Anda di halaman 1dari 10

GENU VARUM & VALGUM

Definisi
Genu: 1. lutut. 2. Setiap struktur yang menyerupai lutut. g. val'gum, knock-knee. g. va'rum,
bowleg.
Varus: melengkung ke dalam; menunjukkan deformitas dengan sudut bagian tersebut mendekati
garis tengah badan, seperti talipes varus.
Valgus: membengkok keluar, terpelintir; menunjuk pada deformitas dengan pembentukan sudut
menjauhi garis tengah badan, seperti talipes valgus. Arti varus dan valgus sering diartikan
terbalik.
Deformitas varus dan valgus merujuk kepada angulasi abnormal dari suatu ekstremitas. Genu
varum adalah angulasi tulang dimana segmen distal dari lutut menuju garis tengah, sedangkan
genu valgum adalah angulasi tulang dimana segmen distal dari lutut menjauhi garis tengah.
Angulasi yaitu fragmen tulang bergerak miring, jika tidak dikoreksi akan menyebabkan
deformitas. Deformasi bermakna pada pembentukannya sebenarnya normal, tetapi terdapat
gangguan, akibat tekanan mekanik, sehingga berubah dari bentuk aslinya.

Genu varus
Kelainan pertumbuhan yang terlokalisasi pada bagian proksimal dari tulang epifisis yang
mengakibatkan deformitas progresif dengan angulasi berupa varus terutama dibawah lutut.
Embriogenesis
Sistem rangka terbentuk dari mesenkim yang berasal dari lapisan germinativum mesoderm dan
dari krista neuralis. Ekstremitas terbentuk dari tunas disepanjang dinding tubuh yang muncul
pada minggu keempat. Mesoderm lempeng lateral membentuk tulang dan jaringan ikat,
sedangkan sel-sel otot bermigrasi ke eksteremitas dari somit. Perkembangan ekstremitas atas dan
bawah serupa kecuali bahwa morfogenesis ektremitas bawah tertinggal sekitar 1-2 hari
dibandingkan dengan ekstremitas atas.

Etiologi dan faktor risiko


Banyak faktor yang berhubungan dengan etioloti pada penyakit ini. Biasanya terjadi pada anak-
anak dan remaja, penyebabnya masih belum diketahui secara pasti, tapi diperkirakan karena
kelebihan berat badan anak, berjalan terlalu dini (kurang dari 1 tahun) dan pasien-pasien dengan
torsi tibialis internal.
Genu varum merupakan hal yang fisiologis ketika bayi baru lahir karena berkaitan dengan posisi
intrauterine janin dan akan terkoreksi secara spontan. Namun jika kebiasaan tidur dan duduk
anak yang salah yaitu tidur dengan posisi tengkurap dengan lutut dan kaki masuk ke dalam atau
duduk dengan kaki dalam, maka hal ini bisa menjadikan genu varum patologis. Genu varum juga
ditemukan pada kondisi rakitis, tibia vara (penyakit Blount) atau trauma pada lempeng epifisis.
Dibandingkan dengan anak yang memiliki berat badan normal, anak dengan kelebihan berat
badan menunjukkan abduksi lutut internal dengan substansi puncak jauh lebih tinggi selama
sikap awal dengan peningkatan isi kompartemen medial dari sendi lutut. Terdapat hubungan
linier antara besarnya obesitas dan kelainan bentuk radiografi biplanar pada anak-anak dengan
early onset penyakit Blount dan pada pasien dengan indeks massa tubuh > 40 kg/m2 terlepas dari
usia pada penyakit Blount. Meskipun memiliki indeks massa tubuh yang lebih rendah, anak
dengan early onset penyakit Blount memiliki varus yang lebih parah dan kelainan procurvatum
dari bagian proksimal tibia bila dibandingkan remaja dengan penyakit Blount.
Faktor-faktor lain yang bisa menjadi penyebab:
- Metabolic. Nutrisi dan vitamin D resistant rickets dapat menyebabkan genovarum akibat
kurangnya kalsifikasi pada tulang di area persendian yang menyebabkan tulang menjadi
lebih lentur.
- Kelainan congenital. Adanya achondroplasia merupakan penyebab genetic paling umum.
Kelainan ini menyebkan defect pada pembentukan tulang secara endochondral.
- Faktor obesitas. Cenderung anak yang obesitas memiliki bentuk kaki Genu varum Baik
genu valgum maupun genu varum juga dapat berupa observasi klinis dari penyakit
riketsia, yaitu suatu gangguan mineralisasi tulang dan kartilago yang disebabkan karena
defisiensi vitamin D. Abnormalitas vitamin D, atau karena abnormalitas metabolisme
maupun ekskresi fosfat organik.
- Posisi tidur yang salah misalnya tengkurap seperti katak. Jika berlangsung lama
kebiasaan ini dapat menyebabkan gangguan rotasi dan bentuk tungkai.

