DISUSUN OLEH:
Puji syukur kami haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan
rahmat dan petunjuk-Nya, serta dukungan do’a dari orang tua, dosen, teman-
teman, serta yang lainnya sehingga memberikan kemampuan dan kemudahan bagi
kami dalam penyusunan laporan pendahuluan yang berjudul “Kebutuhan Rasa
Aman dan Nyaman”, guna memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Dasar
Profesional (KDP).
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan pendahuluan ini
masih banyak terdapat kesalahan maupun kekurangan, baik dari segi pengetikan,
maupun materi yang disajikan. Oleh sebab itu, saran dan kritik dari semua pihak
yang terkait sangat diharapkan agar laporan pendahuluan ini dapat lebih baik lagi.
Akhir kata semoga laporan pendahuluan ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak yang memerlukannya. Tidak lupa pula penyusun haturkan permohonan
maaf sebesar-besarnya apabila dalam penyusunan laporan pendahuluan ini
terdapat kata-kata yang salah dan tidak sesuai.
Penyusun
A. KONSEP TEORI KEBUTUHAN RASA AMAN DAN NYAMAN
1. Definisi
Keamanan adalah keadaan bebas dari cedera fisik dan psikologis
atau bisa juga keadaan aman dan tentram (Potter& Perry, 2006)
Perubahan kenyamanan adalah keadaan dimana individu mengalami
sensasi yang tidak menyenangkan dan berespons terhadap suatu
rangsangan yang berbahaya (Carpenito, Linda Jual, 2000).
Keamanan
Kebutuhan fisiologis yang terdiri dari kebutuhan terhadap oksigen,
kelembaban yang optimum, nutrisi, dan suhu yang optimum akan
mempengauhi kemampuan seseorang.
a. Oksigen
Bahaya umum yang ditemukan dirumah adalah sistem
pemanasan yang tidak berfungsi dengan baik dan pembakaran
yang tidak mempunyai sistem pembuangan akan menyebabkan
penumpukan karbondioksida.
b. Kelembaban
Kelembaban akan mempengaruhi kesehatan dan keamanan
klien, jika kelembaban relatifnya tinggi maka kelembaban kulit
akan terevaporasi dengan lambat.
c. Nutrisi
Makanan yang tidak disimpan atau disiapkan dengan tepat atau
benda yang dapat menyebabkan kondisi kondisi yang tidak
bersih akan meningkatkan resiko infeksi dan keracunan
makanan.
Kenyamanan
a. Nyeri
b. Nyeri adalah kondisi suatu mekanisme prolektif tubuh ayng
timbul bilamana jaringan mengalami kerusakan dan
menyebabkan individu tersebut bereaksi untuk menghilangkan
rangsangan tersebut. (Guyton Hall, 1997).
c. Nyeri Akut
Nyeri akut adalah suatu keadaan dimana seseorang melaporkan
adanya ketidaknyamanan yang hebat. Awitan nyeri akut
biasanya mendadak, durasinya singkat kurang dari 6 bulan.
d. Nyeri Kronik
Nyeri kronik adalah keadaan dimana seorang individu
mengalami nyeri yang berlangsung terus menerus, akibat kausa
keganasan dan non keganasan atau intermiten selama 6 bulan
atau lebih.
e. Mual
Mual adalah keadaan dimana individu mengalami sesuatu
ketidaknyamanan, sensasi seperti gelombang dibelakang
tenggorokan epigastrium, atau seluruh abdomen yang mungkin
atau mungkin tidak menimbulkan muntah.
2. Anatomi Fisiologi
Antara stimulus cedera jaringan dan pengalaman subyektif nyeri
terhadap empat proses tersendiri: Transduksi, transmisi, modulasi, dan
persepsi. Transduksi nyeri adalah proses rangsangan yang mengganggu
sehingga menimbulkan aktivitas listrik di reseptor nyeri. Trasmisi nyeri
melibatkan proses penyaluran impuls nyeri dari tempat terinduksi
melewati saraf perifer sampai termal di medula spinalis dan jaringan
neoron-neuron pemancar yang naik dan medula spinalis ke otak.
Medulasi nyeri melibatkan aktivitas saraf melalui jalur-jalur saraf
desendens dari otak yang dapat mempengaruhi transmisi nyeri yang
setinggi medula spinalis. Medulasi juga melibatkan faktor-faktor kimiawi
yang menimbulkan atau meningkatkan aktivitas direseptor nyeri aferen
primer. Akhirnya, persepsi nyeri adalah pengalaman subyektif nyeri yang
bagaimanapun juga dihasilkan oleh aktivitas transmisi nyeri oleh saraf.
Mual dapat dijelaskan sebagai perasaan yang sangat tidak enak
dibelakang tenggorokan dan epigastrium, sering menyebabkan muntah.
Terdapat berbagai perubahan aktivitas saluran cerna yangberkaitan
dengan mual seperti meningkatnya salivasi, menurunnya tonus lambung
dan peristaltik. Peningkatan tonus duodenum dan jejenum menyebabkan
terjadinya refluks isi dodenum kedalam lambung. Namun demikian, tidak
terdapat bukti yang mengesankan bahwa inimenyebabkan mual. Tanda
dan gejala mual sering kali adalah pucat, meningkatnya salivasi, hendak
muntah, hendak pingsan, berkeringat,dantakikardia.
b. Etiologi
1. Perubahan pola makan
2. Pengaruh obat-obatan yang dimakan secara berlebihan dan dalam
waktu yang lama
3. Alkohol dan nikotin rokok
4. Stres
5. Tumor atau kanker saluran pencernaan
c. Patofisiologi
Perubahan pola makan yang tidakteratur, obat-obatan yang
tidak jelas, zat-zat seperti nikotin dan alkohol serta adanya kondisi
kejiwaan stres, pemasukan makanan menjadi kurang sehingga
lambung akan kosong, kekosongan lambung dapat mengakibatkan
erosi pada lambung akibat gesekan antara dinding-dinding lambung,
kondisi demikian dapat mengakibatkan peningkatan produksi HCL
yang akan merangsang terjadinya kondisi asam pada lambung,
sehingga rangsangan di medulla oblongata membawa impuls muntah
sehingga intake tidak adekuat baik makanan maupun cairan.
d. Tanda dan Gejala
1. Nyeri perut (abdominal discomfort)
2. Rasa perih di ulu hati
3. Mual, kadang-kadang sampai muntah
4. Nafsu makan berkurang
5. Rasa lekas kenyang
6. Perut kembung
7. Rasa panas di dada dan perut
8. Regurgitasi (keluar cairan dari lambung secara tiba-tiba).
e. Penatalaksanaan Medik
1. Penatalaksanaan non farmakologis
a. Menghindari makanan yang dapat meningkatkan asam
lambung
b. Menghindari faktor resiko seperti alkohol, makanan yang peda,
obat-obatan yang berlebihan, nikotin rokok, dan stres
c. Atur pola makan
2. Penatalaksanaan farmakologis yaitu:
Sampai saat ini belum ada regimen pengobatan yang memuaskan
terutama dalam mengantisipasi kekambuhan. Hal ini dapat
dimengerti karena pross patofisiologinya pun masih belum jelas.
Dilaporkanbahwa sampai 70 % kasus DF reponsif terhadap
placebo.Obat-obatan yang diberikan meliputi antacid (menetralkan
asam lambung) golongan antikolinergik (menghambat pengeluaran
asam lambung) dan prokinetik (mencegah terjadinya muntah).
f. Test Diagnostik
Berbagai macam penyakit dapat menimbulkan keluhan yang sama,
seperti halnya pada sindrom dispepsia, oleh karena dispepsia hanya
merupakan kumpulan gejala dan penyakit disaluran pencernaan, maka
perlu dipastikan penyakitnya. Untuk memastikan penyakitnya, maka
perlu dilakukan beberapa pemeriksaan, selain pengamatan jasmani,
juga perlu diperiksa : laboratorium, radiologis, endoskopi, USG, dan
lain-lain
i. Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium perlu dilakukan lebih banyak
ditekankan untuk menyingkirkan penyebab organik lainnya
seperti: pankreatitis kronik, diabets mellitus, dan lainnya. Pada
dispepsia fungsional biasanya hasil laboratorium dalam batas
normal.
ii. Radiologis
Pemeriksaan radiologis banyak menunjang dignosis suatu
penyakit di saluran makan. Setidak-tidaknya perlu dilakukan
pemeriksaan radiologis terhadap saluran makan bagian atas, dan
sebaiknya menggunakan kontras ganda.
