Anda di halaman 1dari 58

Radiologi Sistem

Urogenital
Yuyun Yueniwati
Radiologi Department Universitas Brawijaya
State Islamic University Maulana Malik Ibrahim Malang
1 BNO IVP
5 Pemeriksaan
Urodinamik

2 Pielografi Retrograde
dan Antegrade 6 USG Urologi

3 Micturating
Cystografi
7 Uroflowmetri

4 Uretrografi
8 CT Stonografi
1.BNO - IVP
Blass Nier Overzicht - Intravenous Pyelography
Definisi
BNO Blass Nier Overzicht IVP
Blass = Kandung Kemih, Nier = Intravenous pyelography
Ginjal, Overzicht = Penelitian

Menggambarkan parenkim
BNO / KUB (Kidney Urinary
ginjal, ureter, dan kandung
Bladder) adalah X-ray abdomen
kemih setelah pemberian
yang menggambarkan organ
kontras secara intravena
ginjal, ureter, dan kandung
kemih
Indikasi Pemeriksaan BNO-IVP

● Batu Ginjal
● Pembesaran prostat
● Tumor pada ginjal dan saluran kemih
● Scarring karena ISK
● Operasi pada saluran kemih
● Kelainan kongenital pada saluran kemih
Kontraindikasi IVP

● Alergi terhadap media kontras


● Gagal Ginjal (eGFR <30)
● Mieloma multipel
● Dehidrasi parah
Persiapan Pasien
• Puasa semalam sebelum tanggal pemeriksaan; penggunaan obat pencahar akan
membantu mencapai persiapan yang baik  membersihkan colon

• Pada saat prosedur, ambil scout / pilot film  persiapan pasien dan juga untuk
melihat batu radiopak

• Periksa kadar kreatinin serum agar berada dalam kisaran normal (sesuai pedoman
rumah sakit)

• Catat riwayat alergi obatpada pasien yang diketahui diikuti dengan persetujuan
tertulis untuk prosedur tersebut
PROSEDUR BNO IVP
1. Buat plain photo BNO terlebih dahulu.
2. Jika hasil foto BNO baik, lanjutkan dengan melakukan skin test dan IV test
sebelum dimasukkan bahan kontras melalui vena fossa cubiti
3. Sebelum melakukan penyuntikan, pasien diukur tekanan darahnya terlebih
dahulu.
4. Menyuntikkan bahan kontras secara perlahan-lahan
5. Membuat foto 5 menit post injeksi
6. Membuat foto 15 menit post injeksi
7. Membuat foto 30 menit post injeksi
8. Pasien diminta untuk turun dari meja pemeriksaan untuk buang air kecil
kemudian difoto lagi post miksi
Pyelografi Antegrade
2. dan Retrograde
Pyelografi
Pyelografi (atau "pyelogram")
mengacu pada pencitraan pelvis
renalis dan ureter.

Retrograde  kontras
dimasukkan melalui kateter pada
ureter distal

Antegrade  kontras
dimasukkan melalui
percutaneous nephrostomy
Antegrade Pyelograpgy

Tujuan pemeriksaan APG :


• Memperlihatkan anatomi dan lesi-lesi tractus
urinarius bagian proximal.
• Pemeriksaan ini dilakukan setelah
pemeriksaan IVP gagal menghasilkan
diagnose yang informative/ metode RPG
tidak memungkinkan.
Antegrade pyelography
• Untuk menampakkan terutama gambaran
renal pelvic dan ureter.
• Menampakkan obstruksi ureter akibat batu.
Antegrade Pyelography

Indikasi
• Nephrolitiasis
• Urethrolitiasis
• Nephritis
• Pyelonephritis
• Trauma akut tractus urinarius
• Hydroneprosis
Retrograde Pyelography
Indikasi

