DOSEN :
DISUSUN OLEH:
LYS MARYANY
NPM. 1926041032.P
KELAS C
TA.2020/2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Remaja dalam ilmu psikologi diperkenalkan denagn istilah lain, seperti puberteit,
adolescence, dan youth. Remaja atau adolescence (Inggris), berasal dari bahasa Latin
“adolescence” yang berarti tumbuh kearah pematangan. Kematangan yang dimaksud adalah
bukan kematangan fisik saja tetapi juga kematangan social dan psikologi.
Menurut WHO, masa remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju
masa dewasa, di mana pada masa itu terjadi pertumbuhan yang pesat termasuk fungsi
reproduksi sehingga mempengaruhi terjadinya perubahan-perubahan perkembangan, baik
fisik, mental, maupun peran sosial. Pieget (1991) menyatakan bahwa secara psikologis
remaja adalah suatu usia di mana individu menjadi terintegrasi ke dalam masyarakat dewasa,
suatu usia di mana anak tidak merasa bahwa dirinya berada di bawah tingkat orang yang
lebih tua melainkan merasa sama atau paling tidak sejajar. Remaja adalah tahap umur yang
datang setelah masa kanak-kanak berakhir, ditandai oleh pertumbuhan fisik yang cepat
(Asmuji, 2014).
Batasan usia remaja berbeda-beda sesuai dengan sosial budaya setempat. Ditinjau dari
bidang kesehatan WHO, masalah yang dirasakan paling mendesak berkaitan dengan
kesehatan remaja adalah kehamilan dini. Berangkat dari masalah pokok ini, WHO
menetapkan batas usia 10-20 tahun sebagai batasan usia remaja. Dengan demikian dari segi
program pelayanan, definisi remaja yang digunakan oleh Departemen Kesehatan adalah
mereka yang berusia 10-19 tahun dan belum kawin. Sementara itu, BKKBN (Direktorat
Remaja dan Perlindungan Hak Reproduksi) batasan usia remaja adalah 10-21 tahun.
Masa remaja (usia 10-19 tahun) merupakan masa yang khusus dan penting karena
merupakan periode pematangan organ reproduksi manusia dan sering disebut masa
pubertas. Masa remaja terjadi perubahan fisik (organobiologis) secara cepat yang tidak
seimbang dengan perubahan kejiwaan (mental-emosional). Perubahan yang cukup besar ini
dapat membingungkan remaja yang mengalaminya, karena itu perlu pengertian, bimbingan,
dan dukungan lingkungan di sekitarnya agar mereka dapat tumbuh dan berkembang menjadi
manusia dewasa yang sehat, baik jasmani, mental, maupun psikososial. Dalam lingkungan
sosial tertentu, sering terjadi perbedaan perlakuan terhadap remaja laki-laki dan wanita. Bagi
laki-laki, masa remaja merupakan saat diperolehnya kebebasan, sedangkan untuk remaja
wanita merupakan saat dimulainya segala bentuk pembatasan (pada zaman dulu gadis mulai
dipingit ketika mereka mulai mengalami menstruasi). Walaupun dewasa ini praktik seperti itu
telah jarang dilakukan, namun perbedaan perlakuan terhadap remaja laki-laki dan wanita ini
dapat menempatkan remaja wanita dalam posisi yang dirugikan. Kesetaraan perlakuan
terhadap remaja laki-laki dan wanita diperlukan dalam mengatasi masalah kesehatan
reproduksi remaja agar masalahnya dapat ditangani secara tuntas.
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
A. KEHAMILAN REMAJA
Arus informasi menuju globalisasi mengakibatkan perubahan perilaku remaja yang
makin menerima hubungan seksual sebagai cerminan fungsi rekreasi (kenikmatan).
Akibatnya, terjadi peningkatan kehamilan yang tidak dikehendaki atau terjadi penyakit
hubungan seksual.
Kehamilan remaja adalah kehamilan yang terjadi pada wanita remaja (usia 14-19 tahun)
yang merupakan akibat perilaku seksual baik sengaja (sudah menikah) maupun tidak sengaja
(belum menikah).
Angka kejadian : data survey demografi dan kesehatan indonesia tahun 1997. Pada
kelompok perempuan usia 15-19 tahun, sebanyak 9 persen pernah melahirkan bayi 100 per
1.000 perempuan.
A. Kesimpulan
Yang dimaksud dengan kehamilan remaja ialah kehamilan yang terjadi pada wanita
remaja (usia 14-19 tahun) yang merupakan akibat perilaku seksual baik sengaja (sudah
menikah) maupun tidak sengaja (belum menikah).
Masalah yang timbul akibat kehamilan remaja diantaranya adalah masalah kesehatan
reproduksi, masalah psikologi pada kehamilan remaja. Abortus dengan konsekuensi
psikososial seperti rasa bersalah yang berlebihan, ancaman hukuman pidana dan saksi adat
masyarakat, PMS, gangguan dan tekanan psikososial dimasa lanjut yang timbul akibat
hubungan seks remaja pra nikah.
Tanpa adanya pengetahuan yang cukup bagi remaja, maka remaja dapat terjun ke hal-hal
yang tidak semestinya seperti seks bebas yang dapat mengakibatkan kehamilan remaja.
Sebaiknya di dalam sebuah pergaulan perlu adanya kegiatan-kegiatan yang positif serta
dukungan dan kasih sayang dari orang tua agar seorang remaja itu sendiri tidak salah dalam
pergaulan yang bisa menyebabkan penyesalan dikemudian hari.
