PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
3
4
5
dan perilaku antara perawat dan pasien, dimana tujuan perawat adalah untuk
memelihara dan mendukung perawatan diri pasien.
Kritik terhadap proses keperawatan mengatakan itu adalah reduksionis,
yaitu terlalu mendalami positivisme dan rasionalitas ilmiah yang menekankan
ilmu pengetahuan sebagai sumber pengetahuan sementara melarang cara lain
untuk mengetahui, seperti pengalaman. Proses dalam praktek keperawatan
menegaskan bahwa melayani kepentingan profesi keperawatan atas
kepentingan pribadi dan hasil yang memberatkan dan memakan waktu.
Masalah mungkin tidak terletak pada proses keperawatannya saja, melainkan
dalam hal yang berbeda-beda perspektif filosofis yang digunakan untuk
menggambarkan hal tersebut. Varcoe menyarankan bahwa "Proses
keperawatan merupakan hal yang kompatibel dengan berbagai macam
filosofis, dan orientasi yang tidak logis diidentifikasi dengan proses itu
sendiri.
Asal-usul proses keperawatan berada dalam konsep pengenalan pola,
kecenderungan bawaan ditemukan di antara manusia. Pengenalan pola
mungkin diamati bahkan pada bayi muda yang pada tahap awal mengenali
dan bereaksi terhadap keluarga serta pola asing (wajah, vokal, dan
penampilan) di pengasuh mereka. Ketika perawat bertemu pasien untuk
pertama kali, mereka mengobservasi status kesehatan pasien. Mereka melihat
warna pasien (Pucat atau tidak), kontak mata, kedalaman respirasi dan laju,
kecepatan dan volume berbicara, bau badan, bekas luka dan banyak lagi.
Dalam waktu 60 detik, mereka melihat jika ada sesuatu yang berbeda dari
yang diharapkan dan apa tindakan keperawatan yang diperlukan. Ini adalah
pola penilaian dan pola perkenalan. Perawat menggunakan semua
pengetahuan keperawatan mereka, perawat menerapkan pola yang dikenal,
membuat keputusan tentang pola-pola, dan kemudian bertindak atas
keputusan tersebut. Setelah melakukannya, mereka mengenal dan bereaksi
berdasarkan respon dari orang tersebut.
Selanjutnya, proses keperawatan ini secara alami terbentuk, tidak dapat
dipisahkan dari budaya di mana yang dipraktekkan. Engebretson dan Littleton
menggambarkan proses keperawatan dari perspektif ekologis sebagai salah
6
satu negosiasi budaya dimana perawat dan pasien masuk ke dalam tahap
kemitraan di mana mereka bertukar pengetahuan, berkolaborasi pada analisis
dan interpretasi informasi, terlibat dalam pengambilan keputusan bersama,
melaksanakan rencana tindakan, dan melakukan penilaian yang analitis baik
proses dan hasil yang diharapkan. kunci untuk proses keperawatan adalah
pengakuan bahwa realitas kesehatan dan kesehatan lingkungan perawatan
"dibangun dari pengamatan selektif dan interpretasi "oleh budaya di mana
mereka berada. Suatu pendekatan ekologi untuk proses keperawatan
"didasarkan pada pemahaman pengetahuan budaya pengalaman, dan faktor
individu yang unik diantara pasien dan perawat membawanya ke dalam
interaksi ini. "
Keperawatan konseptual tidak dapat dipisahkan dari konteks budaya di
mana ia dipraktekkan, perawat holistik harus mempertimbangkan konteks ini
ketika menerapkan praktik berbasis teori. Sebagai contoh, meskipun teoretis
untuk dapat mendefinisikan keperawatan sebagai "praktek hubungan" dalam
hubungan perawat-pasien, budaya dan pasien dapat mendefinisikan
keperawatan dengan kegiatan yang dilakukan oleh perawat atas nama pasien.
Perawat holistik yang bekerja dalam budaya kontemporer perawatan
kesehatan harus menyeimbangkan pengetahuan formal dan keahlian yang
diperoleh dari pendidikan dan praktik keperawatan dengan filosofi kesehatan
yang mungkin belum sepenuhnya dianut oleh budaya pada umumnya.
Tiga kata yang menyusunnya teori keperawatan dan riset adalah hakekat,
riset, dan keperawatan. Teori yang mengungkapkan pengertian ketiga kata di
atas sangat banyak, kita samakan pengertian tiga kata tersebut.
Kata hakekat berasal dari bahasa Arab, dalam bahasa Indonesia disebut
filosofi atau filsafat. Dua kata itu merupakan terjemahan dari kata
philosophia (bahasa Yunani). Philosophia sendiri berasal dari dua kata yaitu
philo berarti cinta dan Sophia berarti kebenaran atau bijak. Sehingga kata
hakekat diartikan cinta kebenaran atau mencintai sesuatu yang bijak.
