Anda di halaman 1dari 13

TRAKEITIS

SITI AGUSRIANTINA
G1A218114
TRAKEITIS
Definisi Trakeitis adalah peradangan pada trakea.
Trakeitis bakteri,

disebut juga dengan = tracheitis pseudomembran atau


= laryngotracheobronchitis
membranosa,
- adalah penyakit yang berpotensi mengancam jiwa

- infeksi daerah subglotis, dan mungkin bisa terjadi


obstruksi jalan napas

- Trakeitis bakteri diyakini berasal dari superinfeksi


bakteri yang didahului oleh infeksi saluran
pernapasan atas oleh virus.
Patogenesis
Laring terinfaksi oleh kolonisasi
bakteri, seperti Staphylococcus
aureus, Streptococcus pneumoniae, Kolonisasi bakteri meluas ke
bakteri enterik gram negatif, trakea
Pseudomonas aeruginosa

- Kolonisasi bakteri pada trakea dapat terjadi


dalam 24 jam setelah lahir, bahkan pada bayi
yang lahir pada usia kehamilan
- Trakeitis adalah infeksi daerah subglotis, dan bisa
berlanjut terjadi obstruksi jalan napas yang dapat
mengacam jiwa
- Trakeitis bakteri diyakini berasal dari
superinfeksi bakteri yang didahului oleh infeksi
saluran pernapasan atas oleh virus.
Anamnesis Trakeitis

Pasien datang dengan keluhan utama batuk, pilek,


dan demam ringan

1. Batuk yang dirasakan kering atau berdahak?


2. Jika berdahak, bagaimana warna dahaknya?
3. Apakah disertai dengan sesak napas?
4. Apakah disertai dengan nyeri pada bagian tengah dada
(bagian sternum)?
5. Apakah batuk sering terjadi pada malam hari?
Pemeriksaan Fisik
Meliputi: Inspeksi, Palpasi, dan Auskultasi
a. Inspeksi
Melihat dan mengamati posisi trakea, dan pergerakan trakea,
dan kesimetrisan trakea. Dapat meminta pasien menelan
b. Palpasi
Pada pemeriksaan fisik secara palpasi akan dievaluasi adanya
kesakitan, perubahan posisi, dan kesimetrisan trakea
Pemeriksaan Fisik

c. Auskultasi
Untuk mendengarkan ada tidaknya suara berderik yang
keluar dari trakea. Jika didapatkan temuan auskultasi dengan
suara berderik dipastikan terdapat mucus, darah atau cairan-
cairan lain

- Mukus, darah atau cairan-cairan lain itu akan dapat memberikan


petunjuk adanya bronchitis, oedema pulmonum, atau disebabkan oleh
adanya perdarahan paru-paru.

- Suara-suara pernafasan atau stridor dapat terdengar apabila lumen


trachea atas mengalami penyempitan, misalnya oleh neoplasma-
neoplasma atau karena tanda-tanda parut.
Pemeriksaan Penunjang

1. Bronkoskopi

Diagnosis definitif trakeitis dapat dilakukan dengan


bronkoskopi
• Gambaran peradangan trakea, penyempitan subglotis,
adanya sekresi trakea purulen dan pseudomembran
adalah diagnostik
• Pengambilan sampel untuk kultur dan uji sensitivitas
antibiotik. (Kultur bakteri aerobik dan anaerobik, serta
kultur virus)
• Bronkoskopi terapuitik melakukan trakea toilet dan
mengupas membran purulen. Bronkoskopi juga
membantu untuk menyingkirkan diagnosis lain seperti
epiglottitis.
Pemeriksaan Penunjang

2. Kultur
- Kultur bakteri dan pewarnaan Gram sekresi
trakea
- Pengumpulan sampel dapat dilakukan pada saat
bronkoskopi. Dapat mengidentifikasi patogen sekitar
(62% hingga 87%).
Pemeriksaan Penunjang

3. X-ray polos leher anteroposterior (AP)


• penyempitan subglotis (Steeple sign)
• udara trakea atau batas trakea yang tidak teratur
(candle dripping sign) ditemukan pada tampilan
lateral. Namun, temuan ini tidak spesifik
• Kadang-kadang temuan radiologis sugestif
pneumonia bersamaan dapat dicatat
DIAGNOSIS BANDING
- Laringotrakeitis
- Epiglotitis
Tatalaksana
• Menjaga jalan napas saluran napas
• Kalau ada gejala obstruksi jalan napas terutama pada anak yang
diduga menderita tracheitis bakterisebaiknya dirawat di unit
perawatan intensif.
• Pada kondisi tertentu bakteri tracheitis perlu diintubasi.
• Suction berulang dibutuhkan karena sekresi tebal dan kecenderungan
mereka untuk membentuk kerak,
• Trakeostomi diperlukan

Antibiotika
• Pilihan antibiotik empiris harus mencakup gram-positif
dan gram-negatif spektrum luas, seperti: Amoksisilin /
asam klavulanat, cefuroxime, dan ampisilin + sulbaktam.
• Epinefrin atau kortikosteroid nukleat tidak meredakan
obstruksi saluran napas akut.
DAFTAR PUSTAKA

1. McLeod, Schell George P. 2013. Clinical


Examination. 2013. 13th Editio. Penerbit:
Churchill Livingstone
2. Doody DP. 2004. Foreign body aspiration. In
Grillo HC editors. Surgery of the trachea and
bronchi. London: BC Decker Inc
3. Soepardi, Efiaty Arsyad, Sp.THT-KL dkk. 2015
Buku Ajar Ilmu Kesehatan THT. Edisi 7.
Jakarta: FKUI
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai