Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia adalah mahkluk biopsikososial dan spiritual yang unik dan


menerapkan sitem terbuka serta saling berinteraksi. Manusia selalu berusaha
untukmempertahankan keseimbangan hidupnya. Kesimbangan yang
dipertahankan oleh setiap individu untuk menyesuaikan diri dengan
lingkungannya, keadaan ini disebut sehat. Manusia memiliki kebutuhan yang
secara terus menerus untuk dipenuhinya. Manusia dibekali cipta (cognitive), rasa
(affective) dan karsa (psychomotor), serta dapat mengatur dunia untuk
kepentingan hidupnya sehingga timbullah kebudayaan dengan segala macam
corak dan bentuknya, yang membedakan dengan makhluk lainnya di bumi. Proses
perkembangan perilaku manusia sebagian ditentukan oleh kehendaknya sendiri
dan sebagian bergantung pada alam.

Manusia sebagai makhluk biopsikososial merupakan model umum atau


pendekatan yang berpendapat bahwa biologis, psikologis (yang mencakup pikiran,
emosi, dan perilaku), dan sosial faktor, semua memainkan peran penting dalam
fungsi manusia dalam konteks penyakit atau penyakit. Memang, kesehatan paling
baik dipahami dalam hal kombinasi, psikologis, sosial dan spiritual faktor biologi
daripada murni dalam istilah biologi.

Manusia sebagai Makhluk biopsikososial dan spiritual atau disebut juga


sebagai makhluk yang utuh atau keseluruhan didalamnya terdapat unsur biologis,
psikologis, sosial dan spiritual. Sebagai makluk biologi manusia terdiri dari
susunan sistem organ tubuh yang digunakan untuk mempertahankan hidupnya,
mulai dari proses kelahiran, perkembangan dan proses kematian. Sebagai makhluk
psikologi manusia mempunyai struktur kepribadian, tingkah laku sebagai
manifestasi dari kejiwaan, mempunyai daya pikir dan kecerdasan. Sebgai makhluk
sosial manusia perlu hidup bersama orang lain, saling kerja sama untuk memenuhi

1
kebutuhan dan tuntutan hidup, mudah dipengaruhi kehidupan, serta dituntut untuk
bertingkah laku sesuai dengan harapan dan norma yang ada. Sebagai makhluk
spiritual manusia mempunyai keyakinan, mengakui adanya Tuhan Yang Maha
Esa, memiliki pandangan hidup, doronngan hidup yang sejalan, dengan sifat
religius yang dianuti

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan konsep manusia, manusia sebagai makhluk
biopsikososial,dan manusia sebagai Sistem?
2. Bagaimana yang dimaksud dengan rentang Sehat-Sakit?
3. Apa yang dimaksud dengan konsep lingkungan dan kebutuhan Dasar
Manusia?
4. Bagaimana yang dimaksud dengan konsep manusia sebagai makhluk bio-
psiko-sosial-spiritual?
C. Tujuan
Tujuan dibuatnya makalah ini, yaitu:
1. Memenuhi tugas mata kuliah Fisioterapi.
2. Menjelaskan konsep manusia, manusia sebagai makhluk biopsikososial,
dan manusia sebagai Sistem.
3. Menjelaskan rentang Sehat-Sakit dan konsep lingkungan dan kebutuhan
Dasar Manusia.
4. konsep manusia sebagai makhluk bio-psiko-sosial-spiritual.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Manusia
Manusia yang merupakan ciptaan Tuhan Yang Maha Esa sering disebut
sebagai makhluk yang paling sempurna karena memiliki akal. Dalam
keperawatan, manusia adalah sentral penerima asuhan keperawatan, karena
manusia memiliki kebutuhan yang kompleks, termasuk klien, keluarga, dan
komunitas. (Potter dan Perry, 2009). Manusia dipandang sebaagi individu yang
bersifat holistik dan humanistik yang dalam kehidupannya selalu berinteraksi
dengan lingkungan, baik internal maupun eksternal yang akan berpengaruh
terhadap status kesehatannya.
Manusia merupakan makhluk bio-psiko-sosio-spiritual yang unik dan utuh
dalam arti merupakan satu kesatuan utuhdari aspek jasmani dan rohani dan unik
karena mempunyai berbagai macam kebutuhan sesuai dengan tingkatan
perkembangannya. (Konsorsium Ilmu Kesehatan 1992).
Kebutuhan dasar berupa biologi, psikologi, sosial, budaya dan spiritual.
Manusia memiliki siklus hidup dan mempunyai kapasitas untuk berpikir, belajar,
bernalar, berkomunikasi dan mengembangkan budaya serta nilai. Manusia
berperan sebagai sasaran pelayanan keperawtaan, berpotensi secara aktif terlibat
dalam pemenuhan kebutuhan dasarnya. Manusia adalah klien sebagai individu,
keluarga dan masyarakat. Individu sebagai klien adalah anggota keluarga yang
unik sebagai satu kesatuan yang utuh dari aspek biologi, psikologi, sosial dan
spiritual. Kebutuhan individu berdasarkan hierarki maslow:
a. Aktualisasi diri d. Keamanan dan kenyamanan
b. Harga diri e. Fisiologi
c. Mencintai dan dicintai

3
Keluarga sebagai klien merupakan sekelompok individu yang berhubungan erat
secara terus-menerus dan terjadi interaksi satu sama lain baik secara perorangan
maupun bersama-sama di dalam lingkungan sendiri atau masyarakat secara
keseluruhan.
Mayarakat sebagia klien adalah pranata yang terbentuk karena interaksi
antara manusia dan budaya dalam lingkungannya, bersifat dinamis yang terdiri
dari individu, keluarga dan masyarakat.
Dalam konsep paradigma Tenaga Medis manusia juga membahas bahwa
seseorang manusia dipengaruhi oleh beberapa hal yaitu:

1) Filsafat hidup individu.

