KELOMPOK 2
Mahdalena (1911166520)
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS RIAU
2020
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
sempurna, oleh karena itu kami sangat membutuhkan kritik dan saran
Tim
BAB I
PEMBAHASAN
TINJAUAN TEORI
A. Definisi
Osteomielitis adalah infeksi tulang. Infeksi tulang lebih sulit
disembuhkan daripada infeksi jaringan lunak karena terbatasnya asupan
darah, respons jaringan terhadap inflamasi, tingginya tekanan jaringan dan
pembentukan involukrum (pembentukan tulang baru di sekeliling jaringan
tulang mati). Osteomielitis dapat menjadi masalah kronis yang akan
mempengaruhi kualitas hidup atau mengakibatkan kehilangan ekstremitas.
(Brunner, suddarth. (2001). Beberapa ahli memberikan defenisi terhadap
osteomyelitis sebagai berkut :
· Osteomyelitis adalah infeksi Bone marrow pada tulang-tulang
panjang yang disebabkan oleh staphylococcus aureus dan kadang-kadang
Haemophylus influensae (Depkes RI, 1995).
· Osteomyelitis adalah infeksi tulang (Carpenito, 1990).
· Osteomyelitis adalah suatu infeksi yang disebarkan oleh darah yang
disebabkan oleh staphylococcus (Henderson, 1997).
D. Etiologi
Adapun penyebab – penyebab osteomielitis ini adalah:
1. Bakteri
Menurut Joyce & Hawks (2005), penyebab osteomyelitis
adalah Staphylococcus aureus (70% - 80%), selain itu juga bisa
disebabkan oleh Escherichia coli, Pseudomonas, Klebsiella,
Salmonella, dan Proteus.
2. Virus
3. Jamur
4. Mikroorganisme lain (Smeltzer, Suzanne C, 2002).
Osteomyelitis juga bisa terjadi melalui 3 cara (Wikipedia, the free
encyclopedia, 2000) yaitu:
1. Aliran darah
Infeksi bisa disebabkan oleh penyebaran hematogen (melalui
darah) dari fokus infeksi di tempat lain (misalnya tonsil yang terinfeksi,
lepuh, gigi terinfeksi). Aliran darah bisa membawa suatu infeksi dari
bagian tubuh yang lain ke tulang.
Pada anak-anak, infeksi biasanya terjadi di ujung tulang tungkai
dan lengan. Sedangkan pada orang dewasa biasanya terjadi pada tulang
belakang dan panggul. Osteomyelitis akibat penyebaran hematogen
biasanya terjadi ditempat di mana terdapat trauma.
2. Penyebaran langsung
Organisme bisa memasuki tulang secara langsung melalui fraktur
terbuka, cedera traumatik seperti luka tembak, selama pembedahan tulang
atau dari benda yang tercemar yang menembus tulang.
3. Infeksi dari jaringan lunak di dekatnya
Osteomyelitis dapat berhubungan dengan penyebaran infeksi
jaringan lunak Infeksi pada jaringan lunak di sekitar tulang bisa menyebar
ke tulang setelah beberapa hari atau minggu. Infeksi jaringan lunak bisa
timbul di daerah yang mengalami kerusakan karena cedera, terapi
penyinaran atau kanker, atau ulkus di kulit yang disebabkan oleh jeleknya
pasokan darah (misalnya ulkus dekubitus yang terinfeksi).
Osteomyelitis dapat timbul akut atau kronik. Bentuk akut dicirikan
dengan adanya awitan demam sistemik maupun manifestasi lokal yang
berjalan dengan cepat. Osteomyelitis kronik adalah akibat dari
osteomielitis akut yang tidak ditangani dengan baik. Osteomyelitis kronis
akan mempengaruhi kualitas hidup atau mengakibatkan kehilangan
ekstremitas. Luka tusuk pada jaringan lunak atau tulang akibat gigitan
hewan, manusia atau penyuntikan intramuskular dapat menyebabkan
osteomyelitis eksogen. Osteomyelitis akut biasanya disebabkan oleh
bakteri, maupun virus, jamur, dan mikroorganisme lain.
Pasien yang beresiko tinggi mengalami osteomielitis adalah
mereka yang nutrisinya buruk, lansia, kegemukan, atau penderita diabetes
mellitus. Selain itu, pasien yang menderita artritis rheumatoid, telah di
rawat lama di rumah sakit, menjalani pembedahan ortopedi, mengalami
infeksi luka mengeluarkan pus, juga beresiko mengalami osteomyelitis.
E. Patofisiologi
Menurut Smeltzer, Suzanne (2001), Staphylococcus aureus merupakan
penyebab terbesar infeksi tulang. Organisme patogenik lainnya yang sering
dijumpai pada osteomielitis meliputi Haemophylus influenza, bakteri colli,
salmonella thyposa, proteus, pseudomonas. Terdapat peningkatan insiden
infeksi resisten penisilin, nosokomial, gram negative dan anaerobic. Awitan
osteomilitis setelah pembedahan ortopedi dapat terjadi dalam 3 bulan pertama
( akut fulminan stadium 1 ) dan sering berhubungan dengan penumpukan
hematoma atau infeksi superficial. Infeksi awitan lambat ( stadium 2 ) terjadi
antara 4 - 24 bulan setelah pembedahan. Osteomielitis awitan lama ( stadium
3 ) biasanya akibat penebaran hematogen dan terjadi 2 tahun atau lebih
setelah pembedahan. Respons inisial tahap infeksi adalah salah satu dari
inflamasi, peningkatan faskularisasi dan edema, setelah 2 atau 3 hari,
thrombosis pada pembuluh darah terjadi pada tempat tersebut, mengakibatkan
iskemia dengan nekrosis tulang sehubungan dengan peningkatan tekanan
jaringan dan medulla. Infeksi kemudian berkembang ke kavitas medularis dan
ke bawah periosteum dan dapat menyebar ke jaringan lunak atau sendi
disekitarnya. Kecuali bila proses infeksi dapat dikontrol awal, kemudian akan
terbentuk abses tulang. Pada perjalanan alamiahnya, abses dapat keluar
spontan, namun yang lebih sering harus dilakukan insisi dan drainase oleh
ahli bedah. Abses yang terbentuk dalam dindingnya terbentuk daerah jaringan
mati, namun seperti pada rongga abses pada umumnya, jaringan tulang mati
( sequestrum ) tidak mudah mencair dan mengalir ke luar. Rongga tidak dapat
mengempis dan menyembuh, seperti yang terjadi pada jaringan lunak. Terjadi
pertumbuhan luka baru ( involukrum ) dan mengelilingi sequestrum. Jadi
meskipun tampak terjadi proses penyembuhan namun sequestrum infeksius
kronis yang tetap rentan mengeluarkan abses kambuhan sepanjang hidup
pasien. Dinamakan osteomielitis tipe kronik.
I. Komplikasi
1. Dini :
a. Kekakuan yang permanen pada persendian terdekat (jarang terjadi)
b. Abses yang masuk ke kulit dan tidak mau sembuh sampai tulang yang
mendasarinya sembuh
c. Atritis septik
2. Lanjut :
a. Osteomielitis kronik ditandai oleh nyeri hebat rekalsitran, dan
penurunan fungsi tubuh yang terkena.
b. Fraktur patologis
c. Kontraktur sendi
d. Gangguan pertumbuhan
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Identitas Pasien : nama, jenis kelamin, usia, alamat, agama, dan lain-lain.
2. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Sekarang
Kaji adanya riwayat trauma fraktur terbuka, riwayat operasi tulang
dengan pemasangan fiksasi internal dan fiksasi eksternal dan pada
osteomielitis kronis penting ditanyakan apakah pernah mengalami
osteomielitis akut yang tidak diberi perawatan adekuat sehingga
memungkinkan terjadinya supurasi tulang.
C. Intervensi
Diagnosa Keperawatan 1 : Nyeri berhubungan dengan inflamasi dan
pembengkakan
- Tujuan :
Mendemonstrasikan bebas dari nyeri dan peningkatan rasa kenyamanan.
- Kriteria Hasil :
Tidak terjadi nyeri, nafsu makan menjadi normal, ekspresi wajah rileks
dan suhu tubuh normal.
- Intervensi Keperawatan
Mandiri
· Kaji karakteristik nyeri: lokasi, durasi, intensitas nyeri.
· Atur posisi imobilisasi pada daerah nyeri sendi atau nyeri di tulang
yang mengalami infeksi.
· Ajarkan relaksasi : teknik mengurangi ketegangan otot rangka
yang dapat mengurangi intensitas nyeri dan meningkatan relaksasi
masase.
· Ajarkan metode distraksi selama nyeri akut
· Amati perubahan suhu setiap 4 jam.
· Kompres air hangat
Kolaborasi :
· Pemberian obat-obatan analgetik
Kesimpulan
Osteomielitis adalah infeksi tulang. Infeksi tulang lebih sulit disembuhkan
daripada infeksi jaringan lunak karena terbatasnya asupan darah, respons jaringan
terhadap inflamasi, tingginya tekanan jaringan dan pembentukan involukrum
(pembentukan tulang baru di sekeliling jaringan tulang mati). Osteomielitis dapat
menjadi masalah kronis yang akan mempengaruhi kualitas hidup atau
mengakibatkan kehilangan ekstremitas. (Brunner, suddarth.
(2001). Staphylococcus aureus hemolitikus (koagulasi positif) sebanyak 90% dan
jarang oleh streptococcus hemolitikus. Haemophylus influenza (50%) pada anak-
anak dibawah umur 4 tahun. Organism yang lain seperti : bakteri coli, salmonella
thyposa dan sebagainya. Proses spesifik (M.Tuberculosa). Penyebaran hematogen
dari pusat infeksi jauh (tonsilitis, bisul atau jerawat, ISPA).
DAFTAR PUSTAKA