PENDAHULUAN
terjadi akibat adanya trauma maupun tenaga fisik. Pada kondisi normal, tulang
mampu menahan tekanan, namun jika terjadi penekanan ataupun benturan yang
lebih besar dan melebihi kemampuan tulang untuk bertahan, maka akan terjadi
fraktur.1
Bila terkena trauma langsung tulang dapat patah pada lokasi yang terkena
benturan, jaringan lunak disekitarnya juga dapat rusak. Bila terkena trauma tidak
langsung, tulang dapat mengalami fraktur pada tempat yang jauh dari lokasi yang
terkena benturan tersebut dan kerusakan jaringan lunak disekitar tempat fraktur
dengan olah raga, pekerjaan atau luka yang disebabkan oleh kendaraan bermotor.
TINJAUAN PUSTAKA
Fraktur adalah rusaknya kontinuitas dari struktur tulang, tulang rawan dan
lempeng pertumbuhan yang disebabkan oleh trauma dan non trauma. Tidak
Fraktur sangat bervariasi dari segi klinis, namun untuk alasan praktis,
a. Complete fractures
Tulang terbagi menjadi dua atau lebih fragmen. Patahan fraktur yang
pada oblik atau spiral (gambar 1c) lebih cenderung memendek dan terjadi
menumpuk saling tumpang tindih dan garis fraktur tidak jelas. Pada
Pada fraktur ini, tulang tidak terbagi seutuhnya dan terdapat kontinuitas
tidak terlihat (gambar 1d). Pada fraktur greenstick (gambar 1e dan 1f),
tulang melengkung atau bengkok seperti ranting yang retak. Hal ini dapat
kedalam.2
diadaptasi dan diperbaiki. Pada sistem ini, angka pertama merupakan tulang
C=komplit artikular).
pada fraktur harus dilakukan imobilisasi. Fraktur dapat menyatu baik dibidai
maupun tidak. Akan tetapi, bagaimanapun union tidak akan muncul bila
Namun ahli bedah tidak wajib untuk melakukan imobilisasi artifisial, secara
natural akan terbentuk kalus, dan kalus tersebut merupakan respon pada
memastikan terdapat tempat untuk union pada posisi yang benar, memberikan
fraktur kehilangan pasokan darah sehingga akan mati sekitar satu atau dua
milimeter.
2. Inflamasi dan proliferasi sel. Sekitar 8 jam setelah fraktur, akan timbul
dan osteogenik, mereka akan mulai membentuk tulang dan pada beberapa
kasus juga kartilago. Saat ini, populasi sel termasuk osteoklas mulai
menghentikan tulang mati. Massa tebal sel dengan tempat tulang dan
fraktur akan menurun secara progresif dan setelah 4 minggu fraktur akan
menyatu.
ruang sisa antara fragmen dengan tulang yang baru. Proses ini
2.5.1 Definisi
Capital : uncommon
Subcapital : common
Transcervical : uncommon
Basicervical : uncommon
Gambar 2.4 Fraktur Femur Proximal
Supracondylar
a. Nondisplaced
b. Displaced
c. Impacted
d. Continuited
Condylar
Intercondylar
deformitas pada tungkai atas berupa rotasi eksterna dan pemendekan tungkai
derajat beratnya fraktur. Sekitar 10% fraktur ini disebabkan oleh cedera
medialis serta fraktur pada kedua kondilus. Fraktur kondilus lateralis terjadi
karena adanya abduksi tibia terhadap femurdimana kaki terfiksasi pada dasar,
Fraktur ini disebabkan oleh cedera inversi atau eversi, atau kombinasi
berdasarkan pada jenis cedera atau jenis fraktur yang terlibat.Jenis fraktur
atau fraktur kompleks bila terjadi fraktur komunitif pada bagian distal dan
6. Fraktur Calcaneus
depresi pada permukaan posterior sendi subtalar. Mengukur sudut Bohler dari
1.Anatomi
dan akhir distal disebut sebagai pilon (sendi dan medial maleolus)3.
Posterior.
Gambar 2.6. Anatomi Tibia Fibula
2. Epidemiologi
Fraktur tibial plateau terjadi pada 1% kasus dari semua fraktur dan
8% kasus terjadi pada pasien usia tua. Fraktur yang terjadi pada
pada medial plateau terjadi pada 23% kasus fraktur plateau sedangkan
fraktur lateral plateau terjadi pada 70% kasus, dan kombinasi antara
3. Faktor Resiko
obat)
fraktur.
4. Mekanisme Trauma
Sebagian besar kejadian fraktur tibial plateau ini juga dilaporkan terjadi
akibat dari kecelakaan sepeda motor dengan kecepatan tinggi dan jatuh
secara axial, biasanya dengan posisi valgus (paling sering) atau varus
(jarang) atau trauma tidak langsung yang besar. Aspek anterior dari
Arah, besar, dan lokasi dari kekuatan yang ditimbulkan, serta posisi lutut
pada saat trauma akan menyebabkan perbedaan dari pola fraktur, lokasi,
dan tingkat pergeseran. Factor lain seperti usia dan kualitas tulang juga
Usia muda dengan tulang yang kaku memiliki angka kejadian lebih
5. Klasifikasi
otot
patah
repair segera
Tipe 1 :fraktur biasa pada kondilus tibia lateral. Pada pasien yang lebih
Tipe 3 : peremukan komunitif dengan fragmen luar yang utuh. Fraktur ini
Tipe 5 :fraktur pada kedua kondilus dengan batang tibia yang melesak
diantara keduanya
classification)
6. Diagnosis
Anamnesis
motor, jatuh dari ketinggian lebih dari 10 kaki, dan ditabrak dengan
Pemeriksaan Fisik1
1. Look (Inspeksi)
2. Feel (Palpasi)
Krepitasi.
