Anda di halaman 1dari 14

OURNAL READING

ZINC SUPPLEMENTATION ENCHANCES LINEAR GROWTH IN


SCHOOL-AGED CHILDREN: A RANDOMIZED CONTROLLED
TRIAL

Oleh :
Muhammad Nurrochman
1820221166

Pembimbing :
dr. urniawati Arifah, Sp.A

DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN ANAK | RSUD PROF. DR.


MARGONO SOEKARJO
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN
NASIONAL VETERAN JAKARTA
2019
LEMBAR PENGESAHAN

JOURNAL READING
ZINC SUPPLEMENTATION ENCHANCES LINEAR GROWTH IN
SCHOOL-AGED CHILDREN: A RANDOMIZED CONTROLLED
TRIAL

Disusun oleh:
Muhammad Nurrochman

Journal Reading ini dipresentasikan dan disahkan sebagai salah satu syarat
mengikuti ujian Kepaniteeraan klinik di Bagian Ilmu anak RSUD Prof Dr.
Margono Soekardjo Purwokerto

Purwokerto, 18 September 2019


Pembimbing

dr. Kurniawati Arifah, Sp.A


ANALISIS PICO

Zinc Supplementation Enchances Linear Growth in School-aged Children: A


Randomized Controlled Trial
Sanguansak Rerksuppaphol and Lakkana Rersuppaphol

Problem:
mengetahui efek dari pemberian suplementasi zinc terhadap pertumbuhan anak anak usia
sekolah dasar

Intervention:
Zinc bisglycinate (mengandung 15 mg element zink) diberikan selama 6 bulan

Comparison:
Placebo

Outcome:
1. Peningkatan berat badan kasar setelah follow up penelitian selama 6 bulan 3,3 ± 2,2 kg,
kelompok placebo 3,2 ± 2,2 kg (P = 0,865) dan peningkatan berat Z score pada kelompok zinc
0,22 ± 0,34, kelompok placebo 0,26 ± 0,24 ( = 0,501)

2. Peningkatan tinggi badan kasar setelah follow up penelitian selama 6 bulan 5,6 ± 2,4 cm,
kelompok placebo 4,7 ± 1,4 kg (P = 0,009) dan peningkatan tinggi Z score pada kelompok
zinc 0,45 ± 0,37, kelompok placebo 0,37 ± 0,27 ( = 0,048)

3. Parameter Antropometri lainnya termasuk lingkar pinggang dan pinggul, ketebalan lipatan
kulit, dan komposisi lemak tubuh tampak meningkat dari awal pada kedua kelompok. Namun
tidak ada perbedaan yang signifikan antar kelompok penelitian.

.
SUPLEMENTASI ZINK MENINGKATKAN PERTUMBUHAN LINIER PADA
ANAK SEKOLAH DASAR: SEBUAH PENELITIAN ACAK TERKONTROL

ABSTRAK
Penelitian terkait Suplementasi zink yang diberikan pada anak-anak di daerah endemis dengan
defisiensi zink dilaporkan terbukti dapat meningkatkan pertumbuhan pada anak tersebut;
meskipun begitu, hasilnya tampak tidak konsisten. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi
pengaruh suplementasi zink terhadap pertumbuhan anak sekolah dasar. Uji coba acak
terkontrol dengan metode double-blinded dilakukan terhadap 140 orang anak sekolah dasar di
Thailand. Plasebo atau zink bisglycinate (mengandung 15 mg element zink) diberikan di
sekolah siswa selama 6 bulan. Parameter antropometri pre dan post terapi kemudian turut
dicatat. perubahan pada tinggi badan diatas nilai dasar dianggap sebagai outcome penelitian
primer dan perubahan pada parameter antropometri lain dianggap sebagai outcome penelitian
sekunder. Usia rata rata peserta penelitian adalah 8,9 tahun; Data antropometri rata rata
sebelum penelitian tidak signifikan antar kedua kelompok penelitian.
Di akhir penelitian, kelompok anak yang diberikan zink mengalami kenaikan pertumbuhan
berat badan yang signifikan (masing masing sebesar 5.6±2.4 vs 4.7±1.4 cm, P=0.009) dan
kenaikan menurut Z-score masing masing sebesar 0.45±0.37 vs 0.37±0.27, : P=0.048)
dibandingkan anak anak yang ada di kelompok plasebo. Tidak ada perubahan signifikan pada
parameter antropometri lain. Kesimpulannya, suplementasi zink meningkatkan pertumbuhan
linier pada anak sekolah dasar di Thailand selama periode 6 bulan tetapi tidak memiliki efek
pada parameter antropometri lain.

PENDAHULUAN
Zink (Zn) adalah salah satu mineral penting yang diperlukan di berbagai aspek metabolisme
agar berfungsi dengan baik. Zink ada dalam berbagai bentuk metalloenzim, termasuk kelas
enzim mayor. Kelasi dari zink dengan asam amino sistein dan histidine membentuk jari dari
zink, yang merupakan domain penting yang terlibat dalam transkripsi mRNA. Zink juga
mengatur ekspresi dari gen metallothionein, apoptosis dan sinyal sinaptik. Oleh karena itu, zink
berperan penting di banyak jalur biokimia dan proses fisiologis dalam tubuh termasuk
pertumbuhan, pembelahan, metabolisme serta reproduksi sel.
Ciri khas dari defisiensi zink adalah adanya keterlambatan pertumbuhan, kehilangan nafsu
makan, dan gangguan pada fungsi imun. Pada kasus yang berat, defisiensi zink dapat
menyebabkan rambut rontok, diare, kematangan seksual terlambat, impotensi, hipogonadisme
pada laki-laki, lesi pada mata dan kulit. Defisiensi zink juga berperan atas terjadinya
peningkatan angka kejadian keterbatasan pertumbuhan pada anak anak, berkembangnya
penyakit diare, dan infeksi akut saluran pernapasan bawah. Defisiensi zink umumnya terjadi di
negara berkembang. Thailand tergolong sebagai negara berisiko sedang untuk alami defisiensi
zink, semenjak diperkirakan prevalensi defisiensi zink adalah lebih dari 40% pada populasi
thailand.
Saat ini, hasil suplementasi zink dan dampaknya terhadap kesehatan masih belum jelas.
Meskipun beberapa penelitian dan meta-analisis sudah banyak yang membahas mengenai topik
ini, Protokol penelitian yang beragam membuatnya sulit untuk menetapkan peran dari
suplementasi zink terhadap kesehatan. Meskipun begitu, terdapat pedoman umum yang
menyatakan bahwa efek menguntungkan dari suplementasi zink di daerah dengan angka
defisiensi zink yang tinggi lebih besar dari pada efek merugikannya. Ada beberapa studi yang
meneliti efek dari suplementasi zink pada anak sekolah dasar. Saat ini masih sedikit sekali
penelitian yang dilakukan terkait efek dan outcome dari suplementasi zink di thailand,
mengingat thailand adalah daerah endemis dengan banyak populasinya yang alami defisiensi
zink. Pada penelitian ini, kami bermaksud untuk mengetahui efek dari pemberian suplementasi
zink terhadap pertumbuhan anak anak usia sekolah dasar.

METODE DAN MATERIAL


Subjek dan Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan uji coba terkontrol acak dengan desain double-blinded pada
sekolah umum di distrik Ongkharuck, Thailand Tengah, yang dilaksanakan mulai dari Juni
hingga Desember 2013. Anak anak usia sekolah dasar yang sehat dan berada pada kelas 1
hingga kelas 6 dinilai apakah layak untuk ikut serta dalam penelitian. Anak anak dengan
riwayat penyakit kronik sebelumnya seperti penyakit hati atau penyakit ginjal kronik, kelainan
jantung bawaan, gangguan pernapasan kronis, kondisi dan gangguan neurologis, masalah
perilaku atau kejiwaan, atau diabetes mellitus akan dikeluarkan dari penelitian ini. Anak-anak
yang secara teratur mengonsumsi susplemen vitamin atau mineral dan mereka yang diketahui
alergi terhadap suplemen vitamin dan mineral juga dikeluarkan dari penelitian. Penelitian ini
dilakukan sesuai dengan prinsip-prinsip Deklarasi Helsinki. Protokol penelitian disetujui oleh
komite etika Fakultas Kedokteran, Universitas Srinakharinwirot. Sebelum pendaftaran,
terdapat persetujuan tertulis dan persetujuan yang diperoleh langsung dari masing-masing
orang tua atau wali yang sah dari anak-anak. Anak-anak diizinkan untuk menarik diri/tidak ikut
dalam penelitian kapan saja dan alasan penarikan diri tersebut juga turut dicatat. Anak-anak
yang terdaftar diacak untuk dikelompokkan menjadi kelompok zink atau plasebo berdasarkan
program yang terkomputerisasi (GraphPad QuickCals) menggunakan metode block of two oleh
ahli statistik yang tidak terlibat sama sekali pada fase implementasi penelitian ini. Para peneliti,
guru, anak anak dan orang tua semuanya disamarkan terhadap pemberian intervensi. Kode
terhadap urutan randomisasi dibuka hanya setelah penelitiannya selesai. Penelitian ini sudah
terdaftar ke dalam Registrasi Uji Klinis Thailand (Nomor percobaan: TCTR20130000003).

Intervensi
Pada setiap hari di jam sekolah, anak-anak di kelompok zink diberi bungkusan yang
mengandung 15 mg zink dalam bentuk bubuk zink bisglikosinat (Qualimed, Thailand) yang
dilarutkan dalam segelas air putih sebelum dikonsumsi untuk jangka waktu 6 bulan. Persentase
zink dalam zink bis-glisinat adalah sebanyak 25%. Suplementasi dalam bentuk bubuk tidak
disediakan selama liburan sekolah atau saat tidak ada jam sekolah. Anak-anak dalam kelompok
plasebo diberikan bubuk plasebo yang disiapkan oleh perusahaan yang sama dalam bentuk
kemasan, warna, dan rasa yang sama. Larutan plasebo disiapkan dengan cara yang sama
dengan melarutkannya terlebih dahulu ke dalam air. Anak-anak dan orang tua diberitahu untuk
tidak mengonsumsi suplemen vitamin atau mineral lain selama masa penelitian.

Pengumpulan dan Pemantauan Data


Karakteristik demografis dasar penelitian yang terdiri dari berat badan, tinggi badan, pinggang
dan pinggul, lingkar lengan tengah atas (MUAC), ketebalan lipatan kulit dan komposisi lemak
tubuh diukur oleh petugas yang sudah terlatih. Berat diukur mendekati 100 gram menggunakan
timbangan elektronik (Penganalisis Komposisi Tubuh Tanita, Model BF-680W, Tokyo,
Jepang). Tinggi diukur hingga mendekati 0,1 cm menggunakan alat berupa height rod (Seca,
Model 220, Hamburg, Jerman). Untuk membandingkan status pertumbuhan anak-anak dari
berbagai usia dan jenis kelamin, Zs Score dari berat badan terhadap usia (WAZ) dan Z Score
dari tinggi badan terhadap usia (HAZ) dihitung menggunakan standar pertumbuhan anak-anak
di Thailand.
Lingkar pinggang diukur dari titik tengah antara bagian paling bawah dari margin kosta dan
bagian atas dari puncak iliaka saat subjek penelitian berada pada posisi berdiri menggunakan
non-stretch tape. Lingkar pinggul diukur hingga mendekati 0,1 cm saat subjek berada pada
posisi berdiri yakni saat lingkar yang paling maksimal di atas bokong. MUAC diukur pada titik
tengah antara prosesus olekranon dan prosesus akromion dari lengan bagian kiri. Lipatan kulit
di bagian bisep dan trisep diukur masing masing di atas otot bisep dan trisep pada tingkat yang
sama sebagaimana dengan pengukuran lingkar lengan tengah menggunakan kaliper lipatan
kulit Lange. Ketebalan lipatan kulit subscapular diukur di bagian bawah sudut skapula lengan
kiri yang relaksasi menggunakan kaliper yang sama. Ketebalan lipatan kulit supra-iliaka diukur
pada garis pertengahan aksila tepat di atas puncak iliaka di sisi kiri. Komposisi lemak tubuh
diukur menggunakan analisis impedansi bioelektrik (Tanita Penganalisis Komposisi Tubuh,
Model BF-680W, Tokyo, Jepang). Berat dan tinggi badan diukur selama interval satu bulan,
sedangkan lingkar pinggang dan pinggul, MUAC, ketebalan lipatan kulit, dan komposisi lemak
tubuh diukur pada akhir penelitian oleh petugas yang sama menggunakan timbangan yang
sama. Kejadian-kejadian buruk atau efek samping dan kepatuhan berobat dipantau tiap
kunjungan berturut turut berdasarkan laporan orang tua dan jumlah obat.
Hasil Pengukuran
Hasil utama/ outcome primer dari penelitian ini adalah adanya peningkatan pertumbuhan linier
dibandingkan dengan saat awal penelitian. Pertumbuhan linier dinilai berdasarkan
pertambahan tinggi kasar individu dan peningkatan HAZ dari nilai dasar. Perubahan
karakteristik antropometri lainnya termasuk berat, lingkar dan ketebalan lipatan kulit dianggap
sebagai hasil sekunder/outcome sekunder penelitian.
Ukuran Sampel
agar penelitian ini memiliki kekuatan statistik sebesar 80% dan kesalahan tipe I dua sisi di 0,05
dalam rangka mendeteksi peningkatan hingga 15% pada tinggi badan di kelompok peserta
penelitian yang diberi terapi dibandingkan dengan peningkatan ketinggian rata-rata di
kelompok kontrol sebesar 4,5 cm (SD 1.2), diperlukan ukuran sampel sebanyak 51 per
kelompok. Penelitian ini membolehkan adanya dropout peserta dari keikutsertaan penelitian
hingga sebanyak 30%, dimana kami berencana untuk melibatkan sebanyak 140 anak (70 pada
setiap kelompok).
Analisis Statistik
Uji normalitas dari distribusi data dinilai menggunakan uji Kolmogorov-Tes Smirnov. Variabel
yang terdistribusi normal secara deskriptif disajikan dalam bentuk rata rata dan standar deviasi.
Sedangkan variabel yang tidak terdistribusi normal disajikan secara deskriptif dalam bentuk
median dan rentang interkuartil. Uji chi-square Pearson digunakan untuk membandingkan
variabel kategorik antar kelompok.
Variabel kontinu yang terdistribusi normal dibandingkan menggunakan uji-t Student,
sedangkan variabel yang tidak berdistribusi normal dibandingkan menggunakan uji-U Mann-
Whitney. Analisis statistik dilakukan dengan menggunakan SPSS versi 16.0 untuk Windows
(SPSS Inc., Chicago, IL). Nilai P yang kurang dari 0,05 dianggap signifikan secara statistik.
Hasil
186 anak diajak untuk turut berpartisipasi dalam penelitian dan 140 anak mau ikut terlibat
dalam penelitian (Gambar 1). 70 anak diacak untuk dimasukkan ke dalam masing-masing
kelompok penelitian. Dari 140 anak yang secara acak ditugaskan ke dalam dua kelompok, 10
anak (4 dalam kelompok zink dan 6 dalam kelompok plasebo) menarik diri dari penelitian pada
bulan pertama karena kekhawatiran oleh orangtua masing masing. Data dari 130 anak
dimasukkan ke dalam analisis akhir. Dari kelompok ini ada 130 anak, 2 anak dari kelompok
plasebo menghentikan penelitian setelah follow up bulan ke-3 karena direlokasi ke sekolah
yang berbeda. Data yang diperoleh sampai penghentian penelitian digunakan untuk analisis
akhir. Kepatuhan minum obat cenderung baik dan sama antar kedua kelompok penelitian
dengan 82% pengobatan dikonsumsi di kelompok zink dan 84% oleh kelompok plasebo (P =
0,44). Karakteristik demografis dasar ditunjukkan pada Tabel 1. Sebagian peserta adalah anak
laki-laki dengan usia rata-rata 8,9 tahun (kisaran: 5.7-12.8 tahun). Tidak ada perbedaan yang
signifikan dalam hal usia, jenis kelamin, berat badan, tinggi badan, pinggang dan pinggul,
ketebalan lipatan kulit dan komposisi lemak tubuh antara kedua kelompok.

TABEL 1. KARAKTERISTIK DASAR DAN DATA ANTROPOMETRI DARI


POPULASI PENELITIAN

Tabel 2 menunjukkan data antropometri di akhir penelitian serta perubahannya di setiap


kelompok selama penelitian. Pada akhir penelitian, anak-anak dalam kelompok zink terlihat
lebih berat dari pada anak-anak dalam kelompok plasebo tetapi perbedaan pada berat kotor dan
berat berdasarkan skor Z nya tidak signifikan. Kenaikan berat badan kotor setelah follow up
penelitian selama 6 bulan adalah sebesar 3,3 ± 2,2 kg pada kelompok zink dan 3,2 ± 2,2 kg
dalam kelompok plasebo (P = 0,865) dan peningkatan berat Z score pada masing masing
kelompok adalah 0,22 ± 0,34 dan 0,26 ± 0,24, (P = 0,501).

TABEL 2. DATA ANTROPOMETRI PADA AKHIR PENELITIAN DAN


PERUBAHAN PADA ANTROPOMETRI SAAT AWAL PENELITIAN DI MASING
MASING KELOMPOK STUDI.

Pada akhir penelitian, anak anak yang mendapatkan suplementasi zink terhitung lebih
tinggi dibandingkan dengan anak anak dikelompok plasebo meskipun tidak ada perbedaan
yang signifikan berdasarkan statistik (masing masing sebesar 133,3 ± 13,6 cm dan 130,1 ± 11,6
cm,; P = 0,153). Namun, ketika kami membandingkan ketinggian berdasarkan grafik Z-score,
anak anak di kelompok suplementasi zink secara signifikan lebih tinggi dari pada kelompok
plasebo (masing masing sebesar0,06 dan -0,40, P = 0,013). Banyaknya kenaikan ketinggian
kotor dan kenaikan tinggi berdasarkan Z score secara signifikan lebih tinggi pada anak anak di
kelompok zink dari pada anak-anak di kelompok plasebo (kenaikan tinggi badan: 5,6 ± 2,4 cm
dalam kelompok zink dan 4,7 ± 1,4 cm dalam kelompok plasebo; P = 0,009, berat tinggi Z-
score: 0,45 ± 0,37 pada kelompok zink dan 0,37 ± 0,27 pada kelompok plasebo; P = 0,048).
Parameter Antropometri lainnya termasuk lingkar pinggang dan pinggul, ketebalan lipatan
kulit, dan komposisi lemak tubuh tampak meningkat dari awal pada kedua kelompok. Namun
tidak ada perbedaan yang signifikan antar kelompok penelitian.
Tidak ada efek samping utama yang dilaporkan terjadi pada penelitian; tiga anak dalam
kelompok zink dan 2 anak dalam kelompok plasebo dilaporkan mengalami gejala ringan (mual,
sakit perut ringan, dan sakit kepala). Gejala-gejala ini telah diatasi dalam beberapa hari, tanpa
intervensi spesifik dan anak-anak ini dapat menyelesaikan penelitian yang berlangsung hingga
6 bulan.

Pembahasan dan Kesimpulan


Hasil dari uji coba acak terkontrol ini menunjukkan bahwa suplementasi zink memiliki efek
yang signifikan terhadap peningkatan pertumbuhan linier pada anak usia sekolah dasar di
Thailand. Kami tidak menemukan efek yang signifikan pada berat badan atau komposisi tubuh
(ketebalan lipatan kulit dan lingkar tubuh) bila dibandingkan dengan anak anak di kelompok
plasebo.
Hasil penelitian dan meta-analisis sebelumnya terkait efek suplementasi zink pada
peningkatan pertumbuhan anak memiliki hasil yang tidak konsisten. Brown dan rekan
melaporkan adanya hasil positif terhadap pertumbuhan linier di dua metanalisis serial,
sedangkan Ramakrishnan et al. melaporkan tidak adanya manfaat terhadap peningkatan tinggi
badan setelah suplementasi zink pada anak anak usia kurang dari 5 tahun pada studi meta
analisis terbaru. Meskipun begitu, kebanyakan penelitian termasuk metanalisis tersebut
dilakukan pada anak muda. Penelitian ini kemudian mengkonfirmasi penelitian sebelumnya
terkait efikasi dari suplementasi zink untuk meningkatkan pertumbuhan anak anak usia sekolah
pada populasi terpilih.
Ronaghy et al. melaporkan bahwa pemberian 40 mg suplemen zink dalam bentuk zink karbonat
yang diberikan bersamaan dengan nutrisi lain (protein, lipid, vitamin dan mineral)
menyebabkan peningkatan signifikan pada tinggi dan berat badan anak laki-laki di usia sekolah
dasar negara Iran yang mengalami kekurangan gizi. Menariknya, perbaikan di berat badan dan
tinggi badan tidak signifikan selama 6 bulan pertama penelitian. Namun, setelah 12 bulan pada
akhir penelitian, tampak adanya efek pemberian suplementasi zink mengalami pada
peningkatan berat dan tinggi badan subjek yang signifikan. Penelitian kami berlangsung selama
total 6 bulan dan menunjukkan efek positif pada kelompok yang diberikan zink dalam 6 bulan
pertama, berbeda pada temuan Ronaghy et al. Dosis zink dalam penelitian ini adalah sekitar 2-
3 kali dari dosis harian yang direkomendasikan, seperti yang digunakan untuk pengobatan
defisiensi zink. Perbedaan dalam hasil antara temuan kami dan penelitian yang dilaporkan oleh
Ronaghy et al. mungkin diakibatkan karena berbedanya bentuk suplemen zink yang diberikan
pada subjek penelitian.
Kami menggunakan suplemen zink tipe chelated yang memiliki tingkat penyerapan tinggi jika
dibandingkan dengan zink karbonat yang digunakan dalam penelitian di Iran sebelumnya.
Selain itu, rasio antara logam : ligan (1:2) membatasi penghambatan penyerapan logam karena
adanya komponen makanan dan tidak terlibat dalam reaksi oksidatif. Selain itu, penelitian oleh
ronaghy dan rekan hanya menggunakan subjek berjenis kelamin laki laki saja serta penelitian
tersebut dilakukan pada anak anak malnutrisi yang tumbuh pada kelompok terkontrol dimana
suplementasi nurient lain dan kalorinya mungkin sudah mencukupi untuk meningkatkan
pertumbuhan pada fase awal pertumbuhan (usia 6 bulan pertama) dan perbedaan yang
signifikan pada hal pertumbuhan akan ditemukan nanti setelah cadangan zinknya sudah habis.
Penelitian lain yang mendukung efikasi dari suplementasi zink pada anak sekolah dasar
dilaporkan oleh Castillo-Duran et al. Kelompok ini mempelajari efek pemberian suplementasi
zink sulfat sebanyak 10 mg pada anak bertumbuh pendek yang etiologinya idiopatik. Penelitian
ini, yang sekali lagi hanya dilakukan pada peserta penelitian berjenis kelamin laki laki saja,
menemukan adanya efek positif terhadap peningkatan berat badan kotor dan kenaikan tinggi
badan berdasarakan skor Z pada anak laki laki usia pre remaja. Friis et al. menemukan
suplementasi zink 30 atau 50 mg memiliki efek positif dan signifikan pada kenaikan berat
badan kotor, berat Z-score dan area otot lengan pada periode waktu kurang lebih 3 bulan. Tapi
efek positif ini tidak diamati lebih lanjut dalam jangka waktu 9 bulan di Zimbabwe pada peserta
penelitian usia pra-remaja dan remaja. Mengingat sebagai subjeknya berada pada usia remaja,
efek pemberian suplementasi zink mungkin tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan
karena peningkatan pada tinggi badan anak remaja tergantung dipengaruhi oleh beberapa faktor
diantaranya hormon pertumbuhan dan perbedaan pada usia saat pesatnya kenaikan tinggi badan
awal. Usia pra-remaja kurang dipengaruhi oleh faktor-faktor tersebut dan perbandingan tinggi
badan untuk perubahan Z-score tergantung pada usia, seperti pada penelitian kami, dimana hal
ini membentuk membatasi faktor yang mungkin dipengaruhi oleh usia. Penelitian lain yang
dilakukan oleh Cavan et al., suplemen zink sebanyak 10 mg/hari dalam bentuk asam amino
chelate bersama dengan vitamin dan mineral dibandingkan dengan kelompok kontrol yang
hanya diberikan vitamin dan mineral saja pada anak-anak di Guatemala. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa suplemen zink membantu meningkatkan indeks komposisi tubuh
termasuk lipatan triceps dan lingkar lengan tengah. Pengaruh yang tidak signifikan diamati
pada tinggi peserta. Perbedaan protokol ini dibandingkan dengan protokol pada penelitian kami
adalah, kami tidak menggunakan suplemen vitamin dan mineral.
Hingga saat ini diketahui bahwa suplementasi zink pada anak anak usia kurang dari 5 tahun
memiliki efek positif yang signifikan terhadap pertumbuhan linier tubuh, khususnya ketika
diberikan secara independen. Meskipun begitu, data mengenai anak anak di usia pre remaja,
seperti kasus pada penelitian kami, belum cukup untuk menyimpulkan bahwa efek
suplementasi zink bermanfaat terhadap pertumbuhan linier anak anak usia ini. kami
menyarankan pada penelitian berikutnya agar dapat membuat rekomendasi yang kuat
berdasarkan hasil penelitian kami.
Berbeda dengan beberapa laporan penelitian di atas terkait dampak positif pemberian
suplementasi zink pada pertumbuhan anak anak usia sekolah, terdapat juga beberapa laporan
penelitian terkait ketidakefektifitasan suplementasi zink. Mahloudji et al. membandingkan
khasiat zink dan suplemen zat besi, untuk peningkatan pertumbuhan anak di usia sekolah dasar.
Penelitian ini gagal menunjukkan keberhasilan suplemen zink dan zat besi pada pertumbuhan
atau perkembangan tulang. Hal ini mengisyaratkan adanya efek yang berlawanan dari
suplementasi dua metal sebagai alasan kenapa pemberian zink pada penelitian tersebut tidak
memberikan manfaat tehadap parameter pertumbuhan, sehingga memberikan hasil negatif.
Evaluasi konsentrasi zink plasma oleh penulis penelitian tersebut juga mengisyaratkan bahwa
pemeriksaan ini bukanlah pemeriksaan yang baik untuk indikator kadar zink dalam tubuh
karena kadar zink plasma tidak ditemukan berbeda dengan kelompok yang diberikan
suplementasi zink. Penelitian ini menggarisbawahi pentingnya protokol penelitian dan
dampaknya pada keberhasilan penelitian. Sejalan dengan temuan penelitian ini, kami
memutuskan untuk melakukan pendekatan penelitian dengan memberikan suplemen zink
tunggal agar dapapt mengklarifikasi temuan tersebut.
Smith et al. juga mempelajari efek dari pemberian suplementasi zink pada anak anak suku
australia asli, sebagian peserta penelitiannya sudah remaja dan tidak menemukan adanya efek
dari pemberian suplementasi zink terhadap laju pertumbuhan. Penelitian ini memberikan
isyarat untuk hati hati ketika menginterpretasikan hasil penelitian terkait suplementasi zink
karena sebagian peserta penelitiannya adalah mereka dengan kadar zink plasma yang sangat
rendah serta mungkin mengalami defisiensi diet lainnya selama periode penelitian.
Terlepas dari penelitian di atas, ada dua laporan penelitian dari Thailand: sebuah penelitian
oleh Udomkesmalee et al. tahun 1992 dan salah satu yang lainnya dari Wasantwisut et al. tahun
2006 terkait efek suplementasi zink pada anak-anak di Thailand. Kedua penelitian tersebut
telah menggunakan protokol yang berbeda dari penelitian saat ini. Udomkesmalee et al.
menggunakan zink biasa dan/ atau suplemen vitamin A pada anak sekolah dasar yang kadar
retinol dan zink plasmanya rendah. Tujuan utama mereka adalah untuk menentukan index
biokimia dan indeks fungsional (waktu pemulihan visual) setelah suplementasi vitamin A dan
zink. Penelitian ini menyimpulkan bahwa kadar zink dan fungsi visual alami peningkatan
setelah suplementasi, meskipun begitu, mereka tidak memberikan data detail terkait
ketidakefisienan kedua suplemen terhadap pertumbuhan. Wasantwisut et al. mempelajari efek
pemberian suplementasi zink dan/ atau suplementasi zat besi pada bayi usia 4-6 bulan.
Kelompok usia ini berbeda dengan kelompok usia anak-anak yang menjadi target penelitian
kami. Hasilnya menyimpulkan bahwa suplemen zink meningkatkan kadar zink serum tanpa
memiliki efek yang signifikan terhadap pertumbuhan.
Bentuk kimia dari zink menentukan bioavailabilitasnya, sehingga menentukan jumlah
yang diabsorpsi dan berasimilasi dari usus setelah proses digestif. Zink ditemukan sebagai
kompleks organik dengan protein dalam daging, dan sebagai garam anorganik dalam makanan
nabati. Namun, belum ada penelitian isotopik yang dilakukan untuk menilai bioavailabilitas
pada berbagai bentuk zink yang berbeda-beda tersebut. Khelasi dari zink menjadi asam amino
dikenal dapat meningkatkan bioavailabilitas zink karena adanya peningkatan kelarutan,
dibandingkan bentuk zink anorganik berupa zink sulfat. Suplementasi zink terkadang dapat
sebabkan beberapa gejala berikut termasuk muntah, nyeri epigastrium, kram perut, dan diare,
dan efek ini dapat diminimalisir ketika kami menggunakan asam amino chelate dalam
penelitian kami.
Penelitian kami memiliki beberapa keterbatasan karena kami tidak menganalisis kadar
zink plasma, yang bisa memberikan pemahaman mengenai efek suplementasi pada
peningkatan actual zink/yang sebenarnya (jika ada) dalam darah. Pengukuran zink plasma
membutuhkan pengambilan sampel darah (Venepuncture) yang invasif dan hal tersebut sulit
untuk diterima dengan baik oleh anak-anak dan wali anak anak tersebut. Thailand
diklasifikasikan oleh Internasional Kelompok Konsultatif Nutrisi Zink (IZiNCG) sebagai
negara berisiko sedang untuk alami defisiensi zink di mana prevalensi defisiensi zink
diperkirakan lebih dari 40% dalam populasi Thailand. Penilaian status zink tergolong sulit
karena dikaitkan dengan beberapa fungsi metabolisme dan fungsi biokimia. Analisis kadar zink
plasma juga tidak dianggap tepat dan sensitif untuk menilai status zink.
Kadar zink plasma diharapkan dapat berubah beberapa minggu setelah deplesi zink
dan oleh karena itu, penilaian kadar zink plasma tidak mewakili kadar zink yang sebenarnya
saat pemeriksaan berlangsung. Selain itu, kadar zink plasma mungkin tidak meningkat setelah
suplementasi zink seperti yang telah dilaporkan oleh penelitian sebelumnya. Bahkan perbedaan
kondisinya seperti asupan makanan, endotoksemia, infeksi, penggunaan steroid, dan ekspansi
volume plasma dapat mengganggu interpretasi kadar zink plasma. Karena ada kekurangan
metode yang andal untuk menilai keadaan defisiensi zink, disarankan untuk melakukan
percobaan suplementasi yang mampu mendefinisikan dengan tepat suatu keadaan defisiensi
zink.
Keterbatasan lain dari penelitian kami adalah kami tidak mengevaluasi asupan makanan
peserta. Penyerapan zink terhambat oleh Asupan diet tinggi fitat atau bersamaan asupan dengan
mineral lain, dengan demikian mempengaruhi bioavailabilitas zink. Meskipun begitu, semua
metode penilaian diet memiliki keterbatasan dalam penggunaan dan mungkin tidak akurat
untuk penilaian khususnya pada anak anak. Kami mengontrol penelitian kami menggunakan
metode blinded acak dan menyarankan kepada anak anak di kelompok penelitian kami untuk
tidak mengkonsumsi tambahan suplementasi vitamin dan mineral selama periode penelitian.
Karena hasil penelitian metaanalisis terbaru terkait efek suplementasi zink menunjukkan efek
yang kecil namun signifikan secara statistik, dampak positif terhadap pertumbuhan linier anak
anak dan pertambahan berat badan serta efek marginal dari berat badan terhadap tinggi badan,
penelitian berskala besar multi-centerik dengan endpoint yang beragam sangatlah baik
kedepannya untuk mengklarifikasi efek sebenarnya dari pemberian suplementasi zink terhadap
parameter pertumbuhan linier di anak usia sekolah. Yang menarik adalah, studi meta analisis
oleh brown dan rekan juga turut berperan dalam membentuk heterogenitas pada hasil penelitian
terkait suplementasi zink bersamaan dengan suplementasi dengan zat besi dan vitamin A. uji
coba dengan melakukan kontrol terhadap masing masing suplemen sebagaimana dengan efek
aditifnya terhadap pertumbuhan mungkin mampu menjawab pertanyaan terbuka terkait
pemberian suplementasi zink ini.
Kesimpulannya, suplementasi zink meningkatkan pertumbuhan linier (tinggi) pada
anak anak usia sekolah yang sehat tanpa ditemukan adanya efek samping yang signifikan.
Suplementasi zink harus ditetapkan sebagai strategi rutin dalam meperbaiki dan menurunkan
stunting/perlambatan pertumbuhan pada anak anak usia sekolah di area dengan endemi
defisiensi zink.

Anda mungkin juga menyukai