Disusun oleh :
3120203637
2B Keperawatan
2021/2022
LEMBAR PERSETUJUAN
Hari :
Tanggal :
Tempat :
Praktikan
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keamanan adalah keadaan bebas dari cedera fisik dan psikologis atau bisa
juga keadaan aman dan tentram (Potter& Perry, 2006) Perubahan
kenyamanan adalah keadaan dimana individu mengalami sensasi yang
tidak menyenangkan dan berespons terhadap suatu rangsangan yang
berbahaya (Carpenito, Linda Jual, 2000). Keamanan adalah kebutuhan
fisiologis yang terdiri dari kebutuhan terhadap oksigen, kelembaban yang
optimum, nutrisi, dan suhu yang optimum akan mempengauhi kemampuan
seseorang. 1. Oksigen Bahaya umum yang ditemukan dirumah adalah
sistem pemanasan yang tidak berfungsi dengan baik dan pembakaran yang
tidak mempunyai sistem pembuangan akan menyebabkan penumpukan
karbondioksida. 2. Kelembaban Kelembaban akan mempengaruhi
kesehatan dan keamanan klien, jika kelembaban relatifnya tinggi maka
kelembaban kulit akan terevaporasi dengan lambat. 3. Nutrisi Makanan
yang tidak disimpan atau disiapkan dengan tepat atau benda yang dapat
menyebabkan kondisi kondisi yang tidak bersih akan meningkatkan resiko
infeksi dan keracunan makanan.
B. Tujuan
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
a. Mahasiswa mamou melakukan asuhan keperawatan pada pasien gangguan
aman dan nyaman meliputi:
b. Mampu melakukan pengkajian
c. Mempu menentukan diagnose
d. Mampu melakukan intervensi
e. Mampu melakukan implementasi
f. Mampu melakukan evaluasi
BAB II
KONSEP DASAR
A. Definisi
Potter & Perry, 2006 mengungkapkan kenyamanan/rasa nyaman adalah
suatu keadaan telah terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yaitu
kebutuhan akan ketentraman (suatu kepuasan yang meningkatkan
penampilan sehari-hari). Ketidaknyamanan adalah keadaan ketika individu
mengalami sensasi yang tidak menyenangkan dalam berespon terhadap
suatu ransangan.
Aman adalah keadaan bebas dari cedera fisik dan psikologis. Pemenuhan
kebutuhan keamanan dilakukan untuk menjaga tubuh bebas dari
kecelakaan baik pasien, perawat atau petugas lainnya yang bekerja untuk
pemenuhan kebutuhan tersebut (Asmadi, 2008).
B. Etiologi
a. Emosi
Kecemasan, depresi dan marah akan mudah terjadi dan mempengaruhi
keamanan dan kenyamanan
b. Status mobilisasi
Keterbatasan aktivitas, paralisis, kelemahan otot dan kesadaran
menurun memudahkan terjadinya resiko injury
d. Keadaan imunitas
Gangguan ini akan menimbulkan daya tahan tubuh kurang sehingga
mudah terserang penyakit
e. Tingkat kesadarn
Pada pasien koma, respon akan menurun terhadap rangsangan
C. Manifestasi klinis
a. Vakolasi
1. Mengaduh
2. Menangis
3. Sesak nafas
4. Mendengkur
b. Ekspresi Wajah
1. Meringis
2. Mengeletuk gigi
3. Mengernyit dahi
4. Menutup mata, mulut dengan rapat
5. Menggigit bibir
c. Gerakan Tubuh
1. Gelisah
2. Imobilisasi
3. Ketegangan otot
4. Peningkatan gerakan jari dan tangan
5. Gerakan ritmik atau gerakan menggosok
6. Gerakan melindungi bagian tubuh
d. Interaksi Sosial
1. Menghindari percakapan
2. Focus hanya pada aktivitas untuk menghilangkan nyeri
3. Menghindar kontak social
4. Penurunan rentang perhatian
D. Patofisiologi
E. Anatomi
Anatomi dan Fisiologi Sistem Muskuloskeletal Tulang Belakang
merupakan bagian yang penting dalam Ergonomic karena rangka ini
merupakan rangka yang menyokong tubuh manusia bersama dengan
panggul untuk mentransmisikan beban kepada kedua kaki melalui sendi
yang terdapat pada pangkal paha. Tulang belakang terdiri dari beberapa
bagian yaitu:
E. Pemeriksaaan penunjang
Pemeriksaan diagnostik sangat penting dilakukan agar dapat mengetahui
apakah ada perubahan bentuk atau fungsi dari bagian tubuh pasien yang
dapat menyebabkan timbulnya rasa aman dan nyaman seperti :
a. Melakukan pemeriksaan laboratorium dan radiologi
b. Menggunakan skala nyeri
1) Ringan : Skala nyeri 1-3 : Secara objektif pasien masih dapat
berkomunikasi dengan baik
2) Sedang: Skala nyeri 4-6 : Secara objektif pasien dapat
menunjukkan lokasi nyeri, masih merespon dan dapat mengikuti
instruksi yang diberikan
3) Berat: Skala nyeri 7-9 : Secara objektif pasien masih bisa
merespon, namun terkadang klien tidak mengikuti instruksi yang
diberikan.
4) Nyeri sangat berat: Skala 10 : Secara objektif pasien tidak mampu
berkomunikasi dan klien merespon dengan cara memukul.
F. Komplikasi
a. Hipovolemik
Syok hipovolemik adalah ketidakmampuan jantung memasok
darah yang cukup ke tubuh akkibat adanya kekurangan volume
darah.
b. Hipertermi
Hipertermi merupakan keadaan dimana individu mengalami atau
berisiko mengalami kenaikan suhu tubuh >37,8 derajat C (100) per
oral atau 38,8 (101) per rektal yang sifatnya menetap karena factor
eksternal (Carpenito, 2012)
c. Masalah Mobilisasi
Gangguan mobilitas atau imobilitas merupakan keadaan dimana
seseorang tidak dapat bergerak secara bebas karena kondisi yang
mengnaggu pergerakan., misalnya trauma tulang, cidera otak berat
disertai fraktur pada ekstremitas, dan sebagainnya(Widuri, 2010)
d. Hipertensi
Hiperten adalah suatu keadaan dimana tekanan darah sistolik>140
mmHg dan tekanan diastolic > 90 mmHg.
e. Edema Pulmonal
Kondisi yang disebabakan oelh kelebihan caitran di paru-paru.
Edma paru biasanya disebabkan olaj kondisi jantung. Penyebab
lain termasuk pneumonia, paparan racun dan obat-obatan tertentu,
dan berada di ketinggian.
f. Kejang
Kejang adalah gejala yang timbul dari efek langsung atau tidak
langsung dari penyakit system saraf pusat atau difungsi otak.
Difungsi otak tersebut dapat disertai dengan motoric, sensorik dan
gagguan otonom tergantung pada daerah otak yang terlibat baik
organ itu sendiri atau penyebaran ke organ yang lain.
G. Penatalaksanaan
a. Relaksasi
Relaksasi merupakan kebebasan mental dan fisik dari ketegangan dan
stress. Teknik relaksasi memberikan individu kontrol diri ketika terjadi
rasa tidak nyaman atau nyeri stress fisik dan emosi pada nyeri. Dalam
imajinasi terbimbing klien menciptakan kesan dalam pikiran,
berkonsentrasi pada kesan tersebut sehingga secara bertahap klien
dapat mengurangi rasa nyerinya.
b. Teknik imajinasi
Biofeedback merupakan terapi perilaku yang dilakukan dengan
memberikan individu informasi tentang respon fisiologis misalnya
tekanan darah.Hipnosis diri dapat membantu mengubah persepsi nyeri
melalui pengaruh sugesti positif dan dapat mengurangi ditraksi.
Mengurangi persepsi nyeri adalah suatu cara sederhana untuk
meningkatkan rasa nyaman dengan membuang atau mencegah
stimulus nyeri.
c. Teknik Distraksi
Teknik distraksi adalah pengalihan dari focus perhatian terhadap nyeri
ke stimulus yang lain. Ada beberapa jenis distraksi yaitu ditraksi visual
(melihat pertandingan, menonton televise,dll), distraksi pendengaran
(mendengarkan music, suara gemericik air), distraksi pernafasan
( bernafas ritmik), distraksi intelektual (bermain kartu).
e. Immobilisasi
Biasanya korban tidur di splint yang biasanya diterapkan pada saat
kontraktur atau terjadi ketidakseimbangan otot dan mencegah
terjadinya penyakit baru seperti decubitus
DAFTAR PUSTAKA
Wilkinson J.M & Ahern N.R. (2011). Buku Saku Diagnosis Keperawatan
Edisi 9. Jakarta: EGC