• Untuk mengevaluasi obstruksi ureter


• Untuk mengidentifikasi cacat pengisian
seperti batu atau tumor
• Untuk membantu penempatan stent dan
ureteroskopi
• Untuk mengevaluasi hematuria
• Untuk mengevaluasi trauma
Persiapan pasien
● General anesthesia
● Puasa 8 jam sebelum
prosedur
● Laxative
● Berhenti mengonsumsi
obat sebelum prosedur

● Posisi: dorsal litotomi


2. Micturating Cystografi
Micturating Cystography
Micturating cystography adalah teknik yang sering dilakukan untuk memvisualisasikan vesica urinaria
menggunakan kontras saat orang tersebut buang air kecil

Teknik ini terdiri dari kateterisasi uretra untuk mengisi kandung kemih dengan agen radiokontras,
biasanya asam diatrizoat. Di bawah fluoroskopi (sinar-X real time), ahli radiologi melihat kontras
memasuki vesica urinaria dan melihat anatominya.

• menilai vesica urinaria  30-45 menit post injeksi kontras


• Dinilai: dinding, filling defek, indentasi, additional shadow, ekstravasasi kontras.
Indikasi Kontraindikasi
● Kelainan vesica urinaria  fistula,

difertikel ● Infeksi saluran kemih yang belum

● ditangani
Traumatic rupture  gross hematuria ,

nonacetabular pelvic fracture


● Hipersensitifitas terhadap media
● Follow-up vesicouretral reflux kontras

● Hidronefrosis
● Mengalami demam dalam 24 jam
● Voiding dysfunction
terakhir
● Enuresis

● Inkontinensia urin
Persiapan pasien
Posisi : Pemeriksaan urodinamik dilakukan dengan pasien dalam posisi biasa untuk buang air
kecil. Untuk kateterisasi, pasien telentang dengan kaki dalam posisi “frog leg".
Fase berkemih dapat dilakukan pada posisi normal pasien untuk berkemih, dengan ahli radiologi
memilih untuk melihat pasien dalam pandangan lateral atau oblique
Prosedur
Langkah-langkah pemeriksaan kontras pada kandung kemih adalah sebagai berikut:

1. Lakukan foto KUB/BNO (ginjal-ureter-kandung kemih)  scout film memastikan bahwa pasien dalam
posisi untuk fluoroskop.
2. Kateterisasi dan kosongkan kandung kemih pasien menggunakan teknik aseptik. Amankan kateter.
3. Masukkan agen kontras sesuai kapasitas kandung kemih pasien. Untuk dewasa: 300-400 mL. Untuk anak-
anak: (usia + 2) x 30 dalam mL.
4. Dapatkan gambar dalam beberapa tampilan.
Tampak pertama adalah gambaran pengisian awal (anteroposterior [AP]) kandung kemih.
Dalam tampilan ini, tumor ureterokel atau kandung kemih dapat divisualisasikan.

Gambar ureterokel
Selanjutnya, ambil tampilan kandung kemih penuh (oblique), berpusat pada ureterovesikal
junction (UVJ).

Refluks vesikoureteral (VUR) dan divertikula kandung kemih pada UVJ posterolateral dapat
divisualisasikan, begitu pula penampakan dinding kandung kemih dan kapasitasnya.

Cystourethrogram oblique yang


ureterovesical junction kiri
menunjukkan refluks vesikoureteral
primer
• Untuk tampilan uretra saat berkemih, putar

pria ke posisi oblique anterior kiri atau

kanan; wanita tetap dalam posisi supine.

• Berkemih melalui kateter dianjurkan dan

tidak akan mengaburkan deteksi katup uretra

posterior.

Defek pengisian di uretra mengindikasikan


adanya obstruksi.
Selanjutnya, dapatkan gambaran ginjal bilateral postvoiding (AP), yang berpusat pada setiap
fosa ginjal, untuk melihat apakah ada kontras yang mencapai saluran kemih bagian atas.

Jika terjadi refluks tingkat tinggi, tunda pengambilan gambar 15 menit setelah berkemih 
membantu membedakan antara refluks sederhana dan refluks yang terkait dengan obstruksi
ureteropelvis atau UVJ.