Epidemiologi
di Amerika Serikat, di antara jumlah populasi pada sekitar 1000 orang anak, terdapat 7 orang
yang terkena penyakit Blount. Prevalensi dapat meningkat 2,5% pada suatu populasi yang
beresiko tinggi seperti obesitas dan anak laki-laki kulit hitam. (Jurnal UNAIR)
• Infantile Blount disease (genu varum patologis) umumnya dialami anak usia 2-5 tahun;
pada laki-laki lebih sering dan bilateral 50%
• Adolescent Blount disease pada anak >10 tahun, umumnya lebih ringan dan cenderung
unilateral
• Penyakit Blount infantil lebih sering daripada penyakit Blount remaja dan khas dari
pejalan kaki awal, Hispanik, dan Afro-Amerika.

Klasifikasi
Berdasarkan usia, penyakit blount terbagi menjadi:
- Infantile blount disease, yaitu genu varum patologis pada anak 0-4 tahun
- Juvenile blount disease, yaitu genu varum patologis pada anak 4-10 tahun
- Adolescent blount disease, yaitu genu varum patologis pada anak lebih dari usia 10 tahun
Patofisiologi
Pada anak usia kurang dari 2 tahun umumnya kaki yang menekuk ke dalam merupakan sesuatu
yang normal (genu varum fisiologis). Kondisi kaki perlahan-lahan meningkat menjadi lurus pada
usia 18 bulan hingga seterusnya seiring dengan pertumbuhan anak. Pada usia 3-4 tahun, kaki
akan menjadi lurus dan normal.
Penyakit blount terjadi dimulai saat kondisi kaki yang menekuk ke dalam tidak mengalami
perkembangan yang baik diusia 2-4 tahun. Kaki yang tampak seperti membungkuk ini kemudian
membuat tulang berkembang secara abnormal sehingga semakin lama kondisi semakin buruk.
Selain itu, disaat kaki terus berkembang secara abnormal, anak dipaksa untuk berjalan dengan
lutut yang menonjol keluar dan terus mengalami perburukan. Hal ini sering disertai dengan
kondisi tibia torsi internal, jari-jari kaki yang berubah ke dalam. Dalam kondisi ini, anak
memiliki kecenderungan untuk lebih sering terjatuh.

Manifestasi klinis
Secara klinis, penyakit ini ditandai dengan angulasi varus dan rotasi ke arah internal dari tibia
pada daerah metafisis di bawah lutut.
Satu atau dua kaki berputar ke dalam, disebut bowing/membungkuk dan:
- Terlihat sama pada kedua kaki
- Terjadi hanya pada bagian di bawah lutut mengalami perburukan secara cepat

Prinsip diagnosis
- Pemeriksaan fisik: Pemeriksaan fisik meliputi status generalis dan status lokalis pada
ekstremitas inferior terutama pada daerah lutut.
Penilaian dilakukan baik dalam posisi berdiri, berjalan ataupun terlentang (supinasi) pada meja
pemeriksaan. Pada posisi berdiri, besarnya angulasi dari lutut dapat dinilai dengan dua cara,
yaitu:
1. Sudut femoral-tibia : sudut diantara paha dengan tungkai bawah
2. Pengukuran jarak antara penanda tulang
- Jarak interkondilar (genu varum): Jarak antara kondilus femoral medial pada lutut
- Jarak intermolar (genu valgum): Jarak dikedua medial malcolus pada pergelangan kaki
Anak harus diperhatikan cara berjalannya, dengan perhatian tertuju pada lutut ketika fase
melangkah untuk menentukan adanya pembentukan sudut ke lateral (lateral thrust) atau medial
(medial thrust). Anak dengan varum atau valgum fisiologis pada lutut umumnya tidak terjadi
pembentukan sudut. Namun pada kondisi patologis, pembentukan sudut biasanya menunjukkan
kelemahan ligamen lutut yang bisa meningkatkan potensi untuk bertambahnya keparahan
deformitas.
Pada posisi prone/supinasi dapat dinilai rotasi pinggul interna dan eksterna (torsi femoral) dan
aksis paha-kaki (torsi tibia). Pada pemeriksaan fisik, diperiksa juga adanya diskrepansi panjang
ekstremitas dengan pengukuran true length dan apparent length.

Pemeriksaan penunjang
- Pemeriksaan radiologi (x ray): Pemeriksaan radiologis yang dilakukan meliputi rontgen
foto pada ekstremitas inferior proyeksi anteroposterior serta foto genu proyeksi
anteroposterior dan lateral
o Metaphyseal beaking
o Metaphyseal-diaphyseal angle (Dreaman) > 16 degree
o Tibiofemoral angle

Tatalaksana komprehensif (Preventif, promotif, kuratif, rehabilitatif)


Tujuan dari terapi penyakit blount adalah mengembalikan alignment ekstremitas bawah, sendi
dan panjang kaki yang sama. Konservatif dapat dilakukan dengan observasi atau trial bracing,
diberikan penggunaan orthotik bila deformitas meningkat. Tindakan operatif untuk manajemen
penyakit Blount berupa osteotomy dapat dilakukan pada penyakit ini dengan derajat lanjut atau
usia dewasa.
- Terapi non-operatif.
Penatalaksanaan dengan brace/ortotik dapat dipertimbangkan pada anak dengan
tibia vara infantile yang berumur 3 tahun atau lebih muda dengan deformitas ringan. Pada
sekitar 50% anak yang memenuhi kriteria ini, deformitas dapat terkoreksi secara
memadai. Orthosis lutut-pergelangan kaki-kaki harus digunakan dengan satu medial
tegak, tanpa lutut bergantung. Bantalan dan tali pengikat harus ditempatkan pada femur
distal dan tibia proksimal untuk mempergunakan gaya valgus. Orthosis harus dipasang
22-23 jam setiap hari, dengan lama maksimum 1 tahun. Jika koreksi total tidak dicapai
sesudah 1 tahun atau jika mengalami perburukan selama waktu tersebut, disarankan
untuk dilakukan osteotomy korektif.
- Operatif
Indikasi penanganan bedah tibia infantile adalah usia 4 tahun atau lebih,
kegagalan penatalaksanaan dengan brace/ortotik, dan deformitas lebih berat. Osteotomy
valgus tibia proksimal dan osteotomy diafisis fibula biasanya merupakan prosedur
pilihan. Pada tibia vara yang mulai lambat, koreksi juga diperlukan untuk mencapai
sumbu mekanik lutut. Pilihan bedah yang sama seperti disajikan pada anak yang lebih tua
dengan tibia vara infantile dapat diterapkan pada kelompok umur ini. Osteotomy valgus
tibia proksimal dan osteotomy diafisis fibula merupakan prosedur yang paling lazim.

Komplikasi
Deformitas secara progresif dari penyakit ini menyebabkan instabilitas sehingga dapat terjadi
gangguan dalam fungsi dan aktivitas sehari-hari, sehingga perlu dilakukan manajemen dengan
baik

Prognosis
• Bervariasi tergantung jenisnya (infantile/adolescent)
• infantile Blount disease memiliki prognosis yang baik, and deformity recurrence rates are
low when the condition is treated at an early stage. Without therapy, the disease has
progressive characteristics. Partial or complete regression is possible in early adequately
treated forms, while the advanced forms untreated can worsen in the varus deformity over
time. These patients may eventually develop significant joint misalignments.

Genu valgum
Genu valgum/kaki pengkor/knock-knee deformity, suatu kondisi kelainan structural pada lutut
dengan manifestasi kedua lutut menjadi lebih dekat.
Genu valgum bisa diklasifikasikan sebagai kondisi fisiologis yaitu jika ditemukan pada anak
berusia 2-4 tahun dengan derajat kemiringan 10-20 derajat yang kemudian akan membaik setelah
berusia 7 tahun dengan derajat kemiringan kurang dari 12 derajat dan jarak antar sendi lutut < 8
cm. Selain daripada kondisi fisiologis tersebut, genu valgum adalah keadaan patologis yang
sebagian besar berkaitan dengan penyakit lain.

Etiologi dan faktor risiko


Genu valgum dapat terjadi secara idiopatik, ataupun berkaitan dengan kelainan genetik seperti
herediter eksostoses multipel dan Down syndrome, maupun  keadaan metabolik tulang seperti
riketsia defisiensi vitamin D, displasia skeletal, pascatrauma, infeksi, dan tumor pada tulang.
Kondisi genu valgum fisiologis sering didapatkan pada anak-anak usia 2-6 tahun, dan biasanya
berhubungan dengan kekenduran pada ligament lutut. Genu valgum fisiologis walaupun tidak
mendapat terapi sering membaik dengan sendirinya sesuai pertumbuhan badan, biasanya
membaik pada usia sebelum 8 tahun.
- Faktor jenis kelamin, pada perempuan yang mempunyai pelvis yang lebih luas darpada
pria relatif mempunyai paha yang lebih pendek sehingga wanita lebih sering mengalami
genu valgum daripada pria
- Terdapat gangguan pertumbuhan tulang kaki yang menyebabkan pergeseran sumbu
mekanik ( garis lurus yang ditarik dari dari pusat kepala femoralis ke pusat mata kaki; ini
harus mebagi dua lutut) sehingga tekanan patologis ditempatkan pada lateral femur dan
tibia sehingga saat anak berdiri, titik beratnya tidak berada diantara jari kaki pertama dan
kedua seperti yang terjadi pada anak normal.
- Post traumatic. Trauma adalah penyebab paling umum adanya genovalgum. Fraktur pada
femur distal maupun fraktur tibia proksimal. Genovalgum juga bisa disebabkan oleh
fraktus metafisik dari tibial medial proksimal

Epidemiologi
Kebanyakan pasien datang ke klinik antara usia 3 sampai 5 tahun untuk evaluasi genu valgum.
Situs kelainan patologis yang paling umum adalah tulang paha bagian distal, namun dapat juga
timbul dari tibia. Kondisi ini umumnya bersifat fisiologis. Insidensi genu valgum patologis
dilaporkan sebesar 7,1% dan sebagian besar berkaitan dengan obesitas pada anak. Genu valgum
adalah salah satu penyebab paling umum dari keluhan nyeri lutut anterior pada remaja. Faktor
predisposisi seperti eksostoses multipel herediter dan Down syndrome lebih banyak
menimbulkan manifestasi pada pasien usia 3-10 tahun dan keluhan cenderung memberat jika
pasien tidak diobati.

Patofisiologi
Pada genu valgum, terjadi pergeseran aksis mekanis ke arah lateral, sehingga terjadi penekanan
pada sisi lateral tulang femur dan tibia. Bila penekanan terjadi secara kontinyu dan dengan
intensitas tinggi, maka regio epifisis tulang akan terganggu sehingga pertumbuhan tulang ikut
terganggu. Proses ini akan menyebabkan kondisi asimetris ukuran tungkai dan gangguan fungsi
pergerakan tungkai bawah.