iii.Endoskopi (Esofago-Gastro-Duodenoskopi)Sesuai dengan
definisi bahwa pada dispepsia fungsional, gambaran
endoskopinya normal atau sangat tidak spesifik.
iv.USG (ultrasonografi)Merupakan diagnostik yang tidak invasif,
akhir-akhir ini makin faatkan untuk membantu menentukan
diagnostik dari suatu penyakit, apalagi alat ini tidak
menimbulkan efek samping, dapat digunakan setiap saat dan
pada kondisi klien yang beratpun dapat dimanfaatkan
v. Waktu Pengosongan LambungDapat dilakukan dengan
scintigafi atau dengan pellet radioopak. Pada dispepsia
fungsional terdapat pengosongan lambung pada 30 –40 % kasus.
2. Dignosa Keperawatan
Berdasarkan semua data pengkajian, diagnosa keperawatan utama
mencakup yang berikut :
a. Nyeri akut berhubungan dengan iritasi pada mukosa lambung
b. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan rasa tidak enak
setelah makan, anoreksia.
3. Intervensi Keperawatan
4. Implementasi Keperawatan
Implementasi adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencanakeperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan
dengan tujuanuntuk memenuhi kebutuhan klien secara optimal. Pada tahap ini perawatmenerapkan pengetahuan intelektual,
kemampuan hubungan antar manusia(komunikasi) dan kemampuan teknis keperawatan, penemuan perubahanpada pertahanan
daya tahan tubuh, pencegahan komplikasi, penemuanperubahan sistem tubuh, pemantapan hubungan klien dengan
lingkungan,implementasi pesan tim medis serta mengupayakan rasa aman, nyaman dankeselamatan klien.
5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi merupakan perbandingan yang sistemik dan terencanamengenai kesehatan klien dengan tujuan yang telah
ditetapkan dandilakukan secara berkesinambungan dengan melibatkan klien dan tenaga kesehatan lainnya. Penilaian dalam
keperawatan bertujuan untukmengatasi pemenuhan kebutuhan klien secara optimal dan mengukur hasildari proses keperawatan.
Daftar Pustaka
Asmadi. 2008. Konsep dan aplikasi kebutuhan dasar klien. Jakarta: salemba
Medika.
I. PENGKAJIAN
A. Biodata
1. Identitas Klien:
a. Nama : Ny. S
b. Tempat Tanggal Lahir/Umur : Lahat, 05 januari 1956
c. Jenis Kelamin : Perempuan
d. Agama : Islam
e. Suku Bangsa :WNI
f. Pendidikan : SMP
g. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
h. Status Perkawinan : Kawin
i. Alamat : Lahat
j. Tanggal Masuk RS : 16 November 2020
k. No Medrec :-
l. Diagnosa Medis : Dispepsia Kronik
E. Genogram;
\\\
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Pasien
: Meninggal
III. Pola Aktifitas Sehari-hari
(Dapat menggunakan pola fungsi kesehatan dari sumber lain/Gordon)
No Jenis Aktifitas Sebelum Sakit Selama Sakit
1 Pola Makan dan
Minum
Makan
- Jenis Makanan Nasi, Sayur, Lauk Bubur, sayur, lauk
- Frekuensi 3 kali sehari 2 kali sehari
- Jumlah Makanan 1 porsi 3-4 sendok
- Bentuk Makanan Padat Lunak
Makanan yang, asam,
- Makanan Pantangan Tidak ada
pedas dan berminyak
Sakit saat memakan
- Gangguan/Keluhan Tidak ada makanan asam,pedas
dan berminyak
Minum
Air Putih Air Putih
- Jenis minuman
- Frekuensi Setiap haus 6 x sehari tapi sedikit
- Jumlah Minuman 1200 ml 750 ml
- Gangguan/keluhan Tidak ada Sedikit saat minum
2 Pola Eliminasi BAB
1 kali per hari 2 kali per hari
- Frekuensi
- Jumlah Tidak mengetahui Tidak diketahui
- Konsistensi dan Warna Lunak dan Kuning cair dan kuning
- Bau Khas makanan Khas makanan
- Gangguan/Keluhan
Tidak ada Tidak ada
BAK
- Frekuensi 3-4 kali sehari 2 kali sehari
- Jumlah Tidak mengetahui Tidak mengetahui
- Warna Putih Putih
- Bau Pesing Pesing
Pola Aktivitas
a) Sebelum sakit
1) Keadaan aktivitas sehari-hari
Mampu melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri tanpa bantuan
2) Keadaan pernafasan
Pasien bernafas menggunakan hidung, pernafasan teratur.
