Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN

REFLEKSI PEMENUHAN KEBUTUHAN


FISIOLOGIS DASAR MANUSIA
“KEBUTUHAN NUTRISI DI SAAT SAKIT “

Dosen Pengampu: Dzakiyatul Fahmi Mumtaz, S.Kep., Ns., M. Kep

Untuk Memenuhi Tugas dari Mata Kuliah


Kebutuhan Fisiologis Dasar Manusia

Disusun oleh:
Denintia Diffa (2011604078)

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI


PROGRAM SARJANA TERAPAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH YOGYAKARTA
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah kebutuhan fisiologis dasar
manusia yang berjudul “Refleksi kasus tentang pengalaman dalam melakukakan
pemenuhan kebutuhan fisiologis dasar manusia” ini pada tepat waktunya. Adapun
tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas akhir
kebutuhan fisiologis dasar manusia. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Demikianlah makalah ini saya buat dan Saya mengucapkan terima kasih kepada
dosen pengampu kebutuhan fisologis dasar manusia yaitu ibu dzakiyatul fahmi yang
telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan
dengan baik. Dan Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan
demi kesempurnaan makalah ini.

Yogyakarta, 15 April 2021

(Denintia Diffa)
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Manusia sebagai makhluk biopsikososialspriritual memiliki banyak
kebutuhan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, bahkan dari kebutuhan yang
paling dasar seperti makan, minum, bernapas, elimininasi, reproduksi dan
istirahat. Manusia memiliki kebutuhan dasar yang bersifat heterogen. Setiap
orang pada dasarnyamemiliki kebutuhan yang sama, akan tetapi karena budaya,
maka kebutuhan tersebutpun ikut berbeda. Dalam memenuhi kebutuhan manusia
menyesuaikan diri dengan prioritas yang ada.Lalu jika gagal memenuhi
kebutuhannya, manusia akan berpikir lebih keras dan bergerak untuk berusaha
mendapatkannya.
Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh
manusia dalam mempertahankan keseimbangan fisiologis maupuan psikologis,
yang tentunya bertujuan untuk mempertahankan kehidupan dan kesehatan.
Kebutuhan dasar manusia menurut Abraham Maslow dalam teori Hirarki.
Kebutuhan menyatakan bahwa setiap manusia memiliki lima kebutuhan dasar
yaitu kebutuhan fisiologis, keamanan, cinta, harga diri, dan aktualisasi diri.
Dalam mengaplikasikan kebutuhan dasar manusia (KDM) yang dapat digunakan
untuk memahami hubungan antara kebutuhan dasar manusia pada saat
memberikan perawatan. Beberapa kebutuhan manusia tertentu lebih mendasar
daripada kebutuhan lainnya. Dalam mengaplikasikan kebutuhan dasar manusia
tersebut dapat digunakan untuk memahami hubungan antara kebutuhan dasar
manusia dalam mengaplikasikan ilmu keperawatan di dunia kesehatan.
Walaupun setiap orang mempunyai sifat tambahan, kebutuhan yang unik, setiap
orang mempunyai kebutuhan dasar manusia yang sama. Besarnya kebutuhan
dasar yang terpenuhi menentukan tingkat kesehatan dan posisi pada rentang
sehat-sakit.
1.2 Tujuan
Tujuan penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
Kebutuhan Fisiologis Dasar Manusia dan untuk mengetahui apakah kebutuhan
dasar kita sudah terpenuhi atau belum
1.3 Manfaat
1. Untuk mengetahui Definisi Kebutuhan Dasar Manusia
2. Untuk mengetahui konsep Kebutuhan Dasar Manusia
3. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi Kebutuhan Dasar Manusia
4. Untuk mengetahui Konsep Kebutuhan Psikososial, Sexual dan Spiritual
5. Untuk mengetahui karakteristik seseorang yang kebutuhan dasarnya terpenuhi
6. Untuk mengetahui penerapan KDM dalam praktik keperawatan
7. Untuk mengetahui pengalaman saya dalam pemenuhan Kebutuhan Dasar
Manusia
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Definisi Kebutuhan Dasar Manusia
Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh manusia
dalam mempertahankan keseimbangan fisiologis maupun psikologis, yang tentunya
bertujuan untuk mempertahankan kehidupan dan kesehatan. Manusia dapat ditinjau dari
dua sudut pandang, yaitu manusia sebagai makhluk holistik dan manusia sebagai sistem,
yaitu :
1. Manusia sebagai Makhluk Holistik
Manusia sebagai makhluk holistik merupakan makhluk yang utuh atau
paduan dari unsur biologis, psikologis, sosial dan spiritual. Sebagai makhluk
biologis, manusia tersusun atas sistem organ tubuh yang digunakan untuk
mempertahankan hidupnya, mulai dari lahir, tumbuh kembang, hingga
meninggal. Sebagai makhluk psikologis, manusia mempunyai struktur
kepribadian, tingkah laku sebagai manifestasi kejiwaan, dan kemampuan
berpikir serta kecerdasan. Sebagai makhluk sosial, manusia perlu hidup
bersama orang lain, saling bekerja sama untuk memenuhi kebutuhan dan
tuntutan hidup, mudah dipengaruhi kebudayaan, serta dituntut untuk
bertingkah laku sesuai dengan harapan dan norma yang ada. Sebagai makhluk
spiritual, manusia memiliki keyakinan, pandangan hidup, dan dorongan hidup
yang sejalan dengan keyakinan yang dianutnya.
2. Manusia sebagai Sistem
Manusia sebagai sistem terdiri atas sistem adaptif, personal, interpersonal,
dan sosial. Sistem adaptif merupakan proses perubahan individu sebagai
respons terhadap perubahan lingkungan yang dapat mempengaruhi integritas
atau keutuhan. Sebagai sistem personal, manusia memiliki proses persepsi
dan bertumbuh kembang. Sebagai sistem interpersonal, manusia dapat
berinteraksi, berperan, dan berkomunikasi terhadap orang lain. Sedangkan
sebagai sistem sosial, manusia memiliki kekuatan dan wewenang dalam
pengambilan keputusan di lingkungannya, baik dalam keluarga, masyarakat,
maupun lingkungan. Contoh: apabila seseorang sedang dirawat karena
sakit...sebagai sistem, dia akan melakukan penyesuaian terhadap lingkungan
rumah sakit, terhadap orang-orang yang merawat, terhadap sesama klien, dan
secara bersamaan juga dia akan mengalami gangguan terhadap semua hal
tersebut apabila dia tidak bisa melakukan adaptasi. Namun apabila dia tidak
mampu beradaptasi dia akan mengalami gangguan.
2.2 Konsep Kebutuhan Dasar Manusia
Kebutuhan menyatakan bahwa setiap manusia memiliki lima kebutuhan dasar
yaitu: kebutuhan fisiologis, keamanan, cinta, harga diri, dan aktualisasi diri. Manusia
memiliki kebutuhan dasar yang bersifat heterogen. Setiap orang pada dasarnya memiliki
kebutuhan yang sama, akan tetapi karena budaya, maka kebutuhan tersebut pun ikut
berbeda. Dalam memenuhi kebutuhan manusia menyesuaikan diri dengan prioritas yang
ada.
1. Model Kebutuhan Dasar Manusia Menurut Beberapa Ahli.
a) Abraham Maslow
Kebutuhan fisiologis, merupakan kebutuhan paling dasar dan memiliki
prioritas tertinggi dalam kebutuhan Maslow. Kebutuhan fisiologis merupakan hal
yang mutlak harus terpenuhi oleh manusia untuk bertahan hidup. Kebutuhan
tersebut terdiri dari pemenuhan oksigen dan pertukaran gas, kebutuhan cairan
(minuman), nutrisi (makanan), eliminasi, istirahat dan tidur, aktivitas,
keseimbangan suhu tubuh, dan kebutuhan seksual, kebutuhan kedua adalah
Kebutuhan rasa aman dan perlindungan yang dibagi menjadi perlindungan fisik
