KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
1.2.Rumusan Masalah
1.3.Tujuan Penulisan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.Pengertian Holistic Care
2.2.Sejarah Holistic Care
2.3.Perawatan Holistic
2.4 Macam-Macam Cabang Penyembuhan Holistik.
2.5.Teknik Pengobatan atau Penerapan Holistik Care
2.6.Caring
2.7.Holim
2.8.Humanism
2.9Transcultural Nursing
BAB III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
3.2.Saran
DAFTAR PUSTAKA
ii
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Holistik dalam keperawatan diperlukan suatu perubahan cara pikir masyarakat
dan jenispelayanan kesehatan yang ada didalamnya. Karena perubahan ini
merupakan suatu proses terjadinya perpindahan dari status tetap menjadi yang
bersifat dinamis, yaitu dapat menyesuaikan diri dari lingkungan yang ada untuk
mencapai kesehatan yang optimal. Holistik merupakan suatu yang mendasari
tindaknan keperawatan seperti dimensi fisiologis, psikologis, sosiokultural, dan
spiritual. Dimensi ini merupakan suatu kesatuan yang utuh. Holistik terkait
dengan kesejahteraan terdapat dimensi yang saling mempengaruhi seperti fisik,
emosional, intelektual, sosial dan spiritual.
Di dalam pelayanan pada klinik holistik care didasarkan pada konsep
keperawatan holistik yang meyakini bahwa penyakit yang dialami seseorang
bukan saja merupakan suatu masalah fisik yng dapat diselesaikan dengan
pemberian semata. Dan pelayanan kesehatan ini memperlihatkan keutuhan
aspek kehidupan sebagai manusia yang meliputi kehidupan jasmani, mental,
sosial, dan spiritul yang saling mempengaruhi.
1.2.Rumusan Masalah
Dalam makalah ini saya akan membahas tentang ?
1. Bagaimana yang dimaksud dengan Holistic care
2. Bagaimana penerapan Holistic care
1.3.Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian Holistic care
2. Agar megetahui cara menerapkan Holistic care
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
sedangkan yang konnvensional pada umumnya bersifat tindakan sementara
(kambuhan) sehinnga sampai ada istilah Pasien Langgangan Dokter.
3
bisadipisahkan.
- NILAI UTAMA PERAWATAN HOLISTIK
a.Filosofi dan Pendidikan.
Menekankan bahwa asuhan yang holistik didasarkan pada suatu kerangka
filosofi dan pengetahuan.
b.Holistik Etik, Teori Keperawatan dan Riset.
Menekankan bahwa asuhan yang professional didasarkan pada teori,
diinformasikan oleh penelitian dan didasarkan oleh prinsip etik sebagai petunjuk
praktik yang kompeten.
c.Holistik Nurse Save Care.
Keyakinan bahwa perawat harus terlibat dalam perawatan diri untuk
meningkatkan kesehatan dan kesadaran pribadi sehingga perawat dapat melayani
orang lain sebagai suatu alat sebagai proses penyembuhan seseorang.
d.Holistic Communication, Therapeutic Environment and Cultural
Competency.
Menekankan pada perkembangan untuk memanfaatkan penkajian dan
asuhan terapeutik yang mengacu pada pola, masalah dan kebutuhan klien dan
suatu lingkungan yang mendukung proses penyembuhan pasien.
2.4 Macam-Macam Cabang Penyembuhan Holistik.
a. Holistik Tradisional.
Suatu teknik penyembuhan yang memanfaatkan alam dengan prinsip
holisme, berawal sejak ribuan tahun lalu. Biasa disebut sebagai
penyembuhan/pengobatan alternatif atau pengobatan tradisional. Yang termasuk
holistik tradisional adalah akupuntur, akupresur, herbal, ayurveda, uropathy,
pranic healing, apitherapy, dan lain-lain. Gelar para praktisinya bermacam-
macam. Ada yang disebut sebagai tabib, sin-se, dukun, dan lain-lain.
b. Holistik Modern.
