Anda di halaman 1dari 111

1.

Makalah konsep manusia dan kdm

BAB I
PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Manusia adalah makhluk yang serba ingin tahu pada mulanya mengenai dirinya sendiri
dan akhirnya disadari bahwa dirinya terdiri dari dua unsur yaitu rohani dan jasmani. Manusia
juga merupakan makhluk yang cerdas atau bijaksana sehingga dapat berfikir.

Manusia terdiri dari satu kesatuan yang merupakan karakteristik dan berakal, memiliki sifat-
sifat yang unik yang ditimbulkan oleh berbagai macam-macam kebudayaan. Manusia dikatakan
unik karena manusia memiliki beragai macam perbedaan dengan setiap manusia lain,
mempunyai cara yang berbeda dalam upaya memenuhi kebutuhannya.

Manusia sebagai makhluk biopsikososioal dan spiritual atau disebut sebagai makhluk
holistik merupakan mahluk yang utuh atau keseluruhan di dalamnya terdapat unsur biologis,
psikologis, sosial, dan spiritual.

Manusia adalah makhluk biopsikososial dan spiriual yang unik dan menerapkan sistem
terbuka serta saling berinteraksi. Manusia selalu berusaha untuk mempertahankan
keseimbangan hidupnya, keseimbangan yang dipertahankan oleh setiap individu untuk
menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Keadaan ini di sebut sehat.
I.2. Tujuan

Membuat laporan diskusi tentang konsep manusia sebagai makhluk biopsikososial dan spiritual
dan sebagai sistem serta konsep kebutuhan dasar manusia dalam asuhan kebidanan.

BAB II

ISI

A.   Pengertian manusia sebagai makhluk biopsikososial dan spiritual

Manusia adalah makhluk yang serba ingin tahu pada mulanya mengenai dirinya sendiri
dan akhirnya disadari bahwa dirinya terdiri dari dua unsur yaitu rohani dan jasmani. Manusia
juga merupakan makhluk yang cerdas atau bijaksana sehingga dapat berfikir.

Manusia sebagai makhluk biopsikososioal dan spiritual atau disebut sebagai makhluk
holistik merupakan mahluk yang utuh atau keseluruhan di dalamnya terdapat unsur biologis,
psikologis, sosial, dan spiritual.

Manusia adalah mahkluk biopsikososial dan spiritual yang unik dan menerapkan sitem
terbuka serta saling berinteraksi. Manusia selalu berusaha untuk mempertahankan
keseimbangan hidupnya. Kesimbangan yang dipertahankan oleh setiap individu untuk
menyesuaikan diri dengan lingkungannya, keadaan ini disebut sehat. Manusia memiliki
kebutuhan yang secara terus menerus untuk dipenuhinya. Manusia dibekali cipta (cognitive),
rasa (affective) dan karsa (psychomotor), serta dapat mengatur dunia untuk kepentingan
hidupnya sehingga timbullah kebudayaan dengan segala macam corak dan bentuknya, yang
membedakan dengan makhluk lainnya di bumi. Proses perkembangan perilaku manusia
sebagian ditentukan olehbkehendaknya sendiri dan sebagian bergantung pada alam

a)    Pengertian manusia sebagai makhluk biologis

Manusia sebagai makhluk biologis adalah manusia tersusun atas sistem organ tubuh yang di
gunakan untuk mempertahankan kehidupannya,mulai dari lahir,tumbuh kembang sehingga
meninggal.

Sebagai mahluk biologi manusia memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

a.     Manusia merupakan susunan sel-sel yang hidup yang membentuk satu jaringan dan jaringan
akan bersatu membentuk organ dan system organ. Dalam pertumbuhan dan perkembangannya
manusia dipengaruhi oleh berbagai macam factor meliputi :

1). Faktor lingkungan, meliputi idiologi, politik, ekonomi, budaya, agama.

2). Faktor social, sosialisasi dengan orang lain

3). Faktor fisik : geografis, iklim/cuaca.

4). Factor fisiologis : system tubuh manusia

5). Faktor psikodinamik : kepribadian, konsep diri, cita-cita.

6). Spiritual : pandangan, motivasi, nilai-nilai.

b.      Tunduk terhadap hukum alam


c.       Memiliki kebutuhan 

b)    Pengertian manusia sebagai makhluk psikologis


Manusia sebagai makhluk psikologis adalah manusia mempunyai stuktur kepribadian,tingkah
laku,sebagai manifestasi kejiwaan dan kemampuan berfikir serta kecerdasan.

Ciri-ciri manusia sebagai makhluk psikologi :

a. Memiliki struktur kepribadian yang terdiri dari Id ( aspek bio ), Ego ( aspek psikologi ) dan
Super ego ( aspek social ).
b. Dipengaruhi perasaan dan kata hati
c. Memiliki daya pikir dan kecerdasan
d. Memiliki kebutuhan psikologis agar pribadi dapat berkembang
Kebutuhan psikologis terdiri dari pengurangan ketegangan, kemesraan dan cinta, kepuasan
alturistik, kehormatan dan kepuasan ego.
e  Memiliki kepribadian yang unik

c)    Pengertian manusia sebagai makhluk sosial


Manusia sebagai makhluk sosial adalah manusia perlu hidup bersama orang lain,saling
berkerja sama untuk memenuhi kebutuhan dan tuntunan hidup,mudah di pengaruhi oleh
kebudayaan, serta tuntunan untuk bertingkah laku sesuai dengan harapan dan norma yang
ada.

Ciri-ciri mahluk sosial adalah :

a. Sebagai mahluk yang tidak dapat lepas dari orang lain. manusia memiliki cipta (kemampuan
untuk melakukan sesuatu), rasa (perasaan), dan karsa (tujuan).
b. Manusia hidup dalam kelompoknya (keluarga, masyarakat), manusia suci bagi manusia lain
(Homosacra Res Homonim), dan engkau adalah aku (Tat Twan Asi)
c. Manusia selalu bersosialisasi, berhubungam, menyesuaikan diri, saling mencintai, menghormati,
dan saling menghargai manusia lain dari masa kanak-kanak sampai dengan meningal dunia.

d)    Pengertian manusia sebagai makhluk spiritual

Manusia sebagai mahluk sepiritual adalah manusia memiliki keyakinan pandangan hidup dan
dorongan hidup yang sejalan dengan keyakinan yang dianutnya.

Bukti manusia mahluk spiritual :


a.         Memiliki keyakinan dan kepercayaan
b.         Menyembah tuhan

B.   Pengertian manusia sebagai sistem


Manusia sebagai sistem terdiri atas sistem adaptif,personal,interpersonal,dan sosial.
         Sebagai sistem adaptif manusia mengalami proses perubahan individu dalam respon terhadap
perubahan lingkungan yang dapat mempengaruhi integritas atau keutuhan.
         Sebagai sistem personal manusia memiliki persepsi dan tumbuh kembang.
         Sebagai sistem interpersonal manusia dapat berinteraksi,berperan,dan berkomunikasi.
         Sebagi sistem sosial manusia memiliki kekuatan ,otoritas,dan pengambilan keputusan.

Menurut teori adaptasi Roy memandang bahwa manusia sebagai sebuah sistem yang dapat
menyesuaikan diri atau dikenal dengan adaptive system. Sebagai sistem yang dapat
menyesuaikan diri manusia dapat digambarkan secara holistik (bio,psicho, sosial) sebagai satu
kesatuan yang mempunyai input, kontrol dan feedback proses dan output.

C.   Pengertian kebutuhan dasar manusia

Kebutuhan dasar manusia adalah hal-hal seperti makanan, air, keamanan dan cinta yang
merupakan hal yang penting untuk bertahan hidup dan kesehatan.

Hierarki kebutuhan manusia menurut Maslow adalah sebuah teori yang dapat digunakan bidan
untuk memahami hubungan antara kebutuhan dasar manusia pada saat memberikan
perawatan. Hierarki kebutuhan manusia mengatur kebutuhan dasar dalam lima tingkatan
prioritas.

1.    Tingkatan yang paling dasar, atau yang pertama meliputi kebutuhan fisiologis seperti: udara, air
dan makanan. Tingkatan yang kedua meliputi kebutuhan keselamatan dan keamanan, yang
melibatkan keamanan fisik dan psikologis.
2.    Tingkatan yang ketiga mencakup kebutuhan cinta dan rasa memiliki, termasuk persahabatan,
hubungan sosial dan cinta seksual.
3.    Tingkatan yang keempat meliputi kebutuhan rasa berharga dan harga diri, yang melibatkan
percaya diri, merasa berguna, penerimaan dan kepuasan diri.
4.    Tingkatan yang terakhir adalah kebutuhan aktualisasi diri. Menurut teori Maslow seseorang yang
seluruh kebutuhannya terpenuhi merupakan orang yang sehat, dan sesorang dengan satu atau
lebih kebutuhan yang tidak terpenuhi merupakan orang yang berisiko untuk sakit atau mungkin
tidak sehat pada satu atau lebih dimensi manusia.

Manusia sebagai bagian integral yang berintegrasi satu sama lainnya dalam motivasinya
memenuhi kebutuhan dasar (fisiologis,keamanan,kasih sayang,harga diri dan aktualisasi diri).

Setiap kebutuhan manusia merupakan suatu tegangan integral sebagai akibat dari perubahan
dari setiap komponen system.Tekanan tersebut dimanifestasikan dalam perilakunya untuk
memenuhi kebutuhan atau tujuan sampai terpenuhinya tingkat kepuasan klien.

Dasar kebutuhan manusia adalah terpenuhinya tingkat kepuasan agar manusia bisa
mempertahankan hidupnya. Peran bidan yang utama adalah memenuhi kebutuhan dasar
manusia dan tercapainya suatu kepuasan bagi diri sendiri serta kliennya, meskipun dalam
kenyataannya dapat memenuhi salah satu dari kebutuhan membawa dampak terhadap
perubahan system dalam individu (biologis, intelektual, emosional, social, spiritual, ekonomi,
lingkungan, patologi dan psikopatologi). Keseimbangan antar kebutuhan tersebut menjadi
tanggung jawab dari setiap orang.Misalnya tanggung jawab orangtua terhadap anaknya,
demikian juga tanggung jawab bidan untuk membantu memenuhi kebutuhan dasar klien.

MODEL-MODEL KDM

  Abraham Maslow

Hirarki kebutuhan dasar manusia menurut Maslow meliputi lima kategori kebutuhan dasar,
yakni sebagai berikut :
1.    Kebutuhan Fisiologis (Physiologic Needs)
Kebutuhan fisiologis memiliki prioritas tertinggi dalam hirarki Maslow. Seorang yang beberapa
kebutuhannya tidak terpenuhi secara umum akan melakukan berbagai upaya untuk memenuhi
kebutuhan fisiologisnya terlebih dahulu. Misalnya, seorang yang kekurangan makanan,
keselamatan, dan cinta biasanya akan mencari makanan terlebih dahulu daripada mencari
cinta. Kebutuhan fisiologis hal yang penting untuk bertahan hidup. Manusia memiliki delapan
macam kebutuhan fisiologis, yaitu kebutuhan akan oksigen dan pertukaran gas, kebutuhan
cairan dan elektrolit, kebutuhan nutrisi, kebutuhan eliminasi urin dan fekal, kebutuhan istirahat
dan tidur, kebutuhan tempat tinggal, kebutuhan temperatur, serta kebutuhan seksual. Penting
untuk mempertahankan kebutuhan tersebut guna kelangsungan umat manusia.
2.    Kebutuhan Keselamatan dan Rasa Aman (Safety and Security Needs) Kebutuhan keselamatan
dan rasa aman yang dimaksud adalah keselamatan dan rasa aman dari berbagai aspek, baik
fisiologis maupun psikologis.Kebutuhan ini meliputi kebutuhan perlindungan diri dari udara
dingin, panas, kecelakaan dan infeksi, bebas dari rasa takut dan cemas, serta bebas dari
ancaman keselamatan dan psikologi pada pengalaman yang baru atau tidak dikenal.
3.    Kebutuhan Rasa Cinta, Memiliki, dan Dimiliki (Love and Belonging Needs) Kebutuhan ini
meliputi memberi dan menerima kasih sayang, perasaan dimiliki dan hubungan yang berarti
dengan orang lain, kehangatan, persahabatan, serta mendapat tempat atau diakui dalam
keluarga, kelompok dan lingkungan sosialnya.
4.    Kebutuhan Harga Diri (Self Esteen Need) Kebutuhan ini meliputi perasaan tidak bergantung
pada orang lain, kompeten, serta penghargaan terhadap diri sendiri dan orang lain.
5.    Kebutuhan Aktualisasi Diri (Need for Self Actualization) Kebutuhan ini meliputi kemampuan
untuk dapat mengenal diri dengan baik (mengenal dan memahami potensi diri), belajar
memenuhi kebutuhan sendiri – sendiri, tidak emosional, mempunyai dedikasi yang tinggi,
kreatif, serta mempunyai kepercayaan diri yang tinggi dan sebagainya. Dengan mengetahui
konsep kebutuhan dasar menurut Maslow, kita perlu memahami bahwa : Manusia senantiasa
berkembang, sehingga dapat mencapai potensi diri yang maksimal.

Kebutuhan pada tingkat yang lebih tinggi tidak akan terpenuhi dengan baik sampai kebutuhan di
bawahnya penuhi. Jika kebutuhan dasar pada tiap tingkatan tidak terpenuhi, pada akhirnya
akan muncul sesuatu kondisi patologis.
Setiap orang mempunyai kebutuhan dasar yang sama dan setiap kebutuhan tersebut
dimodifikasi sesuai dengan budaya masing.Setiap orang memenuhi kebutuhan dasarnya
menurut prioritas. Walaupun kebutuhan pada umumnya harus dipenuhi, tetapi beberapa
kebutuhan sifatnya dapat ditunda.

Kegagalan dalam memenuhi kebutuhan menyebabkan ketidakseimbangan homeostasis.


Lebih lanjut kondisi ini dapat menimbulkan penyakit. Kebutuhan dapat menyebabkan seseorang
berpikir dan bergerak memenuhinya. Ini disebabkan oleh rangsangan yang berasal dari faktor
eksternal dan internal. Seseorang dapat merasakan adanya kebutuhan sehingga dapat
berespon melalui berbagai cara. Kebutuhan dasar sifatnya saling berkaitan, beberapa
kebutuhan yang tidak terpenuhi akan mempengaruhi kebutuhan lainnya.

Untuk beralih ke tingkat kebutuhan yang lebih tinggi, kebutuhan dasar di bawahnya harus
terpenuhi dulu.Artinya, terdapat sesuatu jenjang kebutuhan yang “lebih penting” yang harus
dipenuhi sebelum kebutuhan yang lain dipenuhi. Sebagai contoh :, jika kebutuhan fisiologis
seseorang seperti makan, cairan, istirahat, dan lain sebagainya belum terpenuhi, tidak mungkin
baginya untuk memenuhi kebutuhan harga diri atau aktualisasi diri dengan mengabaikan
kebutuhan yang pertama.

  Watson Filosofi

Sebagai makhluk yang berorientasi pada waktu, manusia tidak terlepas dari kejadian masa lalu
dan masa sekarang yang akan berpengaruh terhadap masa depannya. Sebagai makhluk
sosial, manusia hidup bersama orang lain dan berinteraksi satu sama lain. Berdasarkan hal
tersebut, kebutuhan dasar manusiadi bagi menjadi tiga yaitu :

a. Kebutuhan akan informasi kesehatan

b. Kebutuhan akan pencegahan penyakit

c. Kebutuhan akan perawat ketika sakit.


  Martha E. Rogers

Manusia merupakan satu kesatuan yang utuh serta memiliki sifat dan karakter yang berbeda.
Manusia selalu berinteraksi dengan lingkungan dan memengaruhi satu sama lain. Dalam
proses kehidupannya, manusia diciptakan dengan karakteristik dan keunikannya masing-
masing. Dengan kata lain, setiap individu berbeda satu dengan yang lain. Konsep Martha E.
Rogers ini di kenal dengan konsep manusia manusia sebagai unit.

  Jhonson

Jhonson mengungkap pandangannya dengan menggunakan pendekatan sistem perilaku.


Dalam pendekatan ini, individu di pandang sebagai sistem prilaku yang selalu ingin mencapai
keseimbangan dan stabilitas, baik dalam lingkungan internalmaupun eksternal.Individu juga
memiliki keinginan untuk mengatur dan menyesuaikan dirinya terhadap pengaruh yang timbul.

  Sister Calista Roy

Menurut Roy, manusia sebagai individu dapat meningkatkan kesehatannya dengan


mempertahankan perilaku yang adaptif dan mengubah perilaku maladaptif. Sebagai makhluk
biopsikososial, manusia selalu berinteraksi dengan lingkungannya.Untuk mencapai
keseimbangan atau homeostasis, manusia harus beradaptasi dengan perubahan yang
terjadi.Adaptasi tersebut dilakukan dengan stimulasi fokal, stimulasi konstektual dan stimulasi
residual. Dalam proses penyesuaian diri, individu harus meningkatkan energinya agar mampu
mencapai tujuan berupa kelangsungan hidup, perkembangan, reproduksi serta keunggulan.
Dengan demikian, individu memiliki tujuan untuk meningkatkan respon adaptif.Karenanya, Roy
secara ringkas berpendapat bahwa individu sebagai makhluk biopsikososio-spiritual yang
merupakan satu kesatuan yang utuh, memiliki mekanisme untuk beradaptasi dengan
perubahan lingkungan yang terjadi melalui interaksi yang dilakukan terhadap perubahan
lingkungan tersebut.

2. Makalah Konsep Manusia & Kebutuhan Dasar Manusia (KDM)

                            Konsep Manusia & Kebutuhan Dasar Manusia (KDM) 


 BAB I
PENDAHULUAN
           1.1.         Latar Belakang
Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh manusia dalam
mempertahankan keseimbangan fisiologis maupuan psikologis, yang tentunya bertujuan untuk
mempertahankan kehidupan dan kesehatan. Kebutuhan dasar manusia menurut Abraham
Maslow dalam teori Hirarki. Kebutuhan menyatakan bahwa setiap manusia memiliki lima
kebutuhan dasar yaitu kebutuhan fisiologis, keamanan, cinta, harga diri, dan aktualisasi diri
(Potter dan Patricia, 1997). Dalam mengaplikasikan kebutuhan dasar manusia (KDM) yang dapat
digunakan untuk memahami hubungan antara kebutuhan dasar manusia pada saat memberikan
perawatan. Beberapa kebutuhan manusia tertentu lebih mendasar daripada kebutuhan lainnya.
Oleh karana itu beberapa kebutuhan harus dipenuhi sebelum kebutuhan lainnya. Kebutuhan
dasar manusia seperti makan ,air, keamanan dan cinta merupakan hal yang penting bagi manusia.
Dalam mengaplikasikan kebutuhan dasar manusia tersebut dapat digunakan untuk memahami
hubungan antara kebutuhan dasar manusia dalam mengaplikasikan ilmu keperawatan di dunia
kesehatan. walaupun setiap orang mempunyai sifat tambahan, kebutuhan yang unik, setiap orang
mempunyai kebutuhan dasar manusia yang sama. Besarnya kebutuhan dasar yang terpenuhi
menentukan tingkat kesehatan dan posisi pada rentang sehat-sakit.
Hirarki kebutuhan dasar manusia menurut maslow adalah sebuah teori yang dapat
digunakan  perawat untuk memahami hunbungan antara kebutuhan dasar manusia pada saat
memberikan perawatan. Menurut teori ini,  beberapa kebutuhan manusia tertentu lebih dari pada
kebutuhan lainnya; oleh karena itu, beberapa kebutuhan harus dipenuhi sebelum kebutuhan yang
lain. Misalnya, orang yang lapar akan lebih mencari makanan daripada melakukan aktivitas
untuk meningkatkan harga diri.

         1.2.         Rumusan Masalah


1.      Apakah pengertian KDM ?
2.      Apakah hal hal yang mendasari pemahaman tentang KDM ?
3.      Apa saja model model KDM ?
4.      Apakah karakteristik seseorang yang kebutuhan dasarnya terpenuhi ?
5.      Bagaimana penerapan KDM dalam praktik keperawatan ?

         1.3.         Tujuan
1.      Mengetahui pengertian KDM.
2.      Mengetahui hal-hal yang mendasari pemahaman tentang KDM.
3.      Mengetahui model-model KDM.
4.      Mengetahui kerakteristik seseorang yang kebutuhan dasanya terpenuhi.
5.      Mengetahui penerapan KDM dalam praktik keperawatan.

 BAB
II
PEMBAHASAN
2.1       PENGERTIAN KDM
            Kebutuhan dasar manusia adalah hal-hal seperti makanan, air, keamanan dan cinta yang
merupakan hal yang penting untuk bertahan hidup dan kesehatan. Hierarki kebutuhan manusia
menurut Maslow adalah sebuah teori yang dapat digunakan perawat untuk memahami hubungan
antara kebutuhan dasar manusia pada saat memberikan perawatan.
Hierarki kebutuhan manusia mengatur kebutuhan dasar dalam lima tingkatan prioritas.
Tingkatan yang paling dasar, atau yang pertama meliputi kebutuhan fisiologis seperti: udara, air
dan makanan. Tingkatan yang kedua meliputi kebutuhan keselamatan dan keamanan, yang
melibatkan keamanan fisik dan psikologis. Tingkatan yang ketiga mencakup kebutuhan cinta dan
rasa memiliki, termasuk persahabatan, hubungan sosial dan cinta seksual. Tingkatan yang
keempat meliputi kebutuhan rasa berharga dan harga diri, yang melibatkan percaya diri, merasa
berguna, penerimaan dan kepuasan diri. Tingkatan yang terakhir adalah kebutuhan aktualisasi
diri.
            Menurut teori Maslow seseorang yang seluruh kebutuhannya terpenuhi merupakan
orang  yang sehat, dan sesorang dengan satu atau lebih kebutuhan yang tidak terpenuhi
merupakan orang yang berisiko untuk sakit atau mungkin tidak sehat pada satu atau lebih
dimensi manusia.

2.2       HAL-HAL YANG MENDASARI PEMAHAMAN KDM


                        Manusia sebagai bagian integral yang berintegrasi satu sama lainnya dalam
motivasinya memenuhi kebutuhan dasar (fisiologis,keamanan,kasih sayang,harga diri dan
aktualisasi diri). Setiap kebutuhan manusia merupakan suatu tegangan integral sebagai akibat
dari perubahan dari setiap komponen system. Tekanan tersebut dimanifestasikan dalam
perilakunya untuk memenuhi kebutuhan atau tujuan sampai terpenuhinya tingkat kepuasan klien.
                        Dasar kebutuhan manusia adalah terpenuhinya tingkat kepuasan agar manusia
bias mempertahankan hidupnya. Peran perawat yang utama adalah memenuhi kebutuhan dasar
manusia dan tercapainya suatu kepuasan bagi diri sendiri serta kliennya, meskipun dalam
kenyataannya dapat memenuhi salah satu dari kebutuhan membawa dampak terhadap perubahan
system dalam individu (biologis, intelektual, emosional, social, spiritual, ekonomi, lingkungan,
patologi dan psikopatologi).
                        Hal ini menggambarkan suatu bagian di mana penerapan proses keperawatan
selalu difokuskan pada kebutuhan individu yang unik dan sebagai suatu bagian integral dari
keluarga dan masyarakat. Keseimbangan antar kebutuhan tersebut menjadi tanggungjawab dari
setiap orang. Misalnya tanggung jawab orangtua terhadap anaknya, demikian juga tanggung
jawab perawat untuk membantu memenuhi kebutuhan dasar klien. Peran tersebut dapat
dilaksanakan secara optimal melalui pendekatan proses keperawatan. 
2.3       MODEL-MODEL KDM
      A. Abraham Maslow
     Hirarki kebutuhan dasar manusia menurut Maslow meliputi lima kategori kebutuhan
dasar, yakni sebagai berikut :
1)      Kebutuhan Fisiologis (Physiologic Needs)
Kebutuhan fisiologis memiliki prioritas tertinggi dalam hirarki Maslow. Seorang yang beberapa
kebutuhannya tidak terpenuhi secara umum akan melakukan berbagai upaya untuk memenuhi
kebutuhan fisiologisnya terlebih dahulu.
Misalnya, seorang yang kekurangan makanan, keselamatan, dan cinta biasanya akan mencari
makanan terlebih dahulu daripada mencari cinta.
Kebutuhan fisiologis hal yang penting untuk bertahan hidup. Manusia memiliki delapan macam
kebutuhan fisiologis, yaitu kebutuhan akan oksigen dan pertukaran gas, kebutuhan cairan dan
elektrolit, kebutuhan nutrisi, kebutuhan eliminasi urin dan fekal, kebutuhan istirahat dan tidur,
kebutuhan tempat tinggal, kebutuhan temperatur, serta kebutuhan seksual. Penting untuk
mempertahankan kebutuhan tersebut guna kelangsungan umat manusia.
2)      Kebutuhan Keselamatan dan Rasa Aman (Safety and Security Needs)
Kebutuhan keselamatan dan rasa aman yang dimaksud adalah keselamatan dan rasa aman dari
berbagai aspek, baik fisiologis maupun psikologis. Kebutuhan ini meliputi kebutuhan
perlindungan diri dari udara dingin, panas, kecelakaan dan infeksi, bebas dari rasa takut dan
cemas, serta bebas dari ancaman keselamatan dan psikologi pada pengalaman yang baru atau
tidak dikenal.

3)      Kebutuhan Rasa Cinta, Memiliki, dan Dimiliki (Love and Belonging Needs)
Kebutuhan ini meliputi memberi dan menerima kasih sayang, perasaan dimiliki dan hubungan
yang berarti dengan orang lain, kehangatan, persahabatan, serta mendapat tempat atau diakui
dalam keluarga, kelompok dan lingkungan sosialnya.
4)      Kebutuhan Harga Diri (Self Esteen Need)
Kebutuhan ini meliputi perasaan tidak bergantung pada orang lain, kompeten, serta penghargaan
terhadap diri sendiri dan orang lain.
5)      Kebutuhan Aktualisasi Diri (Need for Self Actualization)
Kebutuhan ini meliputi kemampuan untuk dapat mengenal diri dengan baik (mengenal dan
memahami potensi diri), belajar memenuhi kebutuhan sendiri – sendiri, tidak emosional,
mempunyai dedikasi yang tinggi, kreatif, serta mempunyai kepercayaan diri yang tinggi dan
sebagainya.

Dengan mengetahui konsep kebutuhan dasar menurut Maslow, kita perlu memahami
bahwa :   

 Manusia senantiasa berkembang, sehingga dapat mencapai potensi diri yang maksimal. 

 Kebutuhan pada tingkat yang lebih tinggi tidak akan terpenuhi dengan baik sampai
kebutuhan di bawahnya penuhi. 
 Jika kebutuhan dasar pada tiap tingkatan tidak terpenuhi, pada akhirnya akan muncul
sesuatu kondisi patologis. 
 Setiap orang mempunyai kebutuhan dasar yang sama dan setiap kebutuhan tersebut
dimodifikasi sesuai dengan budaya masing. 
 Setiap orang memenuhi kebutuhan dasarnya menurut prioritas
 Walaupu kebutuhan pada umumnya harus dipenuhi, tetapi beberapa kebutuhan sifatnya
dapat ditunda 
 Kegagalan dalam memenuhi kebutuhan menyebabkan ketidakseimbangan homeostasis.
Lebih lanjut kondisi ini dapat menimbulkan penyakit. 
 Kebutuhan dapat menyebabkan seseorang berpikir dan bergerak memenuhinya. Ini
disebabkan oleh  rangsangan yang berasal dari faktor eksternal dan internal. 
 Seseorang dapat merasakan adanya kebutuhan sehingga dapat berespon melalui berbagai
cara. 
 Kebutuhan dasar sifatnya saling berkaitan, beberapa kebutuhan yang tidak terpenuhi akan
mempengaruhi   kebutuhan lainnya.

Kebutuhan Aktualisasi Diri


Kebutuhan Harga Diri
Kebutuhan Rasa Cinta, Memiliki dan
Dimiliki
Kebutuhan Rasa Aman
Kebutuhan fisiologis

Untuk beralih ke tingkat kebutuhan yang lebih tinggi, kebutuhan dasar di bawahny harus
terpenuhi dulu. Artinya, terdapat sesuatu jenjang kebutuhan yang “lebih penting” yang harus
dipenuhi sebelum kebutuhan yang lain dipenuhi. Sebagai contoh, jika kebutuhan fisiologis
seseorang seperti makan, cairan, istirahat, dan lain sebagainya belum terpenuhi, tidak mungkin
baginya untuk memenuhi kebutuhan harga diri atau aktualisasi diri dengan mengabaikan
kebutuhan yang pertama.

B. Virginia Henderson
Teori keperawatan  Virginia Handerson (Hammer dan Henderson, 1955) mengcangkup
seluruh kebutuhan dasar seorang manusia. Handerson (1964) mendefinisikan keperawatan
sebagai :
Membantu individu yang sakit dan yang sehat dalam melaksanakan aktivitas yang
memiliki kon-stribusi terhadap kesehatan dan penyembuhannya. dimana individu tersebut akan
mampu mengerjakannya tanpa bantuan bila ia memiliki kekuatan , kemauan, dan pengetahuan
yang di butuhkan . dan hal ini dilakukan dengan cara membantu mendapatkan kembali
kemadiriannya secepat mungkin.
                        Kebutuhan berikut ini, sering kali disebut 14 kebutuhan dasar henderson ,
memberikan kerangka kerja dalam melakukan asuhan keperawatan (Henderson, 1966):
      1.      Bernapas secara normal
      2.      Makan dan minum cukup
      3.      Eliminasi
      4.      Bergerak dan mempertahankan posisi yang dikehendaki
      5.      Istirahat dan tidur
      6.      Memilih cara berpakian ; berpakian dan melepas pakian
      7.      Mempertahankan  temperatur  tubuh  dalam rentang normal
      8.      Menjaga tubuh tetap bersih dan rapi
      9.      Menghindari bahaya dari lingkungan
     10.  Berkomukasi dengan orang lain
     11.  Beribadah menurut keyakinan
     12.  Bekerja yang menjajikan prestasi
     13.  Bermain dan berpatisipasi  dalam bentuk rekreasi
     14.  Belajar, menggali atau memuaskan rasa keingintahuan yang mengacu pada perkembangan
dan kesehatan  
           normal

C. Watson
Filosofi Watson tentang asuhan keperawatan (1979,1985,1988) berupaya untuk
mendifinisikan hasil dari aktivitas keperawatan yang berhubungan dengan aspek humanistik dari
kehidupan ( Watson 1979;marriner-Tomey,1994). Tindakan keperawatan mengacu langsung
pada pemahaman hubungan antara sehat, sakit dan perilaku manusia. Keperawatan
memperhatikan peningkatan dan mengembalikan kesehatan serta pencegahan terjadinya
penyakit.
                        Model Watson meliputi proses asuhan keperawatan, pemberian bantuan bagi klien
dalam mencapai atau mempertahankan kesehatan atau mencapai kematian yang damai.
Intervensi keperawatan berkaitan dengan proses keperawatan manusia. Perawatan manusia
membutuhkan perawat yang memahami perilaku dan respon manusia terhadap
masalah  kesehatan yang aktual ataupun yang potensial, kebutuhan manusia dan bagaimana
merespon terhadap orang lain dan memahami kekurangan  dan kelebihan klien dan keuarganya ,
sekaligus pemahaman pada dirinya sendiri. Selain itu perawat memberikan kenyamanan  dan
perhatian serta empati pada klien dan keluargannya. Asuhan keperwatan tergambar pada seluruh
faktor-faktor yang digunakan oleh perawat dalam pemberian pelayanan keperawatan pada klien (
Watson, 1987).

D. King
Manusia merupakan individu reaktifan yang dapat bereaksi terhadap situasi, orang dan
objek tertentu. Sebagai makhluk yang berorientasi pada waktu, manusia tidak terlepas dari
kejadian masa lalu dan masa sekarang yang akan berpengaruh terhadap masa depannya. Sebagai
makhluk sosial, manusia hidup bersamaorang lain dan berinteraksi satu sama lain. Berdasarkan
hal tersebut, kebutuhan dasar manusiadi bagi menjadi tigayaitu.
      1.      Kebutuhan akan informasi kesehatan
      2.      Kebutuhan akan pencegahan penyakit
      3.      Kebutuhan akan perawat ketika sakit.
E. Martha E. Rogers
Manusia merupakan satu kesatuan yang utuh serta memiliki sifat dan karakter yang
berbeda. Manusia selalu berinteraksi dengan limgkungan dan memengaruhi satu sama lain.
Dalam proses kehidupannya, manusia diciptakan dengan karakteristik dan keunikannya masing-
masing. Dengan kata lain, setiap individu berbeda satu dengan yang lain. Konsep Martha E.
Rogers ini di kenal dengan konsep manusia  manusia sebagai unit.
F.  Jhonson
Jhonson mengungkap pandangannya dengan menggunakan pendekatan sistem perilaku.
Dalam pendekatan ini, individu di pandang sebagai sistem prilaku yang selalu ingin mencapai
keseimbangan dan stabilita, baik dalam lingkungan internalmaupun eksternal. Individu juga
memiliki keinginan untuk mengatur dan menyesuaikan dirinya terhadap pengaruh yang timbul.
G. Sister Calista Roy
                        Menurut Roy, manusia sebagai individu dapat meningkatkan kesehatannya
dengan mempertahankan perilaku yang adaptif dan mengubah perilaku maladaptif. Sebagai
makhluk biopsikososial, manusia selalu berinteraksi dengan lingkungannya. Untuk mencapai
keseimbangn atau homeostasis, manusia harus beradaptasu dengan perubahan yang terjadi.
Adaptasi tersebut dilakukan dengan stimulasi fokal, stimulasi konstektual dan stimulasi residual.
Dalam proses penyesuaian diri, individu harung meningkatkan energinya agar mampu mencapai
tujuan berupa kelangsungan hidup, perkembangan, reproduksi serta keunggulan. Dengan
demikian, individu memiliki tujuan untuk meningkatkan respon adaptif. Karenanya, Roy secara
ringkas berpendapat bahwa individu sebagai makhluk biopsikososio-spiritual yang merupakan
satu kesatuan yang utuh, memiliki mekanisme untuk beradaptasi dengan perubahan lingkungan
yang terjadi melalui interaksi yang dilakukan terhadap perubahan lingkungan tersebut.

            2.4       KARAKTERISTIK SESEORANG YANG KEBUTUHAN DASARNYA


TERPENUHI
                        Manusia dan kebutuhannya senantiasa berubah dan berkembang. Jika seseorang
sudah bisa memenuhi salah satu kebutuhannya, dia akan merasa puas dan akan menikmati
kesejahteraan serta bebas untuk berkembang menuju potensi kebutuhan yang lebih besar.
Sebaliknya, jika proses pemenuhan kebutuhan itu terganggu, akan timbul suatu kondisi
patologis. Dalam konteks homeostasi, suatu persoalan atau masalah dapat dirumuskan sebagai
hal yang menghalangi terpenuhinya kebutuhan, dan kondisi tersebut lebih lanjut dapat
mengancam homeostasis fisiologis maupun psikologis seseorang.

         2.5   PENERAPAN KEBUTUHAN DASAR MANUSIA DALAM PRAKTEK


KEMANUSIAN.
Pengetahuan tentang kebutuhan manusia dapat membantu perawat dalam berbagai hal ;
pertama, membantu perawat memahami dirinya sendiri mereka dapat mencapai kebutuhan
personal diluar situasi klien. Kedua, dengan memahami kebutuhan manusia perawat dapat
memahami perilaku orang lain dengan lebih baik. Ketiga, pengetahuan tentang kebutuhan dasar
dapat memberikan kerangka kerja untuk diaplikasikan dalam proses keperawatan pada tingkat
individu dan keluarga. Keempat, perawat dapat mengaplikasikan pengetahuan tentang kebutuhan
manusia untuk mengurangi stress. Kelima, perawat dapat mengunakan pengetahuan kebutuhan
manusia untuk membantu seseorang untuk tumbuh dan berkembang.

3. konsep sehat sakit

BAB I
PENDAHULUAN

1.        Latar Belakang Masalah


Memang sulit untuk mendapatkan tubuh yang sehat dan segar, kebanyakan orang bilang
Sehat Itu Mahal, tetapi benarkah tentang fakta itu, tapi menurut pendapat para Ilmu Kesehatan
Dunia (WHO) , memang sehat itu mahal, karena kita harus memakan- makanan yang penuh
dengan gizi, akan kaya protein, zat besi, dan lain-lain. Sementara itu kita harus membeli
makanan itu dengan harga yang cukup mahal, apa lagi harga sayur-mayur, susu, beras, lauk
pauk, dll, mungkin sedang melonjak harganya di pasar-pasar tradisional.
Untuk itu hiduplah dengan jaga kesahatan anda karena itu sangat penting bagi anda dan
keluarga anda.
Istilah sehat dalam kehidupan sehari-hari sering dipakai untuk menyatakan bahwa sesuatu
dapat bekerja secara normal. Bahkan benda mati pun seperti kendaraan bermotor atau mesin, jika
dapat berfungsi secara normal, maka seringkali oleh pemiliknya dikatakan bahwa kendaraannya
dalam kondisi sehat. Kebanyakan orang mengatakan sehat jika badannya merasa segar dan
nyaman. Bahkan seorang dokterpun akan menyatakan pasiennya sehat manakala menurut hasil
pemeriksaan yang dilakukannya mendapatkan seluruh tubuh pasien berfungsi secara normal.
Konsep sehat dan sakit sesungguhnya tidak terlalu mutlak dan universal karena ada
faktor-faktor lain di luar kenyataan klinis yang mempengaruhinya terutama faktor sosial budaya.
Kedua pengertian saling mempengaruhi dan pengertian yang satu hanya dapat dipahami dalam
konteks pengertian yang lain. Banyak ahli filsafat, biologi, antropologi, sosiologi, kedok-teran,
dan lain-lain bidang ilmu pengetahuan telah mencoba memberikan pengertian tentang konsep
sehat dan sakit ditinjau dari masing-masing disiplin ilmu. Masalah sehat dan sakit merupakan
proses yang berkaitan dengan kemampuan atau ketidakmampuan manusia beradap-tasi dengan
lingkungan baik secara biologis, psikologis maupun sosial budaya.

2.    Tujuan Masalah


Tujuan dari pembuatan makalah yang berjudul “KONSEP SEHAT SAKIT” yaitu:
A.    Mengetahui definisi sehat dan sakit
B.     Membedakan definisi sehat dan sakit menurut para ahli
C.     Mengetahui rentang sehat sakit beserta status kesehatan
D.    Mengetahui faktor-faktor penyebab sehat, perilaku sakit dan penyebab penyakit
E.     Dampak hospitalisasi pada klien dan keluarga

3.    Rumusan masalah


A.    Apa perbedaan pengertian sehat menurut para ahli ?
B.     Bagaimana terjadinya rentang sehat sakit ?
C.     Apa saja yang dapat menyebabkan perilaku sehat dan sakit?
D.    Bagaimana perilaku sehat dan sakit itu ?
E.     Siapa saja yang mendapatkan dampak hospitalisasi ?

4.    Metode
Metode yang kami gunakan dalam pembuatan makalah ini yaitu, dengan menggunakan studi
pustaka dari beberapa sumber dan situs web, ini bertujuan untuk mempermudah kami dalam
menyelasaikan makalah ini.

BAB II
KONSEP SEHAT SAKIT

1.   Pengertian sehat


                         Sehat merupakan sebuah keadaan yang tidak hanya terbebas dari penyakit akan tetapi
juga meliputi seluruh aspek kehidupan manusia yang meliputi aspek fisik, emosi, sosial dan
spiritual
                        Berikut ini beberapa definisi sehat menurut para ahli:
A.    Sehat menurut WHO (1927)
Sehat adalah keadaan utuh secara fisik, jasmani, metal, dan sosial dan bukan hanya suatu
keadaan yang bebas dari penyakit cacat dan kelemahan.
                     Mengandung 3 karakteristik :
1.    Merefleksikan perhatian pada individu sebagai manusia
2.    Memandang sehat dalam konteks lingkungan internal dan eksternal.
3.    Sehat diartikan sebagai hidup yang kreatif dan prodiktif
B.     Sehat menurut UU No.23/1992 tantang Kesehatan
Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan (jasmani), jiwa (rohani) dan sosial yang
memungkinkan hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
C.     Sehat menurut Pepkin’s
Sehat adalah suatu keadaan keseimbangan dinamis antara bentuk dan fungsi tubuh yang dapat
mengadakan penyesuaian sehungga tubuh dapat mengatasi gangguan dari luar.
D.    Sehat menurut Zaidin Ali (1999)
Sehat adalah suatu kondisi keseimbangan antara status kesehatan biologis (jasmani), psikologis
(mental), sosial, dan spiritual yang memungkinkan orang tersebut hidup secara mandiri dan
produktif.

E.     Sehat menurut Pender (1982)


Sehat adalah aktualisasi (perwujudan yang diperoleh individu melalui kepuasan dalam
berhubungan dengan orang lain, perilaku yang sesuai dengan tujuan, perawatan diri yang
kompeten sedangkan penyesuaian diperlukan untuk mempertahankan stabilitas dan integritas
structural.

2.  Pengertian Sakit

Sakit adalah keadaan dimana fisik, emosional, intelektual, sosial, perkembangan, atau
seseorang berkurang atau terganggu, bukan hanya keadaan terjadinya proses penyakit.

Oleh karena itu sakit tidak sama dengan penyakit. Sebagai contoh klien dengan Leukemia
yang sedang menjalani pengobatan mungkin akan mampu berfungsi seperti bisaanya, sedangkan
klien lain dengan kanker payudara yang sedang mempersiapkan diri untuk menjalanai operasi
mungkin akan merasakan akibatnya pada dimensi lain, selain dimensi fisik.

Berikut beberapa definisi sakit menurut para ahli

1.      Sakit menurut Parson (1972)

Sakit adalah gangguan dalam fungsi normal individu sebagai totalitas, termasuk keadaan
organisme sebagai system biologis dan penyesuaian sosialnya.

2.      Sakit menurut Bauman (1965)

Seseorang menggunakan tiga criteria untuk menentukan apakah mereka sakit :


a.    Adanya gejala : naiknya temperatur, nyeri
b.    Persepsi tentang bagaimana mereka merasakan : baik, buruk, sakit.
c.    Kemampuan untuk melaksanakan aktivitas sehari-hari : bekerja, sekolah.
3.      Sakit menurut Perkin’s
Sakit adalah sautu keadaan yang tidak menyenangkan yang menimpa seseorang sehingga
menimbulkan gangguan dalam aktivitas sehari-hari baik aktivitas jasmani, rohani, maupun
sosial.
4.      Sakit menurut Webster’s New Coligiat Act
Sakit adalah suatu kondisi dimana keadaan tubuh melemah.
5.      Sakit menurut Zaidin Ali (1998)
Sakit adalah suatu keadaan yang mengganggu keseimbangan status kesehatan biologis (jasmani),
psikologis (mental), sosial, dan spiritual yang mengakibatkan gangguan fungsi tubuh,
produktifitas dan kemandirian individu baik secara keseluruhan maupun sebagian.

3. Rentang Sehat Sakit

            Status kesehatan seseoorang terletak antara dua kutub, yaitu sehat optimal dan kematian.
Apabila status kesehatan kita bergerak kearah kematian maka kita berada dalam area sakit
(Illness area), dan apabila status kesehatan  kita bergerak ke arah sehat maka kita berada dalam
areasehat (Wllness are). Jadi, status kesehatan selalu dinamis dan berubah setiap saat.

            Sesuai dengan rentang sehat-sakit maka status kesehatan dapat dibagi dalam keadaan
optimal sehat atau kurang sehat, sakit ringan atau sakit berat sampai meinggal dunia. Apabila
individu berada dalam area sehat maka dilakukan upaya pencegahan primer (primary
prevention), yaitu perlindungan kesehatan (Health protection) dan perlindungan khusus (Specific
protection) agar terhindar dari penyakit. Apabila individu berada dalam area sakit maka
dilakukan upaya pencegahan sekunder dan tersier, yaitu dengan diagnosis dini dan pengobatan
yang tepat, pencegahan perburukan penyakit dan rehabilitasi.
Karena sehat
dan sakit merupakan kualitas yang relatif dan mempunyai tingkatan sehingga akan lebih akurat
jika ditentukan seseuai titik-titik tertentu pada skala Rentang Sehat-Sakit.                                                               
Model sejahtera

        
        
Ketidakmampuan     gejala           tanda        kesadaran pendidikan  pertumbuhan

Kematian                                                                                                                            


Prematur                                                                                      
                                        
                                     model tindakan

4. Status Kesehatan

            Status kesehatan merupakan suatu keadaan kesehatan seseorang dalam rentang sehat-
sakit yang bersifat dinamis dan dipengaruhi oleh perkembangan, sosial kultural, pengalaman
masa lalu, aharapan seseorang tentang dirinya, keturunan, lingkungan, dan pelayanan.

A. Perkembangan

Perubahan status kesehatan dapat ditentukan oleh faktor usia dalam hal ini adalah pertumbuhan
dan perkembangan.

B. Sosial dan kultural

Perubahan status kesehatan seseorang dipengaruhi oleh pemikiran dan keyakinan sehingga dapat
menimbulkan perubahan dalam perilaku kesehatan.

C. Pengalaman masa lalu

Perubahan status kesehatan dapat dipengaruhi juga oleh pengalaman masa lalu. Hal ini dapat
diketahui jika ada pengalaman kesehatan yang tidak diinginkan atau pengalaman kesehatan yang
buruk sehingga berdampak besar dalam status kesehatan selanjutnya.

D. Harapan seseorang tentang dirinya


Harapan meruapakan salah satu bagian yang penting dalam meningkatkan perubahan status
kesehatan ke arah yang optimal. Harapan ini dapat menghasilkan status kesehatan ke tingkat
yang lebih baik secara fisik maupun secara psikologis.

E. Keturunan

Keturunan juga dapat mempengaruhi terhadap status kesehatan seseorang mengingat poteni
perubahan status kesehhatan telah dimiliki melalui faktor genetik.

F. Lingkungan

Lingkungan yang dimakksud adalah lingkungan fisik seperti sanitasi lingkungan, kebersihan diri,
tempat pembuangan air limbah atau kotoran serta rumah yang kurang memenuhi persyaratan
kesehatan sehingga dapat mempengaruhi perilaku hidup sehat yang dapat merubah status
kesehatan.

G. Pelayanan

Pelayanan kesehatan dapat berupa tempat pelayanan atau  sistem pelayanan yang dapat
mempengaruhi status kesehatan.

5. Faktor yang Mempengaruhi Sehat

     Yang dimaksud dengan faktor-faktor yang mempengaruhi status kesehatan adalah faktor-
faktor yang berpengaruh baik yang bersifat menunjang ataupun yang berisfat menghambat
terhadap keadaan sehat-sakit.
 Ada beberapa faktor yang berpengaruh terhadap kesehatan individu yaitu:
A.    Faktor lingkungan
Pengaruh lingkungan terhadap kesehatan besar sekali. Hal ini disebabkan karena faktor-faktor
penyebab penyakit dipengaruhi oleh lingkungan. Demikian penting dan besarnya pengaruh
lingkungan terhadap kesehatan.
B.     Faktor Sosial Budaya
Fakrot sosial budaya merupakan faktor kedua yang cukup besar pengaruhnya terhadap
kesehatan. Termasuk ke dalam faktor ini adalah :
1.      Tingkah laku, kebisaaan, adat istiadat
2.      Kepercayaan, pandangan hidup, nilai-nilai
3.      Sosial ekonomi tarap hidup dan penghasilan
4.      Demigrafi, kepadatan penduduk
5.      Pendidikan
C.     Fasilitas kesehatan
Yang termasuk ke dalam faktor ini adalah
1.      Lokasi, tempat pelayanan dekat atau dapat dijangkau dan diketahui oleh masyarakat atau tidak
2.      Usha informasi dan motivasi
3.      Program : apakah meliputi semua kebutuhan kesehatan masyarakat atau tidak.
D.    Keturunan
Yang termasuk ke dalam faktor ini adalah :
1.      Genetik
2.      Struktur tubuh
Keempat faktor di atas dapat menunjang ataupun menghambat kesehatan, sehingga dapat
memudahkan atau menyulitkan timbulnya sehat-sakit, dan juga faktor-faktor tersebut saling
mempengaruhi.

6.       Penyebab Penyakit


Istilah medis yang digambarkan sebagai gangguan dalam fungsi tubuh yang menghasilkan
berkurangnya kapasitas.
Sumber penyakit manusia 90% berasal dari Usus (Kolon) yang tidak bersih/tidak
sehat. Makanan yang dimakan tiap hari akan meninggalkan sisa pada permukaan dinding usus.
Tumpukan sisa makanan mengendap dari waktu ke waktu yang akan menyebabkan toxid (bahan
beracun). Selanjutnya toxid (bakteri, fungi, dan parasit) akan masuk ke dalam sistem peredaran
darah sehingga menghasilkan toxin(racun) dalam darah.
Penyakit bisa timbul karena terjadi ketidak seimbangan antara :
1.    Penyebab penyakit (agent)
Agent adalah penyebab utama penyakit (causaprimer), dimana tanpa kehadirannya penyakit yang
spesifik tidak akan timbul.
Kelompok agent bisa berupa :
a.    Elemen gizi
1)   Jodium
2)   Kekurangan/kelebihan viatamin-vitamin/mineral
b.    Kimia eksogen
Zat kimia yyang berasal dari luar tubuh, misalnya : obat-obat insektisida, CO, dan lain-lain
c.    Kimia endogen
Zat-zat kimia yang berasal dari tubuh manusia, misalnya metabolisme, urium, billirbin, hormone
thyroksin yang berlebihan, dan lain-lain.
2.    Lingkungan
Yang termasuk ke dalam faktor lingungan dapat dibedakan atas faktor fisik, biologis, dan sosial
ekonomi.
a.       Faktor fisik misalnya geografi, dataran tinggi, daerah rawan dan musim.
b.      Faktor biologis misalnya tumbuh-tumbuhan, faktor perantara (lalat, nyamuk, kecoa) dan
binatang berbisa.
c.       Sosial ekonomi meliputi perkembangan ekonomi, stktur sosial, politik dan kepadatan penduduk.

7.        Jenis Penyakit / Kronis


Jenis penyakit yang diderita oleh manusia sangat beragam. Ada penyakit yang disebabkan
dari dalam tubuh manusia maupun dari luar tubuh manusia seperti kegagalan fungsi organ tubuh,
bakteri,  kuman, racun, virus, jamur, atau keturunan.
Mengapa kita harus mengetahui berbagai jenis penyakit?
Mengetahui berbagai jenis penyakit sangat penting bagi kita agar dapat mencegah timbulnya
penyakit atau dapat segera mengantisipasi ketika melihat gejala-gejala atau pun menderita
penyakit tertentu. Selain itu, sebaiknya, kita pun mengenal sebab-sebab timbulnya penyakit dan
juga gejala-gejala yang tampak saat terjangkit suatu penyakit.
Jenis penyakit yang terjangkit dalam tubuh manusia dalam kurun waktu yang sangat lama
bahkan dapat mengakibatkan kematian, diantaranya:

1. AIDS
2. Kanker
3. Jantung

8.     Perilaku Sakit (Sick Role Behaviour)


Perilaku sakit mencakup semua kegiatan yang dilakukan orang sakit untuk merasakan
mendefinisikan, menginterpretasikan gangguan serta mencari pengobatan yang tepat. Sedangkan
perilaku sehat mencakup semua kegiatan yang dilakukan oleh orang untuk mencegah atau
mendeteksi adanya penyakit pada setiap tingkat gangguan.

Gangguan dapat diinterpretasikan berbeda oleh orang yang berbeda, sehingga


mempengaruhi keputusan yang diambil. Lesu ketika bangun tidur, dapat diinterpretasikan
kelelahan oleh orang yang baru bekerja keras; atau gejala flu pada cuaca mendung; atau penyakit
bertambah parah pada orang yang berpenyakit kronis. Interpretasi berbeda akan menyebabkan
tindakan pengobatan yang berbeda. Perilaku sakit merupakan fungsi dari pengalaman saat itu,
pengalaman masa lalu, proses informasi dan proses kognitif.

Menurut Parsons, perilaku spesifik yang tampak bila seseorang memilih peran sebagai
orang sakit, yaitu orang sakit tidak dapat disalahkan sejak mulai sakit, dikecualikan dari
tanggung jawab pekerjaan, sosial dan pribadi, kemudian orang sakit dan keluarganya diharapkan
mencari pertolongan agar segera sembuh.
Perilaku sakit merupakan perilaku orang sakit yang meliputi: cara seseorang memantau
tubuhnya; mendefinisikan dan menginterpretasikan gejala yang dialami; melakukan upaya
penyembuhan; dan penggunaan sistem pelayanan kesehatan.

Seorang individu yang merasa dirinya sedang sakit perilaku sakit bisa berfungsi sebagai
mekanisme koping.

TAHAP-TAHAP PERILAKU SAKIT


A.                           Tahap I (Mengalami Gejala
1.      Pada tahap ini pasien menyadari bahwa ”ada sesuatu yang salah ”
2.      Mereka mengenali sensasi atau keterbatasan fungsi fisik tetapi belum menduga adanya diagnosa
tertentu.
3.      Persepsi individu terhadap suatu gejala meliputi: (a) kesadaran terhadap perubahan fisik (nyeri,
benjolan, dll); (b) evaluasi terhadap perubahan yang terjadi dan memutuskan apakah hal tersebut
merupakan suatu gejala penyakit; (c) respon emosional.
4.      Jika gejala itu dianggap merupakan suatu gejal penyakit dan dapat mengancam kehidupannya
maka ia akan segera mencari pertolongan.
B.                               Tahap II (Asumsi Tentang Peran Sakit)

1.      Terjadi jika gejala menetap atau semakin berat

2.      Orang yang sakit akan melakukan konfirmasi kepada keluarga, orang terdekat atau kelompok
sosialnya bahwa ia benar-benar sakit sehingga harus diistirahatkan dari kewajiban normalnya
dan dari harapan terhadap perannya.

3.         Menimbulkan perubahan emosional

4.         Seseorang awalnya menyangkal pentingnya intervensi dari pelayanan kesehatan, sehingga ia
menunda kontak dengan sistem pelayanan kesehatan akan tetapi jika gejala itu menetap dan
semakin memberat maka ia akan segera melakukan kontak dengan sistem pelayanan kesehatan
dan berubah menjadi seorang klien.

C.                           Tahap III (Kontak dengan Pelayanan Kesehatan)


1.      Pada tahap ini klien mencari kepastian penyakit dan pengobatan dari seorang ahli, mencari
penjelasan mengenai gejala yang dirasakan, penyebab penyakit, dan implikasi penyakit terhadap
kesehatan dimasa yang akan datang
2.      Profesi kesehatan mungkin akan menentukan bahwa mereka tidak menderita suatu penyakit atau
justru menyatakan jika mereka menderita penyakit yang bisa mengancam kehidupannya. Klien
bisa menerima atau menyangkal diagnosa tersebut.
3.      Bila klien menerima diagnosa mereka akan mematuhi rencan pengobatan yang telah ditentukan,
akan tetapi jika menyangkal mereka mungkin akan mencari sistem pelayanan kesehatan lain,
atau berkonsultasi dengan beberapa pemberi pelayanan kesehatan lain sampai mereka
menemukan orang yang membuat diagnosa sesuai dengan keinginannya atau sampai mereka
menerima diagnosa awal yang telah ditetapkan.
4.      Klien yang merasa sakit, tapi dinyatakan sehat oleh profesi kesehatan, mungkin ia akan
mengunjungi profesi kesehatan lain sampai ia memperoleh diagnosa yang diinginkan
5.      Klien yang sejak awal didiagnosa penyakit tertentu, terutama yang mengancam kelangsungan
hidup, ia akan mencari profesi kesehatan lain untuk meyakinkan bahwa kesehatan atau
kehidupan mereka tidak terancam. Misalnya: klien yang didiagnosa mengidap kanker, maka ia
akan mengunjungi beberapa dokter sebagai usaha klien menghindari diagnosa yang sebenarnya.
D.                          Tahap IV (Peran Klien Dependen)
1.      Pada tahap ini klien menerima keadaan sakitnya, sehingga klien bergantung pada pada pemberi
pelayanan kesehatan untuk menghilangkan gejala yang ada.

