Anda di halaman 1dari 14

BAB XII

Keperawatan Holistilk

A. Pengertian Keperawatan Holistik


Holistik memiliki arti ’menyeluruh’ yang terdiri dari kata holy and healthy. Pandangan
holistik bermakna membangun manusia yang utuh dan sehat, dan seimbang terkait dengan
seluruh aspek dalam pembelajaran, seperti spiritual, moral, imajinasi, intelektual, budaya,
estetika, emosi, dan fisik. Jadi healthy yang dimaksud bukan hanya phisically, tetapi lebih
pada aspek sinergitas spiritually.
Holistic care atau keperawatan holistik merupakan pemberian asuhan secara
komprehensif dengan mengintegrasikan konsep keperawatan modern dan komplementer
(alternatif dan spiritual). Perawatan holistik melibatkan unsur pikiran, tubuh, dan jiwa.
Keperawatan holistik adalah pelayanan keperawatan yang memperhatikan keutuhan aspek
kehidupan manusia yang meliputi biologis, psikologis, kognisi, sosial, kultural dan spiritual
yang saling mempengaruhi.
Alligood (2014) mengemukakan bahwa pemberian asuhan keperawatan holistik dilandasi
oleh beberapa teori, dimana masing-masing teori berfokus pada aspek yang spesifik dari
hubungan antara manusia dengan dunia luar serta dalam perawatnya. Adapun beberapa teori
tersebut antara lain:
a. The Intersystem Model
Intersystem model merupakan teori keperawatan yang didasarkan atas proses
interaktif. Di mana kajian teori ini berfokus pada filsafat humanistik. Berdasarkan hal
tersebut, ditekankan bahwa setiap orang adalah makhluk seragam yang memiliki
energi positif ataupun negatif dari semesta. Pernyataan bahwa manusia sebagai
makhluk holistik, yang berinteraksi dan beradaptasi dengan situasi yang dia hadapi
merupakan gambaran dari mekanisme teori ini. Manusia juga dinyatakan penting
untuk berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. Sehingga, kesehatan menjadi
konteks yang terus berkembang demi memperoleh kesejahteraan setinggi-tingginya
utamanya pada kondisi pasien kronis dapat menjalani kehidupan dengan puas
walaupun tidak terlepas dari kondisi mereka.
b. Callista Roy's Adaptation Model
Dalam pandangan Roy manusia adalah makhluk biopsikososial yang
menjalani interaksi konstan dengan lingkungan yang selalu berubah. Kondisi yang
dinamis ini menempatkan individu untuk senantiasa siap berinteraksi menggunakan
mekanisme biologis, psikologis dan sosial. Roy mengedepankan proses adaptasi
sebagai kunci reaksi positif seseorang terhadap perubahan lingkungan. Tingkat
adaptasi seseorang, akan mempengaruhi reaksi, indikasi rentang stimulus, yang
mengganggu keseimbangan serta adanya Sebutuhan adaptasi baru. Menurut model
Roy, perilaku manusia mewakili adaptasi terhadap kekuatan lingkungan dan organik.
Secara keseluruhan resultan dari reaksi individu mewakili bagian akhir dari
organisme. Menurut Roy, tujuan keperawatan adalah untuk membantu orang tersebut
saat dia beradaptasi dengan perubahan yang terjadi, utamanya kebutuhan biologis dan
persepsi dirinya.
c. Theories Based on Integrative Process
Perawatan secara berkelompok dan pendekatan disiplin interdisipliner
diberikan, tidak serta merta dapat dilaksanakan dalam asuhan keperawatan. Bahkan
dari beberapa abad pasien diperlakukan sebagai objek yang berbeda dari pandangan
seorang dokter dan dari pandangan seorang perawat. Sebagian besar tenaga
profesional kesehatan dianggap bekerja tanpa berkomunikasi antara tenaga kesehatan
yang satu dengan yang lainnya, sehingga mereka fokus terhadap jalur profesinya
masing-masing tanpa memperhatikan kebutuhan pasien yang sesungguhnya.