Suatu teknik penyembuhan yang menggabungkan penyembuhan
tradisional/kuno dengan teknologi dan sains modern yang memanfaatkan alam
dengan prinsip holisme. Holistic modern berawal sekitar 200 tahun yang lalu
dengan adanya homepaty. Yang termasuk holistik modern adalah homeopathy,
4
osteopathy, ananopathy, psikologi hipnotis, naturopathy modern, dan
sebagainya. Gelar para praktisinya bermacam-macam sesuai dengan
aliran/disiplin ilmunya. Untuk homeopathy, praktisinya disebut sebagai
homeopath. Osteopathy, praktisinya disebut sebagai osteopath atau DO (Doctor
of Osteopathy) di belakang nama. Naturopathy, praktisinya disebut sebagai
naturopathy atau DN (Doctor of Naturopathy) di belakang nama. Saya pribadi
dari aliran/disiplin ilmu ananopathy, praktisinya disebut sebagai ananopath
(syukur bukan psikopat) atau Dt (Danton) di awal nama.
Tapi perlu juga Anda ketahui bahwa tidak semua alternatif adalah
holistik. Jika suatu pengobatan alternatif tidak memandang permasalahan
kesehatan secara menyeluruh, pengobatan tersebut berarti bukan pengobatan
holistik.
c. Holistik Moderen Antophaty
Ananopathy adalah gabungan teknik pengobatan alternatif
tradisional/kuno dengan teknologi dan sains modern, dimana tujuannya adalah
menyembuhkan, bukan sekedar merawat. Pengobatan Ananopathy fokus pada
akar penyakit, bukan pada gejala; merawat manusia secara keseluruhan (whole),
bukan pada apa yang tampak saja. Tehnik yang digunakan adalah dengan
menggunakan Hukum Alam, Hukum Sebab-Akibat, perbaikan pola makan dan
gaya hidup, penggunaan bahan-bahan alami, yang diterapkan dengan basis alam
dan sains modern.
Praktisi Ananopathy disebut sebagai ananopath, sedangkan gelar master
atau pemimpin ananopath adalah Danton.Ananopathy dari segi aplikasinya
bersifat 3, yaitu:
a. Sederhana. Begitu sederhana karena tidak memerlukan obat-obatan
kimia dan operasi.
b. Cerdik. Mengajarkan Anda untuk berpikir dan bertindak cerdik,
bukannya pandai.
c. Bijaksana. Menekankan pemikiran bijak yang melihat faktor
moralitas dan keselarasan.
5
Dari segi pemikiran, prinsip dasar Ananopathy juga ada tiga yaitu:
a. Tuhan. Selalu melihat permasalahan dari sudut pandang Ketuhanan.
b. Hukum Alam. Berpedoman pada Hukum Alam.
c. Kasih. Mendasari pemikiran dan prakteknya atas dasar kasih.
Contoh beberapa “penyakit serius” yang bisa Anda taklukkan setelah
menguasai beberapa teknik Ananopathy, tanpa obat-obatan kimia dan
operasi adalah:
a. Diabetes melitus,
b. Kolesterol tinggi dan sakit jantung,
c. Stroke,
d. Asam urat dan rematik,
e. Tumor dan kanker,
f. TBC,
g. Maag akut dan kronis,
h. Hepatitis,
i. Gagal ginjal,
j. Demam berdarah dan AIDS
2.5.Teknik Pengobatan atau Penerapan Holistik Care
Pengobatan Holistic adalah, pengobatan dengan menggunakan konsep
menyeluruh, yaitu keterpaduan antara jiwa dan raga, dengan method
alamiah yang ilmiah, serta ilahiah yang mana tubuh manusia merupakan
keterpaduan system yang sangat kompleks, dan saling berinteraksi satu
sama lainnya dengan sangat kompak dan otomatis terganggunya satu
fungsi/ elemen / unsur tubuh manusia Pengobatan Holistic terpadu,
memiliki perbedaan konsep yang sangat nyata dengan Konsep Kedokteran
(Konvensional), Konsep Konvensional lebih lebih menekankan kepada
tindakan seperti pemberian obat-obat kimiawi, dan tindakan rekayasa fisik
dengan pembedahan/ operasi, dll, sementara pengobatan holistic lebih
menekankan membangkitkan system imun pasien, dan memperbaiki
secara menyeluruh dari factor pencetus penyakit (akar permasalahan
penyakit), sehingga definisi kesembuhan cenderung Permanen (tidak
6
kambuh lagi), sedangkan yang konnvensional pada umumnya bersifat
tindakan sementara (kambuhan) sehinnga sampai ada istilah Pasien
Langgangan Dokter.
Methode Pengobatan Holistic yang Dikembangkan dengan Terapi
Berikut :
a. Pengaturan Pola hidup dan Pola makan dengan gizi dan kebutuhan
berimbang
b. Rileksasi, dengan konsep Meditasi Penyembuhan
c. Stimulasi Otak dengan tehnik perangsangan alamiah
d. Silaturahmi Doktrin
e. Pancaran Bio energy (Pranaisasi)
f. Stimulan promotor dengan Nutrisi Herbal
g. Terapi Doa, dengan kepasrahan mencapai God Spot.
h. Hydroteraphy dan stimulant alam sebagai pelengkap dan
penyeimbang.
2.6.Caring
Mayeroff, 1972, menggambarkan carring sebagai suatu proses yang
memberikan kesempatan pada seseorang (baik pemberi asuhan
(carrer) maupun penerima asuhan ) untuk pertumbuhan pribadi. Aspek
utama carring dalam analisis, meliputi :
a. Pengetahuan
b. Penggantian irama ( belajar dari pengalaman )
c. Kesabaran
d. Kejujuran
e. Rasa percaya
f. Kerendahan hati
g. Harapan
h. Keberanian
Caring dalam keperawatan adalah fenomena transkultural dimana perawat
berinteraksi dengan klien, staf dan kelompok lain. Caring menolong klien
meningkatkan perubahan positif dalam aspek bio-psiko-sosio-spiritual.
7
Bersikap caring untuk klien dan bekerja bersama dengan klien dari
berbagai lingkungan merupakan esensi keperawatan.
Aspek Spiritual
Secara tradisional, model holistic keperawatan tentang kesehatan telah
mencakup dimensi berikut : fisik, psikologis, cultural, perkembanga,
sosial. Dan spiritual. Satu model atau pilihan, untuk meninjau dimensi
spiritual adalah sesuatu yang terintegrasi.
Dalam model ini, spiritual mewakili totalitas keberadaan seseorang dan
berfungsi sebagia perspektif pendorong yang menyatukan berbagai aspek
individual. Konsep perkembangan spiritualitas ini penting dalam
memahami spiritualitas klien dan bagaimana kematangan spiritual perawat
mempengaruhi kemmpuannya untuk memenuhi kebutuhan spiritual klien,
membentuk hubungan, dan kemidian membantu klien dengan kebutuhan
perawatan kesehatannya.
Pada intinya keperawatan adalah komitmen tentang mengasihi
(caring). Aspek penting lain dari perawatan spiritual adalah mengenali
bahwa klien tidak harus (berhak) mempunyai masalah spiritual. Perawat
harus belajar unutk memahami aspek positif dari spiritual klien ketimbang
berpikir bahwa pada saat menderita suatu penyakit spiritualitas selalu
mengalami ancaman. Mendukung dan mengenali sisi positif dari
8
spiritualitas klien akan tersalur sepanjang pemberian asuhan keperawatan
yang efektif dan individual.
2.7.Holism
Pengertian holism Holistik merupakan salah satu konsep yang
mendasari tindakan keperawatan yang meliputi dimensi fisiologis,
psikologis, sosiokultural, dan spiritual. Dimensi tersebut merupakan suatu
kesatuan yang utuh, apabila satu dimensi terganggu akan mempengaruhi
dimensi lainnya. Holistik terkait erat dengan kesejahteraan (Wellnes).
Untuk mencapai kesejahteraan, terdapat lima dimensi yang saling
mempengaruhi yaitu: fisik, emosional, intelektual, sosial dan spiritual.
Untuk mencapai kesejahteraan tersebut, salah satu aspek yang harus
dimiliki individu adalah kemampuan beradaptasi terhadap stimulus.
Erikson, Tomlin dan Swain (dalam Marriner-Tomey, 1994),
mengemukakan tentang holism, yang memandang bahwa manusia adalah
individu secara keseluruhan yang terdiri dari banyak subsistem yang saling
ketergantungan dan tidak dapat dipisahkan. Hal ini terkait dengan
pembawaan yang berhubungan dengan keturunan dan pengendalian
spiritual. Tubuh, pikiran, emosi dan semangat merupakan unit keseluruhan
yang sifatnya dinamis. Bersifat saling mempengaruhi dan mengendalikan
satu sama lain. Interaksi dari berbagai subsistem ini tidak dapat
dipisahkan, yang akhirnya menghasilkan holism.
