BAB I
PENDAHULUAN
Manusia adalah makhluk yang serba ingin tahu pada mulanya mengenai dirinya sendiri
dan akhirnya disadari bahwa dirinya terdiri dari dua unsur yaitu rohani dan jasmani. Manusia
juga merupakan makhluk yang cerdas atau bijaksana sehingga dapat berfikir.
Manusia terdiri dari satu kesatuan yang merupakan karakteristik dan berakal, memiliki sifat-
sifat yang unik yang ditimbulkan oleh berbagai macam-macam kebudayaan. Manusia dikatakan
unik karena manusia memiliki beragai macam perbedaan dengan setiap manusia lain,
mempunyai cara yang berbeda dalam upaya memenuhi kebutuhannya.
Manusia sebagai makhluk biopsikososioal dan spiritual atau disebut sebagai makhluk
holistik merupakan mahluk yang utuh atau keseluruhan di dalamnya terdapat unsur biologis,
psikologis, sosial, dan spiritual.
Manusia adalah makhluk biopsikososial dan spiriual yang unik dan menerapkan sistem
terbuka serta saling berinteraksi. Manusia selalu berusaha untuk mempertahankan
keseimbangan hidupnya, keseimbangan yang dipertahankan oleh setiap individu untuk
menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Keadaan ini di sebut sehat.
I.2. Tujuan
Membuat laporan diskusi tentang konsep manusia sebagai makhluk biopsikososial dan spiritual
dan sebagai sistem serta konsep kebutuhan dasar manusia dalam asuhan kebidanan.
BAB II
ISI
Manusia adalah makhluk yang serba ingin tahu pada mulanya mengenai dirinya sendiri
dan akhirnya disadari bahwa dirinya terdiri dari dua unsur yaitu rohani dan jasmani. Manusia
juga merupakan makhluk yang cerdas atau bijaksana sehingga dapat berfikir.
Manusia sebagai makhluk biopsikososioal dan spiritual atau disebut sebagai makhluk
holistik merupakan mahluk yang utuh atau keseluruhan di dalamnya terdapat unsur biologis,
psikologis, sosial, dan spiritual.
Manusia adalah mahkluk biopsikososial dan spiritual yang unik dan menerapkan sitem
terbuka serta saling berinteraksi. Manusia selalu berusaha untuk mempertahankan
keseimbangan hidupnya. Kesimbangan yang dipertahankan oleh setiap individu untuk
menyesuaikan diri dengan lingkungannya, keadaan ini disebut sehat. Manusia memiliki
kebutuhan yang secara terus menerus untuk dipenuhinya. Manusia dibekali cipta (cognitive),
rasa (affective) dan karsa (psychomotor), serta dapat mengatur dunia untuk kepentingan
hidupnya sehingga timbullah kebudayaan dengan segala macam corak dan bentuknya, yang
membedakan dengan makhluk lainnya di bumi. Proses perkembangan perilaku manusia
sebagian ditentukan olehbkehendaknya sendiri dan sebagian bergantung pada alam
Manusia sebagai makhluk biologis adalah manusia tersusun atas sistem organ tubuh yang di
gunakan untuk mempertahankan kehidupannya,mulai dari lahir,tumbuh kembang sehingga
meninggal.
a. Manusia merupakan susunan sel-sel yang hidup yang membentuk satu jaringan dan jaringan
akan bersatu membentuk organ dan system organ. Dalam pertumbuhan dan perkembangannya
manusia dipengaruhi oleh berbagai macam factor meliputi :
a. Memiliki struktur kepribadian yang terdiri dari Id ( aspek bio ), Ego ( aspek psikologi ) dan
Super ego ( aspek social ).
b. Dipengaruhi perasaan dan kata hati
c. Memiliki daya pikir dan kecerdasan
d. Memiliki kebutuhan psikologis agar pribadi dapat berkembang
Kebutuhan psikologis terdiri dari pengurangan ketegangan, kemesraan dan cinta, kepuasan
alturistik, kehormatan dan kepuasan ego.
e Memiliki kepribadian yang unik
a. Sebagai mahluk yang tidak dapat lepas dari orang lain. manusia memiliki cipta (kemampuan
untuk melakukan sesuatu), rasa (perasaan), dan karsa (tujuan).
b. Manusia hidup dalam kelompoknya (keluarga, masyarakat), manusia suci bagi manusia lain
(Homosacra Res Homonim), dan engkau adalah aku (Tat Twan Asi)
c. Manusia selalu bersosialisasi, berhubungam, menyesuaikan diri, saling mencintai, menghormati,
dan saling menghargai manusia lain dari masa kanak-kanak sampai dengan meningal dunia.
Manusia sebagai mahluk sepiritual adalah manusia memiliki keyakinan pandangan hidup dan
dorongan hidup yang sejalan dengan keyakinan yang dianutnya.
Menurut teori adaptasi Roy memandang bahwa manusia sebagai sebuah sistem yang dapat
menyesuaikan diri atau dikenal dengan adaptive system. Sebagai sistem yang dapat
menyesuaikan diri manusia dapat digambarkan secara holistik (bio,psicho, sosial) sebagai satu
kesatuan yang mempunyai input, kontrol dan feedback proses dan output.
Kebutuhan dasar manusia adalah hal-hal seperti makanan, air, keamanan dan cinta yang
merupakan hal yang penting untuk bertahan hidup dan kesehatan.
Hierarki kebutuhan manusia menurut Maslow adalah sebuah teori yang dapat digunakan bidan
untuk memahami hubungan antara kebutuhan dasar manusia pada saat memberikan
perawatan. Hierarki kebutuhan manusia mengatur kebutuhan dasar dalam lima tingkatan
prioritas.
1. Tingkatan yang paling dasar, atau yang pertama meliputi kebutuhan fisiologis seperti: udara, air
dan makanan. Tingkatan yang kedua meliputi kebutuhan keselamatan dan keamanan, yang
melibatkan keamanan fisik dan psikologis.
2. Tingkatan yang ketiga mencakup kebutuhan cinta dan rasa memiliki, termasuk persahabatan,
hubungan sosial dan cinta seksual.
3. Tingkatan yang keempat meliputi kebutuhan rasa berharga dan harga diri, yang melibatkan
percaya diri, merasa berguna, penerimaan dan kepuasan diri.
4. Tingkatan yang terakhir adalah kebutuhan aktualisasi diri. Menurut teori Maslow seseorang yang
seluruh kebutuhannya terpenuhi merupakan orang yang sehat, dan sesorang dengan satu atau
lebih kebutuhan yang tidak terpenuhi merupakan orang yang berisiko untuk sakit atau mungkin
tidak sehat pada satu atau lebih dimensi manusia.
Manusia sebagai bagian integral yang berintegrasi satu sama lainnya dalam motivasinya
memenuhi kebutuhan dasar (fisiologis,keamanan,kasih sayang,harga diri dan aktualisasi diri).
Setiap kebutuhan manusia merupakan suatu tegangan integral sebagai akibat dari perubahan
dari setiap komponen system.Tekanan tersebut dimanifestasikan dalam perilakunya untuk
memenuhi kebutuhan atau tujuan sampai terpenuhinya tingkat kepuasan klien.
Dasar kebutuhan manusia adalah terpenuhinya tingkat kepuasan agar manusia bisa
mempertahankan hidupnya. Peran bidan yang utama adalah memenuhi kebutuhan dasar
manusia dan tercapainya suatu kepuasan bagi diri sendiri serta kliennya, meskipun dalam
kenyataannya dapat memenuhi salah satu dari kebutuhan membawa dampak terhadap
perubahan system dalam individu (biologis, intelektual, emosional, social, spiritual, ekonomi,
lingkungan, patologi dan psikopatologi). Keseimbangan antar kebutuhan tersebut menjadi
tanggung jawab dari setiap orang.Misalnya tanggung jawab orangtua terhadap anaknya,
demikian juga tanggung jawab bidan untuk membantu memenuhi kebutuhan dasar klien.
MODEL-MODEL KDM
Abraham Maslow
Hirarki kebutuhan dasar manusia menurut Maslow meliputi lima kategori kebutuhan dasar,
yakni sebagai berikut :
1. Kebutuhan Fisiologis (Physiologic Needs)
Kebutuhan fisiologis memiliki prioritas tertinggi dalam hirarki Maslow. Seorang yang beberapa
kebutuhannya tidak terpenuhi secara umum akan melakukan berbagai upaya untuk memenuhi
kebutuhan fisiologisnya terlebih dahulu. Misalnya, seorang yang kekurangan makanan,
keselamatan, dan cinta biasanya akan mencari makanan terlebih dahulu daripada mencari
cinta. Kebutuhan fisiologis hal yang penting untuk bertahan hidup. Manusia memiliki delapan
macam kebutuhan fisiologis, yaitu kebutuhan akan oksigen dan pertukaran gas, kebutuhan
cairan dan elektrolit, kebutuhan nutrisi, kebutuhan eliminasi urin dan fekal, kebutuhan istirahat
dan tidur, kebutuhan tempat tinggal, kebutuhan temperatur, serta kebutuhan seksual. Penting
untuk mempertahankan kebutuhan tersebut guna kelangsungan umat manusia.
2. Kebutuhan Keselamatan dan Rasa Aman (Safety and Security Needs) Kebutuhan keselamatan
dan rasa aman yang dimaksud adalah keselamatan dan rasa aman dari berbagai aspek, baik
fisiologis maupun psikologis.Kebutuhan ini meliputi kebutuhan perlindungan diri dari udara
dingin, panas, kecelakaan dan infeksi, bebas dari rasa takut dan cemas, serta bebas dari
ancaman keselamatan dan psikologi pada pengalaman yang baru atau tidak dikenal.
3. Kebutuhan Rasa Cinta, Memiliki, dan Dimiliki (Love and Belonging Needs) Kebutuhan ini
meliputi memberi dan menerima kasih sayang, perasaan dimiliki dan hubungan yang berarti
dengan orang lain, kehangatan, persahabatan, serta mendapat tempat atau diakui dalam
keluarga, kelompok dan lingkungan sosialnya.
4. Kebutuhan Harga Diri (Self Esteen Need) Kebutuhan ini meliputi perasaan tidak bergantung
pada orang lain, kompeten, serta penghargaan terhadap diri sendiri dan orang lain.
5. Kebutuhan Aktualisasi Diri (Need for Self Actualization) Kebutuhan ini meliputi kemampuan
untuk dapat mengenal diri dengan baik (mengenal dan memahami potensi diri), belajar
memenuhi kebutuhan sendiri – sendiri, tidak emosional, mempunyai dedikasi yang tinggi,
kreatif, serta mempunyai kepercayaan diri yang tinggi dan sebagainya. Dengan mengetahui
konsep kebutuhan dasar menurut Maslow, kita perlu memahami bahwa : Manusia senantiasa
berkembang, sehingga dapat mencapai potensi diri yang maksimal.
Kebutuhan pada tingkat yang lebih tinggi tidak akan terpenuhi dengan baik sampai kebutuhan di
bawahnya penuhi. Jika kebutuhan dasar pada tiap tingkatan tidak terpenuhi, pada akhirnya
akan muncul sesuatu kondisi patologis.
Setiap orang mempunyai kebutuhan dasar yang sama dan setiap kebutuhan tersebut
dimodifikasi sesuai dengan budaya masing.Setiap orang memenuhi kebutuhan dasarnya
menurut prioritas. Walaupun kebutuhan pada umumnya harus dipenuhi, tetapi beberapa
kebutuhan sifatnya dapat ditunda.
Untuk beralih ke tingkat kebutuhan yang lebih tinggi, kebutuhan dasar di bawahnya harus
terpenuhi dulu.Artinya, terdapat sesuatu jenjang kebutuhan yang “lebih penting” yang harus
dipenuhi sebelum kebutuhan yang lain dipenuhi. Sebagai contoh :, jika kebutuhan fisiologis
seseorang seperti makan, cairan, istirahat, dan lain sebagainya belum terpenuhi, tidak mungkin
baginya untuk memenuhi kebutuhan harga diri atau aktualisasi diri dengan mengabaikan
kebutuhan yang pertama.
Watson Filosofi
Sebagai makhluk yang berorientasi pada waktu, manusia tidak terlepas dari kejadian masa lalu
dan masa sekarang yang akan berpengaruh terhadap masa depannya. Sebagai makhluk
sosial, manusia hidup bersama orang lain dan berinteraksi satu sama lain. Berdasarkan hal
tersebut, kebutuhan dasar manusiadi bagi menjadi tiga yaitu :
Manusia merupakan satu kesatuan yang utuh serta memiliki sifat dan karakter yang berbeda.
Manusia selalu berinteraksi dengan lingkungan dan memengaruhi satu sama lain. Dalam
proses kehidupannya, manusia diciptakan dengan karakteristik dan keunikannya masing-
masing. Dengan kata lain, setiap individu berbeda satu dengan yang lain. Konsep Martha E.
Rogers ini di kenal dengan konsep manusia manusia sebagai unit.
Jhonson
1.3. Tujuan
1. Mengetahui pengertian KDM.
2. Mengetahui hal-hal yang mendasari pemahaman tentang KDM.
3. Mengetahui model-model KDM.
4. Mengetahui kerakteristik seseorang yang kebutuhan dasanya terpenuhi.
5. Mengetahui penerapan KDM dalam praktik keperawatan.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN KDM
Kebutuhan dasar manusia adalah hal-hal seperti makanan, air, keamanan dan cinta yang
merupakan hal yang penting untuk bertahan hidup dan kesehatan. Hierarki kebutuhan manusia
menurut Maslow adalah sebuah teori yang dapat digunakan perawat untuk memahami hubungan
antara kebutuhan dasar manusia pada saat memberikan perawatan.
