Anda di halaman 1dari 79

RADIOLOGI

EMERGENCY PADA
EKSTREMITAS ATAS DAN
EKSTREMITAS BAWAH
Pemeriksaan tulang – tulang pada
ekstremitas inferior
 Posisi pasien erect dengan proyeksi
Anteroposterior merupakan proyeksi dasar.
Penting pada posisi ini agar patella berada
di center diantara condyles femoral

CEDERA SENDI AKROMIO-
KLAVIKULA
 benturan  bahu pada saat abduksi
 Klasifikasi:
 Sprain of ligament, subluksasi dan dislokasi
 Klasifikasi Rockwood
CEDERA SENDI AKROMIO-
KLAVIKULA
 benturan  bahu pada saat abduksi
 Klasifikasi:
 Sprain of ligament, subluksasi dan dislokasi
 Klasifikasi Rockwood
SUBLUKSASI SENDI AKROMIO-
KLAVIKULA
DISLOKASI SENDI AKROMIO-
KLAVIKULA
ROCKWOOD CRITERIA
ROCKWOOD CRITERIA

 Tipe I  Clavicula tidak elevasi,


 AC : Mild Sprain
 CC Ligament : intact
 Joint capsule : intact
 Otot deltoid : intact
 Otot trapezius : intact
ROCKWOOD CRITERIA
ROCKWOOD CRITERIA

 Tipe II  clavicula elevasi tetapi


tidak melebihi batas atas
acromion
 AV ligament: ruptured
 CC Ligament: sprain
 Joint capsule: rupture
 Otot deltoid: minimally
detached
 Otot trapezius: minimally
detachedd
ROCKWOOD CRITERIA
ROCKWOOD CRITERIA

 Tipe III  clavicula elevasi di


atas batas acromion tetapi
jarak CC kurang dari dua kali
normal (<25 mm)
 AV ligament: ruptured
 CC Ligament: rupture
 Joint capsule: rupture
 Otot deltoid: detached
 Otot trapezius: detachedd
ROCKWOOD CRITERIA
ROCKWOOD CRITERIA

 Tipe IV  Clavicula displaced


ke posterior
 AV ligament: ruptured
 CC Ligament: rupture
 Joint capsule: rupture
 Otot deltoid: detached
 Otot trapezius: detachedd
ROCKWOOD CRITERIA
ROCKWOOD CRITERIA

 Tipe V  Clavicula elevasi dan


jarak CC l>2x normal (>25 mm)
 AV ligament: ruptured
 CC Ligament: rupture
 Joint capsule: rupture
 Otot deltoid: detached
 Otot trapezius: detachedd
ROCKWOOD CRITERIA
ROCKWOOD CRITERIA

 Tipe V  Clavicula displaced


ke inferior dibelakang
coracobrachialis dan tendon
bicep
 AV ligament: ruptured
 CC Ligament: rupture
 Joint capsule: rupture
 Otot deltoid: detached
 Otot trapezius: detachedd
ROCKWOOD CRITERIA
DISLOKASI KARPAL (TERMASUK DISLOKASI
LUNATUM DAN PERILUNATUM)
 Trauma pada pergelangan tangan
 Diklasifikasikan dalam 4 kategori
 Dislokasi skapolunatum
 Dislokasi perilunatum
 Dislokasi perilunatum dengan dislokasi triquetrum (mid karpal)
 Dislokasi lunatum
 Gambaran klinis:
 Nyeri dan bengkak
 ROM pergelangan tangan terbatas
 Nyeri tekan pada area skapolunatum
Gambaran radiologi

 Posisi AP dan Lateral, perbandingan dengan sisi yang berlawanan


juga seringkali berguna
 Pada hubungan lateral, lihat hubungan antara bagian distal tulang
radius, lunatum dan capitatum (saucer, cup and apple)
Dislokasi Skapolunatum
 Dislokasi skapolunatum, terdapat
peningkatan (>3mm), celah antara
tulang skapoid dan lunatum (proyeksi
AP)  Terry Thomas Sign
Dislokasi Perilunatum

 pada dislokasi perilunatum,


tulang capitatum mengalami
dislokasi ke dorsal terhadap
tulang lunatum.
 Kesegarisan antara tulang
lunatum dan distal radius
(saucer and cup) masih
normal
Dislokasi mid-karpal

 Pada dislokasi mid-carpal, os


lunatum dan capitatum sama
sama dislokasi
Dislokasi lunatum

 Tulang lunatum dislokasi ke volar


(lateral view)
 Proyeksi AP tulang lunatum
tampak memiliki gambaran
triangular
Fraktur Klavikula
 Benturan kuat pada bahu
 1/3 tengah dan 1/3 distal paling
sering (80%)
 Dislokasi sterno-klavikula/ acromio-
klavikula
 Lekukan yang terpalpasi (krepitasi)
dapat diraba
 Proyeksi AP biasanya cukup
 Waspada Pneumothoraks minimal
 Selalu tanyakan riwayat
keganasan (fraktur sekunder) dan
riwayat radioterapi (nekrosis akibat
radiasi yang menyerupai fraktur)
Fraktur Colles
 Deformitas dinner fork
 Proyeksi AP dan lateral
 F. Colles merupakan fraktur
ekstra-articular pada distal rad
 Terdapat angulasi dan
displacement fragment distal
fraktur ke volar
 Fraktur bersifat impaksi dan
seringkali disertai fraktur
processus styloideus
Fraktur Smith
 Jatuh pada punggung tangan
atau akibat benturan langsung
 Proyeksi yang direkomendasikan
adalah AP dan Lateral
 Reverse Colles
 Fraktur transversal melalui
bagian distal dari metafisis
radius yang disertai angulasi ke
arah dorsal
Fraktur Barton’s
 Garis fraktur Barton terjadi
intraarticular dan berjalan obliq
(coles=transversal)
 Ada dua tipe: dorsal dan volar
 Pada fraktur ini terdapat
displacement ke arah
volar/dorsal dan
subluksasi/dislokasi sendi
radiocarpal
 Posisi yang diperlukan adalah
AP dan Lateral
Fraktur Chauffeur’s (Hutchinson)
 Merupakan fraktur intraarticular
pada proc. Styloideus radius
 Paling baik dilihat pada posisi AP
Fraktur Greenstick
 Fraktur inkomplit pada metafisis
yang terlihat sebagai disrupsi
pada salah satu sisi korteks
dengan angulasi pada sisi yang
berlawanan
Fraktur Shalter Harris
 Shalter haris merupakan fraktur
pada physeal
 Mnemonic untuk fraktur shalter
haris adalah SALTR
 Slipped
 Above
 Lower
 Transverse
 rammed
Fraktur Shalter Harris tipe I
 Slipped
 Merupakan fraktur yang
melintasi growthplate dan tidak
melibatkan tulang
 Prognosis baik
Fraktur Shalter Harris tipe II
 Above
 Garis fraktur melintasi sebagian
besar growth plate dan naik ke
atas melintasi metaphysis
 Prognosis baik
Fraktur Shalter Harris tipe III
 Lower
 Fraktur melintasi growth plate
dan turun melewati epiphysis
 Prognosis jelek
Fraktur Shalter Harris tipe IV
 Transverse
 Intra articular
 Garis fraktur melintasi
metaphysis, growth plate dan
epiphysis
 Prognosis jelek
Fraktur Shalter Harris tipe V
 Rammed
 Kompresi pada growth plate
 Prognosis terjelek
Fraktur Galeazzi
 Merupakan fraktur radius
yang disertai dislokasi radio-
ulna distal
 Jarang
 Jatuh dengan tangan posisi
pronasi
Fraktur Humerus – Fraktur
Permukaan Artikular
 Termasuk dalam fraktur ini adalah fraktur
capitullum, troklea, epicondilus,
olecranon dan caput radius
 FRAKTUR CAPITULLUM
 Jatuh dengan tangan terlentang
 Terdapat displacement dari os capitullum
 FRAKTUR TROKLEA
 fraktur ini jarang terjadi
Fraktur Humerus – Fraktur
Permukaan Artikular
 FRAKTUR EPIKONDILAR/ EPIFISIS
 untuk menghindari kesalahan penilaian
radiologi, gunakan istilah Critol
 Capitellum (1 Th)
 Radial head (3 Th)
 Medial (Internal) epicondyle (5 Th)
 Trochlea (7 Th)
 Olecranon (9 Th)
 Lateral epicondyle (11 Th)
Fraktur Humerus – Fraktur
Permukaan Artikular
 FRAKTUR OLECRANON
 Biasanya sekunder akibat jatuh dengan
tangan terentang
 AP dan lateral. Displacement paling baik
dievaluasi pada posisi fleksi dengan
proyeksi lateral
 FRAKTUR CAPUT RADIUS
 Seringkali garis fraktur sulit diindentifikasi
 Curiga jika anamnesis mendukung dan
terdapat efusi sendi (posterior fat pad
yang terlihat atau terdorong)
Fraktur Humerus – Fraktur Proksimal