Sehingga diharapkan ada proses integratif tenaga kesehatan yang satu dengan lainnya
sebagai upaya pemberian perawatan optimal dengan mengedepankan kebutuhan
pasien.
d. Rogers's Theory
Rogers mengemukakan bahwa manusia adalah sebuah "sistem energi
seragam", yang dalam melaksanakan interaksi terdapat hubungan timbal balik dengan
sistem energi alam semesta. Hal inilah yang mempengaruhi seorang perawat dalam
memberikan asuhan kepada pasien dapat menangani seseorang secara keseluruhan
selama menjalani proses keperawatan. Menurut Rogers, praktik keperawatan
bertujuan untuk menyampaikan interaksi yang harmonis antara manusia dengan
lingkungannya, dan memperkuat kohesi serta keutuhan medan energi seseorang demi
terwujudnya potensi kesehatan yang optimal.
e. Newman's Health Care System Model
Newman menyatakan bahwa keperawatan bertumpu pada sistem perawatan
kesehatan, di mana seseorang diperlakukan sebagai satu kesatuan sistem yang
berkaitan antara yang satu dengan yang lainnya. Setiap individu memiliki stresor
tersendiri, tetapi juga memiliki resistensi dan fleksibel yang membantu mereka
mempertahankan diri terhadap faktor stres yang dihadapinya. Dalam model Newmen
ini keperawatan diarahkan untuk mengenali standar seseorang dalam interaksi dengan
lingkungan, dan menerima interaksi itu sebagai proses pengembangan kesadaran.
Berbagai macam penyakit dapat mengganggu hubungan seseorang dalam proses
pemulihan. Kesehatan mengacu pada kemampuan seseorang berinteraksi dengan
lingkungannya dan mengintegrasikan pemikiran, perasaan dan penerimaan dalam
proses informasi yang ada. Kesehatan dinyatakan identik dengan kesadaran
seseorang. "Kesehatan" dialami sebagai keksistensi dinamis dari kesehatan yang
dilihat secara tradisional dan penyakit yang dilihat berdasarkan kebiasaan hidup atau
tradisi yang dimiliki.
f. Parse's Theory (Human Becoming)
Menurut Parse. manusia dipandang sebagai makhluk, dari kehendaknya
sendiri, yang secara aktif berpartisipasi di dalam dunia. Manusia juga secara utuh dan
terbuka bebas untuk memilih caranya berproses dalam kehidupan. Parse memiliki
pandangan kompleks tentang kesehatan, karena menganggap bahwa status cerminan
bagaimana seseorang kesehatan adalah cerminan menjalani hidupnya di dunia. Proses
keperawatan dalam teori ini diyakini dapat membimbing individu untuk menemukan
cara baru dalam menjalani hidup, salah satunya memilih cara untuk menjaga
kesehatan pribadinya dan untuk menjalani kehidupan sehari- harinya. Perawatan
holistik dalam hal ini diyakini sebagai perawatan akhir dari keseluruhan faktor yang
terkait dengan kondisi pasien, lingkungan, perawat dan tujuan kesehatan yang saling
berhubungan, dan berfokus pada perawatan.

Semua bentuk praktik keperawatan memiliki tujuan untuk membantu kesembuhan


seseorang secara menyeluruh. Perawat melihat pasien sebagai manusia secara total dimana
ada keterkaitan antara tubuh, pikiran, emosi, sosial/budaya, spirit, relasi, dan konteks
lingkungan. Asuhan keperawatan yang didasarkan kepada perawatan pasien secara total yang
mempertimbangkan kebutuhan fisik, emosi, sosial, ekonomi dan spiritual seseorang. Perawat
perlu mempertimbangkan respon pasien terhadap penyakitnya dan mengkaji tingkat
kemampuan seseorang untuk memenuhi kebutuhan dirinya. Perawat harus menjadi teman
yang mendukung dan memotivasi pasien serta mendorong pasien agar memahami arti
kehidupan.

