1 Definisi
Gangguan ginjal akut atau Acute Kidney Injury (AKI) dapat diartikan
sebagai penurunan cepat dan tiba-tiba atau parah pada fungsi filtrasi ginjal. Kondisi ini biasanya
ditandai oleh peningkatan konsentrasi kreatinin serum atau azotemia (peningkatankonsentrasi
BUN). Akan tetapi biasanya segera setelah cedera ginjal terjadi, tingkat konsentrasi BUN
kembali normal, sehingga yang menjadi patokan adanya kerusakan ginjal adalah penurunan
produksi urin. Selain itu, peningkatan nilai BUN juga dapat terjadi tanpa disertai kerusakan
ginjal, seperti pada perdarahan mukosa atau saluran pencernaan, penggunaan steroid, pemasukan
protein. Oleh karena itu diperlukan pengkajian yang teliti dan hati-hati dalam menentukan
apakah seseorang mengamalami kerusakan ginjal atau tidak
2. Epidemiologi
Data epidemiologi mengenai AKI sulit ditemukan, antara lain dikarenakan tidak adanya
keseragaman mengenai definisi dan variasi gejala klinik yang luas sehingga sulit untuk membuat
review kepusatakaan atau meta analisis. Dengan digunakannya kriteria RIFLE sebagai dasar
diagnosis, ternyata ditemukan angka kejadiannya jauh meningkat. Angka kejadian AKI dapat
dikelompokkan menjadi yang terjadi di populasi umum (community based) dan yang terjadi di
rumah sakit (hospital based).
Tergantung kepada definisi yang digunakan, AKI merupakan komplikasi yang terjadi
pada 5-7% pasien yang masuk ke rumah sakit serta 30% pasien yang dirawat di ICU. Dari
seluruh kasus AKI, AKI pre renal mencakup sekitar 55%, AKI intrinsik sekitar 40%, sedangkan
AKI post renal mencakup 5% kasus.
Pada sebuah penelitian di Inggris, dengan kriteria RIFLE dilaporkan angka kejadian AKI
di populasi umum yang cukup tinggi, yaitu 1.811 kasus/juta penduduk dan acute on CKD sebesar
336 kasus/juta penduduk. Angka kejadian AKI yang terjadi di rumah sakit juga dilaporkan
mencapai 180 kasus dari 1000 pasien yang dirawat.
3. Klasifikasi
Pemahaman terhadap faktor resiko yang dimilki individu dapat membantu untuk
mencegah terjadinya AKI. Hal ini terutama berguna di rumah sakit, dimana bisa dilakukan
penilaian faktor resiko terlebih dahulu sebelum adanya paparan seperti operasi atau adiministrasi
agen yang berpotensi nefrotoksik
5. Etiologi
Gangguan ginjal akut adalah suatu proses multifaktor yang meliputi gangguan pada
sistem hemodinamik renal, obstruksi tubulus renalis, gangguan sel, dan metabolik. Patofisiologi
terjadinya AKI terdiri dari kumpulan kejadian yang sangat kompleks dan bervariasi tergantung
pada etiologi penyebab AKI. Patofisiologi AKI memiliki gambaran yang berbeda pada setiap
klasifikasi penyebab AKI, yaitu prerenal, intra renal, dan post renal.
Pada AKI prerenal, respon yang terjadi merupakan reaksi dari fungsi ginjal terhadap
keadaan hipoperfusi ginjal tanpa melibatkan gangguan pada struktur ginjal. Pada keadaan ini,
integritas jaringan ginjal masih terpelihara dengan adanya mekanisme autoregulasi ginjal.
Berkurangnya perfusi ginjal akan menyebabkan perangsangan aktivitas sistem renin angiotensin
aldosteron (RAAS) yang mengakibatkan peningkatan kadar angiotensin II. Peningkatan kadar
angiotensin II menimbulkan vasokonstriksi arteriol efferen glomerulus ginjal. Angiotensin II
juga berperan pada arteriol afferen glomerulus, tetapi efeknya akan meningkatkan hormon-
hormon vasodilator prostaglandin sebagai upaya kontraregulasi. Vasokonstiksi pada arteriol
efferen dilakukan untuk mempertahankan tekanan kapiler intra glomerulus serta LFG agar tetap
normal.
Mekanisme autoregulasi ini dapat dilihat pada Gambar 1 berikut.
Pada Gambar 2 di atas, tahapan AKI prerenal akan berlanjut pada tahap inisiasi yang
ditandai dengan kerusakan pada sel-sel epitel dan endotel. Proses kerusakan pada sel-sel epitel
diawali dengan terjadinya perenggangan dan hilangnya brush border tubulus proksimal disertai
penurunan polaritas sel. Perbaikan gangguan ginjal pada tahap ini akan menyebabkan
penyembuhan secara sempurna. Tetapi bila berlanjut pada tahap ekstensi, akan terjadi apoptosis
dan nekrosis sel-sel epitel, proses deskuamasi yang akan menyebabkan sumbatan pada lumen
tubulus, dan terjadinya proses inflamasi seperti terlihat pada Gambar 3 berikut.
Gambar 3 Gangguan yang Terjadi pada Struktur Sel Tubuli Setelah Terjadinya Iskemia