Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH TENTANG

KONSEP HOLISTIC CARE : HUMANISME

S1 KEPERAWATAN

Disusun Oleh :

Nama : Mariana Hutapea


Nim : 042020011

PROGRAM STUDI NERS TAHAP AKADEMIK JALUR TRANSFER


STIKes SANTA ELISABETH MEDAN
2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat rahmat dan
karunia-Nya sehingga penyusunan makalah dengan judul “KONSEP HOLISTIK CARE:
HUMANISME“ dapat saya selesaikan sengan jadwal yang telah direncanakan. Terdorong oleh
rasa ingin tahu, kemauan dan kerja keras, saya serahkan seluruh upaya demi mewujudkan
keinginan ini.

Makalah ini saya buat untuk memenuhi salah satu tugas yang diberikan untuk melengkapi
dan menyempurnakan suatu mata kuliah.

Saya menyadari dalam menyusun makalah ini masih banyak kekurangan dan kesalahan
baik cara penulisan ataupun penyusunanya. Oleh karena itu saya, mohon maaf dan sangat
mengharapkan masukan yang sifatnya membangun demi untuk kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................………………………

DAFTAR ISI..........................................................................………………………

BAB 1 PENDAHUAN...........................................................………………………
A. Latar Belakang...................................................................………………………
B. Rumusan Masalah………………………………………………………………...
C. Tujuan.................................................................................………………………

BAB 2 PEMBAHASAN........................................................………………………
A.  Pengertian Hotistic Care...................................................………………………
B.   Caring...............................................................................……………………...
D.   Humanisme......................................................................………………………

BAB 3 PENUTUP..................................................................………………………
A.   KESIMPULAN................................................................………………………

DAFTAR PUSTAKA.............................................................………………………
BAB 1
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang

Holistik dalam keperawatan diperlukan suatu perubahan cara pikir masyarakat dan jenis
pelayanan kesehatan yang ada didalamnya. Karena perubahan ini merupakan suatu proses
terjadinya perpindahan dari status tetap menjadi yang bersifat dinamis, yaitu dapat menyesuaikan
diri dari lingkungan yang ada untuk mencapai kesehatan yang optimal. Holistik merupakan suatu
yang mendasari tindaknan keperawatan seperti dimensi fisiologis, psikologis, sosiokultural, dan
spiritual. Dimensi ini merupakan suatu kesatuan yang utuh. Holistik terkait dengan kesejahteraan
terdapat dimensi yang saling mempengaruhi seperti fisik, emosional, intelektual, sosial dan
spiritual.
Di dalam pelayanan pada klinik holistik care didasarkan pada konsep keperawatan
holistik yang meyakini bahwa penyakit yang dialami seseorang bukan saja merupakan suatu
masalah fisik yng dapat diselesaikan dengan pemberian semata. Dan pelayanan kesehatan ini
memperlihatkan keutuhan aspek kehidupan sebagai manusia yang meliputi kehidupan jasmani,
mental, sosial, dan spiritul yang saling mempengaruhi.

B. RumusanMasalah
1. Apa itu holistic ?
2. Apa itu humanisme ?

C. Tujuan Pembelajaran
1. Untuk mengetahui pembahasan caring, hoslim, humanisme
2. Untuk mengetahui tindakan yang dilakukan di dalam caring, hoslim, dan humanisme.
3. Untuk mengetahui cara merelisasikan caring, humanisme dalam keperawatan.
BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Holistic Care

Holistic memiliki arti menyeluruh yang terdiri dari kata holy dan healthy. Pandangan
holistic bermakna membangun manusia yang utuh dan sehat, dan seimbang terkait dengan
seluruh aspek dalam pembelajaran; seperti spiritual, moral, imajinasi, intelektual, budaya,
estetika, emosi, dan fisik. Jadi healthy yang dimaksud bukan hanya phisically, tetapi lebih pada
aspek sinergitas spiritual.
Pengobatan Holistic adalah, pengobatan dengan menggunakan konsep menyeluruh, yaitu
keterpaduan antara Jiwa dan raga, dengan metode alamiah yang ilmiah, serta ilahia yang mana
tubuh manusia merupakan keterpaduan sistem yang sangat kompleks, dan saling berinteraksi
satu sama lainnya dengan sangat kompak dan otomatis terganggunya satu fungsi / elemen / unsur
tubuh manusia dapat mempengaruhi fungsi dan lainnya.

