BLOK 3 A
Kelompok :4
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2020/2021
SKENARIO 3 : ASUHAN KEHAMILAN
Hari ini, 30 Agustus 2020, Ny. Filma, usia 28 tahun, G1P0A0Ho datang ke PMB bersama
suaminya ingin memeriksakan kandungannya. Ini merupakan kunjungan kedua ke rumah bidan
setelah sebelumnya melakukan kunjungan kehamilan di puskesmas dekat tempat kerjanya. Hasil
anamnesis didapatkan bahwa HPHT pada tanggal 9 Maret 2019, gerakan anak yang dirasakan
sangat aktif dan sering terasa pada dinding perut bagian kanan.
Bidan melanjutkan beberapa pemeriksaan dengan hasil pemeriksaan adalah BB saat ini 86 kg,
TB 159, TD 110/70 mmHg, Nadi 80x/menit, Frekuensi Napas 20x/menit, Suhu 36,7°C dan tidak
ada kelainan pada wajah. Pada pemeriksaan abdomen didapatkan hasil Tinggi Fundus Uteri 2 jari
diatas pusat, presentasi kepala, punggung kanan. Pemeriksaan Auskultasi diperoleh Denyut
Jantung Janin (DJJ) positif dengan frekuensi 143 kali permenit. Menurut Mc. Donald, TFU 23
cm. Kemudian Bidan menjelaskan akan dilakukannya pemeriksaan labor sederhana karena
kunjungan sebelumnya belum dilakukan pemeriksaan tersebut.
Bagaimanakah saudara menjelaskan tentang kondisi Ny. Filma pada kasus di atas?
STEP 1 : TERMINOLOGI
1. HPHT
HPHT adalah adalah singkatan dari Hari Pertama Haid Terakhir, yaitu hari pertama
ketika menstruasi datang pada bulan terakhir sebelum bunda tidak menstruasi
lagi. HPHT berhubungan dengan HPL atau Hari Perkiraan Lahir, Umumnya disebut juga
HTP (Hari Tafsiran Persalinan)
2. Auskultasi
Auskultasi adalah salah satu tindakan pemeriksaan pasien dengan cara mendengarkan
bunyi yang terbentuk di dalam tubuh yang bertujuan untuk mendeteksi apakah ada suatu
kelainan yang dialami pasien dengan cara membandingkannya dengan bunyi normal
orang yang sehat.
4. Anamnesis
Anamnesa merupakan sebuah komunikasi atau dialogis yang aktif antara dokter dan
tenaga medis dengan pasien, sehingga komunikasi yang aktif tersebut adalah bentuk
komunikasi yang bersifat tetapi lebih dari itu komunikasi yang empati. Anamnesa
biasanya bentuk bidang kesehatan yang bersifat bidang psikologi, karena kemampuan
seorang dokter atau tenaga kesehatan lainnya yang berhubungan dengan kemampuan
guna menanggapi cerita pasien.
STEP 2 : IDENTIFIKASI MASALAH
1. Penghitungan waktu lahir dengan rumus atau kalkulator kehamilan ini hanya perkiraan.
Sangat mungkin jika bayi lahir lebih awal atau lebih lama dari yang tanggal perkiraan.
Selain penghitungan tersebut, dokter menggunakan pemeriksaan USG untuk menunjang
dan mengonfirmasi hasil perhitungan dengan rumus. Dari hasil pemeriksaan USG, bisa
diketahui perkembangan janin dari waktu ke waktu hingga genap usia untuk lahir.
Dengan rumus Naegele, hanya 4% ibu hamil yang melahirkan tepat pada HPL. Namun,
90% ibu hamil akan melahirkan dalam 3 minggu di sekitar HPL yang telah ditentukan.
2. Ada tiga factor yang mempengaruhi kehamilan yaitu: factor fisik, factor psikologis, dan
factor social budaya dan ekonomi. Factor fisik meliputi: kesehatan ibu hamil, status gizi
ibu hamil, dan gaya hidup.
3. Gerakan janin sebenarnya sudah dimulai sejak kehamilan menginjak minggu ke-9, yaitu
ketika otot dan tulang janin mulai terbentuk. Namun bagi wanita yang baru pertama kali
mengandung, gerakan janin biasanya baru benar-benar terasa di usia kehamilan 18-20
minggu. Janin aktif bergerak sebelah kanan atau kiri merupakan hal yang normal terjadi.