2.      Klien menerima perawatan, simpati, atau perlindungan dari berbagai tuntutan dan stress
hidupnya.

3.      Secara sosial klien diperbolehkan untuk bebas dari kewajiban dan tugas normalnya semakin
parah sakitnya, semakin bebas.

4.      Pada tahap ini klien juga harus menyesuaikanny dengan perubahan jadwal sehari-hari.
Perubahan ini jelas akan mempengaruhi peran klien di tempat ia bekerja, rumah maupun
masyarakat.

E.                           Tahap V (Pemulihan dan Rehabilitasi)

1.      Merupakan tahap akhir dari perilaku sakit, dan dapat terjadi secara tiba-tiba, misalnya penurunan
demam.

2.      Penyembuhan yang tidak cepat, menyebabkan seorang klien butuh perawatan lebih lama
sebelum kembali ke fungsi optimal, misalnya pada penyakit kronis.

3.      Tidak semua klien melewati tahapan yang ada, dan tidak setiap klien melewatinya dengan
kecepatan atau dengan sikap yang sama. Pemahaman terhadap tahapan perilaku sakit akan
membantu perawat dalam mengidentifikasi perubahan-perubahan perilaku sakit klien dan
bersama-sama klien membuat rencana perawatan yang efektif

9.  Faktor yang Mempengaruhi Perilaku sakit

        A.  Faktor Internal


1.    Persepsi individu terhadap gejala dan sifat sakit yang dialami

Klien akan segera mencari pertolongan jika gejala tersebut dapat mengganggu rutinitas kegiatan
sehari-hari. Misal: Tukang Kayu yang menderitas sakit punggung, jika ia merasa hal tersebut
bisa membahayakan dan mengancam kehidupannya maka ia akan segera mencari bantuan. Akan
tetapi persepsi seperti itu dapat pula mempunyai akibat yang sebaliknya. Bisa saja orang yang
takut mengalami sakit yang serius, akan bereaksi dengan cara menyangkalnya dan tidak mau
mencari bantuan.

2.    Asal atau Jenis penyakit


Pada penyakit akut dimana gejala relatif singkat dan berat serta mungkin mengganggu fungsi
pada seluruh dimensi yang ada, Maka klien bisanya akan segera mencari pertolongan dan
mematuhi program terapi yang diberikan.
Sedangkan pada penyakit kronik bisaany berlangsung lama (>6 bulan) sehingga jelas dapat
mengganggu fungsi diseluruh dimensi yang ada. Jika penyakit kronik itu tidak dapat
disembuhkan dan terapi yang diberikan hanya menghilangkan sebagian gejala yang ada, maka
klien mungkin tidak akan termotivasi untuk memenuhi rencana terapi yang ada.

B.       Faktor Eksternal

1.      Gejala yang Dapat Dilihat

Gajala yang terlihat dari suatu penyakit dapat mempengaruhi Citra Tubuh dan Perilaku Sakit.
Misalnya: orang yang mengalami bibir kering dan pecah-pecah mungkin akan lebih cepat
mencari pertolongan dari pada orang dengan serak tenggorokan, karena mungkin komentar orang
lain terhadap gejala bibir pecah-pecah yang dialaminya.

2.      Kelompok Sosial

Kelompok sosial klien akan membantu mengenali ancaman penyakit, atau justru meyangkal
potensi terjadinya suatu penyakit. Misalnya: Ada 2 orang wanita, sebut saja Ny. A dan Ny.B
berusia 35 tahun yang berasal dari dua kelompok sosial yang berbeda telah menemukan adanya
benjolan pada Payudaranya saat melakukan SADARI. Kemudian mereka mendisukusikannya
dengan temannya masing-masing. Teman Ny. A mungkin akan mendorong mencari pengobatan
untuk menentukan apakah perlu dibiopsi atau tidak; sedangkan teman Ny. B mungkin akan
mengatakan itu hanyalah benjolan bisaa dan tidak perlu diperiksakan ke dokter

3.      Latar Belakang Budaya

Latar belakang budaya dan etik mengajarkan sesorang bagaimana menjadi sehat, mengenal
penyakit, dan menjadi sakit. Dengan demikian perawat perlu memahami latar belakang budaya
yang dimiliki klien.

4.      Ekonomi
Semakin tinggi tingkat ekonomi seseorang bisaanya ia akan lebih cepat tanggap terhadap gejala
penyakit yang ia rasakan. Sehingga ia akan segera mencari pertolongan ketika merasa ada
gangguan pada kesehatannya.
5.      Kemudahan Akses Terhadap Sistem Pelayanan

Dekatnya jarak klien dengan RS, klinik atau tempat pelayanan medis lain sering mempengaruhi
kecepatan mereka dalam memasuki sistem pelayanan kesehatan.
Demikian pula beberapa klien enggan mencari pelayanan yang kompleks dan besar dan mereka
lebih suka untuk mengunjungi Puskesmas yang tidak membutuhkan prosedur yang rumit.

6.      Dukungan Sosial

Dukungan sosial disini meliputi beberapa institusi atau perkumpulan yang bersifat peningkatan
kesehatan. Di institusi tersebut dapat dilakukan berbagai kegiatan, seperti seminar kesehatan,
pendidikan dan pelatihan kesehatan, latihan (aerobik, senam POCO-POCO dll). Juga
menyediakan fasilitas olehraga seperti, kolam renang, lapangan Bola Basket, Lapangan Sepak
Bola, dll

10.   Dampak Hospitalisasi pada Klien dan Keluarga

Tahun 1959, Russel Berton menulis buku tntang hospitalisasi. Dalam pengertian hospitalisasi
diartikan adanya beberapa perubahan psikis yang dapat menjadi sebab yang bersangkutan
dirawat di sebuh institusi seperti rumah perawatan.

Hospitalisasi merupakan pengalaman yang mengancam bagi individu karena stressor yang
dihadapi dapat menimbulkan perasaan tidak aman, seperti:

1.      Lingkungan yang asing

2.      Berpisah dengan orang yang berarti

3.      Kurang informasi

4.      Kehilangan kebebasan dan kemandirian

5.      Pengalaman yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan , semakin sering berhubungan dengan
rumah sakit, maka bentuk kecemasan semakin kecil atau malah sebaliknya.

6.      Prilaku petugas Rumah Sakit.

Perubahan yang terjadi akibat hospitalisai adalah :

1.      Perubahan konsep diri


Akibat penyakit yang di derita atau tindakan seperti pembedahan, pengaruh citra tubuh,
perubahan citra tubuh dapat menyebabkan perubahan peran , idial diri, harga diri dan
identitasnya

2.      Regresi
Klien mengalami kemunduran ketingkat perkembangan sebelumnya atau lebih rendah dalam
fungsi fisik, mental, prilaku dan intelektual.

3.      Dependensi
Klien merasa tidak berdaya dan tergantung pada orang lain.

4.      Dipersonalisasi
Peran sakit yang dialami klien menyebabkan perubahan kepribadian, tidak realistis, tidak dapat
menyesuaikan diri dengan lingkungan, perubahan identitas dan sulit bekerjasama mengatasi
masalahnya.

5.      Takut dan Ansietas

Perasaan takut dan ansietas timbul karena persepsi yang salah terhadap penyakitnya.

6.      Kehilangan dan perpisahan

Kehilangan dan perpisahan selama klien dirawat muncul karena lingkungan yang asing dan jauh
dari suasana kekeluargaan, kehilangan kebebasan, berpisah dengan pasangan dan terasing dari
orang yang dicintai.

11.    Peran Perawat terhadap Sehat Sakit (Pencegahan Primer, Sekunder, dan
Tersier)

Peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang
sesuai kedudukannya dalam, suatu system. Peran dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dari
dalam maupun dari luar dan bersifat stabil. Peran adalah bentuk dari perilaku yang diharapkan
dari seesorang pada situasi sosial tertentu. (Kozier Barbara, 1995:21).
Peran perawat yang dimaksud adalah cara untuk menyatakan aktifitas perawat dalam
praktik, dimana telah menyelesaikan pendidikan formalnya yang diakui dan diberi kewenangan
oleh pemerintah untuk menjalankan tugas dan tanggung keperawatan secara professional sesuai
dengan kode etik professional. Dimana setiap peran yang dinyatakan sebagai ciri terpisah demi
untuk kejelasan.
Berikut pendapat tentang peran perawat
A.      Peran Perawat (CHS 1989)
Peran adalah tingkah laku yang diharapkan oleh seseorang terhadap orang lain (dalam hal ini
adalah perawat) untuk berproses dalam sistem sebagai berikut :
1.                                 Pemberi asuhan keperawatan
2.         Pembela pasien
3.         Pendidik tenaga keperawatan masyarakat
4.         Koordinator dalam pelayanan masyarakat
5.         Kolaborator dalam membina kerja sama dengan profesi lain dan sejawat
6.         Konsultan atau penasihat pada tenaga kerja dan klien
B.       Peran perawat (Lokakarya Nasonal 1983)
                                1.          Pelaksanaan pelayanan keperawatan
                                2.          Pengelola pelayanan keperawatan dan institusi pendidikan
                                3.          Pendidik dalam keperawatan
                                4.          Peneliti dan pengembang keperawatan
C.      Peran Perawat Menurut para Sosiolog
                                1.          Peran terapeutik : kegiatan yang ditujukan langsung pada pencegahan dan
pengobatan penyakit
                                2.          Expressive atau mother substitute role yaitu kegiatan yang bersifat langsung dalam
menciptakan lingkungan dimana pasien merasa aman, diterima, dilindungi, dirawat dan
didukung oleh perawat. Menurut Johnson dan Martin peran ini bertujuan untuk menghilangkan
ketegangan dalam kelompok pelayanan (dokter, perawat, pasien dan lain-lain)
D.      Peran perawat menurut Schulman
Schulman berpendapat bahwa hubungan perawat dan pasien sama dengan hubungan ibu dan
anak antara lain :
                                1.          Hubungan interpersonal disertai dengan kelembutan hati dan rasa kasih sayang.
                                2.          Melindungi dari ancaman bahaya 
                                3.          Memberi rasa aman dan nyaman
                                4.          Memberi dorongan untuk mandiri
Selain itu peran yang dijalani seseorang juga bergantung pada status kesehatannya. Peran
yang dijalani sewaktu sehat tentu berbeda dengan peran yang dijalani individu. Tidak
mengherankan jika klien di rumah sakit mengalami perubahan peran. Perubahan yang terjadi
akibat hospitalisasi ini tidak hanya berpengaruh pada individu, tetapi juga pada keluarga.
Perubahan tersebut antara lain :
a.         Perubahan Peran
Jika salah seorang anggota keluarga sakit Akan terjadi perubahan peran dalam keluarga. Sebagai
contoh jika yang sakit adalah ayah, peran sebagai kepala keluarga akan dijalankan oleh ibu.
Tentunya perubahan peran ini mengharuskan dilaksanakannya tugas tertentu, sesuai dengan
peran tersebut.
b.        Masalah keuangan
Keuangan keluarga akan terpengaruh oleh hospitalisasi keuangan yang sedianya ditujukan untuk
memenuhi kebutuhan hidup keluarga akhirnya digunakan untuk keperluan klien dirawat.
Akibatnya, keluarga mulai mengalami masalah keuangan. Masalah keuangan ini sangat riskan
terutama pada keluarga yang miskin. Dengan semakin mahalnya biaya kesehatan, beban
keuangan keluarga semakin bertamnbah.
c.         Kesepian
Suasana rumah akan berubah jika ada salah seorang anggota keluarga yang dirawat. Keseharian
keluarga yang bisaanya dihiasi dengan keceriaan, kegembiraan dan senda gurau anggotanya,
tiba-tiba diliputi oleh kesedihan. Suasana keluargapun menjadi sepi karena perhatian keluarga
terpusat pada penanganan anggota keluarganya yang dirawat.
d.        Perubahan Kebisaaan Sosial
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat. Karenanya, keluargapun mempunyai
kebisaaan dalam lingkup sosialnya. Sewaktu sehat, keluarga mampu berperan serta dalam
lingkungan sosial. Akan tetapi, saat salah seorang anggota keluarga sakit, keterlibatan keluarga
dalam aktivitas sosial di masyarakat pun mengalami perubahan.
      Peran Perawat dalam Konteks Sehat / Sakit tujuannya adalah membantu individu meraih
kesehatan yang optimal dan tingkat fungsi maksimal yang mungkin diraih setiap individu. Peran
perawat dalam konteks sehat atau sakit adalah meningkatkan kesehatan dan mencegah penyakit.
Kaitannya dengan hal tersebut, promosi kesehatan merupakan suatu upaya mengarahkan
sejumlah kegiatan guna membantu klien mempertahankan atau meraih derajat kesehatan dan
tingkat fungsi setinggi-tingginya serta menikmati kenyamanan. Aktifitas keperawatan yang dapat
dilakukan dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan klien antara lain : pendidikan dan
konseling kesehatan. Lebih lanjut, pencegahan penyakit adalah upaya mengarahkan sejumlah
kegiatan untuk melindungi klien dari ancaman kesehatan potensial. Dengan kata lain,
pencegahan penyakit adalah upaya mengekang perkembangan penyakit, memperlambat
kemajuan penyakit dan melindungi tubuh dari berlanjutnya pengaruh yang lebih membahayakan.
Terdapat 3 tingkat pencegahan, yaitu pencegahan primer, sekunder dan tersier.
1.        Pencegahan Primer
Pencegahan primer merupaka pencegahan yang dilakukan sebelum terjadinya patogenik.
Tujuannya adalah untuk mencegah penyakit dan trauma. Sevcara umum, pencegahan primer
meliputi promosi kesehatan (health promotion) dan perlindungan khusus (specific protection)
Promosi kesehatan dapat dilakukan melalui beberapa cara, antara lain pendidikan kesehatan,
peningkatan gizi yang tepat, pengawasan pertumbuhan individu,konseling pernikahan dan
p[emerikasaan kesehatan berkala. Perlindungan khusus dilakukan melalui imunisasi higiene
personal, sanitasi lingkungan, perlindungan bahaya penyakit kerja, avoidment alergic dan nutrisi
khusus (misalnya nutrisi untuk ibu hamil, nutrisi untuk bayi) dan lainnya.

2.        Pencegahan Sekunder


Pencegahan sekunder merupakan pencegahan yang dilakaukan pada fase awal patogenik yang
bertujuan untuk mendeteksi dan melakukan interfensi segera guna menghentikan penyakit pada
tahap ini, mencegah penyebaran penyakit menurunkan intensitas penyakit atau mencegah
komplikasi, serta mempersingkat fase ketidakmampuan pencegahan sekunder dilakukan melalui
upaya diagnosis dini / penangan segera, seperti menemukan kasus, survei penampisan,
pemeriksaan selektif.
3.        Pencegahan Tersier
Pencegahan tersier terdiri atas upaya mencegah / membatasi ketidakmampuan serta membantu
memulihkan klien yang tidak mampu agar dapat berfungsi secara optimal. Langkah pencegahan
ini antara lain dilakukan melalui upaya pembatasan ketidakmampuan (dissability limitation) dan
rehabilitasi. Untuk pembatasan ketidakmampuan, langkah yang bisaa diambil adalah pelatihan
tentang cara perawatan diri dan penyediaan fasilitas. Untuk rehabilitasi, upaya yang dilakukan
antara lain pendidikan khusus yang disesuaikan dengan kondisi klien yang direhabilitasi,
penempatan klien sesuai dengan keadaannya (selektive places), terapi kerja.

4.   A. DEFINISI STRES & STESOR

Stres memiliki berbagai pengertian, salah satunya menurut Hans Selye (1950) menyatakan
bahwa stres merupakan suatu respon yang bersifat tidak spesifik terhadap setiap tuntutan atau
beban. Hoskins juga berpendapat bahwa stres adalah suatu keadaan yang dihasilkan oleh
perubahan dari lingkungan yang dirasakan sebagai tantangan, ancaman atau merusak equilibrium
seseorang. Definisi Stresor secara umum yaitu keadaan yang dapat menimbulkan stres. Tanpa
adanya stresor atau kejadian yang menimbulkan stres, maka stres tidak akan terjadi. Menurut
Greenberg (2004) stressor adalah sesuatu yang berpotensi menimbulkan reaksi stres. Menurut
Gatchel, Baum & Krantz (1989) stressor adalah kejadian lingkungan yang menimbulkan stres
sehingga memunculkan reaksi stres seperti ketakutan, kecemasan, dan kemarahan. Sedangkan
menurut Marin & Osborn (dalam Rice, 1999) stressor adalah sebuah stimulus yang terjadi
dengan intensitas yang cukup sehingga menyebabkan stres. Dari definisi-definisi diatas, maka
dapat disimpulkan stressor adalah sebuah stimulus yang timbul dari lingkungan yang dapat
menyebabkan stres sehingga memunculkan reaksi seperti kemarahan, kecemasan dan ketakutan.
B. KONSEP ADAPTASI Uliyah, dkk. (2012) menjelaskan bahwa adaptasi merupakan proses
perubahan yang menyertai individu dalam berespons terhadap perubahan di lingkungan yang
dapat memengaruhi keutuhan tubuh baik secara fisiologis maupun  psikologis yang akan
menghasilkan perilaku adaptif. Ada empat jenis adaptasi yang digunakan oleh manusia, di
antaranya sebagai berikut :
 
4
1.
 
Adaptasi fisiologis, yaitu proses penyesuaian tubuh secara alamiah atau secara fisiologis untuk
mempertahankan keseimbangannya dari berbagai faktor yang menimbulkan atau memengaruhi
keadaan tidak seimbang. Terdapat dua macam adaptasi fisiologis, yaitu LAS (
local adaption  syndrome
) dan GAS (
 general adaptation syndrome
). Proses adaptasi fisiologi :

 
Tahap
alarm reaction
, merupakan tahap awal dari proses adaptasi yakni individu siap untuk menghadapi stresor yang
akan masuk kedalam tubuh.

 
Tahap resistensi (
 stage of resistance
), merupakan tahap kedua tubuh akan melakukan proses penyesuaian dengan mengadakan
berbagai  perubahan dalam tubuh untuk mengatasi stresor yang ada.

 
Tahap terakhir (
 stage of exhaustion
), merupakan tahap yang ditandai dengan adanya kelelahan. 2.
 
Adaptasi psikologis, merupakan proses penyesuaian secara psikologis dengan cara memberikan
mekanisme pertahanan diri yang bertujuan untuk melindungi atau bertahan dari serangan atau hal
yang tidak menyenangkan. Terdapat dua cara untuk mempertahankan diri dari berbagai stresor,
yaitu dengan cara melakukan koping atau penanganan berorientasi pada tugas atau yang dikenal
dengan pemecahan masalah (
 problem solving 
) dan koping
ego oriented 
 atau mekanisme pertahanan diri. 3.
 
Adaptasi sosial budaya, merupakan cara untuk mengadakan perubahan dengan melakukan proses
penyesuaian perilaku yang sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat. 4.
 
Adaptasi spiritual, merupakan proses penyesuaian diri dengan melakukan  perubahan perilaku
yang didasarkan pada keyakinan atau kepercayaan yang dimiliki sesuai dengan agama yang
dianutnya.
 
5
C. CARA MENGATASI STRES Selain itu juga dilakukan dengan cara meningkatkan strategi
koping yaitu koping yang berfokus pada emosi dan koping yang berfokus pada masalah.
Penggunaan koping yang berfokus pada emosi, yaitu :

 
Meniadakan fakta-fakta yang tidak menyenangkan.

 
Kontrol diri.

 
Membuat jarak.

 
Penilaian secara positif.

 
Menerima tanggung jawab.

 
Meningkatkan dukungan sosial.

 
Relaksasi. D. CARA MENCEGAH STRES Beberapa cara untuk mencegah stres yang dapat
dilakukan adalah sebagai berikut. 1.
 
Pengaturan diet dan nutrisi. 2.
 
Istirahat dan tidur yang cukup. 3.
 
Olahraga atau latihan yang teratur. 4.
 
Tidak merokok. 5.
 
Tidak minum minuman beralkohol. 6.
 
Pengaturan berat badan. 7.
 
Mengelola waktu. E. FAKTOR YANG MEMENGARUHI STRES

 
Ambisius.

 
Agresif.

 
Kompetitif.

 
Kurang sabar.

 
Mudah tegang.

 
Mudah tersinggung.

5. 1. Rantai proses  infeksi


Rantai proses infeksi adalah rangkaian proses masuknya kuman ke dalam tubuh manusia yang dapat
menimbulkan radang atau penyakit. Proses tersebut melibatkan beberapa unsur, di antaranya :
1.    Reservoir, merupakan habitat pertumbuhan dan perkembangan mikroorganisme, dapat berupa
manusia,hewan,tumbuhan, maupun tanah.
2.    Jalan masuk, merupakan jalan masuknya mikroorganisme ke tempat penampungan dari berbagai
kuman seperti saluran pernafasan, pencernaan,kulit,dan lain-laina
3.    Inang(host),merupakan tempat perkembangan mikrooganisme yang dapat di dukung oleh
ketahanan kuman.
4.    Jalan keluar, merupakan tempat keluar mikroorgsnisme dari reservoir , seperti sistem
pernafasan,sistem pencernaan , alat kelamin dan lain-lain.
5.    Jalur penyebaran,merupakan jalur yang  dapat menyebarkan jalur berbagai kuman mikrooganisme
ke berbagai tempat, seperti air,makanan,udara dan lain-lain.

2. Cara penularan mikroorganisme


     Proses penyebaran mikroorganisme ke dalam tubuh, baik manusia maupun hewan,  dapat melalui
berbagai cara,di anatara nya:
1.    Kontak Tubuh . kuman masuk ke dalam tubuh melalui proses penyebaran secara langsung maupun
tidak langsung . penyebaran secara langsung melalui sentuhan dengan kulit sedangkan secara tidak
langsung melalui benda yang terkontaminasi oleh kuman
2.    Makanan dan Minuman. Terjadinya penyebaran dapat melalui makanan dan minuman yang  telah
terkontaminasi, seperti pada penyakit tifus abdominalis,penyakit infeksi cacing dan lain-lain
3.    Serangga. Proses penyebaran kuman melelui serangga adalah penyebaran penyakit malaria oleh
plasmodium pada nyamuk aedes dan beberapa penyakit saluran pencernaan yang dapat di tularkan
melalui lalat.
4.    Udara. Proses penyebaran kuman melalui udara dapat di jumpai melalui penyebaran penyakit
sistem pernafasan (penyebaran kuman tuberkulosis) atau sejenisnya.
3. Faktor yang mempengaruhi proses infeksi
1.    Sumber penyakit. Sumber penyakit dapat mempengaruhi apakah infeksi berjalan dengan cepat atau
lambat.
2.    Kuman penyebab. Dapat menentukan jumlah,kemampuan mikroorganisme masuk ke dalam
tubuh,dan virulensinya.
3.    Cara membebaskan sumber dari kuman. Dapat menentukan proses infeksi cepat teratasi atau di
perlambat, seperti tingkat keasaman (pH),suhu,penyinaran ,dan lain-lain.
4.    Cara penularan. Seperti kontak langsung ,melalui makanan atau udara,dapat menyebabkan
penyebaran kuman ke dalam tubuh.
5.    Cara masuknya kuman. Proses penyebaran kuman berbeda ,tergantung dari sifatnya. Kuman dapat
masuk melalui saluran pernafasan , saluran pencernaan, kulit dan lain-lain.
6.    Daya tahan tubuh. Daya tahan tubuh yang baik dapat memperlambat proses infeksi atau
mempercepat proses penyembuhan. Demikian pula sebaliknya daya tahan tubuh yang buruk dapat
memperburuk proses infeksi.
4. Proses Infeksi
    Infeksi terjadi secara progresif,berat ringannya penyakit klien tergantung pada tingkat infeksi
,patogenesitas mikroorganisme dan kerentanan pejamu. Didalam proses infeksi memiliki tahapan
tertentu yaitu:
•    Periode inkubasi
Interfal antara masuknya patogen dalam tubuh dan munculnya gejala utama.
•    Tahap prodomal
Interpal dari awitan tanda gejala non spesifik(malaise,demam ringan,keletihan)sampai gejala yang
spesifik selama masa ini ,mikroorganisme tumbuh dan berkembang biak dan klien mampu menularkan
ke orang lain.
•    Tahap sakit
Interpal saat klien memanifestasikan tanda dan gejala yang lebih spesifik terhadap jenis infeksi.
•    Tahap pemulihan
Interpal saat munculnya gejala akut infeksi,lama penyembuhannya tergantung pada beratnya infeksi
dan keadaan umumkesehatan klien.
5. Konsep asepsis dan tehnik aseptik
    Upaya yang digunakan untuk menggambarkan upaya kombinasi untuk mencegah masuknya
mikroorganisme ke dalam area tubuh manapun yang sering menyebabkan infeksi.
    Tujuan dari tehnik ini untuk membasmi jumlah mikroorganisme pada permukaan hidung (kulit dan
jaringan),objek mati (alat-alat bedah dan barang-barang lainnya.
1.    Anti sepsis adalah proses menurunkan jumlah mikroorganisme pada kulit,selaput lendir/jaringan
tubuh langsung dengan mnggunakan bahan antimikrobial antiseptik.
Kriteria antiseptik:
1.Aksi yang luas (menghambat mikroorganisme secara luas gram positif negatif,Tb,fungi,endospora).
2.Efektivitas
3.Kecepatan aktivitas awal
4.Efek residu:aksi yang lama setelah pemakain untuk merendam pertumbuhan kuman.
5.Tidak mengakibatkan alergi
6.Efektif sekali pakai,tidak perlu di ulang

Contoh antiseptik :
-alkohol (60%-90%)
-setrimd/klorheksidin glukonat (2%-4%) ex :hibiscrub,hibitane
-klorheksidin glukonat 2 % ect.

Mikroorganisme adalah agen penyebab infeksi termasuk bakteri ,virus,fungi,parasit.