dan perlindungan psikologis. Perlindungan fisik meliputi perlindungan atas
ancaman terhadap tubuh atau hidup seperti penyakit, kecelakaan, bahaya dari
lingkungan dan sebagainya, sedangkan perlindungan psikologis, yaitu
perlindungan atas ancaman dari pengalaman yang baru dan asing. Misalnya,
kekhawatiran yang dialami seseorang ketika masuk sekolah pertama kali, karena
merasa terancam oleh keharusan untuk berinteraksi dengan orang lain dan
sebagainya. Kebutuhan rasa cinta dan kasih sayang yaitu kebutuhan untuk
memiliki dan dimiliki, antara lain memberi dan menerima kasih sayang,
kehangatan, persahabatan, mendapat tempat dalam keluarga, kelompok sosial,
dan sebagainya, kebutuhan akan harga diri maupun perasaan dihargai oleh orang
lain kebutuhan ini terkait, dengan keinginan untuk mendapatkan kekuatan, meraih
prestasi, rasa percaya diri dan kemerdekaan diri. Selain itu, orang juga
memerlukan pengakuan dari orang lain, dan yang terakhir/ke lima kebutuhan
aktualiasasi diri, merupakan kebutuhan tertinggi dalam hierarki Maslow, berupa
kebutuhan untuk berkontribusi pada orang lain/lingkungan serta mencapai potensi
diri sepenuhnya.
b) Imogine King
King berpendapat bahwa manusia merupakan individu reaktif yang dapat
bereaksi terhadap situasi orang dan objek tertentu. Beliau juga mengatakan bahwa
manusia sebagai makhluk yang berorientasi pada waktu, dia tidak terlepas dari
tiga kejadian dalam hidupnya, yaitu masa lalu, masa sekarang dan masa yang
akan datang. Sebagai makhluk sosial, manusia hidup bersama orang lain dan
selalu berinteraksi satu sama yang lain. Sesuai dengan hal tersebut, King
membagi kebutuhan manusia menjadi:
1) Kebutuhan akan informasi kesehatan
2) Kebutuhan akan pencegahan penyakit
3) Kebutuhan akan perawatan jika sakit.
c) Martha E. Rogers
Beliau berpendapat bahwa manusia merupakan satu kesatuan yang utuh
serta memiliki sifat dan karakter yang berbeda. Manusia selalu berinteraksi
dengan lingkungan dan saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya. Dalam
proses kehidupannya, manusia diciptakan dengan karakteristik dan keunikan nya
masing-masing.
d) Johnson
Johnson mengungkapkan pandangannya dengan menggunakan
pendekatan sistem perilaku. Dalam pendekatan ini, individu dipandang sebagai
sistem perilaku yang selalu ingin mencapai keseimbangan dan stabilitas, baik
dalam lingkungan internal maupun eksternal. Individu juga memiliki keinginan
untuk mengatur dan menyesuaikan dirinya terhadap pengaruh yang terjadi karena
hal tersebut.
e) Virginia Henderson
Ibu Virginia Henderson membagi kebutuhan dasar manusia ke dalam 14
komponen berikut yaitu manusia harus dapat bernafas secara normal, makan dan
minum yang cukup, setiap hari harus bisa buang air besar dan buang air kecil
(eliminasi) dengan lancar, bisa bergerak dan mempertahankan postur tubuh yang
diinginkan, bisa tidur dan istirahat dengan tenang, memilih pakaian yang tepat
dan nyaman dipakai, mempertahankan suhu tubuh dalam kisaran normal dengan
menyesuaikan pakaian yang dikenakan dan memodifikasikan lingkungan,
menjaga kebersihan diri dan penampilan, menghindari bahaya dari lingkungan
dan menghindari membahayakan orang lain, berkomunikasi dengan orang lain
dalam mengekspresikan emosi, kebutuhan,kekhawatiran, dan opini, beribadah
sesuai dengan agama dan kepercayaan, bekerja sedemikian rupa sebagai modal
untuk membiayai kebutuhan hidup, bermain atau berpartisipasi dalam berbagai
bentuk rekreasi dan belajar, menemukan atau memuaskan rasa ingin tahu yang
