Anda di halaman 1dari 17

RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN

KONSELING INDIVIDU

DISUSUN OLEH :
REZA ZULKARNAIN ARIFIN
NIM : 2200103923810010

PPG DALAM JABATAN PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN


KONSELING
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2022
Rasionalisasi

Dari hasil AKPD sebanyak 31 dari 36 siswa atau sebanyak 86% memilih item no 12 dengan
butir saya tidak tahu karakter siswa yang berdisiplin. Setelah dilakukan bimbingan klasikal
di kelas X TAV nampaknya ada 1 orang siswa yang menunjukkan hasil rekap absen dan
wawancara dengan walikelas mengalami permasalahan kurang memiliki karakter yang
disiplin. Siswa tesebut (inisial D) sering terlambat masuk ke sekolah, sering meninggalkan
jam pelajaran dan sering membolos. Dia sering main hp hingga larut malam yang
menyebabkan terlambat ke sekolah karena bangun kesiangan. D juga sering meninggalkan
jam pelajaran karena bersama kelompoknya kabur ke kantin untuk bermain hp. Dan yang
terakhir D sering membolos karena berangkat terlalu siang dan takut di hukum akhirnya
membolos sekolah. Konselor akan memanggil konseli dan akan diadakan kegiatan konseling
individu dengan pendekatan realitas dan teknik konfrontasi. Alas an dipilih menggunakan
pendekatan realitas dan teknik konfrontasi adalah konselor ingin mengetahui apa yang
diingikan konseli, apa yang telah dilakukan konseli sudah benar apa tidak, konselor ingin
membantu mengevaluasi dan konselor ingin membantu konseli merencanakan kegiatan
selanjutnya. Dipilih teknik konfrontasi adalah Ketika konseli tidak menjalankan rencana yang
telah dibuatnya, konselor harus tidak diperkenankan untuk ‘memaafkan’ perilaku konseli
tersebut. Dan pada akhirnya teknik konfrontasi adalah mengarahkan ke hal positif bukan
menyalahkan konseli.
PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR
DINAS PENDIDIKAN
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 JETIS
Jl. Raya Desa Mojolebak Kec. Jetis Kab. MojokertoKode Pos 61352 Jawa Timur
Telp. & Fax. (0321) 3670015 E-mail : smkn1jetis@gmail.com
MOJOKERTO

RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL


SEMESTER I (GANJIL) TAHUN PELAJARAN
2022/2023

1. Nama Konseli :D
2. Kelas/ Semester : X TAV/ Ganjil
3. Hari, tanggal : Selasa, 18 November 2022
4. Pertemuan ke- : Satu
5. Waktu : 40 menit
6. Tempat : Ruang Bimbingan Konseling
7. Komponen : Layanan Responsif
8. Fungsi Layanan : Preventif dan Kuratif
9. Bidang Layanan : Pribadi
10. Gejala yang nampak/ keluhan :
Dari hasil AKPD sebanyak 31 dari 36 siswa atau sebanyak 86% memilih item
no 12 dengan butir saya tidak tahu karakter siswa yang berdisiplin. Setelah
dilakukan bimbingan klasikal di kelas X TAV nampaknya ada 1 orang siswa
yang menunjukkan hasil rekap absen dan wawancara dengan walikelas
mengalami permasalahan kurang memiliki karakter yang disiplin. Siswa
tesebut (inisial D) sering terlambat masuk ke sekolah, sering meninggalkan
jam pelajaran dan sering membolos. Dia sering main hp hingga larut malam
yang menyebabkan terlambat ke sekolah karena bangun kesiangan. D juga
sering meninggalkan jam pelajaran karena bersama kelompoknya kabur ke
kantin untuk bermain hp. Dan yang terakhir D sering membolos karena
berangkat terlalu siang dan takut di hukum akhirnya membolos sekolah
11. Hasil yang akan dicapai :
a. Profil Pelajar Pancasila : Mandiri
b. Aspek Perkembangan : Aspek Landasan perilaku etis
c. Capaian Layanan :
Konseli diharapkan mampu berprilaku berdasarkan keragaman sumber
norma dan aspek etis dalam kehidupan sehari-hari (Fase E)
d. Tujuan Khusus :
1) Konseli mampu merubah perilakunya yang kurang disiplin

