Anda di halaman 1dari 20

PEMERINTAH KABUPATEN INDRA GIRI HULU

DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


SMP NEGERI 2 RAKIT KULIM
Alamat : Jalan Sumber Rezeki Desa Petonggan Kode Pos 29352, Email: smpn2rakitkulim@gmail.com

RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN


KONSELING INDIVIDU
SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2021/2022

1. Nama Konseli : R (INISIAL)


2. Kelas/Semester : IX/Ganjil
3. Hari/Tanggal : Oktober 2021
4. Pertemuan ke I (Pertama)
5. Waktu : 1 X 40 Menit
6. Tempat : Ruang GMeet
7. Deskrisi Masalah :
a. Gejala Masalah :
• R ketika mata pelajaran IPA di kelas IX jarang masuk kelas.
• R lebih suka pergi ke kantin sekolah ketika masuk jam mata pelajaran IPA di
kelas IX
• Absensi ke Alpaan di Mapel IPA sangat banyak
• Nilai mata pelajaran IPA R turun drastis/ anjlok
• Mungkin dapat ditambahkan bagaimana permasalahan konseli R secara faktor
emosi, tingkah laku, faktor fisik, dan faktor-faktor sosial yang terkait dengan
masalah konseli/siswa agar lebih terlihat gejalanya.

b. Sebab Masalah
:
• R tidak menyukai guru yang mengajar IPA di kelasnya yang sekarang
• R selalu menghindar bila bertemu dengan guru IPA
• R pernah ditampar oleh guru IPA di depan teman-temannya sewaktu kelas VIII
dikarenakan pernah merusak prasarana sekolah secara tidak sengaja
• R merasa perbuatannya tidak harus ditanggapi seperti itu
 Dijabarkan sebab masalahnya agar terfokus pada permasalahan apa…bisa belajar,
pribadi, social atau karier. Sehingga bisa mengerucut ke akar masalah yang sudah
dibuat

c. Akar Masalah/Diagnosis :
• Konseli menyimpan emosi negative kepada guru IPA di sekolahnya

d. Prognosis :
 Membantu Konseli R agar dapat menurunkan bahkan menghilangkan emosi
negatifnya terhadap guru IPA. Selain itu membantu konseli R agar dapat
memperoleh kesadaran pribadi, memahami kenyataan atau realitas terhadap apa
yang sebenarnya terjadi, dan mampu menuju pencapaian integritas
kepribadiannya yang baik.
8. Tujuan
Konseling :

Membantu konseli agar berani mengahadapi berbagai macam tantangan maupun


kenyataan yang harus dihadapi. Membantu konseli agar dapat memperoleh kesadaran
pribadi, memahami kenyataan atau realitas, serta mendapatkan insight secara penuh.
Membantu konseli menuju pencapaian integritas kepribadiannya. Mengentaskan konseli
dari kondisinya yang tergantung pada pertimbangan orang lain menjadi mampu mengatur
diri sendiri. Dan membantu konseli untuk dapat melepaskan energi tertahan akibat
unfinished business, sehingga tercapai integritas kepribadian.

9. Pendekatan/Strategi/Teknik :
Guru BK menggunakan pendekatan konseling Gestalt. Pendekatan gestalt lebih
menekankan pada apa yang terjadi saat ini-dan-di sini, dan proses yang berlangsung, bukan pada
masa lalu ataupun masa depan. Yang penting dalam pendekatan ini adalah kesadaran saat ini
dalam pengalaman seseorang. Penemu psikoterapi Gestalt adalah Frederick (Fritz) Perls dan
mulai berkembang pada awal tahun 1950. Pendekatan Gestalt berfokus pada masa kini dan itu di
butuhkan kesadaran saat itu juga. Kesadaran ditandai oleh kontak, penginderaan, dan gairah.
Kontak dapat terjadi tanpa kesadaran, namun kesadaran tidak dapat dipisahkan dari kontak.
Tugas konselor adalah mendorong konseli untuk dapat melihat kenyataan yang ada pada
dirinya dan mau mencoba menghadapinya, konseli bisa diajak untuk memilih dua
alternative, menolak kenyataan yang ada pada dirinya atau membuka diri untuk melihat apa yang
sebenarnya terjadi pada dirinya sekarang. Tujuan utama konseling Gestalt adalah membantu
konseli agar berani mengahadapi berbagai macam tantangan maupun kenyataan yang harus
dihadapi. Tujuan ini mengandung makna bahwa klien haruslah dapat berubah dari ketergantungan
terhadap lingkungan/orang lain menjadi percaya pada diri, dapat berbuat lebih banyak untuk
meingkatkan kebermaknaan hidupnya.
Teknik dalam Pendekatan Gestalt yaitu:  Permainan Dialog/Kursi Kosong. Teknik ini
dilakukan dengan cara konseli dikondisikan untuk mendialogkan dua kecenderungan yang saling
bertentangan yaitu, kecenderungan top dog (adil, menuntut, dan berlaku sebagai majikan) dan
under dog (korban, bersikap tidak berdaya, membela diri, dan tak berkuasa). Disini ada
permainan kursi kosong, yaitu konseli diharapkan bermain dialog dengan memerankan top dog
maupun under dog sehingga konseli dapat merasakan keduanya dan dapat melihat sudut pandang
dari keduanya.  Teknik Pembalikan. Teknik pembalikan/role reversal adalah konseli akan terjun
ke dalam suatu yang ditakutinya karena dianggap bisa menimbulkan kecemasan, dan menjalin
hubungan dengan bagian-bagian diri yang telah ditekan atau diingkarinya. Gejala-gejala dan
tingkah laku sering kali mempresentasikan pembalikan dari dorongan-dorongan yang mendasari.
Jadi konselor bisa meminta konseli memainkan peran yang bertentangan dengan perasaan-
perasaan yang dikeluhkannya atau pembalikan dari kepribadiannya.

10. Prosedur Konseling :


No. Langkah / Proses
1 Prakonseling Konseling
1. Kesiapan Konselor :
a. Persiapan Fisik
• Menunjukkan penampilan diri yang rapi, tidak bertentangan dengan
nilai yang berlaku dengan tempat di mana konseling dilaksanakan.
• Menunjukkan wajah yang segar dan tidak terlihat lelah.
• Menjaga kebersihan diri, minimal supaya tidak bau badan sehingga
konseli merasa nyaman.
b. Persiapan Psikologis
• Menjernihkan pikiran untuk konsentrasi penuh saat konseling, misalnya
dengan menyingkirkan pikiran-pikiran negatif.
• Mencegah diri supaya tidak melamun saat akan melakukan konseling.
• Mempersiapkan mental dan kekuatan energi untuk mendengarkan
apapun cerita konseli
• Meningkatkan minat dan motivasi untuk membantu konseli.
2. Persiapan Instrumen Pelaksanaan Konseling :
a. Persiapan instrumen pendukung kegiatan konseling inti
• Mempersiapkan alat perekam untuk konseling (misalnya : recorder,
kamera digital, alat perekam lainnya).
• Mempersiapkan alat tulis jika sewaktu-waktu diperlukan untuk
pembuatan kontrak konseling
• Mempersiapkan tissue untuk mengantisipasi konseli menangis.
• Mempersiapkan stopwatch atau jam tangan untuk mengukur waktu
pelaksanaan konseling.
• Me-non aktifkan telepon seluler / handphone saat memulai proses
konseling untuk menghindari adanya gangguan selama konseling
berlangsung.
b. Persiapan media Bimbingan dan Konseling
• Mempersiapkan bahan-bahan informasional jika sewaktu-waktu
dibutuhkan oleh konseli (brosur, buku-buku penunjang, dll).
• Mempersiapkan media layanan, misalnya format self-help, modul, alat
tes, dll.
3. Setting Tempat Pelaksanaan Konseling :
a. Memilih tempat pelaksanaan konseling yang aman dan nyaman bagi
konseli.
• Memilih tempat pelaksanaan konseling yang tertutup tapi aman dan
nyaman untuk konselor dan konseli.
• Menata dekorasi ruangan tempat konseling, misalnya mengatur hiasan
supaya tidak terlalu ramai dan menata penerangan supaya tidak terlalu
terang atau sebaliknya.
b. Memilih posisi duduk yang nyaman dan mendukung selama
proses konseling.
• Mempersilakan konseli untuk memilih di mana dia ingin duduk, untuk
menciptakan kenyamanan pada diri konseli.
• Menangkap kesan nonverbal dari posisi duduk yang dipilih oleh konseli
(setiap posisi duduk memiliki arti tersendiri yang secara tersirat
menggambarkan karakteristik konseli dan masalah yang dialaminya).
• Mengatur posisi duduk membentuk sudut 90-120 derajat antara
konselor dan konseli (posisi duduk yang lurus antara konselor dan
konseli memberikan kesan terlalu formal).
• Mengatur jarak duduk, yaitu antara 75-100 cm antara konselor dengan
konseli, dengan tujuan untuk menggambarkan keakraban.
• Mencegah adanya pembatas antara konselor dan konseli, misalnya
meja, bangku, atau benda-benda yang lain sehingga tidak menghalangi
konselor untuk melakukan pengamatan terhadap gerak-gerik konseli,
termasuk gerak-gerik nonverbal yang ditunjukkannya.
• Menjaga postur tubuh, condong ke arah konseli untuk mengisyaratkan
perhatian.
• Menjaga kedinamisan posisi duduk, tidak terlalu kaku dengan posisi
condong ke depan, tidak pula terlalu banyak mengubah-ubah posisi
duduk.
• Mengarahkan kontak mata pada konseli untuk mengisyaratkan
perhatian, namun tidak melotot dan terus-terusan menatap konseli
untuk menghindari konseli salah tingkah dan ketakutan.

