Anda di halaman 1dari 34

PEMENUHAN KEBUTUHAN

RASA AMAN & NYAMAN

RIZKY PRATIWI
Keperawatan Dasar I
Karakteristik Keamanan &
Kenyamanan
1. Pervasiveness (insidensi)
Keamanan bersifat pervasive artinya luas mempengaruhi
semua hal. Artinya klien membutuhkan keamanan pada seluruh
aktifitasnya seperti makan, bernafas, tidur, kerja, dan bermain.
2. Perception (persepsi)
Persepsi seseorang tentang keamanan dan bahaya
mempengaruhi aplikasi keamanan dalam aktifitas sehari-
harinya. Tindakan penjagaan keamanan dapat efektif jika
individu mengerti dan menerima bahaya secara akurat.
3. Management (pengaturan)
Ketika individu mengenali bahaya pada lingkungan klien akan
melakukan tindakan pencegahan agar bahaya tidak terjadi dan
itulah praktek keamanan. Pencegahan adalah karakteristik
mayor dari keamanan.
DEFINISI KEAMANAN
Kebutuhan akan keselamatan atau keamanan adalah
kebutuhan untuk melindungi diri dari bahaya fisik.
Ancaman terhadap keselamatan seseorang dapat
dikategorikan sebagai ancaman mekanis, kimiawi, termal
dan bakteriologis.
KEBUTUHAN AMAN
 Keselamatan Fisik
Mempertahankan keselamatan fisik melibatkan keadaan mengurangi
atau mengelurkan ancaman pada tubuh atau kehidupan. Ancaman
tersebut mungkin penyakit, kecelakaan,bahaya,atau pemajanan pada
lingkungan.
Misalnya, seorang perawat mungkin perlu melindungi klien disointasi
dari kemungkinan jatuh dari tempat tidur sebelum memberikan
perawatan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi.
 Keselamatan Psikologis
Untuk selamat dan aman secara psikologi, seorang manusia harus
memahami apa yang diharapkan dari orang lain, termasuk anggota
keluarga dan profesionl pemberi perawatan kesehatan. Seseorang
harus mengethuai apa yang diharapkan dari prosedur, pengalaman
yang baru, dan hal-hal yang dijumpai dalam lingkungan. Misalnya
orang sakit lebih rentan terancam kebutuhan kesejahteraan fisik dan
emosinya
JENIS BAHAYA PADA PASIEN
1. Di rumah: Suatu peristiwa atau kejadian yang berakibat sakit
atau cedera fisik bagi pemilik rumah atau kerusakan harta
milik orang rumah tersebut. Contoh; terkena sengatan
listrik / kesetrum
2. Di Rumah Sakit: Suatu peristiwa atau kejadian yang
disebabkan oleh factor biologi, fisik, kimia, fisiologi atau
ergonomi dan psikologi dapat menyebabkan penyakit dan
kecelakaan akibat kerja akibat pekerja, pengunjung, pasien,
dan masyarakat disekitar lingkungan rumah sakit. Contoh:
tertusuk jarum suntik atau jarum jahit bekas pasien
3. Cahaya: Sebagai energi yang dipancarkan dalam bentuk
partikel atau gelombang. Contoh: apabila munculnya cahaya
berlebihan dari billboard maka akan mengganggu orang yang
sedang tidur
4. Kebisingan: Sumber bahaya dari faktor fisika ditempat kerja,
yang sumber bahaya tersebut perlu dikendalikan agar tercipta
lingkungan kerja yang sehat, aman, nyaman dan produktif bagi
tenaga kerja. Contoh: bising impulsive (berulang) yang terjadi
secara berulang-ulang pada periode yang sama seperti suara
mesin tempa
5. Cedera: Kerusakan fisik yang terjadi ketika tubuh manusia
tiba-tiba mengalami penurunan energi dalam jumlah yang
melebihi ambang batas toleransi fisiologis atau akibat dari
kurangnya 1 atau lebih elemen penting.Contoh: Nyeri yang
terlokalisasi, kekakuan, bengkak disekitar daerah yang cedera.
6. Peralatan medis: Peralatan yang digunakan oleh tenaga
medis. Contoh: benda-benda bergerak yang dapat
membentur (ranjang pasien atau kursi roda)
CARA MENINGKATKAN KEMANAN
PASIEN
1. Mengkaji tingkat kemampuan pasien untuk melindungi
diri
2. Menjaga keselamatan pasien yang gelisah
3. Mengunci roda kereta dorong saat berhenti
4. Penghalang sisi tempat tidur
5. Bel yg mudah dijangkau
6. Meja yang mudah dijangkau
7. Kereta dorong ada penghalangnya
8. Kebersihan lantau
9. Prosedur tindakan.
DEFINISI KENYAMANAN
• Kolcaba (1992) kenyamanan adalah suatu keadaan telah
terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yaitu
kebutuhan akan ketentraman, kelegaan dan trasenden
• Kenyamanan harus dipandang secara holistik yang