Manifestasi klinis
Pada genu valgum, aksis mekanik bergeser ke lateral, stress patologis memberi beban pada
femur dan tibia lateral serta menghambat pertumbuhan. Tidak hanya pertumbuhan fisis
terhambat, tetapi juga terjadi efek Heuter-Volkmann, tekanan berkelanjutan atau berlebih pada
epifisis memberi efek inhibisi terhadap pertumbuhan. Akibatnya, pertumbuhan kondilus lateral
femur secara keseluruhan ditekan, sehingga sulkus femoral menjadi dangkal dan patela
cenderung untuk miring

Prinsip diagnosis
- Anamnesis: penting untuk menggali riwayat keluarga, karena kondisi ini bersifat
herediter. Anamnesis tentang riwayat penyakit keluarga seperti hereditary multiple
exostoses, sindrom Marfan, osteogenesis imperfekta, dan rakitis menjadi predisposisi
genu valgum. Ditanyakan juga mengenai usia munculnya gejala, rasa nyeri, dan kondisi
kongenital penyerta.
- Pemeriksaan fisik: pemeriksaan tungkai mencakup gaya berjalan, kondisi anatomi dan
derajat kemiringan tungkai, serta sudut pergerakan sendi. mengukur jarak diantara
maleolus, yang normalnya kurang dari 7,5 cm

Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dilakukan bisa berupa rontgen ekstremitas bawah dan pemeriksaan
terkait etiologi yang diduga berkaitan.
Tatalaksana komprehensif (Preventif, promotif, kuratif, rehabilitatif)
Observasi diindikasikan untuk genu valgum fisiologis atau jika sudut tibiofemoral <15 derajat
pada anak <6 tahun. Penggunaan bracing biasanya tidak diindikasikan dalam merawat genu
valgum. Dalam kasus deformitas valgus pasca trauma tibia, deformitas maksimum sering terlihat
pada 1 tahun setelah cedera. Pengamatan selama 1 sampai 2 tahun juga diindikasikan karena
sebagian besar akan sembuh secara spontan tanpa defisit fungsional.
Pengobatan diberikan sesuai dengan riwayat penyakit yang menjadi predisposisi penyebab genu
valgum. Intervensi pembedahan dengan osteotomy dan koreksi deformitas dilakukan terutama
bila kondisi genu valgum memberikan masalah keterbatasan lutut atau adanya nyeri pada lutut
yang memberikan perasaan tidak nyaman pada pasien.
Manajemen medis adalah pengobatan lini pertama untuk kelainan bentuk sudut yang disebabkan
oleh gangguan metabolisme. Beberapa di antaranya dapat hilang saat gangguan yang
mendasarinya diobati.

Komplikasi
• Komplikasi bisa timbul bila ada kegagalan mengenali genu valgum patologis. paling
sering terkait dengan etiologi yang mendasarinya.
• Beberapa komplikasi yang timbul akibat intervensi pembedahan antara lain:
- Cedera fisis saat implan dipasang di subperiosteal
- Over / under correction deformitas
• Neurovaskular insult
• Infeksi

Prognosis
Genu valgum patologis yang terkait dengan penyakit tulang metabolik dapat membaik bila
kelainan yang mendasari diobati. Tingkat dan ambang batas genu valgum pediatrik yang
menyebabkan penyakit sendi degeneratif dewasa tidak diketahui.
Rujukan
Malformasi kongenital (genovarum, genovalgum, clubfoot, pes planus) kompetensi 2 =>
diagnosis, rujuk
Referensi
1. Patel M, Nelson R. Genu Valgum. [Updated 2020 Jun 13]. In: StatPearls [Internet].
Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2020 Jan-. Available from:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK559244/
2. S DMTS, De Leucio A. Blount Disease. [Updated 2020 Jul 27]. In: StatPearls [Internet].
Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2020 Jan-. Available from:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK560923/
3. Buku Ajar Gangguan Muskuloskletal Edisi 1. Zairin Noor.
4. Walker, J. L., Hosseinzadeh, P., White, H., Murr, K., Milbrandt, T. A., Talwalkar, V. J.,
… Muchow, R. (2017). Idiopathic Genu Valgum and Its Association With Obesity in
Children and Adolescents. Journal of Pediatric Orthopaedics,
1. doi:10.1097/bpo.0000000000000971 

Anda mungkin juga menyukai