Nyeri
Kenyamanan meski dipandang secara holistik yang mencakup empat aspek yaitu fisik
(berhubungan dengan sensasi tubuh), sosial (berhubungan dengan hubungan interpersonal,
keluarga, sosial), psikospiritual (berhubungan dengan kewaspadaan internal dalam diri
sendiri yang meliputi harga diri, seksualitas, dan makna kehidupan), dan lingkungan
(berhubungan dengan latar belakang pengalaman eksternal manusia seperti cahaya, bunyi,
temperatur, warna, dan unsur alamiah lainnya). Gangguan rasa nyaman adalah perasaan
kurang senang, lega, dan sempurna dalam dimensi fisik, psikospiritual, lingkungan dan sosial.
Kolcaba, Katharine (2003). Comfort theory and practice a vision for natic heath care and
research. New York: Springer Publishing Company.
D. Penyebab Nyeri
1. Trauma
o Mekanik. Rasa nyeri timbul akibat ujung-ujung saraf bebas mengalami
kerusakan. misalnya akibat benturan, gesekan, luka, dan lain-lain.
o Panas.Nyeri timbul karena ujung saraf reseptor mendapat rangsangan akibat
panas, misalnya karena api dan air.
o Kimiawi. Timbul karena kontak dengan zat kimia yang bersifat asam atau basa
kuat.
o Elektrik. Timbul karena pengaruh aliran listrik yang kuat mengenai reseptor rasa
nyeri yang menimbulkan kekejangan otot dan luka bakar.
2. Peradangan
Nyeri terjadi karena kerusakan ujung-ujung saraf reseptor akibat adanya peradangan
atau terjepit oleh pembengkakan, misalnya: abses
3. Trauma Psikologis
Nyeri yang disebabkan psikologis merupakan nyeri yang dirasakan akibat trauma
psikologis dan pengaruhnya terhadap psikis.
E. Klasifikasi Nyeri
1. Nyeri Akut
Nyeri akut adalah nyeri yang terjadi setelah cedera akut, penyakit, atau intervensi
bedah dan memiliki proses yang cepat dengan intensitas yang bervariasi ( ringan
sampai berat ), dan berlangsung untuk waktu yang singkat. Nyeri akut berdurasi
singkat (kurang lebih 6 bulan) dan akan menghilang tanpa pengobatan setelah area
yang rusak pulih kembali ( Prasetyo, 2010).
2. Nyeri Kronik
Nyeri kronik adalah nyeri konstan yang intermiten yang menetap sepanjang suatu
periode waktu, nyeri ini berlangsung lama dengan intensitas yang bervariasi dan
biasanya berlangsung lebih dari 6 bulan ( McCaffery, 1986 dalam Potter&Perry,
2005). Nyeri kronik adalah nyeri yang berlangsung selama lebih dari 6 bulan. Nyeri
kronik berlangsung diluar waktu penyembuhan yang diperkirakan, karena biasanya
nyeri ini tidak memberikan respon terhadap pengobatan yang diarahkan pada
penyebabnya. Jadi nyeri ini biasanya dikaitkan dengan kerusakan jaringan (Guyton &
Hall, 2008). Nyeri kronik mengakibatkan supresi pada fungsi sistem imun yang dapat
meningkatkan pertumbuhan tumor, depresi, dan ketidakmampuan.
F. Patofisiologi Nyeri
1. Nyeri diawali dengan kerusakan jaringan (tissue damage), dimana jaringan tubuh yg
cedera melepaskan zat kimia inflamatori (excitatory neurotransmitters). (histamine
dan bradykinin) sebagai vasodilator yg kuat→ edema, kemerahan dan nyeri dan
menstimulasi pelepasan prostaglandins
2. Transduksi (transduction): perubahan energi stimulus menjadi energi elektrik, →
proses transmisi (transmission) yakni ketika energi listik mengenai nociceptor
dihantarkan melalui serabutsaraf A dan C dihantarkan dengan cepat ke substantia
gelatinosa di dorsal hom dari spinal cord→ ke otak melalui spinothalamic tracts →
thalamus dan pusat-pusat yg lebih tinggi termasuk reticular formation, limbic
System, dan somatosensory cortex.
3. Persepsi (perseption): otak menginterpretasi signal, memproses informasi dr
pengalaman, pengetahuan, budaya, serta mempersepsikan nyeri→→ individu mulai
Menyadari nyeri.
4. Modulasi (modulation) saat otak mempersepsikan nyeri, tubuh melepaskan
neuromodulator, seperti opioids (endorphins and enkephalins), serotonin,
norepinephrine & gamma aminobutyric acid → menghalangi menghambat transmisi
nyeri & membantu menimbulkan keadaan analgesik, & berefek menghilangkan
nyeri.