1.    Sejarah Holistic Care

Sejarah holistic dimulai sebelum istilah holism diperkenalkan oleh Jan Christiaan Smuts
dalam bukunya “Holism and Evolution”. Holisme saat ini berkembang dalam istilah holistik,
yang mengkombinasikan penyembuhan, seni, dan ilmu hidup. Holistic populer dengan cepat di
tahun 70an.
Walaupun istilah holism diperkenalkan di tahun 1926, penyembuhan holistic sebenarnya
sudah ada jauh di zaman kuno kira-kira 5000 tahun yang lalu. Sejarawan belum bias memastikan
dari bangsa manakah pertama kali ia dipraktekkan. Kebanyakan sejarawan percaya bahwa
penyembuhan holistic dimulai di India dan atau Cina.
Para praktisi holistic mempraktekkan prinsip hidup sehat lewat menyeimbangkan tubuh,
pikiran, dan roh untuk menyatu atau harmonis dengan alam.
Contoh praktis holistic adalah Socrates, yang hidup 4 abad sebelum kelahiran Kristus. Ia
menganut pandangan ini dan mengajarkan bahwa kita harus memandang tubuh sebagai
keseluruhan, bukannya bagian yang terpisah.
2.    Nilai Utama Perawatan

a. Filosofi dan Pendidikan, menekankan bahwa asuhan yang holistic didasarkan pada
suatu kerangka filosofi dan pengetahuan.

b. Holistik Etik, Teori Keperawatan dan Riset, menekankan bahwa asuhan yang
professional didasarkan pada teori, diinformasikan oleh penelitian dan didasarkan
oleh prinsip etik sebagai petunjuk praktek yang kompeten.

c. Holistik Nurse Save Care.


Keyakinan bahwa perawat harus terlibat dalam perawatan diri untuk meningkatkan
kesehatan dan kesadaran pribadi sehingga perawat dapat melayani orang lain sebagai
suatu alat sebagai proses penyembuhan seseorang.

d. Holistic Communication, Therapeutic Environment and Cultural Competency,


menekankan pada perkembangan untuk memanfaatkan pengkajian dan asuhan
terapeutik yang mengacu pada pola, masalah dan kebutuhan klien dan suatu
lingkungan yang mendukung proses penyembuhan pasien.

3.     Macam-macam cabang penyembuhan holistic

a. Holistic tradisional
Suatu teknik penyembuhan yang memanfaatkan alam dengan prinsip holisme,
berawal sejak ribuan tahun lalu. Biasa disebut sebagai penyembuhan / pengobatan
alternative atau pengobatan tradisional.Yang termasuk holistic tradisionala dalah aku
puntur, akupresur, herbal, ayurveda, uropathy, pranic healing, apitherapy, dan lain-
lain. Gelar para praktisinya bermacam-macam.Ada yang disebut sebagai tabib, sin-se,
dukun, dan lain-lain.

b. Holistic Modern
Suatu teknik penyembuhan yang menggabungkan penyembuhan tradisional / kuno
dengan teknologi dan sains modern yang memanfaatkan alam dengan prinsip
holisme. Holistic modern berawal sekitar 200 tahun yang lalu denganadanya
homeopathy.

Yang termasuk holistik modern adalah homeopathy, osteopathy, ananopathy,


psikologi hipnotis, naturopathy modern, dan sebagainya.

c. Holistic Modern Ananophaty


Ananopathy adalah gabungan teknik pengobatan alternative tradisional / kuno dengan
teknologi dan sains modern, dimana tujuannya adalah menyembuhkan, bukan sekedar
merawat.
Pengobatan Ananopathy focus pada akar penyakit, bukan pada gejala; merawat
manusia secara keseluruhan (whole), bukan pada apa yang tampak saja. Tehnik yang
digunakan adalah dengan menggunakan Hukum Alam, Hukum Sebab-Akibat,
perbaikan pola makan dan gaya hidup, penggunaan bahan-bahan alami, yang
diterapkandengan basis alam dan sains modern.

4.    Teknik Pengobatan dan Penerapan Holistic care


Pengobatan  Holistic adalah, pengobatan dengan menggunakan konsep menyeluruh, yaitu
keterpaduan antara Jiwa dan raga, dengan metode alamiah yang ilmiah, serta ilahiah yang
mana tubuh manusia merupakan keterpaduan sistem yang sangat kompleks, dan saling
berinteraksi satu sama lainnya dengan sangat kompak dan otomatis terganggunya satu 
fungsi / elemen / unsur tubuh manusia dapat mempengaruhi fungsi yang lainnya.

