Anda di halaman 1dari 11

KLEPTOMANIA : KARAKTERISTIK KLINIS DAN PENATALAKSANAAN

Jon E Grant, Brian L Odlaug


Abstrak
Tujuan : Kleptomania, merupakan sebuah gangguan dimana terjadi ketidakmampuan dalam
mengatur kontrol impuls, yang di tandai oleh pencurian yang bersifat repetitive dan tidak
terkontrol untuk sebuah beda yang tidak terlalu berguna terhadap orang yang menderitanya.
Meskipun sejarahnya yang sudah relatif panjang, kleptomania tetap sangat kurang di pahami
oleh masyarakat umum, para dokter, dan penderitanya. Metode : Artikel ini meninjau literatur
yang diketahui membahas mengenai karakteristik, riwayat keluarga, neurobiology, dan pilihan
terapi terhadap individu dengan kleptomania. Hasil : Kleptomania secara umum memiliki onset
yang baru terlihat pada masa remaja atau masa dewasa awal dan tampaknya lebih sering
ditemukan pada wanita. Komorbiditas psikiatrik yang bersifat seumur hidup sering terjadi,
terutama dengan kontrol impuls lainnya )20 46%), penggunaan zat zat (23 50%) dan
gangguan mood (45 100%). Orang dengan kleptomania menderita gangguan yang bermakna
dalam kemampuan mereka untuk berfungsi secara sosial dan dalam pekerjaan. Kleptomania
mungkin dapat berespon dengan terapi perilaku dan berbagai macam farmakoterapi (litium,
anti-epilepsi, dan antagonis opioid). Kesimpulan : Kleptomania merupakan sebuah gangguan
kecacatan yang dapat menghasilkan rasa malu yang berat, begitu juga dengan masalah hukum,
sosial, keluarga dan pekerjaan. Penelitian berskala besar terhadap penatalaksanaan kleptomania
sangat di butuhkan.
Deskripsi : Gangguan pengaturan impuls; farmakoterapi; komobiditas; pencurian; penelitian
karakteristik [Tipe Publikasi]
Pendahuluan
Kleptomania, yang juga sering disebut dengan pencuri kompulsif, mungkin merupakan
suatu gangguan yang cukup umum di temukan yang dapat menyebabkan tekanan pribadi yang
bermakna dan konsekuensi hukum. Meskipun tidak terdapat penelitian epidemiologi berskala
nasional untuk kleptomania yang telah di lakukan sebelumnya, penelitian mengenai