mengarah pada perkembangan yang normal, kesehatan dan penggunaan fasilitas
kesehatan yang tersedia.
f) Jean Watson
Jean Watson membagi kebutuhan dasar manusia ke dalam dua peringkat
utama yaitu kebutuhan yang tingkatnya lebih rendah (lower order needs) dan
kebutuhan yang tingkatnya lebih tinggi (higher order needs). Pemenuhan
kebutuhan yang tingkatnya lebih rendah tidak selalu membantu upaya kompleks
manusia untuk mencapai aktualisasi diri. Tiap kebutuhan dipandang dalam
konteksnya terhadap kebutuhan lain, dan semuanya dianggap penting.
g) Sister Calista Roy
Pendapat Roy, bahwa manusia sebagai individu dapat meningkatkan
kesehatannya dengan mempertahankan perilaku yang adaptif dan mengubah
perilaku mal adaptif. Sebagai makhluk biopsikososial, manusia selalu berinteraksi
dengan lingkungannya. Untuk mencapai suatu posisi seimbang/homeostasis,
manusia harus bisa beradaptasi dengan perubahan yang terjadi. Adaptasi tersebut
dilakukan dengan beberapa rangsangan, yaitu: rangsangan fokal, konstektual dan
residual.
2. Faktor yang Memengaruhi Kebutuhan Dasar Manusia
Secara umum terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kebutuhan dasar
manusia itu seperti: Penyakit, hubungan keluarga, konsep diri, tahap
perkembangan dan struktur keluarga, maksudnya disini kita sebagai manusia
akan berusaha memenuhi kebutuhannya demi konsep diri yang tinggi, dan tahap
perkembangan yaitu dari bayi baru lahir sampai dengan kita tutup usia kebutuhan
tetap akan berkembang sesuai dengan berjalannya umur.
2.3. Konsep Kebutuhan Psikososial, Sexual dan Spiritual
Ada tiga konsep kebutuhan dasar, yaitu kebutuhan psikososial adalah setiap
perubahan dalam kehidupan individu, baik yang bersifat psikologik maupun sosial
yang mempunyai pengaruh timbal balik. masalah kejiwaan dan kemasyarakatan yang
mempunyai pengaruh timbal balik, sebagai akibat terjadinya perubahan sosial dan
atau gejolak sosial dalam masyarakat yang dapat menimbulkan gangguan jiwa). Yang
kedua adalah kebutuhan seksual adalah kebutuhan dasar manusia berupa ekspresi
perasaan dua orang individu secara pribadi yang saling menghargai, memperhatikan,
dan menyayangi sehingga terjadi hubungan timbal balik (feed back) antara kedua
individu tersebut. Sedangkan konsep kebutuhan spiritual adalah yang ketiga,
memiliki delapan batas tetapi saling tumpang tindih: energi, transendensi diri,
keterhubungan, kepercayaan, realitas eksistensial, keyakinan dan nilai, kekuatan
batiniah, harmoni dan batin nurani.
A. Kebutuhan Psikososial
Manusia adalah makhluk biopsikososial yang unik dan menerapkan
sistem terbuka serta saling berinteraksi. Manusia selalu berusaha untuk
mempertahankan keseimbangan hidupnya. Keseimbangan yang dipertahankan
oleh setiap individu untuk dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya,
keadaan ini disebut dengan sehat. Sedangkan seseorang dikatakan sakit apabila
gagal dalam mempertahankan keseimbangan diri dan lingkungannya. Sebagai
makhluk sosial, untuk mencapai kepuasan dalam kehidupan, mereka harus
membina hubungan interpersonal positif .
Sebagai contoh: seseorang yang sakit dan dirawat di rumah sakit,
walaupun dalam keadaan sakit, dia tetap masih berhubungan dengan sesama klien
yang dirawat, dan tetap juga menyesuaikan diri terhadap lingkungan rumah sakit
yang baru, sehingga dalam proses penyembuhan dia tidak hanya sembuh dari
penyakitnya tetapi juga bisa mendapatkan kawan baru yang baik yang dapat
mendukungnya untuk mencapai kesembuhan tersebut di samping keluarganya.