Kata riset terjemahan dari research (bahasa Inggris). Research berasal dari
dua kata yaitu re berarti kembali atau berulang dan search berarti mencari.
7
8
Keperawatan
Lingkungan Kesehatan
Manusia
Gambar 1 Paradigma
9
10
11
12
2.7 Caring
Caring sebagai suatu proses yang memberikan kesempatan pada seseorang
(baik pemberi asuhan maupun penerima asuhan) untuk pertumbuhan pribadi.
Aspek utama carring dalam analisis, meliputi :
a. Pengetahuan
b. Penggantian irama (belajar dari pengalaman)
c. Kesabaran
13
d. Kejujuran
e. Rasa percaya
f. Kerendahan hati
g. Harapan
h. Keberanian
Caring dalam keperawatan adalah fenomena transkultural dimana perawat
berinteraksi dengan klien, staf dan kelompok lain. Caring menolong klien
meningkatkan perubahan positif dalam aspek bio-psiko-sosio-spiritual.
Bersikap caring untuk klien dan bekerja bersama dengan klien dari berbagai
lingkungan merupakan esensi keperawatan.
a. Hubungan antara Keperawatan dan Caring
Keperawatan dan caring adalah sesuatu yang tidak terpisahkan dan pada
saat yang sama mengindikasikan bahwa beberapa aktivitas pratik
dilakukan dalam proses carring dilingkunagan keperawatan. Aktivitas
tersebut meliputi membantu, menolong, dan melayani orang yang
mempunyai kebutuhan khusus. Proses ini dipengaruhi oleh hubungan
antara perawat dengan pasien. Emosi “ menyukai “ dan “kasih sayang”
ditawarkan secara sementara sebagaia respons efektif penting yang
diekspresikan melalui hubungan ini.
b. Aspek Spiritual
Secara tradisional, model holistik keperawatan tentang kesehatan telah
mencakup dimensi berikut: fisik, psikologis, cultural, perkembangan,
sosial dan spiritual. Satu model atau pilihan, untuk meninjau dimensi
spiritual adalah sesuatu yang terintegrasi. Dalam model ini, spiritual
mewakili totalitas keberadaan seseorang dan berfungsi sebagia perspektif
pendorong yang menyatukan berbagai aspek individual. Konsep
perkembangan spiritualitas ini penting dalam memahami spiritualitas klien
dan bagaimana kematangan spiritual perawat mempengaruhi
kemmpuannya untuk memenuhi kebutuhan spiritual klien, membentuk
hubungan, dan kemidian membantu klien dengan kebutuhan perawatan
kesehatannya.
14
15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pengobatan Holistic adalah pengobatan dengan menggunakan konsep
menyeluruh yaitu keterpaduan antara jiwa dan raga dengan metode alamiah
yang ilmiah yang mana tubuh manusia merupakan keterpaduan sistem yang
sangat kompleks dan saling berinteraksi satu sama lainnya sehingga apabila
terjadi kelainan satu fungsi/ elemen/ unsur tubuh manusia dapat
mempengaruhi fungsi yang lainnya. Keterkaitan antara jiwa dan raga tidak
terpisahkan, sebagaimana dikenal bahwa: Didalam raga yang sehat terdapat
jiwa yang sehat, dan juga sebaliknya jiwa yang sehat dapat membentuk raga
yang sehat dan pembentukan jiwa yang sehat adalah dengan berserah diri
secara penuh dan ikhlas kepada sang pencipta.
3.2 Saran
Adapun saran yang ingin penulis sampaikan adalah keinginan penulis atas
partisipasi para pembaca, agar sekiranya mau memberikan kritik dan saran
yang sehat dan bersifat membangun demi kemajuan penulisan makalah ini.
Kami sadar bahwa penulis adalah manusia biasa yang pastinya memiliki
kesalahan. Oleh karena itu, dengan adanya kritik dan saran dari
pembaca, penulis bisa mengkoreksi diri dan menjadikan makalah ke depan
menjadi makalah yang lebih baik lagi dan dapat memberikan manfaat yang
lebih bagi kita semua. Perawat diharapkan lebih meningkatkan pengetahuan
tentang konsep
keperawatan holistik dalam asuhan keperawatan. Upaya peningkatan
pengetahuan yaitu dengan mencari informasi mengenai keperawatan holistik
yang nantinya dapat diaplikasikan dalam pelayanan keperawatan yaitu berupa
asuhan keperawatan.
16
DAFTAR PUSTAKA
17