B. Sejarah Keperawatan Holistik


Sejarah holistik dimulai sebelum istilah holisme diperkenalkan oleh Jan Christiaan Smuts
dalam bukunya “Holism and Evolution”. Holisme saat ini berkembang dalam istilah holistik,
yang mengkombinasikan penyembuhan, seni, dan ilmu hidup. Holistik populerdengan cepat
di tahun 70-an. Walaupun istilah holisme diperkenalkan di tahun 1926, penyembuhan
holistik sebenarnya sudah ada jauh di jaman kuno kira-kira 5000 tahun yang lalu. Sejarawan
belum bisa memastikan dari bangsa manakah pertama kali ia dipraktekkan. Kebanyakan
sejarawan percaya bahwa penyembuhan holistik dimulai di India dan atau Cina.Para praktisi
holistik mempraktekkan prinsip hidup sehat lewat menyeimbangkan tubuh, pikiran, dan roh
untuk menyatu atau harmonis dengan alam.Contoh praktis holistik adalah Socrates, yang
hidup 4 abad sebelum kelahiran Kristus. Ia menganut pandangan ini dan mengajarkan bahwa
kita harus memandang tubuh sebagai keseluruhan, bukannya bagian yang terpisah.
C. Proses Perawatan Holistik
Proses keperawatan holistik merupakan suatu pendekatan keperawatan yang bertujuan
untuk memecahkan masalah yang mendukung kemampuan perawat dalam mengatur dan
memberikan asuhan keperawatan secara komprehensif atau menyeluruh. Dalam proses
keperawatan terdapat beberapa tahap yang dilakukan, lalu tahapan tersebut memiliki sifat
yang akan memengaruhi hasil dari proses keperawatan. Penerapan proses keperawatan pada
pasien yang membutuhkan perawatan perlu dilakukan dengan cepat dan tepat sesuai dengan
kebutuhan. Asuhan keperawatan merupakan kegiatan praktik keperawatan yang dilakukan
secara langsung pada pasien yang dilaksanakan berdasarkan kaidah keperawatan sebagai
suatu profesi yang bersifat humanistis dan berdasarkan pada kebutuhan pasien dalam
mengatasi masalah Kesehatan.
Proses keperawatan holistik dimulai dari pengkajian keperawatan, diagnosa keperawatan,
intervensi keperawatan, implementasi keperawatan, dan evaluasi keperawatan. Berikut
proses keperawatan holistik, yaitu:.
a. Pengkajian Keperawatan
Pengkajian keperawatan merupakan suatu kegiatan awal dalam proses
keperawatan yang termasuk dalam mengumpulkan data, verifikasi data,
pengorganisasian data, menguji data yang dikaji, dan melakukan pencatatan atau
dokumentasi yang dilakukan oleh perawat profesional. Pengkajian keperawatan ini
akan berhasil jika perawat benar melakukan pengumpulan data yang mendukung
untuk melakukan dan membuat intervensi keperawatan. Tindakan keperawatan dan
keputusan yang tidak tepat terhadap pasien yang dirawat merupakan akibat dari
pengkajian yang tidak lengkap dan data yang dikumpulkan tidak akurat. Ketepatan
dan kelengkapan data yang telah dilakukan perawat dalam mengambil, keputusan.
Pengkajian dapat berpengaruh terhadap proses pengumpulan data dan analisa data
yang nantinya digunakan dalam menentukan atau merumuskan diagnosa
keperawatan, mengidentifikasi tujuan, merencanakan tindakan keperawatan yang
akan dilakukan guna mengatasi masalah keperawatan yang sudah ditetapkan.
Tujuan dilakukan pengkajian keperawatan adalah untuk mengumpulkan berbagai
sumber data yang berisi tentang kesehatan pasien yang terdiri dari fisik, psikososial,
respons terhadap emosional, dan mengidentifikasi perilaku pasien terhadap
pencegahan dan promosi kesehatan baik terhadap masalah kesehatan aktual maupun
potensial. Selain itu tujuan dilakukan pengkajian keperawatan yaitu perawat
diharapkan mampu melihat sejauh mana kemampuan pasien dalam mengatasi
masalah kesehatan yang dialaminya, dan diharapkan juga bisa membangun hubungan
emosional antara pasien dan perawat.
Setelah perawat melakukan pengkajian keperawatan dapat sumber data untuk
dapat menentukan diagnosa apa yang akan diangkat dalam merumuskan masalah
kesehatan pasien. Berikut beberapa tahapan pengkajian keperawatan dalam
pelaksanaannya, yaitu
a) Pengumpulan data
Dalam melakukan pengkajian hal yang perlu dilakukan perawat adalah
melakukan pengumpulan data. Data yang dikumpulkan akan dipengaruhi oleh
jenis data, sumber data, dan metode dalam pengumpulan data. Hal ini penting
karena data yang dikumpulkan merupakan data dalam merumuskan masalah
keperawatan dan intervensi keperawatan yang akan dilakukan untuk mengatasi
masalah tersebut.
Ada dua jenis data dalam pengkajian keperawatan, yaitu data subjektif dan data
objektif. Data, subjektif merupakan data yang didapatkan berdasarkan pandangan,
pendapat, perasaan, dan persepsi dari pasien, sehingga data yang dilakukan ini
tidak bisa secara mudah ditambahkan oleh yang melakukan pengkajian. Data
objektif merupakan data yang didapatkan berdasarkan dari observasi, diagnosa
medis, hasil pemeriksaan diagnostik, hasil pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan
laboratorium.
Beberapa data dalam pengkajian berdasarkan data primer dan data sekunder.
Sumber data primer bersumber dari pasien itu sendiri yang didapatkan langsung
dari pasien tersebut. Sedangkan data sekunder merupakan data yang bersumber
dari luar pasien seperti keluarga, tenaga kesehatan, rekam medis, hasil
pemeriksaan diagnostik dan laboratorium.
b) Verifikasi data
Verifikasi data merupakan suatu cara yang dilakukan untuk melihat dan
mengecek kembali apakah data yang sudah didapatkan sudah sesuai dan benar.
Penyesuaian data ini dilakukan dari pengumpulan antara data subjektif dan data
objektif. Jika data yang ditemukan tidak sesuai maka yang perlu dilakukan
kembali proses pengumpulan data guna mendapatkan hasil yang lebih baik.
c) Pengorganisasian data
Dalam proses ini yang perlu dilakukan adalah melakukan pengelompokan data.
Setelah perawat melakukan pengumpulan data lalu memverifikasi data, langkah
selanjutnya yang perlu dilakukan perawat adalah mengelompokkan data
berdasarkan jenis data dan masalah yang terjadi. Pengelompokan data yang
dilakukan juga bergantung pada model pengkajian yang digunakan seperti
pengkajian pola kesehatan Gordon, pengkajian pola respons manusia (human
response patterns), pengkajian pola theory of self care dan pengkajian pola model
adaptasi Roy.
d) Interpretasi data
Interpretasi data digunakan sebagai bahan dalam mengidentifikasi masalah
keperawatan. Data yang telah dikumpulkan langkah selanjutnya dilakukan
pengelompokan data sesuai model, dan dilakukan interpretasi data dalam
menentukan masalah dan keluhan pasien.
e) Dokumentasi data
Data yang telah dikumpulkan digunakan untuk berbagai informasi mengenai pasien
kepada petugas kesehatan lainnya. Dokumentasi yang telah dilakukan terhadap
seluruh hasil pengkajian harus dilaksanakan dengan akurat dan spesifik.
b. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan merupakan proses penilaian klinis tentang respons individu,
keluarga, dan komunitas terhadap masalah kesehatan baik aktual maupun potensial
yang membutuhkan tindakan dan manajemen keperawatan). Diagnosa keperawatan
juga diartikan sebagai penilaian keperawatan yang mengacu pada kondisi perawat
berdasarkan pendidikan, pengalaman, dan keahliannya memiliki kewenangan untuk
merawat.