 Umum pada orang tua dengan


osteoporosis yang jatuh dengan tangan
terentang
 Klasifikasi Neer digunakan untuk menilai
garis fraktur humerus proksimal (caput,
tuberkulum mayor, tuberkulum minor dan
corpus humerus)
 Displacement didefinisikan sebagai
separasi > 1cm atau angulasi > 450
Fraktur Humerus – Fraktur Proksimal

KLASIFIKASI NEER
 I minimal displacement
 II anatomical neck
 III surgical neck
 IV tuberositas mayor
 V tuberositas minor
 VI fraktur dislokasi ke anterior/ posterior
Fraktur Humerus – Fraktur Corpus

 Biasanya akibat benturan


langsung
 Proyeksi AP dan lateral
Fraktur Humerus – Fraktur
Suprakondilar
 Terjadi pada humerus distal
pada proksimal dari
epikondilus
 Proyeksi AP dan Lateral dari
siku
Fraktur dislokasi Montegia

 Fraktur ulna yang disertai


dislokasi pada caput radius
 Proyeksi AP dan lateral dari
lengan bawah mencakup
siku yang diperlukan
 Perhatikan dengan seksama
radiocapitellar line (sumbu
radius harus melewati
pertengahan capitullum
pada proyeksi AP maupun
lateral )
Fraktur Skapula

 Merupakan cedera yang


jarang karena scapula
bersifat mobil dan tertutup
oleh otot
 Foto thorax AP dapat terlihat
fraktur pada scapula, posisi
lain seperti aksila lateral juga
bermanfaat
 Klasifikasi berdasaarkan
tempat
 Melibatkan spina scapula
 Fraktur acromion atau
prosesus korakoid
 Melibatkan collum skapulla
Dislokasi Sendi Bahu

 Sendi glenohumeral merupakan


sendi yang paling sering dislokasi
 Arah dislokasi dapat anterior,
posterior atau inferior
ANTERIOR
 Kebanyakan terlihat baik pada
foto AP. posisi aksial dan apical
dapat ditambahkan apabila
ragu.
 Lesi Hill-Sachs: Depresi pada
aspek postero-lateral dari caput
humeri, sering karena dislokasi
yang rekuren karena caput
humeri membentur fossa glenoid
 Bankart Lession defek pada
labrum anterior glenoid yang
terlihat paling baik pada
Dislokasi Sendi Bahu
POSTERIOR
 Paling baik terlihat dengan
proyeksi lateral
 Tanda light – bulb pada proyeksi
AP dan pelebaran celah Gleno-
humeral (>6 cm)
 Through Sign merupakan fraktur
kompresi dari permukaan antero
medial humerus, terlihat sebagai
garis sklerotik yang parallel pada
permukaan sendi
Fraktur Skapoid
 Fraktur karpal yang paling sering
(60%)
 Schapoid view masih
direkomendasikan
 Proyeksi PA hilangnya navicular
fat stripe mengarah kepada
kecurigaan adanya fraktur
scapoid
 Diklasifikasikan berdasarkan
lokasi:
 Tuberositas dan Polus proksimal
 Pinggang
 Polus distal
Fraktur Metakarpal Ibu Jari
 Relatif jarang
 Seringnya pada basis ibu jari
 Proyeksi AP dan Lateral
bermanfaat dengan proyeksi
oblik
 FRAKTUR BENNET: fragmen medial
masih mempertahankan
kesegarisan dengan trapezium.
Metakarpal ibu jari mengalami
dislokasi ke dorsal dan radial
akibat aksi oto abductor polingis
longus
 FRAKTUR ROLANDO: fraktur pada
basis ibu jari yang meluas ke
sendi trapezio-metakarpal
Fraktur Metakarpal Ibu Jari
 Relatif jarang
 Seringnya pada basis ibu jari
 Proyeksi AP dan Lateral
bermanfaat dengan proyeksi
oblik
 FRAKTUR BENNET: fragmen medial
masih mempertahankan
kesegarisan dengan trapezium.
Metakarpal ibu jari mengalami
dislokasi ke dorsal dan radial
akibat aksi oto abductor polingis
longus
 FRAKTUR ROLANDO: fraktur pada
basis ibu jari yang meluas ke
sendi trapezio-metakarpal
Fraktur Metakarpal Ibu Jari
 Relatif jarang
 Seringnya pada basis ibu jari
 Proyeksi AP dan Lateral
bermanfaat dengan proyeksi
oblik
 FRAKTUR BENNET: fragmen medial
masih mempertahankan
kesegarisan dengan trapezium.
Metakarpal ibu jari mengalami
dislokasi ke dorsal dan radial
akibat aksi oto abductor polingis
longus
 FRAKTUR ROLANDO: fraktur pada
basis ibu jari yang meluas ke
sendi trapezio-metakarpal
Fraktur Pergelangan Kaki
 DANIS-WEBER klasifikasi
berdasarkan ketinggian fraktur
fibula
 WEBER A: fraktur pada distal
sindesmosis (sendi tibo fibula
distal)
 WEBER B: fraktur pada level
sindesmosis (fraktur spiral yang
bermula dati plafon tibia dan
meluas ke proksimal)
 WEBER C: di atas level
sindesmosis dan disertai robekan
membrane interossea
Catatan:
Weber B dan C bersifat tidak stabil
Apabila os Talus tidak berada
dibawah plafon tibia  dislokasi
Fraktur Pergelangan Kaki
 DANIS-WEBER klasifikasi
berdasarkan ketinggian fraktur
fibula
 WEBER A: fraktur pada distal
sindesmosis (sendi tibo fibula
distal)
 WEBER B: fraktur pada level
sindesmosis (fraktur spiral yang
bermula dati plafon tibia dan
meluas ke proksimal)
 WEBER C: di atas level
sindesmosis dan disertai robekan
membrane interossea
Catatan:
Weber B dan C bersifat tidak stabil
Apabila os Talus tidak berada
dibawah plafon tibia  dislokasi
Fraktur Pergelangan Kaki
 Proyeksi AP dan Leteral
merupakan proyeksi yang
penting
 Jika terdapat fraktur fibula nilai
ketinggian, displacement dan
polanya
 Celah antara malleolus medial
dan talus harus berukuran sama
dengan jarak antara permukaan
distal tibia dengan talus
 Nilai jarak tibio-fibular distal
sebagai panduan terhadap
adanya sindesmosis/ligamentum
tibio-fibular
Dislokasi Panggul - Traumatik
 Dislokasi keposterior (paling
sering) terjadi ketika panggul
sedang dalam keadaan fleksi
dan adduksi saat terjadi
benturan
 Proyeksi yang dianjurkan adalah
AP dan Lateral
 Pada dislokasi ke posterior caput
femoris tampak lebih kecil
dibandingkan sisi yang sehat
pada proyeksi AP (dislokasi ke
anterior tampak lebih besar)
Fraktur Collum Femoris
 Semakin lanjut usia, semakin
besar kemungkinan terkena
fraktur ini (pengaruh densitas
tulang)
 Dibagi menjadi fraktur intra-
kapsular (suplai darah ke caput
femoris terganggu) fraktur ekstra-
kapsular (suplai darah ke caput
femoris tidak terganggu)
 Proyeksi AP dan Lateral (cari
keadaan asimetris, bandingkan
shenton line pada proyeksi AP,
periksa angulasi caput
dibandingkan dengan collum
femoris pada proyeksi lateral)
Fraktur Collum Femoris
 Fraktur collum femoris dapat
diklasifikasikan menjadi:
 Intra-kapsular
 kapital
 Subkapital
 Transservikal
 Ekstra-kapsular
 Trokanteric
 subtrokanterik
Fraktur Collum Femoris
 Fraktur collum femoris dapat
diklasifikasikan menjadi:
 Intra-kapsular
 kapital
 Subkapital
 Transservikal
 Ekstra-kapsular
 Trokanteric
 subtrokanterik
Fraktur Collum Femoris
 Fraktur collum femoris dapat
diklasifikasikan menjadi:
 Intra-kapsular
 kapital
 Subkapital
 Transservikal
 Ekstra-kapsular
 Trokanteric
 subtrokanterik
Fraktur Collum Femoris
 Fraktur collum femoris dapat
diklasifikasikan menjadi:
 Intra-kapsular
 kapital
 Subkapital
 Transservikal
 Ekstra-kapsular
 Trokanteric
 subtrokanterik
Fraktur Collum Femoris
 Fraktur collum femoris dapat
diklasifikasikan menjadi:
 Intra-kapsular
 kapital
 Subkapital
 Transservikal
 Ekstra-kapsular
 Trokanteric
 subtrokanterik
Fraktur Korpus Femoris
 dibagi menjadi 1/3 proksimal,
tengah dan distal
 Dua proyeksi diperlukan untuk
menilai displacement (AP dan
Lateral)
Fraktur Patella
 Diklasifikasikan menurut tempat
dan tampilannya: longitudinal,
transversal (paling umum), stelat,
marginal, polar atau
osteokondral
 Proyeksi AP dan Lateral sangat
bermanfaat. Posisi Skyline view
juga bermanfaat akan tetapi
sulit dilakukan pada kondisi akut
(karena lutut harus fleksi)
 Cari adanya lipohemartrosis
pada horizontal beam lateral.
 Waspada: patella bi-partite dan
multi-partite kongenital (fragmen
cenderung bundar dan
berkorteks jika dibandingkan
Fraktur Patella
 Diklasifikasikan menurut tempat
dan tampilannya: longitudinal,
transversal (paling umum), stelat,
marginal, polar atau
osteokondral
 Proyeksi AP dan Lateral sangat
bermanfaat. Posisi Skyline view
juga bermanfaat akan tetapi
sulit dilakukan pada kondisi akut
(karena lutut harus fleksi)
 Cari adanya lipohemartrosis
pada horizontal beam lateral.
 Waspada: patella bi-partite dan
multi-partite kongenital (fragmen
cenderung bundar dan
berkorteks jika dibandingkan
Slipped Upper Femoral Epiphysis
 Proyeksi PA dan Frog view
 Ditemukan displacement caput
femoris ke postero-medial (line of
Klein tidak memotong epifisis
caput femoris kanan)
 Epifisis tampak lebih kecil akibat
posterior slippage
 Slippage dapat hanya terlihat
pada frog leg view
Slipped Upper Femoral Epiphysis
 Proyeksi PA dan Frog view
 Ditemukan displacement caput
femoris ke postero-medial (line of
Klein tidak memotong epifisis
caput femoris kanan)
 Epifisis tampak lebih kecil akibat
posterior slippage
 Slippage dapat hanya terlihat
pada frog leg view
Fraktur Plat Tibia
 Cedera intra-articular yang
menyebabkan hilangnya
kongruitas sendi
 Diklasifikasikan menurut
Schatzker
 Proyeksi AP dan Lateral
horizontal, terkadang obliq
diperlukan untuk fraktur minimal
Fraktur Plat Tibia
 Schatzker I: wedge-shaped pure
cleavage fracture of the lateral
tibial plateau, originally defined
as having less than 4 mm of
depression or displacement
Fraktur Plat Tibia
 Schatzker II: splitting and
depression of the lateral tibial
plateau; namely, type I fracture
with a depressed component
Fraktur Plat Tibia
 Schatzker III: pure depression of
the lateral tibial plateau; divided
into two subtypes:
 Schatzker IIIa: with lateral
depression
 Schatzker IIIb: with central
depression
Fraktur Plat Tibia
 Schatzker IV: medial tibial
plateau fracture with a split or
depressed component
Fraktur Plat Tibia
 Schatzker V: wedge fracture of
both lateral and medial tibial
plateau
Fraktur Plat Tibia
 Schatzker VI: transverse tibial
metadiaphyseal fracture, along
with any type of tibial plateau
fracture (metaphyseal-
diaphyseal discontinuity)
Fraktur Korpus Tibia
 Fraktur panjang yang paling
sering. Seringkali berhubungan
dengan fraktur fibula
 Terbagi atas 1/3 distal, 1/3
medial dan 1/3 proksimal
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai