Anda di halaman 1dari 8

TUGAS MAKALAH MATA KULIAH KMB 1 PEMERIKSAAN

DIAGNOSTIK BNO IVP

Dosen Pembimbing : Apri Nur Wulandari.,S.Kep.,Ns.M.Kep

Di Susun Oleh : Kelompok 4

1.Khalista Florenita (3120203635)

2.Khansa Sabrina (3120203636)

3.Kharisma Ade Naimah (3120203637)

4.M Faqih Kurniawan (3120203638)

5.Nur Fatimah (3120203640)

6.Nurul Minarni (3120203641)

7.Alim Ariyani (3120203703)

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU


KESEHATAN NOTOKUSUMO YOGYAKARTA

2021
BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar belakang

Ilmu kedoketran saat ini tidak dapat dipisahkan dari dunia radiologi. Setelah
ditemukannya sinar-X oleh Wilhelm Conrad Rontgen pada tahun 1895, revolusi
besar besaran terjadi dalam dunia kedokteran.Sinar-X dapat memvisualisasikan
bagian dalam tubuh manusia tanpa harus membedahnya lagi. Sampai sekarang
pemeriksaan radiologi sangat dibutuhkan sebagai salah satu penunjang diagnosis.
Perkembangan pemanfaatan sinar-X menjadi makin berkembang seiring
ditemukannya bahan kontras. Bahan kontras adalah senyawa-senyawa yang
digunakan untuk meningkatkan visualisasi struktur-struktur internal pada sebuah
pencitraan diagnostic medik.

Pemanfaatan bahan kontras ini digunakan untuk meningkatkan radiolucent


maupun radiopaque suatu gambar organ. Bahan kontras ditemukan pada tahun
1896, dipakai untuk pemeriksaan traktus digestus. Bahan yang dipakai adalah
barium sulfat. Penelitian mengenai bahan kontras ini terus berkembang sampai
tahun 1923 dengan ditemukannya garam Iodium yang digunakan untuk
pemeriksaan traktus urinarius. Pemeriksaan traktus urinarius dengan bahan
kontras yang dimasukan secara intra vena kedalam tubuh manusia ini yang
disebut pemeriksaan BNO IVP.

B.Tujuan

1) Mengetahui definsi pemeriksaan BNO IVP


2) Mengetahui tujuan pemeriksaan BNO IVP
3) Mengetahui indikasi pada pemeriksaan BNO IVP
4) Mengetahui hal-hal yang harus diperhatikan dalam sebelum pemeriksaan
BNO IVP
5) Mengetahui prosedur pemeriksaan BNO IVP
BAB II
PEMBAHASAN

1. Definisi
BNO atau Blass Nier Overzicht adalah suatu pemeriksaan didaerah
abdomen / pelvis untuk mengetahui kelainan-kelainan pada daerah tersebut
khususnya pada sistem urinaria. IVP atau Intra Venous Pyelography
merupakan pemeriksaan radiografi pada sistem urinaria (dari ginjal hingga
blass) dengan menyuntikkan zat kontras melalui pembuluh darah vena. Bahan
kontras atau media kontras adalah suatu zat yang memiliki nomor atom tinggi
yang berguna untuk membedakan jaringan yang tidak dapat dilihat oleh foto
rontgen biasa. Pada pemeriksaan IVP, bahan kontras yang digunakan
berbahan baku yodium (I) dan jenis bahan kontrasnya positif (yang tampak
opaque pada foto rontgen).
Pemeriksaan diagnostik BNO-IVP adalah ilmu yang mempelajari prosedur
atau tata cara pemeriksaan ginjal, ureter, dan buli-buli menggunakan sinar-x
dengan melakukan injeksi media kontras melalui vena. Pada saat media
kontras diinjeksikan melalui pembuluh vena pada tangan pasien, media
kontras akan mengikuti peredaran darah dan dikumpulkan dalam ginjal dan
saluran kemih, sehingga ginjal dan saluran kemih menjadi berwarna putih.
Dengan IVP, dokter ahli radiologi dapat melihat dan mengetahui anatomi
serta fungsi ginjal, ureter dan buli-buli. Pada pemeriksaan khusus BNO
ditemukan 15 adanya cacat pengisian dan pada IVP batu ginjal atau buli-buli
serta hidronefrosis pada pemeriksaan sonografi.

2. Tujuan pemeriksaan
Tujuan dari pemeriksaan kontras radiologi BNO-IVP adalah untuk
mendapatkan gambaran radiologi dari letak anatomi dan fisiologi serta
mendeteksi kelainan patologis dari ginjal, ureter,dan buli-buli. Pemeriksaan
ini juga bertujuan menilai keadaan anatomi dan fungsi ginjal.Selain itu BNO-
IVP dapat mendeteksi adanya batu semi-opak ataupun batu non opak yang
tidak dapat terlihat oleh foto polos abdomen. BNO-IVP mampu
mendokumentasikan aliran kontras pada batu ginjal atau BSK dan juga dapat
melihat aliran kontras pada saluran kemih bagian atas.

3. Indikasi pemeriksaan BNO IVP


Indikasi pemeriksaan BNO-IVP ini antara lain :
a. untuk melihat batu ginjal atau nephrolithiasis , batu saluran kemih,
b. untuk melihat radang ginjal atau nefritis, radang pada saluran kemih,
c. untuk melihat batu ureter, tumor,
d. hipertrofi prostat

4. Persiapan-persiapan yang harus dilakukan sebelum melakukan pemeriksaan


diagnostic BNO IVP.
a. Persiapan pasien
Tujuan dari persiapan pasien sebelum melakukan pemeriksaan BNO IVP
adalah untuk membersihkan usus (gastrointestinal) dari udara dan faces
yang dapat mengganggu visualisasi dari foto IVP atau menutupi gambaran
ginjal dan saluran-salurannya. Persiapan yang dilakukan antara lain :
1) Sehari sebelum pemeriksaan dilakukan, pasien diminta untuk makan-
makanan lunak yang tanpa serat (seperti bubur kecap) maksudnya
supaya makanan tersebut mudah dicerna oleh usus sehingga faces
tidak keras.
2) Makan terakhir pukul 19.00 (malam sebelum pemeriksaan) supaya
tidak ada lagi sisa makanan diusus, selanjutnya puasa sampai
pemeriksaan berakhir.
3) Malam hari pukul 21.00, pasien diminta untuk minum laksatif
(dulcolax) sebanyak 4 tablet.
4) 8 Jam sebelum pemeriksaan dimulai, pasien tidak diperkenankan
minum untuk menjaga kadar cairan.
5) Pagi hari sekitar pukul 06.00 (hari pemeriksaan), pasien diminta untuk
memasukkan dulcolax supossitoria melalui anus, supaya usus benar-
benar bersih dari sisa makanan / faces.
6) Selama menjalani persiapan, pasien diminta untuk tidak banyak bicara
dan tidak merokok supaya tidak ada intestinal gas (gas disaluran
pencernaan).
7) Lakukan pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui kadar Kreatinin
dan Ureum.
8) Sebelum pemeriksaan anjurkan pasien untuk buang air kecil terlebih
dahulu.
b. Persiapan peralatan kesehatan
1) Peralatan Steril :
 Spuit 1cc (untuk skin test)
 Spuit 3 cc (untuk persiapan obat emergency)
 Spuit 50 cc (untuk bahan kontras)
 Wing needle
 Jarum no 18
 Kapas alkohol
2) Peralatan unsteril :
 Kontras media (contoh : iopamiro, ultravist)
 Stuwing (pembendung vena)
 Gunting
 Plester
 Obat-obatan emergency (contoh : dhypenhydramine)