Tujuan diagnosa keperawatan untuk mengidentifikasi individu, kelompok atau
komunitas dalam merespons proses kesehatan baik masalah kesehatan yang aktual
maupun potensial. Diagnosa keperawatan terdiri dari dua atau tiga komponen yaitu
masalah (problem), etiologi/faktor terkait (berhubungan dengan), tanda dan gejala
(sign and symptoms). Dalam merumuskan diagnosa keperawatan perlu
mengidentifikasi masalah dan kemungkinan penyebab masalah itu terjadi.
Beberapa tipe diagnosa keperawatan sebagai berikut:
a) Diagnosa keperawatan aktual merupakan diagnosa yang ditemukan
berdasarkan masalah nyata saat ini. Pada diagnosa keperawatan ini batasan
karakteristiknya adalah tanda dan gejala jika dilihat dalam waktu yang sama.
Dalam diagnosa keperawatan aktual terdapat tanda gejala minor dan gejala
mayor.
b) Diagnosa keperawatan risiko merupakan keputusan klinis yang dicek
berdasarkan faktor risiko, dan tidak terdapat tanda dan gejala mayor.
c) Diagnosa keperawatan potensial merupakan diagnosa yang ditemukan
berdasarkan kondisi sehat pasien untuk mencapai tingkat kesehatan yang lebih
tinggi.
d) Diagnosa keperawatan kemungkinan merupakan pernyataan tentang masalah
yang diduga akan terjadi, dan masih memerlukan data tambahan.
e) Diagnosa keperawatan sindrom merupakan sekelompok atau kumpulan dari
beberapa diagnosa keperawatan secara bersamaan yang memiliki penyebab
tunggal.
c. Intervensi Keperawatan
Intervensi keperawatan merupakan suatu proses dalam melakukan pemecahan masalah
yang merupakan keputusan awal tentang sesuatu yang akan dilakukan berdasarkan dari
semua tindakan keperawatan. Perencanaan keperawatan juga diartikan sebagai tindakan
keperawatan tertulis yang menggambarkan masalah kesehatan pasien, hasil yang akan
diharapkan, tindakan keperawatan, dan kemajuan pasien secara spesifik.
Perencanaan keperawatan merupakan bagian dari fase pengorganisasian dalam proses
keperawatan sebagai pedoman dalam menentukan tindakan keperawatan. Tujuan
intervensi keperawatan yaitu untuk mengidentifikasi fokus keperawatan kepada pasien
atau kelompok, untuk membedakan tanggung jawab perawat dengan profesi kesehatan
lainnya, dan menyediakan suatu kriteria yang digunakan dalam melakukan evaluasi
keperawatan.
d. Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan merupakan pelaksanaan rencana keperawatan oleh perawat
dan pasien untuk mencapai suatu tujuan perawatan yang cepat dan akurat. Pedoman
implementasi keperawatan yaitu tindakan yang dilakukan secara konsisten dengan
rencana dan dilakukan setelah melihat rencana tersebut. Keterampilan interpersonal juga
sebagai intelektual dan teknis yang dilakukan dengan kompeten dan efisien.
Sebagai seorang perawat harus memiliki kompetensi dan mampu melaksanakan
keterampilan ini secara efisien yang berguna untuk keberhasilan rencana keperawatan.
Pendokumentasian dalam catatan keperawatan terdiri dari deskripsi tindakan yang
diimplementasikan dan respons pasien terhadap tindakan tersebut. Tindakan yang tidak
diimplementasikan juga disertai alasan.
e. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi keperawatan merupakan proses mengkaji respons pasien setelah dilakukan
intervensi keperawatan dan mengkaji secara menyeluruh asuhan keperawatan yang telah
diberikan. Evaluasi keperawatan juga diartikan sebagai kegiatan yang secara terus
menerus dilakukan untuk menentukan apakah rencana keperawatan efektif dilakukan.
