Anda di halaman 1dari 2

Klasifikasi Fraktur Antebrachii Menurut Arif Mansjoer (2000: 351) ada 4 klasifikasi fraktur antebrachii antaralain: 1.

Fraktur Colles Deformitas pada fraktur ini berbentuk seperti sendok makan (dinner fork deformity). Pasien terjatuh dalam keadaan tangan terbuka dan pronasi, tubuh beserta lengan berputar ke dalam (endorotasi). Tangan terbuka terfiksasi di tanah berputar keluar (eksorotasi supinasi). 2. Fraktur Smith. Fraktur dislokasi ke arah anterior (volar), karena itu sering disebut reverse colles fracture. Fraktur ini biasa terjadi pada orang muda. Pasien jatuh dengan tangan menahan badan sedang posisi tangan dalam keadaan volar fleksi pada pergelangan tangan dan pronasi. 3. Fraktur Galeazzi. Fraktur radius distal disertai dislokasi sendi radius radius ulna distal. Saat pasien jatuh dengan tangan terbuka yang menahan badan, terjadi pula rotasi lengan bawah dalam posisi pronasi waktu menahan berat badan yang memberi gaya supinasi. 4. Fraktur Montegia. Fraktur sepertiga proksimal ulna disertai dislokasi sendi radius ulna proksimal.

Fraktur Antebrachii Secara Umum Pemeriksaan Pada pemeriksaan fisik didapati tanda fraktur, Pemeriksa harus memperhitungkan kemungkinan adanya gangguan syaraf atau kerusakan pembuluh darah. Pada pemeriksaan radiologis yang perlu diperhatikan adalah adanya luksasl sendi radioulnar proksimal atau distal yang lebih dicurigai apabila ditemukan fraktur hanya pada salah satu tulang disertai dislokasi. Pemeriksaan Penunjang Menurut Doegoes,dkk (1999) pemeriksaan penunjang pada kasus fraktur : 1. Scan tulang, tomogram, magnetic resonance imaging (MRI) memperlihatkan fraktur, juga dapat digunakan untuk mengidentifikasikan kerusakan jaringan lunak. 2. Arteriogram, dilakukan bila dicurigai adanya kerusakan vaskuler 3. Profil koagulasi 4. Perubahan dapat terjadi pada kehilangan darah, tranafusi multiple atau cairan hati.(6) Penanganan Pada fraktur yang tidak berubah posisinya dilakukan pemasangan gips di atas siku. Pada fraktur yang posisinya berubah harus dilakukan reposisi tertutup untuk kemudian dipasang gips di atas siku. Untuk fraktur radius ulnar proksimal, lengan bawah diimobilisasi dalam gips pada posisi supinasi. Posisi ini dimaksudkan untuk mengatasi rotasi radius dan mengendurkan otot supinator. Fraktur bagian distal umumnya diimobilisasi dalam posisi pronasi dan patah tulang bagian tengah dalam posisi netral. Akan tetapi, pada umumnya fraktur kedua tulang radius dan ulna sulit untuk dilakukan reposisi tertutup dengan baik sehingga diperlukan operasi reposisi terbuka dan fiksasi interna. Reposisi terbuka juga lebih sering diperlukan pada patah tulang yang disertai dislokasi sendi. (1) Penyulit Lesi saraf jarang terjadi pada fraktur tertutup. Apabila terjadi, bisa mengenai saraf radialis, ulnaris maupun medianus atau cabangnya. Cedera saraf radialis ditemukan pada fraktur Monteggia. sedangkan cedera saraf medianus sering terjadi pada fraktur radius distal. (1) Karena di lengan bawah terdapat banyak pembuluh darah kolateral, kerusakan pembuluh darah jarang berakibat berat terhadap lengan bawah. Penyulit yang segera tampak berupa sindrom kompartemen juga relatif jarang. Apabila terdapat sindrom ini, biasanya sulit didiagnosis atau terlambat karena denyut nadi sering masih teraba. Pengobatannya adalah fasiotomi yang cukup luas. Pada pembedahan memang tidak boleh dilakukan penjahitan kembali fasia. (1) Komplikasi Komplikasi lambat yang tersering adalah salah-taut dan apabila salah-tautnya berupa angulasi disertai dengan ketidaksejajaran radius dan ulna, akan terjadi gangguan gerak pronasi dan

supinasi. Komplikasi lain adalah terbentuknya sinostosis atau jembatan kalus, yaitu kalus antara radius dan ulna sehingga kemungkinan supinasi dan pronasi hilang. Sinostosis ini dapat terjadi pada fraktur dislokasi, seperti fraktur Monteggia atau fraktur Galeazzi. (1) Komplikasi yang tidak jarang terjadi adalah pseudartrosis karena gagal bertaut, misalnya akibat terjadinya infeksi, operasi yang terlalu merusak periost, atau terselipnya otot di antara fragmen patahan tulang. Komplikasi infeksi yang menyebabkan osteomielitis biasanya merupakan akibat dari fraktur terbuka meskipun tidak jarang terjadi setelah reposisi terbuka. (1) 2.5.1 Fraktur Satu Tulang Fraktur radius saja biasanya terjadi akibat suatu trauma langsung dan sering terjadi pada bagian proksimal radius. Fragmen fraktur akan terdislokasi ad latitudinem dan ad periferam. Fraktur ini sulit direposisi secara tertutup atau akan mengalami redislokasi bila reposisi berhasil. Oleh karena itu, dianjurkan reposisi terbuka dan biasanya dipasang fiksasi interna dengan plat jenis kompresi. Fraktur ulna biasanya disebabkan oleh trauma langsung, misalnya menangkis pukulan dengan lengan bawah. Relatif sering terjadi fraktur yang tidak berubah posisinya. Pengobatan biasanya konservatif dengan pemasangan gips. Kadang Juga terjadi fraktur yang terdislokasi, dalam hal Ini harus diteliti apakah ada juga fraktur tulang radius atau dislokasi sendi radioulnar. Pada fraktur yang kominutif dapat terjadi penyatuan lambat atau pseudoartrosis dan ini memerlukan tindak operatif disertai cangkok tulang. (1)

Anda mungkin juga menyukai