B. Saran
Sebagai bidan hendaknya kita bisa ikut berperan dalam mencegah terjadinya kehamilan
remaja dan dapat memberikan konseling serta penyuluhan dampak-dampak atau resiko yang
akan terjadi nantinya.
DAFTAR PUSTAKA
Dalam drama ini saya mengambil contoh asuhan kebidanan pada remaja yang hamil.
Prolog :
Di sebuah desa yang bernama desa kincir , kota bengkulu, ada seorang remaja perempuan
yaitu dewi yang masih sekolah di salah satu sekolah swasta di kota bengkulu. Dewi
merupakan anak kedua dari buk shelvia.
Suatu hari buk shelvia merasa heran dengan perubahan sang anak. Biasanya sang anak ceria
sekarang sang anak berubah menjadi anak yang pemurung, tidak mau makan dan sering
muntah – muntah.
Buk Shelvia : nak ngapo kau ni ibuk tengok kau akhir – akhir ini murung, lesu ado
masalah apo?? Da tu ibuk tengok kau ni kurang makan galak mual – mual ?(bahasa
bengkulu)
Dewi : (dengan muka ketakutan dan cemas ) hmmmmmmm,,, dakpapo aku buk .
Buk Shelvia : Dakpapo cakmano kau lesu mano muntah – muntah sakit apo kau ni ?? kito
perikso lah kalo sakit ??
Buk Shelvia : Kau ado mete dak ,, apo kau ado tidur tiduran kek mete kau
Dewi : Ado yak aku mete,, wewww basing ajo dkdo aq tidur tiduran kek mete q ibuk
ni
Buk Shelvia : kito perikso ajolah dak tenang ibuk ningok kau cak ini ni ,, besiaplah kito ke
bidan lys
Buk Shelvia : Yo diperikso kau tu sakit apo sebenernya,, sudah siap siaplah kito berangkat
bentar lagi
Bu Shelvia : ( Dengan wajah bertanya tanya ) ini nah buk bidan anak aku ni dewi
muntah – muntah, lesu, murung bae akhir-akhir ini cubo tolong periksokan buk kiro – kiro
sakit apo dio ni buk
Bidan Lys : apa yang dirasakan dewi mual pusing gak ???
Buk shelvia : Dakdo dio magh buk biasa makan banyak dio tu
Bidan Lys : Nah ada telat datang bulan gak dewi ,, bulan ini haid gak ??
Bidan Lys : biasa men tanggal berapo dewi ?? memang galak telat yo ??
Buk shelvia : Yo bulan ini dakdo kau mintak duit untuk beli pembalut dengan ibuk
Buk shelvia : Nah ngapo kau ni dewi kau tidur tiduran yo kek mete kau ??
Bidan Lys : Sudah buk kita periksa aja dulu dewi nya
Bidan Lys : Kito perikso kencingnya sama perutnya ada magh nian idak
Selang beberapa menit setelah pemeriksaan kemudian bidan menjelaskan hasil pemeriksaan
kepada keluarga
Bidan Lys : Buk dari hasil pemeriksaan tes pack dewi garis dua ya buk
Bidan Lys : Artinya kalo garisnya dua anak ibuk berarti positif hamil buk
Bidan Lys : Ngomong ajo dewi siapo jangan takut biar bisa di datangi mintak
pertanggung jawaban
Dewi : Renoo
Buk shelvia : ya Allah dewi ,, buk jadi la brp bln dio ni hamil ?
Buk Shelvia : Buk aku mintak tolong nian buk cakmano kalo di gugurkan aja buk
karena masih nak sekolah dio ni buk masih kecil
Bidan Lys : Aborsi atau menggugurkan itu dosa buk ,dalam etika profesi kami itu
juga tidak boleh. Sebaiknya saran saya anak ibu tetap di nikahkan nanti sekolah bisa amnil
paket C. Dewi kalo dewi masih mau sekolah kenapa dewi lakukan seperti ini padahal dewi
tahu kan kalo kita sudah halangan tidak boleh berhubungan dengan pria terlalu dekat karena
akan seperti ini jadinya.
Bidan Lys : Ibuk yang sabar ibuk temui cowoknya mintak pertanggung jawaban
karena bagaimanapun dewi harus di nikahkan. Setelah nanti melahir mungkin dewi bisa
sekolah ambil paket C. Tetapi sya pesan buk dewi ini hamil resiko tinggi karena di usia
remaja 16 tahun sangat rentan sekali perdarahan, prematur, abortus .Jadi harus sering
dikontrol dan banyak minum vitamin.
Bidan Lys : Oya buk tolong dipantau jangan nian ibuk dan dewi berniat untuk
menggugurkan dengan minum jamu, alkohol atau memkan tapai dsb karena akan berdampak
buruk pada bayi dan ibuk dewi. Bayi bisa terjadi kecacatan dan ibu bisa mengalami
perdarahan.
Dewi : Ya buk
Bidan Lys : Ya buk sama – sama hati –hati dijalan. Jangan lupa kontrol kembali
jika ada keluhan.
Kesimpulan dari drama ini adalah dalam melakukan pelayanan kebidanan, seorang bidan
harus menjalin komunikasi yang baik kepada pasiennya. Tujuannya adalah agar pasien
merasa nyaman dan dihormati serta pesan yang ingin di sampaikan dapat di aplikasihan oleh
pasien dalam kehidupannya.