Penilaian evaluasi keperawatan ini merupakan tahap yang menentukan apakah tujuan
keperawatan tercapai. Evaluasi keperawatan ini selalu berkaitan dengan tujuan, apabila
dalam penilaian ternyata tujuan tidak tercapai maka perlu dicari penyebabnya
D. Dimensi Perawatan Holistik
Dari pengertian holistik yang telah dijelaskan, diketahui bahwa pasien adalah
manusia yang terdiri dari body, mind and spirit. Pasien yang sehat adalah sehat secara fisik,
mental, emosi dan spiritual sehingga memerlukan pelayanan yang holistik dan berpusat pada
kebutuhan pasien. Hal tersebut merupakan suatu keharusan mengingat bahwa pasien adalah
manusia yang mempunyai nilai personal dan sistem kepercayaan yang berdampak pada sikap
dan respon terhadap pelayanan kesehatan yang diberikan. Holistik sangat terkait dengan
kesejahteraan (wellness) yang diyakini mempunyai dampak pada status kesehatan seseorang.
Untuk mencapai kesehatan dan kesejahteraan seacara holistik terdapat lima dimensi yang
harus diperhatikan, yaitu:
a. Dimensi Fisik
Kemampuan seseorang dalam melakukan aktivitas sehari-hari, pencapaian kehehatan,
memelihara nutrisi dan berat badan ideal, terhindar dari ketergantungan obat dan alkohol
atau rokok serta secara umum melakukan kebiasan hidup positif.
b. Dimensi Sosial
Terkait dengan kemampuan seseorang berinteraksi secara baik dengan orang lain dan
lingkungan, membina dan memelihara keakraban dengan orang lain serta menghargai dan
toleransi terhadap kepercayaan yang berbeda.
c. Dimensi Emosional
Menekankan bahwa individu memiliki kemampuan untuk menghadapi stres dan
mengekspresikan emosi dengan baik. Kesejahteraan emosional, dapat mengenal,
menerima dan mengekspresikan perasaan dan kekurangan orang lain.
d. Dimensi intelektual
Terkait dengan kemampuan seseorang untuk belajar dan menggunakan karier.
Kesejahteraan intelektual meliputi usaha meneruskan pertumbuhan dan belajar
menghadapi masalah baru secara efektif.
e. Dimensi spiritual
Terkait dengan keyakinan dalam beberapa hal seperti alam, ilmu, agama atau kekuatan
yang lebih tinggi yang membantu manusia mencapai tujuan kehidupan. Meliputi moral,
nilai, dan etik yang dimiliki seseorang.
Hubungan dari ke-lima dimensi tersebut merupakan satu-kesatuan yang utuh
tanpa bisa dipisahkan dari manusia. Dimensi yang ada saling berkaitan satu dengan yang
lainnya. Kelima dimensi tersebut merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi. Kegagalan
pemenuhan salah satu dimensi memengaruhi pemenuhan kebutuhan di keempat dimensi
yang lain.

E. Nilai Utama Perawatan Holistik


Pendekatan holistik merupakan pendekatan yang menyeluruh, dimana semua pihak
dilibatkan dan juga cara penyajiannya menggunakan berbagai cara yang dapat saling
menunjang. Karakteristik holistik adalah bisa menghasilkan manusia seutuhnya dikehidupan
masyarakat, menghasilkan materi tentang kesatuan hingga kecerdasan intelektual hingga
emosi dan tercapainya perkembangan ilmu pengetahuan dan perilaku keterampilan.
Nilai utama perawatan holistik dijabarkan sebagai berikut:
a. Filosofi dan Pendidikan
Menekankan bahwa asuhan yang holistik didasarkan pada suatu kerangka filosofi dan
pengetahuan.
b. Holistik Etik, Teori Keperawatan dan Riset
Menekankan bahwa asuhan yang professional didasarkan pada teori, diinformasikan oleh
penelitian dan didasarkan oleh prinsip etik sebagai petunjuk praktik yang kompeten.
Keperawatan holistik memiliki landasan ilmiah (teori, penelitian, berbasis bukti) latihan,
berpikir kritis, refleksi) dan seni (hubungan, komunikasi, kreativitas, kehadiran,
kepedulian). Perawat holistik mengakui dan menghormati etika bahwa klien memiliki
otoritas atas pengalaman kesehatannya. Perawat holistik membantu klien
mengembangkan pemahaman tentang alternatif dan implikasi dari berbagai pilihan
kesehatan dan pengobatan.
c. Holistik Nurse Save Care
Keyakinan bahwa perawat harus terlibat dalam perawatan diri untuk meningkatkan
kesehatan dan kesadaran pribadi sehingga perawat dapat melayani orang lain sebagai
suatu alat sebagai proses penyembuhan seseorang.
d. Holistic Communication, Therapeutic Environment and Cultural Competency
Menekankan pada perkembangan untuk memanfaatkan penkajian dan asuhan terapeutik
yang mengacu pada pola, masalah dan kebutuhan klien dan suatu lingkungan yang
mendukung proses penyembuhan pasien.

F. Macam-Macam Cabang Penyembuhan Holistik.


a. Holistik Tradisional
Suatu teknik penyembuhan yang memanfaatkan alam dengan prinsip
holisme,berawal sejak ribuan tahun lalu. Biasa disebut sebagai
penyembuhan/pengobatanalternatif atau pengobatan tradisional. Yang termasuk holistik
tradisional adalah akupuntur, akupresur, herbal, ayurveda, uropathy, pranic healing,
apitherapy, dan lain-lain. Gelar para praktisinya bermacam-macam. Ada yang disebut
sebagai tabib, sin-se, dukun, dan lain-lain.
b. Holistik Modern
Suatu teknik penyembuhan yang menggabungkan penyembuhan tradisional/kuno
dengan teknologi dan sains modern yang memanfaatkan alam dengan prinsip
holisme.Holistic modern berawal sekitar 200 tahun yang lalu dengan adanya
homeopathy.Yang termasuk holistik modern adalah homeopathy, osteopathy,
ananopathy,psikologi hipnotis, naturopathy modern, dan sebagainya. Gelar para
praktisinya bermacam-macam sesuai dengan aliran/disiplin ilmunya.
Untuk homeopathy, praktisinya disebut sebagai homeopath. Osteopathy,
praktisinya disebut sebagai osteopath atau DO(Doctor of Osteopathy) di belakang nama.
Naturopathy, praktisinya disebut sebagai naturopathy atau DN (Doctor of Naturopathy)
di belakang nama. Saya pribadi dari aliran/disiplin ilmu ananopathy, praktisinya disebut
sebagai ananopath (syukur bukan psikopat) atau Dt (Danton) di awal nama.
Tapi perlu juga diketahui bahwa tidak semua alternatif adalah holistik. Jika suatu
pengobatan alternatif tidak memandang permasalahan kesehatan secara menyeluruh,
pengobatan tersebut berarti bukan pengobatan holistik.
c. Holistik Modern Antophaty
Ananopathy adalah gabungan teknik pengobatan alternatif tradisional/kuno
dengan teknologi dan sains modern, dimana tujuannya adalah menyembuhkan, bukan
sekedar merawat. Pengobatan Ananopathy fokus pada akar penyakit, bukan pada gejala.
Merawat manusia secara keseluruhan (whole), bukan pada apa yang tampak saja. Tehnik
yang digunakan adalah dengan menggunakan Hukum Alam, Hukum Sebab-Akibat,
perbaikan pola makan dan gaya hidup, penggunaan bahan-bahan alami, yang diterapkan
dengan basis alam dan sains modern. Praktisi Ananopathy disebut sebagai ananopath,
sedangkan gelar master atau pemimpin Ananopath adalah Danton.Ananopathy dari segi
aplikasinya bersifat 3, yaitu:
a) Sederhana. Begitu sederhana karena tidak memerlukan obat-obatan kimia
danoperasi
b) Cerdik. Mengajarkan Anda untuk berpikir dan bertindak cerdik, bukannya
pandai.
c) Bijaksana. Menekankan pemikiran bijak yang melihat faktor moralitas dan
keselarasan.
