Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN TUTORIAL

BLOK 3 A

SKENARIO 3 : ASUHAN KEHAMILAN

Tutor : Miftah Irramah, M. biomed

Kelompok :4

Ketua : Dita Dwi Amanda (1910332007)

Sekretaris Meja : Nur Avivah (1910331001)

Rike Mahdayanti (1910332004)

Sekretaris Papan : Viorika Marsafa Putri (1910333011)

Anggota : Lulisa Desrama Tasya (1910331010)

Etri Wanesti (1910333002)

Nadia Rizki Anisa (1910333013)

Nixy Claudia A (1910332003)

Windhy Lathifah Arief (1910333008)

PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS ANDALAS

2020/2021
SKENARIO 3 : ASUHAN KEHAMILAN

Hari ini, 30 Agustus 2020, Ny. Filma, usia 28 tahun, G1P0A0Ho datang ke PMB bersama
suaminya ingin memeriksakan kandungannya. Ini merupakan kunjungan kedua ke rumah bidan
setelah sebelumnya melakukan kunjungan kehamilan di puskesmas dekat tempat kerjanya. Hasil
anamnesis didapatkan bahwa HPHT pada tanggal 9 Maret 2019, gerakan anak yang dirasakan
sangat aktif dan sering terasa pada dinding perut bagian kanan.

Bidan melanjutkan beberapa pemeriksaan dengan hasil pemeriksaan adalah BB saat ini 86 kg,
TB 159, TD 110/70 mmHg, Nadi 80x/menit, Frekuensi Napas 20x/menit, Suhu 36,7°C dan tidak
ada kelainan pada wajah. Pada pemeriksaan abdomen didapatkan hasil Tinggi Fundus Uteri 2 jari
diatas pusat, presentasi kepala, punggung kanan. Pemeriksaan Auskultasi diperoleh Denyut
Jantung Janin (DJJ) positif dengan frekuensi 143 kali permenit. Menurut Mc. Donald, TFU 23
cm. Kemudian Bidan menjelaskan akan dilakukannya pemeriksaan labor sederhana karena
kunjungan sebelumnya belum dilakukan pemeriksaan tersebut.

Bagaimanakah saudara menjelaskan tentang kondisi Ny. Filma pada kasus di atas?
STEP 1 : TERMINOLOGI

1. HPHT

HPHT adalah adalah singkatan dari Hari Pertama Haid Terakhir, yaitu hari pertama
ketika menstruasi datang pada bulan terakhir sebelum bunda tidak menstruasi
lagi. HPHT berhubungan dengan HPL atau Hari Perkiraan Lahir, Umumnya disebut juga
HTP (Hari Tafsiran Persalinan)

2. Auskultasi
Auskultasi adalah salah satu tindakan pemeriksaan pasien dengan cara mendengarkan
bunyi yang terbentuk di dalam tubuh yang bertujuan untuk mendeteksi apakah ada suatu
kelainan yang dialami pasien dengan cara membandingkannya dengan bunyi normal
orang yang sehat.

3. Presentasi puncak kepala


Presentasi puncak kepala adalah keadaan dimana puncak kepala merupakan bagian
terendah, hal ini terjadi apabila derajat defleksinya ringan. Presentasi puncak kepala
adalah presentasi kepala dengan defleksi/ekstensi minimal dengan sinsiput merupakan
bagian terendah.

4. Anamnesis
Anamnesa merupakan sebuah komunikasi atau dialogis yang aktif antara dokter dan
tenaga medis dengan pasien, sehingga komunikasi yang aktif tersebut adalah bentuk
komunikasi yang bersifat tetapi lebih dari itu komunikasi yang empati. Anamnesa
biasanya bentuk bidang kesehatan yang bersifat bidang psikologi, karena kemampuan
seorang dokter atau tenaga kesehatan lainnya yang berhubungan dengan kemampuan
guna menanggapi cerita pasien.
STEP 2 : IDENTIFIKASI MASALAH

1. Apakah HPHT akurat digunakan dalam menentukan usia kehamilan?


2. Apa saja factor yang mempengaruhi kehamilan ?
3. Kenapa gerakan janin nyonya filma sangat aktif dan teraba dibagian dinding perut sebelah
kanan?
4. Bagaimana cara menghitung usia kehamilan berdasarkan rumus HPHT?
5. Bagaimana prinsip skrining pada kehamilan ?
6. Apa saja yang termasuk presentasi kepala?
7. Bagaimana bentuk pemeriksaan yang didapatkan nyonya Filma pada kunjungan kedua?
8. Bagaimana cara memantau DJJ?
9. Dari hasil pemeriksaan nyonya filma didapatkan hasil BB 86kg, TB 159cm. TD
110/70mmhg apakah hal tersenut termasuk dalam kehamilan normal?
10. Apa saja bentuk skrining dalam kehamilan ?
11. Bagaimana bentuk TFU menurut Mc. Donald?
12. Kenapa ibu hamil melakukan pemeriksaan laboratorium?
13. Bagaimana cara melakukan pemeriksaan aukultasi ?
14. Apa tujuan pemeriksaan aukultasi abdomen?
15. Bagaimana rencana asuhan pada ibu hamil?
STEP 3 : HIPOTESA

1. Penghitungan waktu lahir dengan rumus atau kalkulator kehamilan ini hanya perkiraan.
Sangat mungkin jika bayi lahir lebih awal atau lebih lama dari yang tanggal perkiraan.
Selain penghitungan tersebut, dokter menggunakan pemeriksaan USG untuk menunjang
dan mengonfirmasi hasil perhitungan dengan rumus. Dari hasil pemeriksaan USG, bisa
diketahui perkembangan janin dari waktu ke waktu hingga genap usia untuk lahir.
Dengan rumus Naegele, hanya 4% ibu hamil yang melahirkan tepat pada HPL. Namun,
90% ibu hamil akan melahirkan dalam 3 minggu di sekitar HPL yang telah ditentukan.

