Anda di halaman 1dari 7

BAB I PENDAHULUAN

Kleptomania merupakan gangguan kebiasaan dan impuls yang tidak terkendalikan (impulse control disorder). Kleptomania diartikan sebagai bentuk gangguan impuls yang tidak dapat dikendalikan oleh individu untuk memiliki barang-barang yang dilihatnya dengan cara mencuri. Gangguan ini dilakukan secara berulang (kompulsi) dengan berbagai alasan yang tidak rasional untuk memiliki benda-benda tersebut.1 Individu yang mempunyai gangguan kleptomania ditandai oleh kegagalan menahan dorongan yang timbul untuk mencuri sesuatu yang tidak dibutuhkan atau tidak menghasilkan uang, ketika dorongan untuk mencuri itu muncul, ia akan merasa tidak nyaman, gelisah dan dorongan tersebut akan semakin kuat, setelah perilaku tersebut tersalurkan, individu tersebut akan merasakan kepuasaan. Pada saat-saat tertentu individu dapat merasakan penyesalan terhadap kebiasaan tersebut, akan tetapi penyesalan tersebut tidak dapat menghentikan kebiasaan buruk tersebut, justru ketika muncul dorongan itu kembali, ia akan kembali mencuri.1 Beberapa penelitian psikoanalisa menyebutkan bahwa kleptomania disebabkan oleh berbagai permasalahan dan fase masa anak-anak yang tidak berjalan dengan semestinya, akibatnya dorongan mencuri merupakan salah satu cara untuk mengembalikan masa tersebut. Secara pasti sebab-sebab kemunculan kleptomania masih dalam perdebatan, namun diperkirakan ketidakseimbangan zat kimia serotonin di dalam otak diduga menjadi penyebab bentuk abnormalitas ini.3 Pada referat ini akan dibahas mengenai gambaran klinis, diagnosis dan penatalaksanaan kleptomania. Dengan demikian diharapkan referat ini dapat membantu para dokter dan mahasiswa kedokteran mendapatkan informasi mengenai kleptomania.

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Definisi Kleptomania pertama sekali dijelaskan pada tahun 1816 oleh Andre Matthey seorang psikiater dari Swiss, pada saat itu disebut dengan klopemanie yang mendeskripsikan seseorang yang mencuri barang-barang yang tidak diperlukan.1 Kleptomania adalah bentuk gangguan impuls yang tidak dapat dikendalikan oleh individu untuk memiliki barang-barang yang dilihatnya dengan cara mencuri. Ciri penting dari kleptomania adalah kegagalan rekuren untuk menahan impuls untuk mencuri benda-benda yang tidak diperlukan untuk pemakaian pribadi atau yang memiliki arti ekonomi. Benda-benda yang diambil seringkali dibuang, dikembalikan secara rahasia, atau disimpan bahkan disembunyikan.2 Orang dengan kleptomania biasanya memiliki uang untuk membayar benda yang mereka curi secara impulsif. Seperti gangguan pengendalian impuls lainnya, kleptomania ditandai oleh ketegangan yang memuncak sebelum tindakan, diikuti oleh pemuasan dan peredaan ketegangan dengan atau tanpa rasa bersalah, penyesalan, atau depresi selama tindakan. Biasanya mecuri pada kleptomania adalah tidak direncanakan dan tidak melibatkan orang lain.1

2.2. Epidemiologi Tidak ada data epidemiologi yang dilaporkan. Meskipun tidak ada data epidemiologi yang dilaporkan, tampaknya kleptomania lebih banyak ditemukan pada perempuan dibandingkan laki-laki.1

2.3. Etiologi Etiologi kleptomania pada dasarnya belum diketahui, beberapa penelitian psikoanalisa menyebutkan bahwa kleptomania disebabkan oleh berbagai permasalahan dan fase masa anak-anak yang tidak berjalan dengan semestinya,

akibatnya dorongan mencuri merupakan salah satu cara untuk mengembalikan masa tersebut. Walaupun etiologi kleptomania masih belum jelas namun ada beberapa hipotesis yang menyatakan adanya disfungsi serotogenik pada korteks prefrontal ventromedial yang mendasari kegagalan pengendalian impuls pada individu kleptomania. Pada suatu studi yang meneliti individu kleptomania dilaporkan bahwa jumlah dari 5-HT transporter pada individu kleptomania adalah lebih sedikit jika dibandingkan dengan individu yang normal.1

2.4. Gambaran Klinis Ciri penting dari kleptomania terdiri dari dorongan atau impus yang rekuren, intrusif dan tidak dapat ditahan untuk mencuri benda-benda yang tidak diperlukan. Pasien kleptomania mungkin juga mengalami depresi atau kecemasan. Pasien kleptomania tidak selalu mempertimbangkan kemungkinan penangkapan mereka, penahanan yang berulang menyebabkan penderitaan dan rasa malu. Pasien kleptomania mungkin merasa bersalah dan cemas setelah mencuri namun hal ini tidak dapat menghentikannya. Sebagian besar pasien kleptomania mencuri dari toko, tetapi mereka juga dapat mencuri dari anggota keluarga atau teman mereka sendiri.2

2.5. Diagnosa Kriteria untuk mendiagnosa kleptomania berdasarkan Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, edisi keempat, teks revisi (DSM-IV-TR), yaitu: a. Kegagalan berulang dalam menahan impuls untuk mencuri benda-benda yang tidak diperlukan untuk keperluan pribadi atau untuk nilai ekonominya. b. Meningkatnya perasaan ketegangan segera sebelum melakukan pencurian. c. Rasa senang, puas, atau redanya rasa ketegangan pada saat bersamaan melakukan pencurian. d. Mencuri tidak dilakukan untuk mengekspresikan kemarahan atau balas dendam, dan bukan sebagai respon suatu waham atau halusinasi.

e. Mencuri tidak dapat diterangkan lebih baik oleh gangguan konduksi, episode manik, atau gangguan kepribadian antisosial.