Pencegahan infeksi bakteri di bagi 3 yaitu:
1.vegetatif
2.mikrobakteria ex :tuberkolosis
3.endospora(sulit di bunuh disebabkan lapisan pelindungnya)
2.    Sterilisasi adalah tindakan untuk menghilangkan semua mikroorganisme pada benda mati dengan
cara uap air panas,tekanan tinggi(otoklaf),panas kering(oven),sterilan kimia atau radiasi.
3.    Desinfektan tingkat tinggi (DTT) adalah Tindakan untuk menghilangkan mikroorganisme kecuali
endospora bakteri pada benda mati dengan cara merebus dan mengukus penggunaaan desinfektan
kimiawi.
4.    Dekontaminasi : membuat objek mati lebih aman di tangani sebelum dibersihkan (menginaktifasi)
serta menurunkan HBV.
5.    Dekomentanasi  : di rendam dalam bahan klorin selama 10 menit 0,5%.
6. Melaksanakan proses keperawatan pada pengendalian infeksi
A.    Pengkajian keperawatan
Merupakan tindakan mengkaji ada atau tidaknya faktor yang mempengaruhi atau menyebabkan
infeksi,seperti penurunan daya tahan tubuh , status nutrisi , usia ,stress,dan lain-lain.Pengkajian
selanjutnya adalah memeriksa ada atau tidaknya tanda klinik infeksi(seperti pembengkakan
,kemerahan,panas,nyari,sakit kepala, muntah atau diare).
B.    Diagnosis keperawatan
Hal yang perlu di perhatikan adalah resiko terjadinya infeksi yang berhubungan dengan proses
penyebaran kuman.
C.    Perencanaan keperawatan
Tujuan :
-mencegah terjadinya infeksi atau penyebaran kuman

Rencana tindakan:
-melakukan tindakan untuk menghambat penyebaran kuman,seperti mencuci tangan,    memakai
masker,memakai sarung tangan, sterilisasi, dan desinfeksi.
D.    Implementasi
1.    Cara mencuci tangan
Mencuci kedua tanagn merupakan prosedur awal yang dilakukan perawat dalam memberikan tindakan
keperawatan yang bertujuan membersihkan tangan dari segala kotoran ,mencegah terjadinya infeksi
silang melalui tangan,dan mempersiapkan bedah atau tindakan pembedahan.

a.    Teknik mencuci biasa


Alat dan bahan:
1.    Air bersih
2.    Handuk
3.    Sabun
4.    Sikat lunak
Prosedur kerja:
1.    Lepaskan segala benda yang melekat pada daerah tangan,seperti cincin atau jam tangan.
2.    Basahi jari tangan ,lengan,hingga siku dengan air,kemudian sabun dan sikat bila perlu.
3.    Bilas dengan air bersih yang mengalir dan keringkan dengan handuk atau lap kering.

b.    Teknik mencuci dengan disinfektan


Alat dan bahan:
1.    Air bersih
2.    Larutan disinfektan lisol/savlon
3.    Handuk atau lap kering
Prosedur kerja:
1.    Lepaskan segala benda yang melekat pada daerah tangan,seperti cincin atau jam tangan.
2.    Basahi jari tangan ,lengan,hingga siku dengan air,kemudian gosokkan larutan disinfektan (lisol atau
savlon) dan sikat bila perlu.
3.    Bilas dengan air bersih yang mengalir dan keringkan dengan handuk atau lap kering.
c.    Teknik mencuci dengan steril
Alat dan bahan:
1.    Air mengalir
2.    Sikat steril dalam tempat
3.    Alkohol 70%
4.    Sabun
Prosedur kerja:
1.    Lepaskan segala benda yang melekat pada daerah tangan,seperti cincin atau jam tangan.
2.    Basahi jari tangan ,lengan,hingga siku dengan air,kemudian tuang sabunb(2-5 ml) ketangan dan
gosokkan tangan serta lengan sampai 5 cm diatas siku,kemudian  sikat ujung jari ,tangan,lengan,dan
kuku sebanyak kurang lebih 15 kali gosokan,sedangkan telapak tangan 10 kali gosokan hingga siku.
3.    Bilas dengan air bersih yang mengalir.
4.    Setelah selesai tangan tetap diarahkan ke atas.
5.    Gunakan sarung tangan steril
2.    Cara menggunakan sarung tangan
Sarung tangan digunakan dalam melakukan prosedur tindakan keperawatan dengan tujuan mencegah
terjadinya penularan kuman dan mengurangi risiko tertularnya penyakit.
Alat dan bahan:
1.    Sarung tangan
2.    Bedak/talk
Prosedur kerja:
1.    Cuci tangan secara menyeluruh.
2.    Bila sarung tangan belum dibedaki ,ambil sebungkus bedak ,dan tuangkan sedikit.
3.    Pegang tepi sarung tangan dan masukkan jari-jari tangan ,pastikan ibu jari dan jari-jari lain tepat
pada posisinya.
4.    Ulangi pada tangan kiri.
5.    Setelah terpasang,cakupkan kedua tangan.
3.    Cara menggunakan masker
Tindakan pengamanan dengan menutup hidung dan mulut menggunakan masker bertujuan mencegah
atau mengurangi transmisi droplet mikroorganisme saat merawat pasien.
Alat dan bahan:
-Masker
Prosedur kerja:
1.    Tentukan tepi atas dan bawah bagian masker.
2.    Pegang kedua tali masker.
3.    Ikatan pertama bagian atas berada pada kepala,sedangkan ikatan kedua berada pada bagian
belakang leher.
4.    Cara desinfeksi
a.    Cara desinfeksi dengan mencuci
Prosedur kerja :
1.    Cucilah tangan dengan sabun lalu bersihkan ,kemudian siram atau membasahi dengan alkohol 70%.
2.    Cucilah luka dengan H2O2 ,betadine ,atau larutan lainnya.
3.    Cucilah kulit/ jaringan tubuh yang akan dioperasi dengan yodium tinktur 3% ,kemudian dengan
alkohol.
4.    Cucilah vulva dengan larutan sublimat atau larutan sejenisnya.
b.    Cara desinfeksi dengan mengoleskan
Prosedur kerja:
Oleskan luka dengan merkurokrom atau bekas luka jahitan menggunakan alkohol atau betadine.
c.    Cara desinfektan dengan merendam
Prosedur kerja:
1.    Rendamlah tangan dengan larutan lisol 0,5%.
2.    Rendamlah peralatan dengan larutan lisol 3-5% selama 2 jam.
3.    Rendamlah alat tenun dengan lisol 3-5% kurang lebih 24 jam.
d.    Cara desinfektan dengan menjemur
Prosedur kerja :
Jemurlah kasur ,tempat tidur, urinal,pispot dan lain-lain;masing-masing permukaan selama 2 jam.
5.    Cara membuat larutan desinfeksi
a.    Sabun
Alat dan bahan:
1.    Sabun padat/krim/cair.
2.    Gelas ukuran.
3.    Timbangan
4.    Sendok makan
5.    Alat pengocok
6.    Air panas /hangat dalam tempatnya
7.    Baskom
Prosedur kerja:
1.    Masukkan 4 gram sabun padat atau krim ke dalam 1 liter air panas/hangat kemudian diaduk sampai
larut.
2.    Masukkan 3 cc sabun cair kedalam 1 liter air panas /hangat kemudian di aduk sampai larut.
Larutan ini dapat digunakan untuk mencuci tangan atau peralatan medis.
b.    Lisol dan kreolin
Alat dan bahan :
1.    Larutan lisol / kreolin
2.    Gelas ukuran
3.    Baskom berisi air
Prosedur kerja:
1.    Masukkan larutan lisol/kreolin 0,5 % sebanyak 5 cc kedalam 1 liter air.Larutan ini dapat digunakan
untuk mencuci tangan.
2.    Masukkan larutan lisol /kreolin 2% sebanyak 20cc atau larutan lisol/kreolin 3% sebanyak 30 cc ke
dalam 1 liter air .Larutan ini dapat digunakan untuk merendam peralatan medis.
c.    Savlon
Alat dan bahan:
1.    Savlon
2.    Gelas ukuran
3.    Baskom berisi air secukupnya
Prosedur kerja :
1.    Masukkan larutan savlon 0,5% sebanyak 5 cc ke dalam 1 liter air.
2.    Masukkan larutan savlon 1% sebanyak 10 cc ke dalam1 liter air.
6.    Cara sterilisasi
Beberapa alat yang perlu disterilisasi:
1.    Peralatan logam(pinset,gunting,spekulum,dan lain-lain).
2.    Peralatan kaca(semprit,tabung kimia, dan lain- lain).
3.    Peralatan karet(kateter,sarung tangan,pipa lambung,drain,dan lain-lain).
4.    Peralatan abonit(kanule rektum,kanule trakea,dan lain-lain).
5.    Peralatan email(bengkok,baskom,dan lain-lain).
6.    Peralatan porselin(mangkok,cangkir,piring,dan lain-lain).
7.    Peralatan tenunan(kain kasa,tampon,doek baju,sprei,dan lain-lain).
Prosedur kerja :
1.    Bersihkan peralatan yang akan disterilisasi.
2.    Peralatan yang di bungkus harus di beri label(nama,jenis obat,dan tanggal serta jam sterilisasi).
3.    Masukkan kedalam sterilisator dan hidupkan sterilisator sesuai dengan waktu yang di tentukan.
4.    Cara sterilisasi:
a.    Sterilisasi dengan merebus dalam air mendidih sampai 100 drajat celcius(15-20 menit) untuk
logam,kaca,dan karet.
b.    Sterilisasi dengan stoom menggunakan uap panas di dalam autoklaf dengan waktu ,suhu,tekanan
tertentu untuk alat tenun.
c.    Sterilisasi dengan panas kering menggunakan oven panas tinggi(logam tajam, dan lain-lain).
d.    Sterilisasi dengan bahan kimia menggunakan bahan kimia seperti alkohol,sublimat,uap
formalin,sarung tangan,dan kateter.
E.    Evaluasi keperawatan
Evaluasi terhadap masalah resiko infeksi (penyebaran kuman) secara umum dilalukan untuk menilai ada
atau tidaknya tanda infeksi nosokomial seperti penyebaran kuman ke pasien atau orang lain.

6. PENGERTIAN
Nutrisi adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya, yaitu energi,
membangun dan memelihara jaringan, serta mengatur proses-proses kehidupan (Soenarjo, 2000).

Menurut Rock CL (2004), nutrisi adalah proses dimana tubuh manusia menggunakan makanan
untuk membentuk energi, mempertahankan kesehatan, pertumbuhan dan untuk berlangsungnya
fungsi normal setiap organ baik antara asupan nutrisi dengan kebutuhan nutrisi.

Sedangkan menurut Supariasa (2001), nutrisi adalah suatu proses organisme menggunakan
makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses degesti, absorbsi, transportasi,
penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk
mempertahankan kehidupan, pertumbuhan, dan fungsi normal dari organ-organ, serta
menghasilkan energy.

Nutrien adalah zat kimia organik dan anorganik yang ditemukan dalam makanan dan diperoleh
untuk penggunaan fungsi tubuh. Nutrient terdiri dari beberapa , diantarannya :

1. Karbohidrat

Karbohidrat adalah komposisi yang terdiri dari elemen karbon, hidrogen dan oksigen.
Karbohidrat dibagi atas :

 Karbohidrat sederhana (gula) ; bisa berupa monosakarida (molekul tunggal yang terdiri
dari glukosa, fruktosa, dan galaktosa). Juga bisa berupa disakarida (molekul ganda),
contoh sukrosa (glukosa + fruktosa), maltosa (glukosa + glukosa), laktosa (glukosa +
galaktosa).
 Karbohidrat kompleks (amilum) adalah polisakarida karena disusun banyak molekul
glukosa.
 Serat adalah jenis karbohidrat yang diperoleh dari tumbuh-tumbuhan, tidak dapat dicerna
oleh tubuh dengan sedikit atau tidak menghasilkan kalori tetapi dapat meningkatkan
volume feces.

Karbohidrat memiliki berbagai fungsi dalam tubuh makhluk hidup, terutama sebagai bahan bakar
(misalnya glukosa), cadangan makanan (misalnya pati pada tumbuhan dan glikogen pada
hewan), dan materi pembangun (misalnya selulosa pada tumbuhan, kitin pada hewan dan jamur).
Kebutuhan karbohidrat  60-75% dari kebutuhan energi total.

1.  Protein

Protein sangat penting untuk pembentukan dan pemeliharaan jaringan tubuh. Beberapa sumber
protein berkualitas tinggi adalah: ayam, ikan, daging, babi, domba, kalkun, dan hati. Beberapa
sumber protein nabati adalah: kelompok kacang polong (misalnya buncis, kapri, dan kedelai),
kacang-kacangan, dan biji-bijian.

Protein merupakan konstituen penting pada semua sel, jenis nutrien ini berupa struktur nutrien
kompleks yang terdiri dari asam-asam amino. Protein akan dihidrolisis oleh enzim-enzim
proteolitik. Untuk melepaskan asam-asam amino yang kemudian akan diserap oleh usus. Fungsi
protein :

 Protein menggantikan protein yang hilang selama proses metabolisme yang normal dan
proses  pengausan yang normal.
 Protein menghasilkan jaringan baru.
 Protein diperlukan dalam pembuatan protein-protein yang baru dengan fungsi khusus
dalam tubuh yaitu enzim, hormon dan haemoglobin.
 Protein sebagai sumber energi.

Kebutuhan protein  10-15%  atau 0,8-1,0 g/kg BB dari kebutuhan energi total.

1.  Lemak

Lemak merupakan sumber energi yang dipadatkan. Lemak dan minyak terdiri atas gabungan
gliserol dengan asam-asam lemak. Kebutuhan lemak   10-25% dari kebutuhan energi total.
Fungsi lemak :

 Sebagai sumber energi ; merupakan sumber energi yang dipadatkan dengan memberikan
9 kal/gr.
 Ikut serta membangun jaringan tubuh.
 Perlindungan.
 Penyekatan/isolasi, lemak akan mencegah kehilangan panas dari tubuh.
 Perasaan kenyang, lemak dapat menunda waktu pengosongan lambung dan mencegah
timbul rasa lapar kembali segera setelah makan.

1. Vitamin

Vitamin adalah bahan organic yang tidak dapat dibentuk oleh tubuh dan berfungsi sebagai
katalisator proses metabolisme tubuh.

Vitamin dibagi dalam dua kelas besar yaitu vitamin larut dalam air (vitamin C, B1, B2, B6, B12)
dan vitamin yang larut dalam lemak (vitamin A, D, E dan K).Berikut ini rincian dari beberapa
vitamin dan penting:

a)      Vitamin A

Vitamin ini membantu perkembangan daya lihat bayi. Juga berperan dalam proses kerja sel
tulang. Anak-anak yang kekurangan vitamin A akan menderita rabun senja serta gangguan
pertumbuhan. Mereka juga rentan terhadap infeksi. Sumber vitamin A antara lain: telur, keju,
dan hati.

b)      Vitamin B-kompleks

Semua vitamin B membantu produksi energi, dan membantu terbentuknya sel-sel otak bayi.
Vitamin B1 dan niasin (salah satu anggota B-kompleks) membantu sel tubuh menghasilkan
energi. Vitamin B6 membantu tubuh melawan penyakit dan infeksi. B12 digunakan dalam
pembentukan sel darah merah. Kecukupan vitamin B-kompleks membantu mencegah
kelambatan pertumbuhan, anemia, gangguan penglihatan, kerusakan syaraf, dan gangguan
jantung. Makanan seperti misalnya roti, padi-padian, dan hati banyak mengandung vitamin B-
kompleks. Setiap anggota vitamin B-kompleks bersumber dari makanan tertentu misalnya: B1
dari kacang buncis dan daging babi; B12 dari daging, ikan, telur, dan susu.

c)       Vitamin C

Anak-anak dapat memperoleh vitamin C dari jeruk dan berbagai sayuran. Mereka memerlukan
vitamin C untuk membentuk beberapa zat kimia dan menggerakkan zat kimia lain (salah satu
anggota grup vitamin B, misalnya) agar dapat digunakan tubuh. Vitamin C juga membantu
penyerapan zat besi. Mereka yang kekurangan vitamin C bisa menderita kelemahan tulang,
anemia, dan gangguan kesehatan lainnya.

d)     Vitamin D

Sinar matahari membantu tubuh membuat sendiri vitamin D, bahkan pada sejumlah anak,
kebutuhan vitamin  ini sudah terpenuhi dengan bantuan sinar matahari. Vitamin D sangat penting
karena membantu kalsium masuk ke tulang. Inilah sebabnya mengapa vitamin D kadang
ditambahkan ke dalam susu sapi (disebut susu yang telah “diperkaya”). Sayangnya, banyak
produk susu olahan yang digemari anak-anak justru tidak diperkaya dengan vitamin D. Keju dan
yogurt  kaya kalsium tetapi tidak mengandung vitamin D. Makanan yang diperkaya vitamin D
lebih baik daripada suplemen vitamin. Anak-anak yang mengkonsumsi diet rendah vitamin D
bisa menderita ricketsia, suatu penyakit yang melemahkan tulang atau menjadikan tulang cacat.

1. Mineral dan Air

Mineral merupakan unsure esensial bagi fungsi normal sebagian enzim, dan sangat penting
dalam pengendalian system cairan tubuh. Mineral merupakan konstituen esensial pada jaringan
lunak, cairan dan rangka. Rangka mengandung sebagian besar mineral. Tubuh tidak dapat
mensintesis sehingga harus disediakan lewat makanan. Tiga fungsi mineral :

 Konstituen tulang dan gigi ; contoh : calsium, magnesium, fosfor.


 Pembentukan garam-garam yang larut dan mengendalikan komposisi cairan tubuh ;
contoh Na, Cl (ekstraseluler), K, Mg, P (intraseluler).
 Bahan dasar enzim dan protein.
 Kira-kira 6% tubuh manusia dewasa terbuat dari mineral.
 Air merupakan zat makanan paling mendasar yang dibutuhkan oleh tubuh manusia.
Tubuh manusia terdiri dari atas 50%-70% air. Pada orang dewasa asupan air berkisar
antara 1200-1500cc per hari, namun dianjurkan sebanyak 1900 cc sebagai batas optimum

1. ANATOMI DAN FISIOLOGI PENCERNAAN


1. Mulut
Mulut merupakan bagian awal dari saluran pencernaanyang terdiri atas dua bagian luar
(vestibula), yaitu ruang diantar gusi, gigi, bibir, dan pipi; serta bagian dalam yang terdiri dari
rongga mulut.

1. Faring dan Esofagus

Faring merupakan bagian saluran pencernaan yang terletak di belakang hidung, mulut, dan
laring. Faring berbentuk kerucut dengan bagian terlebar di bagian atas yang berjalan hingga
vertebrae servikal keenam. Faring langsung berhubungan dengan esophagus, sebuah tabung yang
memiliki otot dengan panjang ±20-25 cm yang terletak di belakang trachea dan di depan tulang
punggung, kemudian masuk melalui toraks menembus diafragma yang berhubungan langsung
dengan abdomen dan menyambung dengan lambung. Esophagus merupakan bagian yang
menghantarkan makanan dari faring menuju lambung, bentuknya seperti silinder yang berongga
dengan panjang 2 cm. Kedua ujungnya dilindungi oleh sphincter. Dalam keadaan normal
sphincter bagian atas selalu tertutup, kecuali bila ada makanan masuk ke dalam lambung.
Keadaan ini bertujuan untuk mencegah gerakan balik ke oragan bagian atas, yaitu esophagus.
Proses penghantaran makanan dilakukan dengan kerja peristaltic.

1. Lambung

Lambung merupakan bagian saluran pencernaan yang terdiri atas bagian atas (disebut fundus),
bagian utama, dan bagian bawah yang horizontal (disebut antrum pilorik). Lambung
ini berhubungan langsung dengan esophagus melalui orifisium kardia dan dengan duodenum
melalui orifisium pilorik. Lambung terletak di bawah diafragma dan di depan pancreas.

Lambung memiliki fungsi sebagai berikut :

 Fungsi motoris adalah menampung makanan, mencegah makanan menjadi partikel kecil,
dan mencampurnya dengan asam lambung.
 Fungsi sekreasi dan pencernaan adalah mensekresi pepsinogenrennin, dan lipase.
Pepsinogen diaktifkan oleh HCl menjadi pepsin yang dapat memecah protein menjadi
proteosa an peptone.

1.  Usus Halus

Usus halus terletak di daerah umbilicus dan dikelilingi oleh usus besar. Usus halus merupakan
tabung berlipat-lipat dengan panjang ± 2,5 m dalam keadaan hidup. Pada dinding usus halus,
khususnya mukosa, terdapat beberapa nodula jaringan limfa yang disebut kelenjar soliter
yang berfungsi sebagai pelindung terhadap infeksi. Pada umumnya, fungsi usus halus adalah
mencerna dan meng absorpsi chime dari lambung. Zat makanan yang telah haluskan diabsorpsi
di dalam usus halus, yakni pada duodenum. Di sini terjadi absorpsi besi, kalsium dengan bantuan
vitamin D; serta vitamin A,D,E dn K dengan bantuan empedu dan asam folat.

1. Usus Besar
Usur besar (kolon) merupakan kelanjutan dari usus halus, mulai dari katup ileokolik atau
ileosaekal sebagai tempat lewatnya makanan. Fungsi utama usus besar adalah mengabsorsi air (±
90%), elektrolit, vitamin, dan sedikit glukosa.

1.  Hati

Merupakan kelenjar terbesar di dalam tubuh

1. Kantong empedu

Merupakan sebuah kantong yang terletak di bawah kanan hati atau lekukan permukaan bawah di
pinggiran depan yang memiliki panjang 8 – 12 cm. Dengan kapasitas 40 – 60 cm

1. Pankreas

Merupakan kelenjar yang strukturnya sama seperti kelenjar ludah dengan memiliki panjang + 15
cm.

1. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMENUHAN NUTRISI


1. Pengetahuan

Pengetahuan yang kurang tentang manfaat makanan bergizi dapat mempengaruhi pola konsumsi
makan. Hal tersebut dapat disebabkan oleh kurangnya informasi sehingga dapat terjadi
kesalahan.

1. Prasangka

Prasangka buruk terhadap beberapa jenis bahan makanan bergizi tinggi dapat mempengaruhi gizi
seseorang .

1. Kebiasaan

Adanya kebiasaan yang merugikan atau pantangan terhadap makanan tertentu dapat
mempengaruhi status gizi.

1. Kesukaan

Kesukaan yang berlebihan terhadap suatu jenis makanan dapat mengakibatkan kurangnya variasi
makanan, sehingga tubuh tidak memperoleh zat-zat yang dibutuhkan secara cukup.

1. Ekonomi

Status ekonomi dapat mempengaruhi perubahan status gizi karena penyediaan makanan bergizi
membutuhkan pendanaan yang tidak sedikit, oleh karena itu, masyarakat dengan kondisi
perekonomian yang tinggi biasanya mampu mencukupi kebutuhan gizi keluarganya di
bandingkan masyarakat dengan kondisi perekonomian rendah.
1. Usia

Pada usia 0-10 tahun kebutuhan metabolisme basa bertambah dengan cepat hal ini sehubungan
dengan factor pertumbuhan dan perkembangan yang cepat pada usia tersebut. Setelah usia 20
tahun energy basal relative konstan.

1. Jenis kelamin

Kebutuhan metabolisme basal pada laki-laki lebih besar di bandingkan dengan wanita pada laki-
laki kebutuhan BMR 1,0 kkal/kg BB/jam dan pada wanita 0,9 kkal/kgBB/jam.

1.  Tinggi dan berat badan

Tinggi dan berat badan berpengaruh terhadap luas permukaan tubuh, semakin luas permukaan
tubuh maka semakin besar pengeluaran panas sehingga kebutuhan metabolisme basal tubuh juga
menjadi lebih besar.

1. Status kesehatan

Nafsu makan yang baik adalah tanda yang sehat . Anoreksia (kurang nafsu makan) biasanya
gejala penyakit atau karena  efek samping obat.

1. Faktor Psikologis serti stress dan ketegangan

Motivasi individu untuk makan makanan yang seimbang dan persepsi individu tentang diet
merupakan pengaruh yang kuat. Makanan mempunyai nilai simbolik yang kuat bagi banyak
orang (mis. Susu menyimbolkan kelemahan dan daging menyimbulkan kekuatan).

1. Alkohol dan Obat

Penggunaan alcohol dan obat yang berlebihan memberi kontribusi pada defisiensi nutrisi karena
uang mungkin dibelajakan untuk alcohol daripada makanan. Alcohol yang berlebihan juga
mempengaruhi organ gastrointestinal. Obat-obatan yang menekan nafsu makan dapat
menurunkan asupan zat gizi esensial. Obat-obatan juga menghabiskan zat gizi yang tersimpan
dan mengurangi absorpsi zat gizi di dalam intestine.

1. MASALAH YANG TIMBUL DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI

Secara umum, gangguan kebutuhan nutrisi terdiri atas kekeurangan dan kelebihan nutrisi,
obesitas, malnutrisi, Diabetes Melitus, Hipertensi, Jantung Koroner, Kanker, Anoreksia Nervosa.

1. Kekurangan nutrisi

Kekurangan nutrisi merupakan keadaan yang dialami seseorang dalam keadaan tidak berpuasa
(normal) atau resiko penurunan berat badan akibat ketidakmampuan asupan nutrisi untuk
kebutuhan metabolisme.
Tanda klinis :

 Berat badan 10-20% dibawah normal


 Tinggi badan dibawah ideal
 Lingkar kulit triseps lengan tengah kurang dari 60% ukuran standar
 Adanya kelemahan dan nyeri tekan pada otot
 Adanya penurunan albumin serum
 Adanya penurunan transferin
 Kemungkinan penyebab:
 Meningkatnya kebutuhan kalori dan kesulitan dalam mencerna kalori akibat penyakit
infeksi atau kanker
 Disfagia karena adanya kelainan persarafan
 Penurunan absorbsi nutrisi akibat penyakit crohn atau intoleransi laktosa
 Nafsu makan menurun

1. Kelebihan nutrisi

Kelebihan nutrisi merupakan suatu keadaan yang dialami seseorang yang mempunyai resiko
peningkatan berat badan akibat asupan kebutuhan metabolisme secara berlebihan.

Tanda klinis :

 Berat badan lebih dari 10% berat ideal


 Obesitas (lebih dari 20 % berat ideal)
 Lipatan kulit trisep lebih dari 15 mm pada pria dan 25 mm pada wanita
 Adanya jumlah asupan berlebihan aktivitas menurun atau monoton
 Kemungkinan penyebab :
 Perubahan pola makan
 Penurunan fungsi pengecapan dan penciuman

1. Obesitas

Obesitas merupakan masalah peningkatan berat badan yang mencapai lebih dari 20% berat badan
normal. Status nutrisinya adalah melebihi kebutuhan asupan kalori dan penurunan dalam
penggunaan kalori.

1. Malnutrisi

Malnutrisi merupakan masalah yang berhubungan dengan kekurangan zat gizi pada tingkat
seluler atau dapat dikatakan sebagai masalah asupan zat gizi yang tidak sesuai dengan kebutuhan
tubuh. Gejala umumnya adalah berat badan rendah dengan asupan makanan yang cukup atau
asupan kurang dari kebutuhan tubuh, adanya kelemahan otot dan penurunan energi, pucat pada
kulit, membrane mukosa, konjungtiva dan lain- lain.

1. Diabetes mellitus
Diabetes melitus merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang ditandai dengan adanya gangguan
metabolisme karbohidrat akibat kekurangan insulin atau penggunaan karbohidrat secara
berlebihan.

1. Hipertensi

Hipertensi merupakan gangguan nutrisi yang juga disebabkan oleh berbagai masalah pemenuhan
kebutuhan nutrisi seperti penyebab dari adanya obesitas, serta asupan kalsium, natrium, dan gaya
hidup yang berlebihan.

1. Penyakit jantung koroner

Penyakit jantung koroner merupakan gangguan nutrisi yang sering disebabkan oleh adanya
peningkatan kolesterol darah dan merokok. Saat ini, penyakit jantung koroner sering dialami
karena adanya perilaku atau gaya hidup yang tidak sehat, obesitas dan lain-lain.

1. Kanker

Kanker merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang disebabkan oleh pengonsumsian lemak
secara berlebihan.

1. Anoreksia nervosa

1. PROSEDUR PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI


1. Pemberian nutrisi melalui oral

Pemberian nutrisi melalui oral merupakan tindakan pada pasien yang tidak mampu memenuhi
kebutuhan nutrisi secara mandiri.

Persiapan Alat dan Bahan :

a)     Piring

b)    Sendok

c)     Garpu

d)    Gelas

e)     Serbet

f)     Mangkok cuci tangan

g)    Pengalas

h)    Jenis diet


Prosedur Kerja :

a)     Cuci tangan

b)    Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan

c)     Atur posisi depan

d)    Pasang pengalas

e)     Anjurkan pasien untuk berdoa sebelum berdoa

f)     Bantu untuk melakukan makan dengan menyuapkan makanan sedikit demi sedikit dan
berikan minum sesudah makan.

g)    Bila selesai makan, bersihkan mulut pasien dan anjurkan duduk sebentar.

h)    Catat hasil atau respons pemenuhan terhadap makan

i)      Cuci tangan

1. Pemberian nutrisi melalui pipa penduga/lambung.

Pemberian nutrisi melalui pipa penduga merupakan tindakan pada pasien yang tidak mampu
memenuhi kebutuhan nutrisi secara oral.

Persiapan Alat dan Bahan :

a)     Pipa penduga dalam tempatnya

b)    Corong

c)     Spuit 20cc

d)    Pengalas

e)     Bengkok

f)     Plester, Gunting

g)    Makanan dalam bentuk cair

h)    Air matang

i)      Obat
j)      Stetoskop

k)    Klem

l)      Baskom berisi air (kalo tidak ada stetoskop)

m)  Vaselin

Prosedur Kerja :

a)     Cuci tangan

b)    Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan

c)     Atur posisi semi/fowler pada pasien

d)    Bersihkan daerah hidung dan pasangkan pengalas di daerah dada

e)     Letakkan bengkok (neirbekken) di dekat pasien

f)     Tentukan letak pipa penduga dengan mengukur panjang pipa dari epigastrum sampai
hidung. Kemudian dibengkokkkan ke telinga, dan beri tanda batasnya.

g)    Berikan vaselin atau pelicin pada ujung pipa dan klem pangkal pipa tersebut, lalu masukkan
melalui hidung secara perlahan-lahan sambil pasien dianjurkan untuk menelannya.

h)    Tentukan apakah pipa tersebut benar-benar sudah masuk ke lambung dengan cara :

1)   Masukknya ujung selang yang diklem ke dalam baskom yang berisi air (klem dibuka).
Perhatikan bila ada gelembung, pipa tersebut masuk ke lambung. Setelah itu di klem atau dilipat
kembali.