B. Kebutuhan Seksual
Kebutuhan seksual adalah kebutuhan dasar manusia berupa ekspresi perasaan dua
orang individu secara pribadi yang saling menghargai, memperhatikan, dan
menyayangi sehingga terjadi hubungan timbal balik (feed back) antara kedua
individu tersebut. Kata seks sering digunakan dalam dua cara. Paling umum seks
digunakan untuk mengacu pada bagian fisik dari berhubungan, yaitu aktivitas
seksual genital. Seksualitas di lain pihak adalah istilah yang lebih luas.
Seksualitas diekspresikan melalui interaksi dan hubungan dengan individu dari
jenis kelamin yang berbeda atau sama dan mencangkup pikiran, pengalaman,
pelajaran, ideal, nilai, fantasi, dan emosi.
C. Kebuttuhan Spiritual
Konsep spiritual memiliki delapan batas tetapi saling tumpang tindih: energi,
transendensi diri, keterhubungan, kepercayaan, realitas eksistensial, keyakinan
dan nilai, kekuatan batiniah, harmoni dan batin nurani. Spiritualitas memberikan
individu energi yang dibutuhkan untuk menemukan diri mereka, untuk
beradaptasi dengan situasi yang sulit dan untuk memelihara kesehatan.
1. Transedensi diri (self transedence) adalah kepercayaan yang merupakan
dorongan dari luar yang lebih besar dari individu.
2. Spiritualitas memberikan pengertian keterhubungan intrapersonal (dengan diri
sendiri), interpersonal (dengan orang lain) dan transpersonal (dengan yang
tidak terlihat, Tuhan atau yang tertinggi) (Potter & Perry, 2009).
3. Spiritual memberikan kepercayaan setelah berhubungan dengan Tuhan.
Kepercayaan selalu identik dengan agama sekalipun ada kepercayaan tanpa
agama.
4. Spritualitas melibatkan realitas eksistensi (arti dan tujuan hidup).
5. Keyakinan dan nilai menjadi dasar spiritualitas. Nilai membantu individu
menentukan apa yang penting bagi mereka dan membantu individu
menghargai keindahan dan harga pemikiran, obyek dan perilaku . (Holins,
2005; Vilagomenza, 2005).
6. Spiritual memberikan individu kemampuan untuk menemukan pengertian
kekuatan batiniah yang dinamis dan kreatif yang dibutuhkan saat membuat
keputusan sulit (Braks-wallance dan Park, 2004).
7. Spiritual memberikan kedamaian dalam menghadapi penyakit terminal
maupun menjelang ajal (Potter & Perry, 2009).
2.4. Karakteristik Seseorang Yang Kebutuhan Dasarnya Terpenuhi
Manusia dan kebutuhannya senantiasa berubah dan berkembang. Jika seseorang
sudah bisa memenuhi salah satu kebutuhannya, dia akan merasa puas dan akan
menikmati kesejahteraan serta bebas untuk berkembang menuju potensi kebutuhan
yang lebih besar. Sebaliknya, jika proses pemenuhan kebutuhan itu terganggu, akan
timbul suatu kondisi patologis. Dalam konteks homeostatis suatu persoalan atau
masalah dapat dirumuskan sebagai hal yang menghalangi terpenuhinya kebutuhan,
dan kondisi tersebut lebih lanjut dapat mengancam homeostasis fisiologis maupun
psikologis seseorang. Contoh lain apabila seseorang telah terpenuhi kebutuhan
aktualisasi dirinya, maka orang tersebut akan memiliki kepribadian multidimensi
yang lebih matang, mampu mengasumsi dan menyelesaikan tugas dengan
banyak,mencapai pemenuhan kepuasan dari pekerjaan yg dikerjakan dgn baik, tidak
bergantung secara penuh pada opini orang lain mengenaipenampilan, kualitas kerja,
serta metode penyelesaian masalah. Walau mungkin mengalami keraguan dan
kegagalan dan namun secara umum menghadapi secara realistis.
2.5. Penerapan Kebutuhan Dasar Manusia Dalam Kesehatan.
Pengetahuan tentang kebutuhan manusia dapat membantu perawat dalam
