Anda di halaman 1dari 11

PEMERINTAH KABUPATEN MAGETAN

DINAS PENDIDIKAN, KEPEMUDAAN DAN OLAH RAGA


SMP NEGERI 1 SUKOMORO
Jalan Raya Sukomoro Telp. (0351) 894064
Email : smpn1sukomoro@gmail.co.id

RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL


SEMESTER GANJIL
T.A 2021 /2022

1. Nama Konseli : OLV (INISIAL)


2. Kelas/Semester : IX / Ganjil
3. Hari/Tanggal : 3 November 2021
4. Pertemuan ke I
5. Waktu : 1 X 45 MENIT
6. Tempat : Ruang Konseling

7. Deskrisi Masalah :
a. Gejala Masalah :
• Konseli merasa harus selalu mendapatkan nilai sempurna di setiap mata pelajaran
(nilai A), apabila tidak mendapatkan nilai A maka dia akan merasa gagal, cemas
dan merasa diri bodoh.

b. Sebab Masalah :
• Orang tua merasa bangga bila konseli mendapatkan nilai sempurna di setiap mata
pelajaran
• Guru dan teman – teman menganggap bahwa konseli adalah anak yang pintar jika
mendapatkan nilai sempurna, sehingga jika dia tidak mendapatkan hasil yang
bagus dia merasa akan sangat mengecewakan orang tua, guru dan teman-teman.

c. Akar Masalah :
• Konseli merasa cemas, takut dan merasa bersalah kepada diri sendiri, orang tua,
guru dan teman-teman bila tidak dapat menjadi yang terbaik.

8. Tujuan Konseling :
Membantu konseli dalam memperbaiki dan mengubah sikap, persepsi,cara berpikir,
keyakinan konseli yang irrasional menjadi rasional. Menghilangkan gangguan emosional
yang dapat merusak diri (benci, takut, rasa bersalah,cemas, dll). Melatih serta mendidik
konseli agar dapat menghadapi kenyataan hidup secara rasional dan membangkitkan rasa
percaya diri. Ciri-ciri konseli yang berpikir irasional : (a) tidak dapat dibuktikan; (b)
menimbulkan perasaan tidak enak (kecemasan, kekhawatiran, prasangka) yang sebenarnya
tidak perlu; (c) menghalangi konseli untuk berkembang dalam kehidupan sehari-hari yang
efektif.

9. Pendekatan/Strategi/Teknik :
Guru BK menggunakan pendekatan konseling Cognitive Behavioral Therapy (CBT)

10. Prosedur Konseling :

No. Langkah / Proses Konseling


1 Prakonseling
1. Kesiapan Konselor :
a. Persiapan Fisik
• Menunjukkan penampilan diri yang rapi, tidak bertentangan dengan
nilai yang berlaku dengan tempat di mana konseling dilaksanakan.
• Menunjukkan wajah yang segar dan tidak terlihat lelah.
• Menjaga kebersihan diri, minimal supaya tidak bau badan sehingga
konseli merasa nyaman.
b. Persiapan Psikologis
• Menjernihkan pikiran untuk konsentrasi penuh saat konseling, misalnya
dengan menyingkirkan pikiran-pikiran negatif.
• Mencegah diri supaya tidak melamun saat akan melakukan konseling.
• Mempersiapkan mental dan kekuatan energi untuk mendengarkan
apapun cerita konseli
• Meningkatkan minat dan motivasi untuk membantu konseli.
2. Persiapan Instrumen Pelaksanaan Konseling :
a. Persiapan instrumen pendukung kegiatan konseling inti
• Mempersiapkan alat perekam untuk konseling (misalnya : recorder,
kamera digital, alat perekam lainnya).
• Mempersiapkan alat tulis jika sewaktu-waktu diperlukan untuk
pembuatan kontrak konseling
• Mempersiapkan tissue untuk mengantisipasi konseli menangis.
• Mempersiapkan stopwatch atau jam tangan untuk mengukur waktu
pelaksanaan konseling.
• Me-non aktifkan telepon seluler / handphone saat memulai proses
konseling untuk menghindari adanya gangguan selama konseling
berlangsung.
b. Persiapan media Bimbingan dan Konseling
• Mempersiapkan bahan-bahan informasional jika sewaktu-waktu
dibutuhkan oleh konseli (brosur, buku-buku penunjang, dll).
• Mempersiapkan media layanan, misalnya format self-help, modul, alat
tes, dll.
3. Setting Tempat Pelaksanaan Konseling :
a. Memilih tempat pelaksanaan konseling yang aman dan nyaman bagi
konseli.
• Memilih tempat pelaksanaan konseling yang tertutup tapi aman dan
nyaman untuk konselor dan konseli.
• Menata dekorasi ruangan tempat konseling, misalnya mengatur hiasan
supaya tidak terlalu ramai dan menata penerangan supaya tidak terlalu
terang atau sebaliknya.
b. Memilih posisi duduk yang nyaman dan mendukung selama proses
konseling.
• Mempersilakan konseli untuk memilih di mana dia ingin duduk, untuk
menciptakan kenyamanan pada diri konseli.
• Menangkap kesan nonverbal dari posisi duduk yang dipilih oleh konseli
(setiap posisi duduk memiliki arti tersendiri yang secara tersirat
menggambarkan karakteristik konseli dan masalah yang dialaminya).
• Mengatur posisi duduk membentuk sudut 90-120 derajat antara
konselor dan konseli (posisi duduk yang lurus antara konselor dan
konseli memberikan kesan terlalu formal).
• Mengatur jarak duduk, yaitu antara 75-100 cm antara konselor dengan
konseli, dengan tujuan untuk menggambarkan keakraban.
• Mencegah adanya pembatas antara konselor dan konseli, misalnya
meja, bangku, atau benda-benda yang lain sehingga tidak menghalangi
konselor untuk melakukan pengamatan terhadap gerak-gerik konseli,
termasuk gerak-gerik nonverbal yang ditunjukkannya.
• Menjaga postur tubuh, condong ke arah konseli untuk mengisyaratkan
perhatian.
• Menjaga kedinamisan posisi duduk, tidak terlalu kaku dengan posisi
condong ke depan, tidak pula terlalu banyak mengubah-ubah posisi
duduk.
• Mengarahkan kontak mata pada konseli untuk mengisyaratkan
perhatian, namun tidak melotot dan terus-terusan menatap konseli
untuk menghindari konseli salah tingkah dan ketakutan.
2 Opening
1. Penyambutan Konseli
a. Non Verbal
• menghentikan aktivitas,
• membuka pintu atau menjemput,
• jabat tangan atau senyum,
• isyarat meyilahkan masuk,
• menutup pintu,
• mendampingi konseling masuk,
• memegang tangan atau memegang pundak (bila diperlukan dan tidak
riskan atau ada hambatan nilai),
• isyarat mempersilahkan duduk,dan memilih tempat duduk.
b. Verbal
• memberi salam atau menjawab salam,
• menyambut nama,
• pujian atas kedatangan konseli,
• menanyakan kabar,
• menyilahkan memilih tempat duduk
2. Inisiasi Pembicaraan
a. Topic netral adalah bahan pembicaraan yang sifatnya umum dan tidak
menyinggung perasaan konseli. Misalnya: hobi, peristiwa hangat, kondisi
cuaca, potensi asal lingkungan konseli.
Kalimat yang diucapkan : ”aIbuah anda/kamu nyaman dengan keadaan
ruang yang seperti ini?”
b. Kegiatan dalam kaitan denagn kelonggaran kehadiaran.
Kalimat yang diucapkan seperti: “ aIbuah saat ini anda/kamu tidak ada
kegiatan yang mendesak?”
3. Transisi Pembicaraan
a. Alih topik
b. Informasi harapan keberhasilan
c. Pengembangan topik
(Cara perpindahan topik sebagai berikut: Menggunakan kalimat “ jembatan’’
misalnya : “ setelah kita membicarakan (isi topik netral), barangkali ada sesuatu
hal yang perlu kita bicarakan bersama dalam pertemuan ini ’’. Mengembangkan
sebagian isi topik netral, misalnya: “ itu tadi hobimu dibidang musik, lalu bagaimana
dengan prestasi dalam kelas? ’’)

