Anda di halaman 1dari 4

Nama : Mega Rosnawati

NIM : 4007190017
MK : Asuhan Holistik dalam Kebidanan
Dosen : Dr. (c) Tenny Nurlatifah HR. SST.,M.Keb

1. Pelajari sejarah holitic care. (Ref buku, searching dan internet)

2. Apakah setuju dengan konsep holistic care ? jika Ya, jelaskan lasannya !

JAWABAN :

1. SEJARAH HOLISTIC CARE.


Kata “holistik” berasal dari bahasa Yunani” Holos ( whole,wholism) yang berarti satu
kesatuan yang utuh. Holistik memiliki arti ’menyeluruh’. Bahwa pandangan holistik
bermakna luas dalam membangun kehidupan manusia secara utuh, sehat, dan
seimbang, terkait dengan seluruh aspek dalam unsur kehidupan seperti; aspek fisik,
emosi, spiritual, moral, imajinasi, intelektual, budaya, dan estetika. Jadi pandangan
sehat yang dimaksud bukan hanya pada aspek fisik semata, namun lebih dari hal itu,
bahwa pandangan sehat merupakan sinergitas dari mind, body, dan spirit. Usaha dalam
aspek penyembuhan tersebut, tentu 7 berdasarkan proses ilmiah. Karena tubuh
manusia merupakan keterpaduan sistem yang sangat kompleks, dan saling
mempengaruhi antara satu dengan yang lainnya.
Holistik merupakan salah satu pendekatan dalam kegiatan praktik keperawatan, oleh
sebab itu holistik sangat terkait dalam usaha untuk mewujudkan kesejahteraan
kesehatan manusia dari segala aspek kebutuhan baik; fisik, emosional, intelektual,
sosial dan spiritual. Konsep tersebut juga diperkuat dengan pernyataan WHO yang
menyatakan bahwa sehat adalah keadaan sempurna dari fisik, mental, dan
kesejahteraan sosial tidak hanya terbebas dari penyakit ataupun kelemahan fisik.
Pelayanan kesehatan di dunia saat ini berusaha untuk menerapkan konsep holistik,
yaitu suatu pendekatan yang memandang manusia secara keseluruhan, meliputi pikiran,
status emosi, gaya hidup, fisik, dan lingkungan social. 1 Konsep holistik ini seharusnya
dapat dipahami dan diaplikasikan oleh praktisi kesehatan, baik bidang kedokteran
maupun keperawatan. Kedokteran memandang holistik sebagai suatu upaya
pengobatan yang menggabungkan antara western/ conventional medicine dan eastern
medicine seperti complementary and alternative medicine (CAM), sedangkan
keperawatan memandang klien secara keseluruhan, meliputi aspek psiko-sosio-kultural
dan spiritual.
Holistik merupakan salah satu konsep yang mendasari tindakan keperawatan yang
meliputi dimensi fisiologis, psikologis, sosiokultural, dan spiritual. Dimensi tersebut
merupakan suatu kesatuan yang utuh. Apabila satu dimensi terganggu akan
mempengaruhi dimensi lainnya. Holistik terkait dengan kesejahteraan (Wellnes). Untuk
mencapai kesejahteraan terdapat lima dimensi yang saling mempengaruhi yaitu: fisik,
emosional, intelektual, sosial dan spiritual.Untuk mencapai kesejahteraan tersebut,
salah satu aspek yang harus dimilikiindividu adalah kemampuan beradaptasi terhadap
stimulus.
Berbagai permasalahan yang mempengaruhi kesehatan tersebut, tentu diperlukan
upaya penanganan secara menyeluruh, dan konsep keperawatan holistik memandang
hal tersebut dapat diatasi dengan usaha-usaha yang bersifat preventif, promotif, kuratif
dan rehabilitasi. Pemahaman ini sebagai penyempurnaan definisi keperawatan holistik
adalah praktek keperawatan yang menghasilkan penyembuhan menyeluruh seseorang
sebagai manusia yang utuh.

Reff : Ismail Suhartin, dkk. KEPERAWATAN HOLISTIK DAN APLIKASI


INTERVENSI KOMPLEMENTER - Tim Magister Keperawatan Universitas
Diponegoro Tahun Angkatan 2016. – Edisi 1-cet. 1 – Semarang: 2019.