5.    Metode Pengobatan Holistic yang di kembangkan dengan Terapi


1. Pengaturan pola hidup dan pola makan dengan gizi dan kebutuhan berimbang
2. Rileksasi, dengan konsep meditasi penyembuhan
3. Stimulasi otak dengan teknik perangsangan alamiah
4. Silaturahmi doktrin
5. Pancaran bio energy (pranaisasi)
B. Caring

1. Pengertian Caring Holistik Care

Caring merupakan fenomena universal yang berkaitan dengan cara seseorang berpikir,
berpersan, dan bersikap ketika nerhubungan dengan orang lain. Caring dalam keperawatan
dipelajari dari berbagai macam filosofi dan perspektif etik.
Perawat merupakan salah satu profesi yang mulia. Betapa tidak, merawat pasien
yang sedang sakit adalah pekerjan yang tidak mudah. Tak semua orang memiliki kesabaran dalm
melayani orang yang tengah menderita penyakit.
Pengalaman ilmu untuk menolong sesama memerlukan kemampuan khusus dan kepedulian
sosial yang besar. Untuk itu perawat memerlukan kemampuan khusus dan kepedulian sosial
yang mencakup keterampilan intelektual, teknikal dan interpersonal yang tercermin dalam
perilaku caring atau kasih sayang , kebutuhan, tekanan, dan batasan waktu dalam lingkungan
pelayanan kesehatan berada dalam ruang kecil praktek caring, yang membuat perawat dan
profesi kesehatan lainnya menjadi dingin dan tidak peduli terhadap kebutuhan klien. Peningkatan
penggunaan kemajuan teknologi untuk diagnosis cepat dan pengobatan sering menyebabkan
perawat dan penyedi pelaynan kesehatn lain melihat hubungan klien sebagai sesuatu yang kurang
penting.
Kemajuan teknologi akaan menjadi berbahya bila tidak disertai dengan latar belakang
keterampiln dan pelayanan yang baik. Ini waktunya untuk menilai dan menerima praktik caring
dan pengetahuan ahli yang merupakan inti praktik pelayanan. Ketika kita mengikat klien dalam
sebuah pelayanan yang baik, kita dapat mempelajari bahwa terapi dalm pelayanan menyumbang
konstribusi yang besar untuk kesehatn dan kesejahteraan klien kita.
Caring berarti bahwa seseorang, kejadian, rencana dan segala sesuatu yang berhubungan
dengan banyak orang ( Benner dan Wibel, 1989). Ini merupakan kata yang menggambarkan
sebuah hubungan. Benner dan Wrubel (1989) mengarakan, “ caring membuat kemungkinan “
perhatian seseorang terhadap orang lain, kejadian, atau sesuatu memberikan motivasi dan
petunjuk kepada individu untuk peduli. Caring sebagai struktur mempunyai implikasi praktis
untuk mengubah praktik keperawatan. Caring bentuk dasar dari praktek keperawatan dimana
perawat membantu klien pulih dari sakitnya, memberikan penjelasan tentang penyakitnya, dan
mengolah atau membangun kembali hubungan.
Caring membantu perawat mengenali intervensi yang baik, dan kemudian menjadi perhatian
dan petunjuk untuk memberikan caring nantinya. Setiap individu mempunyai perbedaan latar
belakang pengalaman, nilai-nilai, dan kultur dalam mendapatkan pelayanan kesehatan.
Caring bersifat khusus dan bergantung pada hubungan perawat-klien. Semakin banyak
pengalaman yang dimiliki perawat, biasanya mereka akan mempelajari bahwa caring membantu
mereka untuk fokus pada klien yang mereka layani menggambarkan hubungan antara sehat, sakit
dan penyakit. Sehat adalah kondisi tidak sakit, sedangkan sakit identik dengan penyakit. Sehat
adalah fase dimana individu dapat berhubungan dengan nilai-nilai, personalits dan gaya hidup.
Sakit adalah kondisi kehilangan atu disfungsi, dimna penyakit merupakan manifestasi dari
abnormalitas pada seluler, jaringan atau organ. Beberapa klien mempunyai penyakit (seperti
arthritis aatau diabetes) tetapi tidak sakit atau mengalami penurunan fungsi. Sebagai contoh,
klien yang menderita diabetes selama beberapa tahun tidak sakit sampai penyakit tersebut
menyebabkan gangguan penglihatan yang serius, yang mengganggu pekerjaannya.
Oleh karena itu, sakit tergantung pada kontek hidup seseorang.Sakit merupakan kondisi
manusia saat mengalami kehilangan atau difungsi, pengobatan untuk intervensi yang diberikan
tanpa pertimbangan bagaimana keberhasilannya terhadap individu biasanya akan berdampak
buruk. Perawat ahli mengerti perbedaan antara sehat, sakit dan penyakit. Melalui hubungan
pelayanan, perawat belajar mendengarkan cerita klien tentang sakitnya sehingga mereka dapat
mengetahui apa penyakitnya.

2. Caring dalam praktek keperawatan


Perawat melakukan caring dengan menggunakan pendekatan pelayanan dalam setiap
pertemuan dengan klien.
a. Kehadiran
Suatu pertemuan orang dengan orang yang merupakan sarana untuk lebih mendekatkan
dan menyampaikan manfaat caring. Melauli kehadiran, kontak mata, bahasa tubuh, nada
suara, mendengarkn serta memiliki sikp positif dan bersemangat yang dilakukan perawat,
akan membentuk suatu suasana keterbukaan dan saling mengerti.
Kehadiran perawat membantu menenangkan rasa cemas dan takut karena situasi tertekan.
Memberikan penentraman hati dan penjelasan yang saksama tentang prosedur, tetap
berada disamping klien, serta memberikan klien petunjuk selama menjalani prosedur
tersebut, semuanya sangat berarti untuk kesehatan klien.

b. Sentuhan
Sentuhan dapat berupa kontak dan non kontak. Sentuhan kontak seperti kontak langsung
kulit dengan kulit, dan sentuhan non kontak yaitu kontak mata. Keduanya digambarkan
dalam tiga ktegori, yaitu sentuhan berorietitas-tugas, sentuhan pelayanan, sentuhan
perlindungan.
Sentuhan caring adalah suatu bentuk komunikasi non verbal, yang dapat mempengaruhi
kenyamanan dan keamanan klien, meningkatkan harga diri dan memperbaiki orientasi
tentang kenyataan. Sentuhan ini dengan memegang tangan klien, memberikan pijatan
pada punggung, menempatkan klien dengan hati-hati, atau takut serta dalam
pembicaraan.

c. Mendengarkan
Hal ini menunjukkan perhatian penuh dan keterkaitan perawat. Mengerti apa yang
dikatakan klien, dengan memahami dan mengerti maksud klien serta memberikan respon
balik terhadap lawan bicarnya. Mengerti maksud dari apa yang klien bicarakan akn
menciptakn suatu hubungan yang saling menguntungkan.

d.   Memahami Klien
Berarti perawat menghindari asumsi, fokus pada klien, dengan memahami dimengerti
maksud klien serta memberikan respon balik terhadap lawan bicaranya. Mengerti maksud
dari apa dan ikut serta dalam hubungan caring dengan klien yang meberikan informasi
dan petunjuk untuk dapat berfikir kritis dn memberikan penilaian klinis dengan
membangun hubungan klien merupakan pintu gerbng pelayanan, proses sosial yang
menghasilkan suatu ikatan dimana klien menjadi mengenal perawat.

e.   Caring dalam spritual


Yaitu spritual menawarkan rasa dan keterkaitan yng baik, interpersonal (hubungan
dengan dirinya sendiri), interpersonal (hubungan dengan orang lain dan lingkungan) dan
transpersonal (hubungan dengan yang tidak terlihat, Tuhan, atau kekuatan tertinggi).

Dalam hubungan caring klien dan perawat saling memahmi satu sama lain sehingga
keduanya berpindah menjaadi hubungan pemulihan dengan melakukan yaitu :
1. Mengarahkan harapan bagi klien di perawat;
2. Mendapatkan interpensi atau pengertian tentaang penyakit, gejla, atau perasaan yang dapat
diterima klien;
3. Membantu klien dalam menggunakan sumber daya sosial, emosionaal, dan spritual;
4. Memahami baahwa hubungan caring menghubungkan manusia dengan manusia roh dengan
roh;
5. Perawatan keluarga.

Kebutuhan intervensi keperwatan sehingga bergantung pda keinginan keluarga untuk


berbagai informasi tentang klien, penerimaan keluarga dan pemahaman akan terapi, apakah
intervensi cocok dengan praktik harian keluarga, serta apakah mendukung dan menyampaikan
terapi yang dianjurkan

C.   HUMANISME

1. Pengertian Humanisme

Pendekatan ini melihat kejadian yaitu bagaimana dirinya untuk melakukan hal – hal yang
positif kemampuan positif ini disebut sebagai potensi manusia dan para pendidik beraliran
humanisme biasanya memfokuskan pengajarannya pada pembangunan kemampuan yang positif.
Kemampuan positif ini erat kaitannya dengan pengembangan emosi positif yang terdapat dalam
domain efektif. Emosi merupakan karakteristik sangat kuat yang Nampak dari para pendidik
beraliran humanism. Belajar merupakan proses yang dimulai ditujukan untuk kepentingan
memanusiakan manusia. Dimana memanusiakan manusia disini berarti mempunya tujuan untuk
mencapai aktualitasasi diri, pemahaman diri serta realisasi diri serta realisasi diri orang yang
belajar secara optimal.

2. Ciri – Ciri Teori Humanisme

Pendekatan yang berfokus pada potensi manusia untuk mencari dan menemukan kemampuan
yang mereka punya dan mengembangkan kemampuan tersebut. Hal seperti ini mencakup
kemampuan interpersonal social dan metode untuk pengembangan diri ditujukan untuk
memperkaya diri, menikmati keberadaan hidup di masyarakat.
Kemampuan membangun diri secara positif ini menjadi sangat penting dalam pendidikan
karena keterkaitannya dengan keberhasilan akademik.
Teori belajar ini berusaha memahami perilaku belajar sudut pandang pelakunya, bukan dari
sudut pandang pengamatannya. Tujuan utama para pendidik adalah membantu kita untuk
mengembangkan dirinya yaitu membantu masing – masing individu untuk mengenal diri mereka
sendiri sebagai manusia yang unik dan membantu dalam mewujudkan potensi – potensi yang ada
dalam diri mereka.
Teori belajar humanism yaitu kita harus mampu untuk mengarahkan diri sendiri dalam
kegiatan belajar – mengajar, sehingga kita mengetahui apa yang dipelajarinya serta mengetahui
seberapa besar kita dapat memahami, mengetahui mana, kapan dan bagaimana mereka akan
belajar kita diharapkan mendapat manfaat dan kegunaan dari hasil belajar bagi diri sendiri.
Humanisme memandang belajar sebagai sebuah proses yang terjadi dalam individu meliputi
bagian diantaranya bagian kognitif, efektif dan psikomotorik. Pendekatan hmanisme
menekankan pentingnya emosi atau perasaan, komunikasi terbuka dan nilai yang dimiliki oleh
setiap individu.

3.   Prinsip belajar Humanistik


a. Manusia mempunyai belajar alami;
b. Belajar ignifikan terjadi apabila materi pelajaran dirasakan siswa mempunyai relevansi
dengan maksud tertentu;
c. Belajar yang menyangkut perubahan didalam persepsi menganai dirinya;
d. Tugas belajar yang mengancam diri ialah lebih mudah dirasakan bila ancaman itu kecil;
e. Bila ancaman itu rendah terdapat pengalaman siswa dalam memperoleh cara;
f. Belajar yang bermakna diperoleh jika siswa melakukannya;
g. Belajar lancar jika siswa dilibatkan dalam proses belajar;
h. Belajar yang melibatkan siswa seutuhnya dapat member hasil yang mendalam;
i. Kepercayaan pada diri, ditumbuhkan dengan membiasakan untuk merawat diri;
j. Belajar social adalah belajar mengenai proses belajar.
BAB III
PENUTUP

A.  KESIMPULAN

Caring adalah fenomena Universal yang berkaitan dengan cara seseorang berfikir,
berperasaam dan bersikap ketika berhubungan dengan orang lain.

Holistik merupakan suatu konsep yang mendasari tindakan keperawatan yang meliputi
dimensi fisiologis, psikologis, sosiokultural dan spritural pelayanan keperawatan holistik
memberikan pelayanan kesehatan yang lebih memperhatikan keutuhan aspek kehidupan sebagai
manusia yang meliputi kehidupan jasmani, mental, sosial dan spiritual yang saling
mempengaruhi.

Humanisme ditujukan untuk kepentingan manusia, dimana manusia mempunyai tujuan untuk
mencapai aktualisasi diri, pemahaman diri serta realisasi diri orang yang belajar secara optimal .
DAFTAR PUSTAKA

http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jnursing

http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jnursing

http://www.umy.ac.id/konsep-holistic-care-dalam-penyembuhan-pasien-3.html

http://chairulrebi.blogspot.com/2012/02/makalah-holistic-care.htm

http://nersuki.blogspot.com/2013/01/makalah-holism.html

http://scholar.google.co.id/scholar?as_ylo=2012&q=konsep+holism&hl=id&as_sdt=0,5

Anda mungkin juga menyukai