Anda di halaman 1dari 7

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK PADA

SISTEM PERKEMIHAN

A. BNO
Dalam bidang foto rontgen, terdapat beberapa jenis foto yang digunakan. Dan dalam
bidang uroradiologi dengan rontgen, ada beberapa jenis foto yang familier, yaitu BNO.
BNO dalam bahasa inggris disebut pula KUB ( Kidney Ureter Bladder ). Sebelumnya
mari kita bedakan dulu antara foto polos abdomen dan foto BNO. Foto polos abdomen
tidak dilakukan persiapan atau urus-urus. Pasien datang ke radiologi, langsung saja
difoto. Sedangkan foto BNO, pasien diminta untuk melakukan urus-urus misalnya
dengan memakan obat pencahar, meminimalisasi bicara dan merokok, dan puasa tidak
makan pada malam sebelum foto dilakukan, agar udara usus dan fekalitnya minimal.
Persamaanya, yaitu baik foto polos maupun BNO sama-sama tidak menggunakan
kontras.
Hal yang harus diperhatikan pada foto BNO :
1) Preperitoneal fat line, tampak atau tidak
2) Psoas line dan renal out line, tampak atau tidak
3) Distribusi udara usus, distensi usus, banyak atau sedikit
4) Tanda-tanda pneumoperitoneum, ada tidaknya semilunar sign( udara di atas
hepar)
5) Bayangan opasitas : batu, massa intra abdomen, deskripsikan letak, ukuran batu,
jumlah batu, dan bentuk batu.
6) Sistema tulang : fraktur, spondilosis, metastase
Gambar 1 Gambar 2

Keterangan :

Gambar 1 : Foto BNO dengan persiapan pasien yang baik (tidak tampak visualisasi
udara / faeces di rongga abdomen)

Gambar 2 : . Foto BNO dengan persiapan pasien yang kurang baik (tampak
visualisasi udara / faeces di rongga abdomen)

B. INTRAVENAPIELOGRAPHY ( IVP )
Definisi
IVP adalah pemeriksaan dengan menyuntikan bahan kontras secara intravena
untuk melihat anatomi dan fungsi dari traktus urinarius (ginjal, ureter, vesica urinaria).
Intravena disini berarti bahan kontras diinjeksikan melalui vena. ( boleh vena mana saja,
contoh : vena mediana cubiti atau vena renalis). Pada saat media kontras diinjeksikan
melalui pembuluh vena pada tangan pasien, media kontras akan mengikuti peredaran
darah dan dikumpulkan dalam ginjal dan tractus urinary, sehingga ginjal dan tractus
urinary menjadi berwarna putih. Dengan IVP, radiologist dapat melihat dan mengetahui
anatomi serta fungi ginjal, ureter dan blass. Biasanya IVP didahului dulu dengan BNO.
Sebelum pasien disuntikan dengan kontras, pada malam sebelumnya pasien diminta
untuk melakukan urus-urus juga sama seperti pada BNO. Kemudian, pasien dites alergi
dulu, karena kontras yang digunakan dapat menimbulkan reaksi alergi.
Tujuan
Tujuan dari pemeriksaan IVP adalah :
1. Pemeriksaan IVP membantu mengetahui adanya kalainan pada system
urinary, dengan melihat kerja ginjal dan system urinary pasien
2. Pemeriksaan ini diergunkan untuk mengetahui gejala sepeti kencing darah (
hematuri) dan sakit pada daerah punggung
3. Mengetahui adanya kelainan pada system tractus urinary dari : batu ginjal,
pembesaran prostat, tumor pada ginjal, ureter dan blass.

Indikasi

Indikasi dilakukannya pemriksaan IVP yakni untuk melihat anatomi dan fungsi dari
tractus urinarius yang terdiri dari ginjal, ureter, dan bladder, yang meliputi