2.8.Humanism
Konsep humanism ini bahwa memberikan pelayanan kesehatan pada
klien dengan memandang klien sebagai personal lengkap dengan
fungsinya. Dalam keperawatan, humanism merupakan suatu sikap dan
pendekatan yang memperlakukan pasien sebagai manusia yang
mempunyai kebutuhan lebih dari sekedar nomor tempat tidur atau sebagai
seorang berpenyakit tertentu. Perawat yang menggunakan pendekatan
humanistic dalam prakteknya memperhitungkan semua yang
9
diketahuinya tentang pasien yang meliputi pikiran, perasaan, nilai-nilai,
pengalaman, kesukaan, dan bahasa tubuh. Pendekatan humanistic ini
adalah aspek keperawatan tradisional dari caring yang diwujudnyatakan
dalam pengertian dan tindakan. Pengertian membutuhkan kemampuan
mendengarkan orang lain secara aktif dan arif serta menerima perasaan-
perasaan orang lain.
2.9Transcultural nursing
Transcultural Nursing adalah suatu area/wilayah keilmuwan budaya pada
proses belajar dan praktek keperawatan yang fokus memandang perbedaan dan
kesamaan diantara budaya dengan menghargai asuhan, sehat dan sakit didasarkan
pada nilai budaya manusia, kepercayaan dan tindakan, dan ilmu ini digunakan
untuk memberikan asuhan keperawatan khususnya budaya atau keutuhan budaya
kepada manusia (Leininger, 2002). Asumsi mendasar dari teori adalah perilaku
Caring. Caring adalah esensi dari keperawatan, membedakan, mendominasi serta
mempersatukan tindakan keperawatan.Caring dikatakan sebagai tindakan yang
dilakukan dalam memberikan dukungan kepada individu secara utuh.
diberikan kepada manusia sejak lahir, dalam perkembangan dan pertumbuhan,
masa pertahanan sampai dikala manusia itu meninggal. Human caring secara
umum dikatakan sebagai segala sesuatu yang berkaitan dengan dukungan dan
bimbingan pada manusia yang utuh. Human caring merupakan fenomena yang
universal dimana ekspresi, struktur dan polanya bervariasi diantara kultur satu
tempat dengan tempat lainnya.
A. Konsep dalam Transcultural Nursing.
1.Budaya adalah norma atau aturan tindakan dari anggota kelompok yang
dipelajari, dan dibagi serta memberi petunjuk dalam berfikir, bertindak dan
mengambil keputusan.
2. Nilai budaya adalah keinginan individu atau tindakan yang lebih diinginkan
atau sesuatu tindakan yang dipertahankan pada suatu waktu tertentu dan
melandasi tindakan dan keputusan.
3. Perbedaan budaya dalam asuhan keperawatan merupakan bentuk yang
optimal daei pemberian asuhan keperawatan, mengacu pada kemungkinan
10
variasi pendekatan keperawatan yang dibutuhkan untuk memberikan asuhan
budaya yang menghargai nilai budaya individu, kepercayaan dan tindakan
termasuk kepekaan terhadap lingkungan dari individu yang datang dan
individu yang mungkin kembali lagi (Leininger, 1985)
11
H. Culturtal imposition berkenaan dengan kecenderungan tenaga kesehatan untuk
memaksakan kepercayaan, praktik dan nilai diatas budaya orang lain karena
percaya bahwa ide yang dimiliki oleh perawat lebih tinggi dari pada kelompok
lain.
12
seperti daerah katulistiwa, pegunungan, pemukiman padat dan iklim seperti rumah
di daerah Eskimo yang hampir tertutup rapat karena tidak pernah ada matahari
sepanjang tahun. Lingkungan sosial adalah keseluruhan struktur sosial yang
berhubungan dengan sosialisasi individu, keluarga atau kelompok ke dalam
masyarakat yang lebih luas. Di dalam lingkungan sosial individu harus mengikuti
struktur dan aturan-aturan yang berlaku di lingkungan tersebut.Lingkungan
simbolik adalah keseluruhan bentuk dan simbol yang menyebabkan individu atau
kelompok merasa bersatu seperti musik, seni, riwayat hidup, bahasa dan atribut
yang digunakan.
4. Keperawatan
Asuhan keperawatan adalah suatu proses atau rangkaian kegiatan pada
praktik keperawatan yang diberikan kepada klien sesuai dengan latar belakang
budayanya. Asuhan keperawatan ditujukan memnadirikan individu sesuai dengan
budaya klien. Strategi yang digunakan dalam asuhan keperawatan adalah
perlindungan/mempertahankan budaya, mengakomodasi/negoasiasi budaya dan
mengubah/mengganti budaya klien (Leininger,1991)
13
C. Cara III : Restrukturisasi budaya
Restrukturisasi budaya klien dilakukan bila budaya yang dimiliki merugikan
status kesehatan. Perawat berupaya merestrukturisasi gaya hidup klien yang
biasanya merokok menjadi tidak merokok. Pola rencana hidup yang dipilih
biasanya yang lebih menguntungkan dan sesuai dengan keyakinan yang dianut.
