b. Sebab Masalah
:
• R tidak menyukai guru yang mengajar IPA di kelasnya yang sekarang
• R selalu menghindar bila bertemu dengan guru IPA
• R pernah ditampar oleh guru IPA di depan teman-temannya sewaktu kelas VIII
dikarenakan pernah merusak prasarana sekolah secara tidak sengaja
• R merasa perbuatannya tidak harus ditanggapi seperti itu
Dijabarkan sebab masalahnya agar terfokus pada permasalahan apa…bisa belajar,
pribadi, social atau karier. Sehingga bisa mengerucut ke akar masalah yang sudah
dibuat
c. Akar Masalah/Diagnosis :
• Konseli menyimpan emosi negative kepada guru IPA di sekolahnya
d. Prognosis :
Membantu Konseli R agar dapat menurunkan bahkan menghilangkan emosi
negatifnya terhadap guru IPA. Selain itu membantu konseli R agar dapat
memperoleh kesadaran pribadi, memahami kenyataan atau realitas terhadap apa
yang sebenarnya terjadi, dan mampu menuju pencapaian integritas
kepribadiannya yang baik.
8. Tujuan
Konseling :
9. Pendekatan/Strategi/Teknik :
Guru BK menggunakan pendekatan konseling Gestalt. Pendekatan gestalt lebih
menekankan pada apa yang terjadi saat ini-dan-di sini, dan proses yang berlangsung, bukan pada
masa lalu ataupun masa depan. Yang penting dalam pendekatan ini adalah kesadaran saat ini
dalam pengalaman seseorang. Penemu psikoterapi Gestalt adalah Frederick (Fritz) Perls dan
mulai berkembang pada awal tahun 1950. Pendekatan Gestalt berfokus pada masa kini dan itu di
butuhkan kesadaran saat itu juga. Kesadaran ditandai oleh kontak, penginderaan, dan gairah.
Kontak dapat terjadi tanpa kesadaran, namun kesadaran tidak dapat dipisahkan dari kontak.
Tugas konselor adalah mendorong konseli untuk dapat melihat kenyataan yang ada pada
dirinya dan mau mencoba menghadapinya, konseli bisa diajak untuk memilih dua
alternative, menolak kenyataan yang ada pada dirinya atau membuka diri untuk melihat apa yang
sebenarnya terjadi pada dirinya sekarang. Tujuan utama konseling Gestalt adalah membantu
konseli agar berani mengahadapi berbagai macam tantangan maupun kenyataan yang harus
dihadapi. Tujuan ini mengandung makna bahwa klien haruslah dapat berubah dari ketergantungan
terhadap lingkungan/orang lain menjadi percaya pada diri, dapat berbuat lebih banyak untuk
meingkatkan kebermaknaan hidupnya.
Teknik dalam Pendekatan Gestalt yaitu: Permainan Dialog/Kursi Kosong. Teknik ini
dilakukan dengan cara konseli dikondisikan untuk mendialogkan dua kecenderungan yang saling
bertentangan yaitu, kecenderungan top dog (adil, menuntut, dan berlaku sebagai majikan) dan
under dog (korban, bersikap tidak berdaya, membela diri, dan tak berkuasa). Disini ada
permainan kursi kosong, yaitu konseli diharapkan bermain dialog dengan memerankan top dog
maupun under dog sehingga konseli dapat merasakan keduanya dan dapat melihat sudut pandang
dari keduanya. Teknik Pembalikan. Teknik pembalikan/role reversal adalah konseli akan terjun
ke dalam suatu yang ditakutinya karena dianggap bisa menimbulkan kecemasan, dan menjalin
hubungan dengan bagian-bagian diri yang telah ditekan atau diingkarinya. Gejala-gejala dan
tingkah laku sering kali mempresentasikan pembalikan dari dorongan-dorongan yang mendasari.
Jadi konselor bisa meminta konseli memainkan peran yang bertentangan dengan perasaan-
perasaan yang dikeluhkannya atau pembalikan dari kepribadiannya.
2 Opening
1. Penyambutan Konseli
a. Non Verbal
• menghentikan aktivitas,
• membuka pintu atau menjemput,
• jabat tangan atau senyum,
• isyarat meyilahkan masuk,
• menutup pintu,
• mendampingi konseling masuk,
• memegang tangan atau memegang pundak (bila diperlukan dan tidak
riskan atau ada hambatan nilai),
• isyarat mempersilahkan duduk,dan memilih tempat duduk.
b. Verbal
• memberi salam atau menjawab salam,
• menyambut nama,
• pujian atas kedatangan konseli,
• menanyakan kabar,
• menyilahkan memilih tempat duduk
2. Inisiasi Pembicaraan
a. Topic netral adalah bahan pembicaraan yang sifatnya umum dan tidak
menyinggung perasaan konseli. Misalnya: hobi, peristiwa hangat, kondisi
cuaca, potensi asal lingkungan konseli.