Hierarki kebutuhan manusia mengatur kebutuhan dasar dalam lima tingkatan prioritas.
Tingkatan yang paling dasar, atau yang pertama meliputi kebutuhan fisiologis seperti: udara, air
dan makanan. Tingkatan yang kedua meliputi kebutuhan keselamatan dan keamanan, yang
melibatkan keamanan fisik dan psikologis. Tingkatan yang ketiga mencakup kebutuhan cinta dan
rasa memiliki, termasuk persahabatan, hubungan sosial dan cinta seksual. Tingkatan yang
keempat meliputi kebutuhan rasa berharga dan harga diri, yang melibatkan percaya diri, merasa
berguna, penerimaan dan kepuasan diri. Tingkatan yang terakhir adalah kebutuhan aktualisasi
diri.
Menurut teori Maslow seseorang yang seluruh kebutuhannya terpenuhi merupakan
orang yang sehat, dan sesorang dengan satu atau lebih kebutuhan yang tidak terpenuhi
merupakan orang yang berisiko untuk sakit atau mungkin tidak sehat pada satu atau lebih
dimensi manusia.
3) Kebutuhan Rasa Cinta, Memiliki, dan Dimiliki (Love and Belonging Needs)
Kebutuhan ini meliputi memberi dan menerima kasih sayang, perasaan dimiliki dan hubungan
yang berarti dengan orang lain, kehangatan, persahabatan, serta mendapat tempat atau diakui
dalam keluarga, kelompok dan lingkungan sosialnya.
4) Kebutuhan Harga Diri (Self Esteen Need)
Kebutuhan ini meliputi perasaan tidak bergantung pada orang lain, kompeten, serta penghargaan
terhadap diri sendiri dan orang lain.
5) Kebutuhan Aktualisasi Diri (Need for Self Actualization)
Kebutuhan ini meliputi kemampuan untuk dapat mengenal diri dengan baik (mengenal dan
memahami potensi diri), belajar memenuhi kebutuhan sendiri – sendiri, tidak emosional,
mempunyai dedikasi yang tinggi, kreatif, serta mempunyai kepercayaan diri yang tinggi dan
sebagainya.
Dengan mengetahui konsep kebutuhan dasar menurut Maslow, kita perlu memahami
bahwa :
Manusia senantiasa berkembang, sehingga dapat mencapai potensi diri yang maksimal.
Kebutuhan pada tingkat yang lebih tinggi tidak akan terpenuhi dengan baik sampai
kebutuhan di bawahnya penuhi.
Jika kebutuhan dasar pada tiap tingkatan tidak terpenuhi, pada akhirnya akan muncul
sesuatu kondisi patologis.
Setiap orang mempunyai kebutuhan dasar yang sama dan setiap kebutuhan tersebut
dimodifikasi sesuai dengan budaya masing.
Setiap orang memenuhi kebutuhan dasarnya menurut prioritas
Walaupu kebutuhan pada umumnya harus dipenuhi, tetapi beberapa kebutuhan sifatnya
dapat ditunda
Kegagalan dalam memenuhi kebutuhan menyebabkan ketidakseimbangan homeostasis.
Lebih lanjut kondisi ini dapat menimbulkan penyakit.
Kebutuhan dapat menyebabkan seseorang berpikir dan bergerak memenuhinya. Ini
disebabkan oleh rangsangan yang berasal dari faktor eksternal dan internal.
Seseorang dapat merasakan adanya kebutuhan sehingga dapat berespon melalui berbagai
cara.
Kebutuhan dasar sifatnya saling berkaitan, beberapa kebutuhan yang tidak terpenuhi akan
mempengaruhi kebutuhan lainnya.
Untuk beralih ke tingkat kebutuhan yang lebih tinggi, kebutuhan dasar di bawahny harus
terpenuhi dulu. Artinya, terdapat sesuatu jenjang kebutuhan yang “lebih penting” yang harus
dipenuhi sebelum kebutuhan yang lain dipenuhi. Sebagai contoh, jika kebutuhan fisiologis
seseorang seperti makan, cairan, istirahat, dan lain sebagainya belum terpenuhi, tidak mungkin
baginya untuk memenuhi kebutuhan harga diri atau aktualisasi diri dengan mengabaikan
kebutuhan yang pertama.
B. Virginia Henderson
Teori keperawatan Virginia Handerson (Hammer dan Henderson, 1955) mengcangkup
seluruh kebutuhan dasar seorang manusia. Handerson (1964) mendefinisikan keperawatan
sebagai :
Membantu individu yang sakit dan yang sehat dalam melaksanakan aktivitas yang
memiliki kon-stribusi terhadap kesehatan dan penyembuhannya. dimana individu tersebut akan
mampu mengerjakannya tanpa bantuan bila ia memiliki kekuatan , kemauan, dan pengetahuan
yang di butuhkan . dan hal ini dilakukan dengan cara membantu mendapatkan kembali
kemadiriannya secepat mungkin.
Kebutuhan berikut ini, sering kali disebut 14 kebutuhan dasar henderson ,
memberikan kerangka kerja dalam melakukan asuhan keperawatan (Henderson, 1966):
1. Bernapas secara normal
2. Makan dan minum cukup
3. Eliminasi
4. Bergerak dan mempertahankan posisi yang dikehendaki
5. Istirahat dan tidur
6. Memilih cara berpakian ; berpakian dan melepas pakian
7. Mempertahankan temperatur tubuh dalam rentang normal
8. Menjaga tubuh tetap bersih dan rapi
9. Menghindari bahaya dari lingkungan
10. Berkomukasi dengan orang lain
11. Beribadah menurut keyakinan
12. Bekerja yang menjajikan prestasi
13. Bermain dan berpatisipasi dalam bentuk rekreasi
14. Belajar, menggali atau memuaskan rasa keingintahuan yang mengacu pada perkembangan
dan kesehatan
normal
C. Watson
Filosofi Watson tentang asuhan keperawatan (1979,1985,1988) berupaya untuk
mendifinisikan hasil dari aktivitas keperawatan yang berhubungan dengan aspek humanistik dari
kehidupan ( Watson 1979;marriner-Tomey,1994). Tindakan keperawatan mengacu langsung
pada pemahaman hubungan antara sehat, sakit dan perilaku manusia. Keperawatan
memperhatikan peningkatan dan mengembalikan kesehatan serta pencegahan terjadinya
penyakit.
Model Watson meliputi proses asuhan keperawatan, pemberian bantuan bagi klien
dalam mencapai atau mempertahankan kesehatan atau mencapai kematian yang damai.
Intervensi keperawatan berkaitan dengan proses keperawatan manusia. Perawatan manusia
membutuhkan perawat yang memahami perilaku dan respon manusia terhadap
masalah kesehatan yang aktual ataupun yang potensial, kebutuhan manusia dan bagaimana
merespon terhadap orang lain dan memahami kekurangan dan kelebihan klien dan keuarganya ,
sekaligus pemahaman pada dirinya sendiri. Selain itu perawat memberikan kenyamanan dan
perhatian serta empati pada klien dan keluargannya. Asuhan keperwatan tergambar pada seluruh
faktor-faktor yang digunakan oleh perawat dalam pemberian pelayanan keperawatan pada klien (
Watson, 1987).
D. King
Manusia merupakan individu reaktifan yang dapat bereaksi terhadap situasi, orang dan
objek tertentu. Sebagai makhluk yang berorientasi pada waktu, manusia tidak terlepas dari
kejadian masa lalu dan masa sekarang yang akan berpengaruh terhadap masa depannya. Sebagai
makhluk sosial, manusia hidup bersamaorang lain dan berinteraksi satu sama lain. Berdasarkan
hal tersebut, kebutuhan dasar manusiadi bagi menjadi tigayaitu.
1. Kebutuhan akan informasi kesehatan
2. Kebutuhan akan pencegahan penyakit
3. Kebutuhan akan perawat ketika sakit.
E. Martha E. Rogers
Manusia merupakan satu kesatuan yang utuh serta memiliki sifat dan karakter yang
berbeda. Manusia selalu berinteraksi dengan limgkungan dan memengaruhi satu sama lain.
Dalam proses kehidupannya, manusia diciptakan dengan karakteristik dan keunikannya masing-
masing. Dengan kata lain, setiap individu berbeda satu dengan yang lain. Konsep Martha E.
Rogers ini di kenal dengan konsep manusia manusia sebagai unit.
F. Jhonson
Jhonson mengungkap pandangannya dengan menggunakan pendekatan sistem perilaku.
Dalam pendekatan ini, individu di pandang sebagai sistem prilaku yang selalu ingin mencapai
keseimbangan dan stabilita, baik dalam lingkungan internalmaupun eksternal. Individu juga
memiliki keinginan untuk mengatur dan menyesuaikan dirinya terhadap pengaruh yang timbul.
G. Sister Calista Roy
Menurut Roy, manusia sebagai individu dapat meningkatkan kesehatannya
dengan mempertahankan perilaku yang adaptif dan mengubah perilaku maladaptif. Sebagai
makhluk biopsikososial, manusia selalu berinteraksi dengan lingkungannya. Untuk mencapai
keseimbangn atau homeostasis, manusia harus beradaptasu dengan perubahan yang terjadi.
Adaptasi tersebut dilakukan dengan stimulasi fokal, stimulasi konstektual dan stimulasi residual.
Dalam proses penyesuaian diri, individu harung meningkatkan energinya agar mampu mencapai
tujuan berupa kelangsungan hidup, perkembangan, reproduksi serta keunggulan. Dengan
demikian, individu memiliki tujuan untuk meningkatkan respon adaptif. Karenanya, Roy secara
ringkas berpendapat bahwa individu sebagai makhluk biopsikososio-spiritual yang merupakan
satu kesatuan yang utuh, memiliki mekanisme untuk beradaptasi dengan perubahan lingkungan
yang terjadi melalui interaksi yang dilakukan terhadap perubahan lingkungan tersebut.
BAB I
PENDAHULUAN
4. Metode
Metode yang kami gunakan dalam pembuatan makalah ini yaitu, dengan menggunakan studi
pustaka dari beberapa sumber dan situs web, ini bertujuan untuk mempermudah kami dalam
menyelasaikan makalah ini.
BAB II
KONSEP SEHAT SAKIT
Sakit adalah keadaan dimana fisik, emosional, intelektual, sosial, perkembangan, atau
seseorang berkurang atau terganggu, bukan hanya keadaan terjadinya proses penyakit.
Oleh karena itu sakit tidak sama dengan penyakit. Sebagai contoh klien dengan Leukemia
yang sedang menjalani pengobatan mungkin akan mampu berfungsi seperti bisaanya, sedangkan
klien lain dengan kanker payudara yang sedang mempersiapkan diri untuk menjalanai operasi
mungkin akan merasakan akibatnya pada dimensi lain, selain dimensi fisik.
Sakit adalah gangguan dalam fungsi normal individu sebagai totalitas, termasuk keadaan
organisme sebagai system biologis dan penyesuaian sosialnya.
Status kesehatan seseoorang terletak antara dua kutub, yaitu sehat optimal dan kematian.
Apabila status kesehatan kita bergerak kearah kematian maka kita berada dalam area sakit
(Illness area), dan apabila status kesehatan kita bergerak ke arah sehat maka kita berada dalam
areasehat (Wllness are). Jadi, status kesehatan selalu dinamis dan berubah setiap saat.
Sesuai dengan rentang sehat-sakit maka status kesehatan dapat dibagi dalam keadaan
optimal sehat atau kurang sehat, sakit ringan atau sakit berat sampai meinggal dunia. Apabila
individu berada dalam area sehat maka dilakukan upaya pencegahan primer (primary
prevention), yaitu perlindungan kesehatan (Health protection) dan perlindungan khusus (Specific
protection) agar terhindar dari penyakit. Apabila individu berada dalam area sakit maka
dilakukan upaya pencegahan sekunder dan tersier, yaitu dengan diagnosis dini dan pengobatan
yang tepat, pencegahan perburukan penyakit dan rehabilitasi.
Karena sehat
dan sakit merupakan kualitas yang relatif dan mempunyai tingkatan sehingga akan lebih akurat
jika ditentukan seseuai titik-titik tertentu pada skala Rentang Sehat-Sakit.
Model sejahtera
Ketidakmampuan gejala tanda kesadaran pendidikan pertumbuhan
4. Status Kesehatan
Status kesehatan merupakan suatu keadaan kesehatan seseorang dalam rentang sehat-
sakit yang bersifat dinamis dan dipengaruhi oleh perkembangan, sosial kultural, pengalaman
masa lalu, aharapan seseorang tentang dirinya, keturunan, lingkungan, dan pelayanan.
A. Perkembangan
Perubahan status kesehatan dapat ditentukan oleh faktor usia dalam hal ini adalah pertumbuhan
dan perkembangan.
Perubahan status kesehatan seseorang dipengaruhi oleh pemikiran dan keyakinan sehingga dapat
menimbulkan perubahan dalam perilaku kesehatan.
Perubahan status kesehatan dapat dipengaruhi juga oleh pengalaman masa lalu. Hal ini dapat
diketahui jika ada pengalaman kesehatan yang tidak diinginkan atau pengalaman kesehatan yang
buruk sehingga berdampak besar dalam status kesehatan selanjutnya.
E. Keturunan
Keturunan juga dapat mempengaruhi terhadap status kesehatan seseorang mengingat poteni
perubahan status kesehhatan telah dimiliki melalui faktor genetik.
F. Lingkungan
Lingkungan yang dimakksud adalah lingkungan fisik seperti sanitasi lingkungan, kebersihan diri,
tempat pembuangan air limbah atau kotoran serta rumah yang kurang memenuhi persyaratan
kesehatan sehingga dapat mempengaruhi perilaku hidup sehat yang dapat merubah status
kesehatan.
G. Pelayanan
Pelayanan kesehatan dapat berupa tempat pelayanan atau sistem pelayanan yang dapat
mempengaruhi status kesehatan.
Yang dimaksud dengan faktor-faktor yang mempengaruhi status kesehatan adalah faktor-
faktor yang berpengaruh baik yang bersifat menunjang ataupun yang berisfat menghambat
terhadap keadaan sehat-sakit.
Ada beberapa faktor yang berpengaruh terhadap kesehatan individu yaitu:
A. Faktor lingkungan
Pengaruh lingkungan terhadap kesehatan besar sekali. Hal ini disebabkan karena faktor-faktor
penyebab penyakit dipengaruhi oleh lingkungan. Demikian penting dan besarnya pengaruh
lingkungan terhadap kesehatan.
B. Faktor Sosial Budaya
Fakrot sosial budaya merupakan faktor kedua yang cukup besar pengaruhnya terhadap
kesehatan. Termasuk ke dalam faktor ini adalah :
1. Tingkah laku, kebisaaan, adat istiadat
2. Kepercayaan, pandangan hidup, nilai-nilai
3. Sosial ekonomi tarap hidup dan penghasilan
4. Demigrafi, kepadatan penduduk
5. Pendidikan
C. Fasilitas kesehatan
Yang termasuk ke dalam faktor ini adalah
1. Lokasi, tempat pelayanan dekat atau dapat dijangkau dan diketahui oleh masyarakat atau tidak
2. Usha informasi dan motivasi
3. Program : apakah meliputi semua kebutuhan kesehatan masyarakat atau tidak.
D. Keturunan
Yang termasuk ke dalam faktor ini adalah :
1. Genetik
2. Struktur tubuh
Keempat faktor di atas dapat menunjang ataupun menghambat kesehatan, sehingga dapat
memudahkan atau menyulitkan timbulnya sehat-sakit, dan juga faktor-faktor tersebut saling
mempengaruhi.
1. AIDS
2. Kanker
3. Jantung
Menurut Parsons, perilaku spesifik yang tampak bila seseorang memilih peran sebagai
orang sakit, yaitu orang sakit tidak dapat disalahkan sejak mulai sakit, dikecualikan dari
tanggung jawab pekerjaan, sosial dan pribadi, kemudian orang sakit dan keluarganya diharapkan
mencari pertolongan agar segera sembuh.
Perilaku sakit merupakan perilaku orang sakit yang meliputi: cara seseorang memantau
tubuhnya; mendefinisikan dan menginterpretasikan gejala yang dialami; melakukan upaya
penyembuhan; dan penggunaan sistem pelayanan kesehatan.
Seorang individu yang merasa dirinya sedang sakit perilaku sakit bisa berfungsi sebagai
mekanisme koping.
2. Orang yang sakit akan melakukan konfirmasi kepada keluarga, orang terdekat atau kelompok
sosialnya bahwa ia benar-benar sakit sehingga harus diistirahatkan dari kewajiban normalnya
dan dari harapan terhadap perannya.
4. Seseorang awalnya menyangkal pentingnya intervensi dari pelayanan kesehatan, sehingga ia
menunda kontak dengan sistem pelayanan kesehatan akan tetapi jika gejala itu menetap dan
semakin memberat maka ia akan segera melakukan kontak dengan sistem pelayanan kesehatan
dan berubah menjadi seorang klien.
2. Klien menerima perawatan, simpati, atau perlindungan dari berbagai tuntutan dan stress
hidupnya.
3. Secara sosial klien diperbolehkan untuk bebas dari kewajiban dan tugas normalnya semakin
parah sakitnya, semakin bebas.
4. Pada tahap ini klien juga harus menyesuaikanny dengan perubahan jadwal sehari-hari.
Perubahan ini jelas akan mempengaruhi peran klien di tempat ia bekerja, rumah maupun
masyarakat.
1. Merupakan tahap akhir dari perilaku sakit, dan dapat terjadi secara tiba-tiba, misalnya penurunan
demam.
2. Penyembuhan yang tidak cepat, menyebabkan seorang klien butuh perawatan lebih lama
sebelum kembali ke fungsi optimal, misalnya pada penyakit kronis.
3. Tidak semua klien melewati tahapan yang ada, dan tidak setiap klien melewatinya dengan
kecepatan atau dengan sikap yang sama. Pemahaman terhadap tahapan perilaku sakit akan
membantu perawat dalam mengidentifikasi perubahan-perubahan perilaku sakit klien dan
bersama-sama klien membuat rencana perawatan yang efektif
Klien akan segera mencari pertolongan jika gejala tersebut dapat mengganggu rutinitas kegiatan
sehari-hari. Misal: Tukang Kayu yang menderitas sakit punggung, jika ia merasa hal tersebut
bisa membahayakan dan mengancam kehidupannya maka ia akan segera mencari bantuan. Akan
tetapi persepsi seperti itu dapat pula mempunyai akibat yang sebaliknya. Bisa saja orang yang
takut mengalami sakit yang serius, akan bereaksi dengan cara menyangkalnya dan tidak mau
mencari bantuan.
Gajala yang terlihat dari suatu penyakit dapat mempengaruhi Citra Tubuh dan Perilaku Sakit.
Misalnya: orang yang mengalami bibir kering dan pecah-pecah mungkin akan lebih cepat
mencari pertolongan dari pada orang dengan serak tenggorokan, karena mungkin komentar orang
lain terhadap gejala bibir pecah-pecah yang dialaminya.
Kelompok sosial klien akan membantu mengenali ancaman penyakit, atau justru meyangkal
potensi terjadinya suatu penyakit. Misalnya: Ada 2 orang wanita, sebut saja Ny. A dan Ny.B
berusia 35 tahun yang berasal dari dua kelompok sosial yang berbeda telah menemukan adanya
benjolan pada Payudaranya saat melakukan SADARI. Kemudian mereka mendisukusikannya
dengan temannya masing-masing. Teman Ny. A mungkin akan mendorong mencari pengobatan
untuk menentukan apakah perlu dibiopsi atau tidak; sedangkan teman Ny. B mungkin akan
mengatakan itu hanyalah benjolan bisaa dan tidak perlu diperiksakan ke dokter
Latar belakang budaya dan etik mengajarkan sesorang bagaimana menjadi sehat, mengenal
penyakit, dan menjadi sakit. Dengan demikian perawat perlu memahami latar belakang budaya
yang dimiliki klien.
4. Ekonomi
Semakin tinggi tingkat ekonomi seseorang bisaanya ia akan lebih cepat tanggap terhadap gejala
penyakit yang ia rasakan. Sehingga ia akan segera mencari pertolongan ketika merasa ada
gangguan pada kesehatannya.
5. Kemudahan Akses Terhadap Sistem Pelayanan
Dekatnya jarak klien dengan RS, klinik atau tempat pelayanan medis lain sering mempengaruhi
kecepatan mereka dalam memasuki sistem pelayanan kesehatan.
Demikian pula beberapa klien enggan mencari pelayanan yang kompleks dan besar dan mereka
lebih suka untuk mengunjungi Puskesmas yang tidak membutuhkan prosedur yang rumit.
Dukungan sosial disini meliputi beberapa institusi atau perkumpulan yang bersifat peningkatan
kesehatan. Di institusi tersebut dapat dilakukan berbagai kegiatan, seperti seminar kesehatan,
pendidikan dan pelatihan kesehatan, latihan (aerobik, senam POCO-POCO dll). Juga
menyediakan fasilitas olehraga seperti, kolam renang, lapangan Bola Basket, Lapangan Sepak
Bola, dll
Tahun 1959, Russel Berton menulis buku tntang hospitalisasi. Dalam pengertian hospitalisasi
diartikan adanya beberapa perubahan psikis yang dapat menjadi sebab yang bersangkutan
dirawat di sebuh institusi seperti rumah perawatan.
Hospitalisasi merupakan pengalaman yang mengancam bagi individu karena stressor yang
dihadapi dapat menimbulkan perasaan tidak aman, seperti:
5. Pengalaman yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan , semakin sering berhubungan dengan
rumah sakit, maka bentuk kecemasan semakin kecil atau malah sebaliknya.
2. Regresi
Klien mengalami kemunduran ketingkat perkembangan sebelumnya atau lebih rendah dalam
fungsi fisik, mental, prilaku dan intelektual.
3. Dependensi
Klien merasa tidak berdaya dan tergantung pada orang lain.
4. Dipersonalisasi
Peran sakit yang dialami klien menyebabkan perubahan kepribadian, tidak realistis, tidak dapat
menyesuaikan diri dengan lingkungan, perubahan identitas dan sulit bekerjasama mengatasi
masalahnya.
Perasaan takut dan ansietas timbul karena persepsi yang salah terhadap penyakitnya.
Kehilangan dan perpisahan selama klien dirawat muncul karena lingkungan yang asing dan jauh
dari suasana kekeluargaan, kehilangan kebebasan, berpisah dengan pasangan dan terasing dari
orang yang dicintai.
11. Peran Perawat terhadap Sehat Sakit (Pencegahan Primer, Sekunder, dan
Tersier)
Peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang
sesuai kedudukannya dalam, suatu system. Peran dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dari
dalam maupun dari luar dan bersifat stabil. Peran adalah bentuk dari perilaku yang diharapkan
dari seesorang pada situasi sosial tertentu. (Kozier Barbara, 1995:21).
Peran perawat yang dimaksud adalah cara untuk menyatakan aktifitas perawat dalam
praktik, dimana telah menyelesaikan pendidikan formalnya yang diakui dan diberi kewenangan
oleh pemerintah untuk menjalankan tugas dan tanggung keperawatan secara professional sesuai
dengan kode etik professional. Dimana setiap peran yang dinyatakan sebagai ciri terpisah demi
untuk kejelasan.
Berikut pendapat tentang peran perawat
A. Peran Perawat (CHS 1989)
Peran adalah tingkah laku yang diharapkan oleh seseorang terhadap orang lain (dalam hal ini
adalah perawat) untuk berproses dalam sistem sebagai berikut :
1. Pemberi asuhan keperawatan
2. Pembela pasien
3. Pendidik tenaga keperawatan masyarakat
4. Koordinator dalam pelayanan masyarakat
5. Kolaborator dalam membina kerja sama dengan profesi lain dan sejawat
6. Konsultan atau penasihat pada tenaga kerja dan klien
B. Peran perawat (Lokakarya Nasonal 1983)
1. Pelaksanaan pelayanan keperawatan
2. Pengelola pelayanan keperawatan dan institusi pendidikan
3. Pendidik dalam keperawatan
4. Peneliti dan pengembang keperawatan
C. Peran Perawat Menurut para Sosiolog
1. Peran terapeutik : kegiatan yang ditujukan langsung pada pencegahan dan
pengobatan penyakit
2. Expressive atau mother substitute role yaitu kegiatan yang bersifat langsung dalam
menciptakan lingkungan dimana pasien merasa aman, diterima, dilindungi, dirawat dan
didukung oleh perawat. Menurut Johnson dan Martin peran ini bertujuan untuk menghilangkan
ketegangan dalam kelompok pelayanan (dokter, perawat, pasien dan lain-lain)
D. Peran perawat menurut Schulman
Schulman berpendapat bahwa hubungan perawat dan pasien sama dengan hubungan ibu dan
anak antara lain :
1. Hubungan interpersonal disertai dengan kelembutan hati dan rasa kasih sayang.
2. Melindungi dari ancaman bahaya
3. Memberi rasa aman dan nyaman
4. Memberi dorongan untuk mandiri
Selain itu peran yang dijalani seseorang juga bergantung pada status kesehatannya. Peran
yang dijalani sewaktu sehat tentu berbeda dengan peran yang dijalani individu. Tidak
mengherankan jika klien di rumah sakit mengalami perubahan peran. Perubahan yang terjadi
akibat hospitalisasi ini tidak hanya berpengaruh pada individu, tetapi juga pada keluarga.
Perubahan tersebut antara lain :
a. Perubahan Peran
Jika salah seorang anggota keluarga sakit Akan terjadi perubahan peran dalam keluarga. Sebagai
contoh jika yang sakit adalah ayah, peran sebagai kepala keluarga akan dijalankan oleh ibu.
Tentunya perubahan peran ini mengharuskan dilaksanakannya tugas tertentu, sesuai dengan
peran tersebut.
b. Masalah keuangan
Keuangan keluarga akan terpengaruh oleh hospitalisasi keuangan yang sedianya ditujukan untuk
memenuhi kebutuhan hidup keluarga akhirnya digunakan untuk keperluan klien dirawat.
Akibatnya, keluarga mulai mengalami masalah keuangan. Masalah keuangan ini sangat riskan
terutama pada keluarga yang miskin. Dengan semakin mahalnya biaya kesehatan, beban
keuangan keluarga semakin bertamnbah.
c. Kesepian
Suasana rumah akan berubah jika ada salah seorang anggota keluarga yang dirawat. Keseharian
keluarga yang bisaanya dihiasi dengan keceriaan, kegembiraan dan senda gurau anggotanya,
tiba-tiba diliputi oleh kesedihan. Suasana keluargapun menjadi sepi karena perhatian keluarga
terpusat pada penanganan anggota keluarganya yang dirawat.
d. Perubahan Kebisaaan Sosial
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat. Karenanya, keluargapun mempunyai
kebisaaan dalam lingkup sosialnya. Sewaktu sehat, keluarga mampu berperan serta dalam
lingkungan sosial. Akan tetapi, saat salah seorang anggota keluarga sakit, keterlibatan keluarga
dalam aktivitas sosial di masyarakat pun mengalami perubahan.