2)   Masukkan udara dengan spuit ke dalam lambung melalui pipa tersebut dan dengarkan
dengan stetoskop. Bila di lambung terdengar bunyi, berarti pipa tersebut sudah masuk. Setelah
itu, keluarkan udara yang ada di dalm sebanyak jumlah yang dimasukkan.Setelah selesai, maka
lakukan tindakan pemberian makanan dengan memasang corong atau spuit pada pangkal pipa.

i)      Pada awalnya, tuangkan dan masukkan air matang ± 15cc melalui pinggirnya.

j)      Berikan makanan dlam bentuk cair yang tersedia. Setelah itu, bila ada obat, maka asupan,
kemudia beri minum, lalu pipa pendugadiklem

k)    Catat hasil atau respons pasien selama pemberian makanan.

l)      Cuci tangan


1. Pemansangan NGT pada dewasa

 Pengertian

NGT  adalah kependekan dari Nasogastric tube. alat ini adalah alat yang digunakan untuk
memasukkan nutsrisi cair dengan selang plasitic yang dipasang melalui hidung sampai lambung.
Ukuran NGT diantaranya di bagi menjadi 3 kategori yaitu:

1. Dewasa ukurannya 16-18 Fr


2. Anak-anak ukurannya 12-14 Fr
3. Bayi ukuran 6 Fr

 Indikasi pemasangan NGT

indikasi pasien yang di pasang NGT adalah diantaranya sebagai berikut:

1. Pasien tidak sadar


2. pasien Karena kesulitan menelan
3. pasien yang keracunan
4. pasien yang muntah darah
5. Pasien Pra atau Post operasi esophagus atau mulut

 Tujuan Pemasangan NGT

Tujuan pemasangan NGT adalah sebagai berikut:

1. Memberikan nutrisi pada pasien yang tidak sadar dan pasien yang mengalami kesulitan
menelan
2. Mencegah terjadinya atropi esophagus/lambung pada pasien tidak sadar
3. Untuk melakukan kumbang lambung pada pasien keracunan
4. Untuk mengeluarkan darah pada pasien yang mengalami muntah darah atau pendarahan
pada lambung

 Kontraindikasi pemasangan NGT

1. Pada pasien yang memliki tumor di rongga hidung atau esophagus


2. Pasien yang mengalami cidera serebrospinal

 Peralatan yang dipersiapkan diantaranya adalah;

1. Selang NGT ukuran dewasa, anak –anak dan juga bayi. Melihat kondisi pasiennya

1. Handscun bersih
2. Handuk
3. Perlak
4. Bengkok
5. Jelli atau lubricant
6. Spuit 10 cc
7. Stetoskop
8. Tongue spatel
9. Plaster
10. Pen light
11. Gunting

 Prosedur Kerja:

1. Siapkan peralatan di butuhkan seperti yang telah disebutkan diatas termasuk plester 3
untuk tanda, fiksasi di hidung dan leherdan juga ukuran selang NGT
2. Setelah peralatan siap minta izin pada pasien untuk memasang NGT dan jelaskan pada
pasien atau keluarganya tujuan pemasangan NGT
3. Setelah minta izin bawa peralatan di sebelah kanan pasien. Secara etika perawat saat
memasang NGT berda di sebelah kanan pasien
4. Pakai handscoon kemudian posisikan pasien dengan kepala hiper ekstensi
5. Pasang handuk didada pasien untuk menjaga kebersihan kalau pasien muntah
6. Letakkan bengkok di dekat pasien
7. Ukur selang NGT mulai dari hidung ke telinga bagian bawah, kemudian dari telinga tadi
ke prosesus xipoidius setelah selesai tandai selang dengan plaster untuk batas selang yang
akan dimasukkan
8. Masukkan selang dengan pelan2, jika sudah sampai epiglottis suruh pasien untuk
menelan dan posisikan kepala pasien fleksi, setelah sampai batas plester cek apakah
selang sudah benar2 masuk dengan pen light jika ternyata masih di mulut tarik kembali
selang dan pasang lagi
9. Jika sudah masuk cek lagi apakah selang benar-benar masuk lambung atau trakea dengan
memasukkan angin sekitar 5-10 cc dengan spuit. Kemudian dengarkan dengan stetoskop,
bila ada suara angin berarti sudah benar masuk lambung. Kemuadian aspirasi kembali
udara yang di masukkan tadi
10. Jika sudah sampai lambung akan ada cairan lambung yang teraspirasi
11. Kemudian fiksasi dengan plester pada hidung, setelah fiksasi lagi di leher. Jangan lupa
mengklem ujung selang supaya udara tidak masuk
12. Setelah selesai rapikan peralatan dan permisi pada pasien atau keluarga.

1. Pemasangan NGT pada bayi

 Pengertian

Merupakan tindakan keperawaan yaitu memasang NGT pada bayi yang mengalami gangguan
nutrisi.

 Tujuan
Untuk memenuhi kebutuhan nutrisi bayi/anak

 Alat dan bahan


o baki dan alas
o NGT sesuai kebutuhan (bayi no. 5-8 dan anak no. 10-14)
o Spuit 10-20 cc
o Serbet makan
o Kain alas
o Nierbeken
o Plester dan gunting\
 Proseduur Kerja
o Jelaskan prosedur pada pasien/keluarga pasien
o Cuci tangan
o Pasang handscoon
o Anak diatur dalam posisi semi fowler. Pada anak yang gelisah bila tidak ada
orang lain yang membantu pasang restrain, pada bayi di bedong
o Meletakkan kain alas di bawah kepala bayi/anak
o Serbet makan dipasang di atas dada. Nierbeken diletakkan disamping pipi
o Lubang hidung dibersihkan
o Mengukur panjang pipa yang akan di masukkan
o Memberi batas panjang pipa yang harus masuk
o Memasukkan pipa lambung ke dalam salah satu lubang hidung sampai batas yang
telah ditentukan
o Memeriksa ketepatan pipa masuk ke dalam lambung dengan cara:
  Menghisap cairan lambung dengan spuit
 Mendengarkan melalui stetoskop sementara melalui pipa dimasukkan
udara 2-3 cc dengan spuit
 Menambatkan pipa lambung dengan plester
 Spuit dipasang pada pangkal pipa kemudian udara di hisap kembali
 Rapikan alat
 Cuci tangan
 Dokumentasi tindakan