Nyeri sumbu.
3. Move (Gerakan)
Gerakan yang tidak normal yaitu gerakan yang terjadi tidak pada
sendinya.
edem, nyeri pada lutut dimana pasien tidak dapat memikul berat tubuh.
7. Pemeriksaan Penunjang
dengan posisi anteroposterior (AP), lateral, dan dua oblik. Foto X-ray
tetapi tingkat kominusi atau depresi dataran mungkin tidak terlihat jelas.
sering utuh, tetapi bila kondilus medial remuk, ligament lateral biasanya
robek2.
Gambar 2.10 Foto X-Ray Genu Sinistra AP
diagnosis dari fraktur tibial plateau dan diindikasikan pada kasus dengan
lunak dari lokasi trauma. Namun, tidak ada indikasi yang jelas untuk
8. Terapi
operative :
Non-operative
secara partial selama 8-12 minggu, dan progressif hingga memikul beban
digunakan6,7.
gerakan lutut dimulai. Segera setelah nyeri dan pembengkakan akut telah
mereda, gips penyangga berengsel dipasang dan pasien diperbolehkan
Operative
cm.
3. Fraktur terbuka
4. Sindrom kompartemen
yaitu :
(kurang dari 5 mm) dan lutut stabil atau jika pasien telah tua dan lemah
kali untuk membentuk tibia bagian atas pada kondilus femur yang
aktif harus dilakuakn tiap hari. Selain itu, lutut dapat diterapi sejak
gerakan ; seminggu setelah terapi ini penggunaan mesin itu dihentikan dan
latihan aktif dimulai. Segera setelah fraktur menyatu (biasanya setelah 3-4
minggu), pen traksi dilepas, gips penyangga berengsel dipasang dan pasien
selama 6 minggu lagi. Pada pasien muda dengan fraktur tipe 2, terapi ini
terapinya mirip dengan prinsip yang berlaku untuk fraktur tipe 2. Tetapi,
tertutup dengan traksi yang kuat dan kompresi lateral, jika ini berhasil,
fraktur diterapi dengan traksi atau CPM. Kalau reduksi tertutup gagal,
reduksi terbuka dan fiksasi dapat dicoba. Pasca operasi, latihan dimulai
bergeser dapat diterapi dalam gips penyangga. Kalau fragmen nyata sekali
traksi dan pasien kemudian diterapi seperti pada cedera tipe 2. Fraktur
yang lebih kompleks dengan kominusi berat juga lebih baik ditangani
dengan kontur dan sekrup pada sisi tulang itu. Kecuali kalau terobek,
meniscus harus dipertahankan dan dijahit lagi di tempatnya ketika kapsul
diperbaiki2.
Fraktur kompleks pada tibia proksimal sulit difiksasi dan banyak ahli
bedah lebih suka member terapi dengan traksi dan mobilisasi. Kalau
lengkap2.
Gambar 2.14 Fraktur tibial plateau- fiksasi. (a) sekrup tunggal mungkin
dan sekrup lebih aman. (c) depresi yang lebih dari 1 cm dapat diterapi
tulang. (e) fraktur compleks dapat diterapi dengan operasi tetapi, kecuali
kalau reduksi dapat dijamin sempurna, terapi dengan traksi dan gerakan
saja mungkin lebih bijaksana ; mengikat fragmen yang menonjol ke atas
Trauma pada jaringan lunak oleh fraktur dengan senergy tinggi pada
Daripada membuka daerah sendi untuk mengurangi fraktur, hal ini juga
9. Prognosis
10. Komplikasi
1. Komplikasi dini
Kaki dan ujung kaki harus diperiksa secara terpisah untuk mencari
tanda-tanda iskemia2.
Kerusakan dari nervus peroneal. Hal ini umum terjadi pada trauma di
TINJAUAN KASUS
Umur : 52 tahun
No. Telepon :-
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Pekerjaan : Wiraswasta
No. RM : 863355
3.1.2 Subjektif
Pasien datang ke IGD RSU Haji dengan keluhan nyeri pada lutut kiri
setelah jatuh dari tangga dengan ketinggian sekitar 0,5 meter. Pasien
belum, sehingga pasien jatuh dan salah menumpu dengan kaki kiri
- Thorax :
o P : sonor/sonor
- Cor :
o I : flat
- Ekstremitas :
−/−
o edema −/+
+/+
o akral hangat, kering, merah +/+
- Regio genusinistra:
shortening (-)
o F : Nyeri tekan (+), teraba hangat (+), edema (+), krepitasi (-), false
movement (-),
o M : ROM gerak aktif & pasif terbatas nyeri (+), false movement (-)
Comunis)
3.1.7 Assesment
3.1.8 Planning
- Diagnosis : -
- Terapi :
o Darah Lengkap
- Vital Sign
3.2.7 Edukasi
- Menjelaskan kepada pasien tentang sakit yang diderita pasien bahwa ada
agar posisi bisa baik dan mencegah risiko komplikasi apabila tidak
- Edukasi untuk menjaga kebersihan luka paska operasi dan rutin kontrol
Makasar
Saunders Elseiver.
10. Kingsley Chin, dkk. Orthopaedic Key Review Concept, 1st edition.
12. Reznik, Alan M. Tibial Plateau Fractures. The Orthopaedic Group. 2011
13. Cluet Jonathan. Tibial Plateau Fracture. 2005. Available from :
http://orthopedics.about.com