Kriteria untuk mendiagnosa kleptomania berdasarkan PPDGJ-III, yaitu: a. Adanya peningkatan rasa tegang sebelum, dan rasa puas selama dan segera sesudah melakukan tindakan pencurian b. Meskipun upaya untuk menyembunyikan biasanya dilakukan, tetapi tidak setiap kesempatan yang ada digunakan. c. Pencurian basanya dilakukan sendiri (solitary act), tidak bersama-sama dengan pembantunya. d. Individu mungkin tampak cemas, murung dan rasa bersalah pada waktu diantara episode pencurian tetapi hal ini tidak mencegahnya mengulangi perbuatan tersebut.1,3

2.6. Diagnosis Banding Perbedaan utama antara kleptomania dengan bentuk mencuri lainnya adalah untuk suatu diagnosis kleptomania, mencuri harus selalu mengikuti kegagalan untuk menahan impuls dan harus merupakan tindakan yang tersendiri, dan benda-benda yang dicuri tidak dipergunakan dan tidak memiliki arti ekonomi. Pada mencuri tanpa gangguan jiwa biasanya tindakan itu direncanakan dan benda yang dicuri biasanya untuk digunakan atau memiliki nilai ekonomi. Pada pasien skizofrenik mencuri mungkin sebagai respon terhadap halusinasi ataupun waham, dan pada pasien dengan gangguan kognitif mungkin dituduh mencuri karena mereka lupa membayar benda yang telah diambilnya.1,3

2.7. Penatalaksanaan Kebanyakan pasien menolak untuk mendapatkan bantuan sampai mereka terlibat dalam proses hukum. Tidak ada terapi yang paling efektif dalam penyembuhan gangguan ini, walaupun demikian beberapa terapi dapat diberikan. Terapi yang dapat diberikan adalah secara farmakologis dan psikoterapi.3

A. Farmakologis Ada beberapa obat yang dilaporkan berhasil dan dapat digunakan pada penderita kleptomania, yaitu: a) Antidepressant Jenis obat yang digunakan termasuk Selective Serotonin Reuptake inhibitors (SSRIs). Pemilihan penggunaan SSRIs pada pengobatan

kleptomania karena diyakini bahwa pada penderita kleptomania terjadi disfungsi serotogenik. Respon penggunaan SSRIs pada pasien

kleptomania berupa penurunan keinginan mencuri, perilaku mencuri, dan peningkatan fungsi social serta fungsi pekerjaan. b) Atypikal antipsikotik c) Mood stabilizers Obat ini memberikan ketenangan bila terjadi perubahan mood berupa dorongan-dorongan kuat untuk mencuri timbul secara mendadak. d) Naltrexone Pasien yang mendapatkan naltrexone sering melaporkan berkurangnya keinginan yang mendesak untuk mencuri. Keinginan mencuri yang

mendesak tidak mungkin hilang tetapi berkurang sehingga pasien dapat menolak/menekan keinginan tersebut dengan lebih mudah. Naltrexone digunakan dalam studi pengobatan pertama kleptomani dan menunjukkan penurunan yang signifikan dalam intensitas dorongan untuk mencuri dan perilaku mencuri.1,2

B. Psikoterapi Terapi yang digunakan dalam penyembuhan kleptomania adalah Cognitive-Behavioral Therapy (CBT). Pada CBT individu diharapkan dapat mengindentifikasi perilaku yang salah, pikiran negatif dan mengubah pikiran dan perilaku tersebut secara lebih sehat. Pada Cognitive-Behavioral Therapy

diberikan beberapa perlakuan seperti covert sensitization, dimana individu diminta untuk membangkitkan hal-hal yang tidak mengenakkan saat akan mencuri misalnya mual dan muntah. Aversion therapy merupakan sesi dimana individu berusaha mengatur pernafasan secara tepat, menahan nafas untuk beberapa saat

ketika rasa tidak nyaman muncul yang akan melawan dorongan-dorongan untuk mencuri tersebut untuk kembali muncul.1,2,3

2.8. Prognosis Angka pemulihan spontan pada pasien kleptomania adalah tidak diketahui. Tetapi dilaporkan prognosis dengan pengobatan dapat membaik.3

BAB III KESIMPULAN

Ciri penting dari kleptomania terdiri dari dorongan atau impus yang rekuren, intrusif dan tidak dapat ditahan untuk mencuri benda-benda yang tidak diperlukan. Pasien kleptomania mungkin merasa bersalah dan cemas setelah mencuri namun hal ini tidak dapat menghentikannya. Tidak ada terapi yang paling efektif dalam penyembuhan gangguan ini, walaupun demikian ada beberapa terapi yang dapat diberikan yakni secara farmakologis dan psikoterapi.

Anda mungkin juga menyukai