3 Proses Inti
a. Identifikasi masalah (Assesmen konseli dan lingkungan dengan teknik dasar
komunikasi) :
• Memimpin (leading)
• Fokus
• Konfrontasi
• Menjernihkan (Clarifying)
• Memudahkan (facilitating)
• Mengambil Inisiatif
• Menyimpulkan
b. Penerapan teknik Cognitive Behavioral Therapy (CBT) (Konsep ABC)
A (Antecedent) = Situasi yang menjadi penyebab suatu kejadian yang tidak
mengenakan dan menjadi stimulus munculnya perilaku bermasalah.
B (Belief) = Perilaku yang dipermasalahkan.
C (Consequence) = akibat dari konsekuensi perilaku (akibat dari A).
➢ Tahap pertama Bekerjasama dengan konseli (engage client) : Membangun
hubungan dengan konseli yang dapat dicapai dengan mengembangkan
empati, kehangatan dan penghargaan. Memperhatikan tentang “secondary
disturbances” atau hal yang mengganggu konseli yang mendorong konseli
mencari bantuan. Memperlihatkan kepada konseli tentang kemungkinan
perubahan yang bisa dicapai dan kemampuan konselor untuk membantu
konseli mencapai tujuan konseling CBT.
➢ Tahap kedua Melakukan assesmen terhadap masalah, orang dan situasi
(assess the problem, person and situation) : Mulai dengan mengidentifikassi
pandangan-pandangan tentang apa yang menurut konseli salah. Adakah
relasi dengan hal klinis?. Menanyakan personal atau sejarah masalahnya.
Menilai keparahan masalah atau yang paling mengganggu. Perhatikan
damIbu/ faktor-faktor kepribadian yang relevan.
➢ Tahap ketiga Mempersiapkan konseli untuk terapi (prepare the client for
therapy) : Mengklasifikasi tujuan konseli; spesifik (Specific), dapat diukur
(Measurable),dapat dicapai atau diraih (Achievable), realistis (Realistic),
memiliki batas waktu (Time frame). Memotivasi konseli untuk berubah.
Mengajarkan prinsip dasar CBT, termasuk model ABC. Mendiskusikan
pendekatan dan teknik yang akan diterapkan. Mengembangkan kontrak
dengan konseli
➢ Tahap Keempat Mengimplementasikan program penanganan (Implement
the treatment programme) : Mengubah belief yang maladaptif dan
disfungsional. Mengaplikasikan dialog ‘socrates’ untuk mengubah belief .
Memberikan homework assignment. Implementasi teknik CBT. Menganalisis
ABC. Memahami belief yang berkembang.
➢ Tahap Kelima Mengevaluasi kemajuan (evaluative progres) : Pada
menjelang akhir intervensi konselor memastikan aIbuah konseli mencapai
perubahan yang signifikan dalam berfikir atau perubahan tersebut
disebabkan oleh faktor lain.
➢ Tahap Keenam Mempersiapkan konseli untuk mengakhiri proses konseling
(Prepare the client for termination) : Mempersiapkan konseli untuk
mengakhiri proses konseling dengan menguatkan kembali hasil yang sudah
dicapai. Selain itu, memersiapkan konseli untuk dapat menerima adanya
kemungkinan kemunduran dari hasil yang sudah dicapai atau kemungkinan
mengalami masalah dikemudian hari.

