Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH KEPERAWATAN JIWA

INSOMNIA & PARASOMNIA


Dosen Pembimbing : Ns. Iin Aini Isnaa!i " S.#e$" M.#e$
Ke%om$o# &
Anggo!a Ke%om$o# :
'. Han(o#o M.P
). Ma*%in(aa!i
&. +a,oi( A.-
.. L*%* Wa!i
/. 01oi,i2a1 +i!,iani
3. M. +a1,*, Ro4i
5. He,* P,ase!2o
6. Se$!ian A(i
PRO-RAM ST7DI S' KEPERAWATAN
SEKOLAH TIN--I ILM7 KESEHATAN HA+SHAWAT8
9AIN7L HASAN -EN--ON-
):'&
;A; I
PENDAH7L7AN
'.'. La!a, ;e%a#ang
Insomnia adalah ketidakmampuan untuk mencukupi kebutuhan tidur
baik kualitas maupun kuantitas. Jenis insomnia ada 3 macam yaitu insom-
nia inisial atau tidak dapat memulai tidur, insomnia intermitten atau tidak
bisa mempertahankan tidur atau sering terjaga dan insomnia terminal atau
bangun secara dini dan tidak dapat tidur kembali (Potter, 200!.
"ebanyakan gangguan tidur tak bisa dihindari, tetapi bisa dihu-
bungkan dengan kondisi kesehatan, yang bisa lebih bisa dihindari. #isal-
nya, banyak penderita $%& yang ternyata memiliki berat badan berlebih
(o'er(eight!. Jika berat badan bisa dikurangi, gangguan tidur yang
diderita pun bisa diatasi. )ang jelas, pola tidur yang baik merupakan pen-
cegahan terbaik. $lahraga dan diet sehat juga membantu tidur &nda men-
jadi berkualitas.
Jika gangguan tidur sudah tergolong parah, pengobatan bisa dila-
kukan dengan obat, alat, operasi, atau li*e therapy (perilaku!. Pada gang-
guan tertentu, dilakukan terapi sinar. +etapi tentu saja, cara yang paling
mudah adalah dengan mengubah gaya hidup serta menambah pengetahuan
tentang tidur.
'.). R*m*san Masa%a1
,erdasarkan latar belakang diatas, bagaimana konsep teori dari in-
somnia dan parasomnia, beserta bagaimana asuhan kepera(atan dari in-
somnia dan parasomnia--
'.&. T*<*an
'. T*<*an *m*m
Pembaca dapat memahami mengenai konsep dasar dan askep insomnia
dan parasomnia.
). T*<*an #1*s*s
%etelah membaca askep ini, pembaca mampu .
/. #enjelaskan de*inisi dari insomnia dan parasomnia
2. #enjelaskan pengelompokan insomnia dan parasomnia
3. #enjelaskan penatalaksanaan insomnia dan parasomnia
0. #enjelaskan karakteristik insomnia dan parasomnia
. #enjelaskan etiologi insomnia dan parasomnia
1. #enjelaskan askep insomnia dan parasomnia
;A; II
KONSEP TEORI
A. INSOMNIA
).'. De=inisi
Insomnia adalah keadaan tidak dapat tidur karena gangguan
ji(a. (",,I edisi 0 , 2002!
Insomnia adalah tidak dapat tidur 3 keadaan terjaga yang
abnormal (4orland, /552!
Insomnia adalah ketidakmampuan untuk mencukupi kebutuhan
tidur baik kualitas maupun kuantitas. (Potter, 200!.
4ari ketiga de*inisi diatas, kelompok menyimpulkan bah(a
insomnia adalah suatu keadaan dimana seseorang tidak dapat memenuhi
kebutuhan istirahat tidurnya baik dari segi kualitas tidur maupun
intensitas atau (aktu tidur yang normal.
Tab%e ).'. "ebutuhan tidur dalam siklus kehidupan
TAHAP SIKL7S KEHID7PAN PERKIRAAN JAM TID7R
,ayi /2-20
&nak-anak /0-/2
6emaja 2-/0
4e(asa muda 7 setengah baya 1-2
4e(asa tua -8
"ebutuhan tidur normal pada anak menurut +he International
9lassi*ication o* %leep 4isorders (I9%4, 20/0!
Usia 1-4 bulan . /0 : 7 / : jam per hari
Usia 4-12 bulan . /0 7 / jam per hari
Usia 1-3 tahun . /2 7 /0 jam per hari
Usia 3-6 tahun . /0 ; 7 /2 jam per hari
Usia 7-12 tahun . /0 7 // jam per hari
Usia 12-18 tahun . 2 < 7 5 : jam per hari
).). E$i(emio%ogi
Penyakit insomnia merupakan gangguan tidur yang paling sering
dikeluhkan masyarakat. Pre'alensinya ber'ariasi berdasarkan de*inisi
kasus dan kriteria diagnostik yang spesi*ik, sehingga estimasi pre'a-
lensi insomnia memiliki rentang sekitar /0= hingga 00=. Penelitian di
"orea %elatan menunjukkan bagaimana 'ariasi angka pre'alensi insom-
nia berdasarkan de*inisinya. "etika insomnia dide*inisikan berdasarkan
*rekuensi tidur(gejala muncul selama 3 malam dalam / minggu! maka
angkanya menjadi /8=. ,ila de*inisinya mengarah pada kesulitan da-
lam mempertahankan tidur, nilainya menjadi //,=. 4engan menggu-
nakan 4%#-I> nilainya menjadi =. %uatu sur'ey di %ingapura me-
nunjukkan 2= sampai /0= pasien yang datang ke dokter umum
mengeluhkan gejala insomnia. Penelitian ini menunjukkan kuantitas pa-
sien insomnia yang datang kepada dokter umum tidaklah sedikit. %e-
buah artikel menyatakan 6iset internasional yang telah dilakukan ?%
9ensus ,ureau, International 4ata ,ase tahun 2000 terhadap pendu-
duk Indonesia menyatakan bah(a dari 232,02 juta ji(a penduduk
Indonesia, sebanyak 22,03 juta ji(a(//,8=! terjangkit insomnia. &ng-
ka ini membuat insomnia sebagai salah satu gangguan paling banyak
yang dikeluhkan masyarakat Indonesia.
4ari segi jenis insomnianya, hasil penelitian di &merika %erikat
yang menggunakan 4%#-I> menunjukkan 20= sampai 05= penduduk
de(asa mengidap insomnia intermiten dan /0 sampai 20= mengidap
insomnia kronis, di mana 2= dari pengidap insomnia kronis ter-
diagnosis sebagai insomnia primer. Pre'alensi insomnia lebih tinggi
pada (anita dan lansia( 1 tahun ke atas!. @anita lebih sering /, kali
mengidap insomnia dibandingkan pria, dan 20-00= lansia
mengeluhkan gejala-gejala padainsomnia tiap beberapa hari dalam /
bulan.
).&. E!io%ogi
%ebab-sebab terjadinya insomnia antara lain .
a. %uara atau bunyi . ,iasanya orang dapat menyesuaikan dengan
suara atau bunyi sehingga tidak mengganggu tidurnya. #isalnya
seseorang yang takut diserang atau dirampok, pada malam hari
terbangun berkali-kali hanya suara yang halus sekalipun.
b. %uhu udara . "ebanyakan orang akan berusaha tidur pada suhu
udara yang menyenangkan bagi dirinya. ,ila suhu udara rendah
memakai selimut dan bila suhu tinggi memakai pakaian tipis,
insomnia ini sering dijumpai didaerah tropic.
c. +inggi suatu daerah 3 Insomnia merupakan gejala yang sering
dijumpai pada mountain sickness (mabuk udara tipis!, terjadi pada
pendaki gunung yang lebih dari 300 meter diatas permukaan air
laut.
d. Penggunaan bahan yang mengganggu susunan sara* pusat .
insomnia dapat terjadi karena penggunaan bahan-bahan seperti
kopi yang mengandung ka*ein, tembakau yang mengandung
nikotin dan obat-obat pengurus badan yang mengandung an*etamin
atau yang sejenis.
e. Penyakit psikologi . ,eberapa penyakit psikologi ditandai antara
lain dengan adanya insomnia seperti pada gangguan a*ekti*,
gangguan neurotic, beberapa gangguan kepribadian, gangguan
stress pasca-trauma dan lain-lain (Joe(ana, 2001!.
)... Ti$e>!i$e ?K%asi=i#asi Insomnia@
)...'. Jenis insomnia ada 3 macam yaitu menurut Potter (200!, yaitu .
/. Insomnia inisial atau tidak dapat memulai tidur,
2. Insomnia intermitten atau tidak bisa mempertahankan tidur atau
sering terjaga, dan
3. Insomnia terminal atau bangun secara dini dan tidak dapat tidur
kembali.
)...). Jenis insomnia menurut Arry (2000!, terdiri atas tiga tipe .
a! +idak bisa masuk atau sulit masuk tidur yang disebut juga
insomnia inisia% dimana keadaan ini sering dijumpai pada orang-
orang muda. ,erlangsung selama /-3 jam dan kemudian karena
kelelahan ia bisa tertidur juga. +ipe insomnia ini bisa diartikan
ketidakmampuan seseorang untuk tidur.
b! +erbangun tengah malam beberapa kali, tipe insomnia ini dapat
masuk tidur dengan mudah, tetapi setelah 2-3 jam akan terbangun
dan tertidur kembali, kejadian ini dapat terjadi berulang kali. +ipe
insomnia ini disebut jaga in!e,mi!en! insomnia.
c! +erbangun pada (aktu pagi yang sangat dini disebut juga
insomnia !e,mina%, dimana pada tipe ini dapat tidur dengan mudah
dan cukup nyenyak, tetapi pada saat dini hari sudah terbangun dan
tidak dapat tidur lagi.
)./. Dam$a# Insomnia
Insomnia dapat memberi e*ek pada kehidupan seseorang, antara
lain .
a! Efek fisiologis . "arena kebanyakan insomnia diakibatkan oleh
stress.
b! Efek psikologis . 4apat berupa gangguan memori, gangguan
berkonsentrasi, kehilangan moti'asi, depresi dan lain-lain.
c! Efek fisik/somatic . 4apat berupa kelelahan, nyeri otot, hipertensi
dan sebagainya.
d! Efek sosial . 4apat berupa kualitas hidup yang terganggu, seperti
susah mendapat promosi pada lingkungan kerjanya, kurang bisa
menikmati hubungan sosial dan keluarga.
e! "ematian orang yang tidur kurang dari jam semalam memiliki
angka harapan hidup lebih sedikit dari orang yang tidur 8-2 jam
semalam. Bal ini mungkin disebabkan karena penyakit yang
mengindiksi insomnia yang memperpendek angka harapan hidup
atau karena high arousal stateyang terdapat pada insomnia. %elain
itu, orang yang menderita insomnia memiliki kemungkinan 2 kali
lebih besar untuk mengalami kecelakaan lalu lintas jika
dibandingkan dengan orang yang normal (+urana, 2008!.
).3. Pena!a%a#sanaan
).3.'. Pena!a%a#sanaan 7m*m $a(a Insomnia
?ntuk menyembuhkan insomnia, maka terlebih dahulu harus di-
kenali penyebabnya. &rtinya, kalau disebabkan penyakit tertentu, maka
untuk mengobatinya maka penyakitnya yang harus disembuhkan ter-
lebih dahulu (&man, 200!.
Point-point umum penatalaksanaan insomnia adalah sebagai
berikut .
a. %ingkirkan atau terapi sindrom-sindrom yang spesi*ik
b. Catih kebiasaan tidur yang baik. Pertahankan (aktu tidur yang
teratur, gunakan kamar tidur hanya untuk tidur. Jaga agar ruangan
gelap, tenang, dan dingin. "embangkan suatu ritual tidur sekitar
satu jam sebelum tidur. ,angun pada (aktu yang sama setiap pagi.
$lahraga yang teratur pada siang hari, tetapi tidak dilakukan
setelah makan malam. Bindari akti'itas mental yang terlampau
bersemangat pada saat menjelang malam.
c. ,erikan dukungan dan penghiburan. Cakukan psikoterapi, jika
diperlukan. 9obalah teknik relaksasi. relaksasi progresi*, bio*eed-
back, sel*-hypnosis, meditasi dan lain-lain. +ekankan kepekaan
akan kontrol diri.
d. Dunakan sedati*-hipnotik hanya untuk (aktu yang terbatas.
%ebagian besar obat hipnotik menjadi tidak e*ekti* lagi setelah 2
minggu jika digunakan pada malam hari.
+indakan atau upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi
insomnia bisa juga dilakukan dengan cara berikut .
a! #emakan makanan berprotein tinggi sebelum tidur, seperti keju
atau susu. +ripo*an yang merupakan suatu asam amino dari protein
yang dicerna, dapat membantu agar mudah tidur.
b! ?sahakan agar selalu beranjak tidur pada (aktu yang sama.
c! Bindari tidur di(aktu siang atau sore hari.
d! ,erusaha untuk tidur hanya apabila merasa benar-benar kantuk dan
tidak pada (aktu kesadaran penuh.
e! Bindari kegiatan-kegiatan yang membangkitkan minat sebelum
tidur.
*! Cakukan latihan-latihan gerak badan setiap hari, tetapi tidak
menjelang tidur.
g! Dunakan teknik-teknik pelepasan otot-otot serta meditasi sebelum
berusaha untuk tidur.
).3.). Penanganan Insomnia Pa(a 7sia Lan<*!
%etelah diagnosis ditegakkan, dilanjutkan dengan rencana pena-
nganan. Penanganan insomnia pada usia lanjut terdiri dari terapi non*ar-
makologi dan *armakologi. +ujuan terapi adalah menghilangkan gejala,
meningkatkan produkti'itas dan *ungsi kogniti* sehingga dapat mening-
katkan kualitas hidup pada pasien usia lanjut.
'. Te,a$i Non=a,ma#o%ogi
+erapi non*armakologi khususnya beha'ioral therapies e*ekti*
sebagai *armakoterapi dan diharapkan menjadi pilihan pertama untuk
insomnia kronis pada pasien usia lanjut. ,eha'ioral therapies terdiri
dari beberapa metode yang dapat diterapakan baik secara tunggal
maupun kombinasi yaitu .
a. %timulus control
#elalui metode ini pasien diedukasi untuk mengunakan tempat
tidur hanya untuk tidur dan menghindari akti'itas lain seperti
membaca dan menonton t' di tempat tidur. "etika mengantuk
pasien datang ke tempat tidur, akan tetapi jika selama /- 20
menit berada disana pasien tidak bisa tidur maka pasien harus
bangun dan melakukan akti'itas lain sampai merasa mengantuk
baru kembali ke tempat tidur. #etode ini juga harus didukung oleh
suasana kamar yang tenang sehingga mempercepat pasien untuk
tertidur. 4engan metode terapi ini, pasien mengalami peningkatan
durasi tidur sekitar 30-00 menit. +erapi ini tidak hanya berman*aat
untuk insomnia primer tapi juga untuk insomnia sekunder jika
dikombinasi dengan sleep hygiene dan terapi relaksasi.
b. %leep restriction
+ujuan dari terapi ini adalah mengurangi *rekuensi tidur dan
meningkatkan sleep e**iciency. Pasien diedukasi agar tidak tidur
terlalu lama dengan mengurangi *rekuensi berada di tempat tidur.
+erlalu lama di tempat tidur akan menyebabkan pola tidur jadi
terpecah- pecah. Pada usia lanjut yang sudah tidak berakti'itas
lebih senang menghabiskan (aktunya di tempat tidur namun,
berdampak buruk karena pola tidur menjadi tidak teratur. #elalui
%leep 6estriction ini diharapkan dapat menentukan (aktu dan
lamanya tidur yang disesuaikan dengan kebutuhan.
c. %leep hygiene
%leep Bigiene bertujuan untuk mengubah pola hidup pasien dan
lingkungannya sehingga dapat meningkatkan kualitas tidur. Bal-
hal yang dapat dilakukan pasien untuk meningkatkan %leep
Bigiene yaitu. olahraga secara teratur pada pagi hari, tidur secara
teratur, melakukan akti'itas yang merupakan hobi dari usia lanjut,
mengurangi konsumsi ka*ein, mengatur (aktu bangun pagi,
menghindari merokok dan minum alkohol 2 jam sebelum tidur dan
tidak makan daging terlalu banyak sekitar 2 jam sebelum tidur.
d. +erapi relaksasi
+ujuan terapi ini adalah mengatasi kebiasaan usia lanjut yang
mudah terjaga di malam hari saat tidur. Pada beberapa usia lanjut
mengalami kesulitan untuk tertidur kembali setelah terjaga. #etode
terapi relaksasi meliputi. melakukan relaksasi otot, guided
imagery, latihan pernapasan dengan dia*ragma, yoga atau meditasi.
Pada pasien usia lanjut sangat sulit melakukan metode ini karena
tingkat kepatuhannya sangat rendah.
e. 9ogniti'e beha'ioral therapy
9ogniti'e ,eha'ioral +herapy (9,+! merupakan psikoterapi
kombinasi yang terdiri dari. stimulus control, sleep retriction,
terapi kogniti* dengan atau tanpa terapi relaksasi. +erapi ini
bertujuan untuk mengubah malada*ti'e sleep belie* menjadi
ada*ti'e sleep belie*. %ebagai contoh. pasien memiliki
kepercayaan harus tidur selama 2 jam setiap malam, jika pasien
tidur kurang dari 2 jam maka pasien merasa kualitas tidurnya
menurun. Bal ini harus dirubah mengingat yang menentukan
kualitas tidur tidak hanya durasi tetapi kedalaman tidur.
4ari penelitian yang dilakukan dengan metode randomiEed
controlled studies oleh FIB state-o*-the-science 9on*erence on
9hronic Insomnia menyimpulkan 9,+ e*ekti* pada insomnia
kronis. 9hesson et al mengindikasikan 9,+ sebagai terapi tunggal
sedangkan #orin et al mengemukakan bah(a 9,+ harus
dikombinasikan dengan terapi lain untuk mendapatkan hasil yang
optimal. 6andomiEed placebo-controlled trial oleh #orin et al
pada 82 sampel (9,+G/2 sampel, +emaEepamG20 sampel,
kombinasi 9,+ dengan +emaEepamG 20 sampel, placeboG 20
sampel! berumur rata-rata 1 tahun yang membandingkan
antara 9,+, temaEepam dan plasebo disimpulkan bah(a 9,+
lebih e*ekti* dari temaEepam. 9,+ dapat menurunkan (ake a*ter
sleep onset sebesar = sedangkan temaEepam hanya 01,=.
). Te,a$i +a,ma#o%ogi
%eperti pada terapi non*armakologi, tujuan terapi *armakologi
adalah untuk menghilangkan keluhan pasien sehingga dapat
meningkat-kan kualitas hidup pada usia lanjut.
&da lima prinsip dalam terapi *armakologi yaitu. menggunakan
dosis yang rendah tetapi e*ekti*, dosis yang diberikan bersi*at inter-
miten (3-0 kali dalam seminggu!, pengobatan jangka pendek (3-0
mimggu!, penghentian terapi tidak menimbulkan kekambuhan pada
gejala insomnia, memiliki e*ek sedasi yang rendah sehingga tidak
mengganggu akti'itas sehari-hari pasien.
%elain kelima prinsip diatas, dalam memberikan obat harus
mem-perhatikan perubahan *armakokinetik dan *armokodinamik pada
usia lanjut. 4engan pertambahan umur akan terjadi perubahan dalam
distribusi, metabolisme dan eliminasi obat yang berkaitan erat dengan
timbulnya e*ek samping obat. +erapi *armakologi yang paling e*ekti*
untuk insomnia adalah golongan ,enEodiaEepine (,H4s! atau non-
,enEodiaEepine. $bat golongan lain yang digunakan dalam terapi
insomnia adalah golongan sedating antidepressant, antihistamin,
antipsikotik. #enurut +he FIB state-o*-the-%cience 9on*erence obat
hipnotik baru seperti esEopiclone, ramelteon, Ealeplon, Eolpidem dan
Eolpidem #6 lebih e*ekti* dan aman untuk usia lanjut. ,eberapa obat
hipnotik yang aman untuk usia lanjut yaitu.
a. ;en4o(ia4e$ine
,enEodiaEepine (,H4s! adalah obat yang paling sering
digunakan untuk mengobati insomnia pada usia lanjut. ,H4s
menimbulkan e*ek sedasi karena bekerja secara langsung pada
reseptor benEodiaEepine. A*ek yang ditimbulkan oleh ,H4s adalah
menurunkan *rekuensi tidur pada *ase 6A#, menurunkan sleep
latency, dan mencegah pasien terjaga di malam hari. &da beberapa
hal yang harus diperhatikan dalam pemberian ,H4s pada usia
lanjut mengingat terjadinya perubahan *armakokinetik dan
*armakodinamik terkait pertambahan umur. &bsorpsi dari ,H4s
tidak dipengaruhi oleh penuaan akan tetapi peningkatan masa
lemak pada lanjut usia akan meningkatkan drug-elimination hal*
li*e, disamping itu pada usia lanjut lebih sensiti* terhadap ,H4s
meskipun memiliki konsentrasi yang sama jika dibandingkan
dengan pasien usia muda. Pilihan pertama adalah short-acting
,H4s serta dihindari pemakaian long acting ,H4s.
,H4s digunakan untuk transient insomnia karena tidak
dianjurkan untuk penggunaan jangka panjang. Penggunaan lebih
dari 0 minggu akan menyebabkan tolerance dan ketergantungan.
Dolongan ,H4s yang paling sering dipakai adalah temaEepam,
termasuk intermediate acting ,H4s karena memiliki (aktu paruh
2-20 jam. 4osis temaEepam adalah /-30 mg setiap malam. A*ek
samping ,H4s meliputi.
gangguan psikomotor dan memori pada pasien yang diterapi
short-acting ,H4s sedangkan residual sedation muncul pada
pasien yang mendapat terapi long acting ,H4s. Pada pasien yang
menggunakan ,H4s jangka panjang akan menimbulkan resiko
ketergantungan, daytime sedation, jatuh, kecelakaan dan *raktur.
b. Non>;en4o(ia4e$ine
#emiliki e*ek pada reseptor D&,& dan berikatan secara
selekti* pada reseptor benEodiaEepine subti*e / di otak. $bat ini
e*ekti* pada usia lanjut karena dapat diberikan dalam dosis yang
rendah. $bat golongan ini juga mengurangi e*ek hipotoni otot,
gangguan prilaku, kekambuhan insomnia jika dibandingkan
dengan obat golongan ,H4s. Haleplon, Eolpidem dan AsEopiclone
ber*ungsi untuk mengurangi sleep latency sedangkan ramelteon
(melatonin receptor agonist! digunakan pada pasien yang
mengalami kesulitan untuk menga(ali tidur. $bat golongan non-
benEodiaEepine yang aman pada usia lanjut yaitu.
Haleplon
&ncoli- Israel menemukan kee*ekti*an dan keamanan dari
Ealeplon pada usia lanjut. Haleplon dapat digunakan jangka
pendek maupun jangka panjang, tidak ditemukan terjadinya
kekambuhan atau (ithdra(al symptom setelah obat
dihentikan. 4osis dari Ealeplon -/0 mg, akan tetapi (aktu
paruhnya hanya / jam.
Holpidem
Holpidem merupakan obat hipnotik yang berikatan secara
selekti* pada reseptor benEodiaEepine subti*e / di otak.
A*ekti* pada usia lanjut karena tidak mempengaruhi sleep
architecture. Holpidem memiliki (aktu paruh 2,-2,5 jam
dengan dosis -/0 mg. Holpidem merupakan kontraindikasi
pada sleep related breathing disorder dan gangguan hati.
A*ek samping dari Eolpidem adalah mual, diEEiness, dan e*ek
ketergantungan jika digunakan lebih dari 0 minggu.
AsEopiclone
Dolongan non-benEodiaEepine yang mempunyai (aktu paruh
paling lama adalah esEopiclone yaitu selama jam pada
pasien usia lanjut. Scharf et al dalam penelitiannya
menyimpulkan esEopiclone 2 mg dapat menurunkan sleep
latency, meningkatkan kualitas dan kedalaman tidur,
meningkatkan +%+ pada pasien usia lanjut dengan insomnia
primer. r!stal "# et al dalam penelitiannya menyimpul-
kan bah(a esEopiclone 3 mg setiap malam dapat membantu
mempertahankan tidur dan meningkatkan kualitas tidur pada
pasien usia lanjut dengan insomnia kronik.
#elatonin reseptor agonist
#elatonin 6eseptor &gonist (6amelteon! obat baru yang
direkomendasikan oleh Iood and 4rug &dministration
(I4&! untuk terapi insomnia kronis pada usia lanjut.
6amelteon bekerja secara selekti* pada reseptor melatonin
#+/ dan #+2. 4alam penelitian yang dilakukan dengan
metode & randomiEed, double blind study selama minggu
pada 225 sampel berumur rata-rata 82,0 tahun dengan chronic
primary insomnia disimpulkan terjadi penurunan sleep
latency dan peningkatan +%+ pada minggu pertama.
6amelteon tidak menimbulkan (ithdra(al e**ect.
%edating &ntidepressant
%edating antidepressant hanya diberikan pada pasien
insomnia yang diakibatkan oleh depresi. &mitriptiline adalah
salah satu sedating antidepressant yang digunakan sebagai
obat insomnia, akan tetapi pada usia lanjut menimbulkan
beberapa e*ek samping yaitu takikardi, retensi urin,
konstipasi, gangguan *ungsi kogniti* dan delirium. Pada
pasien usia lanjut juga dihindari penggunaan trisiklik
antidepresan. $bat yang paling sering digunakan adalah
traEodone. $alsh dan Sch%eit&er menemukan bah(a
traEodone dosis rendah e*ekti* pada pasien yang mengalami
insomnia oleh karena obat psikotik atau monoamnie oJidase
inhibitor dan pada pasien yang memiliki kontraindikasi
terhadap ,H4s. 4osis traEodone adalah 2-0 mg perhari,
e*ek samping dari traEodone adalah. kelelahan, gangguan
sistem pencernaan, diEEiness, mulut kering, sakit kepala dan
hipotensi.
;. PARASOMNIA
).' Penge,!ian
Parasomnia adalah keadaan tidak terdapat respon terhadap
rangsangan 'erbal ataupun mental, kecuali yang respon yang bersi*at
re*lek3 gangguan tidur yang berupa kejadian- kejadian yang tidak
normal seperti berjalan saat tidur, mimpi buruk. (",,I Adisi 0, 2002!
Parasomnia adalah suatu kelompok gangguan sekitar tidur yang
luas3 mencakup perilaku seperti berjalan (aktu tidur, mimpi buruk.
(Binchli**, /555!
Parasomnia adalah gangguan yang melibatkan kegiatan *isik
yang tidak diinginkan, atau pengalaman yang terjadi selama tidur.
"endati gangguan tidur jenis ini lebih umum ditemukan pada anak-
anak, sekitar -/ persen, dan orang de(asa / persen, akan tetapi
tidak menutup kemungkinan berhubungan dengan adanya luka trau-
ma. Parasomnia dicirikan oleh beberapa peristi(a tidak (ajar yang
terjadi selama tidur, selama tahap tidur tertentu atau selama siklus
tidur-bangun. (9opel, 2008!
4ari ketiga de*inisi di atas, kelompok menyimpulkan bah(a
parasomnia adalah sekumpulan gangguan tidur yang berupa gerakan
yang tidak diinginkan dan tidak sadar dilakukan saat tidur.
).) Jenis>Jenis Pa,asomnia
a@ Nig1! !e,,o,
Fight terror biasanya terjadi pada sepertiga a(al tidur,
dengan gejala tiba-tiba terbangun tengah malam disertai teria-
kan, kepanikan atau menangis disertai ketakutan dan kecemasan
dengan menangis histeris dan pandangan yang mengarah ke satu
titik seolah-olah takut akan sesuatu yang tak terlihat, pada
kejadian seperti ini banyak sekali yang menghubungkan dengan
hal-hal mistis. Penderita kadang terjaga tetapi mengalami ke-
bingungan dan disorientasi. Pada saat serangan sulit dibangun-
kan atau ditenangkan.
%eseorang mengalami teror malam atau teror tidur yakni
tiba-tiba terbangun dari tidur dalam keadaan ketakutan. $rang
mungkin tampak terjaga, tetapi tampak bingung dan tidak mam-
pu berkomunikasi. $rang yang memiliki teror tidur biasanya
tidak ingat peristi(a keesokan harinya. +eror malam mirip
dengan mimpi buruk, namun teror malam biasanya terjadi se-
lama tahap 3 tidur (deep sleep!.
K$rang yang mengalami teror tidur dapat menimbulkan
bahaya untuk diri sendiri atau orang lain karena melompat di
tempat tidur atau berjalan di sekitar,K jelasnya.
"etegangan emosional yang kuat dan atau penggunaan
alkohol dapat meningkatkan kejadian teror malam di kalangan
orang de(asa.
b@ Nig1!ma,e
adalah tidur dengan mimpi yang menakutkan. &kibat mim-
pinya yang menakutkan itu penderita akan terba-ngun dalam ke-
adaan ketakutan. #ereka yang sering menga-lami episode
nightmare dalam hidupnya mempunyai risiko yang lebih besar
untuk mengalami gangguan skiEo*renia, namun juga mereka ini
adalah orang yang kreati* dan artistik.
#impi buruk adalah peristi(a nokturnal hidup yang dapat
menyebabkan perasaan takut, teror, dan atau kecemasan. ,iasa-
nya, orang yang mengalami mimpi buruk, yang tiba-tiba ter-
bangun dari tidur.
A@ Somnamb*%isme
adalah suatu keadaan perubahan kesadaran, *enomena
tidur-bangun terjadi pada saat bersamaan. %e(aktu tidur
penderita kadang melakukan akti'itas motorik yang biasa
dilakukan seperti berjalan, berpakaian atau pergi ke kamar
mandi, berbicara, menjerit, bahkan mengendarai mobil. &khir
kegiatan tersebut kadang penderita terjaga, kemudian sejenak
kebingung-an dan tertidur kembali. Ia tidak ingat kejadian
tersebut.
(@ S%ee$a%#ing
%leep(alking terjadi ketika seseorang tampaknya terjaga
dan bergerak di sekitar dengan mata terbuka lebar, tetapi sebe-
narnya tertidur. ,erjalan dalam tidur tidak memiliki memori dari
tindakan mereka. %leep(alking paling sering terjadi selama da-
lam tidur non-6A# (tahap 3!, di a(al malam.
Apisode ini sangat ber'ariasi dalam kompleksitas dan dura-
si. %leep(alking kadang-kadang bisa berbahaya karena berjalan
sambil tidur tidak menyadari keadaan sekitarnya dan dapat
bertemu benda atau dapat jatuh.
e@ 0on=*siona% A,o*sa%s
&rousals con*usional biasanya terjadi ketika seseorang ter-
bangun dari tidur nyenyak selama bagian pertama dari malam.
Ini gangguan yang juga dikenal sebagai inersia tidur berlebihan
atau mabuk tidur, melibatkan kelambatan berlebihan ketika
bangun tidur.
=@ S%ee$ Pa,a%2sis
$rang dengan kelumpuhan tidur tidak dapat memindahkan
tubuh atau anggota badan saat jatuh tertidur atau bangun. Api-
sode singkat dari kelumpuhan otot parsial atau tulang lengkap
dapat terjadi selama kelumpuhan tidur. "adang-kadang tidur
berjalan terjadi dalam keluarga, namun penyebabnya tidak dike-
tahui.
g@ Ti(*, REM (engan A!onia
+idur 6A# biasanya melibatkan keadaan kelumpuhan
(atonia!, tetapi orang-orang dengan kondisi ini mampu memin-
dahkan tubuh atau anggota tubuh saat bermimpi. ,iasanya ter-
jadi pada pria berusia 0 ke atas, tetapi gangguan juga bisa ter-
jadi pada (anita dan pada orang yang lebih muda. 4alam diag-
nosis dan pengobatan, gangguan neurologis berpotensi serius
harus dikesampingkan.
1@ Ti(*, En*,esis
4alam kondisi ini, juga disebut mengompol, orang yang
terkena tidak mampu mempertahankan kontrol kemih saat ter-
tidur. &da dua jenis enuresis yakni primer dan sekunder. Pada
enuresis primer, seseorang belum mampu memiliki kontrol
kemih semenjak masa kanak-kanak.
Pada enuresis sekunder, seseorang memiliki kekambuhan
setelah sebelumnya mampu memiliki kontrol kemih. Anuresis
dapat disebabkan oleh kondisi medis (termasuk diabetes, in*eksi
saluran kemih, atau sleep apnea!, atau gangguan keji(aan. ,e-
berapa pengobatan untuk mengompol termasuk modi*ikasi peri-
laku, perangkat alarm, dan obat-obatan.
i@ Ha%*sinasi Hi$nogogi#
Balusinasi hipnogogik adalah mimpi dalam (aktu singkat
antara terjaga dan tidur. #impi ini bisa menakutkan dan sering
dapat menyebabkan hentakan tiba-tiba dan terbangun sebelum
permulaan tidur. ?ntuk beberapa detik, lingkungan sekitar
menjadi begitu intens dan jelas, suara mungkin menjadi sangat
jelas dan keras. "adang-kadang &nda mungkin melihat diri
&nda sendiri terjatuh dan terbangun dengan hentakan tiba-tiba.
<@ Mengge,e!*##an -igi ?;,*#sisme@
Pengeretukan gigi se(aktu tidur atau bruksisme adalah
kejadian yang sangat umum. ,anyak orang percaya bah(a ada
sedikit bukti bah(a ini terkait dengan masalah medis atau
psikologis lain. Famun, banyak ahli percaya bah(a ini terkait
dengan stres dalam hidup ini. 4alam beberapa kasus dimana
gigi menjadi aus karenanya, digunakanlah peralatan mulut untuk
mengurangi luka karena gigi. ,ruksisme mungkin juga menye-
babkan terputusnya atau gangguan tidur, sehingga menyebabkan
kantuk dan buruknya konsentrasi di siang hari.
).& Pen2ebab Pa,asomnia
,isa Jadi "arena Dangguan $tak, Parasomnia merujuk pada
semua hal abnormal yang dapat terjadi pada orang, sementara mereka
tidur, terpisah dari sleep apnea. ,eberapa contoh adalah tidur yang
berhubungan dengan gangguan makan, tidur sambil berjalan, teror
malam, kelumpuhan tidur, gangguan tidur 6A# perilaku, dan agresi
tidur.
Parasomnia sering terjadi dalam keluarga, mungkin *aktor ge-
netik. Dangguan otak, mungkin bertanggung ja(ab untuk beberapa
parasomnia, seperti banyak kasus gangguan perilaku tidur 6A#. Para-
somnia juga dapat dipicu oleh gangguan tidur lainnya seperti apnea
tidur obstrukti*, dan dengan berbagai obat.Parasomnia mempengaruhi
sekitar /0 persen orang &%. #ereka terjadi pada orang dari segala
usia, tetapi lebih sering terjadi pada anak-anak. &nak-anak sangat ren-
tan karena ketidakde(asaan otak. "abar baiknya adalah bah(a me-
reka biasanya tidak terkait dengan konsekuensi kesehatan negati* dan
menghilang sebagai seorang anak matang. #encoba untuk membang-
kitkan parasomniac, terutama ketika gemetar atau berteriak , kadang-
kadang dapat memicu respons, iritasi agresi* atau kekerasan. $leh
karena itu, secara perlahan kembalikan orang tersebut ke tempat tidur
dengan membimbing dia atau berbicara lembut.
).. Pena!a%a#sanaan Pa,asomnia
/. $bat-obatan simtomatis anti histamin dapat digunakan dalam keadaan
yang tidak ringan dan sulit untuk diatasi dengan pendekatan biasa.
Penggunaan obat sebaiknya digunakan hanya sementara dan bila
sangat perlu bukan untuk digunakan jangka panjang
2. "onsumsi obat-obatan, konsumsi susu *ormula yang mengklaim bisa
membuat nyenyak tidur, terapi tradisional ataupun beberapa cara dan
strategi untuk membuat tidur nyenyak pada anak tidak akan berhasil
selama penyebab utama gangguan tidur pada anak karena alergi
makanan tidak diperbaiki.
3. $rang tua secara psikologis harus memberi perhatian dan dorongan
baik langsung maupun dari sikap kita seperti menciptakan
keharmonisan, menjaga hubungan antara anggota keluarga yang baik.
0. ,agi orangtua hal penting lainnya adalah memperhatikan jad(al
tidurnya.
. ?ntuk mencegah dari bahaya yang dapat terjadi sebaiknya di kamar
penderita sleep%alking dihindarkan dari barang-barang yang mudah
pecah dan tajam. ?sahakan untuk mengunci rapat semua pintu dan
jendela saat hendak tidur, dan sebaiknya menaruh kunci-kunci yang
sedikit susah untuk dijangkau. "arena biasanya penderita dapat
mengenali pintu dan jalan-jalan dalam rumah.
1. %ecara medis, parasomnia tidak memiliki standar cara pengobatan
yang baku. Famun ada beberapa hal yang sebaiknya dihindari oleh
penderita, seperti porsi tidur yang kurang. %eorang anak karena asyik
bermain akan melupakan tidurnya.
8. ,erbagai terapi non medis dan alternati'e yang biasa dilakukan adalah
terapi yang dapat dilakukan seperti psikoterapi, relaksasi, hipnotis dan
meditasi.
;A; III
AS7HAN KEPERAWATAN TEORITIS
&.' PEN-KAJIAN TID7R
"ebanyakan indi'idu dapat memberi perkiraan yang akurat dan beralasan
tentang pola tidur mereka, terutama jika terjadi suatu perubahan. %alah satu
metode yng singkat dan e*ekti* untuk mengkaji kualitas tidur adala dengan
menggunakan skala analog 'isul ( closs, /522!.
Pera(at membuat sebuah garis horiEontal sepanjang kira-kira /0 cm. +ulis
pernyataan-pernyataan yang berla(anan seperti Ltidur malam yang terbaikL dan
Ltidur malam yang terburukL pad setiap ujung garis. "lien diminta untuk memberi
tnda titik pada garis yang menandakan persepsi mereka terhadap tidur
malam.pengkajian juga dilakukan untuk mengetahui kebiasaan-kebiasaan yng
dilakukan sebalum tidur, apakah klien harus membaca dulu sebelum tidur, maka
pera(at mena(arkan buku bcaan kepada klien. &taupun kebiasaan-kebiasaan
yang lainnya.
%umber untuk pengkajian tidur. ,iasanya klien merupakan sumber yang
terbaik untuk menggambarkan masalah tidur dan sampai sejauh mana masalah
tersebut mengubah pola tidur dan bangun mereka yang biasa. %eringkali klien
mengetahui penyebab masalah tidur tersebut, seperti kebisingan lingkungan atau
kekha(atiran akan suatu hubungan.
Pada saat mera(at anak-anak, pera(at perlu mencari in*ormasi tentang
pola tidur dari orang tua karena biasanya mereka dlah sumber in*ormasi yang baik
tentang mengapa anak mereka mengalami msalah tidur.
&.'.' Ria2a! !i(*,
?ntuk memulai pera(at perlu terlebih dahulu memahami si*at dari
masalah tidur, tnd dan gejalanya, a(itan dan durasinya, keparahannya,
dan adanya *aktor pencetus atau penyebab-penyebabnya, serta e*eknya
secara umum pada klien. Pertanyaan-pertanyaan pengkajian antara lain
mencakup.
/. %i*at dari masalah . beritahu saya jenis masalah tidur apa yng
anda alami. ,eritahu saya mengapa anda beranggapan bah(a
tidur anda tidak adekuat. Jelaskan pada saya tentang karakteristik
tidur malam anda. %eberapa jauh perbedaan tidur anda sat ini dari
tidur anda yng dulu -
2. +anda dan gejala . apakah anda mengalami kesulitan untuk tidur,
tetap tidur atau untuk bangun -
3. &(itan dan durasi . kapan pertama kali anda menyadari masalah
ini -
0. "eparahan . berapa lama (aktu yng anda butuhkan untuk
tertidur-
. Iaktor pencetus . beritahu saya apa yang and lakukan sesaat
sebelum tidur-
1. A*ek pada klien . bagaimana pengaruh tidur ini bagi anda -
Pola tidur biasa. #engetahui pola tidur klien yang biasa dan
disukai memungkinkan pera(at untuk mencoba menyesuaikan kondisi
tidur dilingkungan layanan kesehatan dengan kondisi tidur dirumah.
?ntuk menentukan pola tidur klien pera(at mengajukan pertanyaan-
pertanyaan berikut .
/. Pukul berapa biasanya anda naik ketempat tidur setiap malam -
2. Pukul berapa biasanya anda tertidur - apakah abda melakukan
sesuatu yang khusus untuk membantu anda tertidur -
3. ,erapa kali anda terbangun dimalam hari - mengapa anda
beranggapan bh(a nd terbangun - apa yang anda lakukan terhdp
hal yang membuat anda bangun tersebut -
0. Pukul berapa biasanya anda terbangun di pagi hari -
. Pukul berapa anda turun dari tempat tidur setelah anda
terbangun -
1. ,erapa jam rata-rata anda tidur disetiap malam -
&.'.) Penge%om$o#an Da!a
&. 4ata subjekti*
a. klien mengatakan mengalami gangguan tidur insomnia
b. klien mengatakan tidurnya sering terbangun dan susah untuk tidur
kembali
c. klien mengatakan saat terbangun kepalanya pusing dan sat pertama
kali tidur kepala seperti berputar-putar
d. klien mengatakan mengalami masalah tidur sejak 2 bulan yang lalu
e. klien mengatakan kesulitan tertidur setiap hri
*. klien mengatakan butuh (aktu 2-0 jam untuk tertidur namun /-3
kemudian terbangun dn susah untuk tidur kembali
g. klien mengatakan sebelum tidur biasanya melihat t' sebentar
h. klien mengatakan saat berakti'itas merasa kelelahan dan keletihan
,. 4ata objekti*
a. "lien terlihat kelelahan
b. +erlihat lingkar hitam disekitar mata
c. @ajah terlihat kusam
d. +erlihat gelisah
e. +idur selalu terbangun
*. +idur tidak pernah tenang
&.'.& Peme,i#saan +isi#
/. +ingkat energy
a. terlihat kelelahan
b. kelemahan *isik
c. terlihat lesu
2. 9iri-ciri di(ajah
a. mata sipit
b. kelopak mata sembab, mata merah
c. semangat
3. 9iri-ciri tingkah laku
a. olengM sempoyongan
b. menggosok-gosok mata
c. bicara lambat
d. sikap loyo
0. 4ata penunjang yang menyebabkan adanya masalah potensial
a. obesitas
b. de'iasi septum
c. +4 rendah
d. 66 dangkal dan dalam
&.) DIA-NOSA KEPERAWATAN
a. Dangguan pola tidur . insomnia (kesulitan masuk tahap tidur!
berhubungan dengan kha(atir tentang keluarga
b. Dangguan pola tidur . insomnia ( kesulitan mempertahankan tidur!
berhubungan dengan lingkungan rumah sakit yang gaduh
c. Dangguan pola tidur . insomnia ( bangun terlalu a(al!
berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang bantuan-bantuan
sebelum tidur (selain obat! dan ketagihan barbiturate
d. Dangguan pola tidur (kehilangan tidur 6A# ! berhubungan dengan
rasa tidak nyaman oleh karena nyeri
e. "ecemasan berhubungan dengan .
ketidakmampuan masuk dalam tahap tidur
ketidakmampuan mengontrol perilaku saat tidur
henti napas saaat tidur
*. Perubahan rasa nyaman berhubungan dengan kehilangan
Mkekurangan (aktu tidur
g. "oping indi'idu tidak e*ekti* berhubungan dengan insomnia
h. Barga diri rendah berhubungan dengan noctural eneurisme
INTERBENSI
1. "urangi kebisingan
2. &tur prosedur untuk memberi jumlah terkecil gangguan selama periode
tidur (mis. %e(aktu indi'idu bangun untuk pemberian obat juga lakukan
tindakan dan ukur tanda 'ital!
3. Jika berkemih malam mengganggu, batasi asupan cairan (aktu malam dan
berkemih sebelum tidur.
4. +etapkan bersama indi'idu suatu jad(al untuk program kti'itas sepanjang
(aktu (jalan, terapi *isik!
5. ,atasi jumlah dan panjang (aktu tidur jika berlebihan
6. "aji (aktu rutin bersama indi'idu, keluarga, atau oarang tua-(aktu,
praktik kebersihan, ritual
7. ,atasi asupan minuman yang mengandung ka*ein sore hari
- Bindari alcohol
8. Pertahankan (aktu tidur teratur dan (aktu bangun
9. #enyusun rutinitas untuk persiapan tidur
10. Perthankan ruang tidur agak dingin
11. Dunakan penutup telingan bila kebisingan menjadi masalah
12. Jangan latihan dalan 3 jam
DA+TAR P7STAKA
9opel, Cinda 9arman. (2008!. Kese1a!an Jia Dan Psi#ia!,i. Jakarta . A9D
4orland. (/552!. Kam*s Sa#* Ke(o#!e,an. Jakarta . A9D
4epartemen Pendidikan Fasional. (2002!. Kam*s ;esa, ;a1asa In(onesia E(isi
Keem$a!. Jakarta . Dramedia Pustama ?tama
Iitri, Cailatul. (20//!. Konse$ Is!i,a1a! Ti(*,. http.MMcatatanlangkah.comM
20//M00Mkonsep-istirahat-tidur.html 4iakses tanggal 20 %eptember 20/3
pukul 20.2/ @I,.
Bincli**, %ue. (/555!. Kam*s Ke$e,aa!an E(isi '5. Jakarta . A9D
"hoirunnisa, Fur. (20/0!. Modul Pembelajaran Keperawatan Jiwa Mahasiswa
(MPM). Pontianak. %+I" #uhammadiyah a'ailable at
http.MMid.scribd.comMdocM32018M#P#-%+I"#?B diakses pada tanggal 20
%eptember 20/3 pukul 20.00 @I,
#ubarak, @ahit INbal dan Furul 9hayatin. (2008!. Buku Ajar Kebutuhan Dasar
Manusia Teori dan Aplikasi dalam Praktik. Jakarta. AD9.
%ubekti, Cati*. (20//!. Gangguan Pola Tidur. &'ailable at
http.MM(((. ompas'com 4iakses 20 %eptember 20/3 pukul 20.30 @I,

Anda mungkin juga menyukai