Anda di halaman 1dari 37

KONSEP KEBUTUHAN

KEAMANAN DAN KENYAMANAN

TIM MA . KEPERAWATAN DASAR

Prodi D III Keperawatan STIKES Panca Bhakti


Semester Genap TA 2021-2022
KEAMANAN ???

keadaan bebas dari cedera fisik dan


psikologis atau bisa juga keadaan aman
dan tentram (Potter& Perry, 2009).
KEBUTUHAN KEAMANAN ???

Kebutuhan akan keselamatan atau


keamanan adalah kebutuhan untuk
melindungi diri dari bahaya fisik.
Kebutuhan Keamanan

Kebutuhan akan ke aman terkait dengan konteks fisiologis


dan hubungan interpersonal.

Keamanan fisiologis berkaitan dengan sesuatu yang


mengancam tubuh dan kehidupan seseorang.

 Penyakit
 Nyeri
 Cemas
 Dsb
Klasifikasi Kebutuhan Keamanan
1. Keamanan Fisik
Keadaan mengurangi/mengeluarkan ancaman pada tubuh atau
kehidupan
Contoh: penyakit, kecelakaan,bahaya,atau pemajanan pada
lingkungan)

Pemenuhan kebutuhan keamanan fisik dapat dilakukan dengan


mengambil prioritas lebih dahulu di atas pemenuhan kebutuhan
fisiologis.
Contoh: Seorang perawat mencegah klien terhadap resiko jatuh
dari tempat tidur sebelum memberikan perawatan untuk
memenuhi kebutuhan nutrisi (Potter & Perry, 2009)
Klasifikasi Kebutuhan Keamanan
2. Keamanan Psikologis
Tidak tampak nyata namun memberi dampak yang kurang baik
bila tidak diperhatikan

Sehingga perawat harus memahami apa yang diharapkan dari


pasien nya.

Kebutuhan keamanan psikologis mampu dipenuhi oleh orang


dewasa.
Kebutuhan keamanan psikologis lebih rentan pada orang sakit dan
cacat sehingga perawat memberikan intervensi untuk mengatasi
keselamatan psikologis tersebut
Lingkup Kebutuhan Keamanan

1. Faktor fisik/ fisiologis


 Oksigen
 Kelembaban
 Nutrisi
 Suhu Optimum

2. Faktor psikososial
Faktor yang mempengaruhi Keamanan

1. Usia
2. Tingkat kesadaran
3. Emosi
4. Status mobilisasi
5. Gangguan persepsi sensori
6. Informasi/ komunikasi
7. Penggunaan antibiotik tdk rasional
8. Imunitas
9. Gangguan produksi leukosit
10.Status nutrisi
11.Tingkat pengetahuan
Macam-macam bahaya/ kecelakaan

rumah RS Mikroorganisme

Kebisingan Cahaya
Macam-macam bahaya/ kecelakaan

Cidera Kesalahan Peralatan


Prosedur Medik
Cara Meningkatkan Keamanan

 mengkaji tingkat kemampuan pasien untuk melindungi diri;


 menjaga keselamatan pasien yang gelisah;
 mengunci roda kereta dorong saat berhenti;
 penghalang sisi tempat tidur;
 bel yang mudah dijangkau;
 meja yang mudah dijangkau;
 kereta dorong ada penghalangnya;
 kebersihan lantai;
 prosedur tindakan.
Proses Keperawatan
Pengkajian

Perawat memastikan lingkungan yang aman seperti keadaan


rumah, komunitas, atau lingkungan pelayanan kesehatan dan
kemudian mengkaji berbagai ancaman terhadap keamanan klien
dan lingkungan

Data subjektif
Riw. Kesehatan terkait kebutuhan keamanan:
Pernahkah klien jatuh, mengalami patah tulang, pembatasan
aktivitas, dan sebagainya

Data objektif
Pemfis Sistem: neurologis, cardiovaskuler dan pernafasan,
integritas kulit dan mobilitas. 
Proses Keperawatan
Diagnosa

 Resiko Infeksi berhubungan dengan faktor resiko prosedur


infvasif, tidak cukup pengetahuan dalam menghindari paparan
patogen.
 Resiko Trauma berhubungan dengan faktor resiko eksternal yang
berasal dari lingkungan sekitar dan internal yang berasal dari diri
sendiri
 Resiko Injury berhubungan dengan imobilisasi, penekanan
sensorik patologi intracranial dan ketidaksadaran
Proses Keperawatan
Intervensi

 Kontrol Infeksi (6540)


 Enviromental Manajement Safety (6286)

Evaluasi

Evaluasi dinilai berdasarkan data yang dikumpulkan selama


pemberian asuhan keperawatan perawat dapat menilai apakah
tujuan asuhan telah tercapai.
KENYAMANAN ???

