Disusun Oleh
Citra Ning Santina Manjani
1720210041
Dosen pembimbing
Ners Marini Agustin M kep,S Kep
1. PENDAHULUAN
kebutuhan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, bahkan dari kebutuhan yang paling
dasar seperti makan, minum, bernapas, elimininasi, reproduksi dan istirahat. Manusia
memiliki kebutuhan dasar yang bersifat heterogen. Setiap orang pada dasarnya
memiliki kebutuhan yang sama, akan tetapi karena budaya, maka kebutuhan
dengan prioritas yang ada. Lalu jika gagal memenuhi kebutuhannya, manusia akan
berpikir lebih keras dan bergerak untuk berusaha mendapatkannya. Kebutuhan dasar
menurut Abraham Maslow dalam teori Hirarki. Kebutuhan menyatakan bahwa setiap
manusia memiliki lima kebutuhan dasar yaitu kebutuhan fisiologis, keamanan, cinta,
harga diri, dan aktualisasi diri (Potter dan Patricia, 1997). Dalam mengaplikasikan
kebutuhan dasar manusia (KDM) yang dapat digunakan untuk memahami hubungan
kebutuhan manusia tertentu lebih mendasar daripada kebutuhan lainnya. Oleh karana
itu beberapa kebutuhan harus dipenuhi sebelum kebutuhan lainnya. Kebutuhan dasar
manusia seperti makan ,air, keamanan dan cinta merupakan hal yang penting bagi
tambahan, kebutuhan yang unik, setiap orang mempunyai kebutuhan dasar manusia
Arthritis adalah peradangan pada salah satu atau lebih sendi, menyebabkan
nyeri dan kekakuan yang dapat memburuk seiring usia. Berbagai jenis artritis yang
ada, masing-masing dengan penyebab yang berbeda termasuk keausan, infeksi, dan
yang berkurang, dan kekakuan. Obat, terapi fisik, atau terkadang operasi membantu
Rasa nyeri merupakan peringatan bagi individu bahwa ada suatu kelainan
yang sedang terjadi dalam tubuh. Rasa nyeri merupakan rasa yang tidak
emosi serta keadaan afektif seseorang dan persepsinya berbeda dari satu orang
ke orang lain, berbeda dari waktu ke waktu pada satu orang yang sama.
2. PENGERTIAN
International Association for Study of Pain (IASP) menyatakan nyeri adalah
3. KLASIFIKASI NYERI
4. ANATOMI FISIOLOGI
Nyeri dapat berasal dari dalam ataupun luar sistem saraf. Nyeri yang berasal dari luar
sistem saraf dinamakan nyeri nosiseptif. Sedangkan nyeri yang berasal dari dalam
dinamakan nyeri neurogenik atau neuropatik. Nyeri dapat dirasakan ketika stimulus
nyeri terdiri dari empat proses yaitu transduksi, transmisi, modulasi dan persepsi.
aktifitas listrik di reseptor nyeri. Transmisi nyeri melibatkan proses penyaluran impuls
nyeri dari tempat transduksi melewati saraf perifer sampai ke terminal di medulla
spinalis dan jaringan neuron-neuron pemancar yang naik dari medulla spinalis ke
otak. Modulasi nyeri melibatkan aktifitas saraf melalui jalur-jaur saraf desenden dari
otak yang dapat memengaruhi transmisi nyeri setinggi medulla spinalis. Modulasi
di reseptor nyeri aferen primer. Persepsi nyeri adalah pengalaman subyektif nyeri
yang bagaimanapun juga dihasilkan oleh aktifitas transmisi nyeri oleh saraf. (Price
and Wilson, 2006) Nosiseptor merupakan reseptor nyeri, yang ada di akhiran saraf
bebas pada setiap jaringan tubuh kecuali otak. Stimulus suhu, mekanik, ataupun kimia
dapat mengaktivasi nosiseptor. Jaringan yang rusak akan mengeluarkan zat-zat kimia
2012).
Jalur nyeri di sistem saraf pusat terbagi dua menjadi, jalur asendens dan desendens.
Pada jalur asendens, serat saraf C dan A-δ aferen yang menyalurkan impuls nyeri
masuk ke medulla spinalis di akar saraf dorsal. Serat saraf C dan A-δ halus masing-
masing membawa nyeri akut-tajam dan kronik lambat, bersinaps di substansia tanduk
dorsal, memotong medulla spinalis, dan naik ke otak melalui cabang traktus
neospinotalamikus membawa info mengenai nyeri cepat atau akut dari nosiseptor A-δ
nespinotalamikus memediasi aspek murni sensorik nyeri yaitu, lokasi, intensitas dan
nosiseptor tipe C lambat-kronik, adalah suatu jalur difus yang membawa impuls ke
nucleus intralaminar lain di thalamus, hipotalamus, nucleus sitem limbik, dan korteks
otak depan (Price dan Wilson, 2006). Jalur ini terkait dengan respon emosional.
Karena dimensi ini munculnya rasa takut yang mengiringi nyeri (Harrison, 2008).
saraf. Jika ada stimulasi, maka sistem saraf yang mengirimkan pesan ke otak akan
diaktifkan. Otak kemudian akan menganalisis pesan-pesan ini dan memberitahu mana
yang sakit dan seberapa kuat intensitasnya. Ini merupakan sistem yang biasanya
diaktifkan pada saat cedera jaringan dan dimatikan ketika proses penyembuhan
jaringan. Namun, pada beberapa pasien dengan nyeri kronis, sistem ini menyala dan
tetap aktif bahkan jika kerusakan jaringan tidak ada. Dokter dapat mengontrol
komponen sensorik dengan obat-obatan, terapi fisik dan blok saraf (Wallace,2012).
Emosional: Ketika rasa sakit mengaktifkan sistem saraf sensorik, sistem saraf
sensorik akan mengaktifkan struktur jauh di dalam otak kita yang mengendalikan
emosi, denyut jantung, dan tekanan darah. Jika seorang anak mengalami rasa sakit,
reaksi langsung adalah untuk menangis. Hal ini karena anak-anak memiliki kontrol
yang minimal atas emosi mereka. Seorang psikolog dapat mengajarkan teknik
terhadap nyeri. Nyeri sendiri dapat dimodifikasi oleh seseorang berdasarkan cara
berpikir tentang nyeri yang dirasakannya, apa saja pengharapan atas nyerinya, dan
5. ETIOLOGI
b. Agen pencedera
6. PATOFISIOLOGI
Reseptor di perifer lewat serabut aferen, masuk medulla spinalis ke batang otak
Impuls - impuls nyeri disalurkan ke sumsum tulang belakang oleh 2 jenis serabut
bermielin rapat A delta dan C dari syaraf aferen ke spinal dan sel raat dan sel horn SG
Paling sedikit ada 6 jalur ascenden untuk impuls – impuls nosireseptor yang letak
pada belahan vencral dari sumsum belakang yang paling utama : SST (spinathamic
tract) = jalur spinareticuler trace) impuls – impuls ke batang otak dan sebagian ke
thalamus mengaktifkan respon automic dan limbic (pada kulit otak) afektif dimotivasi
7. PENGUKURAN NYERI
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
8. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
pemeriksaan radiologi.
9. PENATALAKSANAAN
actual atau fungsional, dengan onset mendadak atau lambat dan berintegrasi ringan
a. Identitas
Mendapatkan data identitas pasien meliputi nama, umur, jenis kelamin, pendidikan,
pekerjaan, alamat, nomor registrasi, dan diagnosa medis
b. Riwayat kesehatan
Keluhan utama : Keluhan yang paling dirasakan pasien untuk mencari bantuan.
Riwayat kesehatan sekarang: Apa yang dirasakan sekarang.
Riwayat penyakit dahulu.
Apakah kemungkinan pasien belum pernah sakit seperti ini atau sudah pernah.
Riwayat kesehatan keluarga.
Meliputi penyakit yang turun temurun atau penyakit tidak menular.
Riwayat nyeri : keluhan nyeri seperti lokasi nyeri, intensitas nyeri, kualitas, dan
waktu serangan. Pengkajian dapat dilakukan dengan cara ‘PQRST’
- P (Pemicu) yaitu faktor yang mempengaruhi gawat atau ringannya nyeri.
- Q (Quality) dari nyeri, seperti apakah rasa tajam, tumpul, atau tersayat.
- R (Region), daerah perjalanan nyeri.
- S (Severity) adalah keparahan atau intensitas nyeri.
- T (Time) adalah waktu atau lama serangan atau frekuensi nyeri.
Macam skala nyeri
- Skala numerik nyeri, merupakan skala dari 0 hingga 10. Skala 0 merupakan
keadaan tanpa atau bebas nyeri. Skala 1-3 merupakan keadaan dengan nyeri
ringan. Skala 4-6 merupakan keadaan dengan nyeri sedang. Skala 7-9
merupakan keadaan sangat nyeri tetapi masih bias dikontrol. Skala 10
merupakan keadaan sangat nyeri dan tidak dapat dikontrol.
- Visual analog scale, merupakan skala dengan garis lurus tanpa angka.
Interpretasi
nyeri jika ke arah kiri maka disebut tidak sakit, jika ke arah kanan maka
disebut nyeri dengan sakit yang tidak tertahankan dan jika di tengah-tengah
maka disebut dengan nyeri sedang.
- Skala wajah, merupakan skala dengan enam ekspresi wajah yang berbeda-
beda, dimulai dengan wajah bahagia hingga wajah sedih. Skala ini
dipergunakan pada anak mulai dengan usia tiga tahun.
c. Kebutuhan bio-psiko-sosial-spiritual
Kebutuhan Bio-Psiko-Sosial-Spiritual meliputi bernapas, makan, minum,
eleminasi, gerak dan aktivitas, istirahat tidur, kebersihan diri, pengaturan suhu, rasa
aman dan nyaman, sosialisasi dan komunikasi, prestasi dan produktivitas,
pengetahuan, rekreasi dan ibadah
d. Pemeriksaan fisik
Keadaan umum, meliputi kesan umum, kesadaran, postur tubuh, warna kulit,
turgor kulit, dan kebersihan diri.
Tanda-tanda vital, meliputi suhu, nadi, tekanan darah, dan respirasi.
Keadaan fisik, meliputi pemeriksaan dari kepala sampai ekstremitas bawah.
- Inspeksi, meliputi kaji kulit, warna membran mukosa, penampilan umum,
keadekuatan sirkulasi sitemik, pola pernapasan, gerakan dinding dada.
- Palpasi, meliputi daerah nyeri tekan, meraba benjolan atau aksila dan jaringan
payudara, sirkulasi perifer, adanya nadi perifer, temperatur kulit, warna, dan
pengisian kapiler.
- Perkusi, meliputi adanya cairan abnormal, udara di paru-paru, atau kerja
diafragma.
- Auskultasi, meliputi adanya bunyi yang tidak normal, bunyi murmur, serta
bunyi gesekan, atau suara napas tambahan
b. Analisa Data
Analisa data berupa semua hasil pengkajian yang abnormal, untuk mendapatkan
masalah keperawatan
c. Diagnosa keperawatan
Nyeri
Evaluasi berupa data subjektif dan objektif dari klien terhadap tindakan yang