Anda di halaman 1dari 25

Laringitis

Laringitis Akut

LARINGITIS
Laringitis
Kronik
DEFINISI
Laringitis merupakan suatu proses inflamasi pada laring yang terjadi mendadak dan berlangsung dalam kurun waktu kurang lebih 3 minggu yang pada umumnya
merupakan kelanjutan dari infeksi saluran pernapasan atas yaitu rinofaringitis akut (common cold)

Laring, atau kotak suara (voicebox), adalah organ pada leher yang
melindungi trakea dan terlibat dalam produksi suara. Laring adalah saluran pernapasan
yang membawa udara menuju ke trakea Fungsi utama laring adalah untuk melindungi
saluran pernapasan dibawahnya dengan cara menutup secara cepat pada stimulasi mekanik,
sehingga mencegah masuknya benda asing ke dalam saluran napas. Laring
mengandung pita suara (vocal cord).
Patofisiologi
Parainfluenza virus

Masuk melalui inhalasi

Menginfeksi sel epitelium saluran nafas lokal yang bersilia

Edema dari lamina propria, submukosa, dan adventitia.


Infitrasi selular dengan histosit, limfosit, sel plasma dan lekosit polimorfonuklear (PMN)

Terjadi oedem & hiperemis dari saluran nafas terutama pada dinding lateral dari trakea
dibawah pita suara (terjadi pada lumen saluran nafas dalam)

Terjadi penyempitan, bahkan sampai hanya sebuah celah

Membran pelindung plika vokalis biasanya hiperemis & oedem


Laringitis Akut

• Suatu kelainan yang


Definisi disebabkan karena adanya
keradangan akut pada laring

• Sering pada laring bisa


Frekuensi menyebabkan obstruksi
jalan napas atas
Faktor
Etiologi
Risiko
- Pasien balita
- Penderita infeksi Non spesifik: Virus,
saluran napas bawah Streptokokus pneumoni, E.
dan paru coli, Hemofilius influenza
- Terapi
radiasi/brachytherapy,
- Pemberian
imunosupresi
- Kemoterapi Spesifik: Diphteri dan M.
Tuberculosis
- Pasien banyak berbicara
(guru, penyanyi,
salesman/girl)
GEJALA DAN TANDA
Gejala Umum:
- Demam
- Dedar (malaise)

Gejala Lokal:
- Suara parau sampai tidak bersuara sama sekali
(afoni)
- Nyeri ketika menelan atau berbicara, serta
gejala sumbatan laring
- Batuk kering yang lama-kelamaan disertai dahak
PEMERIKSAAN FISIK
Inspeksi :
Tampak mukosa laring hiperemis, membengkak,
terutama di atas dan di bawah pita suara

Biasanya terdapat juga tanda radang akut di


hidung atau sinus paranasal atau paru
Pemeriksaan Penunjang

1 Laringoskopi indirek

2 Laringoskopi direk

3 Fiber optic laryngoscope

4 Radiologi

5 Laboratorium
TATALAKSANA
Non Farmakologis :
- Istirahat berbicara dan bersuara selama 2-3 hari
- Menghirup udara lembab
- Menghindarai iritasi pada faring dan laring,
misalnya merokok, makan makanan pedas dan
minum es

Farmakologis :
Antibiotikdiperluan apabila peradangan berasal
dari paru.
TATALAKSANA
Bila terdapat sumbatan laring, dilakukan
pemasangan pipa endotrakea, atau trakeostomi
Tindak • Penyembuha
Lanjut n dalam
waktu 24-48
jam
Laringitis Kronik

Definisi • Peradangan kronis pada laring;


dasar waktu 12-14 minggu

Faktor • Kelainan kronis pada korda


vokalis dapat menyebabkan

Risiko perubahan mukosa pada korda


vokalis
Pemeriksaan
Etiologi
Penunjang
Bakterial  M. tuberculosis, M.
leprae, T. pallidum, K.
rhinoscleromatis, A. israelii. Laringoskopi indirek, direk dan
Fungal  Histoplasmosis, fiberoptic laryngoscope,
Blastomicosis, Coccidiosis, radiologi dan laboratorium
Candidiasis, Aspergillosis,
Rhinosporidiosis

Laringitis non-spesifik, refluks


gastrointestinal, trauma
inhalasi, trauma radiasi, trauma
intubasi, gangguan endokrin,
dan autoimun
Faktor • Faktor risiko harus
Risiko diatasi

Terapi • Antiinflamasi dan


Konservatif neurotropik

Terapi • Bila timbul sumbatan


bedah jalan napas atas
Penatalaksanaan
• Amoksilin dengan asam klavulanat atau ampisilin dengan sulbaktam.
• Injeksi Penisilin Prokain selama 10 hari untuk kuman Difteri disertai pemberian serum anti
Antibiotik difteri

• Terutama pada bayi dan anak dengan potensi terjadi sumbatan jalan napas atas
Kortikosteroid

• Analgesik, antipiretik, mukolitik


Simtomatis

• Ruangan yang sejuk dan dingin


Humidifikasi

• Bila didapatkan obstruksi jalan napas atas yang gagal penanganan konservatif
Trakeotomi
Prosedur Pemeriksaan Laring
• Hal-hal Penting
– Pada pemeriksaan Laringoskopi Direkta
diperlukan persiapan puasa dan dilakukan
premedikasi. Posisi kepala penderita harus
tepat supaya pelaksanaan tindakan dapat
dilakukan dengan baik
– Pada pemeriksaan Fiber Optic
Laryngoscope diperlukan kerjasama
dengan penderita meskipun tindakan ini
relatif tidak menyakitkan penderita
Teknik Pemeriksaan
Laringoskopi Direkta
No Langkah-Langkah Bagaimana Mengapa
1 Premedikasi Luminal/atropin - Tidak valium, karena
depresi pernapasan, biar
air liur sedikit
2 Anestesi lokal Spray xylocain, pd - Epiglotis dikait, perlu
epiglotis anestesi
3 Atur posisi kepala Posisi high: fleksi - Mudah mengait epiglotis
leher/dada, ekstensi keatas
occipito atlanto
4. Mengait epiglotis Selalu digaris tengah - Akan terlihat uvula-
epiglotis sebagai pedoman
Epiglotis dikait sedikit - Kalau terlalu banyak,
saja aritenoid terkait
- Kalau terlalu sedikit:
5 Melihat korda vokalis Dengan bantuan lepas
teleskop (0o,30o) - Mudah melihatnya, kalau
teleskop harus mengait
epiglotis,bisa basah-
buram
Laringoskopi Serat Optik (FOL)
No Langkah-langkah Bagaimana Mengapa
1 Anaestesi lokal - Kapas xylocain Tidak nyeri,tidak trauma
ephedrin 1 % di
kavum nasi dengan
Spray xylocain pd
faring/epiglotis
2 Atur duduk penderita - Duduk tegak Memudahkan alat masuk
3 Memasukkan alat FOL - Melalui dasar Tempat terlebar
kavum nasi
4 Melihat nasofaring - Lurus ke belakang Tampak nasofaring dulu
5 FOL diarahkan ke laring - Dengan
membengkokkan ke
bawah
6 Memeriksa laring - FOL diarahkan
mula-mula tampak
dari jauh, lalu
makin mendekat
- Kalau tak ada tumor
dilihat pergerakan
korda vokalis
 Instrumen yang diperlukan:
Laringoskop dewasa
Laringoskop anak-anak
Laringoskop bayi
Teleskop 00 , 300 , 900
Fiber Optic Laryngoscope dan forsep biopsi
Forsep lurus dan upturn
Pompa Penyedot (Suction pump)
DIAGNOSIS BANDING
1. Laringitis luetika
2. Karsinoma laring
3. Aktinomikosis laring
4. Lupus vulgaris laring
TATALAKSANA
- Penisilin dengan dosis tinggi
- Pengangkatan sekuester
- Bila terdapat sumbatan laring karena stenosis,
dilakukan trakeostomi
DAFTAR PUSTAKA
1. Latifi X, Mustafa A, Hysena Q. 2006. Rigid tracheobronchial in the
management of airway foreign bodies: 10 years experience in
Kosovo. International Journal of Pediatric Otolarygology

2. Soepardi, Efiaty Arsyad, Sp.THT-KL dkk. 2015 Buku Ajar Ilmu


Kesehatan THT. Edisi 7. Jakarta: FKUI

3. McLeod ., Schell George P. Clinical Examination. 2013. 13th Editio.


Penerbit: Churchill Livingstone
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai