Definisi
Rinitis alergi adalah suatu peradangan pada
mukosa hidung setelah terpapar alergen yang
diperantarai oleh IgE.
Ditandai dengan gejala-gejala hidung yaitu rinore
(hidung beringus yang encer dan banyak), bersin-
bersin, hidung tersumbat, hidung gatal, mengorok,
dan juga terkadang disertai gatal di langit-langit,
faring, mata, dan telinga, mata kemerahan dan
berair.
KLASIFIKASI
PATOGENESIS
Penyakit inflamasi yang diawali dengan tahap sensitisasi dan
diikuti dengan reaksi alergi.
Pada Anak
facial :allergic shinner
allergic salute
allergic crease
facies adenoid
geographic tongue
allergic shinner : Bayangan atau
lingkaran gelap didaerah bawah mata.
allergic salute : Sering menggosok
hidung pada saat hidung terasa gatal.
allergic crease : Timbulnya garis
melintang pada daerah dorsum nasi
bagian sepertiga bawah.
facies adenoid : Mulut sering terbuka
dengan lengkung langit-langit yang
tinggi.
geographic tongue : Lidah tampak
seperti gambaran peta.
Pemeriksaan Penunjang
IN VITRO IN VIVO
• Antihistamin
– Antagonis yang bekerja secara inhibitor kompetitif pada
reseptor H-1
– Mengurangi gejala bersin, rinore, gatal
– Antihistamin ideal :
• Efek antikolinergik, antiadrenergik, antiserotonin (-)
• Tidak melewati SDO dan plasenta efek samping SSP (-)
• Efek ke jantung (-)
• Absorbsi oral cepat, mula kerja cepat, masa kerja lama
TERAPI MEDIKAMENTOSA
– AH generasi I (klasik) :
• Lipofilik menembus SDO
efek pada SSP sedasi, lemah,
dizzines, ganguan kognitif dan
penampilan
• Efek antikolinergik mulut kering,
konstipasi hambatan miksi,
glaukoma
• Difenhidramin, klorfeniramin
maleat (CTM), hidroksisin,
klemastin, prometasin dan
siproheptadin.
TERAPI MEDIKAMENTOSA
– AH generasi II (non-sedatif)
• Lipofobikefek SSP minimal, efek antikolinergik(-)
• Kelompok I : terfenadin, astemisol kardiotoksik,
ditarik dari peredaran.
• Kelompok II : loratadin, setirisin,
fexofenadin,desloratadin,levosetirizin.
AH topikal :
• Azelastin, levocabastin
• Untuk mengatasi gejala bersin dan gatal pada hidung
dan mata
TERAPI MEDIKAMENTOSA
• Kombinasi Antihistamin-Dekongestan
– Banyak digunakan
– Loratadin/feksofenadin/setirisin + pseudoefedrin 120 mg
• Ipratropium Bromida
– Topikal, antikolinergik
– Efektif mengatasi rinore yang refrakter terhadap
kortikosteroid topikal/antihistamin
– ES : iritasi hidung, krusta, epistaksis ringan
TERAPI MEDIKAMENTOSA
• Kortikosteroid
– Kortikosteroid topikal
• Pilihan pertama untuk rinitis alergi persisten sedang-berat efek
antiinflamasi jangka panjang
• Mula kerja lambat (12 jam), efek maksimum beberapa hari sampai
minggu
• Budesonide, beklometason, fluticason,mometason furoat,
triamcinolon acetonide
• Dosis dws : 1 x II semprot/hr, anak 1 x I semprot /hr
– Kortikosteroid oral
• Terapi jangka pendek (3 – 5 hr). Dosis tinggi, tapp off
• Pada rinitis alergi berat yang refrakter
Efek kortikosteroid topikal
• Mengikat reseptor glukokortikoid di sitoplasma
• Menghambat transkripsi genetik
• Efek antiinflamasi :
– Menghambat uptake & pembentukan sel APC
– Me (-) jumlah eosinofil & mediator kimianya
– Me (-) influks sel inflamasi pd mukosa
– Me (-) pengeluaran pro-inflamasi mediator kimia &
hiperesponsif mukosa
– Menghambat sintesis & pengel.mediator kimia : histamin,
sitokin,leukotrien, kemokin
TERAPI LAINNYA
• Imunoterapi:
– Respon (-) terhadap terapi medikamentosa
– Penghindaran alergen tidak dapat dilakukan
– Terdapat efek samping dari pemakaian obat