4 Acceptance (Penerimaan)
Digunakan konselor untuk menunjukan minat dan pemahaman terhadap hal-hal
yang dikemukakan konseli.
1. Verbal bentuk pendek :
a) Oh .... ya,
b) Lalu/kemudian,
c) Ya....ya....
d) Hemm.....hemm....
2. Verbal bentuk Panjang :
a) Saya memahami.....
b) Saya menghayati....
c) Saya dapat merasakan.....
d) Saya dapat mengerti...
3. Non Verbal
a) Anggukan kepala,
b) Posisi duduk condong kedepan
c) Perubahan mimik,
d) Memelihara kontak mata
(Catatan: Penerimaan bukan berarti mensetujui, cerita apapun yang disampaikan
konseli diterima namun bukan berarti setuju. Konselor menerima tanpa menilai
sesuai dengan asas konseli tidak pernah salah ( KTSP ).
Konselor bertanggungjawab untuk memperbaiki konseli atau bisa disebut debgan
memberikan dorongan minimal pada konseli.)

5 Pembuatan Keputusan
• Penetapan tujuan konseling
• Penetapan strategi pencapaian tujuan konseling
• Penetapan komitmen diri dari tujuan konseling

6 Terminasi Tindak Lanjut


• Pemantapan diri dan peneguhan kepada konseli bahwa konseli siap
mengakhiri proses konseling.
• Konselor bersama konseli membuat kesimpulan mengenai hasil proses
konseling.
• Menyusun rencana tindak lanjut yang akan dilakukan berdasarkan
keseIbuatan yang telah terbangun dari proses konseling.
• Mengevaluasi jalannya proses dan hasil konseling (penilaian segera).
• Membuat perjanjian untuk pertemuan berikutnya.
• Penentuan kegiatan tindak lanjut

11. Rencana Evaluasi :


• Konselor menilai kesungguhan konseli dalam proses konseling dengan
teknik yang digunakan konseling berhasil jika tingkat kesungguhan konseli
dalam pelibatan konseling tinggi yang ditandai dengan respons yang verbal
dan non-verbal.
• Konselor menilai kemampuan konseli dalam melakukan pembicaraan keakraban
dengan teknik observasi.
• Tujuan tercapai jika konseli dapat mereduksi gejala-gejala dari
permasalahan yang dialami.
• Melakukan pengamatan secara berkala terhadap perubahan konseli lewat
kesehariannya disekolah dan memantau tugas-tugasnya.
• Melakukan follow up langsung (bertanya) kepada konseli dan juga melalui
chat WA pribadi.

Mengetahui Sukomoro, Oktober 2021


Kepala Sekolah SMPN 1 Sukomoro Konselor

Drs. ISNAN, M. Pd RatihAmaliaRamadhani, S.Pd


NIP. 19650727 199412 1 004 NIP. 19830708 200901 2 006
Verbatim CBT

PELAKU PERNYATAAN KETERANGAN


Konseli “selamat siang Ibu....Asssalamu’alaikum”
Konselor “Wa’alaikum salam...oiya...selamat siang, wah Oppening :
Oliv ya? Good Rapport
Mari-mari masuk. Sudah Ibu tunggu dari tadi.
Kemarin ada teman kamu yang menyampaikan
pesan ya bahwa kamu di panggil Ibu kan?”
Konseli “iya Ibu. Saya terus datang kemari menemui Ibu”
Konselor “oiya, Ibu senang sekali Oliv masih mau Good Rapport
menyempatkan diri datang kemari. ”
Konselor “Oiya Oliv, Apa kamu sudah tau kenapa Ibu Lead
manggil kamu kemari”
Mungkin kamu udah merasakan kalau memang ada Eksplorasi
masalah Ibu bisa bantu nak?”
Oya sebelumnya ibu akan menyampaikan Kontrak Waktu
kesepakatan waktu kita dalam layanan ini sekitar 40
menit ya kurang lebihnya. Jadi kita manfaatkan
baik-baik untuk bisa segera menyelesaikan
permasalahan kamu kali ini yaa…
Konseli “iya Ibu benar sekali...ada yang ingin saya
sampaikan kepada Ibu.”
Konselor “oh ya...silakan, kemukakan saja tidak apa-apa...” Lead
Karena jika memang kamu ada suatu kendala yang
ingin disampaikan segera saja agar masalah bisa
segera terselesaikan ya nak…
Konseli “aduuh gimana ya Ibu, saya takut ini...hemmmm
saya itu saat ini merasakan cemas, takut jika saya
gagal mendapatkan nilai yang bagus bu.”. Saya
ingin sekali mendapatkan nilai yang sempurna di
setiap mata pelajaran karena saya ingin membuat
bangga orang tua, guru dan teman-teman bu.
Konselor “tidak perlu takut Oliv, disini posisi Ibu sebagai Structuring : Role
salah satu guru pembimbing di sekolah ini. Dan Ibu limit
akan mendengarkan semua keluhan yang ingin Oliv
sampaikan, Oliv tidak perlu khawatir apalagi cemas
dan takut, apapun yang diungkapkan Ibu jamin
kerahasiaannya. Hanya Oliv dan Ibu saja yang tahu.
Bagaimana, setuju?
Konseli “emmm baiklah Ibu, saya yakin Ibu menjaga
rahasia saya kok”
Konselor “baik, kalau begitu. Coba Oliv ceritakan. Apakah Eksplorasi
ada yang saat ini menjadi ganjalan di hati Oliv?”
Konseli “Begini Ibu, akhir-akhir ini saya kok mendapatkan (Assesment)
nilai yang tidak sesuai dengan harapan saya Bu.
Saya itu ingin sekali membuat bangga orang tua,
guru dan teman-teman untuk bisa mendapatkan nilai
yang sempurna.”
Konselor “em...bisakah Oliv menjelaskan lebih detail lagi Lead
kepada Ibu?”