Gerakan ini menandakan janin tumbuh dan berkembang baik di dalam kandungan.
Umumnya setelah memasuki usia kandungan 28 minggu, janin akan lebih aktif bergerak.
Sehingga janin aktif bergerak sebelah kanan umumnya bukan merupakan gejala/bahaya
hal itu normal terjadi pada ibu hamil karena janin sudah mulai aktif bergerak pd trimester
2. Yang harus di perhatikan adalah posisi bayi ketika memasuki bulan² terakhir
kehamilan karena pada saat itulah posisi janin sangat menentukan kelancaran persalinan.
8. Ada berbagai cara untuk mendengarkan denyut jantung janin. Cara yang paling sederhana
adalah menempelkan telinga ke perut ibu. Untuk bisa didengarkan secara langsung suara
jantungnya, si janin sudah harus berada di usia trimester 3 (di atas 7 bulan). Dulu para
bidan (dan juga dokter) menggunakan alat bantu berupa semacam stetoskop dari kayu
yang disebut dengan funanduskop. Bentuknya seperti corong atau terompet pendek.
Penggunannya, bagian mulut terompet ditempelkan di dinding perut ibu hamil dan telinga
kita menempel di pangkal terompet. Cukup melelahkan terutama apa bila dinding perut si
ibu hamil cukup tebal, alias bumil tersebut sangat gemuk. Dengan menggunakan
funanduskop ini, denyut jantung janin sudah bisa dideteksi semenjak kehamilan 20
pekan.
9. Dari hasil pemeriksaan fisik nyonya Filma, nyonya Filma dikategorikan obesitas ringan.
Tes ini dilakukan untuk menentukan ukuran dan posisi bayi. Selain itu juga membantu
menentukan adanya risiko janin mengalami cacat lahir, dengan mengamati struktur tulang
dan organ bayi.
2. Tes darah
Selama trimester pertama, dilakukan dua jenis tes serum darah ibu, yaitu Pregnancy-
associated plasma protein (PAPP-A) dan hormon hCG (Human chorionic gonadotropin). Ini
merupakan protein dan hormon yang diproduksi oleh plasenta pada awal kehamilan. Jika
hasilnya tidak normal, berarti ada peningkatan risiko kelainan kromosom.
Chorionic villus sampling adalah tes skrining invasif yang dilakukan dengan mengambil
potongan kecil dari plasenta. Tes ini biasanya dilakukan antara minggu ke 10 dan 12
kehamilan.
Tes skrining saat hamil trimester 2
1. Tes darah
Tes darah saat hamil trimester kedua mencakup beberapa tes darah yang disebut multiple
markers. Tes ini dilakukan untuk mengetahui adanya risiko cacat lahir atau kelainan genetik
pada bayi. Tes ini sebaiknya dilakukan pada minggu ke 16 sampai 18 kehamilan.
Tes gula darah digunakan untuk mendiagnosis diabetes gestasional. Ini merupakan kondisi
yang bisa berkembang selama kehamilan. Kondisi ini dapat meningkatkan kelahiran secara
caesar karena bayi dari ibu dengan diabetes gestasional biasanya memiliki ukuran yang lebih
besar.
3. Amniocentesis
Selama amniosentesis, cairan ketuban dikeluarkan dari rahim untuk diuji. Ini berisi sel janin
dengan susunan genetik yang sama seperti bayi, serta berbagai bahan kimia yang diproduksi
oleh tubuh bayi. Ada beberapa jenis amniosentesis.
Skrining Strepococcus Group B
12. Berikut adalah beberapa cek laboratorium yang mungkin dilakukan selama kehamilan.
Ada 4 golongan darah (A, B, AB atau O) dan Anda akan diberikan tes darah untuk
mengetahui golongan darah Anda. Penting untuk mengetahui golongan darah, jika Anda
perlu diberi transfusi darah jika mengalami pendarahan hebat selama kehamilan atau
kelahiran.
Setelah mengetahui golongan darah, bumil juga perlu mengetahui resus golongan
darahnya, positif atau negatif. Resus menunjukkan apakah ibu memiliki ‘antigen D’ di
permukaan sel darah merahnya. Jika terdapat ‘antigen D’, berarti RhD positif, jika tidak
berarti RhD negatif.
Cek infeksi
Tes darah di laboratorium juga ditujukan untuk mencari adanya infeksi yang dapat
memengaruhi kehamilan dan janin. Infeksi yang diperiksa dalam cek laboratorium
kehamilan yaitu rubella (campak Jerman), sipilis, hepatitis B, hepatitis C dan HIV
(human immunodeficiency virus).
13. Palpasi juga bisa dikatakan sebagai metode periksa raba. Untuk wanita hamil, palpasi
abdomen biasanya menggunakan metode palpasi yang dikembangkan oleh Cristian
Gerhard Leopold yang dikenal dengan palpasi leopold. Pada kehamilan yang normal,
metode ini umumnya diterapkan ketika usia kehamilan telah mencapai 36 minggu.
Karena di usia tersebut, janin telah memenuhi rongga rahim, dan bisa dikatakan bahwa
tumbuh kembang janin dalam kandungan sudah bisa dikatakan optimal.
Palpasi abdomen pada kehamilan dilakukan dengan melakukan perabaan dengan tangan
pada posisi tertentu untuk merasakan bagian yang terdapat pada perut wanita hamil. Jadi,
pemeriksaan ini hanya dilakukan ketika bayi sudah dapat diraba.
14. Ada beberapa tujuan dari dilakukannya metode palpasi ini, seperti :
3.Untuk memantau denyut jantung janin dan memastikan tidak ada kelainan jantung pada
bayi baru lahir.
4.Untuk memperkirakan berat janin dan menyiapkan kondisi ibu hamil cepat lelah.
5.Untuk memastikan usia kehamilan. Hal ini diperlukan untuk memutuskan gizi ibu
hamil berdasarkan trimester kehamilan, aktivitas berbahaya untuk ibu hamil, bahkan
posisi tidur ibu hamil berdasarkan trimester.
6.Untuk memindahkan bagian-bagian tertentu dari janin jika terdapat kelainan, seperti
posisi bayi yang tidak tepat dan memastikan kesehatan bumil.
7.Untuk mendeteksi terjadinya kehamilan kembar yang bisa dipadukan dengan data ciri-
ciri hamil anak kembar dan gejala hamil anak kembar yang terlihat.
Pasti hamil
Cara diagnosis Pemeriksaan Anamnesis
kehamilan Dugaan hamil kehamilan pada kehamilan
Tidak pasti
hamil
Cara menentukan usia Pemeriksaan Anamnesis Anamnesis
kehamilan leopold kunjungan kunjungan
awal ulang
Teknik
anamnesis
LEARNING OBJECTIVE
1. Pemeriksaan pada kehamilan ( pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang)
2. Cara diagnosis kehamilan
3. Cara menentukan taksiran usia kehamilan berdasarkan rumus HPHT
4. Cara menentukan taksiran usia kehamilan berdasarkan gerakan janin
5. Cara menentukan taksiran denyut jantung janin (DJJ)
6. Pemeriksaan Leopold (1,2dan3)
7. Optimalisasi posisi uterus
8. Anamnesis pada kehamilan ( anamnesis awal dan kunjungan ulang)
9. Cara menentukan status gizi pada ibu hamil
10. Teknik-teknik anamnesis
1. Pemeriksaan pada kehamilan ( pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang)
Pemeriksan fisik adalah pemeriksaan tubuh untuk menentukan adanya kelainan-kelainan dari
suatu sistim atau suatu organ tubuh dengan cara melihat (inspeksi), meraba (palpasi), mengetuk
(perkusi) dan mendengarkan (auskultasi).
Pemeriksaan fisik dibagi menjadi 2 :
1. Pemeriksaan Antropometri
2. Pemeriksaan Head to toe
PEMERIKSAAN ANTROPOMETRI
a)Tinggi badan
b)Berat badan
c)Lila
d)Pulse
e)Respirasi
f) Nadi
g)Tekanan Darah
Inspeksi:
1. Kepala; Rambut, Mata, Hidung, Mulut, dan Muka
2. Leher; Pembengkakan Kelenjar Tyroid, Pembengkakan vena jugularis, dan Pembengkakan
kelenjar limfe
3. Dada; Mammae, Aerola mammae, Puting susu, Kolostrum,
4. Abdomen; Pembesaran, Striae Livide, Linea Nigra, Linea Albicans, Strie Albicans, dan Luka
Bekas Operasi
6. Pemeriksaan Leopold
Pemeriksaan Leopold adalah pemeriksaan dengan metode perabaan yang berfungsi untuk
memperkirakan posisi bayi dalam rahim. Pemeriksaan ini umumnya dilakukan saat menjalani
pemeriksaan kandungan rutin di trimester tiga kehamilan, atau saat kontraksi sebelum
persalinan. Pemeriksaan (Manuver) Leopold merupakan teknik pemeriksaan pada perut ibu
bayi untuk menentukan posisi dan letak janin dengan melakukan palpasi abdomen.
Tahapan Pemeriksaan Leopold
Sebelum pemeriksaan, ibu akan diminta untuk buang air kecil guna mengosongkan kandung
kemih. Hal ini dilakukan agar lebih nyaman saat proses perabaan perut dengan metode Leopold
dilakukan. Selanjutnya, ibu hamil akan diminta berbaring telentang dengan kepala sedikit
ditinggikan, lalu dokter atau bidan akan meraba perut ibu dengan empat langkah berikut:
Leopold 1
Leopold I digunakan untuk menentukan usia kehamilan dan bagian apa yang ada dalam fundus.
Bidan menempatkan kedua telapak tangan di bagian atas perut untuk menentukan letak bagian
tertinggi rahim. Kemudian meraba perlahan area ini untuk memperkirakan bagian tubuh bayi
yang berada di sana.
Kepala bayi akan teraba keras dan bentuknya bundar. Sedangkan bokong bayi, akan terasa
seperti objek besar dengan tekstur lembut. Pada sekitar 95% kehamilan, posisi bokong berada di
bagian tertinggi rahim ini.
Leopold 2
Leopold II digunakan untuk menetukan letak punggung anak dan letak bagian kecil pada anak.
Caranya:
• Kedua tangan pemeriksa berada di sebelah kanan dan kiri perut ibu.
• Ketika memeriksa sebelah kanan, maka tangan kanan menahan perut sebelah kiri kea
arah kanan.
• Raba perut sebelah kanan menggunakan tangan kiri dan rasakan bagian apa yang ada di
sebelah kanan (jika teraba benda yang rata, atau tidak teraba bagian kecil, terasa ada
tahanan, maka itu adalah punggung bayi, namun jika teraba bagian-bagian yang kecil dan
menonjol maka itu adalah bagian kecil janin
Leopold 3
Leopold III digunakan untuk menentukan bagian apa yang terdapat di bagian bawah dan apakah
bagian anak sudah atau belum terpegang oleh pintu atas panggul. Caranya :
• Tangan kiri menahan fundus uteri.
• Tangan kanan meraba bagian yang ada di bagian bawah uterus. Jika teraba bagian tang
bulat, melenting keras, dan dapat digoyangkan maka itu adalah kepala. Namun jika teraba
bagian yang bulat, besar, lunak, dan sulit digerakkan, maka itu adalah bokong. Jika
dibagian bawah tidak ditemukan kedua bagian seperti yang diatas, maka pertimbangan
apakah janin dalam letak melintang.
• Pada letak sungsang (melintang) dapat dirasakan ketika tangan kanan menggoyangkan
bagian bawah, tangan kiri akan merasakan ballottement (pantulan dari kepala janin,
terutama ini ditemukan pada usia kehamilan 5-7 bulan).
• Tangan kanan meraba bagian bawah (jika teraba kepala, goyangkan, jika masih mudah
digoyangkan, berarti kepala belum masuk panggul, namun jika tidak dapat digoyangkan,
berarti kepala sudah masuk panggul). Lalu lanjutkan pada pemeriksaan Leopold VI untuk
mengetahui seberapa jauh kepala sudah masuk panggul.
7. Optimalisasi posisi uterus
Optimalisasi posisi janin merupakan salah satu teknik yang dapat digunakan untuk mengurangi
nyeri saat kontraksi persalinan dan mengoptimalkan posisi bayi dalam proses persalianan,
terutama pada kala 1 persalinan. Dengan memberikan teknik optimalisasi posisi janin pada
pasien yang sedang menjalani proses kala 1 persalinan diharapkan dapat menurunkan skala nyeri
pada proses persalinan dan dapat mengoptimalkan posisi janin menjadi lebih maksimal sehingga
proses persalinan menjadi lebih nyaman dan lebih cepat.
teknikOptimalisasi posisi janin sebagai salah satu layanan comforttechniquedan metode yang
digunakan untuk mengoptimalkan posisi bayi selama proses persalinansehingga mengurangi
resiko terjadinya kasus Prolongued Labour.
Layanan yang diberikan meliputi pelayanan ibu dan anak yang mencakup pelayanan
pemeriksaan kehamilan, persalinan, KB , imunisasi pada bayi dan balita.
8. Anamnesis pada kehamilan (anamnesis awal dan kunjungan ulang)
A. KUNJUNGAN AWAL
Adalah kunjungan yang dilakukan oleh ibu
hamil ke bidan/dokter pada trimester pertama
(usia kehamilan minggu pertama hingga <12
minggu)
Kunjungan awal kehamilan (K1) terbagi
menjadi :
-K1 Murni à kunjungan ibu hamil pertama kali
dengan UK < 12 minggu
-K1 Aksesà kunjungan ibu hamil pertama kali
dengan UK > 12 minggu
B. TUJUAN KUNJUNGAN
Utama : Pemantauan dan Pengawasan Kesejahteraan Ibu dan Janin
Khusus :
• Mengkaji tingkat kesehatan
• Menetapkan catatan dasar standar pembanding kemajuan persalinan
• Indentifikasi faktor risiko
• Diskusi kondisi/masalah kehamilan yg sedang berlangsung
• Nasehat / KIE perawatan selama hamil
• Membina hubungan saling percaya
B. KUNJUNGAN ULANG
Kunjungan ulang adalah kunjungan selama hamil yang dilakukan setelah kunjungan kehamilan
pertama sampai memasuki persalinan.
TUJUAN KUNJUNGAN ULANG
1. Melakukan deteksi dini komplikasi kehamilan.
2. Mempersiapkan kelahiran dan kemungkinankegawatdaruratan.
3. Pemeriksaan fisik yang terfokus.
Pertumbuhan janin dalam kandungan dipengaruhi oleh status gizi ibu hamil yang berkaitan erat
dengan berat badan ibu sebelum hamil. Status gizi menentukan berapa kenaikan badan yang
ideal pada ibu saat hamil. Untuk orang dewasa 19 - 70 tahun, status gizi dapat dinilai dengan
menghitung indeks masa tubuh (IMT).
Factor dari diri si ibu maupun dari lingkungan dapat mempengaruhi status gizi ibu hamil. Di
bawah ini adalah beberapa hal yang mempengaruhi gizi ibu pada waktu hamil.
Semakin tua usia kehamilan ibu, energi yang dibutuhkan pada waktu hamil juga semakin
tinggi.
Berat badan ibu hamil menentukan berapa banyak asupan makanan yang harus di
konsumsi ibu hamil. Dengan tujuan, kebutuhan gizi janin tercukupi dan bayi yang akan
lahir dengan berat badan normal.
Jika aktivitas ibu hamil tinggi, tentu kebutuhan energinya juga akan semakin tinggi.
Ibu hamil yang sedang sakit biasanya nafsu makannya akan menurun. Untuk
antisipasinya ketika keadaan sakit, sebaiknya ibu hamil mendapat tambahan suplemen
protein, zat besi, juga yang lainnya agar kebutuhan gizinya tetap terpenuhi.
Pengetahuan gizi kehamilan diperlukan oleh seorang ibu hamil dalam merencanakan
menu makanannya. Mengatur makanan terutama untuk menangani keluhan-keluhan
kehamilan pada setiap trimesternya. Pada trimester awal kehamilan biasanya ada keluhan
mual juga muntah. Sehingga selera makanannya pasti berkurang, yang biasanya
berdampak pada asupan makanannya. Ibu bisa menyiasati dengan makan sedikit-sedikit,
tetapi intensitasnya lebih sering. Makanannya pun harus dipilih yang segar dan tidak
mengandung lemak karena akan merangsang mual dan muntah. Dianjurkan untuk
mengkonsumsi buah segar atau dibuat jus, sayuran, kue kering, dan seafood. Sehingga
kebutuhan gizi Ibu hamil tetap terpenuhi,
Keadaan ekonomi keluarga akan mempengaruhi pemilihan ragam dan kualitas bahan
makanan. Oleh karena itu, ibu harus pandai memilih bahan makanan bergizi yang tidak
harus mahal. Misalnya, untuk mengambil manfaat protein hewani, Anda dapat membeli
ikan segar, telur ayam, telur puyuh, dan ikan teri sebagai pengganti daging sapi. Karena
harganya relative lebih murah, bahan-bahan tersebut mengandung protein yang sama
baiknya dengan daging sapi.
Pantangan makanan karena kepercayaan terhadap adat juga pengaruh budaya, hal itu
dapat mempengaruhi asupan makanan pada ibu hamil. Salah satu contoh kasus, ada
kepercayaan bahwa pada waktu hamil ibu dilarang makan ikan, karena dikhawatirkan
bayinya cacingan dan berbau amis. Padahal, konsumsi ikan terutama ikan laut justru
sangat dianjurkan karena mengandung Omega 3 dan Omega 6 yang sangat diperlukan
untuk pertumbuhan otak janin dalam kandungan.
Berat badan sebelum hamil mempengaruhi pada berat badan ideal selama kehamilan.
Jika sebelum hamil berat badan ibu dibawah normal (Kurus), pada trimester awal
idealnya naik 2,25 kg. selanjutnya, berat badan akan terus naik minimum 450 gram
perminggunya. Dengan demikian, total kenaikan berat badan selama kehamilan 13-18 kg.
Jika sebelum hamil berat badan ibu itu normal, pada trimester pertama idealnya berat
badan naik 1,5 kg. selanjutnya, berat badan akan terus naik minimum 450 gram per
minggunya. Dengan demikian, total kenaikan berat badan selama kehamilan 11-16 kg.
Namun, jika sebelum hamil berat badan ibu di atas normal (gemuk), pada trimester awal
idealnya hanya naik 300 gram. Dengan demikian, total kenaikan selama kehamilan hanya
7-11 kg.
Kenaikan berat badan selama kehamilan berdasarkan status gizi ibu sebelum hamil
Status Gizi ibu sebelum Hamil Total Kenaikan Berat Badan Selama Kehamilan
(IMT) (Kg)
Kurang (Kurus) 13-18
Normal 11-16
Overweight 7-11
Obesitas 7
Kenaikan berat badan pada trimester pertama sepenuhnya tertuju untuk kebutuhan ibu, tapi
bukan berarti janin dalam kandungannya tidak tumbuh dan tidak membutuhkan suplai makanan.
Selama trimester kedua, porsi penambahan berat badan adalah 60% untuk ibu sebagai cadangan
lemak, dan 40% untuk janin. Selanjutrnya pada trimester ketiga 60% penambahan berat untuk
janin, dan 40% untuk ibu. Presentase itu memang bukan angka yang pasti dan tidak semua
kehamilan bakal seperti itu. Berat bayi lahir tidak ditentukan sepenuhnya oleh banyaknya
makanan dan kenaikan berat badan ibu hamil, tetapi juga tergantung pada kebutuhan gizi
masing-masing bayi. Jika sebelum hamil berat badan ibu di bawah normal, makanan yang
dimakan setiap harinya sangat besar perannya pada peningkatan berat bayi. Berat badan bayi
ketika lahir merupakan salah satu indicator kesehatannya pada masa depan.
1. Autoanamnesa, ialah anamnesa yang dilakukan secara langsung kepada pasien. Pasien
sendirilah yang menjawab semua pertanyaan dan menceritakan kondisinya.
2. Allonamnesa, ialah anamnesa yang dilakukan dengan orang lain seperti keluarga pasien
atau sahabat pasien guna memperoleh informasi yang tepat tentang keadaan pasien.
Biasanya pada pasien yang tidak sadarkan diri, bayi, anak-anak. Pada anamnesa jenis ini
petugas medis harus memastikan bahwa sumber informasi berasal dari orang yang tepat.