Proses keperawatan Transcultural Nursing.
Model konseptual yang dikembangkan oleh Leininger dalam menjelaskan
asuhan keperawatan dalam konteks budaya digambarkan dalam bentuk matahari
terbit (Sunrise Model) seperti yang terdapat pada gambar 1. Geisser (1991)
menyatakan bahwa proses keperawatan ini digunakan oleh perawat sebagai
landasan berfikir dan memberikan solusi terhadap masalah klien (Andrew and
Boyle, 1995). Pengelolaan asuhan keperawatan dilaksanakan dari mulai tahap
pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
1. Pengkajian
Pengkajian adalah proses mengumpulkan data untuk mengidentifikasi
masalah kesehatan klien sesuai dengan latar belakang budaya klien (Giger and
Davidhizar, 1995). Pengkajian dirancang berdasarkan 7 komponen yang ada pada
Sunrise Model yaitu:
a. Faktor teknologi (tecnological factors)
Teknologi kesehatan memungkinkan individu untuk memilih atau mendapat
penawaran menyelesaikan masalah dalam pelayanan kesehatan. Perawat perlu
mengkaji : persepsi sehat sakit, kebiasaan berobat atau mengatasi masalah
kesehatan,alasan memberi bantuan kesehatan,alasan klien memilih berobat
alternatif dan persepsi klien tentang penggunaan dan pemanfaatan tekhnolgi
untuk mengatasi permasalahan kesehatan saat ini.
b. Faktor agama dan falsafah hidup (religious and philosophical factors)
Agama adalah suatu simbol yang mengakibatkan pandangan yang amat
realistis bagi para pemeluknya. Agama memberikan motivasi yang sangat kuat
untuk menempatkan kebenaran di atas segalanya, bahkan di atas kehidupannya
sendiri. Faktor agama yang harus dikaji oleh perawat adalah : agama yang
14
dianut, status pernikahan, cara pandang klien terhadap penyebab penyakit, cara
pengobatan dan kebiasaan agama yang berdampak positif terhadap kesehatan.
c. Faktor sosial dan keterikatan keluarga (kinship and social factors)
Perawat pada tahap ini harus mengkaji faktor-faktor : nama lengkap, nama
panggilan, umur dan tempat tanggal lahir, jenis kelamin, status, tipe keluarga,
pengambilan keputusan dalam keluarga, dan hubungan klien dengan kepala
keluarga.
d. Nilai-nilai budaya dan gaya hidup (cultural value and life ways)
Nilai-nilai budaya adalah sesuatu yang dirumuskan dan ditetapkan oleh
penganut budaya yang dianggap baik atau buruk. Norma-norma budaya adalah
suatu kaidah yang mempunyai sifat penerapan terbatas pada penganut budaya
terkait. Yang perlu dikaji pada faktor ini adalah : posisi dan jabatan yang
dipegang oleh kepala keluarga, bahasa yang
digunakan, kebiasaan makan, makanan yang dipantang dalam kondisi sakit,
persepsi sakit berkaitan dengan aktivitas sehari-hari dan kebiasaan
membersihkan diri.
e. Faktor kebijakan dan peraturan yang berlaku (political and legal
factors)
Kebijakan dan peraturan rumah sakit yang berlaku adalah segala sesuatu yang
mempengaruhi kegiatan individu dalam asuhan keperawatan lintas budaya
(Andrew and Boyle, 1995). Yang perlu dikaji pada tahap ini adalah : peraturan
dan kebijakan yang berkaitan dengan jam berkunjung, jumlah anggota keluarga
yang boleh menunggu, cara pembayaran untuk klien yang dirawat.
f. Faktor ekonomi (economical factors)
Klien yang dirawat di rumah sakit memanfaatkan sumber-sumber material yang
dimiliki untuk membiayai sakitnya agar segera sembuh. Faktor ekonomi yang
harus dikaji oleh perawat diantaranya : pekerjaan klien, sumber biaya
pengobatan, tabungan yang dimiliki oleh keluarga, biaya dari sumber lain
misalnya asuransi, penggantian biaya dari kantor
atau patungan antar anggota keluarga.