2. Ada tiga factor yang mempengaruhi kehamilan yaitu: factor fisik, factor psikologis, dan
factor social budaya dan ekonomi. Factor fisik meliputi: kesehatan ibu hamil, status gizi
ibu hamil, dan gaya hidup.

3. Gerakan janin sebenarnya sudah dimulai sejak kehamilan menginjak minggu ke-9, yaitu
ketika otot dan tulang janin mulai terbentuk. Namun bagi wanita yang baru pertama kali
mengandung, gerakan janin biasanya baru benar-benar terasa di usia kehamilan 18-20
minggu. Janin aktif bergerak sebelah kanan atau kiri merupakan hal yang normal terjadi.
Gerakan ini menandakan janin tumbuh dan berkembang baik di dalam kandungan.
Umumnya setelah memasuki usia kandungan 28 minggu, janin akan lebih aktif bergerak.
Sehingga janin aktif bergerak sebelah kanan umumnya bukan merupakan gejala/bahaya
hal itu normal terjadi pada ibu hamil karena janin sudah mulai aktif bergerak pd trimester
2. Yang harus di perhatikan adalah posisi bayi ketika memasuki bulan² terakhir
kehamilan karena pada saat itulah posisi janin sangat menentukan kelancaran persalinan.

4. Berikut cara menghitung perkiraan HPHT : RUMUS DASAR Menghitung HPHT. Hari :


+ 7 Bulan : + 9 atau -3 Tahun : tetap atau +1. 1. Contoh : HPHT nya 20 Mei 2012 maka
tafsiran persalinan adalah : Hari : 20 + 7 = 27 Bulan : 5 – 3 = 2 Tahun : 2012 +1 = 2013
jadi perkiraan nya 27 Februari 2013. 

5. Prinsip dalam skrining kehamilan meliputi:


Perencanaan asuhan kehamilan
Mengumpulkan informasi mengenai ibu untuk membantu kita dalam membangun
hubungan kepercayaan dengan ibu, mendeteksi komplikasi, dan merencanakan asuhan
khusus yang dibutuhkan.
1. Riwayat kehamilan ini
• Usia ibu hamil, HPHT / siklus haid , Perdarahan pervaginam
• Keputihan, Mual dan muntah, Masalah / kelainan pada kehamilan sekarang
• Pemakaian obat-obatan termasuk jamu-jamuan
2. Riwayat obstetric lalu
• Jumlah kehamilan, persalinan, persalinan cukup bulan, persalinan premature
• Jumlah anak yang hidup, Jumlah keguguran, Jumlah aborsi, Perdarahan pada
kehamilan, persalinan dan nifas terdahulu, Adanya hipertensi dalam kehamilan pada
kehamilan
terdahulu
3. Riwayat Penyakit
• Jantung, Hipertensi ,DM , TBC
• Pernah operasi Alergi obat atau makanan , Ginjal , Asma , dll
4. Riwayat Sosial Ekonomi
• Status perkawinan
• Respon ibu dan keluarga terhadap kehamilan
• Jumlah keluarga di rumah yang membantu
• Siapa pembuat keputusan dalam keluarga

6. Yang termasuk presentasi kepalaa:


 Presentase belakang kepala
Presentase belakang kepala dengan petunjuk ubun-ubun kecil di segmen depan, di
sebelah kiri depan ( kira-kira 2/3), dan disebelah kanan depan ( kira-kira 1/3). Presentase
belakang kepala adalah posisi yang normal atau normoposisi.
 Presentase puncak kepala
Presentasi puncak kepala adalah bagian terbawah janin yaitu puncak kepala, pada
pemeriksaan dalam teraba UUB yang paling rendah, dan UUB sudah berputar ke depan .
Presentase puncak kepala disebut juga presentase Simput terjadi bila derajat defleksi
ringan sehingga ubun-ubun besar merupakan bagian terendah. Pada presentase puncak
kepala, lingkar kepala yang melalui jalan lahir adalah Sikumferensia Frontooksipo
dengan titik perputaran yang berada dibawah simfisis adalah grabella.
 Presentasi muka
Presentasi muka disebabkan oleh terjadinya ekstensi yang penuh dari kepala janin. Yang
teraba muka bayi = mulut, hidung, dan pipi.
 Presentasi Dahi
Presentasi dahi adalah posisi kepala antara flexi dan deflexi, sehingga dahi merupakan
bagian terendah. Posisi ini biasanya akan berubah menjadi letak muka/letak belakang
kepala.

7. Pemeriksaan kandungan terpadu mencakup 18 jenis tes berbeda, yang di antaranya


mencakup:
 Cek kondisi kesehatan pribadi dan riwayat penyakit keluarga.
 Pemeriksaan fisik dasar, seperti cek suhu tubuh, ukuran lingkar lengan atas,
tekanan darah, berat dan tinggi badan, tingkat Hb, kadar protein dalam urin (tes
urin), cek gula darah, hingga tes darah total untuk risiko penyakit (infeksi virus
dan bakteri, serta penyakit lainnya, seperti talassemia).
 Pemeriksaan panggul dan pap smear.
Pada pemeriksaan kandungan yang kedua dan seterusnya, dokter/bidan akan terus
memeriksa kondisi kesehatan dan memastikan bayi tumbuh sesuai yang diharapkan.
Dokter/bidan juga mungkin akan mulai menghitung tanggal kelahiran bayi.
Selama sesi periksa kandungan rutin, dokter/bidan akan menjelaskan pada ibu hamil
pentingnya pemenuhan nutrisi saat kehamilan (seperti asam folat, kalsium, dan zat besi),
bagaimana bumil harus mengatur pola makannya, dan berbagi tips seputar menerapkan
pola hidup sehat.

8. Ada berbagai cara untuk mendengarkan denyut jantung janin. Cara yang paling sederhana
adalah menempelkan telinga ke perut ibu. Untuk bisa didengarkan secara langsung suara
jantungnya, si janin sudah harus berada di usia trimester 3 (di atas 7 bulan). Dulu para
bidan (dan juga dokter) menggunakan alat bantu berupa semacam stetoskop dari kayu
yang disebut dengan funanduskop. Bentuknya seperti corong atau terompet pendek.
Penggunannya, bagian mulut terompet ditempelkan di dinding perut ibu hamil dan telinga
kita menempel di pangkal terompet. Cukup melelahkan terutama apa bila dinding perut si
ibu hamil cukup tebal, alias bumil tersebut sangat gemuk. Dengan menggunakan
funanduskop ini, denyut jantung janin sudah bisa dideteksi semenjak kehamilan 20
pekan.

9. Dari hasil pemeriksaan fisik nyonya Filma, nyonya Filma dikategorikan obesitas ringan.

10. Tes skrining selama kehamilan yaitu:


Tes skrining saat hamil trimester 1,
Tes skrining trimester pertama bisa dimulai sejak kehamilan 10 minggu, yang merupakan
kombinasi antara ultrasonografi (USG) janin dan tes darah ibu.
1. USG

Tes ini dilakukan untuk menentukan ukuran dan posisi bayi. Selain itu juga membantu
menentukan adanya risiko janin mengalami cacat lahir, dengan mengamati struktur tulang
dan organ bayi.

2. Tes darah

Selama trimester pertama, dilakukan dua jenis tes serum darah ibu, yaitu Pregnancy-
associated plasma protein (PAPP-A) dan hormon hCG (Human chorionic gonadotropin). Ini
merupakan protein dan hormon yang diproduksi oleh plasenta pada awal kehamilan. Jika
hasilnya tidak normal, berarti ada peningkatan risiko kelainan kromosom.

3. Chorionic villus sampling

Chorionic villus sampling adalah tes skrining invasif yang dilakukan dengan mengambil
potongan kecil dari plasenta. Tes ini biasanya dilakukan antara minggu ke 10 dan 12
kehamilan.
Tes skrining saat hamil trimester 2

1. Tes darah

Tes darah saat hamil trimester kedua mencakup beberapa tes darah yang disebut multiple
markers. Tes ini dilakukan untuk mengetahui adanya risiko cacat lahir atau kelainan genetik
pada bayi. Tes ini sebaiknya dilakukan pada minggu ke 16 sampai 18 kehamilan.

2. Tes gula darah

Tes gula darah digunakan untuk mendiagnosis diabetes gestasional. Ini merupakan kondisi
yang bisa berkembang selama kehamilan. Kondisi ini dapat meningkatkan kelahiran secara
caesar karena bayi dari ibu dengan diabetes gestasional biasanya memiliki ukuran yang lebih
besar.

3. Amniocentesis

Selama amniosentesis, cairan ketuban dikeluarkan dari rahim untuk diuji. Ini berisi sel janin
dengan susunan genetik yang sama seperti bayi, serta berbagai bahan kimia yang diproduksi
oleh tubuh bayi. Ada beberapa jenis amniosentesis.

Tes skrining saat hamil trimester 3

Skrining Strepococcus  Group B

Strepococcus Group B (GBS) adalah kelompok bakteri yang dapat menyebabkan infeksi


serius pada ibu hamil dan bayi yang baru lahir. GBS pada wanita sehat sering ditemukan di
daerah mulut, tenggorokan, saluran pencernaan, dan vagina.

11. TFU menurut MC Donalt berdasarkan tafsiran kehamilannya

 12 minggu : 3 jari diatas simfisis

 16 minggu : ½ simfisis –pusat

 20 minggu : 3 jari dibawah simfisis


 24 minggu : Setinggi pusat

 28 minggu : 3 jari diatas pusat

 32 minggu : ½ pusat –processus xifoideus

 36 minggu : Setinggi processus xifoideus

 40 minggu : 28jari dibawah processus xifoideus

12. Berikut adalah beberapa cek laboratorium yang mungkin dilakukan selama kehamilan.

 Cek golongan darah

Ada 4 golongan darah (A, B, AB atau O) dan Anda akan diberikan tes darah untuk
mengetahui golongan darah Anda. Penting untuk mengetahui golongan darah, jika Anda
perlu diberi transfusi darah jika mengalami pendarahan hebat selama kehamilan atau
kelahiran.

 Cek faktor Rhesus (RhD)

Setelah mengetahui golongan darah, bumil juga perlu mengetahui resus golongan
darahnya, positif atau negatif. Resus menunjukkan apakah ibu memiliki ‘antigen D’ di
permukaan sel darah merahnya. Jika terdapat ‘antigen D’, berarti RhD positif, jika tidak
berarti RhD negatif.

 Cek infeksi

Tes darah di laboratorium juga ditujukan untuk mencari adanya infeksi yang dapat
memengaruhi kehamilan dan janin. Infeksi yang diperiksa dalam cek laboratorium
kehamilan yaitu rubella (campak Jerman), sipilis, hepatitis B, hepatitis C dan HIV
(human immunodeficiency virus).
13. Palpasi juga bisa dikatakan sebagai metode periksa raba. Untuk wanita hamil, palpasi
abdomen biasanya menggunakan metode palpasi yang dikembangkan oleh Cristian
Gerhard Leopold yang dikenal dengan palpasi leopold. Pada kehamilan yang normal,
metode ini umumnya diterapkan ketika usia kehamilan telah mencapai 36 minggu.
Karena di usia tersebut, janin telah memenuhi rongga rahim, dan bisa dikatakan bahwa
tumbuh kembang janin dalam kandungan sudah bisa dikatakan optimal.

Palpasi abdomen pada kehamilan dilakukan dengan melakukan perabaan dengan tangan
pada posisi tertentu untuk merasakan bagian yang terdapat pada perut wanita hamil. Jadi,
pemeriksaan ini hanya dilakukan ketika bayi sudah dapat diraba.

14. Ada beberapa tujuan dari dilakukannya metode palpasi ini, seperti :

1.Untuk menentukan besarnya ukuran rahim sesuai dengan umur kehamilan.

2.Untuk mengetahui letak dan posisi janin dalam kandungan.

3.Untuk memantau denyut jantung janin dan memastikan tidak ada kelainan jantung pada
bayi baru lahir.

4.Untuk memperkirakan berat janin dan menyiapkan kondisi ibu hamil cepat lelah.