kleptomania pada berbagai macam sampel klinis menyatakan bahwa hal tersebut bukan
merupakan kasus yang jarang. Sebuah penelitian terbaru yang meneliti pasien rawat inap
psikiatrik dewasa dengan berbagai macam gangguan (n = 204) menunjukkan bahwa 7,8% (n
16) disetujui bahwa gejala gejala yang ada konsisten dengan diagnosis kleptomania, dan
9,3% (n = 19) akan di diagnosis kleptomania untuk seumur hidupnya.1,2 Sebuah penelitian
terhadap 102 remaja yang di rawat di rumah sakit untuk berbagai macam gangguan psikiatrik
juga menemukan bahwa 8,8% (n = 9) menderita kleptomania. 3 Karena tingkat kejadinnya
tampaknya sama banyak ditemukan pada remaja dan dewasa, hal tersebut menyatakan bahwa
kleptomania mungkin dapat menjadi sebuah gangguan kronik jika tidak di obati. Temuan
tersebut sesuai dengan hasil dari penelitian sebelumnya. sebuah penelitian yang memeriksa 107
pasien denga depresi menemukan bahwa 4 (3,7%) menderita kleptomania.4 Pada sebuah
penelitian terhadap 79 pasien dengan ketergantungan terhadap alhokol.5 Meskipun penelitian
tersebut menyatakan bahwa kleptomania bukan merupakan sebuah kebiasaan yang jarang di
temukan, gangguan ini tetap belum di mengerti dengan baik dengan sedikitnya data penelitian
terhadap penatalaksanaannya.1 Berdasarkan penelitian terbaru sedang berkembang, artikel ini
akan memberikan apa yang saat ini telah di ketahui mengenai karakteristik klinis, patofisiologi,
dan penatalaksanaan terhadaap gangguan kecacatan ini secara terperinci.
Ilustrasi Kasus
Meg, perempuan usia 49 tahun, yang telah menikah dan memiliki tiga orang anak.
Ketika dia pertama kali melakukan pencurian pada saat umur 2- tahun, dia akan mencuri
sesuatu sekali selama beberapa minggu dari toko. Kebiasaannya ini terus menerus
berlangsung hingga dua puluh lima tahun berikutnya hingga frekuensi pencurian yang dia
lakukan meningkat menjadi tiga kali atau lebih dalam seminggu. Meskipun dia telah
dipekerjakan selama hidupnya, dia tetap mencuri barang barang yang tidak berguna dari toko
eceran dan dari teman temannya. Saat memasuki sebuah toko, Meg melaporkan sebuah
dorongan yang kuat untuk mencuri sesuatu dan merasakan keharusan untuk menyelesaikan
pencurian tersebut sebelum dorongan tersebut menghilang. Setelah meninggalkan toko, Meg
akan merasa bersalah telah mengambil benda benda tersebut. Benda yang dicurinya tersebut,
biasanya berupa benda benda berukuran kecil (seperti, kosmetik, produk kebersihan, majalah)

akan di letakkan pada sebuah kotak yang berada di garasi rumahnya, dan tidak pernah di
gunakan. Keluarganya tidak mengetahui masalah yang di alaminya terseebut. Dia belum pernah
di tangkap satu kali pun, tapi dia juga tidak merasa bangga dengan fakta tersebut. Dia
merasakan sebuah perasaan yang membenci dirinya sendiri setiap harinya. Penilaian diagnostik
yang seksama menunjukkan bahwa Meg tidak memiliki masalah psikiatri. Riwayat keluarganya
yaitu positif terhadap gangguan penggunaan alkohol dan zat.
Sejarah
Kleptomania telah disebutkan di dalam literatur kedokteran dan literatuk hukum selama
beratus ratus tahun.
Seorang ahli psikiatri dari Swis, Andre Matthey pertama kali menggunakan kata
kleptomanie untuk menggambarkan seorang pencuri yang mencuri akibat terdapatnya impuls
terhadap benda benda yang tidak di butuhkannya diluar kondisi penyakit kejiwaan murni. 6
Dokter dari Peranci, Jena Etienne Esquirol dan C.C. Marc kemudian mengubah kata kata dari
kleptomanie untuk menggambarkan sebuah perilaku yang ditandai oleh dorongan involunter
yang tidak daapt di tahan. Orang orang dengan kleptomanie kemudian akan dipaksa untuk
mencuri akibat sebuah penyakit mental, bukan karena kurangnya keteguhan terhadap
moralnya.7 Akibat persepsi terhadap perilaku tersebut hanya mempengaruhi wanita, sebuah
penjelasan pada akhir abad ke 19 menyatakan bahwa penyakit ini disebut sebagai penyakit
uterus atau tekanan premenstruasi sebagai kemungkinan penyebab dari kleptomania.7 Pada
awal abad ke 20, sistem reproduksi wanita sebagai suatu penyebab dari perilaku tersebut di
keluarkan bersamaan dengan semua penelitian atau data klinis yang berkaitan dengan penyakit
tersebut.6 Status medis yang tidak jelas dari Kleptomania kemudian di tuliskan lagi di dalam
Manual Diagnosis dan Statistik. Manual Diagnosis dan Statistik untuk Gangguan Mental yang
pertama (DSM-I 1962) telah memasukkan kleptomania sebagai sebuah istilah tambahan
daripada sebuah diagnosis resmi, tetapi pada DSM-II (1968) kleptomania telah dihilangkan
sama sekali. Kemudia baru di perkenalkan kembali pada DSM-III (1980) sebagai terdapatnya
sebuah gangguan terhadap pengaturan impuls yang tidak spesifik, dimana hal tersebut tetap di
tuliskan pada DSM-IV-TR (2000).8 11 Meskipun begitu, baru pada 15 tahun terakhir ini, telah

terdapat sebuah badan penelitian ilmiah untuk menegaskan status kleptomania sebagai sebuah
gangguan psikatrik yang resmi.
Karakteristik Klinis
Kriteria diagnostik yang di gunakan untuk kleptomania yang telah di tuliskan di dalam
DSM-IV-TR, yaitu : 1) kegagalan berulang untuk melawan impuls impuls untuk mencuri
sebuah benda yang tidak di butuhkan untuk digunakan sendiri atau untuk nilai keunganan
mereka; 2) meningkatnya sebuah perasaan tekanan yang tiba tiba sebelum melakukan
pencurian; 3) kenikmatan, kepuasan, atau rasa lega saat sedang melakukan pencurian tersebut;
4) pencurian tersebut tidak dilakukan untuk memperlihatkan rasa amarah atau balas dendam
dan bukan merupakan sebuah respon terhadap sebuah delusi atau sebuah halusinasi; dan 5)
pencurian tersebut tidak termasuk kedalam gangguan konduksi, sebuah episode mania, atau
gangguan kepribadian antisosial.11
Kriteria #1 menyatakan bahwa benda benda yang telah di curi tidak dibutuhkan
untuk digunakannya sendiri atau untuk nilai keunganan mereka. Pada ilustrasi kasus kami,
Meg memenuhi kriteria tersebut yaitu dengan melakukan pencurian terhadap barang barang
yang tidak penting. Kriteria tersebut di eksklusikan terhadap orang orang dengan diagnosis
yang melakukan pencurian terutama untuk menjual benda benda tersebut untuk uang atau
mungkin benda yang di butuhkannya (seperti mencuri untuk dapat memberikan makanan
kepada keluarganya yang sedang kelaparan). Meskipun contok kasus telah sering menunjukkan
kejanggalan terhadap benda benda yang telah di curi, benda benda tersebut tidak selalu
merupakan benda yang aneh dan tampaknya tidak memberikan maksud apa apa dalam
memahami patofisiologi yang telah di ajukan untuk kelaianan ini. Sebagian besar individu
dengan kleptomania mencuri benda benda yang di dinginkan dan benda benda yang
berharga.12 Untuk beberapa kasus, desakan yang berkaitan dengan pencurian tampaknya
sebanding dengan nilai uang terhadap barang tersebut. Untuk kasus lainnya, nilai yang ada di
dalam benda tersebut akan meningkat seiring berjalannya waktu, yang menandakan suatu
intoleransi. Benda benda yang di curi tersebut secara khusus akan, disimpan, di buang, atau
dikembalikan lagi ke toko , atau mungkin di berikan ke orang lain.13

Orang orang dengan kleptomania menggambarkan impuls yang terjadi saat ingin
mencuri sebagai sebuah impuls yang tidak semestinya, tidak dapat di lawan, atau salah.
Meskipun terdapat sebuuah perasaan kenikmatan, kepuasan, atau rasa lega yang di alami pada
saat sedang menculi, orang orang tersebut juga akan menggambarkan sebuah perasaan
bersalah, penyesalan, atau depresi segera seetelah melakukan pencurian. 12 Biasanya di
sebabkan oleh karena rasa malu tersebut, orang orang dengna kleptomania datang untuk
berobat bertahun tahun setelah onset melakukan pencrian. 13,14 Pada sebuah penelitian terhadap
22 orang kleptomania, tidak ada dari 15 individu tersebut yang telah memberitahu dokter yang
merawat mereka mengenai kebiasaan mencuri mereka. Disamping, mereka hanya mencari
pengobatan untuk gejala gejala depresi atau ansietas mereka. Mereka dilaporkan memiliki
perasaan takut bahwa para dokter tidak akan mengobati mereka atau para dokter mungkin akan
memberitahu polisi. Tidak ada dari dokter dokter yang mengobati telah melakukan skrining
terhadap kleptomania.12
Penelitian yang menggunakan sampel klinis telah di laporkan secara konsisten bahwa
sebagian besar (kurang lebih sekitar dua per tiga) pasien kleptomania adalah perempuan. 12, 14 16
Meskipun begitu, tanpa sebuah data epidemiologis, maka persentase sebenarnya terhadap laki
laki atau perempuan dengan kleptomania tetap tidak diketahui. Beberapa orang telah
menyatakan bahwa besarnya jumlah kasus yang ditemukan pada wanita yang ingin mencari
pengobatan mungkin disebabkan oleh karena laki laki lebih cenderung akan di masukkan ke
dalam penjara jika tertangkap telah mencuri.12,17
Meskipun begitu, aspek jenis kelamin dari kleptomania hanya mendapatkan sedikit
fokus penelitian. Sebuah penelitian menemukan bahwa laki laki dengan kleptomania lebih
cenderung memiliki riwayat trauma saat lahir.15 Laki laki dengan kleptomania juga
tampaknya lebih sedikit yang menderita gangguan pola makan atau gangguan bipolar, 15 yang
terjadi bersama sama dengan kleptomania, tetapi mereka tampaknya memiliki kecenderungan
lebih sering ditemukan terjadi bersama sama dengan parafilia.14
Untuk laki laki dan perempuan dengan kleptomania, komorbiditas psikiatrik seumur
hidup sering ditemukan gangguan kontrol impuls (20 46%), 17,18 gangguan penggunaan zat (25
50%)12,14 dan gangguan mood (45 100%).14,15,18,19 Gangguan kepribadian juga sering
ditemukan pada kleptomania. Sebuah penelitian yang melibatkan 28 individu dengan

kleptomania menunjukkan bahwa 12 (42,9%) memenuhi kirteria DSM-III-R sekurang


kurangnya satu gangguan kepribadian, dan dua (14,3%) memenuhi kriteria untuk dua gangguan
kepribadian. Gangguan kepribadian Paranoid (17,9%), pertengahan (10,3%) dan schizoid
(10,7%) juga merupakan gangguan kepribadian yang paling banyak di temukan.20
Orang dengan kleptomania juga menderita gangguan yang cukup berpengaruh termasuk
dalam hal kemampuannya untuk berfungsi secara sosial dan berfungsi dalam hal pekerjaan.
Sebagian besar pasien melaporkan adanya pikiran menganggu dan dorongan yang berkaitan
dengan pencurian yang menganggu kemampuan mereka untuk berkonsentrasi saat sedang di
rumah atau saat sedang bekerja.12 Beberapa laporan lainnya seperti tidak masuk kerja, yang
biasanya terjadi saat siang hari, setelah pulang dari kantor lebih awal untuk melakukan
pencurian. Dengan gangguan fungsional tersebut pengalaman dari orang dengan kleptomania,
tidaklah mengejutkan bila mereka juga melaporkan buruknya kualitas hidup mereka. Pada satu
buah penelitian yang satu satunya meneliti mengevaluasi secara sistematik kualitas hidup
dengan menggunakan instrumen suara secara psikometrik (Inventarisasi Kualitas Kehidupan),
pasien dengan kleptomania, komorbiditas independen, dilaporkan bahwa terlihat hasil buruk
yang bermakna terhadap kepuasan hidup dibandingkan degnan sampel dewasa pada umumnya
yang tidak menunjukkan tanda tanda klinis. 21 Beberapa pasien juga banyak yang ingin
melakukan bunuh diri oleh karena mereka tidak dapat menghentikan diri mereka untuk
melakukan pencurian.
Sebagai tambahan terhadap konsekuensi emosional dari pasien kleptomania, sebagian
besar pasien dengan kleptomania juga telah menghadapi kesulitan hukum akibat kebiasaan
mereka. penelitian telah melaporkan bahwa 64% - 87% dari pasien kleptomania memiliki
riwayat penangkapan terhadap dirinya.16,19 Faktanya, satu buah penelitian menemukan bahwa
pasien melaporkan rerata jumlah penangkapan seumur hidupnya adalah kurang lebih sekitar 3
kali per pasien.22 Meskpun sebagian besar penangkapan tidak menyebabkan pasien di
penjarakan, bukti awal menunjukkan bahwa 15% - 23% dari pasien kleptomania telah di
penjarakan akibat dari pencurian.19,22

