Oleh :
Muhammad Nurrochman
1820221166
Pembimbing :
dr. urniawati Arifah, Sp.A
JOURNAL READING
ZINC SUPPLEMENTATION ENCHANCES LINEAR GROWTH IN
SCHOOL-AGED CHILDREN: A RANDOMIZED CONTROLLED
TRIAL
Disusun oleh:
Muhammad Nurrochman
Journal Reading ini dipresentasikan dan disahkan sebagai salah satu syarat
mengikuti ujian Kepaniteeraan klinik di Bagian Ilmu anak RSUD Prof Dr.
Margono Soekardjo Purwokerto
Problem:
mengetahui efek dari pemberian suplementasi zinc terhadap pertumbuhan anak anak usia
sekolah dasar
Intervention:
Zinc bisglycinate (mengandung 15 mg element zink) diberikan selama 6 bulan
Comparison:
Placebo
Outcome:
1. Peningkatan berat badan kasar setelah follow up penelitian selama 6 bulan 3,3 ± 2,2 kg,
kelompok placebo 3,2 ± 2,2 kg (P = 0,865) dan peningkatan berat Z score pada kelompok zinc
0,22 ± 0,34, kelompok placebo 0,26 ± 0,24 ( = 0,501)
2. Peningkatan tinggi badan kasar setelah follow up penelitian selama 6 bulan 5,6 ± 2,4 cm,
kelompok placebo 4,7 ± 1,4 kg (P = 0,009) dan peningkatan tinggi Z score pada kelompok
zinc 0,45 ± 0,37, kelompok placebo 0,37 ± 0,27 ( = 0,048)
3. Parameter Antropometri lainnya termasuk lingkar pinggang dan pinggul, ketebalan lipatan
kulit, dan komposisi lemak tubuh tampak meningkat dari awal pada kedua kelompok. Namun
tidak ada perbedaan yang signifikan antar kelompok penelitian.
.
SUPLEMENTASI ZINK MENINGKATKAN PERTUMBUHAN LINIER PADA
ANAK SEKOLAH DASAR: SEBUAH PENELITIAN ACAK TERKONTROL
ABSTRAK
Penelitian terkait Suplementasi zink yang diberikan pada anak-anak di daerah endemis dengan
defisiensi zink dilaporkan terbukti dapat meningkatkan pertumbuhan pada anak tersebut;
meskipun begitu, hasilnya tampak tidak konsisten. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi
pengaruh suplementasi zink terhadap pertumbuhan anak sekolah dasar. Uji coba acak
terkontrol dengan metode double-blinded dilakukan terhadap 140 orang anak sekolah dasar di
Thailand. Plasebo atau zink bisglycinate (mengandung 15 mg element zink) diberikan di
sekolah siswa selama 6 bulan. Parameter antropometri pre dan post terapi kemudian turut
dicatat. perubahan pada tinggi badan diatas nilai dasar dianggap sebagai outcome penelitian
primer dan perubahan pada parameter antropometri lain dianggap sebagai outcome penelitian
sekunder. Usia rata rata peserta penelitian adalah 8,9 tahun; Data antropometri rata rata
sebelum penelitian tidak signifikan antar kedua kelompok penelitian.
Di akhir penelitian, kelompok anak yang diberikan zink mengalami kenaikan pertumbuhan
berat badan yang signifikan (masing masing sebesar 5.6±2.4 vs 4.7±1.4 cm, P=0.009) dan
kenaikan menurut Z-score masing masing sebesar 0.45±0.37 vs 0.37±0.27, : P=0.048)
dibandingkan anak anak yang ada di kelompok plasebo. Tidak ada perubahan signifikan pada
parameter antropometri lain. Kesimpulannya, suplementasi zink meningkatkan pertumbuhan
linier pada anak sekolah dasar di Thailand selama periode 6 bulan tetapi tidak memiliki efek
pada parameter antropometri lain.
PENDAHULUAN
Zink (Zn) adalah salah satu mineral penting yang diperlukan di berbagai aspek metabolisme
agar berfungsi dengan baik. Zink ada dalam berbagai bentuk metalloenzim, termasuk kelas
enzim mayor. Kelasi dari zink dengan asam amino sistein dan histidine membentuk jari dari
zink, yang merupakan domain penting yang terlibat dalam transkripsi mRNA. Zink juga
mengatur ekspresi dari gen metallothionein, apoptosis dan sinyal sinaptik. Oleh karena itu, zink
berperan penting di banyak jalur biokimia dan proses fisiologis dalam tubuh termasuk
pertumbuhan, pembelahan, metabolisme serta reproduksi sel.