2 Opening
1. Penyambutan Konseli
a. Non Verbal
• menghentikan aktivitas,
• membuka pintu atau menjemput,
• jabat tangan atau senyum,
• isyarat meyilahkan masuk,
• menutup pintu,
• mendampingi konseling masuk,
• memegang tangan atau memegang pundak (bila diperlukan dan tidak
riskan atau ada hambatan nilai),
• isyarat mempersilahkan duduk,dan memilih tempat duduk.
b. Verbal
• memberi salam atau menjawab salam,
• menyambut nama,
• pujian atas kedatangan konseli,
• menanyakan kabar,
• menyilahkan memilih tempat duduk
2. Inisiasi Pembicaraan
a. Topic netral adalah bahan pembicaraan yang sifatnya umum dan tidak
menyinggung perasaan konseli. Misalnya: hobi, peristiwa hangat, kondisi
cuaca, potensi asal lingkungan konseli.
Kalimat yang diucapkan : ”apakah anda/kamu nyaman dengan keadaan
ruang yang seperti ini?”
b. Kegiatan dalam kaitan denagn kelonggaran kehadiaran.
Kalimat yang diucapkan seperti: “ apakah saat ini anda/kamu tidak ada
kegiatan yang mendesak?”
3. Transisi Pembicaraan
a. Alih topik
b. Informasi harapan keberhasilan
c. Pengembangan topik
(Cara perpindahan topik sebagai berikut: Menggunakan kalimat “ jembatan’’
misalnya : “ setelah kita membicarakan ......(isi topik netral), barangkali ad a sesuatu
hal yang perlu kita bicarakan bersama dalam pertemuan ini ’’. Mengembangkan
sebagian isi topik netral, misalnya: “ itu tadi hobimu dibidang musik, lalu
bagaimana dengan prestasi dalam kelas? ’’)

3 Proses Inti
a. Identifikasi masalah (Assesmen konseli dan lingkungan dengan teknik
dasar komunikasi) :
• Memimpin (leading)
• Fokus
• Konfrontasi
• Menjernihkan (Clarifying)
• Memudahkan (facilitating)
• Mengambil Inisiatif
• Menyimpulkan
b. Penerapan teknik Gestalt ( Teknik Kursi Kosong)
1. Tahap pertama (The Begining Phase)
• Melakukan rapport. Konselor menerima konseli dalam hubungan yang
hangat, intim, bersifat pribadi, penuh pemahaman dan menghindari hal -
hal yang akan mengancam konseli.
• membangun hubungan dialogis. Konselor membangun hubungan yang
baik dengan konseling sehingga membuat komunikasi antara konseli dan
konselor berjalan dengan baik.
• assesmen pengalaman, kepribadian dan permasalahan umum konseli.
Mengumpulkan data, pengalaman konseli dan keseluruhan gambaran
kepribadian konseli melalui pendekatan fenomenologis.
• mengidentifikasi permasalahan-permasalahan konseli. Mengidentifikasi
dan mengklarifikasi kebutuhan-kebutuhan konseli dan tema-tema
masalah yang akan muncul.
• membuat prioritas permasalahan yang akan diatasi. Konselor membuat
prioritas pada masalah yang dihadapi konseli dan membuat kesimpulan
diagnosis pada konseli.
• bekerjasama dengan konseli untuk membuat rencana konseling. Konselor
dan konseli mempertimbangkan isu-isu yang memiliki perbedaan
potensial antara konselor dan konseli yang akan mempengaruhi proses
konseling. Konselor dan konseli bersama-sama membuat rancanganproses
konseling ke depan.
2. Tahap Kedua (Clearing The Ground)
• Assesmen terhadap pengalaman konseli secara mendalam. Konselor
menggali pengalaman dan masalah yang dialami konseli secara lebih
detail dan mendalam.
• mendukung ekspresi konseli dalam proses katarsis. Konselor mendorong
konseli untuk menunjukkan ekspresinya lebih kuat dalam proses katarsis.
• memperluas pilihan-pilihan perilaku baru bagi konseli. Konselor
melakukan eksperimentasi perilaku baru pada konseli dan memperluas
pilihan-pilihan yang bisa diambil oleh konseli
3. Tahap Ketiga (The Existentian Encounter)
• implementasi teknik Empty Chair/Kursi kosong. Konseli mulai dapat
menemukan krisis-krisis yang sebelumnya telah dieksplorasi dan mulai
melakukan proses empty chair yaitu bermain peran sebagai
topdogmaupun underdog.
• menghadapi hal-hal yang tidak diketahui. Konselor membantu konseli
membentuk kembali pola-pola hidup dalam bimbingan pemahaman baru
dan pandangan baru.
• menumbuhkan kesadaran konseli. Konselor membantu konseli untuk
memiliki kembali bagian pada diri konseli yang sebelumnya hilang
atau bahkan tidak diakui oleh konseli.
• mengambil keputusan untuk berani menghadapi ketidak pastian hidup.
Konseli mulai bisa mengambil keputusan dan berani menghadapi
ketidakpastian dalam hidup dan kecemasan yang kemudan menghasilkan
makna-makna baru dalam hidup konseli.
4. Tahap Keempat (Integration)
• membentuk rasa tanggungjawab untuk menghadapi hidup. Konseli
menerima tanggungjawab untuk melanjutkan hidup.
• menerima kecemasan dan ketidakpastian. Konseli mampu menghadapi
ketidakpastian dalam hidup dan kecemasan yang sebelumnya menjadi hal
yang menuktkan bagi konseli.
• membangun rasa untuk melakukan kontak relasi dengan lingkungan.
Konseli membangun hubungan dengan lingkungan di luar dirinya.
5. Tahap kelima (Ending)
• membahas kembali isu-isu yang ada. Konselor dan konseli membahas
kembali isu-isu yang muncul dalam proses konseling.
• membuat kesimpulan terhadap keseluruhan proses konseling. Konseli
membuat kesimpulan semua proses yang sudah sialami dalam proses
konseling.
• merayakan apa yang sudah tercapai dan menerima yang belum tercapai.
Konselor dan konseli bersama-sama merayakan apa yang sudah klien
capai melalui proses konseling dan menerima apa saja yang belum dapat
dicapai oleh klien dalam proses konseling.
• membuat antisipasi terhadap krisis kepercayaan diri di masa depan.
Konselor dan konseli bersama-sama membuat kesepakatan terhadap apa
yang akan dilakukan konseli apabila krisis atau permasalahan yang baru
saja terselesaikan.
• membiarkan konseli melanjutkan kehidupannya. Konselor melepaskan
intervensinya terhadap konseli sehingga konseli dapat melanjutkan
kembali hidupnya.

4 Acceptance (Penerimaan)
Digunakan konselor untuk menunjukan minat dan pemahaman terhadap hal-hal
yang dikemukakan konseli.
1. Verbal bentuk pendek :
a) Oh.....ya,
b) Lalu/kemudian,
c) Ya....ya....
d) Hemm.....hemm....
2. Verbal bentuk Panjang :
a) Saya memahami.....
b) Saya menghayati....
c) Saya dapat merasakan.....
d) Saya dapat mengerti...
3. Non Verbal
a) Anggukan kepala,
b) Posisi duduk condong kedepan
c) Perubahan mimik,
d) Memelihara kontak mata
(Catatan: Penerimaan bukan berarti mensetujui, cerita apapun yang disampaikan
konseli diterima namun bukan berarti setuju. Konselor menerima tanpa menilai
sesuai dengan asas konseli tidak pernah salah ( KTSP ).
Konselor bertanggungjawab untuk memperbaiki konseli atau bisa disebut debgan
memberikan dorongan minimal pada konseli.)

5 Pembuatan Keputusan
• Penetapan tujuan konseling
• Penetapan strategi pencapaian tujuan konseling
• Penetapan komitmen diri dari tujuan konseling

6 Terminasi Tindak
Lanjut
• Pemantapan diri dan peneguhan kepada konseli bahwa konseli siap
mengakhiri proses konseling.
• Konselor bersama konseli membuat kesimpulan mengenai hasil proses
konseling.
• Menyusun rencana tindak lanjut yang akan dilakukan berdasarkan
kesepakatan yang telah terbangun dari proses konseling.
• Mengevaluasi jalannya proses dan hasil konseling (penilaian segera).
• Membuat perjanjian untuk pertemuan berikutnya.
• Penentuan kegiatan tindak lanjut
11. Rencana Evaluasi :
• Konselor menilai kesungguhan konseli dalam proses konseling dengan teknik yang
digunakan konseling berhasil jika tingkat kesungguhan konseli dalam pelibatan
konseling tinggi yang ditandai dengan respons yang verbal dan non-verbal.
• Konselor menilai kemampuan konseli dalam melakukan pembicaraan keakraban dengan
teknik observasi.
• Tujuan tercapai jika konseli dapat mereduksi gejala-gejala dari
permasalahan yang dialami.
• Melakukan pengamatan secara berkala terhadap perubahan konseli lewat
kesehariannya disekolah dan memantau tugas-tugasnya.
• Melakukan follow up langsung (bertanya) kepada konseli dan juga melalui chat
WA pribadi.

Indragiri Hulu, Oktober 2021


Mengetahui,
Kepala Sekolah Guru BK

. Cahyadi, S.Pd Hendrizal, S.Pd


LAPORAN VERBATIM GESTAL
KONSELING INDIVIDU

A. 1. Identitas Konselor
Hendrizal, S.Pd
2. Identitas Konseli:
R siswa kelas IX
B. Sinopsis
R adalah siswa kelas IX SMP Negeri 2 Rakit Kulim. R tergolong siswa yang cukup pandai. R
tidak pernah tidak hadir ke sekolah tanpa alasan yang jelas. R ketika mata
pelajaran IPA suka tidak masuk dan suka pergi ke kantin. Nilai mata
pelajaran IPA R anjlok/ turun drastis

C. Wawancara Konseling

Konselor/Ko Teknik dan


Dialog
nseli Keterampilan
Konseli Assalamu’alaikum
Konselor Wa’alaikumusalam Warahmatullahi Wabarakatuh Attending (perhatian)
Oh R terima kasih ya sudah mau bergabung dan
menyempatkan waktunya dalam kegiatan tatap maya ini.
Silahkan mencari posisi/ tempat duduk yang menurut R
nyaman.
Konseli Iya pak terima kasih ini sudah nyaman
Konselor Bagaimana kabar R hari ini? Pertanyaan terbuka
Konseli Alhamdulillah hari ini baik pak
Konselor Alhamdulillah sehat ya. Sudah sarapan pagi ini? Attending (perhatian)
Konseli Sudah pak sudah sarapan tadi
Konselor Baik berarti sudah ada tenaga untuk melakukan aktifitas
untuk hari ini ya
Konseli Iya pak
Konselor Oh iya. R sekarang kelas berapa?
Konseli Saya kelas IX pak, IXC.
Konselor Wah berarti sebentar lagi R akan lulus ya. Rencananya
akan melanjutkan kemana R?
Konseli Iya pak, saya berencana akan melanjutkan ke SMA saja
pak, SMA dekat sini saja biar tidak jauh dan dekat dari
rumah
Konselor Oh ok. Ada yang dapat bapak bantu R untuk kegiatan hari Pertanyaan terbuka
ini? Karena kemarin mau diskusikan sama bapak katanya.
Konseli Iya pak saya minta waktu bapak untuk bercerita-cerita
sebentar kalau bapak berkenan.
Konselor Ok insyaAllah bapak siap untuk mendengarkan cerita-
cerita R kepada bapak hari ini
Konseli Saya bingung pak mau memulainya dari mana (menarik
nafas dalam)
Konselor Ok R kali ini kita akan melakukan konseling. R sudah tau Pertanyaan terbuka
tentang konseling?
Konseli Belum pak
Konselor Baik akan bapak jelaskan tentang konseling. Konseling itu Menjelaskan peranan
bantuan professional yang akan bapak berikan kepada konselor dan konseli
Konselor/Ko Teknik dan
Dialog
nseli Keterampilan
kamu, diperlukan kerjasama antara orang yang sedang
menghadapi masalah dengan orang yang akan membantu
memecahkannya atau disebut konselor. Agar diperoleh
kejelasan tentang masalahnya dan ketepatan pemecahannya
maka dari itu bapak nanti akan bertanya tentang hal-hal
yang bapak perlukan, dan R hendaknya dengan sukarela
menjawabnya/memberikan keterangan apa adanya sesuai
dengan kenyataanya.
Konselor Silahkan R bercerita apa yang mau R ceritakan. Mungkin Menjelaskan kode
perlu bapak sampaikan juga, R jangan ragu untuk bercerita etik azas kerahasiaan
atau menyampaikan persoalannya. Karena dalam konseling
ini ada yang namanya asas kerahasian. Jadi apapun yang R
sampaikan atau ucapkan akan menjadi rahasia untuk kita
berdua, dan bapak akan menjaga kerahasiaan ini. Cukup
cerita tersebut hanya berada dalam ruangan ini pada saat
ini. Paham ya?
Konseli Oh ya baik pak (menarik nafas dalam)
Konselor Baik sebelum memulai kegiatan ini mungkin kita harus Kontrak waktu
menyepakati waktu berapa lama kegiatan ini akan kita
lakukan. Kira-kira dari R berapa lama membutuhkan waktu
untuk menceritakan dan juga diskusi persoalannya bersama
bapak?
Konseli Mungkin lebih kurang 35 menit pak
Konselor Baik kesepakatan kita 35 menit ya. Bagaimana sepakat?
Konseli Iya baik pak sepakat
Konselor Nah sekarang boleh ceritakan permasalahan/perasaan yang Pertanyaan terbuka
dihadapi oleh R kepada bapak sehingga ingin bercerita atau
berdiskusi bersama bapak
Konseli Begini pak saya selalu merasa dongkol dan marah pak
(sambil menarik nafas panjang)
Konselor Coba ceritakan sama bapak yang kamu hadapi sehingga Leading (pengarahan)
apa penyebab mambuat kamu dongkol dan marah?
Konseli Saya benci, marah dan dongkol dengan seseorang pak
Konselor Oh yaa. Boleh bapak tau siapa orangnya? Leading (pengarahan)
Konseli Hmm... (menghela nafas)
Konselor Tidak apa-apa ceritakan saja, kamu tidak perlu takut
ataupun cemas
Konseli Gini pak saya selalu merasa dongkol dan benci kalau sudah
masuk di pelajaran bapak S pak. Kadang-kadang saya lebih
memilih di kantin kalau sudah masuk ke pelajaran bapak
tersebut.
Konselor Baik boleh bapak tau apa penyebab kamu selalu merasa
dongkol dan benci kalau sudah masuk di pelajaran bapak
S? Apa pelajarannya tidak kamu sukai? Atau pelajarannya
sulit ya?
Konseli Bukan pak, bukan masalah pelajarannya yang tidak saya
sukai pak. (menarik nafas dalam)
Konselor Oh ok, lalu karena apa? silahkan kamu ceritakan kepada Leading (pengarahan)
bapak.
Konseli Ceritanya waktu itu di kelas saya main kejar-kejaran
dengan teman-teman pak.
Konselor/Ko Teknik dan
Dialog
nseli Keterampilan
Konselor Main kejar-kejaran di kelas?
Konseli Iya pak saya dan teman-teman main kejar-kejaran di dalam
kelas
Konselor Oh ok, lalu? Acceptance
(penerimaan)
Konseli Ketika itu bapak S mengajar di kelas sebelah pak. Waktu
main kejar-kejaran itu saya tidak sengaja terpeleset di
belakang kelas saya terus menabrak triplek pembatas kelas
dan tidak sengaja masuk ke kelas sebelah yang bapak S
sedang mengajar di kelas sebelah tersebut pak
Konselor Baik, jadi kamu terpeleset terus masuk ke kelas yang bapak Restatement
S sedang mengajar, benar begitu? (pengulangan)
Konseli Betul pak seperti itu.
Konselor Ok terus..
Konseli Iya pak disaat itu saya tidak terima perlakuan yang bapak S
buat kepada saya.
Konselor Ok baiklah. Tadi bapak dengar kamu merasa tidak terima Restatement
dengan perlakuan dan perbuatan bapak S kepada kamu. (pengulangan)
Boleh kamu jelaskan ke bapak perlakuan dan perbuatan
seperti apa yang kamu dapatkan dari bapak S tersebut?
Konseli Pada saat itu saya ditampar oleh bapak S di depan kelas
yang sedang dia ajar pak.
Konselor Oh ok jadi permasalahannya R terpeleset terus masuk ke Paraprashing
kelas yang bapak S sedang mengajar, terus mendapatkan (parafrase)
tamparan. Benar begitukan ya?
Konseli Benar pak, saya merasa perlakuan bapak S berlebihan
menampar saya di depan kelas pak.
Konselor Perasaan apa yang R rasakan pada saat kejadian itu? Pertanyaan terbuka
Konseli Saya malu pak, malu diperlakukan seperti itu di hadapan
teman-teman lain.
Saya juga sedih pak, kenapa saya sampai ditampar begitu.
Kan bisa dengan cara lain pak untuk mengingatkan saya
(sambil menundukkan kepala)
Konselor Sekarang ambil nafas panjang dulu lalu lepaskan. Kalau Attending (perhatian)
ada air disana silahkan airnya diminum dulu
Konseli Iya pak terima kasih (sambil meminum air)
Konselor Sekarang bagaimana perasaanya setelah minum?
Konseli Sudah sedikit lega pak
Konselor Terimaka kasih bapak ucapkan karena R sudah mau Refleksi perasaan
menceritakan/ menggungkapkan permasalahan/ perasaan R
pada bapak.
Bapak sangat mengerti/merasakan/memahami apa yang R
rasakan.
Konselor Ok jadi sekarang permasalahan R yang belum terselesaikan Pertanyaan terbuka
itu apa? Bisa dijelaskan lagi.
Konseli Saya kalau melihat bapak S itu merasa marah dan benci.
Konselor Apakah R sudah pernah untuk mencoba berdiskusi dengan
bapak S terkait permasalahan ini.
Konseli Belum pak, bagaiamana ya saya masih ada perasaan benci,
marah, dongkol dan tidak enak hati sama bapak itu. Kalau
bapak S itu ngajar di depan kelas, pelajarannya sering saya
Konselor/Ko Teknik dan
Dialog
nseli Keterampilan
tidak dengar lebih milih ke kantin saya pak.
Konselor Baiklah untuk permasalah yang R sedang hadapi ini, bapak Pertanyaan terbuka
bisa membantu. Kalau R bersedia maka akan kita lanjutkan
bagaimana?
Konseli Iya pak boleh saya bersedia
Konselor Oke untuk menyelesaikan masalah R ini bapak memakai
pendekatan Gestal dengan teknik konseling yang namanya
teknik kursi kosong. Yang mana nanti R bisa
mengutarakan ataupun menyampaikan perasaan dan isi hati
R kepada bapak S
Konseli Caranya bagaimana itu pak?