berbagai hal. Pertama, membantu perawat memahami dirinya sendiri mereka
dapat mencapai kebutuhan personal diluar situasi klien. Kedua, dengan
memahami kebutuhan manusia perawat dapat memahami perilaku orang lain
dengan lebih baik. Ketiga, pengetahuan tentang kebutuhan dasar dapat
memberikan kerangka kerja untuk diaplikasikan dalam proses keperawatan pada
tingkat individu dan keluarga. Keempat, perawat dapat mengaplikasikan
pengetahuan tentang kebutuhan manusia untuk mengurangi stres. Kelima,
perawat dapat mengunakan pengetahuan kebutuhan manusia untuk membantu
seseorang untuk tumbuh dan berkembang.
Teori Maslow mengenai kebutuhan dasar manusia dapat memberikan
dasar untuk pemberian perawatan pada klien dari semua umur dan dalam
berbagai lingkungan pelayanan kesehatan. Namun pada saat perawat menerapkan
teori ini dalam praktek harus berfokus pada kebutuhan individu.
BAB III
PENGALAMAN PEMENUHAN KFDM
KESIMPULAN
Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh manusia
dalam mempertahankan keseimbangan fisiologis maupun psikologis, yang tentunya
bertujuan untuk mempertahankan kehidupan dan kesehatan. Manusia dapat ditinjau dari
dua sudut pandang, yaitu manusia sebagai makhluk holistik dan manusia sebagai sistem.
Manusia sebagai makhluk holistik merupakan makhluk yang utuh atau paduan dari unsur
biologis, psikologis, sosial dan spiritual. Manusia sebagai sistem terdiri atas sistem
adaptif yang merupakan proses perubahan individu sebagai respon terhadap perubahan
lingkungan yang dapat mempengaruhi integritas atatu keutuhan.
Beberapa ahli mengemukakan teori tentang model kebutuhan dasar manusia
seperti Abraham Maslow, Virginia Henderson, Watson, King, Martha E. Rogers,
Johnson, Sister Calista Roy. Secara umum terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi
kebutuhan dasar manusia itu seperti: Penyakit, hubungan keluarga, konsep diri, tahap
perkembangan dan struktur keluarga, maksudnya disini kita sebagai manusia akan
berusaha memenuhi kebutuhannya demi konsep diri yang tinggi, dan tahap
perkembangan yaitu dari bayi baru lahir sampai dengan kita tutup usia kebutuhan tetap
akan berkembang sesuai dengan berjalannya umur.
Pengetahuan tentang kebutuhan manusia dapat membantu perawat dalam
berbagai hal. Pertama, membantu perawat memahami dirinya sendiri mereka dapat
mencapai kebutuhan personal diluar situasi klien. Kedua, dengan memahami kebutuhan
manusia perawat dapat memahami perilaku orang lain dengan lebih baik. Ketiga,
pengetahuan tentang kebutuhan dasar dapat memberikan kerangka kerja untuk
diaplikasikan dalam proses keperawatan pada tingkat individu dan keluarga. Keempat,
perawat dapat mengaplikasikan pengetahuan tentang kebutuhan manusia untuk
mengurangi stres.Kelima, perawat dapat mengunakan pengetahuan kebutuhan manusia
untuk membantu seseorang untuk tumbuh dan berkembang.
DAFTAR PUSTAKA
Alimun, Aziz. 2006,Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia,alih bahasa Resthil
Widyaningrum. Jakarta : Salemba Medikal
Mubarok, Wahit Iqbal. 2008. Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia. Teori dan
aplikasi dalam praktek. Jakarta: EGC.
Tim Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang, 2012, Modul pembelajaran KDM,
Malang.
Wahid,IM dan Nurul, C. 2008, Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia, Teori dan
Aplikasi Dalam Praktek, Jakarta: Salemba Medika.
Kasiati & Dwi, Wayan Rosmalawati. 2016. Kebutuhan Dasar Manusia I. Jakarta:
Pusdik SDM Kesehatan

Anda mungkin juga menyukai