7. 2.1 Konsep personal Hygiene

2.1.1 Pengertian personal hygiene


Personal Hygiene berasal dari bahasaYunani yaitu personal yang artinya perorangan dan
hygiene berarti sehat. Kebersihanseseorang adalah suatu tindakan untuk memelihara
kebersihandan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis.
Menurut beberapa ahli :
a.       Sjarifuddin
Personal hygiene adalah kesehatan pada seseorang atau perseorangan. Sjarifudin. 1979 (dalam
Basyar.2005)
b.      Efendy
Dalam kehidupan sehari-hari kebersihan merupakan halyang sangat penting dan harus
diperhatikan karena kebersihanakan mempengaruhi kesehatan dan psikis seseorang.
Kebersihanitu sendiri dangat dipengaruhi oleh nilai individu dan kebiasaan.Hal-hal yang sangat
berpengaruh itu di antaranya kebudayaan,sosial, keluarga, pendidikan, persepsi seseorang
terhadap kesehatan, serta tingkat perkembangan. (dalam Astutiningsih, 2006)
c.       Depkes
Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalammemenuhi kebutuhannya guna
memepertahankan kehidupannya,kesehatan dan kesejahteraan sesuai dengan kondisi
kesehatannya, kliendinyatakan terganggu keperawatan dirinya jika tidak dapat melakukan
perawatan diri ( Depkes 2000).
d.      Nurjannah
Defisit perawatan diri adalah gangguankemampuan untuk melakukan aktifitas perawatan diri
(mandi, berhias,makan, toileting)
e.       Poter. Perry
Menurut Poter. Perry (2005), Personal hygiene adalah suatutindakan untuk memelihara
kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis, kurang perawatan diri
adalah kondisidimana seseorang tidak mampu melakukan perawatan kebersihan untuk dirinya
(dalam Tarwoto dan Wartonah 2006 )
Jika seseorang sakit, biasanya masalah kebersihan kurang diperhatikan. Hal ini terjadi
karena kita menganggap masalah kebersihan adalah masalah sepele, padahal jika hal tersebut
dibiarkan terus dapat mempengaruhi kesehatan secara umum. Karena itu hendaknya setiap orang
selalu berusaha supayapersonal hygiennya dipelihara dan ditingkatkan. Kebersihan dankerapian
sangat penting dan diperlukan agar seseorang disenangidan diterima dalam pergaulan, tetapi juga
karena kebersihan diperlukan agar seseorang dapat hidup secara sehat.
2.1.2 Faktor yang mempengaruhi personal hygiene
a.         Citra tubuh
Penampilan umum klien dapat menggambarkan pentinya hygiene pada orang tersebut.
Citra tubuh merupakan konsep subjektif seseorang tentang penampilan fisiknya. Citra tubuh ini
dapat sering berubah. Citra tubuh mempengaruhi cara mempertahankan hygiene. Jika seorang
klien rapi sekali maka perawat mempertimbaagkan rincian kerapian ketika merencanakan
keperawatan dan berkonsultasi pada klien sebelum membuat keputusan tentang bagaimana
memberikan peraatan hygienis. Karena citra tubuh klien dapat berubah akibat pembedahan atau
penyakit fisik maka perawat harus membuat suatu usaha ekstra untuk meningkatkan hygiene.
b.         Praktik social.
Kelompok-kelompok social wadah seorang klien berhubungan dapat mempengaruhi
praktik hygiene pribadi. Selama masa kanak-kanak, kanak-kanak mendapatkan praktik hygiene
dari orang tua mereka. Kebiasaan keluarga, jumlah orang dirumah, dan ketersediaan air panas
dan atau air mengalir hanya merupakan beberapa faktok yang mempengaruhi perawatan
kebersihan.
c.          Status sosio-ekonomi
sumber daya ekonomi seeorang mempengruhi jenis dan tingkat praktik kebersihan
yang digunakan. Perawat hrus menentukan apakah klien dapat menyediakan bahan-bahan yang
penting seperti deodorant, sampo, pasta gigi dan kometik. Perawat juga harus menentukan jika
penggunaan produk-produk ini merupakan bagian dari kebiasaan social yang dipraktikkan oleh
kelompok social klien.
d.         Pengetahuan
Pengtahuan tentang pentingnya hygiene dan implikasinya bagi kesehatan
mempengaruhi praktik hygiene. Kendati demikian, pengetahuan itu sendiri tidaklah cukup. Klien
juga harus termotivasi untuk memelihara perawatan-diri. Seringkali, pembelajaran tentang
penyakit atau kondisi mendorong klien untuk meningkatkan hygiene. Pembelajaran praktik
tertentu yang diharapkan dan menguntungkan dalam mngurangi resiko kesehatan dapat
memotifasi seeorang untuk memenuhi perawatan yang perlu.
e.         kebudayaan
Kepercayaan kebudayaan klien dan nilai pribadi mempengaruhi perawatan hygiene.
Orang dari latar kebudayaan yang berbeda mengikuti praktik keperawatan diri yang berbeda
pula. Di asia kebersihan dipandang penting bagi kesehatan. Di Negara-negara eropa,
bagaimanapun, hal ini biasa untuk mandi secara penuh hanya sekali dalam seminggu.
f.           Pilihan pribadi
Setiap klien memiliki keinginan individu dan pilihan tentang kapan untuk mandi,
bercukur, dan melakukan perawatan rambut . klien memilih produk yang berbeda (mis. Sabun,
sampo, deodorant, dan pasta gigi) menurut pilihan pribadi.
g.         kondisi fisik.
Orang yang menderita penyakit tertentu (mis. Kanker tahap lanjut) atau menjalani
operasi sering kali kekurangan energi fisik atau ketangkasan untuk melakukan hygiene pribadi.
2.1.2 Tipe personal hygiene
2.1.2.1 Kesehatan Gigi dan Mulut
Mulut beserta lidah dan gigi merupakan sebagian dari alat pencerna makanan. Mulut
berupa suatu rongga yangdibatasi oleh jaringan lunak, dibagian belakang berhubungandengan
tengggorokan dan didepan ditutup oleh bibir. Lidahterdapat didasar rongga mulut terdiri dari
jaringan yang lunakdan ujung-ujung syaraf pengecap. Gigi terdiri dari jaringan kerasyang
terdapat di rahang atas dan bawah yang tersusun rapidalam lengkungan (Depdikbud, 1986:33).
Makanan sebelum masuk ke dalam perut, perludihaluskan, maka makanan tersebut
dihaluskan oleh gigi dalam rongga mulut. Lidah berperan sebagai pencampur
makanan,penempatan makanan agar dapat dikunyah dengan baik danberperan sebagai indera
perasa dan pengecap. Penampilanwajah sebagian ditentukan oleh tata letak gigi. Disamping itu
juga sebagai pembantu pengucapan kata-kata dengan jelas danterang (Soenarko, 1984:
28).Seperti halnya dengan bagian tubuh yang lain, makamulut dan gigi juga perlu perawatan
yang teratur danseyogyanya sudah dilakukan sejak kecil. Untuk pertumbuhangigi yang sehat
diperlukan sayur-sayuran yang cukup mineralseperti zat kapur, makanan dalam bentuk buah-
buahan yangmengandung vitamin A atau C sangat baik untuk kesehatan gigidan mulut. Gosok
gigi merupakan upaya atau cara yang terbaikuntuk perawatan gigi dan dilakukan paling sedikit
dua kali dalamsehari yaitu pagi dan pada waktu akan tidur. Denganmenggosok gigi yang teratur
dan benar maka plak yang adapada gigi akan hilang. Hindari kebiasaan menggigit benda-benda
yang keras dan makan makanan yang dingin dan terlalupanas (Depdikbud, 1986: 30).Gigi yang
sehat adalah gigi yang rapi, bersih, bercahaya,gigi tidak berlubang dan didukung oleh gusi yang
kencang danberwarna merah muda. Pada kondisi normal, dari gigi dan mulut
2.1.2.2 Kesehatan Rambut dan kulit rambut
Rambut berbentuk bulat panjang, makin ke ujung makinkecil dan ujungnya makin kecil.
Pada bagian dalam berlubangdan berisi zat warna. Warna rambut setiap orang tidak
samatergantung zat warna yang ada didalamnaya.
Rambut dapattumbuh dari pembuluh darah yang ada disekitar rambut(Depdikbud,
1986:23).
Rambut merupakan pelindung bagi kulit kepala dari sengatan matahari dan hawa dingin.
Dalam kehidupan sehari-hari sering nampak pemakaian alat perlindungan lain sepertitopi, kain
kerudung dan masih banyak lagi yang lain.Penampilan akan lebih rapi dan menarik apabila
rambutdalam keadaan bersih dan sehat. Sebaliknya rambut yangdalam keadaan kotor, kusam dan
tidak terawat akan terkesan jorok dan penampilan tidak menarik.
Rambut dan kulit kepala harus selalu sehat dan bersih,sehingga perlu perawatan yang
baik. Untuk perawatan rambutdapat ditempuh dengan berbagai cara namun demikian carayang
dilakukan adalah cara pencucian rambut.
Rambut adalah bagian tubuh yang paling banyak mengandung minyak. Karenaitu
kotoran, debu, asap mudah melekat dengan demikian makapencucian rambut adalah suatu
keharusan. Pencucian rambutdengan shampoo dipandang cukup apabila dilakukan dua kalidalam
seminggu (Depdikbud, 1986:12).
Rambut yang sehat yaitu tidak mudah rontok dan patah,tidak terlalu berminyak dan
terlalu kering serta tidak berketombedan berkutu.
Tujuan bagi klien yang membutuhkan perawatan rambut dan kulit kepala meliputi sebagai
berikut:
1.      Pola kebersihan diri klien normal
2.      Klien akan memiliki rambut dan kulit kepala bersih yang sehat
3.      Klien akan mencapai rasa nyaman dan harga diri
4.      Klien dapat mandiri dalam kebersihan diri sendiri
5.      Klien akan berpartisipasi dalam praktik perawatan rambut.
2.1.2.3 Kesehatan kulit
Kulit terletak diseluruh permukaan luar tubuh. Secara garis besar kulit dibedakan menjadi
2 bagian yaitu bagian luar yang disebut kulit ari dan bagian dalam yang disebut kulit jangat.
Kulit ari berlapis-lapis dan secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi 2 kelompok, yaitu
lapisan luar yangdisebut lapisan tanduk dan lapisan dalam yang disebut lapisanmalpighi. Kulit
jangat terletak disebelah bawah atau sebelahdalam dari kulit ari (Depdikbud, 1986:16).Kulit
merupakan pelindung bagi tubuh dan jaringan dibawahnya. Perlindungan kulit terhadap segala
rangsangan dariluar, dan perlindungan tubuh dari bahaya kuman penyakit. Sebagai pelindung
kulitpun sebagai pelindung cairan-cairantubuh sehingga tubuh tidak kekeringan dari cairan.
Melaluikulitlah rasa panas, dingin dan nyeri dapat dirasakan. Guna kulit yang lain sebagai alat
pengeluaran ampas-amps berupa zatyang tidak terpakai melalui keringat yang keluar lewat pori-
pori(Soenarko, 1984:4).Kulit yang baik akan dapat menjalankan fungsinyadengan baik sehingga
perlu dirawat. Pada masa yang modernsekarang ini tersedia berbagai cara modern pula berbagai
perawatan kulit. Namun cara paling utama bagi kulit, yaitupembersihan badan dengan cara
mandi. Perawatan kulitdilakukan dengan cara mandi 2 kali sehari yaitu pagi dan sore.Tentu saja
dengan air yang bersih. Perawatan kulit merupakankeharusan yang mendasar (Depdikbud,
1986:23).Kulit yang sehat yaitu kulit yang selalu bersih, halus, tidakada bercak-bercak merah,
tidak kaku tetapi lentur (fleksibel)
2.1.2.4 Kesehatan Telinga
Telinga dapat dibagi dalam tiga bagian yaitu bagianpaling luar, bagian tengah, dan daun
telinga. Telinga bagian luar terdiri dari lubang telinga dan daun telinga. Telinga bagiantengah
terdiri dari ruang yang terdiri dari tiga buah ruang tulangpendengaran. Ditelinga bagian dalam
terdapat alatkeseimbangan tubuh yang terletak dalam rumah siput(Depdikbud, 1986 : 30).Telinga
merupakan alat pendengaran, sehingga berbagaimacam bunyi- bunyi suara dapat didengar.
Disamping sebagai alat pendengaran telinga juga dapat berguna sebagai alatkeseimbangan tubuh.
Menjaga kesehatan telinga dapat dilakukan dengan pembersihan yang berguna untuk mencegah
kerusakan dan infeksi telinga. Telinga yang sehat yaitu lubang telinga selalu bersih,untuk
mendengar jelas dan telinga bagian luar selalu bersih.
2.1.2.5 Kesehatan Kuku
Kuku terdapat di ujung jari bagian yang melekat pada kulit yang terdiri dari sel-sel yang
masih hidup. Bentuk kuku bermacam-macam tergantung dari kegunaannya ada yangpipih, bulat
panjang, tebal dan tumpul (Depdikbud, 1986:21).Guna kuku adalah sebagai pelindung jari,
alatkecantikan, senjata , pengais dan pemegang (Depdikbud ,1986:22). Bila untuk keindahan
bagi wanita karena kuku harusrelatif panjang, maka harus dirawat terutama dalam
halkebersihannya. Kuku jari tangan maupun kuku jari kaki harus selalu terjaga kebersihannya
karena kuku yang kotor dapat menjadisarang kuman penyakit yang selanjutnya akan ditularkan
kebagian tubuh yang lain.
2.1.2.6 Kesehatan Mata
Perawatan Mata
 Pembersihan mata biasanya dilakukan selama mandi dan melibatkan pembersihan
dengan washlap bersih yang dilembabkan kedalam air. Sabun yang menyebabkan panas dan
iritasi biasanya dihindari. Perawat menyeka dari dalam ke luar kantus mata untuk mencegah
sekresi dari pengeluaran ke dalam kantong lakrimal. Bagian yang terpisah dari washlap
digunakan sekali waktu untuk mencegah penyebaran infeksi. Jika klien memiliki sekresi kering
yang tidak dapat diangkat dengan mudah dengan menyeka, maka perawat dapat meletakkan kain
yang lembab atau kapas pada margin kelopak mata pertama kali untuk melunakkan sekresi.
Tekanan langsung jangan digunakan diatas bola mata karena dapat meyebabkan cedera serius.
Klien yang tidak sadar memerlukan perawatan mata yang lebih sering. Sekresi bisa
berkumpul sepanjang margin kelopak mata dan kantus sebelah dalam bila refleks berkedip tidak
ada atau ketika mata  tidak dapat menutup total. Mata dapat dibersihkan dengan kapas steril yang
diberi pelembab normal salin steril. Air mata buatan bisa diperlukan, dan pesanan untuk itu harus
diperoleh dai dokter.  Tindakan pencegahan harus digunakan jika potongan kecil digunakan pada
mata karena dapat meyebabkan cedera kornea.
2.1.2.7 Kesehatan Hidung
Klien biasanya mengangkat sekresi hidung secara lembut dengan membersihkan ke dalam
dengan tisu lembut. Hal ini menjadi hygiene harian yang diperlukan. Perawat mencegah klien
jangan mengeluarkan kotoran dengan kasar karena mengakibatkan tekanan yang dapat
mencenderai gendang telinga, mukosa hidung, dan bahkan struktur mata yang sensitif.
Perdarahan hidung adalah tanda kunci dari pengeluaran yang kasar, iritasi mukosa, atau
kekeringan.
Jika klien tidak dapat membuang sekresi nasal, perawat membantu dengan menggunakan
washlap basah atau aplikator kapas bertangkai yang dilembabkan dalam air atau salin. Aplikator
seharusnya jangan dimasukkan melebihi panjang ujung kapas. Sekresi nasal yang berlebihan
dapat juga dibuang dengan pengisap. Pengisap nasal merupakan kontraindikasi dalam
pembedahan nasal atau otak.
2.1.3 Jenis personal hygiene
Berdasarkan waktu pelaksanaannya
Menurut Alimul (2006) personal hygiene berdasarkan waktu pelaksanaannyadibagi menjadi
empat yaitu:
a.   Perawatan dini hari
Merupakan personal hygiene yang dilakukan pada waktubangun tidur, untuk melakukan
tindakan untuk tes yang terjadwal seperti dalam pengambilan bahan pemeriksaan (urine atau
feses), memberikan pertolongan seperti menawarkan bedpan atau urinal jika pasien tidak mampu
ambulasi, mempersiap kanpasien dalam melakukan sarapan atau makan pagi dengan melakukan
tindakan personal hygiene, seperti mencuci muka, tangan, menjaga kebersihan mulut,
b.   Perawatan pagi hari
merupakan personal hygiene yang dilakukan setelah melakukan sarapan atau makan pagi seperti
melakukan pertolongan dalam pemenuhan kebutuhan eliminasi (BAB / BAK), mandi atau
mencuci rambut, melakukan perawatan kulit, melakukan pijatan pada punggung, membersihkan
mulut, kuku, rambut, serta merapikan tempat tidur pasien. Hal ini sering disebut sebagai
perawatan pagi yang lengkap.
c.    Perawatan siang hari
Merupakan personal hygiene yang dilakukan setelahmelakukan berbagai tindakan pengobatan
atau pemeriksaan dan setelah makan siangdimana pasien yang dirawat di rumah sakit seringkali
menjalani banyak tes diagnostik yang melelahkan atau prosedur di pagi hari. Berbagai tindakan
personal hygiene yang dapat dilakukan, antara lain mencuci muka dan tangan,
membersihkanmulut, merapikan tempat tidur, dan melakukan pemeliharaan kebersihan
lingkungankesehatan pasien.
d.   Perawatan menjelang tidur
Merupakan personal hygiene yang dilakukanpada saat menjelang tidur agar pasien relaks
sehingga dapat tidur atau istirahat dengantenang. Berbagai kegiatan yang dapat dilakukan, antara
lain pemenuhan kebutuhaneliminasi (BAB / BAK), mencuci tangan dan muka, membersihkan
mulut, danmemijat daerah punggung.
2.1.4 Tujuan Personal Hygiene
1. Tujuan perawatan personal hygiene adalah
a.       Menghilangkan minyak yang menumpuk , keringat , sel-sel kulit yang mati dan bakteri
b.      Menghilangkan bau badan yang berlebihan
c.       Memelihara integritas permukaan kulit
d.      Menstimulasi sirkulasi / peredaran darah
e.       Meningkatkan perasaan sembuh bagi klien
f.        Memberikan kesempatan pada perawatan untuk mengkaji kondisi kulit klien.
g.       Meningkatkan percaya diri seseorang
h.       Menciptakan keindahan
i.         Meningkatkan derajat kesehatan sesorang
2.1.5 Dampak yang sering ditimbulkan
1. Dampak Fisik
Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak terpeliharanya kebersihan
perorangan dengan baik. Gangguan fisik yangsering terjadi adalah:Gangguan intergritas
kulit,gangguan membranemukosa mulut, infeksi pada mata dan telinga,dan gangguan fisik
padakuku.
2.Dampak Psikososial
Masalah social yang berhubungan dengan personal hygiene adalah gangguan kebutuhan rasa
nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai, kebutuhan harga diri, aktualisasi diri,dan gangguan
interaksisosial.
2.2 Askep personal hygiene
2.2.1 Pengkajian
1     Pengkajian
a.      Riwayat keperawatan
1)      Pola kebersihan tubuh
2)      Perlengkapan personal hygiene yang dipakai
3)      Faktor-faktor yang mempengaruhi personal hygiene
b.      Pemeriksaan fisik
1)      Rambut
a)      Keadaan kesuburan rambut
b)      Keadaan rambut yang mudah rontok
c)      Keadaan rambut yang kusam
d)      Keadaan tekstur
2)      Kepala
a)      Botak/alopesia
b)      Ketombe
c)      Berkutu
d)      Adakah Eritema
e)      Kebersihan
3)      Mata
a)      Apakah sklera ikterik
b)      Apakah kunjungtiva pucat
c)      Kebersihan mata
d)      Apakah gatal/mata merah
4)      Hidung
a)      Adakah pilek
b)      Adakah elergi
c)      Adakah pendarahan
d)      Adakah perubahan penciuman
e)      Kebersihan hidung
f)        Bagaimana membran mukosa
g)      Adakah septum deviasi
5)      Mulut
a)      Keadaan mukosa mulut
b)      Kelembapannya
c)      Adakah lesi
d)      Kebersihan
6)      Gigi
a)      Adakah karang gigi
b)      Adakah karies
c)      Kelengkapan gigi
d)      Pertumbuhan
e)      Kebersihan
7)      Telinga
a)      Adakah kotoran
b)      Adakah lesi
c)      Bagaimana bentuk telinga
d)      Adakah infeksi
8)      Kulit
a)      Kebersihan
b)      Adakah lesi
c)      Keadaan turgor
d)      Warna kulit
e)      Suhu
f)        Teksturnya
g)      Pertumbuhan bulu
9)      Kuku tangan dan kaki
a)      Bentuknya bagaimana
b)      Warnanya
c)      Adakah lesi
d)      Pertumbuhannya
10)  Genetalia
a)      Kebersihan
b)      Pertumbuhan rambut pubis
c)      Keadaan kulit
d)      Keadaan lubang uretra
e)      Keadaan skrotum, testis pada pria
f)        Cairan yang dikeluarkan
11)  Tubuh secara umum
a)      Kebarsihan
b)      Normal
c)      Keadaan postur
2.2.2 Diagnosa keperawatan
a.      Gangguan integritas kulit
Definisi : keadaan di mana kulit seseorang tidak utuh.Kemungkinan berhubungan dengan :
1) Bagian tubuh yang lama tertekan
2) Imobilitasi
3) Terpapar zat kimia
Kemungkinan data yang ditemukan
1) Kerusakan jaringan kulit
2) Gangrene
3) Dekubitus
4) Kelemahan fisik
Kondisi klinis kemungkinan terjadi pada :
1) Stroke
2) Fraktur femur
3) Koma
4) Trauma medulla spinalis
Tujuan yang diharapkan
1) Pola kebersihan diri pasien normal
2) Keadaan kulit, rambut kepala bersih
3) Klien dapat mandiri dalam kebersihan diri sendiri
b. Gangguan membrane mukosa mulut
Definisi : kondisi dimana mukosa mulut pasien mengalami luka
Kemungkinan berhubungan dengan :
1) Trauma oral
2) Pembatasan intake cairan
3) Pemberian kemoterapi dan radiasi pada kepala dan leher
Kemungkinan data yang ditemukan
1) Iritasi atau luka pada mukosa mulut
2) Peradangan atau infeksi
3) Kesulitan dalam makan dan menelan
4) Keadaan mulut yang kotor
Kondisi klinis kemungkinan terjadi pada
1) Stroke
2) Stomatitis
3) Koma
Tujuan yang diharapkan
1) Keadaan mukosa mulut, lidah dalam keadaan utuh, warnamerah muda
2) Inflamasi tidak terjadi
3) Klien mengatakan rasa nyaman
4) Keadaan mulut bersih
c. Kurangnya perawatan diri / kebersihan diri
Definisi : kondisi dimana seseorang tidak mampu melakukan perawatan kebersihan untuk
dirinya.
Kemungkinan berhubungan dengan :
a. Kelelahan fisik
b. Penurunan kesadaran
Kemungkinan data yang ditemukan.
a. Badan kotor dan berbaub.
b. Rambut kotor
c. Kuku panjang dan kotor
d. Bau mulut dan motor
2.3 Prosedur personal hygiene
2.3.1        Personal hygiene rambut sampai kaki
a.      Perawatan kulit kepala dan rambut
Merupakan tindakan keperawatan pada pasien yang tidak mampu memenuhi kebutuhan
perawatan diri dengan cara mencuci dan menyisir rambut.Tujuannya adalah membersihkan
kuman kuman yang ada pada kulit kepala ,menambaha rsa nyaman,membasmi kutu atau
ketombe yang melekat pada kulit ,serta memperlancar system peredaran darah di bawah kulit.
Alat dan Bahan
1.Handuk secukupnya
2.Perlak atau pengalas
3.Baskom berisi air hanagt
4.Sampo atau sabun dalam tempatnya
5.Kasa dan kapas
6.Sisir
7.Bengkok/nierbekken
8.Gayung
9.Ember kosong
Menjaga kebersihan atau pemeliharaan rambut dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1.   Pencucian Rambut
Frekuensi pencucian rambut sangat tergantung pada hal – hal berikut:
                                           a.      Tebal atau tipisnya rambut, semakin tebal harus semakin sering dicuci.
                                          b.      Lingkungan atau tempat tinggal seseorang, misalnya pada lingkungan yang
berdebu orang tersebut harus sering mencuci rambutnya.
                                           c.      Seseorang yang memakai minyak rambut harus sering mencuci rambutnya.
Adapun cara – cara mencuci rambut adalah :
Prosedur Kerja
1.      Jelaskan prosedur pada pasien
2.      Cuci tangan
3.      Tutup jendela atau pasang sampiran
4.      Kondisikan pasien dalam posisi tidur
5.      Letakkan baskom di bawah tempat tidur tepat di bawah kepala pasien
6.      Pasang perlak atau pengalas di bawah kepala dan sambungkan ke arah bagian baskom dengan
pinggir di gulung
7.      Tutup telinga dengan kapas
8.      Tutup dada dengan handuk sampai ke leher
9.      Kemudian,sisir rambut dan lakukan pencucian dengan air hangat ,selanjutnya gunakan sampo
dan bilas dengan air hangat sambil di pijat
10.  Setelah selesai keringkan
11.  Cuci tangan
b.      Perawatan kulit seluruh tubuh
Kulit memiliki peran yang sangat penting dalam menjaga dan memelihara kesehatan
tubuh. Cara membersihkan kulit secara keseluruhan umumnya dengan mandi, karena mandi
berguna untuk menghilangkan kotoran yang melekat pada permukaan kulit, menghilangkan bau
keringat, merangsang peredaran darah dan syaraf dan mengembalikan kesegaran tubuh.
a.      Cara merawat kulit
Alat dan Bahan :
a.Baskom cuci
b.Sabu
c.Air
d.Agen pembersih
e.Balutan
f.Pelindung kulit
g.Plester
h.Sarng tangan
Prosedur Kerja
1.Jelaskan prosedur pada pasien
2.Cuci tangan dan gunakan sarung tangan
3.Tutup pintu ruangan
4.Atur posisi pasien
5.Kaji ulang /kulit tertekan dengan memperhatikan warna ,kelembaban ,penampilan ,sekitar
kulit,ukur diameter kulit,ukur kedalaman.
6.Cuci kulit sekitar luka dengan air hangat atau sabun cuci secara menyeluruh dengan air.
7.Perlahan lahan keringkan kulit secara menyeluruh.
8.Bersihakan luka secara menyeluruh dengan cairan normal atau larutan pembersih ,gunakan
,semprit irigasi luka pada luka yang dalam.
9.Setelah selesai berikan obat atau agen topical.
10.Catat hasil
11.Cuci tangan
c. Memandikan Pasien di Tempat Tidur
Tindakann keperawatan di lakukan pada pasien yang tidak mampu mandi secara sendiri
dengan cara memandikan di tempat tidur.Tujuannya adalah menjaga kebersihan tubuh
,mengurangi infeksi akibat kulit kotor ,memperlancar sisitem peredaran darah , dan menambah
kenyamanan pasien.
Alat dan Bahan
1.Baskom mandi du buah,masing masing berisi air dingin dan hangat.
2.Pakaian pengganti
3.Kain penutup
4.Handuk,sarung tangan pengusap badan
5.Tempat untuk pakaian kotor
6.Sampiran
7.Sabun
Prosedur Kerja
1.      Jelaskan prosedur pada pasien
2.      Cuci tangan
3.      Atur posisi pasien
4.      Lakukan tindakan memandikan pasien yang di awali dengan membentangkan handuk di bawah
kepala ,kmudian bersihkan muka ,telinga ,dan leher dengan sarung tangan pengusap.Kerngkan
dengan handuk.
5.      Kain penutup di turunkan ,kedua tangan pasin di angkat dan di pindahkan handuk di atas dada
pasien ,lalu bentangkan.Kemudian ,kembalikan kedua tangan ke posisi awal di atas handuk,lalu
basahi kedua tangan dengan air bersih.Lalu keringkan dengan handuk.
6.      Kedua tangan di angkat,handuk di pindahkan di sisi pasien,bersihkan daerah dada dan perut,lalu
keringkan dengan handuk.
7.      Miringkan pasien ke kiri,handuk di bentangkan di bawah punggung sampai glutea dan basahi
punggung hingga glutea,lalu keringkan dengan handuk.Selanjutnya,miringkan pasien ke kanan
dan lakukan hal yang sama.Kemudian,kembalikan pasien pada posisi telentang dan pasangkan
pakaian dengan rapi.
8.      Letakkan handuk di bawah lutut lalu bersihakan kaki .Kaki yang paling jauh di dahulukan dan di
keringkan dengan handuk
9.      Ambil handuk dan letakkan di bawah glutea.Pakaian bawah perut di buka ,lalu bersihakan
daerah lipatan paha dan genetalia.Setelah selseai ,pasnag kembali pakaian dengan rapai
10.  Cuci tangan.
a.      Memelihara kebersihan dan kesehatan mata
Yang perlu dipersiapkan
a.       Air hangat
b.      Kapas
c.       Kain
d.      Sapu tangan yang bersih
Prosedurnya :
1. Mata sebaiknya dibersihkan setiap hari.
2.      Sewaktu – waktu sebaiknya dibersihkan dengan boor water 3% atau air yang sudah dimasak.
Caranya ialah dengan menyapukan kapas mulai dari pinggir mata menuju ke arah tengah
( menuju hidung ). Lakukan hal ini berulang – ulang sampai mata terasa bersih
3.      Jangan menggosok mata dengan tangan yang kotor, kain atau sapu tangan yang kotor atau sapu
tangan orang lain.
4.      Periksakan mata ke setahun sekali ke dokter spesialis atau petugas kesehatan terdekat.
5.      Biasakan membaca pada tempat yang cukup terang dengan jarak mata dan obyek yang dibaca
tidak kurang dari 30 cm.
Membersihkan kacamata
Membersihan Kacamata. Kacamata terbuat kaca yang diperkeras atau plastik yang tahan akan
pengaruh untuk mencegah pecah. Namun, karena biaya , perawat harus hati-hati bila
membersihkan kacamata dan harus melindungi dari kerusakan atau kehancuran lain ketika tidak
digunakan. Kacamata harus diletakkan pada tempatnya dan di laci meja sebelah tempat tidur
ketika tidak digunakan. Air hangat adalah cukup untuk membersihakn lensa kacamat. Kain yang
lembut paling baik untuk mengeringkan sehingga mencegah goresan. Lensa plastik dapat
tergores dengan mudah dan memerlukan larutan pembersih khusus dan tissue kering.
Perawatan Lensa Kontak. Lensa kontak adalah kecil, bulat, transparan dan kadang-kadang
berbentuk cakram berwarna yang pas diletakkan di atas kornea mata. Lensa mengambang pada
lapisan air mata yang meminyaki mata. Lensa kontak dibentuk khusus untuk mengoreksi
kesalahan rekraktif mata atau ketidaknormalan bentuk kornea. Lensa kontak relatif mudah
digunakan dan dilepaskan. Ada tiga tipe lensa kontak: keras, lembut dan dapat ditembus gas
yang kaku (RGP), juga dikenal sebagai lensa yang dapat ditembus oksigen.
Bila lensa kontak dipakai klien, lensa mengakumulasi sekresi dan benda asing. Material
ini memburuk dan kemudian mengiritasi mata, yang menyebabkan gangguan penglihatan dan
risiko infeksi. Setelah dilepas, lensa kontak harus dibersihkan dan didesinfeksi dengan teliti.
Lensa kontak memberikan beberapa keuntungan dibandingkan kacamata.
1.      Meningkatkan kejelasan penglihatan
2.      Lebih aman dari kacamata selama aktivitas tertentu
3.      Memperhalus secara optik permukaan yang tidak rata dari mata
4.      Memberikan penampilan yang lebih atraktif untuk pemakai.
b. Perawatan Lensa kontak
Prosedur perawatan lensa kontak
1.      Inspeksi mata atau Tanya pada klien apakah kontak lensa di gunakan
2.      Kaji kemampauan klien untuk memanipulasi dan memegang kontak lensa
3.      Setelah lensa di lepas ,inspeksi mata terhadap tanda tanda iritasi kornea,air mata yang berlebihan
,kemerahan,rasa perih terbakar.
4.      Persiapakn peralatan dan bahan yang di perlukan untuk melepasklan lensa :
a.Tempatnya penyimpanan lensa kontak di beri label dengan nama klien
b.Mangkuk pengisap lensa
c.Lrutan saline steril
d.Handuk mandi
5.      Persiapkan peralatan dan bahan untuk pembersihan dan insersi
a.Lensa di dalam tempat penyimpanna yang bersih,di beri label nama klien
b.Peralatan desinfektan termal
c.Pembersih sunfaktan
d.Larutan pembilas
e.Desinfektan lensa steril dan larutan enzim
f.Larutan pembasah steril untuk lensa keras
g.Bola kapas atau kapas bertangkai
h.Handuk mandi
i.Gelas berisi air hangat
6.      Diskusikan prosedur dengan klien
7.      Atur posisi klien yang telentang atau duduk di tempat tidur atau kursi
8.Melepas lensa lunak
a.Cuci tangan
b.Letakkan handuk di bawah wajah klien
c.Tanbahkan beberapa tetes salin steril ke mata klien
d.Minta klien untuk memandang lurus ke depan
e.Manggunakan jari tengah ,tarik kelopak mata bagian bawah
f.Dengan telapak jari telunjuk pada tanagn yang sama ,geser lensa keluar kornea ke arah bagian
putih mata
g.Tarik kelopak mata bagian atas ke bawah secara lembut dengan ibu jari pada tangan yang lain
dan tekan lensa sedikit di antara ibu jari dan jari telunjuk
h.Ambil lensa secara perlahan dan angkat keluar tanpa membuat ujung – ujung lensa berhimpitan
i.Jika ujung –ujung lensa menempel ,letakkan lensa di telapak tangan dan rendam keseluruhan
dengan salin steril .Secara lembut balikkan lensa dengan ibu jari telunjuk dengan gerakan ke
depan ke belakng.Jika gosokan tidak memisahkan ujung –ujung lensa maka lensa dapat di
rendam dalam larutan steril.
j.Bersihkan dan bilas lensa .Letakkan lensa ke dalam kontak tempat penyimpanan yang sesuai.R
untuk lena kanan L untuk lensa kiri .Pastikan lensa berada di tengah
k.Ulangi langakah 8c-8j untuk lensa yang lain.Amankan penutup pada penyimpanan.
l.Kembalikan handuk dan cuci tangan
9. Melepas lensa kaku
a.Cuci tangan
b.Letakkan handuk di bawah wajah klien
c.Pastikan lensa berada pada posisi tepat di atas kornea.Jika tidak ,minta klien tutup mata ,letakkan
jari telunjuk dan jari tengah dari satu tangan di belakang lensa ,secara perlahan tapi kuat pijat
lensa kembali ke tempatnya.
d.Letakkan jari telunjuk pada pojok luar mata dan tarik kulit secara lembut ke belakang arah
telinga
e.Minta klien berkedip .Jangan melepas tekanan pada kelopak sampai selesai.
f.Jika lensa gagal keluar ,secara lembut tarik kelopak mata melebihi ujung lensa .Tekan kelopak
mata ke bawah berlawanan dengan ujung bawah lensa.
g.Biarkan kelopak mata menutup sedikit dan pegang lensa saat naik dari mata.Mangkuk pengisap
dapat di gunakan untuk klien gelisah atau tidak sadar.
h.Letakkan lensa di tangan anda.
i.Bersihkan dan bilas lensa.Letakkan lensa di dalam kotak tempat penyimpanan yang sesuai . R
untuk lena kanan L untuk lensa kiri.Letakkan lensa di tengah tempat penyimpanan ,sisi konveks
di bawah.
j.Ulangi langkah 8c-8j untuk lensa yang lain.Amankan penutup atas kotak penyimpanan.
k.Kembalikan handuk dan cuci tangan
10.Membersihkan dan mendesenfeksi lensa kontak
a.Cuci tangan
b.Susun peralatan di samping tempat tidur
c.Letakkan handuk di atas area kerja
d.Buka tempat lensa hati –hati
e.Berikan 1 – 2 tetes larutan pembersih pada lensa.
f.Gosok lensa dengan lembut selama 20-30 detik .
g.Pegan lensa di ats mangkuk nirbekken lalu bilas dengan larutan pembilas.
h.Letakkan lensa di kotak penyimpanan.
11.Memasukaka lensa kaku
a.Cui tangan
b.Letakkan handuk di dada klien
c.Uahakan mengangkat lensa lurus ke atas
d.Bilas dengan air
e.Bashi lensa
f.Letakkan lensa pada tangan dominan
g.Melihat lurus ke depan dengan mata terbuka lebar ,lalu letakkan lensa secara lembut .
h.Ulangi langkah 10c-10i untuk mata kiri .
i.Bantu klien dalam possisi nyaman
j.Buang peralatan yang kotor.Cuci tangan
12. Memasukkan lensa lunak
a.Cuci tangan
b.letakkan handuk di atas dada klien
c.Angkat lensa kanan dan bilas
d.Gunakan jari tengah
e.Mata lurus ke depan ,lalu masukkan dengan lembut pad kornea
f.Berkedip beberapa kali
g.Ulangi langkah 12c-12k untuk mata yang lain
h.Bantu klien pada posisi nyaman
i.Buang peralatan yang kotor , lalu cuci tangan .
13.Tanya klien ,apakah lensa suadah nyaman
14.Catat laporan
c.       Perawatan kuku kaki dan tangan
Merupakan tindakan keperawatan pada pasien yang tidak mampu merawat kuku
sendiri.Tujuannya adalah menjaga kebersihan kuku dan mencegah timbulnya luka atau infeksi
akibat garukan dari kuku.
Alat dan bahan
1. Alat pemotong kuku
2. Handuk
3. Baskom berisi air hangat
4. Bengkok/nierbekken
5. Sabun
6. Kapas
7. Sikat kuku
Prosedur kerja
1.            Jelaskan prosedur pada pasien
2.            Cuci tangan
3.            Atur posisi pasien dengan duduk atau tidur
4.            Tentukan kuku yang akan di potong
5.   Rendamlah kuku denga air hangat kurang lebih 2 menit dan lakukan sikat dengan beri sabun bila
kotor.
6.            Keringkan dengan handuk
7.            Letakkan tangan di atas bengkok /nierbekken dan lakukan pemotongan kuku.
8.            Cuci tangan
d.      Perawatan genetalia
1.      Alat dan Bahan
a.       Baskom
b.      Sabun dan tempatnya
c.       Dua atau tiga waslap
d.      Handuk mandi
e.       Selimut mandi
f.        Alas tahan air atau bedpan
g.       Tisu toilet
h.       Sarung tangan pakai
2.               Prosedur Kerja
1.      Identifikasi pasien berisiko untuk perkembangan infeksi genitalia ,atau saluran slauran
reproduksi (misalnya keberdaan kateter yang tetap ,inkontensia fekal atau insisi bedah).
2.      Jekaskan prosedur dan tujuan pada pasien
3.      Persiapkan alat dan bahan
Bahan bahan tanbahan bila perawatan perinium di berikan selama waktu di luar mandi :
a.       Bola kapas atau lidi kapas
b.      Botol larutan atau tempat yang di isi air dengan air hangat atau larutan pembersih yang di
respkan
c.       Kanting tahan air
4.      Atur peralatan di sampinh tempat tidur
5.      Cuci tangan
6.      Tutup pintu kamar dan tutup jendela untuk menjaga privasi pasien.Tinggikan tempat tidur
sampai posisi kerja yang nyaman.
7.      Turunkan penghalang tempat tidur dan bantu pasien pada posisis miring ,letakkan handuk
sepanjang sisi badan pasien dan pertahankan pasien agar tertutup dengan selimut mandi
semaksimal mungkin.
8.      Kenakan sarung tangan sekali pakai
9.      Jika ada feses ,ambil popok atau tisu toilet dan bersihkan dengan usapan sekali buang.Bersihkan
bokong dan anus depan ke belakang .Bersihkan dan bilas dengan teliti.Keringkan secara
lengkap.Pindahkan dan buang popok dag anti dengan yang baru.
10.  Berikan perawatan genitilia
a.      Perawatn pada wanita
1.      Ganti sarung tangan jika sudah kotor
2.      Letakkan popok tahan air di bawah bokong pasien dengan posisi pasien supine(tambahan
:letakkan pispot di bawah pasien.
3.      Bantu pasien dengan posisi dorsal rekumben
4.      Lipat linen tempat tidur paling atas ke arah kaki tempat tidur dan angkat baju pasien sampai
daerah genitalia
5.      Bungkus pasien secara “DIAMOND” dengan menempatkan selimut mandi dengan satu ujung di
antara dua kaki ,satu ujung arah masing masing sisi tempat tidur ,dan satu ujung di atas dada.
6.      Naikkan penghalang tempat tidur.Isi baskom dengan air hangat
7.      Turunkan penghalang dan bantu pasien memfleksi lututnya dan pisahkan dua kaki terbuka.
8.      Lipat ujung bawah selimut mandi di antara ke dua tungkai pasien ke arah abdomen
9.      Bersihkan dan keringkan paha atas pasien .
10.  Bersihaka labia mayora
11.  Pisahkan labia dengan tangan tidak dominan untuk membuka meatus uretra dan orifisium
vagina.
12.  Jika pasien di atas pispot,siram air hangat di atas daerah perineum.
13.  Keringkan daerah perineum secara merata
14.  Lipat ujung bawah selimut mandi kembali di antara kaki pasien dan di atas perineum.Minta
pasien untuk menurunkan kaki da memeproleh posisi nyaman.
b.      Perawatan pada pria
a.       Ganti sarung tangan jika sudah kotor
b.      Turunkan penghalang ,turunkan ujung atas selimut mandi di bawah perineum pasien.Secara
lembut angkat penis dan letakkan handuk mandi di bawahnya.
c.       Secara lenbut raih tungkai penis.Jika pasien ereksi tangguhakan prosedur
d.      Cuci kepala penis pertama pada meatus urethra
e.       Kembalikan kulit luar ke posisi semula
f.        Cuci tangkai penis dengan usapan lembut tetapi tegas ke arah.Beri perhatian khusus pada
permukaan bawah penis.
g.       Bilas dan keringkan secara erata instruksikan pasien untuk membuka kaki sedikit.
h.       Secara lembut bersihkan skrotum.
i.         Lipat kembali selimut mandi di atas perineum dan bantu pasien kembali ke posisis yang nyaman
1.      Jika pasien mengalami inkontensia feses atau uirn gunakan lapisan tipis pelindung kulit yang
berisi petrolatum atau oksida pada anus dsan pada kulit
2.      Buka sarung tangan sekali pakai dan buang pada tempat sampah
3.      Bantu pasien memperoleh posisi yan nyaman dan tutup dengan selimut
4.      Angkat selimut andi dan buang semua linen tempat tidur yang kotor.
5.      Tinggikan penghalang dan turunkan posisi ke tempat tidur pada ketinngia yang sesuai
6.      Cuci tangan
7.      Inspeksi permukaan genitalia eksternal dan kulit sekitar terhadap
kemerahan,bengkak,kotoran,atau iritasi setelah pembersihan
8.      Jika kateter yang tetap berada pada tempatnya.
9.      Catat prosedur dan segala temuan yang tidak normal
e.      Perawatan hidung
Yang perlu dipersiapkan :
1.      Cutton bath
2.      Wash lap
3.      Kapas
Prosedurnya :
1.      Klien biasanya mengangkat sekresi hidung secara lembut dengan membersihkan ke dalam
dengan tisu lembut. Hal ini menjadi hygiene harian yang diperlukan. Perawat mencegah klien
jangan mengeluarkan kotoran dengan kasar karena mengakibatkan tekanan yang dapat
mencenderai gendang telinga, mukosa hidung, dan bahkan struktur mata yang sensitif.
Perdarahan hidung adalah tanda kunci dari pengeluaran yang kasar, iritasi mukosa, atau
kekeringan.
2.      Jika klien tidak dapat membuang sekresi nasal, perawat membantu dengan menggunakan
washlap basah atau aplikator kapas bertangkai yang dilembabkan dalam air atau salin. Aplikator
seharusnya jangan dimasukkan melebihi panjang ujung kapas. Sekresi nasal yang berlebihan
dapat juga dibuang dengan pengisap. Pengisap nasal merupakan kontraindikasi dalam
pembedahan nasal atau otak.
f.        Perawatan telinga
Yang perlu dipersiapkan :
1.      Cutton Bath
2.      Washlap
3.      Water pik
4.      Hidrogen proksida
Prosedurnya :
1.      Perawat membersihkan telinga klien merupakan bagian rutin dalam kegiatan mandi di tempat
tidur. Pembersihan berakhir dengan washlap yang dilembabkan, dirotasikan ke kanal telinga
dengan lembut, kerja terbaik untuk pembersihan.
2.      Ketika serumen tampak, penarikan kembali ke bawah secara lembutpada jalan masuk kanal
telinga dapat menyebabkan lilin melonggar dan keluar.
3.      Perawat menginstruksi klien untuk tidak pernah menggunakan benda tajam seperti peniti dan
tusuk gigi untuk mengeluarkan lilin telinga. Penggunaan benda itu dapat menyebabkan trauma
pada kanal telinga dan ruptur membran timpani. Penggunaan aplikator kapas bertangkai juga
harus dihindari karena akan menyebabkan lilin terjepit dalam kanal.
4.      Anak-anak dan lasia umumnya mempunyai serumen yang keras. Serumen yang berlebihan atau
terjepit biasanya dapat dipindahkan hanya dengan irigasi. Prosedur pertama yaitu pemasukan tiga
tetes gliserin pada waktu tidur untuk melembutkan lilin, dan tiga tetes hidrogen peroksida dua
kali sehari untuk melunakkan lilin (Phipps, dkk, 1995).
5.      Kemdian pemasukan kira-kira 250 ml air hangat (37o C) ke kanal telinga luar yang akan
membersihkan lilin yang telah lunak secara mekanis. Air dingin atau panas dapat menyebabkan
normal atau muntah.
6.      Klien dapat duduk atau berbaring di samping telinga yang terkena menghadap ke sebelah atas.
Perawat meletakkan mangkok piala ginjal di bawah telinga yang terkena untuk menangkap
larutan irigasi. Water Pik atau pentolan spuit irigasi dapat digunakan mengirigasi ke dalam kanal
telinga. Ujung spuit atau Water Pik seharusnya tidak mengoklusi kanal telinga untuk
menghindari penggunaan tekanan terhadap membran timpani. Irigasi ringan diarahkan pada atas
kanal yang melunakkan serumen dari samping kanal telinga. Setelah kanal bersih, perawat
menyeka setiap pelembab dari telinga klien dan memeriksa kanal dari serumen yang masih
tertinggal
g.      Oral hygiene
Hygiene mulut
Pasien immobilisasi terlalu lemah untuk melakukan perawatan mulut, sebagai akibatnya
mulut menjadi terlalu kering atau teriritasi dan menimbulkanbau tidak enak. Masalah ini dapat
meningkat akibat penyakit atau medikasi yangdigunakan pasien. Perawatan mulut harus
dilakukan setiap hari dan bergantung terhadap keadaan mulut pasien. Gigi dan mulut merupakan
bagian penting yang harus dipertahankan kebersihannya sebab melalui organ ini berbagai kuman
dapat masuk.
Hygiene mulut membantu mempertahankan status kesehatan mulut, gigi, gusi, danbibir,
menggosok membersihkan gigi dari partikel – partikel makanan, plak, bakteri,memasase gusi,
dan mengurangi ketidaknyamanan yang dihasilkan dari bau dan rasayang tidak
nyaman.Beberapa penyakit yang mungkin muncul akibat perawatan gigi dan mulutyang buruk
adalah karies, gingivitis (radang gusi), dan sariawan.
Hygiene mulut yangbaik memberikan rasa sehat dan selanjutnya menstimulasi nafsu makan.
Tujuan perawatan hygiene
Mulut pasien adalah pasien akan memiliki mukosa mulut utuhyang terhidrasi baik serta
untuk mencegah penyebaran penyakit yang ditularkanmelalui mulut (misalnya tifus, hepatitis),
mencegah penyakit mulut dan gigi,meningkatkan daya tahan tubuh, mencapai rasa nyaman,
memahami praktik hygiene mulut dan mampu melakukan sendiri perawatan hygiene mulut
dengan benar
b. Perawatan Gigi
Menggosok gigi adalah cara yang umum dianjurkan untuk membersihkan deposit lunak pada
permukaan gigi dan gusi.
Alat dan bahan
1. Handuk dan kain pengalas
2. Gelas kumur berisi:
a. Air masak/NaCl
b. Obat kumur
c. Borax gliserin
3. Spatel lidah yang telah dibungkus dengan kain kasa
4. Kapas lidi
5. Bengkok
6. Kain kasa
7. Pinset atau arteri klem
8. Sikat gigi dan pasta gigi
D. Prosedur kerja
1. Untuk pasien tidak sadar
1. Jelaskan prosedur pada klien/keluarga klien
2. Cuci tangan
3. Atur posisi dengan posisi tidur miring kanan/kiri
4. Pasang handuk dibawah dagu/pipi klien
5. Ambil pinset dan bungkus dengan kain kasa yang dibasahi dengan air hangat/masak
6. Gunakan tong spatel (sudip lidah) untuk membuka mulut pada saat membersihkan gigi/mulut
7. Lakukan pembersihan dimulai dari diding rogga mulut, gusi, gigi, dan lidah/
8. Keringkan dengan kasa steril yang kering
9. seeleh bersih, oleskan dengan Borax gliserin
10. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.
Untuk pasien sadar, tetapi tidak mampu melakukan sendiri
1. Jelaskan prosedur pada klien
2. Cuci tangan
3. Atur posisi dengan duduk
4. Pasang handuk dibawah dagu
5. Ambil pinset dan bungkus dengan kain kasa yang dibasahi dengan air hangat/masak
6. Kemudian bersihkan pada daerah mulut mulai rongga mulut, gisi, gigi dan lidah, lalu bilas
dengan larutan NaCl.
7. Setelah bersih oleskan dengan borax gliserin
8. Untuk perawatan gigi lakukan penyikatan dengan gerakan naik turun
9. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.
2. Pembersihan gigi palsu
a.      Alat dan bahan
1.      Sikat gigi bebulu lembut
2.      Sikat gigi untuk gigi palsu
3.      Nirbekken
4.      Detrifikasi gigi palsu atau pasta gigi
5.      Gelas air
6.      Kasa tunggal 4x4
7.      Waslap
8.      Cangkir plastik gigi palsu
9.      Sarung tanga sekali pakai
h.      Prosedur perawatan gigi palsu
1.      Jelaskan prosedur pada pasien yang akan di lakukan perawata gigi palsu
2.      Cuci tangan
3.      Isi mangkok piala ginjal setengah dengan air biasa atau letakkan waslap pada westafel dan
nyalakan air sampai terisi kurang lebih 2.5 cm
4.      Kenakan sarung tangan sekali pakai
5.      Minta pasien untuk membuka gigi palsunya.
6.      Gunakan detrifikasi pada gigi palsu dan sikat permukaan gigi palsu.Pegang gigi palsu di dekat
air.Pegang sikat secara horizontal dan gunakan gerakan ke belakang dan ke depan untuk
membersihkn permukaan penggigit pada permukaan gigi sebelah luar.Pegang sikat secara
vertikal dan gunakan gosokan pendek untuk membersihkan permukaan dalam gigi. Pegang sikat
secara horizontal dan gunakan gerakan ke belakang dan ke depan untuk membersihkn
permukaan penggigit pada permukaan dalam gigi.
7.      Bilas gigi palsu dengan air biasa
8.      Kembalikan gigi paslu pada paisen atau simpan dalam air biasa di dalam cangkir plastik
9.      Kosongkan mangkok nirbekken dan tambahkan air dingin.Berikan pasta gigi pasa sikat gigi
lembut,dan sikat gusi ,langit langit dan lidah dengan lembut
10.  Minta pasien untuk berkumur
11.  Masukan kembali gigi palsu jika pasien menginginkan.
12.  Buang srung tangan pada tempat sampah.Bersihkan dan simpan baha bahan .Cuci tngan
13.  Tanyakan pada pasien jika gigi palsu terasa nyaman
14.  Catat prosedur pada flowsheet atau catatn perawat.

8. 2.1 Definisi Pemeriksaan Fisik

            Pemeriksaan fisik berasal dari kata “Physical Examination” yang artinya memeriksa tubuh. Jadi
pemeriksaan fisik adalah memeriksa tubuh dengan atau tanpa alat untuk tujuan mendapatkan informasi
atau data yang menggambarkan kondisi klien yang sesungguhnya.

            Adapun definisi Pemeriksaan Fisik menrut para ahli diantaranya adalah :

1.  Pemeriksaan fisik merupakan peninjauan dari ujung rambut sampai ujung kaki pada setiap system tubuh
yang memberikan informasi objektif tentang klien dan memungkinkan perawat untuk mebuat penilaian
klinis. Keakuratan pemeriksaan fisik mempengaruhi pemilihan terapi yang diterima klien dan penetuan
respon  terhadap terapi tersebut. ( Potter dan Perry, 2005 ).

2.    Pemeriksaan fisik dalah pemeriksaan tubuh klien secara keseluruhan atau hanya bagian tertentu yang
dianggap perlu, untuk memperoleh data yang sistematif dan komprehensif, memastikan/membuktikan
hasil anamnesa, menentukan masalah dan merencanakan tindakan keperawatan yang tepat bagi
klien. ( Dewi Sartika, 2010 ).

3.   Pemeriksan fisik adalah pemeriksaan tubuh untuk menentukan adanya kelainan-kelainan dari suatu
sistim atau suatu organ tubuh dengan cara melihat (inspeksi), meraba (palpasi), mengetuk (perkusi) dan
mendengarkan (auskultasi). ( Raylene M Rospond,2009; Terj D. Lyrawati,2009 ).

2.2 Tujuan dan Manfaat dari Pemeriksaan Fisik

1.      Tujuan Pemeriksaan Fisik

            Secara umum, pemeriksaan fisik yang dilakukan bertujuan:

a.     Untuk mengumpulkan data dasar tentang kesehatan klien.

b.    Untuk menambah, mengkonfirmasi, atau menyangkal data yang diperoleh dalam riwayat  keperawatan.

c.      Untuk mengkonfirmasi dan mengidentifikasi diagnosa keperawatan.

d. Untuk membuat penilaian klinis tentang perubahan status kesehatan klien dan  penatalaksanaan.

e.      untuk mengevaluasi hasil fisiologis dari asuhan.

2.      Manfaat Pemeriksaan Fisik

a.    Sebagai data untuk membantu perawat dalam menegakkan diagnose keperawatan.

b.    Mengetahui masalah kesehatan yang di alami klien.

c.    Sebagai dasar untuk memilih intervensi keperawatan yang tepat.

d.   Sebagai data untuk mengevaluasi hasil dari asuhan keperawatan.


2.3  Metode dan teknik pemeriksaan fisik
1.      Inspeksi
             Inspeksi adalah pemeriksaan dengan menggunakan indera penglihatan, pendengaran dan
penciuman. Inspeksi umum dilakukan saat pertama kali bertemu pasien. Suatu gambaran atau kesan
umum mengenai keadaan kesehatan yang di bentuk. Pemeriksaan kemudian maju ke suatu inspeksi
local yang berfokus pada suatu system tunggal atau bagian dan biasanya mengguankan alat khusus
seperti optalomoskop, otoskop, speculum dan lain-lain (Laura A.Talbot dan Mary Meyers, 1997).
Inspeksi adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan cara melihat bagian tubuh yang diperiksa melalui
pengamatan (mata atau kaca pembesar). (Dewi Sartika, 2010)

            Fokus inspeksi pada setiap bagian tubuh meliputi : ukuran tubuh, warna, bentuk, posisi,
kesimetrisan, lesi, dan penonjolan/ pembengkakan. setelah inspeksi perlu dibandingkan hasil normal
dan abnormal bagian tubuh satu dengan bagian tubuh lainnya.

2.      Palpasi

          Palpasi adalah pemeriksaan dengan menggunakan indera peraba dengan meletakkan tangan pada
bagian tubuh yang dapat di jangkau tangan (Laura A.Talbot dan Mary Meyers, 1997).

         Palpasi adalah teknik pemeriksaan yang menggunakan indera peraba; tangan dan jari-jari, untuk
mendeterminasi ciri2 jaringan atau organ seperti: temperatur, keelastisan, bentuk, ukuran, kelembaban
dan penonjolan.(Dewi Sartika,2010)

          Hal yang di deteksi adalah suhu, kelembaban, tekstur, gerakan, vibrasi, pertumbuhan atau massa,
edema, krepitasi dan sensasi.

3.      Perkusi

           Perkusi adalah pemeriksaan yang meliputi pengetukan permukaan tubuh unutk menghasilkan
bunyi yang akan membantu dalam penentuan densitas, lokasi, dan posisi struktur di bawahnya (Laura
A.Talbot dan Mary Meyers, 1997).
          Perkusi adalah pemeriksaan dengan jalan mengetuk bagian permukaan tubuh tertentu untuk
membandingkan dengan bagian tubuh lainnya (kiri/kanan) dengan menghasilkan suara, yang bertujuan
untuk mengidentifikasi batas/ lokasi dan konsistensi jaringan (Dewi Sartika, 2010).

4.       Auskultasi

         Auskultasi adalah tindakan mendengarkan bunyi yang ditimbulkan oleh bermacam-macam organ
dan jaringan tubuh (Laura A.Talbot dan Mary Meyers,6666 1997).

          Auskultasi adalah pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan cara mendengarkan suara yang
dihasilkan oleh tubuh. Biasanya menggunakan alat yang disebut dengan stetoskop. Hal-hal yang
didengarkan adalah : bunyi jantung, suara nafas, dan bising usus.(Dewi Sartika, 2010)

 2.4 Tanda – Tanda Vital

          Tanda – tanda vital merupakan cara yang cepat dan efisien dalam memantau kondisi klien atau
mengidentifikasi masalah dan mengevaluasi respons terhadap intervensi yang diberikan. Penggunaan
tanda – tanda vital memberikan data dasar untuk mengetahui respons terhadap stress
fisiologi/psikologi, respons terapi medis dan keperawatan. Hal ini sangatlah penting sehingga disebut
tanda – tanda vital.

            Waktu untuk mengukur tanda – tanda vital:

1.    Saat klien pertama kali masuk ke fasilitas

2.    Saat memeriksa klien pada kunjungan rumah

3.    Di rumah sakit/fasilitas kesehatan dengan jadwal rutin sesuai program

4.    Sebelum dan sesudah prosedur bedah atau diagnostic invasif

5.    Sebelum, saat, dan setelah transfuse darah

6.    Saat keadaan umum klien berubah

7.    Sebelum, saat, dan sesudah pemberian obat.

8.    Sebelum dan sesudah intervensi keperawatan yang mempengaruhi tanda – tanda vital

9.    Saat klien mendapat gejala fisik yang non spesifik


10.    Menggigil adalah respon tubuh terhadap perbedaan suhu dalam tubuh.

1. Jenis Tanda – tanda vital

a.    Tekanan Darah

        Tekanan darah adalah tekanan yang ditimbulkan pada dinding arteri. Darah mengalir karena adanya
perubahan tekanan, dimana terjadi perpindahan dari area bertekanan tinggi ke area bertekanan rendah.
Tekanan puncak terjadi saat ventrikel berkonstraksi dan disebut tekanan sistolik. Tekanan darah sistemik
atau arterial merupakan indicator yang paling baik untuk kesehatan kardiovaskuler. Tekanan diastolic
adalah tekanan terendah yang terjadi saat jantung beristirahat. Tekanan darah biasanya digambarkan
sebagai rasio tekanan sistolik terhadap tekanan diastolic, dengan nilai dewasa normalnya berkisar dari
100/60 – 140/90. Rata – rata tekanan darah normal biasanya 120/80.

          Menurut Hayens (2003) tekanan darah timbul ketika bersikulasi di , pembuluh darah berperan
penting dalam proses ini di mana jantung sebagai pompa muscular yang menyuplai  tekanan untuk
menggerakkan darah dan pembuluh darah yang memiliki dinding yang elastic dan ketahanan yang  kuat.
Tekanan darah di ukur dalam satuan millimeter air raksa (mmHg). Untuk mengukur tekanan darah maka
perlu dilakukan pengukuran darah secara rutin.

         Pemeriksaan tekanan darah

          Alat yang digunakan tensi meter, stetoskop,dan buku catatan.

         Pelaksanaan:

a)    Menjelaskan tindakan yang akan dilakukan.

b)   Mendekatkan alat kesamping klien.

c)    Mencuci tangan dan memakai sarung tangan.

d)   Mengatur posisi klien.

e)    Membuka pakaian yang menutupi lengan atas.

f)    Membalutkan kantong tensi meter pada lengan atas kira – kira 3 cm di atas fosa cubiti, dengan tinta
karet di sebelah luar lengan, balutkan tapi jangan terlalu kencang.
g)   Memakai stetoskop.

h) Meraba detik arteri brakialis dengan ujung tengah dan jari telunjuk. Pastikan tidak diperkenankan
menggenggamkan tangan atau menempelkan tangannya.

i)     Meletakkan piringan stetoskop diatas arteri brakialis.

j)     Mengunci skrup balon karet.

k)   Memompakan udara kedalam kantong dengan cara memijat balon berulang – ulang, air raksa didalam
pipa naik, dipompa terus sampai denyut arteri tidak terdengar lagi.

l)     Membuka sekrup balon dengan menurunkan tekanan dengan perlahan

m) Mendengar denyut dengan teliti dan memperhatikan sampai angka berapa pada skala mulai terdengar
denyut pertama dan mencatat sebagai tekanan sistole.

n)   Meneruskan membuka skrup tadi perlahan – lahan sampai suara nadi terdengar lambat dan menghilang,
dicatat sebagai tekanan diastole.

o)   Membuka kantong karet, digulung dengan rapi.

p)   Mengunci tensi meter ke arah.

q)   Merapikan pasien, membereskan alat, mencuci tangan, dan mendokumentasikan.

BATASAN NORMAL TEKANAN DARAH

Umur Tekanan sistolik/disatolik (mmHg)

1 bulan 86/54

6 bulan 90/60

1 tahun 96/65

2 tahun 99/65

4 tahun 99/65

6 tahun 100/60
8 tahun 105/60

10 tahun 110/60

12 tahun 115/60

14 tahun 118/60

16 tahun 120/65

b.    Nadi

            Nadi adalah gerakan atau aliran darah pada pembuluh darah arteri yang dihasilkan oleh kontraksi
dari ventrikel kiri jantung. Denyut nadi adalah rangsangan kontraksi jantung yang dimulai dari nodes
sinouri atau nodus sinos atrial yang merupakan bagian atas serambi kanan jantung. Salah satu indikator
kesehatan jantung adalah terjadinya peningkatan denyut nadi pada saat beristirahat. Pemeriksaan nadi
sangat penting dilakukan agar petugas kesehatan yang melakukan pemeriksaan nadi dapat mengetahui
keadaan nadi (frekuensi irama dan kuat lemah nadi ). Mengukur denyut nadi yang terasa pada
pembuluh darah arteri yang disebabkan oleh gelombang darah yang mengalir di dalamnya sewaktu
jantung memompa darah ke dalam aorta atau arteri.

       Adapun tujuan dari pemeriksaan nadi adalah untuk mengetahui kerja jantung, untuk menegetahui
jumlah denyut jantung yang terasa pada pembuluh darah, untuk menentukan denyut nadi normal atau
tidak.

         Kecepatan denyut jantung bereaksi pada rangsangan yang ditimbulkan oleh system saraf simpatis
dan saraf parasimpatis. Beberapa hal yang mempengaruhi jumlah denyut: emosi, nyeri, aktivitas, dan
obat-obatan. Kecepatan denyut nadi bertambah bila tekanan darah turun karena jantung berusaha
meningkatkan keluarnya darah.

         Pemeriksaan nadi

          Alat yang digunakan dalam pemeriksaan nadi terdiri dari: Alat penghitung denyut nadi, jam
tangan / arloji dan buku catatan.
         Pelaksanaan

a)    Menjelaskan tindakan yang akan dilakukan

b)   Mempersiapkan alat yang dibutuhkan

c)    Membawa alat kedekat pasien

d)   Mengatur posisi pasien

e)    Meraba / menghitung denyut nadi pada tempat-tempat denyut nadi( temporalis, karotis, apikal,
brakialis, radialis, femoralis, poplitea, tibialis posterior, dorsalis pedis), sesuai keadaan umum pasien .

f)    Menghitung dengan ujung jari kedua, ketiga, empat dan tekan dengan lembut

g) Mengetahui atau melaksanakan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menghitung denyut jantung

h) Jika denyut teratur hitung selama 30 detik dan kalikan hasilnya dengan 2. Apabila denyut tidak teratur
dan pada paien yang baru dilakukan pemeriksaan hitung selama 1 menit penuh.

i)     Mencuci tangan

j)     Mencatat hasil.

         Masalah Yang Harus Dikaji Pada Pemeriksaan Nadi

a.    Kecepatan Nadi (Pulse Rate)

     Pulse Rate  (jumlah denyutan perifer yang dirasakan selama 1 menit) à dihitung dengan menekan
arteri perifer dengan menggunakan ujung jari

b.   Tachycardia: nadi >100 -150 x/mntà jantung overwork à oksigenasi sel tidak  adequat

c.    Palpitasi : perasaan berdebar-debar, sering menyertai tachycardi

d.   Bradycardia : denyut nadi < 60 x/mnt àkejadian lebih sedikit dibandingkan tachycardia

BATASAN NORMAL NADI


Usia Denyut nadi (x/permenit)

Balita 120-160

Anak 90 – 140

Pra sekolah 80 – 110

Sekolah 75 – 100

Remaja 60 – 90

Dewasa 60-100

c.         Pernafasan

            Pernafasan atau respirasi adalah peristiwa menghirup udara dari luar yang mengandung O2
(oksigen) ke dalam tubuh, serta menghembuskan udara yang banyak mengandung CO2 (karbon
dioksida) sebagai sisa dari oksidasi keluar tubuh. Penghisapan ini disebut inspirasi dan menghembuskan
disebut ekspirasi. Secara normal orang dewasa bernafas kira – kira 16 – 20 x/menit, sementara bayi dan
anak kecil lebih cepat daripada orang dewasa. Naiknya kecepatan bernafas disebut polypnea. Jika suhu
badan naik kecepatan bernafas bertambah, karena tubuh berusaha melepaskan diri dari kelebihan
panas.

           

      Pemeriksaan pernafasan merupakan pemeriksaan yang dilakukan untuk menilai proses pengambilan
oksigen dan pengeluaran karbon dioksida. Pemeriksaan ini bertujuan untuk menilai frekuensi, irama,
kedalaman dan tipe atau pola pernafasan.

            Adapun faktor – faktor yang mempengaruhi pola pernafasan:

a)      Faktor fisiologis

      Menurunnya kemampuan meningkatkan O2 seperti pada anemia.

    Menurunnya konsentrasi O2 yang diinspirasi seperti obstruksi saluran pernafasan bagian atas.

      Hivopolemia sehingga tekanan darah menurun yang mengakibatkan terganggunya O2.


   Kondisi yang mempengaruhi pergerakan dinding dada seperti pada kehamilan, obeisitas, penyakit kronis,
seperti TBC paru.

b)     Faktor perkembangan

      Anak usia sekolah dan remaja, resiko infeksi saluran pernafasan dan merokok

  Dewasa, muda dan pertengahan, diet yang tidak sehat, kurang aktivitas, stress yang mengakibatkan
penyakit jantung dan paru.

   Dewasa tua adanya proses penuaan yang mengakibatkan kemungkinan arteriosklerosis, elastisitas
menurun.

c)      Faktor perilaku

      Nutrisi

      Exercise: akan meningkatkan kebutuhan oksigen

      Merokok: nikotin menyebabkan fase konstruksi pembuluh darah perifer dan koroner.

      Kecemasan

d)     Faktor lingkungan

      Tempat kerja

      Suhu lingkungan

      Ketinggian dari permukaan air laut

            Selain itu ada juga faktor yang meningkatkan frekuensi pernafasan diantaranya adalah
olahraga, stress, peningkatan suhu lingkungan, dan penurunan konsentrasi oksigen pada darah yang
tinggi.

            Tujuan dari pemeriksaan atau menghitung pernafasan adalah untuk mengetahui keadaan umum
pasien, untuk mengikuti perkembangan penyakit dan untuk membantu menentukan salah satu
penyokong diagnose.
         Pemeriksaan atau menghitung pernafasan :

     Alat yang digunakan dalam menghitung pernapasan diantaranya adalah jam tangan/arloji dan buku
catatan.

         Pelaksanaan

a)    Menjelaskan tindakan yang akan dilakukan

b)   Membawa alat kesamping klien

c)    Mencuci tangan

d)  Hitunglah naik turunnya dada klien (pernafasan) sambil memegang arteri radialis dan menekukkan ke
dada klien seperti pura – pura menghitung denyut nadi (mengupayakan agar pasien tidak merasa di
observasi).

e)    Jika irama respirasi teratur hitung selama 30 detik dan kalikan hasilnya dengan dua. Jika irama respirasi
tidak teratur hitung selama 1 menit penuh

f)    Membereskan alat

g)   Mencuci tangan dan mencatat hasil

BATASAN NORMAL PERNAFASAN

Usia Frekuensi (x/menit)

Balita 30 – 60

Anak 30 – 50

Pra sekolah 25 – 32

Sekolah 20 – 30

Remaja 16 – 19

Dewasa 12 – 20

d.      Suhu
            Pemeriksaan suhu merupakan salah satu pemeriksaan yang digunakan untuk menilai kondisi
metabolisme dalam tubuh , dimana tubuh menghasilkan panas secara kimiawi melalui metabolisme
darah. Suhu tubuh perlu dijaga keseimbangannya, yaitu antara jumlah panas yang hilang dengan jumlah
panas yang diproduksi. Proses pengaturan suhu terletak pada hypothalamus dalam sistem saraf pusat.
Bagian depan hypothalamus dapat mengatur pembuangan panas dan bagian hypothalamus belakang
mengatur upaya penyimpanan panas.      Perubahan suhu tubuh diluar kisaran normal akan
mempengaruhi titik pengaturan hypothalamus. Perubahan ini berhubungan dengan produksi panas
berlebihan, kehilangan panas minimal, atau kombinasi hal di atas. Sifat perubahan akan mempengaruhi
jenis masalah klinis yang dialami klien

            Adapun faktor yang mempengaruhi suhu tubuh diantaranya adalah :

a)      Usia : pengaturan suhu tubuh tidak stabil sampai pubertas, lansia sangat sensitif terhadap suhu yang
ekstrem.

b)      Olahraga: meningkatkan produksi panas.

c)      Kadar hormon: perempuan mengalami frekuensi suhu tubuh yang lebih besar dari laki – laki.

d)     Lingkungan : suhu tubuh secara normal berubah 0,5˚ selama 24 jam titik terendah pada pukul 1 – 4 dini
hari.

         Pemeriksaan suhu

a.      Dimulut Atau Oral

      Alat yang digunakan :

a)      Thermometer oral

b)      Botol berisi larutan sabun

c)      Botol larutan desinfektan

d)     Botol berisi air bersih  didalamnya, dialasi dengan kain kasa

e)      Potongan tertutup pada tempatnya

f)       Bengkok

g)      Alat tulis
         Pelaksanaan :

a)      Mencuci tangan

b)      Menjelaskan tindakan yang akan dilakukan

c)      Mengatur posisi pasien (duduk/tidur)

d)     Thermometer diperiksa apakah air raksa sudah turun jika belum ayun – ayun dengan hati – hati sampai
air raksa penuh pada titik angka terendah (dibawah 35˚c).

e)   Anjurkan pasien untuk membuka mulut, letakkan reservoin thermometer dibawah lidah kemudian
anjurkan pasien untuk menutup mulut.

f)       Tunggu 10 menit, keluarkan thermometer dan keringkan dengan silstep 1 kali dengan tekanan yang
mantab dari atas ke reservoin dengan putaran.

g)    Baca hasilnya dengan meletakkan thermometer horizontal setinggi mata putar – putar diantaranya jari
sampai batas air raksa jelas.

h)     Catat hasil di buku catatan.

    

b.      Diketiak/ aksila

      Alat yang digunanakan :

a)      Thermometer Aksila.

b)      Botol Berisi Larutan Sabun.

c)      Botol Berisi Larutan Desinfektan.

d)     Botol Berisi Air Bersih Didalamnya, Dialasi Dengan Kain Kasa.

e)      Potongan Tertutup Pada Tempatnya.

         Pelaksanaan
a) menempatkan thermometer ke tengah ketiak, turunkan lengan dan silangkan lengan di bawah klien.

b)   Biarkan thermometer di tempat tersebut.

         Termomter air raksa 5 – 10 menit.

         Thermometer digital sampai sinyal terdengar.

c)   Keluarkan thermometer dengan hati – hati.

d) Lap thermometer memakai tisu dengan gerakan memutar dari arah atas ke reservoir, buang tisu di
bengkok.

e)   Baca air raksa atau digitalnya.

f)    Membantu klien merapikan bajunya.

g)  Menurunkan tingkat air raksa atau mengembalikan thermometer digital ke skala awal.

h)   Mengembalikan thermometer pada tempatnya

i)     Melepas sarung tangan dan mencuci tangan

j)     Mencatat hasil

  

a.       Dianus Atau Rectal

      Alat yang digunakan diantaranya adalah:

a)    Thermometer rektal

b)   Botol berisi larutan sabun

c)    Botol berisi larutan desinfektan

d)   Botol berisi air bersih didalamnya dialasi dengan kain kasa

e)    Potongan tertutup pada tempatnya

f)    Bengkok

g)   Alat tulis
h)   Buku catatan

                      

      Pelaksanaan :

a)   Menjelaskan pada klien tentang tindakan yang akan dilakukan

b)   Mendekatkan alat ke samping klien

c)   Mencuci tangan dan memakai sarung tangan

d)  Memasang tirai

e)   Membuka pakaian bawah

f)    Mengatur posisis klien

g)   Dewasa : SIM atau miring dan kaki sebelah atas tekuk ke arah perut

h)   Bayi atau anak : tengkurap atau terlentang

i)     Melumasi ujung thermometer dengan Vaseline

  j)   Membuka anus dengan menaikkan bokong atas dengan tangan kiri (untuk orang dewasa).

  k)  Minta klien menarik nafas dalam dan memasukkan thermometer secara perlahan ke dalam anus sekitar
3,5 cm pada orang dewasa. Dan pada bayi 1,2 – 2,5 cm.

  l)      Pegang thermometer di tempatnya selama 2 – 3 menit (orang dewasa) dan 5 menit (untuk orang laki –
laki).

 m)    Keluarkan thermometer dengan hati – hati.

 n) Lap thermometer memakai tisu dengan gerakan memutar dan buang tisu ke bengkok.

  o)     Baca air raksa dan digitalnya.

  p)     Merapikan pasien.

  q)      Membersihkan thermometer air raksa.

  r)   Menurunakn tingkat air raksa atau mengembalikan thermometer digital ke skala awal.

  s)      Mengembalikan thermometer pada tempatnya.


  t)       Melepas sarung tangan.

 u)      Mencuci tangan.

 v)      Mencatat hasil.

BATASAN NORMAL PEMERIKSAAN SUHU

Usia Suhu (Derajat Celcius)

3 bulan 37,5

1 tahun 37,7

3 tahun 37,2

5 tahun 37,0

7 tahun 36,8

9 tahun 36,7

13 tahun 36,6

2.5 Pengertian Pemeriksaan Head To Toe


            Pemeriksaan fisik adalah tindakan keperawatan untuk mengkaji bagian tubuh pasien baik secara
lokal atau  (head to toe) guna memperoleh informasi/data dari keadaan pasien secara komprhensif 
untuk menegakkan suatu diagnosa keperawatan maupun kedokteran.

            Tujuan dari pemeriksaan head to toe adalah untuk mencari masalah keperawatan, untuk
menegakkan/merumuskan diagnose keperawatan /kedokteran, dan untuk membantu proses rencana
keperawatan dan pengobatan.

            Adapun prosedur tindakan dari pemeriksaan fisik secara head to toe yaitu setiap Tahap-tahap
pemeriksaan fisik harus dilakukan secara urut dan menyeluruh dan dimulai dari bagian tubuh sebagai
berikut:

1.      Kulit, rambut dan kuku.


2.      Kepala meliputi: mata, hidung, telinga dan mulut.

3.      Leher : posisi dan gerakan trachea, JVP

4.      Dada : jantung dan paru.

5.      Abdomen: pemeriksaan dangkal dan dalam.

6.      Genetalia.

7.      Kekuatan otot /musculosekletal.

8.      Neurologi.

1.      Pemeriksaan Kulit, Rambut Dan Kuku

a.    Kulit

        Pemeriksaan kulit bertujuan untuk mengetahui turgor kulit dan tekstur kulit, serta untuk
mengetahui adanya lesi atau bekas luka. Tindakan yang dilakukan dalam pemeriksaan kulit yaitu dengan
cara:

a)   Inspeksi: lihat ada/tidak adanya lesi, hiperpigmentasi (warna kehitaman/kecoklatan), edema, dan
distribusi rambut kulit.

b)   Palpasi: di raba dan tentukan turgor kulit elastic atau tidak, tekstur : kasar /halus, suhu : akral dingin
atau hangat.

b.   Rambut

        Pemeriksaan rambut bertujuan untuk mengetahui warna, tekstur dan percabangan pada rambut
serta untuk mengetahui mudah rontok dan kotornya rambut. Tindakan yang dapat dilakukan dalam
pemeriksaan rambut yaitu dengan :        

a)   Inspeksi: disribusi rambut merata atau tidak, kotor atau tidak, bercabang.

b)   Palpasi: mudah rontok/tidak, tekstur: kasar/halus.

c.    Kuku

        Pemeriksaan kuku bertujuan untuk mengetahui keadaan kuku: warna dan panjang dan untuk
mengetahui kapiler refill. Tindakan yang dapat dilakukan dalam pemeriksaan kuku yaiu dengan cara :
a)   Inspeksi: catat mengenai warna : biru: sianosis, merah: peningkatan visibilitas Hb, bentuk: clubbing
karena hypoxia pada kangker paru, beau’s lines pada penyakit difisisensi fe/anemia fe.

b)   Palpasi: catat adanya nyeri tekan, dan hitung berapa detik kapiler refill (pada pasien hypoxia lambat s/d
5-15 detik.

2.      Pemeriksaan Kepala

     Pemeriksaan kepala bertujuan untuk mengetahui bentuk dan fungsi kepala serta untuk mengetahui
luka dan kelainan pada kepala. Tindakan yang apat dilakukan dalam pemeriksaan kepala yaitu dengan
cara:

a.   Inspeksi: Lihat kesimetrisan wajah jika, muka ka.ki berbeda atau misal lebih condong ke kanan atau ke
kiri itu menunjukan ada parese/kelumpuhan, contoh: pada pasien SH.

b. Palpasi: Cari adanya luka, tonjolan patologik, dan respon nyeri dengan menekan kepala sesuai
kebutuhan.

3.         Pemeriksaan Mata

           Pemeriksaan mata bertujuan untuk mengetahui bentuk dan fungsi mata (medan pengelihatan,
visus dan otot-otot mata) dan untuk mengetahui adanya kelainan atau peradangan pada mata. Tindakan
yang dapat dilakukan dalam pemeriksaan mata dapat dilakukan dengan cara:

a. Inspeksi : Kelopak mata ada radang atau tidak, kesimetrisan kanan dan kiri, reflek kedip baik/tidak,
konjungtiva dan sclera: merah/konjungtivitis, ikterik/indikasi hiperbilirubin/gangguan pada hepar, pupil:
isokor kanan atau kiri (normal), miosis/mengecil, pin point/sangat kecil (suspek SOL), 
medriasis/melebar/dilatasi (pada pasien sudah meninggal).

b.   Inspeksi Gerakan Mata

a)    Anjurkkan pasien untuk melihat lurus ke depan.

b)   Amati adanya nistagmus atau gerakan bola mata ritmis (cepat/lambat).

c)    Amati apakah kedua mata memandang ke depan atau ada yang deviasi.

d)   Beritahu pasien untuk memandan dan mengikuti jari anda, dan jaga posisi kepala pasien tetap lalu
gerakkan jari ke 8 arah untuk mengetahui fungsi otot-otot mata.
c.     Inspeksi Medan Pengelihatan

a)    Berdirilah didepan pasien.

b)   Kaji kedua mata secara terpisah yaitu dengan menutup mata yang tidak di periksa.

c)  Beritahu pasien untuk melihat lurus ke depan dan memfokuskan pada satu titik pandang, misal: pasien
disuruh memandang hidung pemeriksa.

d) Kemudian ambil benda/ballpoint dan dekatkan kedepan hidung pemeriksa kemudian tarik atau jauhkan
kesamping ka.ki pasien, suruh pasien mengatakan kapan dan dititik mana benda mulai tidak terlihat
(ingat pasien tidak boleh melirik untuk hasil akurat).

d.        Pemeriksaan Visus Mata

a)   Siapkkan kartu snllen (dewasa huruf dan anak gambar).

b)   Atur kursi pasien, dan tuntukan jarak antara kursi dan kartu, misal 5 meter (sesuai kebijakkan masing
ada yang 6 dan 7 meter).

c)   Atur penerangan yang memadai, agar dapat melihat dengan jelas.

d)  Tutup mata yang tidak diperiksa dan bergantian kanan kiri.

e)  Memulai memeriksa dengan menyuruh pasien membaca dari huruf yang terbesar sampai yang terkecil
yang dapat dibaca dengan jelas oleh pasien.

f)    Catat hasil pemeriksaan dan tentukan hasil pemeriksaan.

e.   Palpasi: Tekan secara ringan untuk mengetahui adanya TIO (tekanan intra okuler) jika ada peningkatan
akan teraba keras (pasien glaucoma/kerusakan dikus optikus), kaji adanya nyeri tekan.

4.      Pemeriksaan Hidung

         Pemeriksaan hidung bertujuan untuk mengetahui bentuk dan fungsi hidung serta untuk
mengetahui adanya inflamasi/sinusitis. Tindakan yang dapat dilkakukan dalam pemeriksaan yaiu dengan
cara:

a.    Inspeksi: melihat kesimetrisan hidung, melihat ada atau tidak inflamasi, dan secret.

b.   Palpasi: apakah ada nyeri tekan, massa.


5.      Pemeriksaan Telinga

        Pemeriksaan telinga bertujuan untuk mengetahui keadaan telinga luar, saluran telinga, gendang
telinga dan untuk mengetahui fungsi pendengaran. Pemeriksaan dapat dilakukan dengan cara:

a.    Inspeksi dan Palpasi telinga baik luar dan dalam

telinga luar:

a)  Inspeksi: melihat kesimetrisan daun telinga, warna, ukuran, bentuk, kebresihan, adanya lesy.

b) Palpasi: menekan daun telinga apakah ada respon nyeri, rasakan kelenturan kartilago.

                                          telinga dalam:

                                                Untuk dewasa : daun telinga ditarik ke atas agar mudah di lihat

                        Untuk anak     : daun telinga ditarik kebawah

        

b.      Pemeriksaan Pendengaran

a.      Pemeriksaan dengan Bisikan

a)    Mengatur pasien berdiri membelakangi pemeriksa pada jarak 4-6 m.

b) Mengistruksikan pada klien untuk menutup salah satu telinga yang tidak diperiksa.

c)    Membisikan suatu bilangan misal “6 atau 5”.

d)   Menyuruh pasien mengulangi apa yang didengar.

e)    Melakukan pemeriksaan telinga yang satu.

f)    Bandingkan kemempuan mendengar telinga kanan dan kiri.

b.      Pemeriksaan dengan Arloji

a)    Mengatur susasana tenang.

b)   Pegang sebuah arloji disamping telinga klien.


c)    Menyuruh klien menyatakan apakah mendengar suara detak arloji.

d)   Memimndahkan arloji secara berlahan-lahan menjauhi telinga dan suruh pasien menyatakan tak
mendengar lagi.

e)      Normalnya pada jarak 30 cm masih dapat didengar.

c.       Pemeriksaan dengan Garpu Tala

a.   Tes Rinne

a)    Pegang garpu tala (gt) pada tangkainya dan pukulkan ketelapak tangan.

b)   Letakkan gt pada prosesus mastoideus klien.

c)  Menganjurkan klien mangatakan pada pemeriksa sewaktu tidak merasakan getaran.

d)  Kemudian angkat gt dengan cepat dan tempatkan didepan lubang telinga luar jarak 1-2 cm, dengan
posisi parallel dengan daun telinga.

e)   Mengistrusikan pada klien apakah masih mendengara atau tidak.

f)    Mencatat hasil pemeriksaan.

b.   Tes weber

a)    Pegang gt pada tangkainya dan pukulkan pada telapak tangan atau  jari.

b)   Letakkan tangkai gt di tengah puncak kepala/os. Frontalis atas.

c)  Tanyakan pada klien apakah bunyi terdengar sama jelas antara telinga kana dan kiri atau hanya jelas
pada satu sisi saja.

d)  Mencatat hasil pemeriksaan.

c.    Tes Swebeck

           Digunakan untuk mengetahui atau membandingkan pendengaran pasien dengan pemeriksa,
dengan cara mendekatkan gt pada telinga klien kemudian dengan cepat di dekatkan ke telinga
pemeriksa.

4.      Pemeriksaan Mulut dan Faring


       Pemeriksaan mulut dan faring bertujuan untuk mengetahui bentuk dan kelainan pada mulut dan
untuk mengetahui kebersihan mulut. Pemeriksaan dapat dilakukan dengan cara:

a.  Inspeksi: melihat dan mengamati bibir apa ada kelainan kogenital (bibir sumbing), warna, kesimetrisan,
kelembaban, pembengkakkan, lesi. mengamati jumlah dan bentuk gigi, gigi berlubang, warna, plak, dan
kebersihan gigi

Cara inspeksi mulut dalam dan  faring:

a)   Menyuruh pasien membuka mulut amati mucosa: tekstur, warna, kelembaban, dan adanya lesi.

b)   Amati lidah tekstur, warna, kelembaban, lesi.

c)   Untuk melihat faring gunakan tongspatel yang sudah dibungkus kassa steril, kemudian minta klien
menjulurkan lidah dan berkata “ah”  amati ovula/epiglottis simetris tidak terhadap faring, amati tonsil
meradang atau tidak (tonsillitis/amandel).

b) Palpasi: pegang dan tekan daerah pipi kemudian rasakan apa ada massa/ tumor, pembengkakkan dan
nyeri. Lakukkan palpasi dasar mulut dengan menggunakkan jari telunjuk dengan memekai handscond,
kemudian suruh pasien mengatakan kata “el”  sambil menjulurkan lidah, pegang ujung lidah dengan
kassa dan tekan lidah dengan jari telunjuk, posisi ibu jari menahan dagu. catat apakah ada respon nyeri
pada tindakan tersebut.

5.      Pemeriksaan Leher

    Pemeriksaan leher bertujuan untuk menentukan struktur integritas leher, untuk mengetahui bentuk
leher dan organ yang berkaitan,dan untuk memeriksa sistem limfatik. Pemeriksaanya dapat dilakukan
dengan cara

a.  Inspeksi: melihat dan mengamati mengenai bentuk, warna kulit, jaringan parut, ada atau tidaknya
pembengkakkan kelenjar tirod/gondok, dan ada atau tidaknya massa, kesimeterisan leher dari depan,
belakang dan samping kanan dan kiri.

b.  Palpasi: letakkan kedua telapak tangan pada leher klien, suruh pasien menelan dan rasakan adanya
kelenjar tiroid (kaji ukuran, bentuk, permukaanya.).

6.    Pemeriksaan Dada ( Thorax )


     Pemeriksaan  paru/pulmonalis bertujuan untuk mengetahui bentuk, kesimetrisan, ekspansi paru,
frekuensi, irama pernafasan, adanya nyeri tekan, adanya massa, peradangan, edema, taktil fremitus,
batas paru dengan organ disekitarnya, dan untuk mendengarkan bunyi paru / adanya sumbatan aliran
udara. Pemeriksaan dilakukan dengan cara:

a.  Inspeksi: Amati kesimetrisan dada kanan dan kiri, amati adanya retraksi interkosta, amati gerakkan paru,
dan amati klavikula dan scapula simetris atau tidak

b.   Palpasi Ekspansi Paru:

a)   Berdiri di depan klien dan taruh kedua telapak tangan pemeriksa di dada dibawah papilla, anjurkan
pasien menarik nafas dalam, rasakkan apakah sama paru kiri dan kanan.

b)   Berdiri deblakang pasien, taruh telapak tangan pada garis bawah scapula/setinggi costa ke-10, ibu jari
kanan dan kiri di dekatkan jangan samapai  menempel, dan jari-jari di regangkan lebih kurang 5 cm dari
ibu jari. Suruh pasien kembali menarik nafas dalam dan amati gerkkan ibu jari ka.ki sama atau tidak.

c.    Palpasi Taktil Vremitus Posterior dan Anterior:

a)  Meletakkan telapak tangan kanan di belakang dada tepat pada apex paru/stinggi supra scapula (posisi
posterior) .

b) Menginstrusikkan pasien untuk mengucapkkan kata “Sembilan-sembilan” (nada rendah).

c) Minta klien untuk mengulangi mengucapkkan kata tersebut, sambil pemeriksa mengerakkan ke posisi
ka.ki kemudian kebawah sampai pada basal paru atau setinggi vertebra thoraxkal ke-12.

d)  Bandingkan vremitus pada kedua sisi paru.

e)   Bila fremitus redup minta pasien bicara lebih rendah.

f)    Ulangi/lakukkan pada dada anterior.             

d.   Pe/Perkusi

a)   Atur pasien dengan posisi supinasi

b) Untuk perkusi anterior dimulai batas clavikula lalu kebawah sampai intercosta 5 tentukkan batas paru
ka.ki (bunyi paru normal : sonor seluruh lapang paru, batas paru hepar dan jantung: redup)

c)   Jika ada edema paru dan efusi plura suara meredup.

e.       Aus/auskultasi
a)     Gunakkan diafragma stetoskop untuk dewasa dan bell pada anak

b)  Letakkan stetoskop pada interkostalis, menginstruksikkan pasien untuk nafas pelan kemudian dalam dan
dengarkkan bunyi nafas: vesikuler/wheezing/creckels

7.    Pemeriksaan Jantung/Cordis

          Pemeriksaan Jantung/Cordis dapat dilakukan dengan cara:

a. Inspeksi: Amati denyut apek jantung pada area midsternu lebih kurang 2 cm disamping bawah xifoideus.

b.   Palpasi: Merasakan adanya pulsasi

a)Palpasi spasium interkostalis ke-2 kanan untuk menentukkan area aorta dan spasium interkosta ke-2 kiri
letak pulmonal kiri.

b)Palpasi spasium interkostalis ke-5 kiri untuk mengetahui area trikuspidalis/ventikuler amati adanya
pulsasi.

c)Dari interkosta ke-5 pindah tangan secara lateral 5-7 cm ke garis midklavicula kiri dimana akan
ditemukkan daerah apical jantung atau PMI ( point of maximal impuls) temukkan pulsasi kuat pada area
ini.

d)Untuk mengetahui pulsasi aorta palpasi pada area epigastika atau dibawah sternum.

c.    Perkusi

a)   Perkusi dari arah lateral ke medial untuk menentukkan batas jantung bagian kiri.

b)   Lakukan perkusi dari sebelah kanan ke kiri untuk mengetahui batas jantung kanan.

c)    Lakukan dari atas ke bawah untuk mengetahui batas atas dan bawah jantung.

d)   Bunyi redup menunjukkan organ jantung ada pada daerah perkusi.

d.   Auskultasi

a)    Menganjurkkan pasien bernafas normal dan menahanya saat ekspirasi selesai.

b) Dengarkkan suara jantung dengan meletakkan stetoskop pada interkostalis ke-5 sambil menekan arteri
carotis.

   Bunyi S1: dengarkan suara “LUB” yaitu bunyi dari menutupnya katub mitral (bikuspidalis) dan tikuspidalis
pada waktu sistolik.
   Bunyi S2: dengarkan suara “DUB” yaitu bunyi meutupnya katub semilunaris (aorta dan pulmonalis) pada
saat diastolic.

  Adapun bunyi : S3: gagal jantung “LUB-DUB-CEE…”  S4: pada pasien hipertensi “DEE..-LUB-DUB”.

8.       Pemeriksaann Perut atau Abdomen

      Pemeriksaann perut atau abdomen bertujuan untuk mengetahui bentuk dan gerak-gerakkan perut,
untuk mendengarkan bunyi pristaltik usus, dan untuk mengetahui respon nyeri tekan pada organ dalam
abdomen. Tindakan yang dapat dilakukan dalam pemeriksaan perut atau abdomen yaitu dengan cara:

a.   Inspeksi: Amati bentuk perut secara umum, warna kulit, adanya retraksi, penonjolan, adanya ketidak
simetrisan, adanya asites.

b.   Palpasi :

a)      Palpasi ringan: Untuk mengetahui adanya massa dan respon nyeri tekan letakkan telapak tangan pada
abdomen secara berhimpitan dan tekan secara merata sesuai kuadran.

b)    Palpasi dalam: Untuk mengetahui posisi organ dalam seperi hepar, ginjal, limpa dengan metode
bimanual/2 tangan.

9.      Pemeriksaan Hepar

          Pemeriksaan hepar dilakukan dengan cara:

a.  Letakkan tangan pemeriksa dengan posisi ujung jari keatas pada bagian hipokondria kanan, kira;kira pada
interkosta ke 11-12.

b.  Tekan saat pasien inhalasi kira-kira sedalam 4-5 cm, rasakan adanya organ hepar. Kaji hepatomegali.

10.  Pemeriksaan Limpa

               Metode yang digunakkan seperti pada pemeriksaan hapar

a.  Anjurkan pasien miring kanan dan letakkan tangan pada bawah interkosta kiri dan minta pasien
mengambil nafas dalam kemudian tekan saat inhalasi tenntukkan adanya limpa.

b.    Pada orang dewasa normal tidak teraba.4.      Pemeriksaan Renalis

        Pemeriksaan renalis dapat dilakukan dengan cara:


a.    Untuk palpasi ginjal kanan letakkan tangan pada atas dan bawah perut setinggi Lumbal 3-4 dibawah
kosta kanan.

b.    Untuk palpasi ginjal kiri letakkan tangan setinggi Lumbal 1-2 di bawah kosta kiri.

c.    Tekan sedalam 4-5 cm setelah pasien inhalasi jika teraba adanya ginjal rasakan bentuk, kontur, ukuran,
dan respon nyeri.

5.       Pemeriksaan  Genetalia

       Pemeriksaan  Genetalia bertujuan untuk mengetahui adanya lesi, untuk mengetahui adanya infeksi
(gonorea, shipilis, dll), dan untuk mengetahui kebersihan genetalia. Tindakan yang dilakukan dalam
pemeriksaan genetalia yaitu dengan cara:

a.    Genetalia laki-laki

a)   Inspeksi: Amati penis mengenai kulit, ukuran dan kelainan lain. Pada penis yang tidak di sirkumsisi buka
prepusium dan amati kepala penis adanya lesi, amati skrotum apakah ada hernia inguinal, amati bentuk
dan ukuran

b)   Palpasi: Tekan dengan lembut batang penis untuk mengetahui adanya nyeri dan tekan saluran sperma
dengan jari dan ibu jari

b.   Genetalia wanita:

a) Inspeksi: Inspeksi kuantitas dan penyebaran pubis merata atau tidak, amati adanya lesi, eritema,
keputihan/candidiasis

b)   Palpasi: Tarik lembut labia mayora dengan jari-jari oleh satu tangan untuk mengetahui keadaan clitoris,
selaput dara, orifisium dan perineum.

6.      Pemeriksaan Rektum dan Anal

       Pemeriksaan Rektum dan Anal bertujuan untuk mengetahui kondisi rectum dan anus, untuk
mengetahui adanya massa pada rectal, dan untuk mengetahui adanya pelebaran vena pada
rectal/hemoroid. tindakan yang dapat dilakukan dalam pemeriksaan rektum dan anal ini yaitu dengan
memposisi kanpria sims/ berdiri setengah membungkuk, wanita dengan posisi litotomi/ terlentang kaki
di angkat dan di topang.

a.    Inspeksi: jaringan perineal dan jaringan sekitarnya kaji adanya lesi dan ulkus.
b.  Palpasi : ulaskan zat pelumas dan masukkan jari-jari ke rectal dan rasakan adanya nodul dan atau
pelebaran vena pada rectum.

7.       Pemeriksaan Muskuloskeletal

      Pemeriksaan Muskuloskeletal bertujuan untuk memperoleh data dasar tentang otot, tulang dan
persendian serta untuk mengetahui mobilitas, kekuatan otot, dan gangguan-gangguan pada daerah
tertentu. Tindakkan yang dapat dilakukan dalam pemeriksaan muskuloskeletal adalah:

a.   Muskuli/otot

a)    Inspeksi:  Inspeksi mengenai ukuran dan adanya atrofi dan hipertrofi (ukur dan catat jika ada perbedaan
dengan meteran).

b)   Palpasi: Palpasi pada otot istirahat dan pada saat otot kontraksi untuk mengetahui adanya kelemahan
dan kontraksi tiba-tiba.

c)    Lakukan uji kekuatan otot dengan menyuruh pasien menarik atau mendorong tangan pemeriksa dan
bandingkan tangan kanan dan kiri.

d)   Amati kekuatan suatu otot dengan memberi penahanan pada anggota gerak atas dan bawah, suruh
pasien menahan tangan atau kaki sementara pemeriksa menariknya dari yang lemah sampai yang
terkuat amati apakah pasien bisa menahan.

b.   Tulang/ostium

a)    Amati kenormalan dan abnormalan susunan tulang

b)   Palpasi untuk mengetahui adanya nyeri tekan dan pembengkakan

c.    Persendiaan/articulasi

a)    Inspeksi semua persendian untuk mengetahui adanya kelainan sendi.

b)   Palpasi persendian apakah ada nyeri tekan.

c)    Kaji range of  mosion/rentang gerak (abduksi-aduksi, rotasi, fleksi-ekstensi, dll).

8.        Pemeriksaan Sistem Neurologi


             Pemeriksaan sistem neurologi bertujuan untuk mengetahui integritas sistem persyrafan yang
meliputi fungsi nervus cranial, sensori, motor dan reflek. Tindakkan yang dapat dilakukan dalam
pemeriksaan sistem neurologi yaitu dengan cara:

a.    Pengkajian 12 syaraf cranial (O.O.O.T.T.A.F.A.G.V.A.H)

a)   Olfaktorius/penciuman

        Yaitu dengan meminta pasien membau atau mencium  aroma kopi dan vanilla atau aroma lain yang
tidak menyengat. Apakah pasien dapat mengenali aroma.

b)   Opticus/pengelihatan

        Yaitu dengan meminta kilen untuk membaca bahan bacaan dan mengenali benda-benda disekitar,
jelas atau tidaknya.

c)    Okulomotorius/kontriksi dan dilatasi pupil

        Yaitu dengan mengkaji arah pandangan, ukur reaksi pupil terhadap pantulan cahaya  dan
akomodasinya.

d)   Trokhlear/gerakkan bola mata ke atas dan bawah

        Yaitu dengan mengkaji arah tatapan, minta pasien melihat ke atas dan bawah.

e)    Trigeminal/sensori kulit wajah, pengerak otot rahang

        Yaitu dengan menyentuh ringan kornea dengan usapan kapas untuk menguji reflek kornea (reflek
nagatif (diam)/positif (ada gerkkan), mengukur sensasi dari sentuhan ringan sampai kuat pada wajah,
mengkaji nyeri menyilang pada kuit wajah, dan mengkaji kemampuan klien untuk mengatupkan gigi saat
mempalpasi otot-otot rahang.

f)    Abdusen/gerakkan bola mata menyamping

        Yaitu dengan menkaji arah tatapan, dan meminta pasien melihat kesamping kiri dan kanan.

g)   Facial/ekspresi wajah dan pengecapan

        Yaitu dengan meminta klien tersenyum, mengencangkan wajah, mengembungkan pipi, menaikkan
dan menurunkan alis mata, dan melihat kesimetrisannya.

h)   Auditorius/pendengaran
        Yaitu dengan mengkaji klien terhadap kata-kata yang di bicarakkan, dan menyuruh klien mengulangi
kata/kalimat.

i)     IX Glosofaringeal/pengecapan, kemampuan menelan, gerakan lidah

        Yaitu dengan meminta pasien mengidentifikasi rasa asam, asin, pada bagian pangkal lidah, dan
gunakkan penekan lidah untuk menimbulkan “reflek  gag” serta meminta klien untuk mengerakkan
lidahnya.

j)     Vagus/sensasi faring, gerakan pita suara

        Yaitu dengan menyuruh pasien mengucapkan “ah”, dan menkaji gerakkan palatum dan faringeal
serta memeriksa kerasnya suara pasien.

k)   Asesorius/gerakan kepala dan bahu

        Yaitu dengan meminta pasien mengangkat bahu dan memalingkan kepala kearah yang ditahan oleh
pemeriksa, kaji dapatkah klien melawan tahanan yang ringan.

l)     Hipoglosal/posisi lidah

        Yaitu dengan meminta klien untuk menjulurkan lidah kearah garis tengah dan menggerakkan ke
berbagai sisi.

b.   Pengkajian syaraf sensori

a)    Minta klien menutup mata

b)   Berikkan rasangan pada klien:

      Nyeri superficial: Gunakkan jarum tumpul dan tekankan pada kulit pasien pada titik-titik yang pemeriksa
inginkan, minta pasien untuk mengungkapkan tingkat nyeri dan di bagian mana

      Suhu: Sentuh klien dengan botol panas dan dingin, suruh pasien mengatakkan sensasi yang direasakan.

  Vibrasi: Tempelkan garapu tala yang sudah di getarakan dan tempelkan pada falangeal/ujung jari,
meminta pasien untuk mengatakkan adanya getaran.

      Posisi: Tekan ibu jari kaki oleh tangan pemeriksa dan gerakkan naik-turun kemudian berhenti suruh
pasien mengtakkan diatas/bawah.
      Stereognosis: Berikkan pasien benda familiar ( koin atau sendok) dan berikkan waktu beberapa detik,
dan suruh pasien untuk mengatakkan benda apa itu.

c.    Pengkajian Reflex:

a.    Refleks Bisep

a) Fleksikan lengan klien pada bagian siku sampai 45 derajat, dengan posisi tangan pronasi (menghadap ke
bawah).

b)   Letakkan ibu jari pemeriksa pada fossa antekkubital di dasar tendon bisep dan jari-jari lain diatas tendon
bisep.

c)    Pukul ibu jari anda dengan reflek harmmer, kaji refleks.

b.   Refleks Trisep

a)    Letakkan lengan tangan bawah pasien diatas tangan pemeriksa.

b)   Tempatkan lengan bawah diantara fleksi dan ekstensi.

c)    Meminta pasien untuk merilekkan lengan.

d)   Raba terisep untuk mmeastikan otot tidak teggang.

e)    Pukul tendon pada fossa olekrani, kaji reflek.

c.    Refleks Patella

a)    Minta pasien duduk dan tungkai menggantung di tempat tidur/kursi.

b)   Rilexkan pasien dan alihkan perhatian untuk menarik kedua tangan di depan dada.

c)    Pukul tendo patella, kaji refleks.

d.   Refleks Brakhioradialis

a)    Letakkan lengan tangan bawah pasien diatas tangan pemeriksa.

b)   Tempatkan lengan bawah diantara fleksi dan ekstensi serta sedikit pronasi.

c)  Pukul tendo brakhialis pada radius bagian distal dengan bagian datar harmmer, catat reflex.
e.    Reflex Achilles

a) Minta pasien duduk dan tungkai menggantung di tempat tidur/kursi seperti pada pemeriksaan patella.

b)   Dorsofleksikan telapak kaki dengan tangan pemeriksa.

c)    Pukul tendo Achilles, kaji reflek.

f.     Reflex Plantar (babinsky)

a) Gunakkan benda dengan ketajaman yang sedang (pensil/ballpoint) atau ujung stick harmmer.

b) Goreskan pada telapak kaki pasien bagian lateral, dimulai dari ujung telapak kaki sampai dengan sudut
telapak jari kelingking lalu belok ke ibu jari. Reflek positif telapak kaki akan tertarik ke dalam.

g.    Refleks Kutaneus

      Gluteal

a)    Meminta pasien melakukan posisi berbaring miring dan buka celana seperlunya.

b)   Ransang ringan bagian perineal dengan benda berujung kapas.

c)    Reflek positif spingter ani berkontraksi.

      Abdominal

a)    Minta klien berdiri/berbaring.

b) Tekan kulit abdomen dengan benda berujung kapas dari lateal ke medial, kaji gerakkan reflek otot
abdominal.

c)    Ulangi pada ke-4 kuadran (atas kiri dan kanan dan bawah kiri dan kanan).

      Kremasterik/pada pria

a)    Tekan bagian paha atas dalam menggunakkan benda berujung kapas.

b)   Normalnya skrotum akan naik/meningkat pada daerah yang diransang.

Anda mungkin juga menyukai