5. Prosedur tindakan pemeriksaan diagnostic BNO IVP


1) Pasien diwawancarai untuk mengetahui sejarah klinis dan riwayat
alergi.
2) Pasien diminta untuk mengisi informed consent (surat persetujuan
tindakan medis setelah pasien dijelaskan semua prosedur
pemeriksaan).
3) Buat plain photo BNO terlebih dahulu. Ini bertujuan untuk melihat
keadaan rongga abdomen khususnya tractus urinaria secara umum.
Tekniknya adalah :
- Menggunakan kaset 30 x 40 (disesuaikan dengan tubuh pasien)
yang diletakkan memanjang.
- Pasien supine diatas meja pemeriksaan dengan garis tengah tubuh
sejajar dengan garis tengah meja pemeriksaan, kedua tungkai kaki
diatur lurus, dan kedua tangan lurus disamping tubuh.
- Aturlah pundak dan pinggul pasien agar tidak terjadi rotasi; 2.
Atur long axis tubuh sejajar dengan long axis film; 3. Aturlah
kaset dengan batas atas pada diafragma, dan batas bawah pada
sympisis pubis.
4) Jika hasil foto BNO baik, lanjutkan dengan melakukan skin test dan
IV test sebelum dimasukkan bahan kontras melalui vena fossa cubiti
5) Sebelum melakukan penyuntikan, pasien ditensi terlebih dahulu.
6) Menyuntikkan bahan kontras secara perlahan-lahan dan
menginstruksikan pasien untuk tarik nafas dalam lalu keluarkan dari
mulut guna menminialkan rasa mual yang mungkin dirasakan pasien
7) Membuat foto 5 menit post injeksi, Tujuannya untuk melihat dan
menilai neprogram / fungsi ginjal. tekniknya adalah :
- Menggunakan kaset 24 x 30 yang diletakkan melintang.
- Pasien supine diatas meja pemeriksaan dengan garis tengah tubuh
sejajar dengan garis tengah meja pemeriksaan, kedua tungkai kaki
diatur lurus, dan kedua tangan lurus disamping tubuh.
- Aturlah pundak dan pinggul pasien agar tidak terjadi rotasi; Atur
long axis tubuh sejajar dengan long axis film; Aturlah kaset
dengan batas atas pada processus xypoideus dan batas bawah pada
crista iliaca/SIAS.
8) Membuat foto 15 menit post injeksi, tujuannya adalah untuk melihat
ureter. tekniknya adalah :
- Menggunakan kaset 30 x 40 (disesuaikan dengan tubuh pasien)
yang diletakkan memanjang.
- Pasien supine diatas meja pemeriksaan dengan garis tengah tubuh
sejajar dengan garis tengah meja pemeriksaan, kedua tungkai kaki
diatur lurus, dan kedua tangan lurus disamping tubuh.
- Aturlah pundak dan pinggul pasien agar tidak terjadi rotasi; Atur
long axis tubuh sejajar dengan long axis film; Aturlah kaset
dengan batas atas pada diafragma, dan batas bawah pada sympisis
pubis.
9) Membuat foto 30 menit post injeksi, tujuannya adalah untuk melihat
vesica urinaria apakah sudah terisi bahan kontras atau belum.
tekniknya adalah :
- Menggunakan kaset 30 x 40 (disesuaikan dengan tubuh pasien)
yang diletakkan memanjang.
- Pasien supine diatas meja pemeriksaan dengan garis tengah tubuh
sejajar dengan garis tengah meja pemeriksaan, kedua tungkai kaki
diatur lurus, dan kedua tangan lurus disamping tubuh.
- Aturlah pundak dan pinggul pasien agar tidak terjadi rotasi; Atur
long axis tubuh sejajar dengan long axis film; Aturlah kaset
dengan batas atas pada diafragma, dan batas bawah pada sympisis
pubis.
10) Pasien diminta untuk turun dari meja pemeriksaan untuk buang air
kecil (pengosongan blass) kemudian difoto lagi post mixi. Dengan
catatan Semua foto dikonsultasikan ke dokter spesialis radiologi. Jika
dokter meminta foto post mixi, pasien diminta untuk buang air kecil
untuk mengosongkan blass dari media kontras. Teknik foto post mixi
adalah :
- Menggunakan kaset 30 x 40 (disesuaikan dengan tubuh pasien)
yang diletakkan memanjang.
- Aturlah pundak dan pinggul pasien agar tidak terjadi rotasi; Atur
long axis tubuh sejajar dengan long axis film; Aturlah kaset
dengan batas atas pada diafragma, dan batas bawah pada sympisis
pubis.
11) Foto IVP bisa saja dibuat sampai interval waktu berjam-jam jika
kontras belum turun.

6. Kelebihan dan kelemahan pemeriksaan BNO IVP


a). Kelebihan
1. Aman
2. Mempermudah dalam memperoleh diagnosa keperawatan
3. Bersifat non invasif
b). Kekurangan
1. Ibu hamil tidak dapat melakukan metode pemeriksaan BNO IVP
2. Dapat menimbulkan reaksi alergi pada media kontras
3. Kontradiksi terhadap pasien yang menderita gagal jantung, alergi
yudium dan makanan laut
BAB III

PENUTUP
1. Kesimpulan
BNO IVP merupakan salah satu jenis pemeriksaan radiografi yang
menggunkan bahan kontras untuk mendapatkan gambaran yang lebih baik
pada sistem urinary. Sebelum melakukan pemeriksaan ini sebaiknya
melakukan beberapa tindakan pencegahan alergi pada pasien melalui
beberapa tes yang diberikan. Dan dalam melakukan pemeriksaan
hendaknya mengikuti prosedur pemeriksaan yang sesuai. Serta
pertimbangkan kelebihan dan kekurangan dari pemeriksaan BNO IVP ini
terhadap pasien.
2. Saran
a) Untuk memperlancar pemeriksaan sebaiknya pasien diberi
informasi dan penjelasan tentang maksud dan tujuan pemeriksaan
dengan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti hingga
pasien mengerti dan tau apa yang akan dilakukan
b) Sebaiknya dalam melakukan radiografi BNO IVP terutama mid
line tubuh terletak pada petengahan meja pemeriksa agar tidak
terjadi perubahan bentuk bayangan
c) Sebaiknya tidak dilupakan proteksi radiasi pada pemeriksaan ini
menggunakan shield gonad (alat pelindung).
Daftar Pustaka
Akhadi, Muklis. (1997). Dasar-dasar Proteksi Radiasi. Jakarta: Rineka Cipta.

Arie. (2010). Pemeriksaan BNO IVP. wordpress.

Ballinger W. (2003). Merril's Atlas Of Radiographic Positioning and Radiologic


Procedures, Edisi 10 thn, volume 2. St Louis: Mosby Company.

Bontrager. (2010). Text Book of Radiographic Positioning and Related Anatomy.

Anda mungkin juga menyukai