15
g. Faktor pendidikan (educational factors)
Latar belakang pendidikan klien adalah pengalaman klien dalam menempuh
jalur pendidikan formal tertinggi saat ini. Semakin tinggi pendidikan klien maka
keyakinan klien biasanya didukung oleh buktibukti ilmiah yang rasional dan
individu beradaptasi terhadap budaya yang sesuai dengan kondisi kesehatannya.
Hal yang perlu dikaji pada tahap ini adalah : tingkat pendidikan klien, jenis
pendidikan serta kemampuannya untuk belajar secara aktif mandiri tentang
pengalaman sakitnya sehingga tidak terulang kembali.
2. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah respon klien sesuai latar belakang budayanya yang
dapat dicegah, diubah atau dikurangi melalui intervensi keperawatan. (Giger and
Davidhizar, 1995). Terdapat tiga diagnosa keperawatan yang sering ditegakkan
dalam asuhan keperawatan transkultural yaitu : gangguan komunikasi verbal
berhubungan dengan perbedaan kultur, gangguan interaksi sosial berhubungan
disorientasi sosiokultural dan ketidakpatuhan dalam pengobatan berhubungan
dengan sistem nilai yang diyakini.
3. Perencanaan dan Pelaksanaan
Perencanaan dan pelaksanaan dalam keperawatan trnaskultural adalah suatu
proses keperawatan yang tidak dapat dipisahkan. Perencanaan adalah suatu
proses memilih strategi yang tepat dan pelaksanaan adalah melaksanakan
tindakan yang sesuai denganlatar belakang budaya klien (Giger and Davidhizar,
1995). Ada tiga pedoman yang ditawarkan dalam
keperawatan transkultural (Andrew and Boyle, 1995) yaitu : mempertahankan
budaya yang dimiliki klien bila budaya klien tidak bertentangan dengan
kesehatan, mengakomodasi budaya klien bila budaya klien kurang
menguntungkan kesehatan dan merubah budaya klien bila budaya yang dimiliki
klien bertentangan dengan kesehatan.
a. Cultural care preservation/maintenance
1) Identifikasi perbedaan konsep antara klien dan perawat tentang
16
proses melahirkan dan perawatan bayi
2) Bersikap tenang dan tidak terburu-buru saat berinterkasi dengan klien
3) Mendiskusikan kesenjangan budaya yang dimiliki klien dan perawat
17
BAB III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
Pengobatan Holistic adalah, Pengobatan dengan menggunakan konsep
Menyeluruh, yaitu keterpaduan antara Jiwa dan raga, dengan method
alamiah yang ilmiah, serta ilahiah, yang mana tubuh manusia merupakan
keterpaduan system yang sangat kompleks, dan saling berinteraksi satu
sama lainnya dengan sangat kompak dan otomati terganggunya satu
fungsi/ elemen / unsure tubuh manusia dapat mempengaruhi fungsi yang
lainnya. Keterkaitan antara jiwa dan raga tidak terpisahkan, sebagaimana
dikenal bahwa : Didalam raga yang sehat terdapat jiwa yang sehat, dan
juga sebaliknya jiwa yang sehat dapat membentuk raga yang sehat dan
pembentukan jiwa yang sehat adalah dengan berserah diri secara penuh
dan ikhlas kepada Sang Pencipta dan Penguasa Jagat Raya, yang memiliki
segala sesuatu, dan penentu segala sesuatu, Allah SWT.
3.2.Saran
Adapun saran yang ingin penulis sampaikan adalah keinginan penulis
atas partisipasi para pembaca, agar sekiranya mau memberikan kritik dan
saran yang sehat dan bersifat membangun demi kemajuan penulisan
makalah ini.Penulis sadar bahwa penulis adalah manusia biasa yang
pastinya memiliki kesalahan. Oleh karena itu, dengan adanya kritik dan
saran dari pembaca, penulis bisa mengkoreksi diri dan menjadikan
makalah ke depan menjadi makalah yang lebih baik lagi dan dapat
memberikan manfaat yang lebih bagi kita semua. Perawat diharapkan
lebih meningkatkan pengetahuan tentang konsep keperawatan holistik
dalam asuhan keperawatan. Upaya peningkatan pengetahuan yaitu dengan
mencari informasi mengenai keperawatan holistik yang nantinya dapat
diaplikasikan dalam pelayanan keperawatan yaitu berupa asuhan
keperawatan.
18
DAFTAR PUSTAKA
19