Suatu keadaan telah terpenuhinya kebutuhan


dasar manusia yaitu kebutuhan akan
ketentraman (suatu kepuasan yang
meningkatkan penampilan sehari-hari), kelegaan
(kebutuhan telah terpenuhi), dan transenden
(keadaan tentang sesuatu yang melebihi
masalah atau nyeri).
Nyeri

 Nyeri merupakan suatu kondisi yang lebih dari sekedar


sensasi tunggal yang disebabkan oleh stimulus tertentu.

 Segala sesuatu yg dikatakan oleh individu yg merasakan


nyeri dan ada ketika individu tersebut mengatakan ada
(Margo McCaffery, 1979)
Nyeri

 Nyeri merupakan suatu kondisi yang lebih dari sekedar


sensasi tunggal yang disebabkan oleh stimulus tertentu.

 Segala sesuatu yg dikatakan oleh individu yg merasakan


nyeri dan ada ketika individu tersebut mengatakan ada
(Margo McCaffery, 1979)

 Suatu keadaan yang tidak menyenangkan akibat terjadinya


rangsangan fisik maupun dari serabut saraf dalam tubuh ke
otak dan diikuti oleh reaksi fisik, fisiologis dan emosional
Fisiologi Nyeri

 Nyeri berkaitan dengan reseptor dan adanya rangsangan

 Reseptor nyeri yang dimaksud adalah nociceptor

 Nociceptor merupakan ujung-ujung saraf sangat bebas yang


memiliki sedikit atau bahkan tidak memiliki myelin, yang
tersebar pada kulit dan mukosa, khususnya pada vicera,
persendian, dinding arteri, hati dan kadung empedu.
Fisiologi Nyeri

 Reseptor nyeri dapat memberikan respon akibat adanya


stimulasi atau rangsangan.

 Stimulasi tersebut dapat berupa zat kimiawi seperti


bradikinin, histamin, prostaglandin, dan macam-macam
asam yang dilepas apabila terdapat kerusakan pada
jaringan akibat kekurangan oksigenasi
Mekanisme Nyeri
 Transduksi: suatu proses konversi energi dari rangsangan
nyeri, yang disebut rangsangan noksius, menjadi energi listrik
berupa impuls saraf.
 Transmisi : proses penyampaian impuls saraf yang terdiri dari
tiga tingkatan.
• Proses penyampaian impuls saraf dari nosiseptor ke
kornu dorsalis medula spinalis oleh firstorder neuron,
yang dapat berupa serabut saraf A-ß, A-𝛿 dan serabut
saraf C.
• second-order neuron yang mentransmisi impuls dari
medula spinalis ke thalamus.
• third-order neuron mentransmisi impuls dari talamus ke
girus postcentral ke korteks serebri melalui kapsula
interna dan korona radiata.
Mekanisme Nyeri

 Modulasi : proses pengaturan impuls yang dihantarkan, yang


dapat berupa proses eksitatori (merangsang) atau proses
inhibisi (menghambat)..

 Persepsi : proses terakhir dari mekanisme nyeri, yang mana


terjadi apresiasi atau pemahaman impuls saraf yang sampai
ke susunan saraf pusat sebagai rasa nyeri.
Faktor-Faktor yang mempengaruhi Nyeri

 Persepsi Nyeri

 Faktor Sosiobudaya

 Usia

 Jenis Kelamin
Pola Nyeri

 Nyeri Akut
• Belangsung dalam waktu singkat < 6 bulan
• Memiliki Onset yg tiba-tiba
• “tajam”, “tertusuk”, “tertembak”
• Memiliki durasi terbatas dan bisa diduga, seperti nyeri
pasca operasi
• Bersifat reversible dan bisa di kontrol
Pola Nyeri

 Nyeri Kronis

• Nyeri yg berlangsung > 6 bulan / 1 bulan lebih dari

normal

• Tidak diketahui kapan berakhirnya kecuali jika terjadi

penyembuhan yg lambat (luka bakar)

• Nyeri lokal dan menyebar, terasa ketika disentuh


Sumber Nyeri

 Nyeri Kuntenus (Superfisial)


• Onset yg tiba-tiba, kualitas tajam
• Onset yg berlangsung perlahan dengan kualitas seperti
sensasi terbakar
• Reseptor berada di bawah kulit
• Nyeri kutaneus cenderung mudah dilokalisasi
• Contoh: Luka sayatan jari
Sumber Nyeri

 Nyeri Somatik
• Berawal dari ligamen, tendon, tulang, pembuluh darah,
dan saraf
• Nyeri terasa tumpul dan sulit dilokalisasi
• Contoh: Nyeri pergelangan kaki
Sumber Nyeri

 Nyeri Viseral
• Berasal dari viseral tubuh atau organ
• Nyeri lebih menyakitkan dan berlangsung lebih lama
dari nyeri somatik
• Sulit dilokalisasi, dapat berlangsung lama
• Meliputi apendiksitis akut, kolesititis, inflamasi saluran
bilier
• Contoh: Luka sayatan, luka bakar
Proses Keperawatan

Pengkajian

 Anamnesis
Mencakup beberapa komponen penting, misalnya informasi
tentang lokasi, onset, kualitas nyeri, serta faktor yang
mengurangi dan menambah nyeri.
Proses Keperawatan
Pengkajian
Proses Keperawatan
Pengkajian

Dalam PQRST, disebutkan severity yang pada dasarnya adalah


pengukuran intensitas nyeri.

1. VAS
Skala nyeri yang menggunakan garis sepanjang 10 cm yang di
satu ujungnya tertulis “tidak nyeri” (no pain) sementara
ujung yang lain bertuliskan “nyeri yang terburuk yang dapat
dibayangkan” (worst pain imaginable).
Proses Keperawatan
Pengkajian

2. NRS
• terdapat angka 1-10.
• pasien diminta untuk menilai intensitas nyeri pada suatu
skala nyeri, yang mana 0 berarti “tidak nyeri” (no pain)
sementara ujung yang lain bertuliskan “nyeri yang terburuk
yang dapat dibayangkan” (worst pain imaginable)
Proses Keperawatan
Pengkajian

3. FACES rating scales


• Instrumen yang lebih mudah dan tidak abstrak
dibandingkan dengan VAS dan NRS.
• FACES rating scale dapat digunakan untuk anak usia 4-12
tahun, atau yang lebih tua
Proses Keperawatan
Pengkajian
Pemeriksaan Fisik  Karakteristik Perilaku
 Respon Simpatis • Postur tubuh
• Pucat meminimalisir nyeri
• TD ↑ • Mengerang, mendesah,
• Denyut nadi ↑ mengernyit,
• Peningkatan frekuensi nafas menggertakan, menjadi
• Otot rangka menegang lebih diam, mengepal
• Dilatasi pupil jari
• Diaforesis • Mengedip dengan
 Respon Parasimpatis cepat
• TD ↓ • Menangis, tampak
• Denyut nadi ↓ ketakutan, kegelisahan
• Mual, muntah • Ekspresi muka
• Kelemahan • Memegang/melindungi
• Kehilangan Kesadaran area yg sakit
Proses Keperawatan
Diagnosa

 Nyeri Akut
Penyebab:
• Agen pencedera fisiologis (mis. infarmasi, lakemia,
neoplasma)
• Agen pencedera kimiawi (mis. terbakar, bahan kimia iritan)
• Agen pencedera fisik (mis.abses, amputasi, terbakar,
terpotong, mengangkat berat, prosedur operasi, trauma,
latihan fisik berlebihan)

 Nyeri Kronis
Proses Keperawatan
Diagnosa

 Nyeri Kronis
Penyebab:
• Kondisi muskuloskeletal kronis
• Kerusakan sistem saraf
• Penekanan saraf
• Infiltrasi tumor
• Ketidakseimbangan neurotransmitter, neuromodulator, dan
reseptor
• Gangguan imunitas (mis. Neuropati terkait HIV, virus
varicella-zoster)
• Gangguan fungsi metabolik
• Kondisi pasca trauma
Proses Keperawatan
Intervensi

 Menejemen Nyeri (I. 08238)


  Perawatan Kenyamanan (I.08245)

Evaluasi

Evaluasi dinilai berdasarkan data yang dikumpulkan selama


pemberian asuhan keperawatan perawat dapat menilai apakah
tujuan asuhan telah tercapai.

Anda mungkin juga menyukai