Peran Perawat dalam Konteks Sehat / Sakit tujuannya adalah membantu individu meraih
kesehatan yang optimal dan tingkat fungsi maksimal yang mungkin diraih setiap individu. Peran
perawat dalam konteks sehat atau sakit adalah meningkatkan kesehatan dan mencegah penyakit.
Kaitannya dengan hal tersebut, promosi kesehatan merupakan suatu upaya mengarahkan
sejumlah kegiatan guna membantu klien mempertahankan atau meraih derajat kesehatan dan
tingkat fungsi setinggi-tingginya serta menikmati kenyamanan. Aktifitas keperawatan yang dapat
dilakukan dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan klien antara lain : pendidikan dan
konseling kesehatan. Lebih lanjut, pencegahan penyakit adalah upaya mengarahkan sejumlah
kegiatan untuk melindungi klien dari ancaman kesehatan potensial. Dengan kata lain,
pencegahan penyakit adalah upaya mengekang perkembangan penyakit, memperlambat
kemajuan penyakit dan melindungi tubuh dari berlanjutnya pengaruh yang lebih membahayakan.
Terdapat 3 tingkat pencegahan, yaitu pencegahan primer, sekunder dan tersier.
1. Pencegahan Primer
Pencegahan primer merupaka pencegahan yang dilakukan sebelum terjadinya patogenik.
Tujuannya adalah untuk mencegah penyakit dan trauma. Sevcara umum, pencegahan primer
meliputi promosi kesehatan (health promotion) dan perlindungan khusus (specific protection)
Promosi kesehatan dapat dilakukan melalui beberapa cara, antara lain pendidikan kesehatan,
peningkatan gizi yang tepat, pengawasan pertumbuhan individu,konseling pernikahan dan
p[emerikasaan kesehatan berkala. Perlindungan khusus dilakukan melalui imunisasi higiene
personal, sanitasi lingkungan, perlindungan bahaya penyakit kerja, avoidment alergic dan nutrisi
khusus (misalnya nutrisi untuk ibu hamil, nutrisi untuk bayi) dan lainnya.
Stres memiliki berbagai pengertian, salah satunya menurut Hans Selye (1950) menyatakan
bahwa stres merupakan suatu respon yang bersifat tidak spesifik terhadap setiap tuntutan atau
beban. Hoskins juga berpendapat bahwa stres adalah suatu keadaan yang dihasilkan oleh
perubahan dari lingkungan yang dirasakan sebagai tantangan, ancaman atau merusak equilibrium
seseorang. Definisi Stresor secara umum yaitu keadaan yang dapat menimbulkan stres. Tanpa
adanya stresor atau kejadian yang menimbulkan stres, maka stres tidak akan terjadi. Menurut
Greenberg (2004) stressor adalah sesuatu yang berpotensi menimbulkan reaksi stres. Menurut
Gatchel, Baum & Krantz (1989) stressor adalah kejadian lingkungan yang menimbulkan stres
sehingga memunculkan reaksi stres seperti ketakutan, kecemasan, dan kemarahan. Sedangkan
menurut Marin & Osborn (dalam Rice, 1999) stressor adalah sebuah stimulus yang terjadi
dengan intensitas yang cukup sehingga menyebabkan stres. Dari definisi-definisi diatas, maka
dapat disimpulkan stressor adalah sebuah stimulus yang timbul dari lingkungan yang dapat
menyebabkan stres sehingga memunculkan reaksi seperti kemarahan, kecemasan dan ketakutan.
B. KONSEP ADAPTASI Uliyah, dkk. (2012) menjelaskan bahwa adaptasi merupakan proses
perubahan yang menyertai individu dalam berespons terhadap perubahan di lingkungan yang
dapat memengaruhi keutuhan tubuh baik secara fisiologis maupun psikologis yang akan
menghasilkan perilaku adaptif. Ada empat jenis adaptasi yang digunakan oleh manusia, di
antaranya sebagai berikut :
4
1.
Adaptasi fisiologis, yaitu proses penyesuaian tubuh secara alamiah atau secara fisiologis untuk
mempertahankan keseimbangannya dari berbagai faktor yang menimbulkan atau memengaruhi
keadaan tidak seimbang. Terdapat dua macam adaptasi fisiologis, yaitu LAS (
local adaption syndrome
) dan GAS (
general adaptation syndrome
). Proses adaptasi fisiologi :
Tahap
alarm reaction
, merupakan tahap awal dari proses adaptasi yakni individu siap untuk menghadapi stresor yang
akan masuk kedalam tubuh.
Tahap resistensi (
stage of resistance
), merupakan tahap kedua tubuh akan melakukan proses penyesuaian dengan mengadakan
berbagai perubahan dalam tubuh untuk mengatasi stresor yang ada.
Tahap terakhir (
stage of exhaustion
), merupakan tahap yang ditandai dengan adanya kelelahan. 2.
Adaptasi psikologis, merupakan proses penyesuaian secara psikologis dengan cara memberikan
mekanisme pertahanan diri yang bertujuan untuk melindungi atau bertahan dari serangan atau hal
yang tidak menyenangkan. Terdapat dua cara untuk mempertahankan diri dari berbagai stresor,
yaitu dengan cara melakukan koping atau penanganan berorientasi pada tugas atau yang dikenal
dengan pemecahan masalah (
problem solving
) dan koping
ego oriented
atau mekanisme pertahanan diri. 3.
Adaptasi sosial budaya, merupakan cara untuk mengadakan perubahan dengan melakukan proses
penyesuaian perilaku yang sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat. 4.
Adaptasi spiritual, merupakan proses penyesuaian diri dengan melakukan perubahan perilaku
yang didasarkan pada keyakinan atau kepercayaan yang dimiliki sesuai dengan agama yang
dianutnya.
5
C. CARA MENGATASI STRES Selain itu juga dilakukan dengan cara meningkatkan strategi
koping yaitu koping yang berfokus pada emosi dan koping yang berfokus pada masalah.
Penggunaan koping yang berfokus pada emosi, yaitu :
Meniadakan fakta-fakta yang tidak menyenangkan.
Kontrol diri.
Membuat jarak.
Penilaian secara positif.
Menerima tanggung jawab.
Meningkatkan dukungan sosial.
Relaksasi. D. CARA MENCEGAH STRES Beberapa cara untuk mencegah stres yang dapat
dilakukan adalah sebagai berikut. 1.
Pengaturan diet dan nutrisi. 2.
Istirahat dan tidur yang cukup. 3.
Olahraga atau latihan yang teratur. 4.
Tidak merokok. 5.
Tidak minum minuman beralkohol. 6.
Pengaturan berat badan. 7.
Mengelola waktu. E. FAKTOR YANG MEMENGARUHI STRES
Ambisius.
Agresif.
Kompetitif.
Kurang sabar.
Mudah tegang.
Mudah tersinggung.
Contoh antiseptik :
-alkohol (60%-90%)
-setrimd/klorheksidin glukonat (2%-4%) ex :hibiscrub,hibitane
-klorheksidin glukonat 2 % ect.
Rencana tindakan:
-melakukan tindakan untuk menghambat penyebaran kuman,seperti mencuci tangan, memakai
masker,memakai sarung tangan, sterilisasi, dan desinfeksi.
D. Implementasi
1. Cara mencuci tangan
Mencuci kedua tanagn merupakan prosedur awal yang dilakukan perawat dalam memberikan tindakan
keperawatan yang bertujuan membersihkan tangan dari segala kotoran ,mencegah terjadinya infeksi
silang melalui tangan,dan mempersiapkan bedah atau tindakan pembedahan.
6. PENGERTIAN
Nutrisi adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya, yaitu energi,
membangun dan memelihara jaringan, serta mengatur proses-proses kehidupan (Soenarjo, 2000).
Menurut Rock CL (2004), nutrisi adalah proses dimana tubuh manusia menggunakan makanan
untuk membentuk energi, mempertahankan kesehatan, pertumbuhan dan untuk berlangsungnya
fungsi normal setiap organ baik antara asupan nutrisi dengan kebutuhan nutrisi.
Sedangkan menurut Supariasa (2001), nutrisi adalah suatu proses organisme menggunakan
makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses degesti, absorbsi, transportasi,
penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk
mempertahankan kehidupan, pertumbuhan, dan fungsi normal dari organ-organ, serta
menghasilkan energy.
Nutrien adalah zat kimia organik dan anorganik yang ditemukan dalam makanan dan diperoleh
untuk penggunaan fungsi tubuh. Nutrient terdiri dari beberapa , diantarannya :
1. Karbohidrat
Karbohidrat adalah komposisi yang terdiri dari elemen karbon, hidrogen dan oksigen.
Karbohidrat dibagi atas :
Karbohidrat sederhana (gula) ; bisa berupa monosakarida (molekul tunggal yang terdiri
dari glukosa, fruktosa, dan galaktosa). Juga bisa berupa disakarida (molekul ganda),
contoh sukrosa (glukosa + fruktosa), maltosa (glukosa + glukosa), laktosa (glukosa +
galaktosa).
Karbohidrat kompleks (amilum) adalah polisakarida karena disusun banyak molekul
glukosa.
Serat adalah jenis karbohidrat yang diperoleh dari tumbuh-tumbuhan, tidak dapat dicerna
oleh tubuh dengan sedikit atau tidak menghasilkan kalori tetapi dapat meningkatkan
volume feces.
Karbohidrat memiliki berbagai fungsi dalam tubuh makhluk hidup, terutama sebagai bahan bakar
(misalnya glukosa), cadangan makanan (misalnya pati pada tumbuhan dan glikogen pada
hewan), dan materi pembangun (misalnya selulosa pada tumbuhan, kitin pada hewan dan jamur).
Kebutuhan karbohidrat 60-75% dari kebutuhan energi total.
1. Protein
Protein sangat penting untuk pembentukan dan pemeliharaan jaringan tubuh. Beberapa sumber
protein berkualitas tinggi adalah: ayam, ikan, daging, babi, domba, kalkun, dan hati. Beberapa
sumber protein nabati adalah: kelompok kacang polong (misalnya buncis, kapri, dan kedelai),
kacang-kacangan, dan biji-bijian.
Protein merupakan konstituen penting pada semua sel, jenis nutrien ini berupa struktur nutrien
kompleks yang terdiri dari asam-asam amino. Protein akan dihidrolisis oleh enzim-enzim
proteolitik. Untuk melepaskan asam-asam amino yang kemudian akan diserap oleh usus. Fungsi
protein :
Protein menggantikan protein yang hilang selama proses metabolisme yang normal dan
proses pengausan yang normal.
Protein menghasilkan jaringan baru.
Protein diperlukan dalam pembuatan protein-protein yang baru dengan fungsi khusus
dalam tubuh yaitu enzim, hormon dan haemoglobin.
Protein sebagai sumber energi.
Kebutuhan protein 10-15% atau 0,8-1,0 g/kg BB dari kebutuhan energi total.
1. Lemak
Lemak merupakan sumber energi yang dipadatkan. Lemak dan minyak terdiri atas gabungan
gliserol dengan asam-asam lemak. Kebutuhan lemak 10-25% dari kebutuhan energi total.
Fungsi lemak :
Sebagai sumber energi ; merupakan sumber energi yang dipadatkan dengan memberikan
9 kal/gr.
Ikut serta membangun jaringan tubuh.
Perlindungan.
Penyekatan/isolasi, lemak akan mencegah kehilangan panas dari tubuh.
Perasaan kenyang, lemak dapat menunda waktu pengosongan lambung dan mencegah
timbul rasa lapar kembali segera setelah makan.
1. Vitamin
Vitamin adalah bahan organic yang tidak dapat dibentuk oleh tubuh dan berfungsi sebagai
katalisator proses metabolisme tubuh.
Vitamin dibagi dalam dua kelas besar yaitu vitamin larut dalam air (vitamin C, B1, B2, B6, B12)
dan vitamin yang larut dalam lemak (vitamin A, D, E dan K).Berikut ini rincian dari beberapa
vitamin dan penting:
a) Vitamin A
Vitamin ini membantu perkembangan daya lihat bayi. Juga berperan dalam proses kerja sel
tulang. Anak-anak yang kekurangan vitamin A akan menderita rabun senja serta gangguan
pertumbuhan. Mereka juga rentan terhadap infeksi. Sumber vitamin A antara lain: telur, keju,
dan hati.
Semua vitamin B membantu produksi energi, dan membantu terbentuknya sel-sel otak bayi.
