PEMBAHASAN
Sejarah holistik dimulai sebelum istilah holism diperkenalkan oleh Jan Christiaan Smuts
dalam bukunya “Holism and Evolution”. Holisme saat ini berkembang dalam istilah
holistik, yang mengkombinasikan penyembuhan, seni, dan ilmu hidup. Holistic populer
dengan cepat di tahun 70an.
Para praktisi holistik mempraktekkan prinsip hidup sehat lewat menyeimbangkan tubuh,
pikiran, dan roh untuk menyatu atau harmonis dengan alam.
Contoh praktis holistik adalah Socrates, yang hidup 4 abad sebelum kelahiran Kristus. Ia
menganut pandangan ini dan mengajarkan bahwa kita harus memandang tubuh sebagai
keseluruhan, bukannya bagian yang terpisah.
a. Filosofi dan Pendidikan, Menekankan bahwa asuhan yang holistik didasarkan pada
suatu kerangka filosofi dan pengetahuan.
b. Holistik Etik, Teori Keperawatan dan Riset, Menekankan bahwa asuhan yang
professional didasarkan pada teori, diinformasikan oleh penelitian dan
didasarkan oleh prinsip etik sebagai petunjuk praktek yang kompeten.
a. Holistic tradisional
b. Holistic Modern
Pengobatan Ananopathy fokus pada akar penyakit, bukan pada gejala; merawat
manusia secara keseluruhan (whole), bukan pada apa yang tampak saja. Tehnik yang
digunakan adalah dengan menggunakan Hukum Alam, Hukum Sebab-Akibat,
perbaikan pola makan dan gaya hidup, penggunaan bahan-bahan alami, yang
diterapkan dengan basis alam dan sains modern.
4. Teknik Pengobatan dan Penerapan Holistic care
1) Pengaturan Pola hidup dan Pola makan dengan gizi dan kebutuhan berimbang
4) Silaturahmi Doktrin
B. Caring
Caring merupakan fenomena universal yang berkaitan dengan cara seseorang berpikir,
berpersan, dan bersikap ketika nerhubungan dengan orang lain. Caring dalam
keperawatan dipelajari dari berbagai macam filosofi dan perspektif etik.
Perawat merupakan salah satu profesi yang mulia. Betapa tidak, merawat pasien yang
sedang sakit adalah pekerjan yang tidak mudah. Tak semua orang memiliki kesabaran
dalm melayani orang yang tengah menderita penyakit.
dan pengetahuan ahli yang merupakan inti praktik pelayanan. Ketika kita mengikat klien
dalam sebuah pelayanan yang baik, kita dapat mempelajari bahwa terapi dalm pelayanan
menyumbang konstribusi yang besar untuk kesehatn dan kesejahteraan klien kita.
Caring berarti bahwa seseorang, kejadian, rencana dan segala sesuatu yang berhubungan
dengan banyak orang ( Benner dan Wibel, 1989). Ini merupakan kata yang
menggambarkan sebuah hubungan. Benner dan Wrubel (1989) mengarakan, “ caring
membuat kemungkinan “ perhatian seseorang terhadap orang lain, kejadian, atau sesuatu
memberikan motivasi dan petunjuk kepada individu untuk peduli. Caring sebagai struktur
mempunyai implikasi praktis untuk mengubah praktik keperawatan. Caring bentuk dasar
dari praktek keperawatan dimana perawat membantu klien pulih dari sakitnya,
memberikan penjelasan tentang penyakitnya, dan mengolah atau membangun kembali
hubungan.
Caring membantu perawat mengenali intervensi yang baik, dan kemudian menjadi
perhatian dan petunjuk untuk memberikan caring nantinya. Setiap individu mempunyai
perbedaan latar belakang pengalaman, nilai-nilai, dan kultur dalam mendapatkan
pelayanan kesehatan.
Caring bersifat khusus dan bergantung pada hubungan perawat-klien. Semakin banyak
pengalaman yang dimiliki perawat, biasanya mereka akan mempelajari bahwa caring
membantu mereka untuk fokus pada klien yang mereka layani menggambarkan hubungan
antara sehat, sakit dan penyakit. Sehat adalah kondisi tidak sakit, sedangkan sakit identik
dengan penyakit. Sehat adalah fase dimana individu dapat berhubungan dengan nilai-
nilai, personalits dan gaya hidup. Sakit adalah kondisi kehilangan atu disfungsi, dimna
penyakit merupakan manifestasi dari abnormalitas pada seluler, jaringan atau organ.
Beberapa klien mempunyai penyakit (seperti arthritis aatau diabetes) tetapi tidak sakit
atau mengalami penurunan fungsi. Sebagai contoh, klien yang menderita diabetes selama
beberapa tahun tidak sakit sampai penyakit tersebut menyebabkan gangguan penglihatan
yang serius, yang mengganggu pekerjaannya.
Oleh karena itu, sakit tergantung pada kontek hidup seseorang.Sakit merupakan kondisi
manusia saat mengalami kehilangan atau difungsi, pengobatan untuk intervensi yang
diberikan tanpa pertimbangan bagaimana keberhasilannya terhadap individu biasanya
akan berdampak buruk. Perawat ahli mengerti perbedaan antara sehat, sakit dan penyakit.
Melalui hubungan pelayanan, perawat belajar mendengarkan cerita klien tentang sakitnya
sehingga mereka dapat mengetahui apa penyakitnya.
2. Caring dalam praktek keperawatan
a. Kehadiran
Suatu pertemuan orang dengan orang yang merupakan sarana untuk lebih
mendekatkan dan menyampaikan manfaat caring. Melauli kehadiran, kontak mata,
bahasa tubuh, nada suara, mendengarkn serta memiliki sikp positif dan bersemangat
yang dilakukan perawat, akan membentuk suatu suasana keterbukaan dan saling
mengerti.
Kehadiran perawat membantu menenangkan rasa cemas dan takut karena situasi
tertekan. Memberikan penentraman hati dan penjelasan yang saksama tentang
prosedur, tetap berada disamping klien, serta memberikan klien petunjuk selama
menjalani prosedur tersebut, semuanya sangat berarti untuk kesehatan klien.
b. Sentuhan
Sentuhan dapat berupa kontak dan non kontak. Sentuhan kontak seperti kontak
langsung kulit dengan kulit, dan sentuhan non kontak yaitu kontak mata. Keduanya
digambarkan dalam tiga ktegori, yaitu sentuhan berorietitas-tugas, sentuhan
pelayanan, sentuhan perlindungan.
Sentuhan caring adalah suatu bentuk komunikasi non verbal, yang dapat
mempengaruhi kenyamanan dan keamanan klien, meningkatkan harga diri dan
memperbaiki orientasi tentang kenyataan. Sentuhan ini dengan memegang tangan
klien, memberikan pijatan pada punggung, menempatkan klien dengan hati-hati, atau
takut serta dalam pembicaraan.
c. Mendengarkan
Hal ini menunjukkan perhatian penuh dan keterkaitan perawat. Mengerti apa yang
dikatakan klien, dengan memahami dan mengerti maksud klien serta memberikan
respon balik terhadap lawan bicarnya. Mengerti maksud dari apa yang klien bicarakan
akn menciptakn suatu hubungan yang saling menguntungkan.
d. Memahami Klien
Berarti perawat menghindari asumsi, fokus pada klien, dengan memahami dimengerti
maksud klien serta memberikan respon balik terhadap lawan bicaranya. Mengerti
maksud dari apa dan ikut serta dalam hubungan caring dengan klien yang meberikan
informasi dan petunjuk untuk dapat berfikir kritis dn memberikan penilaian klinis
dengan membangun hubungan klien merupakan pintu gerbng pelayanan, proses sosial
yang menghasilkan suatu ikatan dimana klien menjadi mengenal perawat.
Dalam hubungan caring klien dan perawat saling memahmi satu sama lain sehingga keduanya
berpindah menjaadi hubungan pemulihan dengan melakukan yaitu :
3) Membantu klien dalam menggunakan sumber daya sosial, emosionaal, dan spritual
f. Perawatan keluarga
C. HOLISME
Holistik adalah memandang manusia secara seutuhnya secara psikologis dan spritual.
Holisme menegaskan bahwa organisme selalu bertingkahlaku sebagai kesatuan yang utuh,
bukan sebagai rangkaian bagian atau komponen berbeda. Jiwa di tubuh bukan dua unsur
terpisah tetapi bagian dari satu kesatuan dan apa yang terjadi dibagian satu akan
mempengaruhi bagian lain. Pandangan holistik dalam kepribadian, yang terpenting adalah :
2) Oragnisme memiliki satu dorongan yang berkuasa, yakni aktualisasi diri (self
actulization). Orang yang berjuang tanpa henti (continuous) untuk merelisasikan potensi
inheren yang dimilikinya pada ranah maupun terbuka baginya.
3) Organisme dapat dianalisis dengan membedakan 3 bagian, tetapi tidk aada bagian yng
dapatt dipelajari dalam isolasi.
5) Penelitian komprehensif terhadap satu orang lebih berguna dari pada penelitian ekstensif
terhadap bnyak orang mengenai fungsi psikologis yang diisolir.
Perawat akaan menganggap klienlah yang paling menguasai kesehatannya dan menghormati
pengalaaman subjektif klien sebagai hal yaang relevan terhadap penjagaan kesehatan
atau membantu dalam pemulihn pada model ini klien dilibtkan pada proses penyembuhannya
sehingga mereka memiliki unsur tanggung jawab dalam menjaga kesehatan.
Perawat yang menggunakan model holistik menyadari kemampuan pemulihan alami dari tubuh
dan menyertakan intervensi altenatif seperti terpi relaksasi , terapi musik, sentuhan terapeaotik
dan imajinasi, karena hal – hal ini ekonomis, efektif, noninvasif dan nonfarmakologis holistik ini
dapat digunakan pada tiap tingkat kesehatan dan penyakit serta perang penting dalam
memperluas peran keperawatan.
D. HUMANISME
1. Pengertian Humanisme
Pendekatan ini melihat kejadian yaitu bagaimana dirinya untuk melakukan hal – hal yang
positif kemampuan positif ini disebut sebagai potensi manusia dan para pendidik
beraliran humanisme biasanya memfokuskan pengajarannya pada pembangunan
kemampuan yang positif. Kemampuan positif ini erat kaitannya dengan pengembangan
emosi positif yang terdapat dalam domain efektif. Emosi merupakan karakteristik sangat
kuat yang Nampak dari para pendidik beraliran humanism. Belajar merupakan proses
yang dimulai ditujukan untuk kepentingan memanusiakan manusia. Dimana
memanusiakan manusia disini berarti mempunya tujuan untuk mencapai aktualitasasi
diri, pemahaman diri serta realisasi diri serta realisasi diri orang yang belajar secara
optimal.
2. Ciri – Ciri Teori Humanisme
Pendekatan yang berfokus pada potensi manusia untuk mencari dan menemukan
kemampuan yang mereka punya dan mengembangkan kemampuan tersebut. Hal seperti
ini mencakup kemampuan interpersonal social dan metode untuk pengembangan diri
ditujukan untuk memperkaya diri, menikmati keberadaan hidup di masyarakat.
Kemampuan membangun diri secara positif ini menjadi sangat penting dalam pendidikan
karena keterkaitannya dengan keberhasilan akademik.
Teori belajar ini berusaha memahami perilaku belajar sudut pandang pelakunya, bukan
dari sudut pandang pengamatannya. Tujuan utama para pendidik adalah membantu kita
untuk mengembangkan dirinya yaitu membantu masing – masing individu untuk
mengenal diri mereka sendiri sebagai manusia yang unik dan membantu dalam
mewujudkan potensi – potensi yang ada dalam diri mereka.
Teori belajar humanism yaitu kita harus mampu untuk mengarahkan diri sendiri dalam
kegiatan belajar – mengajar, sehingga kita mengetahui apa yang dipelajarinya serta
mengetahui seberapa besar kita dapat memahami, mengetahui mana, kapan dan
bagaimana mereka akan belajar kita diharapkan mendapat manfaat dan kegunaan dari
hasil belajar bagi diri sendiri. Humanisme memandang belajar sebagai sebuah proses
yang terjadi dalam individu meliputi bagian diantaranya bagian kognitif, efektif dan
psikomotorik. Pendekatan hmanisme menekankan pentingnya emosi atau perasaan,
komunikasi terbuka dan nilai yang dimiliki oleh setiap individu.
4) Tugas belajar yang mengancam diri ialah lebih mudah dirasakan bila ancaman itu
kecil.
5) Bila ancaman itu rendah terdapat pengalaman siswa dalam memperoleh cara.
8) Belajar yang melibatkan siswa seutuhnya dapat member hasil yang mendalam.
9) Kepercayaan pada diri, ditumbuhkan dengan membiasakan untuk merawat diri.
Daftar pustaka
DAFTAR PUSTAKA
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jnursing
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jnursing
http://www.umy.ac.id/konsep-holistic-care-dalam-penyembuhan-pasien-3.html
http://scholar.google.co.id/scholar?as_ylo=2012&q=konsep+holism&hl=id&as_sdt=0,5