Kalimat yang diucapkan : ”apakah anda/kamu nyaman dengan keadaan
ruang yang seperti ini?”
b. Kegiatan dalam kaitan denagn kelonggaran kehadiaran.
Kalimat yang diucapkan seperti: “ apakah saat ini anda/kamu tidak ada
kegiatan yang mendesak?”
3. Transisi Pembicaraan
a. Alih topik
b. Informasi harapan keberhasilan
c. Pengembangan topik
(Cara perpindahan topik sebagai berikut: Menggunakan kalimat “ jembatan’’
misalnya : “ setelah kita membicarakan ......(isi topik netral), barangkali ad a sesuatu
hal yang perlu kita bicarakan bersama dalam pertemuan ini ’’. Mengembangkan
sebagian isi topik netral, misalnya: “ itu tadi hobimu dibidang musik, lalu
bagaimana dengan prestasi dalam kelas? ’’)
3 Proses Inti
a. Identifikasi masalah (Assesmen konseli dan lingkungan dengan teknik
dasar komunikasi) :
• Memimpin (leading)
• Fokus
• Konfrontasi
• Menjernihkan (Clarifying)
• Memudahkan (facilitating)
• Mengambil Inisiatif
• Menyimpulkan
b. Penerapan teknik Gestalt ( Teknik Kursi Kosong)
1. Tahap pertama (The Begining Phase)
• Melakukan rapport. Konselor menerima konseli dalam hubungan yang
hangat, intim, bersifat pribadi, penuh pemahaman dan menghindari hal -
hal yang akan mengancam konseli.
• membangun hubungan dialogis. Konselor membangun hubungan yang
baik dengan konseling sehingga membuat komunikasi antara konseli dan
konselor berjalan dengan baik.
• assesmen pengalaman, kepribadian dan permasalahan umum konseli.
Mengumpulkan data, pengalaman konseli dan keseluruhan gambaran
kepribadian konseli melalui pendekatan fenomenologis.
• mengidentifikasi permasalahan-permasalahan konseli. Mengidentifikasi
dan mengklarifikasi kebutuhan-kebutuhan konseli dan tema-tema
masalah yang akan muncul.
• membuat prioritas permasalahan yang akan diatasi. Konselor membuat
prioritas pada masalah yang dihadapi konseli dan membuat kesimpulan
diagnosis pada konseli.
• bekerjasama dengan konseli untuk membuat rencana konseling. Konselor
dan konseli mempertimbangkan isu-isu yang memiliki perbedaan
potensial antara konselor dan konseli yang akan mempengaruhi proses
konseling. Konselor dan konseli bersama-sama membuat rancanganproses
konseling ke depan.
2. Tahap Kedua (Clearing The Ground)
• Assesmen terhadap pengalaman konseli secara mendalam. Konselor
menggali pengalaman dan masalah yang dialami konseli secara lebih
detail dan mendalam.
• mendukung ekspresi konseli dalam proses katarsis. Konselor mendorong
konseli untuk menunjukkan ekspresinya lebih kuat dalam proses katarsis.
• memperluas pilihan-pilihan perilaku baru bagi konseli. Konselor
melakukan eksperimentasi perilaku baru pada konseli dan memperluas
pilihan-pilihan yang bisa diambil oleh konseli
3. Tahap Ketiga (The Existentian Encounter)
• implementasi teknik Empty Chair/Kursi kosong. Konseli mulai dapat
menemukan krisis-krisis yang sebelumnya telah dieksplorasi dan mulai
melakukan proses empty chair yaitu bermain peran sebagai
topdogmaupun underdog.
• menghadapi hal-hal yang tidak diketahui. Konselor membantu konseli
membentuk kembali pola-pola hidup dalam bimbingan pemahaman baru
dan pandangan baru.
• menumbuhkan kesadaran konseli. Konselor membantu konseli untuk
memiliki kembali bagian pada diri konseli yang sebelumnya hilang
atau bahkan tidak diakui oleh konseli.
• mengambil keputusan untuk berani menghadapi ketidak pastian hidup.