Vitamin B1 dan niasin (salah satu anggota B-kompleks) membantu sel tubuh menghasilkan
energi. Vitamin B6 membantu tubuh melawan penyakit dan infeksi. B12 digunakan dalam
pembentukan sel darah merah. Kecukupan vitamin B-kompleks membantu mencegah
kelambatan pertumbuhan, anemia, gangguan penglihatan, kerusakan syaraf, dan gangguan
jantung. Makanan seperti misalnya roti, padi-padian, dan hati banyak mengandung vitamin B-
kompleks. Setiap anggota vitamin B-kompleks bersumber dari makanan tertentu misalnya: B1
dari kacang buncis dan daging babi; B12 dari daging, ikan, telur, dan susu.
c) Vitamin C
Anak-anak dapat memperoleh vitamin C dari jeruk dan berbagai sayuran. Mereka memerlukan
vitamin C untuk membentuk beberapa zat kimia dan menggerakkan zat kimia lain (salah satu
anggota grup vitamin B, misalnya) agar dapat digunakan tubuh. Vitamin C juga membantu
penyerapan zat besi. Mereka yang kekurangan vitamin C bisa menderita kelemahan tulang,
anemia, dan gangguan kesehatan lainnya.
d) Vitamin D
Sinar matahari membantu tubuh membuat sendiri vitamin D, bahkan pada sejumlah anak,
kebutuhan vitamin ini sudah terpenuhi dengan bantuan sinar matahari. Vitamin D sangat penting
karena membantu kalsium masuk ke tulang. Inilah sebabnya mengapa vitamin D kadang
ditambahkan ke dalam susu sapi (disebut susu yang telah “diperkaya”). Sayangnya, banyak
produk susu olahan yang digemari anak-anak justru tidak diperkaya dengan vitamin D. Keju dan
yogurt kaya kalsium tetapi tidak mengandung vitamin D. Makanan yang diperkaya vitamin D
lebih baik daripada suplemen vitamin. Anak-anak yang mengkonsumsi diet rendah vitamin D
bisa menderita ricketsia, suatu penyakit yang melemahkan tulang atau menjadikan tulang cacat.
Mineral merupakan unsure esensial bagi fungsi normal sebagian enzim, dan sangat penting
dalam pengendalian system cairan tubuh. Mineral merupakan konstituen esensial pada jaringan
lunak, cairan dan rangka. Rangka mengandung sebagian besar mineral. Tubuh tidak dapat
mensintesis sehingga harus disediakan lewat makanan. Tiga fungsi mineral :
Faring merupakan bagian saluran pencernaan yang terletak di belakang hidung, mulut, dan
laring. Faring berbentuk kerucut dengan bagian terlebar di bagian atas yang berjalan hingga
vertebrae servikal keenam. Faring langsung berhubungan dengan esophagus, sebuah tabung yang
memiliki otot dengan panjang ±20-25 cm yang terletak di belakang trachea dan di depan tulang
punggung, kemudian masuk melalui toraks menembus diafragma yang berhubungan langsung
dengan abdomen dan menyambung dengan lambung. Esophagus merupakan bagian yang
menghantarkan makanan dari faring menuju lambung, bentuknya seperti silinder yang berongga
dengan panjang 2 cm. Kedua ujungnya dilindungi oleh sphincter. Dalam keadaan normal
sphincter bagian atas selalu tertutup, kecuali bila ada makanan masuk ke dalam lambung.
Keadaan ini bertujuan untuk mencegah gerakan balik ke oragan bagian atas, yaitu esophagus.
Proses penghantaran makanan dilakukan dengan kerja peristaltic.
1. Lambung
Lambung merupakan bagian saluran pencernaan yang terdiri atas bagian atas (disebut fundus),
bagian utama, dan bagian bawah yang horizontal (disebut antrum pilorik). Lambung
ini berhubungan langsung dengan esophagus melalui orifisium kardia dan dengan duodenum
melalui orifisium pilorik. Lambung terletak di bawah diafragma dan di depan pancreas.
Fungsi motoris adalah menampung makanan, mencegah makanan menjadi partikel kecil,
dan mencampurnya dengan asam lambung.
Fungsi sekreasi dan pencernaan adalah mensekresi pepsinogenrennin, dan lipase.
Pepsinogen diaktifkan oleh HCl menjadi pepsin yang dapat memecah protein menjadi
proteosa an peptone.
1. Usus Halus
Usus halus terletak di daerah umbilicus dan dikelilingi oleh usus besar. Usus halus merupakan
tabung berlipat-lipat dengan panjang ± 2,5 m dalam keadaan hidup. Pada dinding usus halus,
khususnya mukosa, terdapat beberapa nodula jaringan limfa yang disebut kelenjar soliter
yang berfungsi sebagai pelindung terhadap infeksi. Pada umumnya, fungsi usus halus adalah
mencerna dan meng absorpsi chime dari lambung. Zat makanan yang telah haluskan diabsorpsi
di dalam usus halus, yakni pada duodenum. Di sini terjadi absorpsi besi, kalsium dengan bantuan
vitamin D; serta vitamin A,D,E dn K dengan bantuan empedu dan asam folat.
1. Usus Besar
Usur besar (kolon) merupakan kelanjutan dari usus halus, mulai dari katup ileokolik atau
ileosaekal sebagai tempat lewatnya makanan. Fungsi utama usus besar adalah mengabsorsi air (±
90%), elektrolit, vitamin, dan sedikit glukosa.
1. Hati
1. Kantong empedu
Merupakan sebuah kantong yang terletak di bawah kanan hati atau lekukan permukaan bawah di
pinggiran depan yang memiliki panjang 8 – 12 cm. Dengan kapasitas 40 – 60 cm
1. Pankreas
Merupakan kelenjar yang strukturnya sama seperti kelenjar ludah dengan memiliki panjang + 15
cm.
Pengetahuan yang kurang tentang manfaat makanan bergizi dapat mempengaruhi pola konsumsi
makan. Hal tersebut dapat disebabkan oleh kurangnya informasi sehingga dapat terjadi
kesalahan.
1. Prasangka
Prasangka buruk terhadap beberapa jenis bahan makanan bergizi tinggi dapat mempengaruhi gizi
seseorang .
1. Kebiasaan
Adanya kebiasaan yang merugikan atau pantangan terhadap makanan tertentu dapat
mempengaruhi status gizi.
1. Kesukaan
Kesukaan yang berlebihan terhadap suatu jenis makanan dapat mengakibatkan kurangnya variasi
makanan, sehingga tubuh tidak memperoleh zat-zat yang dibutuhkan secara cukup.
1. Ekonomi
Status ekonomi dapat mempengaruhi perubahan status gizi karena penyediaan makanan bergizi
membutuhkan pendanaan yang tidak sedikit, oleh karena itu, masyarakat dengan kondisi
perekonomian yang tinggi biasanya mampu mencukupi kebutuhan gizi keluarganya di
bandingkan masyarakat dengan kondisi perekonomian rendah.
1. Usia
Pada usia 0-10 tahun kebutuhan metabolisme basa bertambah dengan cepat hal ini sehubungan
dengan factor pertumbuhan dan perkembangan yang cepat pada usia tersebut. Setelah usia 20
tahun energy basal relative konstan.
1. Jenis kelamin
Kebutuhan metabolisme basal pada laki-laki lebih besar di bandingkan dengan wanita pada laki-
laki kebutuhan BMR 1,0 kkal/kg BB/jam dan pada wanita 0,9 kkal/kgBB/jam.
Tinggi dan berat badan berpengaruh terhadap luas permukaan tubuh, semakin luas permukaan
tubuh maka semakin besar pengeluaran panas sehingga kebutuhan metabolisme basal tubuh juga
menjadi lebih besar.
1. Status kesehatan
Nafsu makan yang baik adalah tanda yang sehat . Anoreksia (kurang nafsu makan) biasanya
gejala penyakit atau karena efek samping obat.
Motivasi individu untuk makan makanan yang seimbang dan persepsi individu tentang diet
merupakan pengaruh yang kuat. Makanan mempunyai nilai simbolik yang kuat bagi banyak
orang (mis. Susu menyimbolkan kelemahan dan daging menyimbulkan kekuatan).
Penggunaan alcohol dan obat yang berlebihan memberi kontribusi pada defisiensi nutrisi karena
uang mungkin dibelajakan untuk alcohol daripada makanan. Alcohol yang berlebihan juga
mempengaruhi organ gastrointestinal. Obat-obatan yang menekan nafsu makan dapat
menurunkan asupan zat gizi esensial. Obat-obatan juga menghabiskan zat gizi yang tersimpan
dan mengurangi absorpsi zat gizi di dalam intestine.
Secara umum, gangguan kebutuhan nutrisi terdiri atas kekeurangan dan kelebihan nutrisi,
obesitas, malnutrisi, Diabetes Melitus, Hipertensi, Jantung Koroner, Kanker, Anoreksia Nervosa.
1. Kekurangan nutrisi
Kekurangan nutrisi merupakan keadaan yang dialami seseorang dalam keadaan tidak berpuasa
(normal) atau resiko penurunan berat badan akibat ketidakmampuan asupan nutrisi untuk
kebutuhan metabolisme.
Tanda klinis :
1. Kelebihan nutrisi
Kelebihan nutrisi merupakan suatu keadaan yang dialami seseorang yang mempunyai resiko
peningkatan berat badan akibat asupan kebutuhan metabolisme secara berlebihan.
Tanda klinis :
1. Obesitas
Obesitas merupakan masalah peningkatan berat badan yang mencapai lebih dari 20% berat badan
normal. Status nutrisinya adalah melebihi kebutuhan asupan kalori dan penurunan dalam
penggunaan kalori.
1. Malnutrisi
Malnutrisi merupakan masalah yang berhubungan dengan kekurangan zat gizi pada tingkat
seluler atau dapat dikatakan sebagai masalah asupan zat gizi yang tidak sesuai dengan kebutuhan
tubuh. Gejala umumnya adalah berat badan rendah dengan asupan makanan yang cukup atau
asupan kurang dari kebutuhan tubuh, adanya kelemahan otot dan penurunan energi, pucat pada
kulit, membrane mukosa, konjungtiva dan lain- lain.
1. Diabetes mellitus
Diabetes melitus merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang ditandai dengan adanya gangguan
metabolisme karbohidrat akibat kekurangan insulin atau penggunaan karbohidrat secara
berlebihan.
1. Hipertensi
Hipertensi merupakan gangguan nutrisi yang juga disebabkan oleh berbagai masalah pemenuhan
kebutuhan nutrisi seperti penyebab dari adanya obesitas, serta asupan kalsium, natrium, dan gaya
hidup yang berlebihan.
Penyakit jantung koroner merupakan gangguan nutrisi yang sering disebabkan oleh adanya
peningkatan kolesterol darah dan merokok. Saat ini, penyakit jantung koroner sering dialami
karena adanya perilaku atau gaya hidup yang tidak sehat, obesitas dan lain-lain.
1. Kanker
Kanker merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang disebabkan oleh pengonsumsian lemak
secara berlebihan.
1. Anoreksia nervosa
Pemberian nutrisi melalui oral merupakan tindakan pada pasien yang tidak mampu memenuhi
kebutuhan nutrisi secara mandiri.
a) Piring
b) Sendok
c) Garpu
d) Gelas
e) Serbet
g) Pengalas
f) Bantu untuk melakukan makan dengan menyuapkan makanan sedikit demi sedikit dan
berikan minum sesudah makan.
g) Bila selesai makan, bersihkan mulut pasien dan anjurkan duduk sebentar.
Pemberian nutrisi melalui pipa penduga merupakan tindakan pada pasien yang tidak mampu
memenuhi kebutuhan nutrisi secara oral.
b) Corong
d) Pengalas
e) Bengkok
i) Obat
j) Stetoskop
k) Klem
m) Vaselin
Prosedur Kerja :
f) Tentukan letak pipa penduga dengan mengukur panjang pipa dari epigastrum sampai
hidung. Kemudian dibengkokkkan ke telinga, dan beri tanda batasnya.
g) Berikan vaselin atau pelicin pada ujung pipa dan klem pangkal pipa tersebut, lalu masukkan
melalui hidung secara perlahan-lahan sambil pasien dianjurkan untuk menelannya.
h) Tentukan apakah pipa tersebut benar-benar sudah masuk ke lambung dengan cara :
1) Masukknya ujung selang yang diklem ke dalam baskom yang berisi air (klem dibuka).
Perhatikan bila ada gelembung, pipa tersebut masuk ke lambung. Setelah itu di klem atau dilipat
kembali.
2) Masukkan udara dengan spuit ke dalam lambung melalui pipa tersebut dan dengarkan
dengan stetoskop. Bila di lambung terdengar bunyi, berarti pipa tersebut sudah masuk. Setelah
itu, keluarkan udara yang ada di dalm sebanyak jumlah yang dimasukkan.Setelah selesai, maka
lakukan tindakan pemberian makanan dengan memasang corong atau spuit pada pangkal pipa.
i) Pada awalnya, tuangkan dan masukkan air matang ± 15cc melalui pinggirnya.
j) Berikan makanan dlam bentuk cair yang tersedia. Setelah itu, bila ada obat, maka asupan,
kemudia beri minum, lalu pipa pendugadiklem
Pengertian
NGT adalah kependekan dari Nasogastric tube. alat ini adalah alat yang digunakan untuk
memasukkan nutsrisi cair dengan selang plasitic yang dipasang melalui hidung sampai lambung.
Ukuran NGT diantaranya di bagi menjadi 3 kategori yaitu:
1. Memberikan nutrisi pada pasien yang tidak sadar dan pasien yang mengalami kesulitan
menelan
2. Mencegah terjadinya atropi esophagus/lambung pada pasien tidak sadar
3. Untuk melakukan kumbang lambung pada pasien keracunan
4. Untuk mengeluarkan darah pada pasien yang mengalami muntah darah atau pendarahan
pada lambung
1. Selang NGT ukuran dewasa, anak –anak dan juga bayi. Melihat kondisi pasiennya
1. Handscun bersih
2. Handuk
3. Perlak
4. Bengkok
5. Jelli atau lubricant
6. Spuit 10 cc
7. Stetoskop
8. Tongue spatel
9. Plaster
10. Pen light
11. Gunting
Prosedur Kerja:
1. Siapkan peralatan di butuhkan seperti yang telah disebutkan diatas termasuk plester 3
untuk tanda, fiksasi di hidung dan leherdan juga ukuran selang NGT
2. Setelah peralatan siap minta izin pada pasien untuk memasang NGT dan jelaskan pada
pasien atau keluarganya tujuan pemasangan NGT
3. Setelah minta izin bawa peralatan di sebelah kanan pasien. Secara etika perawat saat
memasang NGT berda di sebelah kanan pasien
4. Pakai handscoon kemudian posisikan pasien dengan kepala hiper ekstensi
5. Pasang handuk didada pasien untuk menjaga kebersihan kalau pasien muntah
6. Letakkan bengkok di dekat pasien
7. Ukur selang NGT mulai dari hidung ke telinga bagian bawah, kemudian dari telinga tadi
ke prosesus xipoidius setelah selesai tandai selang dengan plaster untuk batas selang yang
akan dimasukkan
8. Masukkan selang dengan pelan2, jika sudah sampai epiglottis suruh pasien untuk
menelan dan posisikan kepala pasien fleksi, setelah sampai batas plester cek apakah
selang sudah benar2 masuk dengan pen light jika ternyata masih di mulut tarik kembali
selang dan pasang lagi
9. Jika sudah masuk cek lagi apakah selang benar-benar masuk lambung atau trakea dengan
memasukkan angin sekitar 5-10 cc dengan spuit. Kemudian dengarkan dengan stetoskop,
bila ada suara angin berarti sudah benar masuk lambung. Kemuadian aspirasi kembali
udara yang di masukkan tadi
10. Jika sudah sampai lambung akan ada cairan lambung yang teraspirasi
11. Kemudian fiksasi dengan plester pada hidung, setelah fiksasi lagi di leher. Jangan lupa
mengklem ujung selang supaya udara tidak masuk
12. Setelah selesai rapikan peralatan dan permisi pada pasien atau keluarga.
Pengertian
Merupakan tindakan keperawaan yaitu memasang NGT pada bayi yang mengalami gangguan
nutrisi.
Tujuan
Untuk memenuhi kebutuhan nutrisi bayi/anak
Pemeriksaan fisik berasal dari kata “Physical Examination” yang artinya memeriksa tubuh. Jadi
pemeriksaan fisik adalah memeriksa tubuh dengan atau tanpa alat untuk tujuan mendapatkan informasi
atau data yang menggambarkan kondisi klien yang sesungguhnya.
Adapun definisi Pemeriksaan Fisik menrut para ahli diantaranya adalah :
1. Pemeriksaan fisik merupakan peninjauan dari ujung rambut sampai ujung kaki pada setiap system tubuh
yang memberikan informasi objektif tentang klien dan memungkinkan perawat untuk mebuat penilaian
klinis. Keakuratan pemeriksaan fisik mempengaruhi pemilihan terapi yang diterima klien dan penetuan
respon terhadap terapi tersebut. ( Potter dan Perry, 2005 ).
2. Pemeriksaan fisik dalah pemeriksaan tubuh klien secara keseluruhan atau hanya bagian tertentu yang
dianggap perlu, untuk memperoleh data yang sistematif dan komprehensif, memastikan/membuktikan
hasil anamnesa, menentukan masalah dan merencanakan tindakan keperawatan yang tepat bagi
klien. ( Dewi Sartika, 2010 ).
3. Pemeriksan fisik adalah pemeriksaan tubuh untuk menentukan adanya kelainan-kelainan dari suatu
sistim atau suatu organ tubuh dengan cara melihat (inspeksi), meraba (palpasi), mengetuk (perkusi) dan
mendengarkan (auskultasi). ( Raylene M Rospond,2009; Terj D. Lyrawati,2009 ).
b. Untuk menambah, mengkonfirmasi, atau menyangkal data yang diperoleh dalam riwayat keperawatan.
d. Untuk membuat penilaian klinis tentang perubahan status kesehatan klien dan penatalaksanaan.
Fokus inspeksi pada setiap bagian tubuh meliputi : ukuran tubuh, warna, bentuk, posisi,
kesimetrisan, lesi, dan penonjolan/ pembengkakan. setelah inspeksi perlu dibandingkan hasil normal
dan abnormal bagian tubuh satu dengan bagian tubuh lainnya.
2. Palpasi
Palpasi adalah pemeriksaan dengan menggunakan indera peraba dengan meletakkan tangan pada
bagian tubuh yang dapat di jangkau tangan (Laura A.Talbot dan Mary Meyers, 1997).
Palpasi adalah teknik pemeriksaan yang menggunakan indera peraba; tangan dan jari-jari, untuk
mendeterminasi ciri2 jaringan atau organ seperti: temperatur, keelastisan, bentuk, ukuran, kelembaban
dan penonjolan.(Dewi Sartika,2010)
Hal yang di deteksi adalah suhu, kelembaban, tekstur, gerakan, vibrasi, pertumbuhan atau massa,
edema, krepitasi dan sensasi.
3. Perkusi
Perkusi adalah pemeriksaan yang meliputi pengetukan permukaan tubuh unutk menghasilkan
bunyi yang akan membantu dalam penentuan densitas, lokasi, dan posisi struktur di bawahnya (Laura
A.Talbot dan Mary Meyers, 1997).
Perkusi adalah pemeriksaan dengan jalan mengetuk bagian permukaan tubuh tertentu untuk
membandingkan dengan bagian tubuh lainnya (kiri/kanan) dengan menghasilkan suara, yang bertujuan
untuk mengidentifikasi batas/ lokasi dan konsistensi jaringan (Dewi Sartika, 2010).
4. Auskultasi
Auskultasi adalah tindakan mendengarkan bunyi yang ditimbulkan oleh bermacam-macam organ
dan jaringan tubuh (Laura A.Talbot dan Mary Meyers,6666 1997).
Auskultasi adalah pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan cara mendengarkan suara yang
dihasilkan oleh tubuh. Biasanya menggunakan alat yang disebut dengan stetoskop. Hal-hal yang
didengarkan adalah : bunyi jantung, suara nafas, dan bising usus.(Dewi Sartika, 2010)
Tanda – tanda vital merupakan cara yang cepat dan efisien dalam memantau kondisi klien atau
mengidentifikasi masalah dan mengevaluasi respons terhadap intervensi yang diberikan. Penggunaan
tanda – tanda vital memberikan data dasar untuk mengetahui respons terhadap stress
fisiologi/psikologi, respons terapi medis dan keperawatan. Hal ini sangatlah penting sehingga disebut
tanda – tanda vital.
8. Sebelum dan sesudah intervensi keperawatan yang mempengaruhi tanda – tanda vital
a. Tekanan Darah
Tekanan darah adalah tekanan yang ditimbulkan pada dinding arteri. Darah mengalir karena adanya
perubahan tekanan, dimana terjadi perpindahan dari area bertekanan tinggi ke area bertekanan rendah.
Tekanan puncak terjadi saat ventrikel berkonstraksi dan disebut tekanan sistolik. Tekanan darah sistemik
atau arterial merupakan indicator yang paling baik untuk kesehatan kardiovaskuler. Tekanan diastolic
adalah tekanan terendah yang terjadi saat jantung beristirahat. Tekanan darah biasanya digambarkan
sebagai rasio tekanan sistolik terhadap tekanan diastolic, dengan nilai dewasa normalnya berkisar dari
100/60 – 140/90. Rata – rata tekanan darah normal biasanya 120/80.
Menurut Hayens (2003) tekanan darah timbul ketika bersikulasi di , pembuluh darah berperan
penting dalam proses ini di mana jantung sebagai pompa muscular yang menyuplai tekanan untuk
menggerakkan darah dan pembuluh darah yang memiliki dinding yang elastic dan ketahanan yang kuat.
Tekanan darah di ukur dalam satuan millimeter air raksa (mmHg). Untuk mengukur tekanan darah maka
perlu dilakukan pengukuran darah secara rutin.
Pelaksanaan:
f) Membalutkan kantong tensi meter pada lengan atas kira – kira 3 cm di atas fosa cubiti, dengan tinta
karet di sebelah luar lengan, balutkan tapi jangan terlalu kencang.
g) Memakai stetoskop.
h) Meraba detik arteri brakialis dengan ujung tengah dan jari telunjuk. Pastikan tidak diperkenankan
menggenggamkan tangan atau menempelkan tangannya.
k) Memompakan udara kedalam kantong dengan cara memijat balon berulang – ulang, air raksa didalam
pipa naik, dipompa terus sampai denyut arteri tidak terdengar lagi.
m) Mendengar denyut dengan teliti dan memperhatikan sampai angka berapa pada skala mulai terdengar
denyut pertama dan mencatat sebagai tekanan sistole.
n) Meneruskan membuka skrup tadi perlahan – lahan sampai suara nadi terdengar lambat dan menghilang,
dicatat sebagai tekanan diastole.
1 bulan 86/54
6 bulan 90/60
1 tahun 96/65
2 tahun 99/65
4 tahun 99/65
6 tahun 100/60
8 tahun 105/60
10 tahun 110/60
12 tahun 115/60
14 tahun 118/60
16 tahun 120/65
b. Nadi
Nadi adalah gerakan atau aliran darah pada pembuluh darah arteri yang dihasilkan oleh kontraksi
dari ventrikel kiri jantung. Denyut nadi adalah rangsangan kontraksi jantung yang dimulai dari nodes
sinouri atau nodus sinos atrial yang merupakan bagian atas serambi kanan jantung. Salah satu indikator
kesehatan jantung adalah terjadinya peningkatan denyut nadi pada saat beristirahat. Pemeriksaan nadi
sangat penting dilakukan agar petugas kesehatan yang melakukan pemeriksaan nadi dapat mengetahui
keadaan nadi (frekuensi irama dan kuat lemah nadi ). Mengukur denyut nadi yang terasa pada
pembuluh darah arteri yang disebabkan oleh gelombang darah yang mengalir di dalamnya sewaktu
jantung memompa darah ke dalam aorta atau arteri.
Adapun tujuan dari pemeriksaan nadi adalah untuk mengetahui kerja jantung, untuk menegetahui
jumlah denyut jantung yang terasa pada pembuluh darah, untuk menentukan denyut nadi normal atau
tidak.
Kecepatan denyut jantung bereaksi pada rangsangan yang ditimbulkan oleh system saraf simpatis
dan saraf parasimpatis. Beberapa hal yang mempengaruhi jumlah denyut: emosi, nyeri, aktivitas, dan
obat-obatan. Kecepatan denyut nadi bertambah bila tekanan darah turun karena jantung berusaha
meningkatkan keluarnya darah.
Pemeriksaan nadi
Alat yang digunakan dalam pemeriksaan nadi terdiri dari: Alat penghitung denyut nadi, jam
tangan / arloji dan buku catatan.
Pelaksanaan
e) Meraba / menghitung denyut nadi pada tempat-tempat denyut nadi( temporalis, karotis, apikal,
brakialis, radialis, femoralis, poplitea, tibialis posterior, dorsalis pedis), sesuai keadaan umum pasien .
f) Menghitung dengan ujung jari kedua, ketiga, empat dan tekan dengan lembut
g) Mengetahui atau melaksanakan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menghitung denyut jantung
h) Jika denyut teratur hitung selama 30 detik dan kalikan hasilnya dengan 2. Apabila denyut tidak teratur
dan pada paien yang baru dilakukan pemeriksaan hitung selama 1 menit penuh.
i) Mencuci tangan
j) Mencatat hasil.
Pulse Rate (jumlah denyutan perifer yang dirasakan selama 1 menit) à dihitung dengan menekan
arteri perifer dengan menggunakan ujung jari
b. Tachycardia: nadi >100 -150 x/mntà jantung overwork à oksigenasi sel tidak adequat
d. Bradycardia : denyut nadi < 60 x/mnt àkejadian lebih sedikit dibandingkan tachycardia
Balita 120-160
Anak 90 – 140
Sekolah 75 – 100
Remaja 60 – 90
Dewasa 60-100
c. Pernafasan
Pernafasan atau respirasi adalah peristiwa menghirup udara dari luar yang mengandung O2
(oksigen) ke dalam tubuh, serta menghembuskan udara yang banyak mengandung CO2 (karbon
dioksida) sebagai sisa dari oksidasi keluar tubuh. Penghisapan ini disebut inspirasi dan menghembuskan
disebut ekspirasi. Secara normal orang dewasa bernafas kira – kira 16 – 20 x/menit, sementara bayi dan
anak kecil lebih cepat daripada orang dewasa. Naiknya kecepatan bernafas disebut polypnea. Jika suhu
badan naik kecepatan bernafas bertambah, karena tubuh berusaha melepaskan diri dari kelebihan
panas.
Pemeriksaan pernafasan merupakan pemeriksaan yang dilakukan untuk menilai proses pengambilan
oksigen dan pengeluaran karbon dioksida. Pemeriksaan ini bertujuan untuk menilai frekuensi, irama,
kedalaman dan tipe atau pola pernafasan.
a) Faktor fisiologis
Menurunnya konsentrasi O2 yang diinspirasi seperti obstruksi saluran pernafasan bagian atas.
b) Faktor perkembangan
Anak usia sekolah dan remaja, resiko infeksi saluran pernafasan dan merokok
Dewasa, muda dan pertengahan, diet yang tidak sehat, kurang aktivitas, stress yang mengakibatkan
penyakit jantung dan paru.