2) Konseli diharapkan tidak akan mengulangi perbuatannya


3) Konseli mampu mengubah pikiran-pikiran negatifnya menjadi
pikiran-pikiran yang lebih positif
4) Konseli mampu mengubah perilaku yang salah menjadi perilaku yang
benar
12. Pendekatan dan Teknik konseling yang digunakan :
a. Pendekatan : Realitas
b. Teknik : Konfrontasi
13. Tahapan Kegiatan Konseling :
a. Tahap Pembinaan Hubungan
1) Konselor memberikan salam/ sapaan kepada konseli, kemudian
mengajak konseli mengawali kegiatan dengan doa
2) Konselor mengucapkan rasa terima kasih pada konseli telah
bersedia hadir dalam kegiatan konseling
3) Konselor menjelaskan asas-asas, tata cara dan peraturan dalam
konseling.
4) Konselor menjelaskan gambaran kegiatan konseling yang akan ditempuh
5) Konselor menanyakan tentang kesiapan konseli untuk kegiatan lebih
lanjut.
b. Tahap Asesmen masalah/ Identifikasi Masalah
1) Hasil AKPD siswa memilih item 12 dengan butir saya tidak tahu karakter
siswa yang berdisiplin
2) Hasil Rekap Absen
a) Siswa siswa sering terlambat pergi ke sekolah.
b) Siswa sering membolos.
3) Wawancara dengan walikelas
a) Saat pelajaran D sering tidak ada di kelas

b) D ketahuan meninggalkan pelajaran dan memilih ke kantin


bersama kelompoknya.

c. Tahap Penetapan Tujuan


Konselor mengajak konseli untuk merumuskan tujuan yang ingin dicapai
yaitu bisa merubah perilaku yang tidak menunjukkan karakter disiplin.
Mengubah perilaku sering membolos dan tidak mengikuti pelajaran
karena ajakan temannya yang menjadi akar penyebab masalahnya.
d. Tahap Penentuan Teknik Konseling
Konselor menjelaskan kepada konseli pendekatan yang akan digunakan
untuk mengatasi masalahnya adalah Pendekatan Realitas dengan Teknik
konfrontasi

Tahap Konseling Realitas dengan sistem WDEP

a. Wants and need (keinginan dan kebutuhan)

 Konselor mengidentifikasi apa keinginan konseli

b. Direction and doing (arah dan tindakan)

 Apa yang dilakukan konseli dan arah yang dipilih konseli


dalam hidupnya

c. Selft Evaluation (evaluasi diri)

 Konselor membantu konseli melakukan penilaian diri untuk


menentukan keefektivan apa yang dilakukan bagi pencaaian
kebutuhannya

d. Planning (perencanaan)

 Konselor membantu konseli merencanakan pengubahan


tingkah laku yang lebih bertanggung jawab

Langkah-langkah yang digunakan dalam teknik konfrontasi yaitu:

a. mendengarkan konseli untuk menemukan kesenjangan antara kata


dan perbuatannya,

b. merangkum dan mengklarifikasikan konflik internal dan eksternal


yang diakibatkan oleh diskrepansi,

c. mengonfrontasikan dengan mengintegrasikan kedalam tanya jawab


dan refleksi perasaan yang difokuskan secara positif

d. mengamati mengevaluasi efektifitas konfrontasi.


e. Tahap Evaluasi dan tindak lanjut
1) Konselor mengidentifikasi keberhasilan konseling dengan
mengajukan beberapa pertanyaan pada konseli
2) Konselor memberi umpan balik simpulan, memberikan reinforcement
3) Konselor menjelaskan kepada konseli bahwa kegiatan konseling akan
segera diakhiri

4) Membahas kegiatan lanjutan jika mungkin diperlukan kembali


melakukan konseling lanjutan.
5) Konselor memimpin doa dan menutup dengan salam
14. Evaluasi :
a. Evaluasi Proses
Konselor memperhatikan proses layanan terutama proses keaktifan dan
sikap konseli. Konseli mengisi angket kepuasan selama mengikuti
layanan.
b. Evaluasi Hasil
1) Konseli mengisi LKPD saat proses layanan berlangsung dan mengisi
LKPD setelah mengikuti kegiatan konseling sebagai tugas rumah.
2) Konselor melakukan observasi terhadap perilaku yang ditampilkan
konseli setelah diberikan layanan.
Lampiran :
1. Lembar Evaluasi
2. LKPD
3. Modul

