Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Setelah MDGs berakhir pada tahun 2015 dan digantikan dengan

Sustainable Development Goals (SDGs), penurunan Angka Kematian Ibu (AKI)

juga masih menjadi salah satu fokus SDGs dengan target pada tahun 2030

penurunan angka kematian ibu hingga di bawah 70 per 100.000 kelahiran hidup

serta mengurangi sepertiga kematian bayi prematur akibat penyakit tidak menular

melalui pencegahan dan perawatan, serta mendorong kesehatan dan kesejahteraan

mental.1

AKI merupakan salah satu indikator untuk melihat derajat kesehatan dari

suatu negara. WHO memperkirakan di seluruh dunia setiap harinya sekitar 800

perempuan meninggal dunia akibat komplikasi selama kehamilan, pasca

kehamilan dan pasca persalinan. Di Indonesia, AKI masih sangat tinggi

dibandingkan dengan negara-negara di Asia Tenggara yang lain. Rasio kematian

ibu di Indonesia adalah 240 per 100.000 kelahiran hidup dibandingkan dengan

negara maju yaitu 16 per 100.000 kelahiran hidup.1

Pasien yang mengalami morbiditas parah atau meninggal, sering

ditemukan adanya periode kemunduran fisiologis yang lambat dan progresif,

meninggal tanpa disadari dan diperlakukan tidak tepat.1 Sistem peringatan dini

pertama dikembangkan di Inggris tahun 1997 berdasarkan kelainan pada

parameter fisiologis pasien.2 Tujuan sistem peringatan dini ini (EWS),

1
dikembangkan untuk orang dewasa yang tidak kebidanan untuk memungkinkan

pasien dengan risiko komplikasi untuk diidentifikasi sedini mungkin.2 Menurut

penulis tersebut, kelainan pada parameter fisiologis ditemukan hingga delapan

jam sebelum kejadian yang tidak menguntungkan seperti kebutuhan dirawat di

unit perawatan intensif (ICU) atau terjadinya henti jantung kardiorespirasi.2

Tahun 2003-2005 Confidential Enquiry into Maternal and Child Health

(CEMACH) di UK merekomendasikan penggunaan rutin sistem peringatan

kebidanan awal yang dimodifikasi/Modified Early Obstetric Warning System

(MEOWS). MEOWS merupakan sistem peringatan dini yang disesuaikan untuk

populasi kebidanan.3

Program ini perlu ditawarkan kepada para profesional yang terlibat

dalam perawatan kebidanan sehingga mereka memahami signifikansi kelainan

pada tanda-tanda vital dan apa perubahan itu mungkin berarti. MEOWS memicu

parameter yang dapat menyebabkan deteksi dini kondisi yang tidak dikenal,

seperti: perdarahan postpartum (yang bisa jadi diduga dari adanya hipotensi dan

takikardia), sepsis (demam, hipotensi, takikardia,hipoksia), dan tromboemboli

vena (takikardia,takipnea, hipoksia) .3

Negara Inggris memodifikasi Early Warning System (EWS) untuk

maternitas menjadi M-EWS (Modified Early Warning Scores), diperlukan untuk

perubahan fisiologis kehamilan.3 Tanda-tanda vital yang dipantau dalam M-EWS

adalah sebagai berikut: laju pernapasan, detak jantung, tekanan darah-sistolik dan

diastolik, suhu, saturasi oksigen, dan level kesadaran menggunakan AVPU =

(A)lert, respons terhadap (V)oice, respons terhadap (P)ain dan (U)n responsive.

2
Setiap hasil rekam tanda vital menghasilkan skor (0–3) tergantung pada ukuran

penyimpangan dari normal: 0 untuk parameter dalam normal batas fisiologis dan

skor 3 untuk yang paling parah.3

M-EWS berguna untuk pengakuan dini dari kerusakan akut,

memungkinkan intervensi sebelumnya untuk mencegah kemunduran, mengurangi

keterlambatan dalam mencapai titik definitif perawatan, mengurangi

keterlambatan dalam mendapatkan perawatan definitif, menyelamatkan

kehidupan, dan sumber daya.3

Ruang Kebidanan RSUD Kabupaten Bekasi sejak tahun 2017 sampai

sekarang memakai format EWS pada pasien kebidanan, belum menggunakan

format sistem peringatan dini khusus untuk pasien kebidanan. Salah satu kasus

kebidanan yang memerlukan observasi ketat adalah Pre Eklamsi Berat (PEB), data

kasus tersebut di RSUD Kabupaten Bekasi pada tahun 2017 sebanyak 20,9%,

tahun 2018 sebanyak 23%, tahun 2019 sebanyak 36%. Dari jumlah kasus tersebut

terjadi penurunan kondisi ibu sampai kematian akibat terlambatnya diketahui

perburukan kondisi pasien sebanyak 60% pada tahun 2017, 55,5% pada tahun

2018, 71% pada tahun 2019.

Berdasar data di atas penulis tertarik untuk membuat skor

MEOWS/MEWS dalam bentuk digital agar dapat diaplikasikan oleh semua bidan

praktek sebagai upaya menurunkan AKI.

3
1.2 Rumusan Masalah

Rumusan Masalah pada makalah ini adalah :

1. Bagaimana evaluasi penggunaan dan komponen MEOWS pada pasien

kebidanan di RSUD Kabupaten Bekasi?

1.3 Tujuan Makalah

1.3.1 Tujuan Umum untuk mengetahui hasil evaluasi dan komponen

penggunaan MEOWS pada pasien kebidanan dengan risiko di

RSUD Kabupaten Bekasi

1.3.2 Tujuan Khusus :

1. Untuk mengetahui hasil dari evaluasi MEOWS

2. Untuk m engetahui komponen dari MEOWS

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Kegunaan Ilmiah

Dapat meningkatkan keilmuan dan di bidang asuhan kebidanan

terutama dalam praktik kebidanan, khususnya pada ibu hamil, melahirkan,

masa nifas dengan risiko dan menjadi referensi dalam peringatan dini

maternal (MEOWS).

4
1.4.2 Kegunaan Praktis

Diharapkan dapat diaplikasikan oleh bidan praktek pada

pemantauan kasus kebidanan beresiko untuk meningkatkan pemberian

layanan yang komprehensif agar bisa mencegah dan menurunkan AKI.

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 EWS

2.1.1 Ruang Lingkup EWS

1. Pengertian EWS

Early Warning System (EWS) adalah skor peringatan dini berupa

instrumen klinis yang dirancang untuk mengingatkan staf medis akan

terjadinya kemunduran klinis.4

2. Komponen EWS.5

a. Tekanan Darah

Tekanan darah merujuk kepada tekanan yang dialami darah

pada anggota tubuh manusia. Tekanan darah dibuat dengan

mengambil dua ukuran dan biasanya diukur seperti berikut:

120/80 mmHg. Nomor atas (120) menunjukkan tekanan ke

atas pembuluh arteri akibat denyutan jantung, dan disebut

tekanan sistole. Nomor bawah (80) menunjukkan tekanan

saat jantung beristirahat di antara pemompaan, dan disebut

tekanan diastole. Saat yang paling baik untuk mengukur

tekanan darah adalah saat Anda istirahat dan dalam keadaan

duduk atau berbaring.

6
b. Suhu

Temperatur (suhu) merupakan besaran pokok yang mengukur

derajat panas suatu benda/makhluk hidup.

c. Respirasi

Frekuensi proses inspirasi dan ekspirasi dalam satuan

waktu/menit.

d. Tambahan oksigen

e. Nadi

Frekunsi denyut nadi manusia bervariasi, tergantung dari

banyak faktor yang mempengaruhinya

f. Saturasi

Saturasi oksigen adalah presentasi hemoglobin yang berikatan

dengan oksigen dalam arteri, saturasi oksigen normal adalah

antara 95-100 %.

g. Level Kesadaran

Level kesadaran menggunakan AVPU = (A)lert, respons

terhadap (V)oice, respons terhadap (P)ain dan (U)n responsive

2.1.2 Tujuan Evaluasi

1. Untuk mengetahui keefektifan pemakaian EWS pada pasien

kebidanan dengan risiko

2. Untuk mengembangkan suatu format peringatan dini khusus untuk

pasien kebidanan

7
2.1.3 Dinamika Evaluasi

RSUD Kabupaten Bekasi menggunakan format EWS sebagai

lembar observasi untuk semua pasien yang dirawat, belum memakai

format observasi khusus untuk pasien kebidanan.

Komponen EWS yang dipakai di RSUD, yaitu : tekanan darah,

pernafasan, suhu, nadi, tingkat kesadaran, saturasi. Komponen tersebut

kurang mewakili semua aspek dalam kebidanan.

Komponen MEOWS memiliki aspek yang lebih lengkap dibandingkan

dengan EWS untuk mengobservasi pasien khusus kebidanan, seperti :

kadar protein urin, lochea, skala nyeri

2.1.4 Metode Evaluasi

Proses :
Sistem peringatan
Input : dini yang dipakai Output :
EWS belum bisa mewakili MEOWS
semua aspek
penilaian untuk
pasien kebidanan

8
2.2 MEOWS

2.2.1 Pengertian

MEOWS/Modified Early obstetri Warning System adalah skor

fisiologis sederhana yang memungkinkan peningkatan kualitas dan

keamanan manajemen yang diberikan kepada pasien kebidanan.3

2.2.2 Tujuan

Tujuan utama dari MEOWS adalah6

1. Untuk mencegah keterlambatan dalam intervensi atau transfer pasien

yang sakit kritis.