Ciri khas dari defisiensi zink adalah adanya keterlambatan pertumbuhan, kehilangan nafsu
makan, dan gangguan pada fungsi imun. Pada kasus yang berat, defisiensi zink dapat
menyebabkan rambut rontok, diare, kematangan seksual terlambat, impotensi, hipogonadisme
pada laki-laki, lesi pada mata dan kulit. Defisiensi zink juga berperan atas terjadinya
peningkatan angka kejadian keterbatasan pertumbuhan pada anak anak, berkembangnya
penyakit diare, dan infeksi akut saluran pernapasan bawah. Defisiensi zink umumnya terjadi di
negara berkembang. Thailand tergolong sebagai negara berisiko sedang untuk alami defisiensi
zink, semenjak diperkirakan prevalensi defisiensi zink adalah lebih dari 40% pada populasi
thailand.
Saat ini, hasil suplementasi zink dan dampaknya terhadap kesehatan masih belum jelas.
Meskipun beberapa penelitian dan meta-analisis sudah banyak yang membahas mengenai topik
ini, Protokol penelitian yang beragam membuatnya sulit untuk menetapkan peran dari
suplementasi zink terhadap kesehatan. Meskipun begitu, terdapat pedoman umum yang
menyatakan bahwa efek menguntungkan dari suplementasi zink di daerah dengan angka
defisiensi zink yang tinggi lebih besar dari pada efek merugikannya. Ada beberapa studi yang
meneliti efek dari suplementasi zink pada anak sekolah dasar. Saat ini masih sedikit sekali
penelitian yang dilakukan terkait efek dan outcome dari suplementasi zink di thailand,
mengingat thailand adalah daerah endemis dengan banyak populasinya yang alami defisiensi
zink. Pada penelitian ini, kami bermaksud untuk mengetahui efek dari pemberian suplementasi
zink terhadap pertumbuhan anak anak usia sekolah dasar.
Intervensi
Pada setiap hari di jam sekolah, anak-anak di kelompok zink diberi bungkusan yang
mengandung 15 mg zink dalam bentuk bubuk zink bisglikosinat (Qualimed, Thailand) yang
dilarutkan dalam segelas air putih sebelum dikonsumsi untuk jangka waktu 6 bulan. Persentase
zink dalam zink bis-glisinat adalah sebanyak 25%. Suplementasi dalam bentuk bubuk tidak
disediakan selama liburan sekolah atau saat tidak ada jam sekolah. Anak-anak dalam kelompok
plasebo diberikan bubuk plasebo yang disiapkan oleh perusahaan yang sama dalam bentuk
kemasan, warna, dan rasa yang sama. Larutan plasebo disiapkan dengan cara yang sama
dengan melarutkannya terlebih dahulu ke dalam air. Anak-anak dan orang tua diberitahu untuk
tidak mengonsumsi suplemen vitamin atau mineral lain selama masa penelitian.
Pada akhir penelitian, anak anak yang mendapatkan suplementasi zink terhitung lebih
tinggi dibandingkan dengan anak anak dikelompok plasebo meskipun tidak ada perbedaan
yang signifikan berdasarkan statistik (masing masing sebesar 133,3 ± 13,6 cm dan 130,1 ± 11,6
cm,; P = 0,153). Namun, ketika kami membandingkan ketinggian berdasarkan grafik Z-score,
anak anak di kelompok suplementasi zink secara signifikan lebih tinggi dari pada kelompok
plasebo (masing masing sebesar0,06 dan -0,40, P = 0,013). Banyaknya kenaikan ketinggian
kotor dan kenaikan tinggi berdasarkan Z score secara signifikan lebih tinggi pada anak anak di
kelompok zink dari pada anak-anak di kelompok plasebo (kenaikan tinggi badan: 5,6 ± 2,4 cm
dalam kelompok zink dan 4,7 ± 1,4 cm dalam kelompok plasebo; P = 0,009, berat tinggi Z-
score: 0,45 ± 0,37 pada kelompok zink dan 0,37 ± 0,27 pada kelompok plasebo; P = 0,048).
Parameter Antropometri lainnya termasuk lingkar pinggang dan pinggul, ketebalan lipatan
kulit, dan komposisi lemak tubuh tampak meningkat dari awal pada kedua kelompok. Namun
tidak ada perbedaan yang signifikan antar kelompok penelitian.
Tidak ada efek samping utama yang dilaporkan terjadi pada penelitian; tiga anak dalam
kelompok zink dan 2 anak dalam kelompok plasebo dilaporkan mengalami gejala ringan (mual,
sakit perut ringan, dan sakit kepala). Gejala-gejala ini telah diatasi dalam beberapa hari, tanpa
intervensi spesifik dan anak-anak ini dapat menyelesaikan penelitian yang berlangsung hingga
6 bulan.