Dewasa tua adanya proses penuaan yang mengakibatkan kemungkinan arteriosklerosis, elastisitas
menurun.
c) Faktor perilaku
Nutrisi
Merokok: nikotin menyebabkan fase konstruksi pembuluh darah perifer dan koroner.
Kecemasan
d) Faktor lingkungan
Tempat kerja
Suhu lingkungan
Selain itu ada juga faktor yang meningkatkan frekuensi pernafasan diantaranya adalah
olahraga, stress, peningkatan suhu lingkungan, dan penurunan konsentrasi oksigen pada darah yang
tinggi.
Tujuan dari pemeriksaan atau menghitung pernafasan adalah untuk mengetahui keadaan umum
pasien, untuk mengikuti perkembangan penyakit dan untuk membantu menentukan salah satu
penyokong diagnose.
Pemeriksaan atau menghitung pernafasan :
Alat yang digunakan dalam menghitung pernapasan diantaranya adalah jam tangan/arloji dan buku
catatan.
Pelaksanaan
c) Mencuci tangan
d) Hitunglah naik turunnya dada klien (pernafasan) sambil memegang arteri radialis dan menekukkan ke
dada klien seperti pura – pura menghitung denyut nadi (mengupayakan agar pasien tidak merasa di
observasi).
e) Jika irama respirasi teratur hitung selama 30 detik dan kalikan hasilnya dengan dua. Jika irama respirasi
tidak teratur hitung selama 1 menit penuh
f) Membereskan alat
Balita 30 – 60
Anak 30 – 50
Pra sekolah 25 – 32
Sekolah 20 – 30
Remaja 16 – 19
Dewasa 12 – 20
d. Suhu
Pemeriksaan suhu merupakan salah satu pemeriksaan yang digunakan untuk menilai kondisi
metabolisme dalam tubuh , dimana tubuh menghasilkan panas secara kimiawi melalui metabolisme
darah. Suhu tubuh perlu dijaga keseimbangannya, yaitu antara jumlah panas yang hilang dengan jumlah
panas yang diproduksi. Proses pengaturan suhu terletak pada hypothalamus dalam sistem saraf pusat.
Bagian depan hypothalamus dapat mengatur pembuangan panas dan bagian hypothalamus belakang
mengatur upaya penyimpanan panas. Perubahan suhu tubuh diluar kisaran normal akan
mempengaruhi titik pengaturan hypothalamus. Perubahan ini berhubungan dengan produksi panas
berlebihan, kehilangan panas minimal, atau kombinasi hal di atas. Sifat perubahan akan mempengaruhi
jenis masalah klinis yang dialami klien
a) Usia : pengaturan suhu tubuh tidak stabil sampai pubertas, lansia sangat sensitif terhadap suhu yang
ekstrem.
c) Kadar hormon: perempuan mengalami frekuensi suhu tubuh yang lebih besar dari laki – laki.
d) Lingkungan : suhu tubuh secara normal berubah 0,5˚ selama 24 jam titik terendah pada pukul 1 – 4 dini
hari.
Pemeriksaan suhu
a) Thermometer oral
f) Bengkok
g) Alat tulis
Pelaksanaan :
a) Mencuci tangan
d) Thermometer diperiksa apakah air raksa sudah turun jika belum ayun – ayun dengan hati – hati sampai
air raksa penuh pada titik angka terendah (dibawah 35˚c).
e) Anjurkan pasien untuk membuka mulut, letakkan reservoin thermometer dibawah lidah kemudian
anjurkan pasien untuk menutup mulut.
f) Tunggu 10 menit, keluarkan thermometer dan keringkan dengan silstep 1 kali dengan tekanan yang
mantab dari atas ke reservoin dengan putaran.
g) Baca hasilnya dengan meletakkan thermometer horizontal setinggi mata putar – putar diantaranya jari
sampai batas air raksa jelas.
b. Diketiak/ aksila
a) Thermometer Aksila.
Pelaksanaan
a) menempatkan thermometer ke tengah ketiak, turunkan lengan dan silangkan lengan di bawah klien.
d) Lap thermometer memakai tisu dengan gerakan memutar dari arah atas ke reservoir, buang tisu di
bengkok.
g) Menurunkan tingkat air raksa atau mengembalikan thermometer digital ke skala awal.
j) Mencatat hasil
a) Thermometer rektal
f) Bengkok
g) Alat tulis
h) Buku catatan
Pelaksanaan :
d) Memasang tirai
g) Dewasa : SIM atau miring dan kaki sebelah atas tekuk ke arah perut
j) Membuka anus dengan menaikkan bokong atas dengan tangan kiri (untuk orang dewasa).
k) Minta klien menarik nafas dalam dan memasukkan thermometer secara perlahan ke dalam anus sekitar
3,5 cm pada orang dewasa. Dan pada bayi 1,2 – 2,5 cm.
l) Pegang thermometer di tempatnya selama 2 – 3 menit (orang dewasa) dan 5 menit (untuk orang laki –
laki).
n) Lap thermometer memakai tisu dengan gerakan memutar dan buang tisu ke bengkok.
r) Menurunakn tingkat air raksa atau mengembalikan thermometer digital ke skala awal.
u) Mencuci tangan.
v) Mencatat hasil.
3 bulan 37,5
1 tahun 37,7
3 tahun 37,2
5 tahun 37,0
7 tahun 36,8
9 tahun 36,7
13 tahun 36,6
Tujuan dari pemeriksaan head to toe adalah untuk mencari masalah keperawatan, untuk
menegakkan/merumuskan diagnose keperawatan /kedokteran, dan untuk membantu proses rencana
keperawatan dan pengobatan.
Adapun prosedur tindakan dari pemeriksaan fisik secara head to toe yaitu setiap Tahap-tahap
pemeriksaan fisik harus dilakukan secara urut dan menyeluruh dan dimulai dari bagian tubuh sebagai
berikut:
6. Genetalia.
8. Neurologi.
a. Kulit
Pemeriksaan kulit bertujuan untuk mengetahui turgor kulit dan tekstur kulit, serta untuk
mengetahui adanya lesi atau bekas luka. Tindakan yang dilakukan dalam pemeriksaan kulit yaitu dengan
cara:
a) Inspeksi: lihat ada/tidak adanya lesi, hiperpigmentasi (warna kehitaman/kecoklatan), edema, dan
distribusi rambut kulit.
b) Palpasi: di raba dan tentukan turgor kulit elastic atau tidak, tekstur : kasar /halus, suhu : akral dingin
atau hangat.
b. Rambut
Pemeriksaan rambut bertujuan untuk mengetahui warna, tekstur dan percabangan pada rambut
serta untuk mengetahui mudah rontok dan kotornya rambut. Tindakan yang dapat dilakukan dalam
pemeriksaan rambut yaitu dengan :
c. Kuku
Pemeriksaan kuku bertujuan untuk mengetahui keadaan kuku: warna dan panjang dan untuk
mengetahui kapiler refill. Tindakan yang dapat dilakukan dalam pemeriksaan kuku yaiu dengan cara :
a) Inspeksi: catat mengenai warna : biru: sianosis, merah: peningkatan visibilitas Hb, bentuk: clubbing
karena hypoxia pada kangker paru, beau’s lines pada penyakit difisisensi fe/anemia fe.
b) Palpasi: catat adanya nyeri tekan, dan hitung berapa detik kapiler refill (pada pasien hypoxia lambat s/d
5-15 detik.
2. Pemeriksaan Kepala
Pemeriksaan kepala bertujuan untuk mengetahui bentuk dan fungsi kepala serta untuk mengetahui
luka dan kelainan pada kepala. Tindakan yang apat dilakukan dalam pemeriksaan kepala yaitu dengan
cara:
a. Inspeksi: Lihat kesimetrisan wajah jika, muka ka.ki berbeda atau misal lebih condong ke kanan atau ke
kiri itu menunjukan ada parese/kelumpuhan, contoh: pada pasien SH.
b. Palpasi: Cari adanya luka, tonjolan patologik, dan respon nyeri dengan menekan kepala sesuai
kebutuhan.
3. Pemeriksaan Mata
Pemeriksaan mata bertujuan untuk mengetahui bentuk dan fungsi mata (medan pengelihatan,
visus dan otot-otot mata) dan untuk mengetahui adanya kelainan atau peradangan pada mata. Tindakan
yang dapat dilakukan dalam pemeriksaan mata dapat dilakukan dengan cara:
a. Inspeksi : Kelopak mata ada radang atau tidak, kesimetrisan kanan dan kiri, reflek kedip baik/tidak,
konjungtiva dan sclera: merah/konjungtivitis, ikterik/indikasi hiperbilirubin/gangguan pada hepar, pupil:
isokor kanan atau kiri (normal), miosis/mengecil, pin point/sangat kecil (suspek SOL),
medriasis/melebar/dilatasi (pada pasien sudah meninggal).
c) Amati apakah kedua mata memandang ke depan atau ada yang deviasi.
d) Beritahu pasien untuk memandan dan mengikuti jari anda, dan jaga posisi kepala pasien tetap lalu
gerakkan jari ke 8 arah untuk mengetahui fungsi otot-otot mata.
c. Inspeksi Medan Pengelihatan
b) Kaji kedua mata secara terpisah yaitu dengan menutup mata yang tidak di periksa.
c) Beritahu pasien untuk melihat lurus ke depan dan memfokuskan pada satu titik pandang, misal: pasien
disuruh memandang hidung pemeriksa.
d) Kemudian ambil benda/ballpoint dan dekatkan kedepan hidung pemeriksa kemudian tarik atau jauhkan
kesamping ka.ki pasien, suruh pasien mengatakan kapan dan dititik mana benda mulai tidak terlihat
(ingat pasien tidak boleh melirik untuk hasil akurat).
b) Atur kursi pasien, dan tuntukan jarak antara kursi dan kartu, misal 5 meter (sesuai kebijakkan masing
ada yang 6 dan 7 meter).
e) Memulai memeriksa dengan menyuruh pasien membaca dari huruf yang terbesar sampai yang terkecil
yang dapat dibaca dengan jelas oleh pasien.
e. Palpasi: Tekan secara ringan untuk mengetahui adanya TIO (tekanan intra okuler) jika ada peningkatan
akan teraba keras (pasien glaucoma/kerusakan dikus optikus), kaji adanya nyeri tekan.
4. Pemeriksaan Hidung
Pemeriksaan hidung bertujuan untuk mengetahui bentuk dan fungsi hidung serta untuk
mengetahui adanya inflamasi/sinusitis. Tindakan yang dapat dilkakukan dalam pemeriksaan yaiu dengan
cara:
a. Inspeksi: melihat kesimetrisan hidung, melihat ada atau tidak inflamasi, dan secret.
Pemeriksaan telinga bertujuan untuk mengetahui keadaan telinga luar, saluran telinga, gendang
telinga dan untuk mengetahui fungsi pendengaran. Pemeriksaan dapat dilakukan dengan cara:
telinga luar:
a) Inspeksi: melihat kesimetrisan daun telinga, warna, ukuran, bentuk, kebresihan, adanya lesy.
b) Palpasi: menekan daun telinga apakah ada respon nyeri, rasakan kelenturan kartilago.
telinga dalam:
b. Pemeriksaan Pendengaran
b) Mengistruksikan pada klien untuk menutup salah satu telinga yang tidak diperiksa.
d) Memimndahkan arloji secara berlahan-lahan menjauhi telinga dan suruh pasien menyatakan tak
mendengar lagi.
a. Tes Rinne
a) Pegang garpu tala (gt) pada tangkainya dan pukulkan ketelapak tangan.
d) Kemudian angkat gt dengan cepat dan tempatkan didepan lubang telinga luar jarak 1-2 cm, dengan
posisi parallel dengan daun telinga.
b. Tes weber
a) Pegang gt pada tangkainya dan pukulkan pada telapak tangan atau jari.
c) Tanyakan pada klien apakah bunyi terdengar sama jelas antara telinga kana dan kiri atau hanya jelas
pada satu sisi saja.
c. Tes Swebeck
Digunakan untuk mengetahui atau membandingkan pendengaran pasien dengan pemeriksa,
dengan cara mendekatkan gt pada telinga klien kemudian dengan cepat di dekatkan ke telinga
pemeriksa.
a. Inspeksi: melihat dan mengamati bibir apa ada kelainan kogenital (bibir sumbing), warna, kesimetrisan,
kelembaban, pembengkakkan, lesi. mengamati jumlah dan bentuk gigi, gigi berlubang, warna, plak, dan
kebersihan gigi
a) Menyuruh pasien membuka mulut amati mucosa: tekstur, warna, kelembaban, dan adanya lesi.
c) Untuk melihat faring gunakan tongspatel yang sudah dibungkus kassa steril, kemudian minta klien
menjulurkan lidah dan berkata “ah” amati ovula/epiglottis simetris tidak terhadap faring, amati tonsil
meradang atau tidak (tonsillitis/amandel).
b) Palpasi: pegang dan tekan daerah pipi kemudian rasakan apa ada massa/ tumor, pembengkakkan dan
nyeri. Lakukkan palpasi dasar mulut dengan menggunakkan jari telunjuk dengan memekai handscond,
kemudian suruh pasien mengatakan kata “el” sambil menjulurkan lidah, pegang ujung lidah dengan
kassa dan tekan lidah dengan jari telunjuk, posisi ibu jari menahan dagu. catat apakah ada respon nyeri
pada tindakan tersebut.