5.Untuk memastikan usia kehamilan. Hal ini diperlukan untuk memutuskan gizi ibu
hamil berdasarkan trimester kehamilan, aktivitas berbahaya untuk ibu hamil, bahkan
posisi tidur ibu hamil berdasarkan trimester.

6.Untuk memindahkan bagian-bagian tertentu dari janin jika terdapat kelainan, seperti
posisi bayi yang tidak tepat dan memastikan kesehatan bumil.

7.Untuk mendeteksi terjadinya kehamilan kembar yang bisa dipadukan dengan data ciri-
ciri hamil anak kembar dan gejala hamil anak kembar yang terlihat.

15. Perencanaan asuhan kehamilan


Mengumpulkan informasi mengenai ibu untuk membantu kita dalam membangun
hubungan kepercayaan dengan ibu, mendeteksi komplikasi, dan merencanakan asuhan
khusus yang dibutuhkan.
1. Riwayat kehamilan ini
• Usia ibu hamil, HPHT / siklus haid , Perdarahan pervaginam
• Keputihan, Mual dan muntah, Masalah / kelainan pada kehamilan sekarang
• Pemakaian obat-obatan termasuk jamu-jamuan
2. Riwayat obstetric lalu
• Jumlah kehamilan, persalinan, persalinan cukup bulan, persalinan premature
• Jumlah anak yang hidup, Jumlah keguguran, Jumlah aborsi, Perdarahan pada
kehamilan, persalinan dan nifas terdahulu, Adanya hipertensi dalam kehamilan pada
kehamilan
terdahulu
3. Riwayat Penyakit
• Jantung, Hipertensi ,DM , TBC
• Pernah operasi Alergi obat atau makanan , Ginjal , Asma , dll
4. Riwayat Sosial Ekonomi
• Status perkawinan
• Respon ibu dan keluarga terhadap kehamilan
• Jumlah keluarga di rumah yang membantu
• Siapa pembuat keputusan dalam keluarga
SKEMA

Nyonya filma usia 28 tahun melakukan


pemeriksaan kehamilan

Pasti hamil
Cara diagnosis Pemeriksaan Anamnesis
kehamilan Dugaan hamil kehamilan pada kehamilan

Tidak pasti
hamil
Cara menentukan usia Pemeriksaan Anamnesis Anamnesis
kehamilan leopold kunjungan kunjungan
awal ulang

Gerakan HPHT DJJ


janin

Teknik
anamnesis
LEARNING OBJECTIVE
1. Pemeriksaan pada kehamilan ( pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang)
2. Cara diagnosis kehamilan
3. Cara menentukan taksiran usia kehamilan berdasarkan rumus HPHT
4. Cara menentukan taksiran usia kehamilan berdasarkan gerakan janin
5. Cara menentukan taksiran denyut jantung janin (DJJ)
6. Pemeriksaan Leopold (1,2dan3)
7. Optimalisasi posisi uterus
8. Anamnesis pada kehamilan ( anamnesis awal dan kunjungan ulang)
9. Cara menentukan status gizi pada ibu hamil
10. Teknik-teknik anamnesis
1. Pemeriksaan pada kehamilan ( pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang)
Pemeriksan fisik adalah pemeriksaan tubuh untuk menentukan adanya kelainan-kelainan dari
suatu sistim atau suatu organ tubuh dengan cara melihat (inspeksi), meraba (palpasi), mengetuk
(perkusi) dan mendengarkan (auskultasi).
Pemeriksaan fisik dibagi menjadi 2 :
1. Pemeriksaan Antropometri
2. Pemeriksaan Head to toe

PEMERIKSAAN ANTROPOMETRI
a)Tinggi badan
b)Berat badan
c)Lila
d)Pulse
e)Respirasi
f) Nadi
g)Tekanan Darah

Inspeksi:
1. Kepala; Rambut, Mata, Hidung, Mulut, dan Muka
2. Leher; Pembengkakan Kelenjar Tyroid, Pembengkakan vena jugularis, dan Pembengkakan
kelenjar limfe
3. Dada; Mammae, Aerola mammae, Puting susu, Kolostrum,
4. Abdomen; Pembesaran, Striae Livide, Linea Nigra, Linea Albicans, Strie Albicans, dan Luka
Bekas Operasi

PEMERIKSAAN HEAD TO TOE


1. Genitalia Eksterna Oedema, Varises, dan Pengeluaran
2. Ekstremitas Tangan dan Kaki / alat gerak
Auskultasi DJJ : Frekuensi dan LokasiPerkusi: Reflek patellaPalpasi:
a. Pemeriksaan Leopold I Menentukan tinggi fundus dan apa yang terdapat di fundus
b. Pemeriksaan Leopold II Menentukan letak punggung dan bagian kecil janin
c. Pemeriksaan Leopold III Menentukan apa yang ada di bagian bawah. Misalnya presentasi
kepala bagian bawahd. Pemeriksaan Leopold IV Menentukan dimana prominensia sefalik.
Menentukan apakah kepala masih floating atau sudah enganged (Obgynacea:2009)
Untuk pemeriksaan penunjang, yaitu terrdiri dari:
1. Pemeriksaan USG (Ultrasonografi)
Pemeriksaan USG merupakan pemeriksaan yang dilaksanankan sebagai salah satu diagnosis
pasti kehamilan. Pemeriksaan USG tidak menimbulkan bahaya bagi ibu maupun bayi.
Kemungkinan efek yang merugikan tersebut sudah sering diteliti dan terbukti tidak pernah
ditemukan masalah.Ultrasonografi adalah pemeriksaan yang memberikan hasil gambar tentang
janin atau embrio yang sedang berkembang di dalam perut ibu hamil secara aman, praktis, dan
hasil cukup akurat. USG menggunakan gelombang suara yang dipantulkan untuk membentuk
gambaran bayi di layar komputer yang aman untuk bayi dan ibu.
Ada 2 teknik dalam pemeriksaan USG.
Pemeriksaan USG Transabdominal dan Pemeriksaan USG Transvaginal.
1. Pemeriksaan USG Transabdominal
adalah jenis linear atau konveks. Pemeriksaan ini dilakukan pada kehamilan trimester 2 dan 3.
Sebelum memulai pemeriksaan, dinding abdomen luar ibu harus dilumuri jel untuk lubrikasi dan
menghilangkan udara diantara permukaan transduser dan dinding abdomen. Beberapa kerugian
USG ini : • kandung kemih yang penuh akan mengganggu kenyamanan pasien dan pemeriksa. •
Uterus mengalami kontraksi • Adanya mudigah di dalam kantung gestasi dapat luput dari
pemeriksaan.
2. Pemeriksaan USG Transvaginal
Pemeriksaan USG TV ini harus dilakukan dalam keadaan kandung kemih yang kosong. Dalam
persiapan tranduser terlebih dahulu diberi jel pada permukaan elemennya (untuk menghilangkan
udara di permukaan tranduser) kemudian dibungkus dengan alat pembungkus khusus atau
kondom (berfungsi sebagai alat pelindung). Sebelum dimasukkan ke dalam vagina, ujung
pembungkus tranduser diberi jel lagi (berfungsi sebagai lubrican dan menghilangkan udara
diantara permukaan elemen tranduser dan serviks uteri).
3. Pemeriksaan Rontgen
Pemeriksaan rontgen alias sinar-X memang sangat tidak dianjurkan bagi ibu hamil. Sinar X yang
dipaparkan kepada wanita hamil dapat berpotensi menimbulkan keguguran, atau cacat janin,
termasuk malformasi, pertumbuhan terlambat, terbentuk kanker pada usia dewasanya, atau
kelainan lainnya. Bahwa janin hanya terpapar 0.5 - 1.5 rad setelah pemeriksaan rontgen perut
atau punggung bawah ibu, sementara bagian tubuh ibu yang jauh menerima paparan 10-100x
lebih rendah.
4. Pemeriksaan Kardiotografi (CTG)
Sedangkn Secara umum CTG merupakan suatu alat untuk mengetahui kesejahteraan janin di
dalam rahim, dengan merekam pola denyut jantung janin dan hubungannya dengan gerakan janin
atau kontraksi rahim. Pemeriksaan CTG dilakukan • Sebaiknya dilakukan 2 jam setelah makan.
• Waktu pemeriksaan selama 20 menit.
• Selama pemeriksaan posisi ibu berbaring nyaman dan tak menyakitkan ibu maupun bayi.
• Bila ditemukan kelainan maka pemantauan dilanjutkan dan dapat segera diberikan pertolongan
yang sesuai.
• Konsultasi langsung dengan dokter kandungan

2. Cara diagnosis kehamilan


Menetapkan Normalitas Kehamilan
• Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin, adalah kira-kira 280 hari (40
minggu) dan tidak lebih dari 300 hari (43 minggu). Kehamilan dibagi menjadi tiga triwulan,
– triwulan I dimulai dari konsepsi sampai 12 minggu,
- triwulan II dari 12 sampai 28 minggu
- - triwulan III dari 28 sampai 40 minggu.
- Diagnosis kehamilan dapat ditegakkan riwayat kesehatan dan pemeriksaan berdasarkan
tanda dan gejala kehamilan.
Menetapkan Normalitas Kehamilan
• Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin, adalah kira-kira 280 hari (40
minggu) dan tidak lebih dari 300 hari (43 minggu). Kehamilan dibagi menjadi tiga triwulan,
– triwulan I dimulai dari konsepsi sampai 12 minggu,
- triwulan II dari 12 sampai 28 minggu
- - triwulan III dari 28 sampai 40 minggu.
- Diagnosis kehamilan dapat ditegakkan riwayat kesehatan dan pemeriksaan berdasarkan
tanda dan gejala kehamilan.
1) Tanda tidak pasti kehamilan
a) Amenorea (tidak dapat haid)Gejala ini sangat penting karena umumnya wanita hamil
tidak dapat haid lagi. Dengan diketahuinya tanggal hari pertama haid terakhir supaya
dapat ditaksir umur kehamilan dan taksiran tanggal persalinan akan terjadi, dengan
memakai rumus Neagie: HT – 3 (bulan + 7).
b) b) Mual dan muntahBiasa terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan hingga akhir
triwulan pertama. Sering terjadi pada pagi hari disebut “morning sickness”.
c) Mengidam (ingin makanan khusus)Sering terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan, akan
tetapi menghilang dengan makin tuanya kehamilan.d) PingsanBila berada pada tempat-tempat
ramai yang sesak dan padat. Biasanya hilang sesudah kehamilan 16 minggu.
2) Tanda kemungkinan kehamilan
a) Perut membesarSetelah kehamilan 14 minggu, rahim dapat diraba dari luar dan mulai
pembesaran perut.
b) Uterus membesarTerjadi perubahan dalam bentuk, besar, dan konsistensi dari rahim. Pada
pemeriksaan dalam dapat diraba bahwa uterus membesar dan bentuknya makin lama makin
bundar.
c) Tanda HegarKonsistensi rahim dalam kehamilan berubah menjadi lunak, terutama daerah
ismus. Pada minggu-minggu pertama ismus uteri mengalami hipertrofi seperti korpus uteri.
Hipertrofi ismus pada triwulan pertama mengakibatkan ismus menjadi panjang dan lebih
lunak.d) TandaChadwickPerubahan warna menjadi kebiruan atau keunguan pada vulva, vagina,
dan serviks. Perubahan warna ini disebabkan oleh pengaruh hormon estrogen.
3) Tandapastikehamilan
a) Gerakan janin yang dapat dilihat, dirasa atau diraba, jugabagian-bagian janin.
b) Denyut jantung janin
1) Didengar dengan stetoskop-monoral Laennec
2) Dicatat dan didengar dengan alat doppler
3) Dicatat dengan feto-elektro kardiogram
4) Dilihat pada ultrasonograf
Diagnosa banding kehamilan menurut Manuaba (2007, p. 127), meliputi:
1) Hamil palsuDijumpai tanda dugaan hamil, tetapi dengan pemeriksaan alat canggih dan tes
biologis tidak menunjukkan kehamilan.
2) Tumor kandungan atau mioma uteriTerdapat pembesaran rahim tetapi tidak disertai tanda
hamil, bentuk pembesaran tidak merata dan perdarahan banyak saat menstruasi.
3) KistaovariumTerjadi pembesaran perut tetapi tidak disertai tanda hamil, datang bulan terus
berlangsung, lamanya perbesaran perut dapat melampaui umur kehamilan, dan pemeriksaan tes
biologis kehamilan dengan tes negatif.
4) HematometraTerlambat datang bulan dapat melampaui umur kehamilan, perut terasa sakit
setiap bulan, terjadi tumpukan darah dalam rahim, tanda dan pemeriksaan hamil tidak
menunjukkan hasil yang positif.
5) KandungkemihyangpenuhDengan melakukan kateterisasi, maka pembesaran perut akan
menghilang.

3. Cara menentukan taksiran usia kehamilan berdasarkan rumus HPHT


Untuk mengetahui cara menghitung usia kehamilan, berikut langkah-langkah yang bisa
dilakukan:
Berdasarkan hari pertama haid terakhir (HPHT)
Cara populer untuk menghitung usia kehamilan adalah dengan menentukan tanggal menstruasi
terakhir sebelum hamil.
Metode ini dikenal dengan nama rumus Naegele. Cara ini dianggap terbaik bagi para wanita
yang memiliki siklus haid teratur 28 hari.Mula-mula, tentukan tanggal HPHT kemudian
tambahkan 40 minggu dari tanggal tersebut untuk menentukan perkiraan hari persalinan. Hal ini
didasari kepada asumsi bahwa kehamilan biasanya dijalani selama 9 bulan alias 40 minggu atau
280 hari.
Dengan mengetahui perkiraan hari kelahiran bayi, maka usia kehamilan bisa diketahui.Berikut
simulasi perhitunganganya:
*Tentukan hari pertama haid terakhir (HPHT)
*Tambahkan satu tahun
*Tambahkan tujuh hari
*Mundurkan tiga bulanJadi bila HPHT tanggal 22 Juli 2018, perhitungannya menjadi:
29 April 2019

4. Cara menentukan taksiran usia kehamilan berdasarkan gerakan janin


Cara yang satu ini dapat kamu lakukan secara manual, tetapi memberikan hasil yang kurang
akurat dibandingkan dengan memeriksa melalui USG.Caranya cukup sederhana, kamu tinggal
merasakan apakah janin dalam tubuhmu bergerak atau tidak.Jika janin sudah bergerak
diperkirakan usianya sudah mencapai 18 hingga 20 minggu untuk ibu yang baru hamil pertama
kalinya.Sementara itu, untuk ibu yang sudah pernah hamil, gerakan janin yang dirasakan
menandakan usianya sudah menginjak 16 hingga 18 minggu.

5. Cara menentukan taksiran denyut jantung janin (DJJ)


Detak jantung janin pertama kali akan muncul pada 22-23 hari setelah pembuahan, yaitu di
pertengahan minggu ke-lima. Metode Pemantauan Detak Jantung Janin
Berdasarkan alat yang digunakan, ada dua macam cara yang bisa dilakukan untuk memantau
detak jantung janin, yaitu:
• Auskultasi
Cara pertama untuk memonitor detak jantung janin adalah dengan metode auskultasi,
yaitu menggunakan stetoskop khusus. Metode ini terbilang aman karena minim risiko
atau efek samping. Dengan mengandalkan stetoskop khusus, dokter dapat mendengar
masalah terkait detak jantung janin. Dengan metode ini pula, beberapa hal terkait jantung
yang bisa didengarkan seperti bagaimana suara jantung janin, seberapa sering berdetak,
dan seberapa keras berdetak.
• Pemantauan jantung janin secara elektronik
Cara kedua untuk memantau detak jantung janin adalah dengan alat pemantau elektronik.
Alat ini akan digunakan selama masa kehamilan hingga saat kelahiran bayi. Selain
memantau detak jantung janin, alat ini berguna juga untuk mengetahui kekuatan dan
durasi kontraksi rahim

Ada dua cara menggunakan alat pemantauan elektronik, di antaranya:


- Pemantauan eksternal, yaitu pemantauan yang menggunakan alat gelombang suara (ultrasound)
Doppler untuk memeriksa apakah detak jantung janin terlalu cepat atau terlalu lambat. Jika
diperlukan, dokter juga bisa melakukan tes menggunakan sabuk bersensor guna menghitung
berapa kali detak jantung janin bertambah cepat selama 20 menit. Ketika Ibu hendak bersalin,
dokter juga bisa menggunakan alat yang disebut kardiotokografi (CTG) untuk mengetahui detak
jantung janin dan pola kontraksi rahim ibu.
- Pemantauan internal, yaitu pemantauan yang hanya bisa dilakukan jika kantong ketuban sudah
pecah. Pemantauan internal dilakukan dengan memasukkan kabel bersensor ke dalam rahim
melalui vagina. Kabel inilah yang nantinya akan ditempelkan ke kepala janin untuk mengukur
detak jantungnya. Setelah pemasangan, pemantauan akan dilakukan secara terus menerus.

6. Pemeriksaan Leopold
Pemeriksaan Leopold adalah pemeriksaan dengan metode perabaan yang berfungsi untuk
memperkirakan posisi bayi dalam rahim. Pemeriksaan ini umumnya dilakukan saat menjalani
pemeriksaan kandungan rutin di trimester tiga kehamilan, atau saat kontraksi sebelum
persalinan. Pemeriksaan (Manuver) Leopold merupakan teknik pemeriksaan pada perut ibu
bayi untuk menentukan posisi dan letak janin dengan melakukan palpasi abdomen.
Tahapan Pemeriksaan Leopold
Sebelum pemeriksaan, ibu akan diminta untuk buang air kecil guna mengosongkan kandung
kemih. Hal ini dilakukan agar lebih nyaman saat proses perabaan perut dengan metode Leopold
dilakukan. Selanjutnya, ibu hamil akan diminta berbaring telentang dengan kepala sedikit
ditinggikan, lalu dokter atau bidan akan meraba perut ibu dengan empat langkah berikut:
Leopold 1

Leopold I digunakan untuk menentukan usia kehamilan dan bagian apa yang ada dalam fundus.
Bidan menempatkan kedua telapak tangan di bagian atas perut untuk menentukan letak bagian
tertinggi rahim. Kemudian meraba perlahan area ini untuk memperkirakan bagian tubuh bayi
yang berada di sana.
Kepala bayi akan teraba keras dan bentuknya bundar. Sedangkan bokong bayi, akan terasa
seperti objek besar dengan tekstur lembut. Pada sekitar 95% kehamilan, posisi bokong berada di
bagian tertinggi rahim ini.
Leopold 2
Leopold II digunakan untuk menetukan letak punggung anak dan letak bagian kecil pada anak.
Caranya:
• Kedua tangan pemeriksa berada di sebelah kanan dan kiri perut ibu.
• Ketika memeriksa sebelah kanan, maka tangan kanan menahan perut sebelah kiri kea
arah kanan.
• Raba perut sebelah kanan menggunakan tangan kiri dan rasakan bagian apa yang ada di
sebelah kanan (jika teraba benda yang rata, atau tidak teraba bagian kecil, terasa ada
tahanan, maka itu adalah punggung bayi, namun jika teraba bagian-bagian yang kecil dan
menonjol maka itu adalah bagian kecil janin
Leopold 3
 
Leopold III digunakan untuk menentukan bagian apa yang terdapat di bagian bawah dan apakah
bagian anak sudah atau belum terpegang oleh pintu atas panggul. Caranya :
• Tangan kiri menahan fundus uteri.
• Tangan kanan meraba bagian yang ada di bagian bawah uterus. Jika teraba bagian tang
bulat, melenting keras, dan dapat digoyangkan maka itu adalah kepala. Namun jika teraba
bagian yang bulat, besar, lunak, dan sulit digerakkan, maka itu adalah bokong. Jika
dibagian bawah tidak ditemukan kedua bagian seperti yang diatas, maka pertimbangan
apakah janin dalam letak melintang.
• Pada letak sungsang (melintang) dapat dirasakan ketika tangan kanan menggoyangkan
bagian bawah, tangan kiri akan merasakan ballottement (pantulan dari kepala janin,
terutama ini ditemukan pada usia kehamilan 5-7 bulan).
• Tangan kanan meraba bagian bawah (jika teraba kepala, goyangkan, jika masih mudah
digoyangkan, berarti kepala belum masuk panggul, namun jika tidak dapat digoyangkan,
berarti kepala sudah masuk panggul). Lalu lanjutkan pada pemeriksaan Leopold VI untuk
mengetahui seberapa jauh kepala sudah masuk panggul.
7. Optimalisasi posisi uterus
Optimalisasi posisi janin merupakan salah satu teknik yang dapat digunakan untuk mengurangi
nyeri saat kontraksi persalinan dan mengoptimalkan posisi bayi dalam proses persalianan,
terutama pada kala 1 persalinan. Dengan memberikan teknik optimalisasi posisi janin pada
pasien yang sedang menjalani proses kala 1 persalinan diharapkan dapat menurunkan skala nyeri
pada proses persalinan dan dapat mengoptimalkan posisi janin menjadi lebih maksimal sehingga
proses persalinan menjadi lebih nyaman dan lebih cepat.
teknikOptimalisasi posisi janin sebagai salah satu layanan comforttechniquedan metode yang
digunakan untuk mengoptimalkan posisi bayi selama proses persalinansehingga mengurangi
resiko terjadinya kasus Prolongued Labour.
Layanan yang diberikan meliputi pelayanan ibu dan anak yang mencakup pelayanan
pemeriksaan kehamilan, persalinan, KB , imunisasi pada bayi dan balita.
8. Anamnesis pada kehamilan (anamnesis awal dan kunjungan ulang)
A. KUNJUNGAN AWAL
Adalah kunjungan yang dilakukan oleh ibu
hamil ke bidan/dokter pada trimester pertama
(usia kehamilan minggu pertama hingga <12
minggu)
Kunjungan awal kehamilan (K1) terbagi
menjadi :
-K1 Murni à kunjungan ibu hamil pertama kali
dengan UK < 12 minggu
-K1 Aksesà kunjungan ibu hamil pertama kali
dengan UK > 12 minggu
B. TUJUAN KUNJUNGAN
Utama : Pemantauan dan Pengawasan Kesejahteraan Ibu dan Janin
Khusus :
• Mengkaji tingkat kesehatan
• Menetapkan catatan dasar standar pembanding kemajuan persalinan
• Indentifikasi faktor risiko
• Diskusi kondisi/masalah kehamilan yg sedang berlangsung
• Nasehat / KIE perawatan selama hamil
• Membina hubungan saling percaya
B. KUNJUNGAN ULANG
Kunjungan ulang adalah kunjungan selama hamil yang dilakukan setelah kunjungan kehamilan
pertama sampai memasuki persalinan.
TUJUAN KUNJUNGAN ULANG
1. Melakukan deteksi dini komplikasi kehamilan.
2. Mempersiapkan kelahiran dan kemungkinankegawatdaruratan.
3. Pemeriksaan fisik yang terfokus.

9. Cara menentukan status gizi pada ibu hamil

Pertumbuhan janin dalam kandungan dipengaruhi oleh status gizi ibu hamil yang berkaitan erat
dengan berat badan ibu sebelum hamil. Status gizi menentukan berapa kenaikan badan yang
ideal pada ibu saat hamil. Untuk orang dewasa 19 - 70 tahun, status gizi dapat dinilai dengan
menghitung indeks masa tubuh (IMT).

Rumus perhitungan Indeks Masa Tubuh (IMT)

IMT = Berat Badan (kg)

{Tinggi Badan (m)}2

Kategori Perhitungan Indeks Masa Tubuh (IMT) sebagai berikut :


1. Kurang IMT < 18,5
2. Normal IMT 18,5 - 25,0
3. Overwight IMT 25,1 - 27,0
4. Obesitas IMT > 27,0

Factor dari diri si ibu maupun dari lingkungan dapat mempengaruhi status gizi ibu hamil. Di
bawah ini adalah beberapa hal yang mempengaruhi gizi ibu pada waktu hamil.

 Semakin tua usia kehamilan ibu, energi yang dibutuhkan pada waktu hamil juga semakin
tinggi.
 Berat badan ibu hamil menentukan berapa banyak asupan makanan yang harus di
konsumsi ibu hamil. Dengan tujuan, kebutuhan gizi janin tercukupi dan bayi yang akan
lahir dengan berat badan normal.
 Jika aktivitas ibu hamil tinggi, tentu kebutuhan energinya juga akan semakin tinggi.
 Ibu hamil yang sedang sakit biasanya nafsu makannya akan menurun. Untuk
antisipasinya ketika keadaan sakit, sebaiknya ibu hamil mendapat tambahan suplemen
protein, zat besi, juga yang lainnya agar kebutuhan gizinya tetap terpenuhi.
 Pengetahuan gizi kehamilan diperlukan oleh seorang ibu hamil dalam merencanakan
menu makanannya. Mengatur makanan terutama untuk menangani keluhan-keluhan
kehamilan pada setiap trimesternya. Pada trimester awal kehamilan biasanya ada keluhan
mual juga muntah. Sehingga selera makanannya pasti berkurang, yang biasanya
berdampak pada asupan makanannya. Ibu bisa menyiasati dengan makan sedikit-sedikit,
tetapi intensitasnya lebih sering. Makanannya pun harus dipilih yang segar dan tidak
mengandung lemak karena akan merangsang mual dan muntah. Dianjurkan untuk
mengkonsumsi buah segar atau dibuat jus, sayuran, kue kering, dan seafood. Sehingga
kebutuhan gizi Ibu hamil tetap terpenuhi,
 Keadaan ekonomi keluarga akan mempengaruhi pemilihan ragam dan kualitas bahan
makanan. Oleh karena itu, ibu harus pandai memilih bahan makanan bergizi yang tidak
harus mahal. Misalnya, untuk mengambil manfaat protein hewani, Anda dapat membeli
ikan segar, telur ayam, telur puyuh, dan ikan teri sebagai pengganti daging sapi. Karena
harganya relative lebih murah, bahan-bahan tersebut mengandung protein yang sama
baiknya dengan daging sapi.
 Pantangan makanan karena kepercayaan terhadap adat juga pengaruh budaya, hal itu
dapat mempengaruhi asupan makanan pada ibu hamil. Salah satu contoh kasus, ada
kepercayaan bahwa pada waktu hamil ibu dilarang makan ikan, karena dikhawatirkan
bayinya cacingan dan berbau amis. Padahal, konsumsi ikan terutama ikan laut justru
sangat dianjurkan karena mengandung Omega 3 dan Omega 6 yang sangat diperlukan
untuk pertumbuhan otak janin dalam kandungan.

Berat badan sebelum hamil mempengaruhi pada berat badan ideal selama kehamilan.

Jika sebelum hamil berat badan ibu dibawah normal (Kurus), pada trimester awal
idealnya naik 2,25 kg. selanjutnya, berat badan akan terus naik minimum 450 gram
perminggunya. Dengan demikian, total kenaikan berat badan selama kehamilan 13-18 kg.
Jika sebelum hamil berat badan ibu itu normal, pada trimester pertama idealnya berat
badan naik 1,5 kg. selanjutnya, berat badan akan terus naik minimum 450 gram per
minggunya. Dengan demikian, total kenaikan berat badan selama kehamilan 11-16 kg.
Namun, jika sebelum hamil berat badan ibu di atas normal (gemuk), pada trimester awal
idealnya hanya naik 300 gram. Dengan demikian, total kenaikan selama kehamilan hanya
7-11 kg.
Kenaikan berat badan selama kehamilan berdasarkan status gizi ibu sebelum hamil
Status Gizi ibu sebelum Hamil Total Kenaikan Berat Badan Selama Kehamilan
(IMT) (Kg)
Kurang (Kurus) 13-18
Normal 11-16
Overweight 7-11
Obesitas 7

Kenaikan berat badan pada trimester pertama sepenuhnya tertuju untuk kebutuhan ibu, tapi
bukan berarti janin dalam kandungannya tidak tumbuh dan tidak membutuhkan suplai makanan.
Selama trimester kedua, porsi penambahan berat badan adalah 60% untuk ibu sebagai cadangan
lemak, dan 40% untuk janin. Selanjutrnya pada trimester ketiga 60% penambahan berat untuk
janin, dan 40% untuk ibu. Presentase itu memang bukan angka yang pasti dan tidak semua
kehamilan bakal seperti itu. Berat bayi lahir tidak ditentukan sepenuhnya oleh banyaknya
makanan dan kenaikan berat badan ibu hamil, tetapi juga tergantung pada kebutuhan gizi
masing-masing bayi. Jika sebelum hamil berat badan ibu di bawah normal, makanan yang
dimakan setiap harinya sangat besar perannya pada peningkatan berat bayi. Berat badan bayi
ketika lahir merupakan salah satu indicator kesehatannya pada masa depan.

10. Teknik-teknik anamnesis


Anamnesa dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:

1. Autoanamnesa, ialah anamnesa yang dilakukan secara langsung kepada pasien. Pasien
sendirilah yang menjawab semua pertanyaan dan menceritakan kondisinya.
2. Allonamnesa, ialah anamnesa yang dilakukan dengan orang lain seperti keluarga pasien
atau sahabat pasien guna memperoleh informasi yang tepat tentang keadaan pasien.
Biasanya pada pasien yang tidak sadarkan diri, bayi, anak-anak. Pada anamnesa jenis ini
petugas medis harus memastikan bahwa sumber informasi berasal dari orang yang tepat.

Anda mungkin juga menyukai