Konselor Jadi nanti R harus memainkan peran, R berperan sebagai Penjelasan tahapan
top dog dan under dog, top dog adalah orang yang teknik kursi kosong
memiliki kuasa orang yang pegang kendali dalam hal ini
Bapak S. Kemudian R juga memainkan peran sebagai
under dog yaitu pihak yang merasa tertekan dalam hal ini R
sendiri. Jadi nanti disini bapak meminta R menghadapkan
kursi kosong satu dengan yang lainnya nanti R harus dapat
memerankan top dog disisi kursi satu dan under dog disisi
sebelahnya. Nanti R duduk di kursi yg kanan dan berperan
sebagai top dog yaitu bapak S perankan saja seperti yang S
fikirkan selama ini kemudian nanti R bisa berpindah ke
kursi sebelah kiri untuk berperan sebagai under dog pihak
yg tertekan seperti apa biasanya lalu berpindah kursi lagi
berperan sebagai top dog lagi ke kursi sebelah kanan dan
kemudian berpindah lagi sebagai under dog di kursi
sebelah kiri bagaimana apa R mau mencobanya ?
Konseli Jadi saya berpindah-pindah gitu ya pak?
Konselor Betul, tepat sekali. Bagaimana sudah mengerti? siap untuk
dimulai?
Konseli Baik pak siap
Teknik kursi kosong
Top dog : R ayo kemari dimulai
Under dog : “iya pak ada apa ya pak’’
Top dog : “kamu kenapa tidak pernah ikut pelajaran
bapak? Bapak tanya dengan teman-teman
kamu, pelajaran lain kamu ikut, hanya
pelajaran bapak saja kamu yang tidak ikut,
nilai kamu sudah banyak kosong, bisa-bisa
kamu tidak naik kelas hanya karena nilai kamu
kosong dipelajaran bapak ”
Under dog : “hmm bagaimana ya pak’’
Top dog : “ Bagaimana apanya, kamu mau tidak naik
kelas?’’
Under dog : “Bukan begitu pak, saya sebenarnya suka
pelajaran bapak, tapi bila ingat perlakuan
bapak waktu itu saya jadi tidak ingin bertemu
dengan bapak
Top dog : “perlakuan yang mana? Dan kapan?
Under dog : “yang waktu bapak menampar saya ketika
saya merobohin triplek dinding pembatas
Konselor/Ko Teknik dan
Dialog
nseli Keterampilan
waktu bapak mengajar di kelas sebelah itu
pak”
Top dog : “wah yang itu ternyata kamu masih
mengingatnya ya, wajar bapak melakukan itu
karena ya salah kamu juga”
Under dog : “tapi saya kan tidak sengaja pak, saya malu
dengan teman-teman”
Top dog : “Memang tidak sengaja tapi kalau itu menimpa
orang lain bagaimana ? untung tidak ada orang
dekat dinding waktu itu jadi tidak ada yang
terluka. Kalau ada kan bahaya itu.
Under dog : “iya pak memang salah saya, tapikan bisa di
ingatkan dengan cara lain pak”
Top dog; “baik memang perlakuan bapak waktu itu
berlebihan kepada kamu, mungkin disini bapak
juga ingin meminta maaf atas perbuatan bapak
tersebut. Kamu mau memaafkan bapak?
Under dog : iya pak.
Top dog : Bapak minta maaf sekali lagi ya. Ya sudah
lupakan saja kejadian itu, tidak baik dendam,
mulai besok jangan lupa masuk pelajaran
bapak, biar makin tidak jauh kamu ketinggalan
Under dog: iya pak
Konselor Baiklah dari apa yg telah dilakukan tadi, coba R lakukan
atau berbicara dengan bapak S, kira-kira bisa?
Konseli Tidak tau pak, nanti akan saya coba fikirkan dahulu
Konselor Bagaimana perasaanya setelah berlatih?
Konseli Alhamdulillah pak ada perubahan perasaan pada diri saya
menjadi sedikit lebih tenang dan lega
Konselor Baik R setelah konseling ini apa yang akan R lakukan? Komitmen
Konseli Saya akan mencari waktu yang tepat pak untuk mencoba
berbicara dengan Bapak S.
Konselor Baiklah R, tadi kamu sudah berlatih, dan berkomitmen
untuk membicarakannya dengan Bapak S, bagaimana jika
minggu depan kita bertemu lagi untuk membicarakan
perkembangan dari masalah kamu, bisa?
Konseli Baik pak bisa
Konseli Ok semoga sukses ya, bapak tunggu kabarnya minggu
depan.
Bapak ucapkan terima kasih banyak kepada R yang sudah
meluangkan waktunya, apabila ada ucapan dan tindakan
yang tidak berkenan maka bapak mohon maaf.
Konseli Baik pak sama-sama. Terima kasih juga atas bantuannya
Saya pamit dulu ya pak. Assalamualaikum..
Konselor Walaaikumussalam Warohmatullahi Wabarokatuh
KEPUASAN KONSELI TERHADAP KONSELING
INDIVIDU
Identitas :
Nama konseli :
Kelas :
Konselor :

Petunjuk :
1. Bacalah secara teliti
2. Berilah tanda centang (v) pada kolom jawaban yang tersedia

Sangat Kurang
No Aspek yang dinilai Memuaskan
Memuaskan Memuaskan
1. Penerimaan guru BK terhadap
kehadiran Anda di ruangan BK
2. Waktu yang disediakan untuk
konseling individu
3. Kesempatan yang diberikan
Guru BK kepada peserta didik
dalam untuk menyampaikan
pendapat/ide
4. Kepercayaan Anda terhadap guru
BK dalam layanan konseling
individu
5. Hasil yang diperoleh dari konseling
individu
6. Kenyamanan dalam pelaksanaan
konseling individu

Indragiri Hulu , Oktober 2021


Guru BK

Hendrizal, S.Pd
PEDOMAN OBSERVASI/EVALUASI HASIL
PROSES LAYANAN KONSELING INDIVIDU

Identitas :
Nama Peserta Didik :
Kelas :

Beri tanda centang (√) pada kolom skor sesuai dengan hasil penilaian Anda.
SKOR
NO PERNYATAAN
1 2 3 4
TAHAP PEMBENTUKAN
1. Peserta didik aktif menjawab salam
2. Peserta didik antusias dalam mengikuti layanan
konseling individu
3. Peserta didik aktif memulai Doa sebelum melakukan
konseling individu
4. Peserta didik memahami pengertian dan tujuan
konseling individu
5. Peserta didik memahami cara pelaksanaan konseling
individu
6. Peserta didik memhami asas-asas konseling individu
yang harus dilakukan.
7. Peserta didik antusias melakukan ikrar janji bersama-
sama.
8. Peserta didik membuat kesepakatan waktu untuk
menentukan kegiatan konseling individu.
9. Peserta didik antusias melakukan perkenalan di dalam
anggota individu.
TAHAP PERALIHAN
10. Peserta didik aktif menyimpulkan tentang pelaksanaan
konseling individu.
11. Peserta didik antusias untuk melanjutkan konseling
individu.
12. Peserta didik mengemukakan permasalahan dan dibahas
dalam individu.
TAHAP KEGIATAN
13. Peserta didik memahami contoh permasalahan pribadi
yang disampaikn oleh pemimpin individu.
14. Peserta didik antusias mengemukakan masalah secara
sukarela (bergantian).
15. Peserta didik menyepakati permasalahan yang akan
dibahas terlebih dahulu.
16. Permasalahan yang dialami peserta didik dibahas secara
tuntas.
17. Peserta didik melakukan selingan( Ice Breaking)
18. Peserta didik mampu menyimpulkan proses pelaksanaan
konseling individu.
TAHAP PENGAKHIRAN
19. Peserta didik memahami bahwa kegiatan konseling
individu akan berakhir.
20. Penilaian segera (UCA) :
d) Understanding : Peserta didik mengungkapakan
tentang memutuskan untuk menyelesaikan
permasalahan yang telah di bahas di dalam
konseling individu.
e) Comport : Peserta didik mengungkapkan perasaan
selama mengikuti kegiatan konseling individu dan
mengubah perilaku yang diharapkan dari
permasalahan yang di bahas dalam individu.
f) Action : Peserta didik membangun rencana
tindakan yang akan dilakukan setelah mengikuti
kegiatan konseling individu.
21. Peserta didik antusias mengungkapkan pesan dan kesan
selama melakukan konseling individu.
22. Peserta didik membuat kesepakatan untk melakukan
pembahasan kegiatan lanjutan kegiatan konseling
individu.
23. Peserta didik mengungkapkan ucapan terima kasih
24. Peserta didik bersama-sama melakukan D’oa
25. Peserta didik melakukan perpisahan.

Observer
KOMITMENTKU

Setelah mengikuti kegiatan konseling individu, menyampaikan permasalahan yang saya


hadapi dan mendapatkan solusi terbaik untuk permasalahan saya. Dibawah ini,saya
menuliskan komitmen setelah mengikuti kegiatan ini.

Komitmen yang akan saya ambil,dengan masalah yang saya hadapi adalah

Rencana Saya setelah mengikuti kegiatan Konseling Kelompok ini adalah :

Siswa

...................................
DAFTAR HADIR KEGIATAN KONSELING INDIVIDU
Hari/Tanggal Kegiatan :
Tempat :
Topik Layanan :

No Nama Siswa Tanda Tangan


1. 1.

2. 2.

3. 3.

4. 4.

5. 5.

6. 6.

7 7.

8. 8.

Indragiri Hulu , Oktober


2021
Guru BK

Hendrizal, S.P

Anda mungkin juga menyukai