Riwayat Keluarga
Data yang tersedia sangatlah terbatas dalam hal riwayat keluarga dan kemungkinan
pengaruh genetik terhadap kleptomania. Pada satu satunya penelitian mengenai riwayat di
dalam keluarga dari kleptomania dengan membandingkannya terhadap kelompok kontrol,
sebuah nilai yang sangat tinggi dan bermakna dari keluarga tingkat pertama dari subyek
kleptomania menderita gangguan penggunaan alkohol jika dibandingkan dengan kelompok
kontrol.18 Tidak ditemukan perbedaan bermakna lainnya dalam riwayat keluarga yang
ditemukan antara kedua kelompok penelitian. Tinggnya tingkat gangguan mood, gangguan
penggunaan alkohol, dan kleptomania pada keluarga tingkat pertama dari individu dengan
kleptomania juga telah di laporkan/.12,15,17,18
Neurobiologi
Meskipun individu dengan kleptomania melaporkan suatu ketidakmampuan untuk
menahan dorongan mereka melakukan pencurian, etiologi dari perilaku yang tidak dapat di atur
tersebut masih belum jelas. Disfungsi serotonergik pada korteks ventromedial prefrontal telah
di hipotesiskan sebagai penyebab dasar mengapa pengambilan keputusan yang buruk terlihat
pada individu dengan kleptomania.23 Salah satu penelitian melakukan pemeriksaan terhadap
pengangkut serotonin trombosit pada 20 orang pasien dengan kleptomania. Jumlah dari
pengangkut 5-HT trombosi ini, di evaluasi dengan menggunakan ikatannya terhadap 3%Parokestin, yang ditemukan lebih rendah kadarnya pada subyek kleptomania jika dibandingkan
dengan kontrol yang sehat24 oleh karena itu hal tersebut menyatakan terdapat disfungsi
serotonergik non spesifik pada subyek.
Satu buah penelitian mengenai fungsi neurokognitif pada 15 orang wanita yang
terdiagnosa dengan kleptomania menunjukkan, jika dilihat dalam kelompok, tidak terdapat
defisit yang bermakna dari uji yang di lakukan terhadap fungsi lobus frontalis ketika di
bandingkan dengan nilai normal. Meskipun begitu, orang orang dengan gejala kleptomania
yang lebih berat, memiliki skor yang berada di bawah rata rata yang cukup bermakna pada
paling tidak satu pengukuran terhadap fungsi eksekutif.25 Terdapat tingkat impulsifitas kognitif
yang sangat tinggi ( yang di ukur dengan menggunakan Skala Impusivitas Barratt, versi ke-10)

yang ditemukan pada 11 subyek dengan kleptomania ketika dibandingkan dengan kelompok
kontrol dari pasien psikatri yang tidak kleptomania.17
Laporan kasus dan penelitian di bidang neuroimaging memberikan sebuah petunjuk
tambahan yang mungkin merupakan etiologi dari kleptomania. Kerusakan terhadap sirkuit
orbitofrontal-subkortikal yang berada di otak telah dilaporkan dapat menghasilkan
kleptomania.26 Teknik Neuroimaging telah memeperlihatkan penurunan terhadap integritas
mikrostruktur dari substansia alba yang berada di daerah otak bagian ventral-medial frontal
pada orang dengan kleptomania jika dibandingkan dengan kelompok kontrol.27 Gambaran
tersebut juga konsisten dengan temuan temua peningkatan impulsivitas pada orang dengan
kleptomania.17 Penelitian tersebut juga mendukung hipotesis bahwa paling tidak beberapa
individu dengan kleptomania mungkin tidak dapat menontrol impuls yang terbentuk pada
dirinya untuk melakukan pencurian.
Pencitraan lebih lanjut dan penilaian terhadap neuropsikologis dalam sampel dengan
skala yang lebih besar mungkin dapat membantu dalam menggambarkan lebih jelas mengenai
etiologi dari gangguan ini.
Penatalaksanaan
Meskipun farmakoterapi dan psikoterapi telah menunjukkan sebuah efek yang
menanjanjikan dalam mengobati kleptomania, hanya sebagian kecil dari subyek yang telah di
lakukan pemeriksaan terhadap dirinya. Sebuah rangkaian kasus kecil dan laporan kasus yang
merupakan sekumpulan dari bagian besar data penatalaksaana yang telah di publikasikan. Saat
ini, tidak terdapat medikasi yang terbukti oleh Food and Drug Administration (FDA) di
Amerika Serikat yang dapat memngobati kleptomania. Laporan kasus yang memeriksa ke
ampuhan dari farmakoterapi terhadap kleptomania juga telah menunjukkan berbagai macam
pengobatan yang menjanjikan, yaitu : paroksetin, 28 fluvoksamin,29 eskitalopram,30 kombinasi
dari sertraline dan stimulansia metilfenidat,31 imipramin yang di kombinasikan dengan
fluoksetin;32 dan asam valproat.33Sayangnya, untuk setiap laporan kasus yang berhasil
mengobati kleptomania, juga terdapat beberapa laporan kasus lainnya yang menunjukkan
pengobatan tersebut tidak efektik untuk kleptomania.14

Serangkaian kasus juga telah dilaporkan mengenai kleptomania. Pada satu buah
rangkaian kasus, yang melibatkan 5 subyek dengan kleptomania melaporkan keampuhan
fluoksetin (4 indibidu) dan paroksetin (1 individu). 34 Sebuah rangkaian penelitian yang
melibatkan tiga orang kleptomania memeperlihatkan remisi penuh dari gejala gejala
kleptomania setelah menggunakan dua bulan obat kombinasi topiramat 100 mg/hari dan
citalopram 30 mg/hari untuk seorang wanita 28 tahun; topiramat 100 mg/hari dan paroksetin 60
mg/hari untuk seorang wanita 32 tahun; dan topiramat 150 mg/hari untuk seorang laki laki
berumur 18 tahun.35 Pemberian litium saja juga dapat menolong ada satu dari empat kasus yang
di laporkan, tetapi pemberian litium tersebut dapat menyebabkan penurunan yang bermakna
dalam gejala gejala kleptomania ketika ditambahkan dengan fluoxetine pada kasus seorang
wanita 40 tahun.36 Sebuah rangkain kasus terhadap dua orang pasien yang menderita
kleptomania dan di obati dengan menggunakan naltrexone (50 mg/hari dan 100 mg/hari)
dilaporkan mencapai remisi terhadap dorongan untuk mencuri dan begitu juga tercapai remisi
pada kebiasaan mencuri.37
Hanya terdapat dua buah penelitian berskala kecil, yaitu percobaan terbuka mengenai
pengobatan terhadap kleptomania. Salah satu percobaan melakuakn pemeriksaan terhadap
escitalopram dalam pengobatan kleptomania. Sejumlah 20 subyek yang di obati dengan
escitalopram secara terbuka, 79% dilaporkan terdapat perbaikan dalam hal kebiasaan mencuri
merka. Pada mereka yang berespon terhadap escitalopram secara terbuka kemudian di acak
kembali untuk melakukan pengobatan atau mendapatkan placebo saja. Tahapan penyamaran
ganda tersebut menemukan bahwa 43% dari mereka yang melanjutkan pengobatan mereka dan
50% dari mereka yang menggunakan placebo gagal untuk mempertahankan respon mereka
(tidak terdapat perbedaan secara statistik antara kedua hasil tersebut), karenanya di nyatakan
bahwa tidak terdapat efek obat yang jelas yang terjadi.38
Pada sebuah penelitian bersifat terbuka lainnya, 8 dari 10 individu dengan kleptomania
yang di obati dengan menggunakan naltrexone selama 12 minggu di laporkan sebuah
penurunan yang bermakna dalam hal dorongan untuk mencuri dengan 20% melaporkan remisi
sepenuhnya dari gejala gejala yang dirasakannya. 22 Dosis efektif rata rata dari naltrexone
yang di gunakan adalah 145 mg/hari. Sebuah penelitian longitudinal bersifat retrospektif
dengan menggunakan naltrexone selama periode tiga tahun yang melibatkan 17 indibidu

dengan kleptomania yang di obati dengan menggunakan naltrexone sebagai monoterapi mereka
menghasilkan 76,5% subyek penelitian melaporkan penurunan terhadap dorongan untuk
melakukan pencurian, 41,1% dilaporkan berhenti melakukan pencurian, dan 52,9% dari subyek
yang di nilai dengan menggunakan Skala Keparahan Global Klinis dalam bentuk tidak sakit
sama sekali atau sangat ringan dalam hal derajat keparah terhadap gejala gejala
kleptomania yang di temukan oleh peneliti.39
Berbagai macam bentuk dari perilaku, psikoanalisa, psikodimanika dan terapi perilakukognitif (CBT) juga telah dilaporkan memiliki manfaat dalam pengobatan kleptomania.
penatalaksanaan terapeutik dengan menggunakan perilaku kognitif seperti desensitasi
sistematis, terapi keengganan, (aversi) dan terapi sensitasi terselubung, semua telah ditunjukkan
memiliki manfaat dalam hal pengobatan untuk kleptomania.40 Belum ada penelitian terkontrol
yang telah dilakukan untuk psikototerapi apapun yang di lakukan pada kleptomani. Kombinasi
dari pengobatan dengan menggunakan CVY dengan medikasi juga telah menunjukkan
manfaatnya terhadap individu yang di laporkan pada laporan kasus.Seorang laiki laki 43
tahun dengan trauma tumpul pada daerah frontotemporal di kepalanya yang menyebabkan
munculnya gejala gejala yang mirip dengan kleptomania dan di obati dengan menggunakan
citalopram dan CBT melaporkan terjadinya remisi pada semua gejala gejala kleptomania
mereka.41 Seorang wanita 77 tahun dengan kleptomania onset lama (pada umur 73 tahun)
melaporkan berhentinya semua kegiatan pencurian yang di lakukannya dengan menggunakan
kombinasi antara CBT, sertraline 50 mg/hari, bicara pada diri sendiri, dan pelarang pada dirinya
untuk berbelanja di toko.42
Kesimpulan
Kleptomania, merupakan sebuah gangguan yang belum di ketahui dengan baik, yang muncul
sebagai suatu penyakit kronis yang terjadi pada banyak individu dan menyebakan sebuah akibat
psikologis, akibat sosial, dan akibat hukum yang bermakna terhadap dirinya. Karena
penampakan secara sepsifik dari kleptomania sangatlah sulit ditemukan, sangatlah penting bagi
para dokter untuk dapat mengenali gangguan tersebut dan melakukan skrining terhadap pasien
dengan seksama. Berbagai macam pengobatan juga telah dibuktikan dapat membantu pada
penelitian terhadap beberapa kasus dan penelitian berskala kecil mengenai penatalaksanaan

kleptomania, tetapi penelitian lebih lanjut yang melakukan pemeriksaan terhadap etiologi
penyabab dan penatalaksanaan dari kleptomania masih sangat dibutuhkan.

Anda mungkin juga menyukai