Konseli mulai bisa mengambil keputusan dan berani menghadapi
ketidakpastian dalam hidup dan kecemasan yang kemudan menghasilkan
makna-makna baru dalam hidup konseli.
4. Tahap Keempat (Integration)
• membentuk rasa tanggungjawab untuk menghadapi hidup. Konseli
menerima tanggungjawab untuk melanjutkan hidup.
• menerima kecemasan dan ketidakpastian. Konseli mampu menghadapi
ketidakpastian dalam hidup dan kecemasan yang sebelumnya menjadi hal
yang menuktkan bagi konseli.
• membangun rasa untuk melakukan kontak relasi dengan lingkungan.
Konseli membangun hubungan dengan lingkungan di luar dirinya.
5. Tahap kelima (Ending)
• membahas kembali isu-isu yang ada. Konselor dan konseli membahas
kembali isu-isu yang muncul dalam proses konseling.
• membuat kesimpulan terhadap keseluruhan proses konseling. Konseli
membuat kesimpulan semua proses yang sudah sialami dalam proses
konseling.
• merayakan apa yang sudah tercapai dan menerima yang belum tercapai.
Konselor dan konseli bersama-sama merayakan apa yang sudah klien
capai melalui proses konseling dan menerima apa saja yang belum dapat
dicapai oleh klien dalam proses konseling.
• membuat antisipasi terhadap krisis kepercayaan diri di masa depan.
Konselor dan konseli bersama-sama membuat kesepakatan terhadap apa
yang akan dilakukan konseli apabila krisis atau permasalahan yang baru
saja terselesaikan.
• membiarkan konseli melanjutkan kehidupannya. Konselor melepaskan
intervensinya terhadap konseli sehingga konseli dapat melanjutkan
kembali hidupnya.
4 Acceptance (Penerimaan)
Digunakan konselor untuk menunjukan minat dan pemahaman terhadap hal-hal
yang dikemukakan konseli.
1. Verbal bentuk pendek :
a) Oh.....ya,
b) Lalu/kemudian,
c) Ya....ya....
d) Hemm.....hemm....
2. Verbal bentuk Panjang :
a) Saya memahami.....
b) Saya menghayati....
c) Saya dapat merasakan.....
d) Saya dapat mengerti...
3. Non Verbal
a) Anggukan kepala,
b) Posisi duduk condong kedepan
c) Perubahan mimik,
d) Memelihara kontak mata
(Catatan: Penerimaan bukan berarti mensetujui, cerita apapun yang disampaikan
konseli diterima namun bukan berarti setuju. Konselor menerima tanpa menilai
sesuai dengan asas konseli tidak pernah salah ( KTSP ).
Konselor bertanggungjawab untuk memperbaiki konseli atau bisa disebut debgan
memberikan dorongan minimal pada konseli.)
5 Pembuatan Keputusan
• Penetapan tujuan konseling
• Penetapan strategi pencapaian tujuan konseling
• Penetapan komitmen diri dari tujuan konseling
6 Terminasi Tindak
Lanjut
• Pemantapan diri dan peneguhan kepada konseli bahwa konseli siap
mengakhiri proses konseling.
• Konselor bersama konseli membuat kesimpulan mengenai hasil proses
konseling.
• Menyusun rencana tindak lanjut yang akan dilakukan berdasarkan
kesepakatan yang telah terbangun dari proses konseling.
• Mengevaluasi jalannya proses dan hasil konseling (penilaian segera).
• Membuat perjanjian untuk pertemuan berikutnya.
• Penentuan kegiatan tindak lanjut
11. Rencana Evaluasi :
• Konselor menilai kesungguhan konseli dalam proses konseling dengan teknik yang
digunakan konseling berhasil jika tingkat kesungguhan konseli dalam pelibatan
konseling tinggi yang ditandai dengan respons yang verbal dan non-verbal.
• Konselor menilai kemampuan konseli dalam melakukan pembicaraan keakraban dengan
teknik observasi.
• Tujuan tercapai jika konseli dapat mereduksi gejala-gejala dari
permasalahan yang dialami.
• Melakukan pengamatan secara berkala terhadap perubahan konseli lewat
kesehariannya disekolah dan memantau tugas-tugasnya.
• Melakukan follow up langsung (bertanya) kepada konseli dan juga melalui chat
WA pribadi.
A. 1. Identitas Konselor
Hendrizal, S.Pd
2. Identitas Konseli:
R siswa kelas IX
B. Sinopsis
R adalah siswa kelas IX SMP Negeri 2 Rakit Kulim. R tergolong siswa yang cukup pandai. R
tidak pernah tidak hadir ke sekolah tanpa alasan yang jelas. R ketika mata
pelajaran IPA suka tidak masuk dan suka pergi ke kantin. Nilai mata
pelajaran IPA R anjlok/ turun drastis
C. Wawancara Konseling
Petunjuk :
1. Bacalah secara teliti
2. Berilah tanda centang (v) pada kolom jawaban yang tersedia
Sangat Kurang
No Aspek yang dinilai Memuaskan
Memuaskan Memuaskan
1. Penerimaan guru BK terhadap
kehadiran Anda di ruangan BK
2. Waktu yang disediakan untuk
konseling individu
3. Kesempatan yang diberikan
Guru BK kepada peserta didik
dalam untuk menyampaikan
pendapat/ide
4. Kepercayaan Anda terhadap guru
BK dalam layanan konseling
individu
5. Hasil yang diperoleh dari konseling
individu
6. Kenyamanan dalam pelaksanaan
konseling individu
Hendrizal, S.Pd
PEDOMAN OBSERVASI/EVALUASI HASIL
PROSES LAYANAN KONSELING INDIVIDU
Identitas :
Nama Peserta Didik :
Kelas :
Beri tanda centang (√) pada kolom skor sesuai dengan hasil penilaian Anda.
SKOR
NO PERNYATAAN
1 2 3 4
TAHAP PEMBENTUKAN
1. Peserta didik aktif menjawab salam
2. Peserta didik antusias dalam mengikuti layanan
konseling individu
3. Peserta didik aktif memulai Doa sebelum melakukan
konseling individu
4. Peserta didik memahami pengertian dan tujuan
konseling individu
5. Peserta didik memahami cara pelaksanaan konseling
individu
6. Peserta didik memhami asas-asas konseling individu
yang harus dilakukan.
7. Peserta didik antusias melakukan ikrar janji bersama-
sama.
8. Peserta didik membuat kesepakatan waktu untuk
menentukan kegiatan konseling individu.
9. Peserta didik antusias melakukan perkenalan di dalam
anggota individu.
TAHAP PERALIHAN
10. Peserta didik aktif menyimpulkan tentang pelaksanaan
konseling individu.
11. Peserta didik antusias untuk melanjutkan konseling
individu.
12. Peserta didik mengemukakan permasalahan dan dibahas
dalam individu.
TAHAP KEGIATAN
13. Peserta didik memahami contoh permasalahan pribadi
yang disampaikn oleh pemimpin individu.
14. Peserta didik antusias mengemukakan masalah secara
sukarela (bergantian).
15. Peserta didik menyepakati permasalahan yang akan
dibahas terlebih dahulu.
16. Permasalahan yang dialami peserta didik dibahas secara
tuntas.
17. Peserta didik melakukan selingan( Ice Breaking)
18. Peserta didik mampu menyimpulkan proses pelaksanaan
konseling individu.
TAHAP PENGAKHIRAN
19. Peserta didik memahami bahwa kegiatan konseling
individu akan berakhir.
20. Penilaian segera (UCA) :
d) Understanding : Peserta didik mengungkapakan
tentang memutuskan untuk menyelesaikan
permasalahan yang telah di bahas di dalam
konseling individu.
e) Comport : Peserta didik mengungkapkan perasaan
selama mengikuti kegiatan konseling individu dan
mengubah perilaku yang diharapkan dari
permasalahan yang di bahas dalam individu.
f) Action : Peserta didik membangun rencana
tindakan yang akan dilakukan setelah mengikuti
kegiatan konseling individu.
21. Peserta didik antusias mengungkapkan pesan dan kesan
selama melakukan konseling individu.
22. Peserta didik membuat kesepakatan untk melakukan
pembahasan kegiatan lanjutan kegiatan konseling
individu.
23. Peserta didik mengungkapkan ucapan terima kasih
24. Peserta didik bersama-sama melakukan D’oa
25. Peserta didik melakukan perpisahan.
Observer
KOMITMENTKU
Komitmen yang akan saya ambil,dengan masalah yang saya hadapi adalah
Siswa
...................................
DAFTAR HADIR KEGIATAN KONSELING INDIVIDU
Hari/Tanggal Kegiatan :
Tempat :
Topik Layanan :
2. 2.
3. 3.
4. 4.
5. 5.
6. 6.
7 7.
8. 8.
Hendrizal, S.P