3) Keadaan kardiovaskuler
Pasien mengatakan tidak mempunyai penyakit jantung.
b) Selama sakit
Tabel Kemampuan perawatan diri
Kemampuan
0 1 2 3 4
perawatan diri
Makan/minum
Mandi
Toileting
Berpakaian
Mobilitas di tempat
tidur
Berpindah
Ambulasi/ROM
Keterangan: 0: mandiri, 1: alat bantu, 2: dibantu orang lain, 3:
dibantu orang lain dan alat, 4: ketergantungan total
k. Genitalia
Tidak dilakukan pemeriksaan
l. Anus
Tidak dipriksa
C. Data Psiko-Sosial Spiritual
1. Data Psikologis
a. Pengaruh penyakit terhadap psikologis
Pasien ingin cepat sembuh karena merupakan ibu rumah tangga yang
harus mengurus keluarganya dan ingin dapat beraktivitas normal seperti
sebelumnya.
b. Persepsi klien terhadap penyakit
Pasien takut tidak bisa sembuh dan penyakit bisa menjadi lebih parah.
Pasien sadar akan penyakitnya ini disebut maag namun pasien kurang
pengetahuan terhadap penyakit tersebut.
c. Harapan klien terhadap pelayanan keperawatan
Pasien berharap penyakit tidak semakin parah, pengobatan yang
diberikan oleh tenaga kesehatan dapat menyembuhkan penyakit yang
dialaminya.
2. Data Social
a. Hubungan klien dengan orang lain (perawat/petugas kesehatan lain,
klien lain, keluarga, masyarakat)
Hubungan baik, pasien mudah bergaul dengan orang-orang disekitar
rumah.
b. Peran dan fungsi klien dalam keluarga/masyarakat
Klien merupakan ibu rumah tangga yang memiliki peran sangat penting
dalam keluarga yaitu memenuhi kebutuhan keluarga sehari-hari.
3. Data Spiritual
Pasien beragama Islam, pasien taat menjalankan ajaran agama yang
adianut
D. Data Penunjang
Tidak dilakukan pemeriksaan
E. Therapi
Diet : Makanan yang mengandung pedas, asam dan berminyak
Therapi : Paracetamol, antasida tablet, clorophenamine meleate
V. ANALISA DATA
Implementasi Keperawatan
1 Selasa, 17 November 2020 1. Mengkaji frekuensi S : Pasien mengatakan masih merasa nyeri
nyeri
2. menganjurkan istirahat
dengan posisi semi O: Ku lemah, TD: 130/90 mmhg, T; 36,5 Nadi: 90x/m
Fowler
RR: 21x/m, Skala Nyeri 4, klien tampak meringis,
7. mengajarkan teknik
relaksasi napas dalam klien mempraktekkan teknik rekaksasi nafas dalam
8. Memonitor individu
terkait
ketidaknyamanan
A: Masalah belum teratasi
9. mengevaluasi dan
dokumentasikan respon
terhadap pemberian
P: Intervensi Dilanjutkan
aromaterapi
10. berkolaborasi
pemberian analgetik
untuk mengurangi
nyeri
2 Selasa, 17 November 2020 Nutrition management. S: Klien mengatakan masih merasa mual tapi sudah
1. . Kaji adanya alergi sedikit berkurang, lemas masih
makanan.
2. Monitor turgor kulit,
kekeringan, rambut O: Ku: Lemah, TD: 140/90mmhg N: 90x/m RR:
kusam dan mudah patah 20x/m, T: 36,5, klien tampak nyemil sedikit tapi
3. Monitor mual
sering, porsi makan ½ porsi habis
danmuntah
4. Anjurkn paien untuk
meningkatkan intake Fe A: masalah belum teratasi
5. Anjurkan pasie untuk
meningkatkan protein
dan vitamin C P: Intervensi dilanjutkan
6. Anjurkan pasien untuk
makan dengan porsi
sedkit tapi sering
7. Kolaborasi dengan ahli
gizi untuk mentukan
jumlah kalori dan nutrisi
yang di butuhkan pasien