Sebagai contoh, seorang komunis tentu mempunyai konsep yang dipengaruhi


oleh falsafah negaranya yang berasaskan komunis dan tidak meyakini adanya
Tuhan. Hal itu tentunya berbeda dengan konsep bangsa Indonesia yang
mempunyai asas pancasila dan percaya terhadap Tuhan.

2) Pengalaman hidup seseorang.

Setiap orang pasti memiliki pengalaman yang menyenangkan, sedih, dan


sebagainya. Misalnya, seseorang berinteraksi dengan orang yang ramah, baik, dan
sopan, akan berpendapat bahwa manusia adalah makhluk yang memiliki rasa
untuk berkomuunikasi dengan baik terhadap sesama. Sebaliknya, jika seseorang
pernah memiliki pengalaman yang tidak menyenangkan selama berinteraksi
dengan orang lain, maka ia mengatakan bahwa manusia adalah makhluk yang
kejam dan tidak punya perasaan.

3) Pengetahuan manusia tentang dirinya.

Pengetahuan manusia/seseorang tentang dirinya sangat terbatas, salah satunya


karena manusia juga memikirkan hal-hal yang disekitarnya, misalnya harta dan
lingkungan. Seseorang juga tidak bisa mengenal dirinya sendiri secara utuh,
terkadang orang lain atau sahabatnya lebih mengenal pribadi orang tersebut secara

4
keseluruhan. Hal itu disebabkan bahwa seseorang tidak bisa menilai dirinya
sendiri tanpa dikritik atau disaran oleh orang lain.

Tenaga medis mempunyai konsep tentang manusia yang memandang dan


meyakini manusia sebagai makhluk yang unik, sebagai sistem adaptif dan sebagai
makhluk yang holistik. Manusia sebagai makhluk yang unik mengandung
pengertian bahwa manusia sebagai makhluk yang mempunyai sifat dan
karakteristik yang berbeda antara satu dengan yang lain. Contohnya, ada dua
orang yang memiliki sifat yang berbeda, si A memiliki sifat yang pemalu dan
pendiam, sedangkan si B memiliki sifat yang humoris.

Manusia sebagai sistem adaptif/terbuka adalah memandang manusia


sebagai sistem terbuka yang dinamis yang memerlukan berbagai masukan dari
subsistem maupun suprasistem. Subsistem terdiri atas komponen sel, organ, dan
sistem organ (misalnya, sistem pernapasan dan sisitem kardiovaskuler).
Suprasistem meliputi keluarga, komunitas, masyarakat, dan sosial budaya didalam
mempertahankan suatu keadaan seimbang. Tujuan utama manusia sebagai sistem
terbuka adalah sebagai berikut:

a) tahap bertahan serta berusaha untuk mencapai kebahagiaan lahir/batin,


b) dapat memilihara/menampilkan dirinya dalam situasi apapun agar tetap
sehat, dan
c) derajat kesehatan manusia ditentukan oleh kemampuannya beradptasi
dengan segala pengaruh, baik yang berasal dari dalam maupun dari luar
diri.

Manusia sebagai makhluk holistik. Tenaga Medis memandang manusia


sebagai makhluk holistik yang meliputi biologis, psikologis, sosiologis, spritual,
dan kultural. Hal itu berarti bahwa sebagai Tenaga Medis harus memperhatikan
aspek tersebut dalam memberikan asuhan Tenaga Medis terhadap klien. Sebagai
makhluk holistik, manusia dilihat dari aspek jasmani dan rohani, unik, serta
berusaha untuk memenuhi kebutuhannya, dapat mengembangkan potensi yang

5
dimilikinya, dan terus menerus menghadapi perubahan lingkungan serta berusaha
untuk beradaptasi dengan lingkungan.

Manusia sebagai makhluk yang holistik menjadi beberapa yaitu:

1. Manusia sebagai makhluk biologis.

Manusia sebagai makhluk biologis memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

a) terdiri atas sekumpulan organ tubuh yang semuanya mempunyai fungsi


masing-masing,
b) diturunkan/ berkembang biak melalui jalan pembuahan sperma dari laki-
laki dan ovum dari perempuan sehingga ia dapat hamil, lalu melahirkan
bayi yang kemudian tumbuh, dan berkembang menjadi remaja, dewasa,
tua, dan akhirnya meninggal, dan
c) untuk mempertahankan kelangsungan hidup, manusia mempunyai
kebutuhan dasar yang harus dipenuhi, kebutuhan dasar yang paling utama
adalah keyakinan kepada Tuhan, sedangkan kebutuhan dasar biologis
adalah fisiologis seperti oksigen, air, makanan, dan sebagainya.
2. Manusia makhluk psikologis.

Manusia sebagai makhluk psikologis artinya manusia adalah makhluk yang


berjiwa. Sebagai makhluk psikologis, manusia mempunyai sifat-sifat yang tidak
dimiliki makhluk lain. Manusia mempunyai kemampuan berpikir, kesadaran
pribadi, dan perasaan. Selain itu, manusia yang dapat berubah dari waktu kewaktu
dan bertindak atas sesuatu tertentu untuk mencapai tujuan tertentu pula.

Menurut Sigmun Freud, sebagai makhluk psikologis, manusia


memiliki/mempunyai kepribadian. Sifat kepribadian itu yaitu:

a) ID

ID adalah bagian dari kepribadian yang paling dasar dimiliki manusia. ID


merupakan pusat dari semua proses biologis atau jasmani. ID bisa dikatakan
sebagai bentuk ekspresi yang sangat ilmiah. ID merupakan sistem kepribadian

6
yang asli, yang berisi segala sesuatu yang secara psikologis diwariskan dan telah
ada sejak lahir.ID menurut Freud, bekerja berdasarkan prinsip kenikmatan,
mencari kenikmatan dan menghindari yang menyakitkan. Untuk melaksanakan
tugas menghindari rasa sakit dan mendapatkan kenikmatan, ID memiliki dua
proses yaitu tindakan refleks dan proses primer. Tindakan-tindakan refleks adalah
reaksi-reaksi otomatik dan bawaan. Contohnya bersin dan berkedip. Proses primer
menyangkut suatu reaksi psikologis yang sedikit rumit. Misalnya, proses primer
khyalan meyediakan makanan kepada orang yang lapar.

b) Ego

Ego merupakan hasil pengembangan dari ID. Aktivitas ego, bisa sadar,
prasadar, dan tak sadar. Ego tugasnya adalah menghindari ketidaksenangan
dengan melawan atau mengatur pelepasan dorongan naluri agar sesuai dengan
tuntutan dunia luar. Perbedaan ego dan ID yaitu ego bekerja sesuai dengan prinsip
kenyataan dan mempunyai mekanisme pembelaan, sedangkan ID lebih
mementingkan diri sendiri untuk memenuhi kesenangan. Contoh sifat kepribadian
ego yang bersifat sadar yaitu kaki Andi terasa sakit ketika terkena semak semak
berdiri. Contoh sifat kepribadian ego yang bersifat prasadar yaitu supaya
mengingat kembali nama seseorang yang telah menolong saya ketika saya jatuh
tadi siang.

c) Super Ego

Super ego merupakan sifat kepribadian yang berlandaskan aspek etis atau
tidak etis, pantas atau tidak pantas, salah atau benar. Pada prinsip super ego,
pemenuhan kebuttuhan harus selalu disesuaikan dengan nilai atau norma
dimasyarakat termasuk keluarga. Contoh superego yaitu seorang anak sudah dari
kecil diajarkan oleh orang tuanya tidak boleh mencuri.

7
3. Manusia sebagai makhluk sosial.

Menurut Aristoteles, manusia adalah makhluk zonpolitocon, yang artinya


adalah manusia sebagi makhluk sosial yang tidak bisa lepas dari orang lain dan
selalu berinteraksi dengan mereka. Manusia akan belajar dari lingkungan
sekitarnya tentang norma, ajaran, peraturan, kebiasaan, tingkah laku yang etis
maupun tidak etis dan ragam budaya manusia. Manusia sebagai makhluk sosial,
memiliki kepentingan dengan orang lain, mengabdi kepada kepentingan sosial dan
tidak dapat lepas dari lingkungan terutama lingkungan sosial. Contohnya, pada
saat sakit, seseorang membuttuhkan pertolongan orang lain, untuk membantu
proses penyembuhan ataupun untuk merawatnya.

4. Manusia sebagai makhluk spritual.

Manusia sebagai makhluk spritual mempunyai hubungan dengan kekuatan


diluar dirinya, yaitu hubungan dengan Tuhan, dan mempunyai keyakinan dalam
hidupnya. Keyakinan yang dimiliki seseorang akan berpengruh pada prilakunya.
Contohnya, pak Yudi mengalami sakit tumor dan beliau yakin selain para medis
yang dapat membantunya dalam mengatasi penyakitnya tersebut, beliau juga
yakin bahwa Tuhan juga akan menyembuhkan penyakitnya.

Manusia merupakan sebagai titik sentral dari upaya pelayanan


keperawatan dan sebagai penerima asuhan keperwatan berhak mengambil
keputusan bagi dirinya. Dalam kehidupannya manusia mempunyai kebutuhan
dasar yang harus dipenuhi termasuk kebutuhan pengakuan harkat dan martabat
untuk mencapai keseimbangan sesuai dengan tahap-tahap yang selalu berinteraksi
dengan sesama dan berespon terhadap lingkungan, serta mempunyai kemampuan
untuk mempertahankan integritas diri melalui adaptasi dengan lingkungan sekitar.

Sedangkan menurut Hildegard E.Peplau dalam konsep utama paradigma


keperawatan pada point pertama yaitu manusia bahwa manusia adalah organisme
yang hidup dalam keseimbangan yang tidak stabil yang berjuang dengan caranya
sendiri untuk mengurangi ketegangan yang disebabkan oleh kebutuhan. Tiap

8
individu merupakan makhluk yang unik, mempunyai persepsi yang dipelajari dan
ide yang telah terbentuk dan penting untuk interpersonal.

B. Manusia sebagai makhluk biopsikososial

Istilah manusia sebagai makhluk holistik dapat didasari oleh beberapa


teori, seperti Betty Neuman, istilah holistik diubah menjadi wholistik yang
memiliki arti yang sama, yang memandang manusia sebagai suatu keseluruhan
yang bagian-bagiannya yang saling mempengaruhi dan berinteraksi. Bagian
tersebut meliputi fisiologis, psikologis, sosiokultural dan spiritual (Marriner-
Torney 1994).Sedangkan Kozzier (1995) menjelaskan holistik merupakan
pandangan terhadap kehidupan organisme sebagai interaksi, yang mana apabila
terjadi gangguan pada satu bagian akan mengganggu sistem secara keseluruhan.

Holistik juga dapat diidentikan dengan kesejahteraan (Wellness) yang


diyakini memiliki dampak terhadap status kemanusiaan. Untuk dapat sejahtera
harus tercipta keseimbangan antara unsur biopsikososial dan spiritual (Salbiah,
2006).

C. Manusia sebagai Sistem

Manusia sebagai sistem terdiri atas sistem adaptif, personal, interpersonal


dan sosial. Sebagai sistem adaptif manusia mengalami proses perubahan individu
dalam berespon terhadap perubahan lingkungan yang dapat mempengaruhi
integritas atau keutuhan. Sebagai sistem interpersonal manusia dapat beribteraksi,
berperan dan berkomunikasi dan sebagai sistem sosial manusia memiliki
kekuatan, otoritas dan pengambilan keputusan.

Menurut teori adaptasi Roy memandang bahwa manusia sebagai sebuah


sistem yang dapat menyesuaikan diri atau dikenal sebagai adaptive system.
Sebagai sistem yang dapat menyesuaikan diri manusia dapat digambarkan secara
holistik ( bio, psicho, sosial ) sebagai satu kesatuan yang mempunyai input (
masukan ), kontrol dan feed back proses dan output.

9
Input atau masukan yang dapat berupa stimulus selanjutnya akan
dilakukan proses kontrol dalam hal ini adalah mekanisme koping yang di
manifestasikan melalui cara cara penyesuaian diri. Menurut Roy manusia dapat
menyesuaikan diri dengan aktifitas kognator dan regulator. Untuk itu dalam
mempertahankan adaptasi ada empat cara cara penyesuaian, yakni melalui funsi
fisiologis, konsep diri, fungsi peran, dan interdependentsi.

Penyesuain fungsi fisiologis, memiliki arti perubahan fisik yang akan


menimbulkan adaptasi fisiologis dalam mempertahankan keseimbangan,
contohnya keseimbangan cairan, elektrolit, dan fungsi endoktrin. Perubahan
konsep diri merupakan keyakinan perasaan diri sendiri yang menyangkut persepsi,
perilaku dan respon. Adanya perubahan fisik akan mempengaruhi pandangan dan
persepsi terhadap dirinya, sebagai contoh gangguan citra diri. Perubahan fungsi
peran, karena adanya ketidakseimbangan akan mempengaruhi fungsi dan peran
seseorang, sebagai contoh adanya konflik peran. Dan terakhir adalah perubahan
interdependentsi, yakni ketidakmampuan seseorang untuk mengintegrasikan
masing masing komponen menjadi satu kesatuan yang utuh, seperti adanya
kecemasan berpisah.

D. Definisi Kesehatan Manusia di Masyarakat


 Kesehatan masyarakat adalah ilmu dan seni (kiat/art) untuk :
1. mencegah penyakit
2. memperpanjang harapan hidup
3. meningkatkan kesehatan dan efisiensi masyarakatmelalui usaha masyarakat
yang terorganisir untuk :
a) sanitasi lingkungan
b) pengendalian penyakit menular
c) pendidikan hygiene perseorangan
d) mengorganisir pelayanan media dan perawatan agar dapat dilakukan
diagnosis dini dan pengobatan pencegahan
e) membangun mekanisme sosial, sehingga setiap insan dapat menikmati
standar kehidupan yang cukup baik untuk dapat memelihara kesehatan.

10
f) setiap warga negara dapat menyadari haknya atas kehidupan yang sehat
dan panjang

E. Rentang Sehat-Sakit

Pengertian kesehatan menurut Undang-undang No. 23 tahun 1992 tentang


kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial ekonomi. Sehat juga
dapat diartikan sebagai keadaan seimbang bio-psiko-sosio-spiritual yang dinamis
yang memungkinkan individu untuk menyesuaikan diri. Sebaliknya, sakit
diartikan sebagai keadaan yang tidak seimbang antara bio-psiko-sosio-spiritual,
sebagai respons tubuh terhadap interaksinya dengan lingkungan. (Kusnanto, 2004)
Tingkat sehat-sakit pada setiap klien berbeda-beda sehingga hal tersebut menjadi
tantangan tersendiri bagi seorang perawat.
Sehat adalah keadaan sejahtera dari fisik, mental dan sosial tidak hanya
terbebas dari penyakit atau kelemahan (WHO). Sehat adalah keadaan sejahtera
dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan orang hidup produktif secara
sosial dan ekonomi (UU no.23/92). Sedangkan sakit merupakan keadaan
terganggunyafungsi tubuh yang normal, baik fungsi fisiologis maupun fungsi
sosialnya. Faktor-faktor yang berkontribusi terhadap kesehatan, yaitu:
 Perawatan diri yang baik
 Pencegahan terhadap penyakit/cedera
 Menggunakan potensial intelektual
 Manajemen stress dan mengekspresikan emosi secara baik
 Hubungan interpersonal yang baik
 Peduli terhadap lingkungan dan kondisi sekitar
Peplau sendiri mendefinisikan kesehatan sebagai gerak progresif individu
dan proses makluk hidup secara terus menerus dalam kelangsungan kreativitas,
produktivitas dan sikap individual dari kehidupan masyarakat.

11
F. Konsep Lingkungan
Lingkungan adalah semua kondisi dan faktor yang dapat memengaruhi
kesehatan klien, baik yang berupa lingkungan internal maupun eksternal.
“Manusia sebagai makhluk sosial mempunyai hubungan yang dinamis dengan
lingkungannya dan tidak dapat dipisahkan dari lingkungan.” (Kusnanto, 2004)
Oleh karena itu, lingkungan akan berpengaruh besar terhadap kesehatan klien dan
kebutuhan pelayanan kesehatan, yang berupa pengaruh positif maupun negatif.
Lingkungan adalah faktor yang dapat mempengaruhi kesehatan manusia,
mencangkup lingkungan interna dan lingkungan eksterna. Lingkungan interna
adalah lingkungan yang berasal dari dalam manusia itu sendiri, mencangkup
faktor genetik, mutasi biologi, jenis kelamin, psikologis, faktor prediposisi
terhadap penyakit dan faktor lingkungan. Sedangkan lingkungan eksterna adalah
lingkungan disekitar manusia yang mencangkup lingkungan fisik dan biologis,
lingkungan sosial, cultural dan spiritual. Untuk memahami lingkungan, dapat
digunakan model segitiga oleh Leavel, 1965.

Agen

Lingkungan Hospes/manusia

Agen adalah faktor yang dapat menyebabkan terjadinya penyakit, contoh


faktor biologi, mekanik dan kimiawi. Hospes adalah makhluk hidup yang dapat
tertular oleh penyakit. Lingkungan adalah faktor yang dapat mempengaruhi
derajat kesehatan manusia dan agen.
Menurut Peplau, lingkungan didefinisikan sebagai bentuk diluar organisme
dalam konteks kebudayaan, dari sini kebudayaan dan kepercayaan
diaktualisasikan sehingga menjadi faktor yang perlu dipertimbangkan dalam
menghadapi individu.

12
G. Faktor – faktor yang Mempegaruhi Derajat Kesehatan Manusia
1. Perilaku
2. Lingkungan
3. Keturunan
4. Pelayanan Kesehatan :
 Pengaruh perilaku cukup besar
 Ke empat faktor di atas sangat berkaitan dan saling mempengaruhi.
 Perilaku sehat akan menunjang meningkatnya derajat kesehatanà dilihat
dari banyaknya penyakit berbasis perilaku dan gaya hidup.
 Kebiasaan pola makan yang sehat dapat menghindarkan diri kita dari
banyak penyakit à penyakit jantung, darah tinggi, stroke, kegemukan,
diabetes mellitus dan lain lain.
 Perilaku / kebiasaan mencuci tangan sebelum makan juga dapat
menghindarkan kita dari penyakit saluran cerna seperti mencret mencret
dan lainnya.
 Lingkungan aktifitas merupakan semua yang ada dilingkungan dan terlibat
dalam interaksi individu pada waktu melakukan aktifitasnya.
 Masyarakat (keluarga, kelompok, komuniti, masyarakat) atau disebut dengan
lingkungan psikososial
 lingkungan fisik (biofisik) terlibat dalam interaksi individu dan antar individu

 Keluarga
 Mencakup kelompok individu yang berhubungan erat secara terus-menerus
dan terjadi interksi satu sama lainnya baik secara perorangan maupun secara
bersama-sama, di dalam lingkungannya sendiri atau komuniti secara
keseluruhan.
 Keluarga dalam fungsinya mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lingkungan
aktifitas dimana ia berada

13
 Komuniti Dan Keluarga
 Terdiri dari individu, kelompok/keluarga dan merupakan kelompok sosial
yang ditentukan oleh batas-batas geografi atau nilai-nilai serta tujuan tertentu.
 Bila ada anggota keluarga/kelompok yang sakit secara langsung atau tidak
langsung akan mempengaruhi anggota keluarga/ kelompok yang lain dan juga
komuniti.
 Keluarga selain dapat menunjang pengobatan dan memberikan dukungan
emosional kepada anggota keluarga yang sakit, juga dapat menunjang
perkembangan sosial dan psikologis kelompok secara keseluruhan.
 Masyarakat
 Kelompok yang paling penting dan kompleks yang telah dibentuk manusia
sebagai lingkungan sosial
 Sebagai lingkungan pergaulan hidup manusia yang terdiri dari individu,
keluarga, kelompok dan komuniti yang mempunyai tujuan dan sistem nilai.
 Meliputi pengaruh-pengaruh sosial, ekonomi dan lingkungan dimana selama
interaksi manusia akan terjadi perubahan.
 Pasien/klien adalah anggota keluarga yang merupakan unit dari komuniti.
 Fisioterapis sebagai anggota komuniti yang berperan serta pada pelayanan
kesehatan kepada komuniti harus mempunyai pengetahuan dan pengertian
yang dalam dan luas tentang komuniti dan unit-unit dasarnya.
 Fisioterapi membantu meningkatkan dan mempertahankan kesehatan
individu, kelompok, keluarga dan masyarakat, serta memberikan motivasi
kepada mereka untuk mencapai tingkat kesehatan setinggi-tingginya, dengan
sasaran utama mengatasi GANGGUAN GERAK dan FUNGSI
 Fisioterapi dapat membantu dalam mengadakan perubahan-perubahan
lingkungan aktifitasnya dengan :
 mengadakan analisis aktifitas
 memberikan tehnik/metoda aktivitas
 penyesuaian interaksi dengan lingkungannya

14
 Upaya kesehatan yang dilaksanakan harus
bersifat komprehensifà upaya kesehatan harus mencakup upaya preventif /
promotif, kuratif, dan rehabilitatif

H. Kebutuhan Dasar Manusia

Dalam mempelajari kebutuhan dasar manusia terdapat beberapa ahli yang


mendevinisikan, diantaranya king (1971) menyebutkan kebutuhan dasar manusia
adalah perubahan energi didalam maupun diluar organisme yang ditunjukkan
melalui respon perilaku terhadap situasi, kejadian dan orang sedangkan menurut
Roi (1980) kebutuhan dasar manusia merupakan kebutuhan individu yang
menstimulasi respon untuk mempertahankan integritas.

Kebutuhan dasar manusia memiliki berbagai ciri, diantaranya setiap orang


mempunyai kebutuhan dasar yang sama dimana setiap kebutuhan dimodifikasi
aspek dasarnya, seseorang memenuhi kebutuhannya sesuai dengan prioritasnya,
kebutuhan dasar dalam pemenuhannya dapat ditunda, apabila terjadi kegagalan
dalam memenuhi kebutuhan, dan kebutuhan dapat membuat seseorang berfikir
dan bergerak untuk memenuhi rangsangan baik internal maupun eksternal.
Berdasarkan hal tersebut kebutuhan dasar manusia dipengaruhi oleh berbagai
faktor, diantaranya penyakit, hubungan keluarga dan support system, konsep diri,
dan tahap pengembangan.

Kebutuhan dasar manusia pada umumnya yang kita ketahui adalah


kebutuhan dasar manusia menurut Maslow yang berasal dari teori motivasi
Abraham Maslow dengan membagi kebutuhan dasar manusia menjadi 5
diantaranya :

 pertama kebutuhan fisiologis yang terdiri dari oksigen dan pertukaran gas,
cairan, makanan, eliminasi, istirahat dan tidur, aktivitas, keseimnbangan
temperatur tubuh, dan seks.

15
 Kedua, kebutuhan rasa aman dan perlindungan, merupakan kebutuhan
akan perlindungan dari udara dingin, panas, kecelakaan, dan infeksi dan
bebas dari ketakutan dan kecemasan.
 Ketiga kebutuhan rasa cinta memiliki dan dimiliki, kebutuhan rasa cinta
merupakan kebutuhan yang memberi dan menerima kasih sayang,
kehangatan, persahabatan dan dapat tempat dalam keluarga dan kelompok
sosial.
 Keempat, kebutuhan harga diri, merupakan kebutuhan diri manusia yang
berupa penilaian tentang dirinya .
 kelima kebutuhan aktualisasi diri, dapat ditentukan dengan mengenal diri
lebih baik, tidak emosional memiliki dedikasi tinggi, kreatif dan percaya
diri.

Menurut Hallbert Dunn (1958) membagi kebutuhan dasar manusia


menjadi 12 kebutuhan diantaranya:

 Adat istiadat/kepercayaan, suatu kebutuhan untuk dapat mempertahankan


kehidupan.
 Komunikasi, kebutuhan untuk dapat mengungkapkan keinginan atau
pendapatnya ke orang lain.
 Persahabatan, kebutuhan untuk berhubungan baik sesama orang lain.
 Kebutuhan untuk tumbuh.
 Kebutuhan berimajinasi.
 Kebutuhan mendapat kasih sayang.
 Lingkungan, baik lingkungan fisik maupun sosial.
 Falsafah hidup, sebagai pandangan hidupnya.
 Dignity(kedudukan), yang selalu dibutuhkan manusia dalam mencapai
harkat dan martabat yang tinggi.
 Keberhentian/kemandekan.

Menurut Henderson, membagi kebutuhan dasar manusia menjadi 14


tifologi diantaranya:

16
 Kebutuhan bernafas secara normal.
 Kebutuhan makan dan minum secara adequat.
 Kebutuhan eliminasi.
 Kebutuhan bergerak dan mempertahankan posisi.
 Kebutuhan istirahat.
 Kebutuhan memilih pakaian yang tepat.
 Kebutuhan mempertahankan temperatur tubuh.
 Kebutuhan untuk menjadikan tubuh bersih dan baik.
 Kebutuhan menghindari kerusakan lingkungan.
 Kebutuhan komunikasi dengan orang lain termasuk mengekspresikan
keinginan, emosi.
 Kebutuhan keyakinan/kepercayaan.
 Kebutuhan bekerja.
 Kebutuhan bermain dan berpartisipasi dalam rekreasi.
 Kebutuhan belajar menemukan kegunaan untuk perkembangan dan
fasilitas kesehatan.

Menurut Jean Waston, membagi kebutuhan dasar manusia menjadi 4


cabang, diantaranya:

 Kebutuhan dasar biofisikial(kebutuhan untuk hidup) yang meliputi


kebutuhan makan dan cairan, kebutuhan eliminasi dan kebutuhan fentilasi.
 Kebutuhan psikofisikal(kebutuhan fungsional) yang meliputi kebutuhan
aktivitas dan istirahat, kebutuhan seksual.
 Kebutuhan psikososial(kebutuhan untuk integrasi) meliputi kebutuhan
berprestasi dan kebutuhan berorganisasi.
 Kebutuhan intra dan interpersonal(kebutuhan untuk pengembangan)
termasuk kebutuhan aktualisasi diri.

G. Konsep manusia sebagai makhluk bio-psiko-sosio-spiritual

Manusia adalah satu dari sekian banyak mahluk ciptaan tuhan yang
diberikan banyak kelebihan dari mahluk yang lain. Manusia adalah mahluk yang

17
utuh dan unik. Sebagai mahluk yang utuh manusia terdiri dari bio psiko sosio dan
spiritual.

Manusia adalah terdiri dari satu kesatuan yang merupakan karakteristik


dan berakal, memiliki sifat-sifat yang unik yang ditimbulkan oleh berbagai
macam-macam kebudayaan.

Dikatakan unik karena manusia memiliki beragai macam perbedaan


dengan setiap manusia lain, mempunyai cara yang berbeda dalam upaya
memenuhi kebutuhannya. Manusia sebagai mahluk individu, dimana manusia
perbedaan dengan manusia lain dalam salah satu atau beberapa segi meliputi bio-
psiko sosio dan spiritual.

 Manusia sebagai mahluk biologis

Manusia adalah mahluk hidup yang lahir, tumbuh dan berkembang sesuai
dengan tuntutan dan kebutuhan. Sebagai mahluk biologi manusia memiliki ciri-
ciri sebagai berikut :

a. Manusia merupakan susunan sel-sel yang hidup yang membentuk satu


jaringan dan jaringan akan bersatu membentuk organ dan system organ. Dalam
pertumbuhan dan perkembangannya manusia dipengaruhi oleh berbagai macam
factor meliputi :

1). Faktor lingkungan, meliputi idiologi, politik, ekonomi, budaya, agama.

2). Faktor social, sosialisasi dengan orang lain

3). Faktor fisik : geografis, iklim/cuaca.

4). Factor fisiologis : system tubuh manusia

5). Faktor psikodinamik : kepribadian, konsep diri, cita-cita.

6). Spiritual : pandangan, motivasi, nilai-nilai.

18
 Memiliki kepribadian yang unik

1. Tunduk terhadap hukum alam


2. Memiliki kebutuhan
3. Manusia sebagai mahluk psikologis
4. Memiliki struktur kepribadian yang terdiri dari Id ( aspek bio ), Ego ( aspek
psikologi ) dan Super ego ( aspek social ).
5. Dipengaruhi perasaan dan kata hati
6. Memiliki daya pikir dan kecerdasan
7. Memiliki kebutuhan psikologis agar pribadi dapat berkembang

Kebutuhan psikologis terdiri dari pengurangan ketegangan, kemesraan


dan cinta, kepuasan alturistik, kehormatan dan kepuasan ego.

 Manusia sebagai mahluk social

Manusia membutuhkan manusia lain didalam menjalani kehidupannya.


Ciri-ciri mahluk sosial adalah :

1. Sebagai mahluk yang tidak dapat lepas dari orang lain. manusia memiliki
cipta (kemampuan untuk melakukan sesuatu), rasa (perasaan), dan karsa
(tujuan).
2. Manusia hidup dalam kelompoknya (keluarga, masyarakat), manusia suci
bagi manusia lain (Homosacra Res Homonim), dan engkau adalah aku (Tat
Twan Asi)
3. Manusia selalu bersosialisasi, berhubungam, menyesuaikan diri, saling
mencintai, menghormati, dan saling menghargai manusia lain dari masa
kanak-kanak sampai dengan meningal dunia.
 Manusia sebagai mahluk spiritual

Manusia diciptakan oleh Allah SWT, dalam bentuk yang sebaik-baiknya,


memiliki jiwa yang sempurna, untuk menjadi khalifah dibumi. Bukti manusia
mahluk spiritual :

19
1. Memiliki keyakinan dan kepercayaan
2. Menyembah Tuhan

I. Pengaruh Model Biopsikososial dalam Psikologi Kesehatan

Konsep model biopsikososial yang telah dijelaskan sebelumnya adalah


penyusun kesehatan yang terdiri dari biologis, psikologis dan sosial. Dukungan
sosial dan depresi(makrolevel) dan kerusakan sel atau ketidakseimbangan kimiawi
(mikrolevel) akan saling berinteraksi mencapai kesehatan tertentu. Dari konsep
model biopsikososial di atas, kesehatan dan penyakit adalah hal yang dipengaruhi
oleh faktor tertentu yang menimbulkan efek.

Selain itu, pikiran dan tubuh merupakan dua hal yang tidak dapat
dipisahkan karena hal itu saling mempengaruhi dalam aspek kesehatan dan
penyakit. Konsekuensinya bahwa kesehatan, penyakit dan perawatan medis
adalah satu proses yang tidak dapat dipisahkan. Selain itu adapula implikasi
model biopsikososial pada praktek klinis terhadap pasien yaitu :

1. Mengetahui Kesehatan Atau Penyakit Seseorang

Dalam hal ini, konsep model biopsikososial harus memperhatikan


hubungan faktor biologis, psikologis dan sosial pada proses diagnosis (Oken,
2000)

2. Treatment

Model biopsikososial harus memastikan bahwa treatment yang disarankan


telah mencakup tiga faktor tersebut yakni faktor biologis, psikologis dan sosial.

3. Hubungan Praktisi dengan Pasien

Model biopsikososial dapat membentuk jelas hubungan antara praktisi


dengan pasien sehingga hal ini bisa berefek dalam meningkatkan motivasi pasien,
dampak treatment baik dan pemulihan penyakit yang lebih cepat (Belar, 1997).
Praktisi disini harus memahami bahwa faktor sosial dan psikologis berkontribusi
terhadap pengobatan yang tepat dalam menyembuhkan penyakit. Singkatnya

20
dalam keadaan seseorang yang sehat, model ini menunjukkan bahwa individu
dapat memahami kebiasaan kesehatan pada koneks psikologi dan sosial. Konteks
ini berpengaruh pada bagaimana menjaga kesehatan yang baik dengan modifikasi
yang tepat dan fasilitas perkembangan yang sehat. Sedangkan dalam kasus
seseorang yang sakit, maka biologis, psikologis dan sosial berkontribusi dalam
proses pemulihan.

J. Konsep FT(fisioterapi), Pelayanan Pada Individu/Keluarga/Masyarakat


 Fisioterapi kesehatan masyarakat mengacu pada upaya pelayanan :
 Promotif
 Preventif
 kuratif
 rehabilitatif
 Dengan mengacu pada 10 pokok program puskesmas dan 10 penyakit utama
yang berada pada masyarakat dengan didukung oleh ilmu-ilmu dasar kesehatan
sebagai bekal menjalankan profesinya, yaitu :
 Dalam menjalankan kegaiatannya fisioterapi berdasarkan konsep upaya
meningkatkan derajat kesehatan secara tuntas dan berkesinambungan dari
mulai peningkatan, pencegahan, pengobatan dan pemulihan.
 Upaya kesehatan pencegahan dan promosi seperti pencegahan kelainan
sikap, perkembangan motorik, kesegaran jasmani, deteksi dini dan
sebagainya merupakan pelayanan fisioterapi yang bersifat mandiri.
 Upaya pengobatan fisioterapi pada kondisi penyimpangan (patologis)
merupakan suatu pelayanan yang bersifat menunjang pelayanan medis
umum dan spesialistik.
 Upaya pemulihan fisioterapi yang memberikan pelayanan kompensatorik,
penggunaan alat bantu, adaptasi dan sebagainya merupakan pelayanan
yang bersifat saling ketergantungan.
 Fisioterapi dalam upaya pelayanan memperhatikan
manusia seutuhnyaà menggunakan pendekatan komprehensif

21
 Fisioterapi harus mengkaji dan mengidentifikasikan kebutuhan pasien
dalam mengembangkan kapasitas fisik dan kemampuan
fungsionalnya (MENGATASI GANGGUAN GERAK dan FUNGSI)
untuk keperluan hidup sehari-harinya dan bila perlu mengembangkan
mekanisme kompensatorik sehingga dapat hidup aktif dalam masyarakat.
 Manusia dapat belajar sehingga dapat merubah tingkah laku
dan lingkungannyaà fisioterapi dapat berperan aktif dalam memberikan
penyuluhan pencegahan terhadap GANGGUAN GERAK dan FUNGSI
nya.
 Fisioterapi membantu meningkatkan adaptasi seseorang dalam
keadaan keterbatasan fungsi, ketidak mampuan, dengan cara
memberikanpengertian, motivasi, aktifitas, tehnik, metoda dan atau alat
bantu yang diperlukan agar mengetahui keadaan, tuntutan yang diperlukan
dalam mencapai sehat yang optimal dan aktif dalam masyarakat.
 Pendekatan pelayanan kesehatan utama menekankan pelayanan terpadu.
 Fisioterapi harus berperan serta dalam mengembangkan sistem pelayanan
kesehatan utama sesuai dengan kebutuhan masyarakat, yang penerapannya
memanfaatkan ilmu dan tehnik tepat guna dari fisioterapi secara efektif.
 Berdasarkan konsep tersebutà Fisioterapis perlu dibekali teori yang
berhubungan dengan :
 Kebutuhan aktifitas fungsional dan waktu luang manusia
 Perilaku
 Komunikasi
 Proses belajar mengajar

22
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Manusia merupakan makhluk bio-psikososial yang utuh dan unik dan


mempunyai kebutuhan bio-psiko-sosio-spiritual. Dalam hal ini manusia
dipandang secara menyeluruh dan holistik. Mempunyai siklus kehidupan meliputi
kembang, memberi keturunan, memiliki kemampuan untuk mengatasi perubahan
dengan menggunakan berbagai mekanisme yang dibawa sejak lahir maupun yang
didapat bersifat biologis, psikologis dan sosial.

Manusia selalu mencoba memenuhi kebutuhannya melalui serangkaian


peristiwa yang mencakup belajar, menggali, serta menggunakan sumber-sumber
yang diperlukan berdasarkan potensi dan keterbatasannya. Manusia mempunyai
kemampuan berpikir, belajar merasionalisasi, berkomunikasi serta
mengembangkan budidaya dan nilai-nilai.

Oleh karena itu manusia adalah faktor penting dalam tenaga medis:

 Tindakan Tenaga Medis berdasarkan pada kebutuhan manusia. Tenaga Medis


dilaksanakan secara universal terjadi pada semua tingkatan manusia
 Tingkah laku dalam Tenaga Medis meliputi rasa simpati, empati, menghargai
orang
 Tenaga Medis menghargai kepercayaan dan nilai-nilai yang dianut
manusiaKeperawatan membantu klien mengenal dirinya, sebagai makhluk
yang memiliki kebutuhan yang unik

B. Saran
Demikian makalah yang telah saya buat, jika ada kekurangan dalam
perbuatan makalah ini, saya memohon maaf. Dan kami juga memohon untuk
saran dan kritik makalah ini saya apabila ada yang kurang berkenan

23
DAFTAR PUSTAKA
Prawirohardjo Sarwono. 2014. Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT. Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo

Karlina Novvi. 2014. Keterampilan Dasar Kebidanan 1. Jakarta : In Media

http://kebidanantingkat1.blogspot.co.id/2013/10/konsep-manusia-sebagai-
makhluk-bio.htm

Alimul Aziz. 2012. Keterampilan Dasasr Praktik Klinik. Surabaya : Healt Book

Asmadi. 2008. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: EGC.


Uliyah Mustrifatul. 2008. Keterampilan Dasar Praktik Klinik. Surabaya : Salemba
Medika

Kusmiyati Y. 2007. Keterampilan Dasar Praktik


Klinik Kebidanan . Yogyakarta : Fitramaya

Hidayat,A.A. 2004. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta : Salemba


Medika.
Bastable, S. B. 2002. Perawat Sebagai Pendidik: Prinsip-Prinsip Pengajaran dan
Pembelajaran. Jakarta: EGC. Diambil dari www. books. google. com.
Christensen, P.J., Kenney, J.W. 1995. Nursing Process: Application of
Conceptual
Models, 4th Ed. (Eds) (Egi Komara Yudha). Jakarta: EGC.
Kamus Besar Bahasa Indonesia. 1997. http://kbbi.web.id/. Diakses pada tanggal
23 Februari 2014 pukul 19.42 WIB.

24

Anda mungkin juga menyukai