Anda di halaman 1dari 14

KETERAMPILAN BERTANYA

Suhendri
Questioning

Tehnik untuk mengarahkan pembicaraan konseli.


Dua bentuknya (pertanyaan) ;
1. Pertanyaan terbuka
2. Pertanyaan tertutup
Pertanyaan terbuka
 Memberikan kesempatan pada konseli uniuk
mengelaborasi, mengeksplorasi.
 Konsekuensi yang diharapkan bahwa konseli akan
menjawab pertanyaan terbuka secara lebih detail.
 Kata tanya yang dipergunakan: “apa”, “mengapa”,
dan “bagaimana” (what, why, dan how).
Pertanyaan tertutup
 Perlanyaan yang membatasi konseli untuk
memberikan suatu jawaban yang spesifik atau
tertentu.
 TUJUANnya : konseli biasanya hanya memberikan
jawaban “ya” atau “tidak”.
 Konsekuensi yang diharapkan, konseli akan
memberikan informasi khusus secara tertutup.
 Pertanyaan tertutup biasanya didahului dengan kata
tanya: “dimana”, “kapan”, “ siapa”.
Brammer (1982) Mengemukakan Adaanya 3 Prinsip
Dalam Penggunaan Teknik Bertanya :

1. Hanya bertanya pada hal-hal yang mcmungkinkan


konseli menjawab sesuai dengan kemampuan dan
pengertian konseli,
2. Menggunakan variasi pertanyaan atau bertanya
dengan topik yang tidak sama (selang-seling).
3. memulai proses konseling dengan sedikit bertanya
7 ; Isu-isu utama berkaitan dengan
ketrampilan bertanya ;
1. Pertanyaan membantu memulai percakapan,
2. Pertanyaan terbuka akan membantu mengelaborasi dan
memperkaya cerita konseli,
3. Pertanyaan membantu mengungkap dunia spesifik-konkrit
konseli,
4. Pertanyaan merupakan hal kritis dalam asesmen,
5. Kata pertama dalam pertanyaan terbuka akan
menentukan apakah konseli mau melanjutkan ceritanya
atau tidak,
6. Dalam situasi lintas budaya, pertanyaan dapat
menimbulkan distrust,
7. Pertanyaan dapat digunakan untuk membantu konseli
menjelajah aset-aset positifnya.
Klien CONTOH ;
Ehm.., kalau orang tua saya bercerai juga, saya harus menerima
kenyataan dan siap ikut dengan siapa saja, apakah dengan ayah atau
dengan ibu. Yang penting saya tidak gagal di sekolah, Bu. Saya tidak
mau kegagalan orang tua saya harus menjadi kegagalan saya juga”.

Ingat: Pertanyaan difokuskan: mau diarahkan kemana konseli ini.


Maka sebaiknya ditemukan kata-kata kritisnya/clue-nya terlebih
dahulu secara cepat dan benar. (Contoh: dari pernyataan konseli itu,
clue-nya bisa: kegagalan, ikut siapa saja: ini yang lebih mengena)
Konselor 1).“Bagaimana hubungan anda dengan ayah dan dengan ibu selama
ini?” (Pertanyaan ini: konselor mau lebih mempertajam untuk
memperoleh informasi sehubungan dengan kata kritis: “ikut siapa
saja”)
Jika dibuat Pengulangan makna:
Co: “Anda ikut dengan siapa siapa saja”.
2).“Mengapa anda tidak mau gagal di sekolah?” (dari kata kunci
“kegagalan”. Informasi yang akan kita dapatkan dari pertanyaan
ini: antara lain: karena kegagalan menghambat masa depan)
Rejection (Penolakan)
Rejection atau penolakan adalah
ketrampilan konselor melarang konseli
menlanjutkan atau melaksanakan rencana
tindakan yang patut diduga besar
kemungkinannya membahayakan atau
merugikan pihak laian dan atau dirinya
sendiri.
Rejection atau penolakan dilaksanakan
secara tersamar dan langsung.
O Penolakan tersamar, penolakan ini
diberikan dengan tujuan untuk memberi
kesempatan pada konseli agar memikirkan
kembali rencana yang akan dilakukanya,
Misal ;

O “Coba pikirkan masak-masak empat lima kali lagi,


sebelum Anda melakukan rencana itu”. Penolakan
langsung, penolakan ini diberikan kepada konseli
jika konseli benar-benar mempunyai rencana yang
akan membahayakan dirinnya sendiri atau konselor
menyatakan secara langsung sikapnya yang tidak
setuju atas rencana konseli, misalnya: “Jangan
sampai Anda melakukan renca itu, karena akibatnya
akan pasti merugikan diri Anda dan orang tua Anda”.
Reassurance (Penguatan)
 Teknik yang dipergunakan untuk
memperkuat atau mendukung
pernyataan positif konseli agar iamenjadi
lehih yakin dan percaya diri.
 Teknik ini juga dapat dipergunakan
untuk mendorong diri konseli agar ia
tabah dalam menghadapi hal-hal yang
tidak menyenangkan bagi dirinya.
3 jenis : Reassurance dibedakan menjadi :

1. Prediction reassurance (penguatan prediksi), yaitu


penguatan yang dilakukan konselor terhadap
pernyataan konseli yang berisi rencana positif yang
akan dilaksanakan,
Contoh: ”Bagus, apabila anda mau menolong teman
anda, kemungkinan besar mereka juga akan
menolong Anda”; Jika benar-benar Anda lakukan
rencana itu, ….maka” (prediksi).
2. Postdiction reassurance (penguatan postdiksi)
yaitu penguatan konselor lerhadap tingkah laku
positif yang telah dilakukan klien dan tampak
hasilnya.

Contoh: “Bagus sekali, setelah anda benusaha


belajar dengan keras, nilai anda menjadi lchih tinggi
dari cawu kemarin”,

Semula konseli takut menghadapi sesuatu, tetapi


dengan keberaniannya ternyata ia berhasil juga
menyelesaikan tugas yang selama ini ia takutkan.
Konselor: “Bagus, ternyata apa yang Anda bayangkan
selama ini tidak terbukti”.
3. Factual reassurance (penguatan faktual) yaitu
penguatan yang dipergunakan konselor untuk
mengurangi beban penderitaan psikologis
(pengalaman yang tidak menyenangkan) konseli,
karena pengalaman demikian tidak hanya konseli
sendiri yang mengalaminya, akan tetapi akan
dialami oleh semua orang.

Contoh: Pada saat konseli mengalami musibah, misalnya,


konselor dapat membantu meringankan beban konseli dengan
memberikan dukungan faktual bahwa apa yang dialami konseli
juga dapat dialami oleh orang lain dan merasakan seperti apa
yang dirasakan konseli saat ini.”

Anda mungkin juga menyukai