Terakhir, dapatkan tampilan kandung kemih postvoiding (AP) untuk menilai derajat
pengosongan

Gambar post voiding  tidak


terdapat residu media kontras
4. Uretrografi
Overview
Uretrografi merupakan studi radiografi uretra menggunakan media kontras
(iodine contrast) dan umumnya dilakukan pada pria.

Uretrografi paling sering dilakukan melalui injeksi retrograde kontras


radiopak ke dalam uretra untuk menjelaskan patologi uretra seperti ruptur
uretra akibat trauma atau striktur uretra.
Indikasi
1. Trauma
Indikasi  adanya darah di meatus uretra setelah
trauma tumpul atau tembus. Fraktur penis dengan
gross hematuria juga merupakan indikasi uretrografi Kontrandikasi
untuk menjelaskan adanya cedera uretra.

2. Gejala saluran kemih bagian bawah Alergi kontras

Pasien pria dengan riwayat striktur uretra sebelumnya


yang memiliki gejala urgensi, frekuensi, dan Infeksi aktif pada
pengosongan kandung kemih yang buruk berisiko saluran kemih
mengalami striktur uretra.

3. Evaluasi pasca operasi

Uretrografi sering dilakukan untuk pencitraan dan


evaluasi uretra setelah prosedur pembedahan seperti
uretroplasti
Persiapan pasien
• Anesthesia  pada kebanyakan pasien, tidak perlu menggunakan
anastesi. Dapat juga diberikan gel lidocaine

• Posisi  Pasien harus diposisikan oblique pada 45 º dengan kaki bawah


tertekuk 90º di lutut dan tungkai atas tetap lurus.
Prosedur
1. Pasien ditempatkan pada posisi pada gambar berikut

2. C-arm fluoroskopik diposisikan di atas panggul pasien dengan pusat fokus tepat di bawah os pubis. Kateter Foley
16-F atau 18-F dibilas dengan kontras radiopak untuk menghilangkan gelembung udara.

3. Penis dan meatus uretra harus dibersihkan dengan antiseptik. Kateter Foley kemudian ditempatkan tepat di dalam
meatus uretra sehingga balon kateter Foley bertumpu pada fossa navicularis.

4. Saat kateter sudah dalam posisi yang tepat, balon kateter diisi dengan 1-2 mL larutan kontras radiopak. Pengisian
berlebihan harus dihindari karena dapat merusak uretra bagian distal.
Interpretasi

● Normal ● Trauma uretra  ● Striktur uretra 


Uretra posterior dan leakage urine Nampak ada
anterior terisi dengan penyempitan
kontras lumen uretra
5. Pemeriksaan Urodinamik
Overview
Pemeriksaan urodinamik adalah prosedur yang melihat seberapa baik kandung
kemih, sfingter, dan uretra menyimpan dan mengeluarkan urin.

Sebagian besar tes urodinamik berfokus pada kemampuan kandung kemih untuk
menahan dan mengosongkan secara mantap dan sepenuhnya.

Tes urodinamik juga dapat menunjukkan apakah kandung kemih mengalami


kontraksi involunter yang menyebabkan kebocoran urin.
Jenis Pemeriksaan Urodinamik
1. Cystometri
Cystometri adalah pengukuran kontinu dari hubungan tekanan / volume kandung kemih untuk
dinilai sensasi, aktivitas detrusor, kapasitas kandung kemih dan pemenuhan kandung kemih

Indikasi : inkontinensia urin

2. Pengukuran Tekanan Uretra


Pengukuran tekanan uretra memiliki peran dalam mengidentifikasi defisiensi sfingter intrinsik
3. Leak Point Pressure Measurement
Tekanan kandung kemih (pdet atau pves) di mana pengeluaran urin secara paksa dari meatus
uretra diamati
Peningkatan tekanan kandung kemih dapat berasal dari peningkatan tekanan detrusor dan
tekanan abdominal

