(Mata kuliah Landasan dan Perkembangan Asuhan Kebidanan berdasarkan Evidence Base)
Disusun Oleh :
TAHUN AKADEMIK
2019/2020
KATA PENGANTAR
HALAMAN JUDUL.........................................................................................i
KATA PENGANTAR.......................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................2
C. Tujuan Penulisan...................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
DAFTAR PUSTAKA…………………………………...……….……….….………iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Program Indonesia Sehat merupakan salah satu program dari Agenda ke-5
Nawa Cita, yaitu Meningkatkan Kualitas Hidup Manusia Indonesia. Program ini
didukung oleh program sektoral lainnya yaitu Program Indonesia Pintar, Program
Tahun 2015-2019, yang ditetapkan melalui Keputusan Menteri Kesehatan R.I. Nomor
HK.02.02/Menkes/52/2015.
dan status gizi masyarakat melalui upaya kesehatan dan pemberdayaan masyarakat
Sasaran ini sesuai dengan sasaran pokok RPJMN 2015-2019, yaitu: (1) meningkatnya
status kesehatan dan gizi ibu dan anak, (2) meningkatnya pengendalian penyakit, (3)
meningkatnya akses dan mutu pelayanan kesehatan dasar dan rujukan terutama di
kesehatan universal melalui Kartu Indonesia Sehat dan kualitas pengelolaan SJSN
kesehatan, (5) terpenuhinya kebutuhan tenaga kesehatan, obat dan vaksin, serta (6)
yaitu: (1) penerapan paradigma sehat, (2) penguatan pelayanan kesehatan, dan (3)
Sedangkan pelaksanaan JKN dilakukan dengan strategi perluasan sasaran dan manfaat
(benefit), serta kendali mutu dan biaya. Kesemuanya itu ditujukan kepada tercapainya
keluarga-keluarga sehat.
B. Rumusan Masalah
1. Konsep Keluarga
C. Tujuan Penulisan
TINJAUAN TEORI
A. Konsep Keluarga
1. Fungsi afektif adalah fungsi keluarga yang utama untuk mengajarkan segala
keluarga.
2. Fungsi sosialisasi yaitu proses perkembangan dan perubahan yang dilalui individu
sosialnya. Sosialisasi dimulai sejak lahir. Fungsi ini berguna untuk membina
sosialisasi pada anak, membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat
kelangsungan keluarga.
keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap memiliki produktivitas yang tinggi.
kesehatan.
pengembangan dari kunjungan rumah oleh Puskesmas dan perluasan dari upaya
dan preventif.
Yang dimaksud satu keluarga adalah satu kesatuan keluarga inti (ayah, ibu,
dan anak) sebagaimana dinyatakan dalam Kartu Keluarga. Jika dalam satu rumah
tangga terdapat kakek dan atau nenek atau individu lain, maka rumah tangga tersebut
dianggap terdiri lebih dari satu keluarga. Untuk menyatakan bahwa suatu keluarga
sehat atau tidak digunakan sejumlah penanda atau indikator. Dalam rangka
untuk penanda status kesehatan sebuah keluarga. Kedua belas indikator utama
usia subur, suami atau isteri atau keduanya, terdaftar secara resmi sebagai
anak yang sedikit mampu memberikan kebutuhan yang layak bagi anak-anak
terdapat ibu pasca bersalin (usia bayi 0-11 bulan) dan persalinan ibu tersebut,
Bayi mendapat imunisasi dasar lengkap adalah jika di keluarga terdapat bayi
(usia 12- 23 bulan), bayi tersebut telah mendapatkan imunisasi HB0, BCG,
Bayi mendapat ASI eksklusif adalah jika di keluarga terdapat bayi usia 7–23
bulan dan bayi tersebut selama 6 bulan (usia 0-6 bulan) hanya diberi ASI saja
(ASI eksklusif).
balita (usia 2–59 bulan 29 hari) dan bulan yang lalu ditimbang berat badannya
di Posyandu atau fasilitas kesehatan lainnya dan dicatat pada KMS/buku KIA.
adalah tingkat pendidikan ibu yang rendah berhubungan secara tidak langsung.
perkembangan motorik pada anak. Hal ini didukung dengan sikap orang tua
tuberkulosis (TB) paru dan penderita tersebut berobat sesuai dengan petunjuk
dokter/petugas kesehatan.
Peran keluarga dalam upaya pencegahan, proses pengobatan dan upaya
sebagai penderita tekanan darah tinggi (hipertensi) dan berobat teratur sesuai
jiwa berat dan penderita tersebut tidak ditelantarkan dan/atau dipasung serta
diupayakan kesembuhannya.
Anggota keluarga tidak ada yang merokok adalah jika tidak ada seorang pun
rokok atau produk lain dari tembakau. Termasuk di sini adalah jika anggota
keluarga tidak pernah atau sudah berhenti dari kebiasaan menghisap rokok
Keluarga sudah menjadi anggota JKN adalah jika seluruh anggota keluarga
Keluarga mempunyai akses sarana air bersih adalah jika keluarga tersebut
memiliki akses dan menggunakan air leding , PDAM atau sumur pompa, atau
sumur gali, atau mata air terlindung untuk keperluan sehari-hari.8 Studi
perkotaan dengan kepadatan penduduk yang tinggi dan sumber air yang tidak
keluarga tersebut memiliki akses dan menggunakan sarana untuk buang air
pendekatan keluarga ini tiga hal berikut harus diadakan atau dikembangkan, yaitu:
yang merupakan sarana untuk merekam (menyimpan) data keluarga dan data
individu anggota keluarga. Data keluarga meliputi komponen rumah sehat (akses/
ketersediaan air bersih dan akses/penggunaan jamban sehat). Data individu anggota
(hipertensi, tuberkulosis, dan gangguan jiwa) serta perilakunya (merokok, ikut KB,
lain-lain).
buku saku, atau bentuk lainnya, yang diberikan kepada keluarga sesuai masalah
untuk keluarga yang ibunya sedang hamil, Flyer tentang Pertumbuhan Balita untuk
keluarga yang mempunyai balita, Flyer tentang Hipertensi untuk mereka yang
Forum komunikasi yang digunakan untuk kontak dengan keluarga dapat berupa
forum-forum berikut.
2. Diskusi kelompok terarah (DKT) atau biasa dikenal dengan focus group discussion
4. Forum-forum yang sudah ada di masyarakat seperti majelis taklim, rembug desa,
Target Program PIS PK pada tahun 2019 adalah pelaksaan di seluruh puskesmas di
Indonesia
1. Peran Puskesmas
data Puskesmas.
Pembina Keluarga.
(Penggerakan-Pelaksanaan), P3 (Pengawasan-Pengendalian-Penilaian).
pengendalian.
Provinsi juga memiliki tiga peran utama, yakni: pengembangan sumber daya,
Semakin banyak indikator yang dapat dipenuhi oleh suatu keluarga, maka status
keluarga tersebut akan mengarah kepada Keluarga Sehat. Sementara itu, semakin
banyak keluarga yang mencapai status Keluarga Sehat, maka akan semakin dekat
Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga juga sangat ditentukan oleh peran
dan tanggung jawab sektor-sektor lain di luar sektor kesehatan (lintas sektor).
Kementerian dan lembaga yang dapat ikut berperan dalam program ini misalnya
PEMBAHASAN
dikenal dengan istilah primary health care. Implementasi dari primary health care
kesehatan milik publik yang didirikan khusus untuk itu, baik pemerintah ataupun
keluarga.
khusus yang lebih baik dibandingkan seorang dokter umum biasa. Ada pendidikan
tambahan yang harus dijalani oleh dokter umum untuk menjadi dokter keluarga.
suatu solusi dalam mewujudkan kualitas kesehatan individu dan masyarakat yang
lebih baik.
II. Konsep Pelayanan Kesehatan Dasar Di Indonesia
perorangan dan pelayanan kesehatan masyarakat dalam satu wadah terpadu yang
sakit. Disisi lain, petugas puskesmas menganggap bahwa kalau tidak ada yang
Anggapan seperti ini harus dapat diubah dengan program pendekatan keluarga.
Keluarga adalah suatu lembaga yang merupakan unit terkecil dari masyarakat.
Karena merupakan unit dari masyarakat, keluarga memiliki peran yang cukup
kesehatan masyarakat.
keluarga sebagai satuan terkecil masyarakat dinilai akan lebih efektif dalam
mengatasi berbagai persoalan kesehatan seperti gizi buruk, sanitasi buruk,
pengendalian penyakit tidak menular seperti obesitas, darah tinggi, diabetes dan
lain-lain.
hidup dalam lingkungan yang sehat. Menurut Friedman (1998), terdapat lima
fungsi keluarga yang salah satunya adalah fungsi perawatan atau pemeliharaan
kesehatan (The Health Care Function). Fungsi ini adalah untuk mempertahankan
tombak dan penentu keberhasilan program ini. Adapun area prioritas/sasaran yang
telah ditetapkan oleh pemerintah melalui program ini adalah penurunan angka
kematian ibu/angka kematian bayi (AKI dan AKB), penurunan prevalensi balita
kesehatan individu secara siklus hidup (life cycle). Ini artinya penanganan masalah
kembang masa bayi-balita, usia sekolah dasar, remaja, dewasa sampai usia lanjut.
Fokusnya adalah pada kesehatan individu-individu dalam keluarga. Hal ini sesuai
(continuum of care).
Salah satu bentuk dari pendekatan keluarga yang dapat dilakukan oleh
puskesmas adalah melalui kegiatan kunjungan rumah secara rutin dan terjadwal.
target area prioritas/sasaran dari program ini. Komitmen untuk bekerja di dalam
dan di luar gedung puskesmas tentu juga perlu didukung oleh Dinas Kesehatan
Salah satu bentuk dukungan dari Dinkes adalah melalui alokasi anggaran
kapitasi dari BPJS Kesehatan yang dapat digunakan untuk pelaksanaan program
ini, dukungan alokasi anggaran dari Dinkes tentu juga diharapkan tetap didapatkan.
tidak menular, bahaya merokok, cara mencuci tangan yang baik, jaminan kesehatan
Profil kesehatan keluarga (prokesga) yang dibawa pada saat kunjungan rumah
Kesehatan RI. Hal ini untuk menyeragamkan pendataan agar efektif dan tepat
sasaran. Data prokesga didapat dari kunjungan rumah merupakan data yang sangat
berharga bagi puskesmas. Analisis yang akurat terhadap prokesga akan berguna
intervensi kesehatan yang berbeda dengan keluarga lain. Perbedaan ini akan dapat
dibaca sebagai hasil yang akurat dengan adanya keseragaman indikator. Sehingga
hasil akhir yang diharapkan adalah tercapainya area prioritas/sasaran dari program
ini.
BAB V
KESIMPULAN
memerlukan dukungan dari berbagai pihak. Sampai kapan Indonesia harus terus
penyebaran penyakit menular dan tidak menular? Maka pertanyaan tersebut mungkin
Keluarga".
DAFTAR PUSTAKA
1. Depkes RI. Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga. In: RI KK,
3. Badan Pusat Statistik. Laju Pertumbuhan Penduduk. In: Statistik BP, editor. Jakarta:
www.bps.go.id; 2016.
editor. Jakarta2016.
5. Kementrian Kesehatan RI. Profil Kesehatan Jakarta Barat Tahun 2014. In: RI KK,
2014;27(1):47-50.
10. Abd. Rahman. Hubungan Pengetahun dan Sikap Ibu dengan Pertolongan Persalinan
pada Tenaga Kesehatan di Desa Lolu Kecamatan Biromaru Kabupaten Sigi. Jurnal
12. Robin Dompas. Gambaran Pemberian Imunisasi Dasar Pada Bayi Usia 0-12 Bulan.
13. Tutik Inayah Susilaningsih. Gambaran Pemberian Asi Eksklusif Bayi 0-6 Bulan di
2013;4(2):81 – 9.
Keluarga terhadap Perkembangan Motorik Halus Anak Usia 3-4 Tahun. Jurnal
15. Farida, Eddy Syahrial, Lita Sri Handayani. Gambaran Peran Keluarga terhadap
Penderita TBC di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Datar Kecamatan Hamparan Perak
16. Agnes Stella Koyongian, Rina Kundre, Jill Lolong. Hubungan Peran Keluarga
17. Firri Sastradimulya, Eka Nurhayati, Yuli susanti. Hubungan Tingkat Pengetahuan
18. Sri Utami, Sri Kurniati Handayani. Ketersediaan Air Bersih untuk Kesehatan:Kasus
dalam Pencegahan Diare pada Anak. Jakarta: Universitas Terbuka; 2017. 24.
Qudsiyah et al. Factors Assosiated with High Number of Open Defecation (OD) in
Evaluasi%20PIS-PK.pdf
20. http://dinkes.dharmasrayakab.go.id/artikel/9/pprogram-indonesia-sehat.pendekatan-
keluarga-pis-pk-dalam-pembangunan-kesehatan-di-indonesia.html
21. https://www.scribd.com/document/365248303/SPM-PIS-PK-GERMAS-pdfA