C. Indikasi pemeriksaan
1. Nefritis
Kerusakan pada bagian glomerulus ginjal akibat infeksi kuman umumnya
bakteristrepcococus, akibat nefritis ini akan menderita uremia (masuknya kembali urine
dan urea ke dalam pembuluh darah).
2. Uretris (radang ureter)
3. Ureterolithiasis
Suatu keadaan terjadinya penumpukan oksalat, calculi (batu ginjal) pada ureter atau
pada daerah ginjal.
4. Neprolithiasis
Suatu keadaa terdapat satu atau lebih batu di dalam Pelvis atau Calyces dari ginjal
5. Karsinoma ginjal
Jenis kanker yang sering ditemukan pada orang dewasa.
6. Vesicolithiasis
Terdapat batu pada vesical urinaria.
7. Hydroneprosis
Pelebaran renal pelvis biasanya disebabkan oleh adanya penyumbatan aliran urine di
ginjal.
8. Mega ureter
Pelebaran saluran ureter biasanya disebabkan oleh adanya penyumbatan aliran urin di
ginjal.
9. Pyelonefritis
Pengukuran ukran ginjal, bentuk irregular akibat jaringan parut fokal dan deformitas
calyces. Penyakit ini ditandai dengan pengumpulan pada calcyes ginjal.
10. Cystitis (radang pada vesika urinaria)
Radang atau infeksi pada kandung kemih
11. Hypertrofi prostat(BPH) atau pembesaran prostat jinak
Suatu kondisi yangmenyebabkan kelenjar prostat mengalami pembengkakan, namun
tidak bersifat kanker.
12. Congenital anomaly : kelainan sejak lahir
a. Horshoe kidney (ginjal tapal kuda) : ginjal tapal kuda adalah penyatuan kutub-kutub
ginjal (biasanya bagian bawah)
b. Penduplikasian system pengumpulan : kondisi bawaan di mana tunas ureter terpecah
(atau muncul dua kali) paa ginjal yang sama.
13. Pelvic Kidney
Ginjal yang tetap di panggul tulang atau di tulang belakang.
E. Persiapan pemeriksaan.
1. Persiapan pasien
a. Sehari sebelum pemeriksaan dilakukan, pasien diminta untuk makan-makanan lunak
yang tanpa serat (seperti bubur kecap) maksudnya supaya makanan tersebut mudah
dicerna oleh usus sehingga faeces tidak keras.
b. Makan terakhir pukul 19.00 (malam sebelum pemeriksaan) supaya tidak ada lagi sisa
makanan diusus, selanjutnya puasa sampai pemeriksaan berakhir.
c. Malam hari pukul 21.00, pasien diminta untuk minum laksatif (dulcolax) sebanyak 4
tablet.
d. 8 Jam sebelum pemeriksaan dimulai, pasien tidak diperkenankan minum untuk
menjaga kadar cairan.
e. Pagi hari sekitar pukul 06.00 (hari pemeriksaan), pasien diminta untuk memasukkan
dulcolax supossitoria melalui anus, supaya usus benar-benar bersih dari sisa makanan /
faeces.
f. Selama menjalani persiapan, pasien diminta untuk tidak banyak bicara dan tidak
merokok supaya tidak ada intestinal gas (gas disaluran pencernaan)
2. Prosedur pemeriksaan
a. Pasien diwawancarai untuk mengetahui sejarah klinis dan riwayat alergi.
b. Pasien diminta untuk mengisi informed consent (surat persetujuan tindakan medis
setelah pasien dijelaskan semua prosedur pemeriksaan).
c. Buat plain photo BNO terlebih dahulu.
d. Jika hasil foto BNO baik, lanjutkan dengan melakukan skin test dan IV test
sebelum dimasukkan bahan kontras melalui vena fossa cubiti
e. Sebelum melakukan penyuntikan, pasien ditensi terlebih dahulu.
f. Menyuntikkan IV secara perlahan-lahan dan menginstruksikan pasien untuk tarik
nafas dalam lalu keluarkan dari mulut guna menminialkan rasa mual yang
mungkin dirasakan pasien
g. Membuat foto 5 menit post injeks
h. Membuat foto 15 menit post injeksi
i. Membuat foto 30 menit post injeks
j. Pasien diminta untuk turun dari meja pemeriksaan untuk buang air kecil
(pengosongan blass) kemudian difoto lagi post mixi.
Foto IVP bisa saja dibuat sampai interval waktu berjam-jam jika zatbelum turun.
KRITERA GAMBAR
1. Foto BNO-IVP 5 menit.
2. Foto 15 menit :
3. Foto 30 menit :
4. Foto 60 Menit
5. Foto Post-Void
F. PENILIAN
Penilaian Foto BNO Normal :
1. Tidak tampak bayangan batu radiopaque pada lintasan tractus urinarius
1. Kelebihan :
b. Relatif aman
2. Kekurangan :