melaksanakan dan menerapkan asuhan kebidannan yang baik dan benar.
1.1.2. Bagi Lahan Praktek
Dapat menyesuaikan antara teori dan praktek terutama dalam asuha kebidanan pada BBL patologi
dengan BBLR dan hipotermi, dapat meningkatkan layanan terutama dalam pencegah kematian
neonatal..
1.1.3. Bagi Institusi Pendidikan
Dapat menambah wawasan tentang asuhan kebidanan dan dapat memperbanyak dan
menggandakan sebagian fasilitas perpustakaan.
DAFTAR PUSTAKA
Dewi Vivian Nanny Lia.2011.ASUHAN NEONATUS BAYI DAN ANAKBALITA.Jakarta:Salemba
Medika.
Behrman,Kliegman,Arvin.2000.Ilmu Kesehatan Anak.Jakarta:EGC
Arsip Blog
▼ 2014 (4)
o ► April (2)
o ▼ Maret (2)
MAKALAH BBLR (KOMUNITAS)
Tema PT Keren Sekali. Diberdayakan oleh Blogger.