“Soalnya Ibu melihat Oliv itu adalah anak yang Confrontations


pintar, rajin, disiplin, kenapa Oliv bisa mengalami
hal itu. Coba, ceritakan mana yang benar?”
Konseli Saya mengakui memang mengalami hal itu saat ini (Activity)
Bu, saya sedikit mengalami masalah yang tidak
sesuai dengan apa yang saya harapkan, nilai saya
sedikit menurun. Memang akhir-akhir ini saya
banyak kegiatan diluar sekolah Bu sehingga waktu
belajar saya sedikit berkurang. Saya kurang bisa
fokus pada belajar karena terlalu banyak tugas
diluar sekolah yang harus saya kerjakan.
Konselor “em dengan kata lain, Oliv merasa banyak kegiatan Clarification
diluar yang membuat waktu belajar Oliv kacau ya.
Sehingga Oliv nilainya menurun dan takut pastinya
akan mengecewakan orang tua, guru, dan teman-
teman. Seperti itu yaa…”
“Pada akhirnya memang Oliv nanti akan bisa Eksplorasi
mengecewakan mereka jika tidak bisa mendapatkan
nilai yang sempurna pada setiap mata pelajaran,
tidak bisa membagi waktu kegiatan mana yang
harus kamu prioritaskan?”
Konseli Sebenarnya saya bisa saja Bu belajar dengan (Belief) keyakinan
optimal, tetapi saya sedikit mengalami kendala
ketika saya melakukan kegiatan diluar sekolah dan
mendapatkan banyak tugas yang harus segera
diselesaikan juga,disitulah saya merasa cemas, takut
gagal untuk mendapatkan nilai yang sempurna bu..,
saya merasa bodoh tidak bisa memilih mana yang
harus dijadikan prioritas akhirnya disitu saya
bingung membagi waktunya bu mana yang harus
saya kejakan terlebih dahulu. Memang saya aktif
dalam kegiatan diluar sekolah karena saya suka
bersosialisai dengan banyak orang, bisa
mendapatkan banyak teman dan bisa saling
membantu seperti itu Bu. Saya tidak mau bu jika
nilai saya ada yang tidak sempurna nantinya akan
mengecewakan mereka Bu…
Konselor “ Wah jadi kamu merasakan asik ketika melakukan Asumsi/ perkiraan
kegiatan diluar sekolah agar bisa bersosialisai
dengan orang lain tanpa memperhatikan apa yang
kamu harapkan tadi yaa, ketika kamu menginginkan
untuk bisa selalu mendapatkan nilai yang sempurna.
Yang terlalu banyak tugas kegiatan diluar sekolah
akhirnya bisa menghambat kamu untuk
mendapatkan nilai yang sempurna”
Konseli “hehehehe Ibu bisa saja. Memang saya saat ini
saya lebih asik mengikuti kegiatan diluar sekolah
karena memang banyak tantangan juga Bu,,,.”
Konselor “Ibu hanya berpesan, agar Oliv tidak lupa dengan
apa yang sudah kamu harapkan tadi. Jangan sampai
kamu lalai dalam membagi waktu untuk belajar dan
melakukan kegiatan diluar sekolah yaaa… Apalagi Eksplorasi
kamu sekarang sudah kelas IX akan menempuh
ujian untuk menentukan kelulusan. Jadi harapan ibu
selain kamu tidak mengecewakan orang tua, guru
dan teman-teman ya kamu harus bisa membagi
waktu untuk lebih fokus pada belajar agar bisa
mendapatkan nilai yang sempurna, kurangi kegiatan
diluar sekolah yang saat ini bukan menjadi prioritas
kamu lagi.
Konseli Iya baiklah ibu saya akan mencoba dan berusaha
semaksimal mungkin agar saya bisa mendapatkan
apa yang saya harapkan dan tidak akan
mengecewakan orang tua, guru dan teman-teman.
Konselor “Oliv sekarang gimana, lebih prioritas belajar apa Restatement
kegiatan diluar sekolah yang mungkin bisa
membuat kamu lebih asik bisa bersosialisasi dengan
orang lain begitu?”
Konseli Iyaa Bu… Untuk saat ini cenderung prioritas ke
arah itu Ibu. Saya tidak akan mengecewakan orang
tua, guru dan teman-teman, saya yakin bisa
mendapatkan apa yang saya harapkan untuk
mendapatkan nilai yang sempurna. Mereka pasti
akan bangga saya bisa berhasil mendapatkan nilai
yang sempurna.
Konselor “Oliv sudah tahu kan bahwa mereka itu pasti Lead
memilih yang terbaik untuk kamu
yaa?” Harapannya kamu bisa mendapatkan nilai
yang sempurna di setiap mata pelajaran. Jadi oliv
harus bisa memilih mana yang harus jadi prioritas
kan…. Jangan sampai kamu salah Langkah lagi
karena bisa menyebabkan nilai kamu bisa menurun
karena lalai saat belajar. Seperti itu ya….
Konseli “Iya Ibu, saya tahu……”
Konselor “Nah….berarti Oliv sudah tahu apa yang harus Lead
kamu lakukan saat ini kan?
“Bukankah dulu Oliv memang termasuk anak yang Factual reasurance
rajin?” dan sekarang udah mulai berubah ketika
sudah merasakan asik mengikuti kegiatan diluar
sekolah yang bisa lalai dalam mengatur waktu
belajarnya karena nurutin kemauan kamu saat ini
saja.
Konseli “Iya sich Ibu, tapi saya mesti gimana supaya saya (Consequence)
tetap fokus belajar dan bisa mengikuti kegiatan
diluar sekolah tersebut dengan baik? Tapi untuk saat
ini saya tidak boleh memaksakan kehendak untuk
tetap mengikuti kegiatan tersebut karena saya harus
lebih fokus belajar yang sebentar lagi akan
menghadapi ujian menempuh kelulusan. Saya harus
membuat orang tua, guru, dan teman-teman bangga
pada saya.
Konselor “Nah mari kita pikirkan bersama-sama, agar kamu
tidak merasa takut, cemas, merasa bahwa kamu
tidak pandai disinilah Oliv harus menjalani apa
yang seharusnya kamu jadikan prioritas yaa. Confrontation
“Bagaimana Oliv coba dipikirkan mana yang
benar?”
Konseli “Heem Ibu, saya memang ingin apa yang saya
harapkan bisa tercapai, tidak lagi mengecewakan
mereka semua karena nurutin kemauan saya saja.
Saya senang masuk di dunia pendidikan. Karena
saya ingin sekali berbagi pengalaman dan
mengembangkan pengalaman.
Konselor “Betul sekali.... Reinforcement