5. Pemeriksaan Leher
Pemeriksaan leher bertujuan untuk menentukan struktur integritas leher, untuk mengetahui bentuk
leher dan organ yang berkaitan,dan untuk memeriksa sistem limfatik. Pemeriksaanya dapat dilakukan
dengan cara
a. Inspeksi: melihat dan mengamati mengenai bentuk, warna kulit, jaringan parut, ada atau tidaknya
pembengkakkan kelenjar tirod/gondok, dan ada atau tidaknya massa, kesimeterisan leher dari depan,
belakang dan samping kanan dan kiri.
b. Palpasi: letakkan kedua telapak tangan pada leher klien, suruh pasien menelan dan rasakan adanya
kelenjar tiroid (kaji ukuran, bentuk, permukaanya.).
a. Inspeksi: Amati kesimetrisan dada kanan dan kiri, amati adanya retraksi interkosta, amati gerakkan paru,
dan amati klavikula dan scapula simetris atau tidak
a) Berdiri di depan klien dan taruh kedua telapak tangan pemeriksa di dada dibawah papilla, anjurkan
pasien menarik nafas dalam, rasakkan apakah sama paru kiri dan kanan.
b) Berdiri deblakang pasien, taruh telapak tangan pada garis bawah scapula/setinggi costa ke-10, ibu jari
kanan dan kiri di dekatkan jangan samapai menempel, dan jari-jari di regangkan lebih kurang 5 cm dari
ibu jari. Suruh pasien kembali menarik nafas dalam dan amati gerkkan ibu jari ka.ki sama atau tidak.
a) Meletakkan telapak tangan kanan di belakang dada tepat pada apex paru/stinggi supra scapula (posisi
posterior) .
c) Minta klien untuk mengulangi mengucapkkan kata tersebut, sambil pemeriksa mengerakkan ke posisi
ka.ki kemudian kebawah sampai pada basal paru atau setinggi vertebra thoraxkal ke-12.
d. Pe/Perkusi
b) Untuk perkusi anterior dimulai batas clavikula lalu kebawah sampai intercosta 5 tentukkan batas paru
ka.ki (bunyi paru normal : sonor seluruh lapang paru, batas paru hepar dan jantung: redup)
e. Aus/auskultasi
a) Gunakkan diafragma stetoskop untuk dewasa dan bell pada anak
b) Letakkan stetoskop pada interkostalis, menginstruksikkan pasien untuk nafas pelan kemudian dalam dan
dengarkkan bunyi nafas: vesikuler/wheezing/creckels
7. Pemeriksaan Jantung/Cordis
a. Inspeksi: Amati denyut apek jantung pada area midsternu lebih kurang 2 cm disamping bawah xifoideus.
a)Palpasi spasium interkostalis ke-2 kanan untuk menentukkan area aorta dan spasium interkosta ke-2 kiri
letak pulmonal kiri.
b)Palpasi spasium interkostalis ke-5 kiri untuk mengetahui area trikuspidalis/ventikuler amati adanya
pulsasi.
c)Dari interkosta ke-5 pindah tangan secara lateral 5-7 cm ke garis midklavicula kiri dimana akan
ditemukkan daerah apical jantung atau PMI ( point of maximal impuls) temukkan pulsasi kuat pada area
ini.
d)Untuk mengetahui pulsasi aorta palpasi pada area epigastika atau dibawah sternum.
c. Perkusi
a) Perkusi dari arah lateral ke medial untuk menentukkan batas jantung bagian kiri.
b) Lakukan perkusi dari sebelah kanan ke kiri untuk mengetahui batas jantung kanan.
c) Lakukan dari atas ke bawah untuk mengetahui batas atas dan bawah jantung.
d. Auskultasi
b) Dengarkkan suara jantung dengan meletakkan stetoskop pada interkostalis ke-5 sambil menekan arteri
carotis.
Bunyi S1: dengarkan suara “LUB” yaitu bunyi dari menutupnya katub mitral (bikuspidalis) dan tikuspidalis
pada waktu sistolik.
Bunyi S2: dengarkan suara “DUB” yaitu bunyi meutupnya katub semilunaris (aorta dan pulmonalis) pada
saat diastolic.
Adapun bunyi : S3: gagal jantung “LUB-DUB-CEE…” S4: pada pasien hipertensi “DEE..-LUB-DUB”.
Pemeriksaann perut atau abdomen bertujuan untuk mengetahui bentuk dan gerak-gerakkan perut,
untuk mendengarkan bunyi pristaltik usus, dan untuk mengetahui respon nyeri tekan pada organ dalam
abdomen. Tindakan yang dapat dilakukan dalam pemeriksaan perut atau abdomen yaitu dengan cara:
a. Inspeksi: Amati bentuk perut secara umum, warna kulit, adanya retraksi, penonjolan, adanya ketidak
simetrisan, adanya asites.
b. Palpasi :
a) Palpasi ringan: Untuk mengetahui adanya massa dan respon nyeri tekan letakkan telapak tangan pada
abdomen secara berhimpitan dan tekan secara merata sesuai kuadran.
b) Palpasi dalam: Untuk mengetahui posisi organ dalam seperi hepar, ginjal, limpa dengan metode
bimanual/2 tangan.
9. Pemeriksaan Hepar
a. Letakkan tangan pemeriksa dengan posisi ujung jari keatas pada bagian hipokondria kanan, kira;kira pada
interkosta ke 11-12.
b. Tekan saat pasien inhalasi kira-kira sedalam 4-5 cm, rasakan adanya organ hepar. Kaji hepatomegali.
10. Pemeriksaan Limpa
a. Anjurkan pasien miring kanan dan letakkan tangan pada bawah interkosta kiri dan minta pasien
mengambil nafas dalam kemudian tekan saat inhalasi tenntukkan adanya limpa.
b. Untuk palpasi ginjal kiri letakkan tangan setinggi Lumbal 1-2 di bawah kosta kiri.
c. Tekan sedalam 4-5 cm setelah pasien inhalasi jika teraba adanya ginjal rasakan bentuk, kontur, ukuran,
dan respon nyeri.
5. Pemeriksaan Genetalia
Pemeriksaan Genetalia bertujuan untuk mengetahui adanya lesi, untuk mengetahui adanya infeksi
(gonorea, shipilis, dll), dan untuk mengetahui kebersihan genetalia. Tindakan yang dilakukan dalam
pemeriksaan genetalia yaitu dengan cara:
a. Genetalia laki-laki
a) Inspeksi: Amati penis mengenai kulit, ukuran dan kelainan lain. Pada penis yang tidak di sirkumsisi buka
prepusium dan amati kepala penis adanya lesi, amati skrotum apakah ada hernia inguinal, amati bentuk
dan ukuran
b) Palpasi: Tekan dengan lembut batang penis untuk mengetahui adanya nyeri dan tekan saluran sperma
dengan jari dan ibu jari
b. Genetalia wanita:
a) Inspeksi: Inspeksi kuantitas dan penyebaran pubis merata atau tidak, amati adanya lesi, eritema,
keputihan/candidiasis
b) Palpasi: Tarik lembut labia mayora dengan jari-jari oleh satu tangan untuk mengetahui keadaan clitoris,
selaput dara, orifisium dan perineum.
Pemeriksaan Rektum dan Anal bertujuan untuk mengetahui kondisi rectum dan anus, untuk
mengetahui adanya massa pada rectal, dan untuk mengetahui adanya pelebaran vena pada
rectal/hemoroid. tindakan yang dapat dilakukan dalam pemeriksaan rektum dan anal ini yaitu dengan
memposisi kanpria sims/ berdiri setengah membungkuk, wanita dengan posisi litotomi/ terlentang kaki
di angkat dan di topang.
a. Inspeksi: jaringan perineal dan jaringan sekitarnya kaji adanya lesi dan ulkus.
b. Palpasi : ulaskan zat pelumas dan masukkan jari-jari ke rectal dan rasakan adanya nodul dan atau
pelebaran vena pada rectum.
7. Pemeriksaan Muskuloskeletal
Pemeriksaan Muskuloskeletal bertujuan untuk memperoleh data dasar tentang otot, tulang dan
persendian serta untuk mengetahui mobilitas, kekuatan otot, dan gangguan-gangguan pada daerah
tertentu. Tindakkan yang dapat dilakukan dalam pemeriksaan muskuloskeletal adalah:
a. Muskuli/otot
a) Inspeksi: Inspeksi mengenai ukuran dan adanya atrofi dan hipertrofi (ukur dan catat jika ada perbedaan
dengan meteran).
b) Palpasi: Palpasi pada otot istirahat dan pada saat otot kontraksi untuk mengetahui adanya kelemahan
dan kontraksi tiba-tiba.
c) Lakukan uji kekuatan otot dengan menyuruh pasien menarik atau mendorong tangan pemeriksa dan
bandingkan tangan kanan dan kiri.
d) Amati kekuatan suatu otot dengan memberi penahanan pada anggota gerak atas dan bawah, suruh
pasien menahan tangan atau kaki sementara pemeriksa menariknya dari yang lemah sampai yang
terkuat amati apakah pasien bisa menahan.
b. Tulang/ostium
c. Persendiaan/articulasi
a) Olfaktorius/penciuman
Yaitu dengan meminta pasien membau atau mencium aroma kopi dan vanilla atau aroma lain yang
tidak menyengat. Apakah pasien dapat mengenali aroma.
b) Opticus/pengelihatan
Yaitu dengan meminta kilen untuk membaca bahan bacaan dan mengenali benda-benda disekitar,
jelas atau tidaknya.
Yaitu dengan mengkaji arah pandangan, ukur reaksi pupil terhadap pantulan cahaya dan
akomodasinya.
Yaitu dengan mengkaji arah tatapan, minta pasien melihat ke atas dan bawah.
Yaitu dengan menyentuh ringan kornea dengan usapan kapas untuk menguji reflek kornea (reflek
nagatif (diam)/positif (ada gerkkan), mengukur sensasi dari sentuhan ringan sampai kuat pada wajah,
mengkaji nyeri menyilang pada kuit wajah, dan mengkaji kemampuan klien untuk mengatupkan gigi saat
mempalpasi otot-otot rahang.
Yaitu dengan menkaji arah tatapan, dan meminta pasien melihat kesamping kiri dan kanan.
Yaitu dengan meminta klien tersenyum, mengencangkan wajah, mengembungkan pipi, menaikkan
dan menurunkan alis mata, dan melihat kesimetrisannya.
h) Auditorius/pendengaran
Yaitu dengan mengkaji klien terhadap kata-kata yang di bicarakkan, dan menyuruh klien mengulangi
kata/kalimat.
Yaitu dengan meminta pasien mengidentifikasi rasa asam, asin, pada bagian pangkal lidah, dan
gunakkan penekan lidah untuk menimbulkan “reflek gag” serta meminta klien untuk mengerakkan
lidahnya.
Yaitu dengan menyuruh pasien mengucapkan “ah”, dan menkaji gerakkan palatum dan faringeal
serta memeriksa kerasnya suara pasien.
Yaitu dengan meminta pasien mengangkat bahu dan memalingkan kepala kearah yang ditahan oleh
pemeriksa, kaji dapatkah klien melawan tahanan yang ringan.
l) Hipoglosal/posisi lidah
Yaitu dengan meminta klien untuk menjulurkan lidah kearah garis tengah dan menggerakkan ke
berbagai sisi.
Nyeri superficial: Gunakkan jarum tumpul dan tekankan pada kulit pasien pada titik-titik yang pemeriksa
inginkan, minta pasien untuk mengungkapkan tingkat nyeri dan di bagian mana
Suhu: Sentuh klien dengan botol panas dan dingin, suruh pasien mengatakkan sensasi yang direasakan.
Vibrasi: Tempelkan garapu tala yang sudah di getarakan dan tempelkan pada falangeal/ujung jari,
meminta pasien untuk mengatakkan adanya getaran.
Posisi: Tekan ibu jari kaki oleh tangan pemeriksa dan gerakkan naik-turun kemudian berhenti suruh
pasien mengtakkan diatas/bawah.
Stereognosis: Berikkan pasien benda familiar ( koin atau sendok) dan berikkan waktu beberapa detik,
dan suruh pasien untuk mengatakkan benda apa itu.
c. Pengkajian Reflex:
a. Refleks Bisep
a) Fleksikan lengan klien pada bagian siku sampai 45 derajat, dengan posisi tangan pronasi (menghadap ke
bawah).
b) Letakkan ibu jari pemeriksa pada fossa antekkubital di dasar tendon bisep dan jari-jari lain diatas tendon
bisep.
b. Refleks Trisep
c. Refleks Patella
b) Rilexkan pasien dan alihkan perhatian untuk menarik kedua tangan di depan dada.
d. Refleks Brakhioradialis
b) Tempatkan lengan bawah diantara fleksi dan ekstensi serta sedikit pronasi.
c) Pukul tendo brakhialis pada radius bagian distal dengan bagian datar harmmer, catat reflex.
e. Reflex Achilles
a) Minta pasien duduk dan tungkai menggantung di tempat tidur/kursi seperti pada pemeriksaan patella.
a) Gunakkan benda dengan ketajaman yang sedang (pensil/ballpoint) atau ujung stick harmmer.
b) Goreskan pada telapak kaki pasien bagian lateral, dimulai dari ujung telapak kaki sampai dengan sudut
telapak jari kelingking lalu belok ke ibu jari. Reflek positif telapak kaki akan tertarik ke dalam.
g. Refleks Kutaneus
Gluteal
a) Meminta pasien melakukan posisi berbaring miring dan buka celana seperlunya.
Abdominal
b) Tekan kulit abdomen dengan benda berujung kapas dari lateal ke medial, kaji gerakkan reflek otot
abdominal.
c) Ulangi pada ke-4 kuadran (atas kiri dan kanan dan bawah kiri dan kanan).
Kremasterik/pada pria