mencakup 4 aspek, yaitu :
1. Fisik
2. Sosial
3. Psikospiritual
4. Lingkungan
Faktor – Faktor yg Mempengaruhi
Kenyamanan & Keamanan
1. Emosi
Kecemasan, depresi, dan marah akan mudah terjadi dan
mempengaruhi keamanan dan kenyamanan
2. Status Mobilisasi
Keterbatasan aktivitas, paralisis, kelemahan otot, dan
kesadaran menurun memudahkan terjadinya resiko injury
3. Gangguan Persepsi Sensory
Mempengaruhi adaptasi terhadaprangsangan yang
berbahayaseperti gangguan penciuman dan penglihatan
4. Keadaan Imunitas
Gangguan ini akan menimbulkan daya tahan tubuh kurang
sehingga mudah terserang penyakit
5. Tingkat Kesadaran
Pada pasien koma, respon akan menurun terhadap
rangsangan, paralisis, disorientasi, dan kurang tidur.
6. Informasi atau Komunikasi
Gangguan komunikasi seperti aphasia atau tidak dapat
membaca dapat menimbulkan kecelakaan.
7. Gangguan Tingkat Pengetahuan
Kesadaran akan terjadi gangguan keselamatan dan
keamanan dapat diprediksi sebelumnya.
8. Penggunaan antibiotik yang tidak rasional
Antibiotik dapat menimbulkan resisten dan anafilaktik syok
9. Status Nutrisi
Keadaan kurang nutrisi dapat menimbulkan kelemahan dan
mudah menimbulkan penyakit, demikian sebaliknya dapat
beresiko terhadap penyakit tertentu.
10. Usia
Pembedaan perkembangan yang ditemukan diantara kelompok
usia anak-anak dan lansia mempengaruhi reaksi terhadap nyeri
11. Jenis Kelamin
Secara umum pria dan wanita tidak berbeda secara bermakna
dalam merespon nyeri dan tingkat kenyamanannya.
12. Kebudayaan
Keyakinan dan nilai-nilai kebudayaan mempengaruhi cara
individu mengatasi nyeri dan tingkat kenyaman yang mereka
punyai.
Faktor yang Mempengaruhi
Keamanan
1. Usia
2. Gaya Hidup
3. Status mobilisasi
4. Gangguan sensori persepsi
5. Tingkat kesadaran
6. Status emosional
7. Kemampuan komunikasi
8. Pengetahuan pencegahan kecelakaan
10. Faktor lingkungan
11. Informasi / komunikasi
12. Penggunaan antibiotic yang tidak rasional
13. Keadaan imunitas
14. Ketidakmampuan tubuh dalam memproduksi sel darah putih
15. Status nutrisi
16. Tingkat pengetahuan
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN
MASALAH KEAMANAN
1. Pengkajian
HAL – HAL YANG PERLU DIKAJI PADA KLIEN YANG MENGALAMI
GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN KEAMANAN DAN
KESELAMATAN
Riwayat Kesehatan :
 Riwayat cedera atau jatuh
 Riwayat imunisasi
 Riwayat infeksi akut atau kronik
 Terapi yang sedang dijalani
 Stressor emosional : ekspresi verbal dan non verbal, gaya hidup.
 Proses penyakit yang terlihat pada klien dan keluhan fisik.
 Status nutrisi
 Tingkat kesadaran, kelemahan fisik, imobilisasi, penggunaan alat
bantu.
Pemeriksaan Fisik
1. Infeksi local, terbatas pada kulit dan membrane mukosa. Tanda – tandanya
meliputi bengkak, kemerahan, nyeri, panas dan gangguan fungsi gerak.
2. Infeksi sistemik, tanda – tandanya meliputi demam, peningkatan frekuensi
nadi dan pernafasan, malaise, anoreksia, mual, muntah, sakit kepala,
pembesaran kelenjar di area infeksi.
3. Sistem Neurologis : Status mental, Tingkat kesadaran, Fungsi sensori,
Sistem reflek, Sistem koordinasi, Test pendengaran, penglihatan dan
pembauan, Sensivitas terhadap lingkungan
4. Sistem Cardiovaskuler dan Respirasi : Toleransi terhadap aktivitas, Nyeri
dada, Kesulitan bernafas saat aktivitas, Frekuensi nafas, tekanan darah dan
denyut nadi
5. Integritas kulit : Inspeksi terhadap keutuhan kulit klien, Kaji adanya luka,
scar, dan lesi, Kaji tingkat perawatan diri kulit klien
6. Mobilitas : Inspeksi dan palpasi terhadap otot, persendian, dan tulang klien,
Kaji range of motion klien, Kaji kekuatan otot klien, kaji tingkat ADLs klien
Pemeriksaan Penunjang
Berupa data laboratorium yang menunjukkan adanya infeksi meliputi
peningkatan angka leukosit, penignkatan laju enap darah, dan kultur urin,
darah serta secret menunjukkan adanya mikroorganisme pathogen.
Diagnosa Keperawatan
II. DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL
1. Resiko Infeksi
2.Resiko Cedera
3.Kurang Pengetahuan

III. PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN


1. Resiko Infeksi
NOC :
Kontrol Resiko
Kriteria hasil :
• Klien bebas dari tanda – tanda infeksi
• Klien mampu menjelakan tanda dan gejala
infeksi
• Klien menunjukkan kemampuan untuk
mencegah timbulnya infeksi.
DEFINISI NYERI
• Nyeri merupakan kondisi berupa perasaan yang tidak
menyenangkan, bersifat subyektif.
• Artur C Curton(1983) nyeri adalah suatu mekanisme bagi
tubuh, timbul ketika jaringan sedang rusak, dan
menyebabkan individu tersebut bereaksi untuk
menghilangkan rangsangan nyeri.
FISIOLOGI NYERI

STIMULU RESEPTO
RESPON
S R

NOCICEPTOR: Ujung2
• KERUSAK syaraf sgt bebas yg punya
AN sedikit myein, yg tersebar di
JARINGAN kulit dan mukosa khususnya di
• TERMAL visera, sendi, dinding arteri,
• LISTRIK hati, ktg empedu
• MEKANIS
TAHAPAN FISIOLOGI NYERI

1. TAHAP TRANSDUKSI

2. TAHAP TRANSMISI

3. TAHAP PERSEPSI

4. TAHAP MODULASI
KLASIFIKASI NYERI
• Berdasarkan sumbernya
1. Cutaneus/ superfisial yaitu nyeri yang mengenai
kulit/ jaringan subkutan. Biasanya bersifat burning
(seperti terbakar)
2. Deep somatic/nyeri dalam, yaitu nyeri yang muncul
dari ligament, pembuluh darah, tendon dan syaraf,
nyeri menyebar dan lebih lama dari cutaneous
3. Visceral (pd organ dalam), stimulasi reseptor nyeri
dalam rongga abdomen, cranium dan thorak.
Biasanya terjadi karena spasme otot, iskemia,
regangan jaringan
KLASIFIKASI NYERI
• Berdasarkan penyebab
1. Fisik. Bisa terjadi karena stimulus fisik (Ex:
fraktur femur)
2. Psycogenic. Terjadi karena sebab yang kurang
jelas/susah diidentifikasi, bersumber dari emosi,
psikis dan biasanya tidak disadari. (Ex: orang yg
marah-marah, tiba-tiba merasa nyeri pada
dadanya)

Biasanya nyeri terjadi karena perpaduan 2 sebab


tersebut
KLASIFIKASI NYERI
• Berdasarkan lama/durasinya
1. Nyeri akut
2. Nyeri kronik
• Berdasarkan lokasi/letak
1. Radiating pain. Nyeri menyebar dari sumber nyeri ke
jaringan di dekatnya (ex: cardiac pain)
2. Referred pain. Nyeri dirasakan pada bagian tubuh
tertentu yg diperkirakan berasal dari jaringan penyebab
3. Intractable pain. Nyeri yang sangat susah dihilangkan
(ex: nyeri kanker maglina)
4. Phantom pain. Sensasi nyeri dirasakan pada bagian tubuh
yang hilang (ex: bagian tubuh yg diamputasi) atau bagian
tubuh yang lumpuh karena injuri medulla spinalis
STIMULUS NYERI
Terdapat beberapa jenis stimulus nyeri, diantaranya:
• Motorik, penyebabnya:
1. Gangguan dlm jaringan tubuh
2. Tumor, spasme otot
3. Sumbatan dalam saluran tubuh
4. Trauma dalam jaringan tubuh
• Thermal (suhu)
1. Panas dingin yg ekstrim
• Kimia
1. Spasme otot dan iskemia jaringan
TEORI NYERI
TEORI SPESIFIK
(Teori Pemisahan)

TEORI POLA
(Pattern)

TEORI KONTROL GERBANG


(Gate control)

TEORI TRANSMISI
(Teori Inhibisi)
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
NYERI
• Usia
• Jenis kelamin
• Budaya
• Keluarga dan support sosial
• Ansietas (cemas)
• Pola koping
MASALAH-MASALAH PADA
KEBUTUHAN RASA NYAMAN(BEBAS
NYERI)
• Nyeri fisik, disebabkan karena kerusakan jaringan yang
timbul dari stimulasi serabut pada struktur somatik viseral
• Nyeri somatic: nyeri yg terbatas waktu berlangsungnya
kecuali bila diikuti kerusakan jaringan diikuti rasa nyeri
pada sigmen spinal lokasi tertentu
• Nyeri viseral: nyeri yang sulit ditentukan lokasinya karena
lokasinya dari organ yg sakit ke seluruh tubuh
• Sentral pain/nyeri sentral thalamik: nyeri ini
terjadi .karena perangsangan sistem saraf pusat, spinal
chord, batang otak dll
• Psyhcogenik pain: nyeri yang dirasakan tanpa penyebab
mekanik, tetapi akibat trauma psikologis dan pengaruhnya
terhadap fisik. Biasanya disebabkan oleh ketegangan otot
yg kronis yg terjadi pd klien yg mengalami stress yg lama
PROSES KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
PERENCNANAA
IMPLEMENTASI
EVALUASI
PENGKAJIAN
Data yang didapatkan mencerminkan respons
pasien terhadap nyeri yang meliputi :
1. Respon fisiologis
2. Respon perilaku
3. Respon psikologis
DIAGNOSA KEPERAWATAN
• Menurut NANDA (2009-2011), diagnosis
keperawatan untuk klien yang mengalami nyeri
1. Nyeri akut
2. Nyeri kronis
PERENCANAAN
• Tujuan dari rencana tindakan untuk mengatasi
nyeri antara lain:
1. Meningkatkan perasaan nyaman dan aman
individu
2. Meningkatkan kemampuan individu untuk dapat
melakukan aktifitas fisik yang diperlukan untuk
penyembuhan (misal: batuk dan nafas dalam,
ambulasi)
3. Mencegah timbulnya gangguan tidur
PERENCANAAN
• Secara umum rencana tindakan yang dapat
diberikan adalah delegatif farmakologi sesuai
program , dan non farmakologi. Tindakan non
farmakologi yang secara mandiri bisa dilakukan
oleh perawat adalah:
1. Distraksi
2. Relaksasi
3. Stimulasi kutaneus
4. Kompres panas dingin
IMPLEMENTASI
1. Relaksasi
2. Kompres panas dan dingin
EVALUASI
• Evaluasi keperawatan terhadap pasien dengan
masalah nyeri dilakukan dengan menilai
kemampuan dalam respon rangsangan nyeri,
diantaranya:
1. Klien melaporkan adanya penurunan rasa
2. Mampu mempertahankan fungsi fisik dan
psikologis yang dimiliki
3. Mampu menggunakan terapi yang diberikan
untuk mengurangi rasa nyeri

Anda mungkin juga menyukai