 Kelainan congenital
 Radang atau infeksi
 Massa atau tumor
 Trauma
Kontra indikasi
1. Alergi terhadap media kontras
2. Pasien yang mempunyai kelainan atau penyakit jantung
3. Pasien dengan riwayat atau dalam serangan jantung
4. Multi myeloma
5. Neonatus
6. Diabletes militus tidak terkontrol/parah
7. Pasien yang sedang dalam keadaan kolik
8. Hasil ureum dan creatini tidak normal.
Syarat-syarat seseorang boleh melakukan IVP yakni :
1. Tidak memilki riwayat alergi
2. Fungsi ginjalnay baik. Cara untuk mengetahuinya yakni dengan mengukur kadar
BUN atau kreatininnya. Karena kontras itu bersifat nefrotoksik dan dikeluarkan
lewat ginjal, jadi apabila ginjal rusak atau tidak berfungsi , akan sangat berbahaya
bagi pasien.
PERSIAPAN PEMERIKSAAN
1. Persiapan pasien
a. Pasien makan bubur kecap saja 2 hari (48 jam) sebelum pemeriksaan BNO/IVP
dilakukan
b. Pasien tidak boleh minum susu, makna telur serta sayur-sayuran yang berserat.
c. Jam 20.00 pasien minum garam inggris ( magnesium sulfat), dicampur 1 gelas air
matang untuk urus-urus, disertai minum air putih 1-2 gelas, terus puasa.
d. Selama puasa pasien dianjurkan untuk tidak merokok dan banyak bicara guna
meminimalisir udara dalam usus.
e. Jam 08.00 pasien datang keunit radiologi untuk dilakukan pemeriksaan, dan
sebelum pemeriksaan dimulai pasien diminta buang air kecil untuk
mengosongkan blass
f. Berikan penjelasan kepada keluarga pasien mengenai prosedur yang akan
dilakukan dan penandatanganan informed consent.
2. Persiapan media kontras
Media kontras yang digunakan adalah yang berbahan iodium, dimana jumlahnya
disesuaikan dengan berat badan pasien, yakni 1-2 cc/kg berat badan.
3. Persiapan alat dan bahan
a. Peralatan steril
1) Wings needle No.21 G ( 1 buah)
2) Spuit 20 cc ( 2 buah)
3) Kapan alcohol atau wipes
4) Tourniquet
b. Peralatan non steril
1) Plester
2) Marker L/R dan marker waktu
3) Media kontras lopamiro (kurang lebih 40-50 cc)
4) Obat-obatan emergency ( antisipasi alergi media kontras)
5) Baju pasien
PROSEDUR PEMERIKSAAN BNO-IVP

1) Lakukan pemeriksaan BNO posisi AP, untuk melihat persiapan pasien


2) Jika persiapan pasien baik/bersih, suntikan media kontras melalui intravena 1 cc saja,
diamkan sesaat untuk melihat reaksi alergi.
3) Jika tidak ada reaksi alergi penyuntikan dapat dilanjutkan dengan memasang alat
compressive ureter terlebih dahulu disekitar SIAS kanan dan kiri.
4) Setelah itu dilakukan foto nephogram dengan posisi AP supine 1 menit setelah injeksi
media kontras untuk melihat masuknya mediakontras ke collecting system, terutama
pada pasien yang hipertensi dan anak-anak.
5) Lakukan foto 5 menit post injeksi dengan posisi AP supine menggunakan ukuran film
24 x 30 untuk melihat pelviocaliseal dan ureter proximal terisi media kontras.
6) Foto 15 menit post injeksi dengan posisi AP supine menggunakan film 24 x 30
mencakup gambaran pelviocalyseal, ureter dan bladder mulai terisi kontras.
7) Foto 30 menit post injeksi dengan posisi AP supine melihat gambaran bladder terisi
penuh media kontras. Film yang digunakna ukuran 30 x 40
8) Setelah semua foto sudah dikonsulkan kepada dokter spesialis radiologi, biasanya
dibuat foto blast oblique melihat prostate ( umumnya pada pasien yang lanjut usia).
9) Yang terakhir lakukan foto post void dengan posisi AP supine atau erect untuk
melihat kelainan kecil yang mungkin terjadi didaerah bladder. Dengan posisi erect
dapat menunjukan adanya ren mobile ( pergerakan ginjal yang tidak normal) pada
kasus pos hematuri.

Prosedur IVP
Perawatan lanjutan

Tidak ada perawatan khusus yang diberikan kepada pasien setelah menjalani pemeriksaan
BNO-IVP ini.

Kelebihan IVP

1. Bersifat invasive
2. IVP memberikan gambaran dan informasi yang jelas, sehingga dokter dapat
mendiagnosa dan memberikan pengobatan yang tepat mulai dari adanya batu
ginjal hingga kanker tanpa harus melakukan pembedahan
3. Diagnose kelainan tentang kerusakan dan adanya batu pada ginjal dapat dilakukan
4. Radiasi relative rendah
5. Relative aman

Kekurangan IVP

1. Selalu ada kemungkinan terjadinya kanker akibat paparan radiasi yang diperoleh
2. Dosis efektif pemeriksaan IVP adalah 3 mSv, sama dengan rata-rata radiasi yang
diterima dari alam dalam satu tahun.
3. Penggunaan media kontras dalam IVP dapat menyebabkan efek alergi pada
pasien, yang menyebabkan pasien harus mendapatkan pengobatan lanjut.
4. Tidak dapat dilakukan pada wanita hamil.
DAFTAR PUSTAKA

- Suyono A.W, setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata MK. S. setiati s. eds. Buku ajar ilmu
penyakit dalam, jilld I edisi IV, pusat penerbitan departemen ilmu penyakit dalam FKUI,
Jakarta, hal:51-55.

Anda mungkin juga menyukai