2. YA SAYA SANGAT SETUJU DENGAN KONSEP HOLISTIC CARE, karena dalam


pelayanan kesehatan tidak terlepas dari konsep holistic care itu sendiri yaitu keseimbangan
Mine, Body And Spirit.
 Konsep holistic care berasal dari whole=holos yang artinya adalah all, total,
keseluruhan/Utuh dilihat dari semua aspek pada satu individu. Manuasia atau individu
adalah satu kesatuan yang utuh yaitu dengan unsur holistic bio (fisik, raga dan tubuh),
fsiko (Jiwa), sosial (hubungan antar manusia yang lainnya), dan spiritual (keyakinan dan
religious). Sehingga Jika satu sistem terganggu maka akan mengganggu sistem yang
lainnya. Pandangan holistic membangun manusia yang utuh, Sehat dan seimbang dari
semua aspek dalam pembelajaran, seperti spiritual, moral, imajinasi, intelektual, budaya,
estetika,emosi dan fisik, jadi healthy yang dimaksud bukan hanya physically tetapi lebih
pada aspek sinergis spiritually.
 Jika dikaitkan dengan profesi bidan, konsep holistic care ini sangat berkaitan dengan
asuhan yang diberikan pada pasien yang tentunya asuhan yang diberikan
berkesinambungan mulai dari pelayanan asuhan pada ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas,
bayi baru lahir, anak, remaja, sampai pelayanan dengan siklus interval (pemulihan,
persiapan kehamilan, dan upaya menjarangkan kehamilan).
 Midwifery care is holistic and continuous in nature, grounded in an understanding of the
sosial, emotional, cultural, spiritual, psychological and physical experience of women.
(ICM, 2018)
 Seorang bidan harus mengembangkan pelayanan kebidanan dengan holistic care
sebagai pelengkap dalam meningkatkan kualitas pelayanan sehingga menciptakan
kesehatan pasien yang sesungguhnya.
 Praktek kebidanan dilakukan dengan menempatkan perempuan sebagai Fathner
dengan pemahaman holistic terhadap perempuan, satu kesatuan fisik, psikis, emosional,
sosial, budaya, serta pengalaman reproduksi. (Filsafah Kebidanan)
 Dimana bidan harus bisa mengkaji permasalahan individu dari segi aspek mental,
emotional, spiritual, physical sebagai akar dari suatu kehidupan.

CONTOH KONSEP HOLISTIK DALAM PELAYANAN KEBIDANAN PADA ASUHAN


KEHAMILAN
 Perlu disadari bahwa setiap manusia itu unik dengan permasalahan yang kompleks,
sehingga pendekatan holistiknya pun berbeda karena permaslahan bisa datang dari
latar belakang pendidikan, ekonomi, keluarga, lingkungan dari setiap individu.
 Kehamilan adalah momen yang special dan berharga untuk para wanita. Merasakan
sebuah keajaiban alam dalam tubuhnya dengan kehadiran janin di Rahim dan
kebahagiaan yang luar biasa saat tubuhnya “berbagi” dengan janin. Saat kehamilan dan
persalinan wanita memiliki kesempatan emas untuk merasakan dan menyadari
kekuatan yang maha dahsyat di dalam dirinya.
 Tetapi tidak semua ibu hamil merasakan kebahgiaan tersebut bahkan ada ibu hamil
yang tidak mau menerima kehamilannya, baik karena trauma dengan kejadian
dimasalalunya, atau karena banyak kecemasan yang dipikirkan dimasa mendatang,
bahkan ada karena kurangnya dukungan dari keluarga, karena adanya kekhawatiran
yang berlebihan terhadap kehamilannya seperti mental dalam menghadapi
kehamilannya, sampai kekhawatiran dikarenakan keluhan-keluhan atau
ketidaknyamanan yang terjadi selama dalam kehamilan.
 Hal tersebut merupakan peluang seorang bidan dalam memberikan asuhan pada
kehamilan yang tidak hanya berfokus pada masalah-masalah dari aspek fisik semata,
melainkan konsep holistic caredengan jembatan melalui konsleing sebagai ruang
asuhan pelayanan secara holistic, mulai dari memberikan informasi sesuai dengan
bidan kesehatan sampai dengan anamnesa mendalam secara menyeluruh dari segi
fisik, sosial, psychological dan spiritual yang memang tidak bisa dipisahkan satu sama
lain, sehingga bisa menjadikan ibu hamil dengan kesehatan yang utuh dari semua
aspek sinergis spiritually.
 Perlu diketahui (thoughts) atau informasi yang diberikan dengan positive, baik, dan
lengkap sesuai dengan kebutuhan pasien akan menjadikan perasaan (feel) ibu hamil
menjadi tenang dan lebih menikmati proses kehamilannya, maka ibu hamil akan
melakukan (action) hal-hal yang baik sesuai dengan arahan yang diberikan, bisa
menerima kehamilannya dengan ikhlas, menikmati setiap fase-fase dalam kehamilan
sampai dengan merencanakan hal-hal positive dan memprioritaskan kesehatan janinnya
sehingga hasilnya (result) pun akan sesuai dengan doa dan harapan dimana bisa
meningkatkan kesadaran pada ibu hamil, menciptakan ikatan batin antara ibu dan bayi,
menghasikan kesehatan dan kesejahteraan yang baik untuk ibu maupun janin yang
dikandungnya sehingga mempermudah proses persalinan secara alami.

Anda mungkin juga menyukai