Dari segi pemikiran, prinsip dasar Ananopathy juga ada tiga yaitu yang pertama
Tuhan, selalu melihat permasalahan dari sudut pandang Ketuhanan. Yang kedua Hukum
Alam, berpedoman pada Hukum Alam. Dan yang ketiga adalah Kasih, mendasari
pemikiran dan prakteknya atas dasar kasih. Contoh beberapa “penyakit serius” yang bisa
disembuhkan setelah menguasai beberapa teknik Ananopathy, tanpa obat-obatan kimia
dan operasi adalah diabetes melitus, kolesterol tinggi dan sakit jantung, stroke, asam urat
dan rematik, tumor dan kanker, TBC, Maag akut dan kronis, hepatitis, gagal ginjal,
demam berdarah, dan AIDS.
G. Teknik Pengobatan atau Penerapan
Holistic Care (keperawatan Holistik) adalah pengobatan dengan menggunakan konsep
menyeluruh, yaitu keterpaduan antara jiwa dan raga, dengan method alamiah yang ilmiah,
serta ilahiah yang mana tubuh manusia merupakan keterpaduan sistem yang sangat kompleks
dan saling berinteraksi satu sama lainnya dengan sangat kompak dan otomatis terganggunya
satu fungsi/ elemen / unsure tubuh manusia dapat mempengaruhi fungsi yang lainnya.
Pengobatan Holistic terpadu, memiliki perbedaan konsep yang sangat nyata dengan konsep
kedokteran (konvensional), konsep konvensional lebih lebih menekankan kepada tindakan
seperti pemberian obat-obat kimiawi, tindakan rekayasa fisik dengan pembedahan/ operasi,
dan lain-lain. sementara pengobatan holistic lebih menekankan membangkitkan sistem imun
pasien dan memperbaiki secara menyeluruh dari faktor pencetus penyakit (akar permasalahan
penyakit), sehingga definisi kesembuhan cenderung Permanen (tidak kambuh lagi).
Sedangkan yang konvensional pada umumnya bersifat tindakan sementara (kambuhan )
sehingga sampai ada istilah Pasien langgangan dokter.
Methode pengobatan holistic yang dikembangkan dengan terapi berikut :
a. Pengaturan pola hidup dan pola makan dengan gizi dan kebutuhan berimbang.
b. Rileksasi dengan konsep Meditasi Penyembuhan.
c. Stimulasi otak dengan tehnik perangsangan alamiah.
d. Silaturahmi doktrin.
e. Pancaran bio energi (pranaisasi).
f. Stimulan promotor dengan nutrisi herbal.
g. Terapi doa dengan kepasrahan mencapai God Spot.
h. Hydroteraphy dan stimulant alam sebagai pelengkap dan penyeimbang.
DAFTAR PUSTAKA

Alligood, M. R. (2014). Nursing Theorists and Their Work (8th ed). Missouri: Mosby Elsevier
Holistic Nursing UNDIP 2015. (2017). Keperawatan Holistik. Yogyakarta.: Holistic Nursing
UNDIP 2015.
Mardiana Manurung, Melva Epy dkk. (2023). Keperawatan Holistik. Yayasan Kita Menulis.
Mundakir dan Laksita Barbara. (2018). Pendekatan Model Asuhan Keperawatan Holistik
Sebagai Upaya Peningkatan Kepuasan Dan Keselamatan Pasien Di Rumah Sakit.
(Laporan Penelitian,Universitas Muhammadiyah Surabaya,2017) Diakses dari
http://repository.um-surabaya.ac.id/5858/1/MUNDAKIR_(57)_pdf.pdf
Purwoto, Ady dkk. (2022). Falsafah Keperawatan. Sumatera barat: PT GLOBAL EKSEKUTIF
TEKNOLOGI.
Thrisna Dewi , Ni Luh Putu dkk. (2022). Perawatan Holistik Pada Pasien Kronis. Jawa Tengah:
PT. Nasya Expanding Management.

Anda mungkin juga menyukai