Indikasi

- Overflow incontinence , kondisi neuropatik  dilakukan pemeriksaan detrusor leak


point pressure

- Stress incontinence  dilakukan pemeriksaan abdominal leak point pressure


6. USG Urologi
USG Ginjal
Indikasi:
• Nyeri pinggang dan / atau punggung;
• Tanda atau gejala yang mungkin terkait dengan ginjal dan / atau daerah kandung kemih semisal hematuria;
• Nilai laboratorium abnormal atau temuan abnormal pada pemeriksaan pencitraan lain yang menunjukkan
kelainan ginjal dan / atau kandung kemih;
• Tindak lanjut dari kelainan yang diketahui atau dicurigai pada ginjal dan / atau kandung kemih;
• Evaluasi kelainan kongenital yang dicurigai;
• Trauma abdomen;
• Evaluasi pra-transplantasi dan pasca transplantasi; dan
• Perencanaan dan bimbingan untuk prosedur invasif.
Spesifikasi untuk Pemeriksaan Ginjal
• Pemeriksaan harus mencakup pandangan long axis dan transverse dari upper pole,
midportions, dan kutub bawah ginjal.

• Korteks dan pelvis ginjal harus dinilai. Pengukuran panjang ginjal maksimum harus dicatat untuk kedua
ginjal.

• Posisi dekubitus, tengkurap, atau tegak dapat memberikan gambaran ginjal yang lebih baik.

• Jika memungkinkan, ekogenisitas ginjal harus dibandingkan dengan ekogenisitas organ yang dekat yaitu
Hepar, spleen.

• Ginjal dan daerah perirenal harus dinilai untuk kelainan.


USG Doppler
Dapat digunakan untuk :

1. Menilai patensi arteri dan vena renalis


2. Mengevaluasi pasien dengan stenosis arteri renalis
Hasil Pemeriksaan USG

- Putih (hyperechoic/hyperechoigenic): tulang, otot padat.

- Abu-abu (putih+hitam) atau hypoechoic: hepar, otak, uterus,ren.

- Hitam (anechoic/anechoigenic): cairan dan sejenisnya


* Column of Bertin;
** pyramid;
*** cortex;
**** sinus

Panjang ginjal orang dewasa biasanya 10-12 cm, dan ginjal kanan seringkali
sedikit lebih panjang dari ginjal kiri

Ketebalan korteks umumnya 7-10 mm


Cystic Renal masses
Massa dilihat sebagai distorsi dari arsitektur ginjal normal. Sebagian besar massa ginjal adalah
kista kortikal sederhana dengan tampilan bulat dan kapsul tipis halus yang berisi cairan
anechoic.

Simple kidney cyst Polycystic kidney disease


Solid Renal Masses
Massa ginjal padat  internal echoic, tanpa dinding halus yang jelas terlihat pada kista
• seringkali ganas atau memiliki potensi keganasan yang tinggi

Massa padat kortikal (Renal cell


carcinoma)
Hidronefrosis
Pembesaran sistem urinarius biasanya berhubungan dengan obstruksi saluran kemih dan dapat mencakup pelvis,
calyces dan ureter.

Hidronefrosis dilihat sebagai ruang yang saling berhubungan berisi cairan anechoic dengan peningkatan di
dalam sinus ginjal.

End stage hidronefrosis dengan


cortical thinning
Renal calculi
• Dengan USG, batu yang lebih besar (> 5-7 mm) di
dalam ginjal, yaitu, di calyces, pelvis dan
pyeloureteric junction dapat dibedakan,

• Batu hyperechoic terlihat dengan posterior shadow


yang menyertai.

Posterior shadow

Batu staghorn
7. Uroflowmetri
Overview
Uroflowmetry adalah pengukuran laju aliran urin dikeluarkan melalui uretra selama
berkemih

Pemeriksaan yang sederhana, murah, non invasif

Indikasi:

- Benign Prostate Hyperplasia (BPH)


- Karsinoma prostat , tumor pada kandung kemih
- Inkontinensia urin
- Urinary blockage
- Neurogenic bladder dysfunction.
- Infeksi saluran kemih berulang
Prosedur
1. Sediakan tempat periksa yang menjaga privasi pasien
2. Minta pasien untuk buang air kecil ke dalam corong yang ditempatkan di atas toples koleksi.
3. Uroflowmeter sensor kemudian Mengukur laju pancaran urin (ml / detik.)
4. Catat waktu yang dibutuhkan untuk buang air kecil, Informasi ini
5. kemudian diubah menjadi grafik bersama dengan parameter lainnya yang sudah terekam
Persiapan pasien
1. Menjelaskan prosedur melakukan tes Uroflowmetri untuk Pasien.

2. Umumnya, tidak ada persiapan sebelumnya, seperti puasa atau sedasi

3. Pasien diinstruksikan untuk minum sekitar 3-4 gelas air beberapa jam sebelum tes dilakukan untuk
memastikan bahwa kandung kemih penuh.
Interpretasi Uroflowmeter Report
Kurva aliran tidak teratur
karena kontraksi detrusor dikombinasikan dengan
ketegangan abdomen

Penurunan kecepatan aliran secara tiba-tiba


karena kontraksi singkat dari sfingter uretra eksternal.
CT Stonografi
Overview
CT Stonography is a CT scan tract of the kidney that is usually used to
detect the presence of stones in the kidney and other pathologies such as
the presence of mass in the kidneys

Position of supine patient (headfirst).

Area scanning from diaphragm to symphisis pubis. Scan parameters using


pelvic abdominal protocol, 5 mm slice thickness. The reason for using 5mm
slice thickness is that the image can be reconstructed with a thin slice
thickness number from the previous result.

How to determine the size of kidney stones in patients CT Stonography is


using 3 dimensions because to see from the axial, sagittal, coronal
multiplanar so that we can measure from the posterior antero direction (AP),
cranio caudal (CC), or laterolaterally taken from the widest distance
CT Stonografi
Daftar Pustaka
AIUM PRACTICE PARAMETER. 2011. Ultrasound in the Practice of Urology

Dyer RB, Chen MY, Zagoria RJ. Intravenous urography: technique and interpretation. Radiographics. 2001;21 (4): 799-821. 
doi:10.1148/radiographics.21.4.g01jl26799 
Fernbach SK, Feinstein KA, Schmidt MB. Pediatric voiding cystourethrography: a pictorial guide. Radiographics. 2000 Jan-Feb. 20(1):155-
68; discussion 168-71. 
Hansen, K. L., Nielsen, M. B., & Ewertsen, C. (2015). Ultrasonography of the Kidney: A Pictorial Review. Diagnostics (Basel, Switzerland),
6(1), 2. https://doi.org/10.3390/diagnostics6010002
Kim SH, Park B, Joo J, Joung JY, Seo HK, Chung J, et al. Retrograde pyelography predicts retrograde ureteral stenting failure and reduces
unnecessary stenting trials in patients with advanced non-urological malignant ureteral obstruction. PLoS One. 2017. 12 (9):e0184965.
Lebowitz RL. Pseudostricture of the urethra: urinal artefact on urethrography. AJR Am J Roentgenol. 1978;130 (3): 570-1. 
doi:10.2214/ajr.130.3.570 
Morgan DE, Nallamala LK, Kenney PJ, Mayo MS, Rue LW 3rd. CT cystography: radiographic and clinical predictors of bladder rupture. AJR
Am J Roentgenol. 2000 Jan. 174(1):89-95.
Pollack HM, McClennan BL, Dyer RB et-al. Clinical urography. Saunders. ISBN:0721669352.

Sancheti N. Presentation on understanding uroflowmetry. Urol Nephrol Open Access J. 2016;3(6):189‒191. DOI:
10.15406/unoaj.2016.03.00104
Wolf JS Jr, Bennett CJ, Dmochowski RR, Hollenbeck BK, Pearle MS, Schaeffer AJ. Best practice policy statement on urologic surgery
antimicrobial prophylaxis. J Urol. 2008 Apr. 179(4):1379-90
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai