Anda di halaman 1dari 4

PENGALAMAN INDIVIDU DENGAN RIWAYAT KLEPTOPMANIA

Reti Oktania1
, & Winarini Wilman D. Mansoer
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, Jl. Margonda Raya, Pondok Cina, Beji, Depok 16424,
Indonesia

Korespondensi: 1
e-mail: reti.oktania@gmail.com

Kleptomania merupakan sebuah gangguan yang dikarakteristikkan dengan adanya dorongan melakukan
tindakan mencuri yang tak tertahankan dan terjadi berulang kali. Individu merasakan hasrat yang kuat
sebelum melakukan tindak pencurian dan perasaan lega setelahmelakukannya. Urso, Bersani, Roma, dan
Rinaldi (2018) menyebutkan bahwa kebanyakan individu dengan kleptomania mencuri benda yang tidak
memiliki nilai ekonomi tinggi dan mereka secara ekonomi mampu membelinyapengalaman individu
dengan riwayat kleptomania terangkum dalam tiga tema besar, yaitu latar belakang keluarga, perasaan
internal partisipan, dankeputusan untuk memperbaiki diri. Keluarga yang tidak harmonis menjadi faktor
dominan yang memunculkan manifestasi gangguan kleptomania. Saat menunjukkan gejala kleptomania,
partisipan juga mengalami berbagai isu yang tidak menyenangkan, seperti rasa putus asa, dorongan yang
kuat dan tidak terkontrol untuk mengambil barang, rasa malu setelahnya, dan rasa tidak pernah puas.

Keinginan untuk memperbaiki diri mulai muncul dalam diri partisipan, khususnya di pertengahan usia 20
tahun, di mana keberadaan anak terlihat menjadi motivasi utamaMeskipun berbeda, seluruh partisipan
merasakan isu internal selama menunjukkan gejala kleptomania. Perasaan yang dimaknai cukup kuat oleh
para pertisipan adalah perasaan putus asa, dorongan yang kuat, malu, dan tidak pernah puas. Selanjutnya,
para partisipan menunjukkan keinginan untuk memperbaiki diri di pertengahan usia 20 tahun. Partisipan
sejauh ini berhasil menahan hasrat untuk mencuri dan tidak lagi menampilkan perilaku kleptomania atas
upaya pribadi, dengan menilai keberadaan anak sebagai dorongan utama mereka untuk memperbaiki diri
Kleptomania in a 15-year-old boy with ADHD – a case report
Kleptomania u 15-letniego chłopca z ADHD - opis przypadku
Olga Padała1 ABDE https://orcid.org/0000-0003-1469-0877, Sebastian Masternak2 AEF,
Agata Makarewicz1 AB, Agnieszka Biała-Kędra1ABDE,
Kaja Karakuła3 EF https://orcid.org/0000-0003-1493-8502

Kleptomania (compulsive stealing) is defined in ICD 10 and ICD 11 as "the recurrent failure to resist the
impulse to steal items of little intrinsic value" [1, 2]. In ICD 10, the disorder is grouped with "habit and
impulse control disorders" (F63.2) along with pathological gambling, pyromania, trichotillomania, other
unspecified habit and impulse disorders and unspecified habit and impulse disorders. In ICD 11, it is
classified together with "impulse control disorders" such as pyromania, compulsive sexual behaviour
disorder, intermittent explosive disorder and other specified and unspecified impulse control disorders

There are no clear guidelines for the pharmacotherapy of kleptomania. Kleptomania has been associated
with obsessive compulsive disorder, which is why attempts have been made to treat it in a similar way
[10].

The effectiveness of SSRIs in the treatment of kleptomania, however, is confirmed by only a few case
reports [11,12,13]. Even worse, there also exist reports suggesting that SSRIs may induce kleptomania
symptomsConsidering the fact that the aetiology of kleptomania has not yet been sufficiently elucidated,
doctors should focus on the interview with the patient and his family during treatment. This will allow
them to determine the factors that have a likely impact on the occurrence of the unwanted behaviours and
to determine their function (e.g. stealing as a way to relieve stress, etc.). In the case reported here,
kleptomania developed during methylphenidate treatment. Kleptomania should always be taken into
account as a possible cause of stealing during a psychiatric examination, to avoid stigmatization of
patients as criminals.Pharmacotherapy and cognitive-behavioural psychotherapy focused on the
development of strategies which can help the patient to control the impulse to steal are important
components of kleptomania treatment

"Kleptomania (pencurian kompulsif) didefinisikan dalam ICD 10 dan ICD 11 sebagai "kegagalan
berulang untuk menahan dorongan untuk mencuri barang-barang dengan nilai intrinsik kecil" [1, 2].
Dalam ICD 10, gangguan dikelompokkan dengan "kebiasaan dan gangguan kontrol impuls" (F63.2)
bersama dengan perjudian patologis, pyromania, trichotillomania, gangguan kebiasaan dan impuls yang
tidak spesifik lainnya dan kebiasaan yang tidak spesifik dan gangguan impuls. Dalam ICD 11, itu
diklasifikasikan bersama dengan "gangguan kontrol impuls" seperti pyromania, gangguan perilaku
seksual kompulsif, gangguan eksplosif intermiten dan gangguan kontrol impuls spesifik dan tidak spesifik
lainnya

Tidak ada pedoman yang jelas untuk farmakoterapi kleptomania. Kleptomania telah dikaitkan dengan
gangguan kompulsif obsesif, itulah sebabnya upaya telah dilakukan untuk mengobatinya dengan cara
yang sama [10].
 Keefektifan SSRI dalam pengobatan kleptomania, bagaimanapun, dikonfirmasi oleh hanya beberapa
laporan kasus [11,12,13]. Lebih buruk lagi, ada juga laporan yang menunjukkan bahwa SSRI dapat
menyebabkan gejala kleptomania. Mengingat fakta bahwa etiologi kleptomania belum cukup dijelaskan,
dokter harus fokus pada wawancara dengan pasien dan keluarganya selama perawatan. Ini akan
memungkinkan mereka untuk menentukan faktor-faktor yang kemungkinan berdampak pada terjadinya
perilaku yang tidak diinginkan dan untuk menentukan fungsinya (mis. Mencuri sebagai cara untuk
menghilangkan stres, dll.). Dalam kasus yang dilaporkan di sini, kleptomania berkembang selama
pengobatan methylphenidate. Kleptomania harus selalu dipertimbangkan sebagai kemungkinan penyebab
pencurian selama pemeriksaan kejiwaan, untuk menghindari stigmatisasi pasien sebagai penjahat.
komponen penting dari perawatan kleptomania"
KLEPTOMANIA: MANIFESTASI KLINIS DAN PILIHAN TERAPI
Korespondensi: blue_levani@yahoo.com
Yelvi Levani1, Aldo Dwi Prastya2, Safira Nur Ramadhani2
1Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surabaya
2Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surabaya

Kleptomania (curi patologis) merupakan salah satu gangguan kejiwaan yang ditandai dengan perilaku
mencuri berulang. Prilaku tersebut disertai dengan keinginan kuat yang tidak dapat dikendalikan.
Umumnya barang yang dicuri tersebut tidak berharga dan tidak diperlukan secara pribadi oleh pelaku.
Barang curian itu kemudian dibuang, diberikan kepada orang lain, dikembalikan secara diam-diam atau
dikumpulkan. Sebelum melakukan aksi mencuri, pelaku merasakan peningkatan ketegangan dan
merasakan kepuasan setelahnya. Kriteria diagnostik untuk kleptomania berdasarkan American
Psychiatric Association Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders diantaranya adalah
prilaku mencuri barang berulang dimana penderita tidak mampu untuk mengendalikan keinginan tersebut.
Barang yang dicuri biasanya tidak diperlukan oleh pasien dan bukan untuk dijual.

Kleptomania harus dibedakan dari pencurian berulang tanpa manifestasi gangguan psikiatrik yang
direncanakan dengan lebih hati-hati serta untuk mendapatkan keuntungan pribadi , gangguan mental
organik seperti gangguan ingatan yang menyebabkan penderita lupa membayar barang belanjaan serta
pencurian yang disebabkan gangguan depresi .

Terdapat beberapa alat bantu untuk penegakkan diagnosis kleptomania diantaranya adalah Yale Brown
Obsessive Compulsive Scale Modified for Kleptomania (K-YBOCS) dan Kleptomania Symptom
Asessment Scale (K-SAS). K-YBOSC merupakan alat ukur keparahan gejala kleptomania selama 7 hari
terakhir yang terdiri dari 10 poin mengenai pemikiran dan prilaku penderita. Setiap poin memiliki skala 0
– 4 yang dinilai oleh klinisi. Sedangkan K-SAS memiliki 11 poin penilaian yang dapat dinilai oleh pasien
sendiri yang terdiri dari keinginan, pemikiran dan prilaku pasien selama 7 hari terakhir.
1. Terapi Farmakologi
a. Selective serotonin reuptake inhibitors (SSRI)
Selective serotonin reuptake inhibitors (SSRI) merupakan golongan antidepresan yang
bekerja dengan meningkatkan level serotonin di otak.
b. Naltrexon, Naltrexon merupakan terapi medikasi terhadap adiksi alcohol yang telah disetujui
oleh badan pengawasan obat dan makanan Amerika Serikat (FDA). Naltrexon bekerja
mengurangi kecanduan alkohol dengan cara menghambat pelepasan dopamine pusat yang
dimediasi oleh opioid. Pemberian Naltrexon dapat mengurangi keinginan untuk
mengkonsumsi alkohol. Karena kleptomania memiliki kesamaan gejala dengan adiksi
alkohol, maka diduga Naltroxon juga dapat mengurangi kecanduan penderita terhadap
mencuri.
2. Psikoterapi
Selain terapi obat-obatan, penderita kleptomania harus diterapi dengan psikoterapi. Dokter
psikiatri harus mengetahui penyebab utama penderita melakukan hal tersebut dan membantu
penderita untuk melepaskan stresnya. Beberapa psikoterapi yang banyak dilakukan untuk
penderita kleptomania adalah Cognitive Behavioral Therapy (CBT), psikoterapi kognitif,
desensitisasi sistemik dan terapi aversi. Psikoterapi ini bertujuan untuk mengubah persepsi
penderita terhadap tindakan mencuri dan mengalihkan minat ke hal lain. Ketika penderita
mengalami keinginan untuk mencuri, maka stimulus akan diberikan untuk menginduksi emosi
yang tidak menyenangkan terhadap tindakan tersebut sehingga keinginan mencuri penderita akan
menurun.

Anda mungkin juga menyukai