“Ibu senang Oliv memiliki sikap kepedulian yang Empati


tinggi seperti ini.”
“Ibu mengerti apa yang Oliv katakan itu.” Empati
Konseli “Benar Ibu...saya sekarang sudah mantap bahwa
saya akan memikirkan mana yang harus dijadikan
prioritas terlebih dahulu agar apa yang saya
harapkan bisa tercapai dan membuat bangga orang
tua, guru, dan teman-teman. Saya akan tunjukkan
bahwa saya yakin bisa mendapatkan nilai yang
sempurna pada mereka Bu…
Konselor “Nah Oliv...setelah kita berbincang-bincang, apa Eksplorasi
yang Oliv rasakan?”
Konseli “Saya mendapatkan motivasi dan arahan yang
positif Ibu, dimana saya harus bisa memilih mana
prioritas antara belajar dan kegiatan diluar sekolah
agar saya bisa mendapatkan nilai maksimal di setiap
mata pelajaran. Karena saya tidak ingin
mengecewakan mereka jadi saya memang harus
priorotaskan belajar dahulu daripada kegiatan diluar
sekolah.” Mulai saat ini saya harus fokus dan terus
belajar agar mereka semua bangga dengan
keberhasilan saya nantinya….
Konselor “betul sekali… Intinya kamu harus fokus belajar Restatement
dan mengurangi kegiatan diluar sekolah yaaa”
Konselor “Ibu turut senang dan lega Oliv sudah bisa Reinforcement
memutuskan apa yang seharusnya kamu lakukan
demi keberhasilan kamu nantinya”
Konseli “Ehehehe, Ibu bisa saja, itu juga berkat bantuan dari
Ibu yang sudah bersedia mendengarkan keluh kesah
saya saat ini yang sebelumnya saya merasakan
sangat cemas, takut mengecewakan orang tua, guru,
dan teman-teman jika saya tidak bisa mendapatkan
nilai yang sempurna”.
Konselor “Senang rasanya bisa membantu Oliv… Lead terbuka
Bagaimana sekarang apa yang Oliv rasakan
dibandingkan tadi sebelum Chara kemari…??”
Konseli “Wah sekarang Oliv lega, dan sudah paham
bagaimana saya harus menentukan pilihan apa yang
harus saya lakukan terlebuh dahulu seperti itu Bu…
Konselor “Syukurlah,Ibu turut senang, sukses ya Oliv untuk Reinforcement
mencapai cita-cita kamu di masa depan, jangan
sampai kamu mengecewakan, buatlah orang tua,
guru dan teman-teman bangga pada kamu yaaa???
Konseli “iya Ibu pasti itu. Doakan saya bisa menggapai cita-
cita saya ya Ibu”
Konselor “Dengan senang hati Oliv….Ibu akan selalu Empati
mendukung…dan nanti hasilnya Ibu diberi tahu
ya”. Pastinya bisa menjadi apa yang diharapkan
Oliv.
Konseli “siap deh Ibu..”
Konselor “Baik tidak terasa ternyata sudah banyak sekali ya Termination
yang kita bahas pada pertemuan ini ya Oliv.
Konseli “Wah benar Ibu...sudah setengah jam saya
berbincang dengan Ibu... Beberapa hari lagi saya
kesini lagi boleh kan Ibu?”
Konselor “Oh begitu...baiklah, ingat bahwa Oliv adalah Structuring : role
termasuk anak yang beruntung. limit
Tidak apa-apa Oliv, memang tugas Ibu sebagai
guru Pembimbing ya seperti ini, jadi kamu tidak
usah ragu lagi jika memiliki masalah langsung saja
datang kesini. Ibu kan dulu juga wali kelas kamu”
Konseli “Baik Ibu. kalau gitu saya pamit dulu ya Ibu,
asalamualaykum”
Konselor “Iya...walaikumsalam, hati-hati ya Oliv...” Penutup

Anda mungkin juga menyukai