2. Digunakan untuk wanita hamil, bersalin dan postnatal

3. Pasien dengan score rendah dapat terus menerima perawatan dan

pengamatan biasa mereka.

4. Pasien dengan MEOWS tinggi harus diawasi dengan lebih seksama

dan dipertimbangkan untuk dipindahkan ke unit perawatan yang lebih

tinggi seperti ICU

2.2.3 Komponen MEOWS7

1. Tekanan Darah

2. Suhu

3. Respirasi

4. Nadi

5. Saturasi

6. Tambahan oksigen

9
7. Lochea

Lochea adalah istilah untuk sekret dari uterus yang keluar melalui

vagina selama puerperium

8. Protein Uria

Proteinuria juga disebut albuminuria atau urin albumin adalah suatu

kondisi di mana urin mengandung jumlah protein yang tidak normal.

Proteinuria merupakan tanda penyakit ginjal kronis, yang dapat

mengakibatkan diabetes, tekanan darah tinggi, dan penyakit yang

menyebabkan peradangan pada ginjal.

9. Level Kesadaran

10. Nyeri

Nyeri adalah aktivitas sensorik dan emosional sebagai manifestasi dari

proses patologis pada tubuh yang kemudian memengaruhi saraf

sensorik dan merusak jaringan. Reaksi ini lantas menimbulkan rasa

tidak nyaman, distres, bahkan derita. Nyeri yang dikaji diluar nyeri

persalinan.

2.2.4 Cara Skoring MEOWS8

1. HIJAU

Total skor : 0

a. Lanjutkan rutin setiap 4 jam pengamatan

b. Ulangi pengamatan jika pasien kondisi berubah

10
Total skor : 1-4

a. Menginformasikan bidan/perawat yang bertanggung jawab siapa

yang harus menilai pasien segera.

b. Bidan/perawat untuk memutuskan apakah peningkatan frekuensi

pemantauan dan/atau peningkatan perawatan klinis diperlukan.

c. Dokumentasikan semua tindakan

2. KUNING

Total skor : 5-6

a. Menginformasikan bidan/perawat yang bertanggung jawab

(pertimbangkan penjangkauan perawatan kritis)

b. Bidan / perawat segera tinjau pasien

c. Hubungi dokter jaga kebidanan dan pertimbangkan konsultan awal

d. Perawatan dengan monitor

e. Tambah frekuensi pengamatan sampai 1 jam

3. MERAH

Total skor : ≥7

a. Hubungi dokter ahli anestesi obstetric segera

b. Menginformasikan bidan/perawat yang bertanggung jawab

c. Pertimbangkan panggil tim darurat

d. Mulai terus menerus pemantauan tanda-tanda vital

e. Pertimbangkan rujukan langsung ke ICU atau HCU

f. Dokumentasikan semua tindakan

11
DAFTAR PUSTAKA

1. Singh S, McGlennan A, England A, Simons R. A validation study of the


CEMACH Recommended Modified Early Obstetric Warning
System(MEOWS). Anaesthesia. 2012;67:12–8.

2. Schuler L, Katz L, Carvalho B, Coutinho I. The use of Modified Early


Obstetric Warning System (MEOWS) in women after pregnancies: a
deskriftif study. Rev Bras Saúde Mater Infant Recife. Juli
2019;19(3):545–55.

3. Nair S, Dockrell L, Colgain S. Maternal Early Warning Scores(MEWS).


Anaesthesia. 2018:1–5.

4. Doyle J. Clinical early warning score: new clinical tools in evolution. The
Open Anaest J. 2018;12:26–33.

5. Petersen JA. Early warning score. Danish Med J. 2018;65(2):1–13.

6. Mayburry H, Henson R, Bannister S, Asbury M, Russel J. Maternity early


obstetric warning scoring system. University Hospital Leicester. Sept
2014:1–9.

7. Cole FM. A modified early obstetric warning system. British J Midwifery.


December 2014;22(12)862–8.

8. Isemede AO, Unuigbe JA. Obstetric morbidity and mortality: exploration


of the use of Maternal Early Warning Scores (MEWS) for recognition and

12
escalated timely interventions in acute obstetric emergencies in Nigeria.
Tropic J obstetr gynaecol. August 2019;36:165–9.

9. Freidman A, Campbell M, Kline C, Wiesner S, D’Alton M, Shields L.


Implementing obstetric early warning systems. Am J Perinatol Reports.
2018;8(2):e79–84.

10. Chakravarthy K, Pandya S, Nirmalan P. Development and validation of


saving mother score: a comprehensive scoring system for early
identification of sick mothers. J Obstetr Anaesthesia and Critical Care.
July–December 2018;8(2):83–9.

11. Sinuraya R, Nisa H, Lokajaya T, Puri T. Biomarker PIGF sebagai


pendeteksi dini Preeklamsi. Jurnal Farmasi Klinik Indonesia. Juni
2017;6(2):123–34.

13

Anda mungkin juga menyukai