Mengetahui Mojokerto, …….…………… 20…


Kepala Sekolah, Guru BK/ Konselor,

Drs. LADI, MM REZA ZULKARNAIN A, S.Pd


NIP. 19650915 198903 1 013 NIP. 19871207 2022201 1 015
PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR
DINAS PENDIDIKAN
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 JETIS
Jl. Raya Desa Mojolebak Kec. Jetis Kab. MojokertoKode Pos 61352 Jawa Timur
Telp. & Fax. (0321) 3670015 E-mail : smkn1jetis@gmail.com
MOJOKERTO

KEPUASAN KONSELI
TERHADAP PROSES KONSELING INDIVIDUAL

IDENTITAS
1. Nama konseli :
2. Nama konselor :

Petunjuk : 1. Bacalah secara teliti


2. Berilah tanda centang (√) pada kolom jawaban yang tersedia.

Sangat Kurang
No Aspek yang Dinilai Memuaskan
Memuaskan Memuaskan
Penerimaan guru bimbingan dan
1 konseling atau konselor terhadap
kehadiran Anda
Kemudahan guru bimbingan dan
2 konseling atau konselor untuk diajak
curhat
Kepercayaan Anda terhadap guru
3 bimbingan dan konseling atau
konselor dalam layanan konseling
Pelayanan pemecahan masalah
4
tercapai melalui konseling individual

Mojokerto, …….…………… 20…


Peserta didik/ Konseli,

____________________________

Keterangan : Dokumen laporan bersifat rahasia


PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR
DINAS PENDIDIKAN
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 JETIS
Jl. Raya Desa Mojolebak Kec. Jetis Kab. MojokertoKode Pos 61352 Jawa Timur
Telp. & Fax. (0321) 3670015 E-mail : smkn1jetis@gmail.com
MOJOKERTO

EVALUASI PROSES
PEDOMAN OBSERVASI LAYANAN KONSELING INDIVIDU
(DIISI OLEH KONSELI)
A. Identitas
1. Nama :
2. Kelas :
3. Tanggal Konseling :
B. Petunjuk Pengisian
Berilah tanda centang () pada kolom pilihan di bawah ini sesuai dengan apa yang terjadi selama
proses layanan konseling
YA : bila pernyataan tersebut muncul pada pengamatan
TIDAK : bila pernyataan tersebut tidak muncul pada pengamatan
PENGAMATAN
NO. ASPEK YANG DIAMATI
YA TIDAK
1. Konselor menyambut saya dengan hangat
2. Konselor memberikan saya waktu dalam
menyampaikan apa yang saya rasakan
3. Konselor meberikan instruksi yang jelas dalam
kegiatan konseling
4. Konselor memberikan penjelasan terhadap apa yang
akan dilakukan selanjutnya
5. Proses konseling berjalan dengan menyenangkan

6. Proses konseling berjalan sesuai dengan waktu yang


telah ditentukan

Total Skor
Mojokerto November 2022Konseli

.........................................
KRITERIA PENSKORAN:
1. Skor 1 untuk jawaban “Ya” dan Skor 0 untuk jawaban “Tidak”
2. Skor minimal yang dicapai adalah 0 x 6 = 0, dan skor tertinggi adalah 1 x 6 = 6
3. Kategori hasil
a. Jika jumlah skor 5 - 6, maka layanan bimbingan klasikal dikatakan Baik
b. Jika jumlah skor 3 - 4, maka layanan bimbingan klasikal dikatakan Cukup Baik
c. Jika jumlah skor 0 - 2, maka layanan bimbingan klasikal dikatakan Kurang Baik
PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR
DINAS PENDIDIKAN
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 JETIS
Jl. Raya Desa Mojolebak Kec. Jetis Kab. MojokertoKode Pos 61352 Jawa Timur
Telp. & Fax. (0321) 3670015 E-mail : smkn1jetis@gmail.com
MOJOKERTO

INSTRUMEN EVALUASI PROSES OLEH KOSELOR

Hari/ Tanggal : ……………………………. Nama Konseli : ………


Sesi Pertemuan : Ke…… Pemberi Layanan : ………

Isilah dengan memberi tanda cek (  ) pada kolom “ya” atau “tidak” sesuai dengan keadaan waktu
proses konseling berjalan.
NO KEGIATAN KONSELI YA TIDAK
1 Konseli datang tepat waktu
2 Konseli menunjukkan perhatian penuh
3 Konseli mengungkapkan permasalahan dengan terbuka
4 Konseli aktif bertanya selama proses konseling
5 Konseli mampu mengenali tindakan negatifnya yang telah
dilakukannya
6 Konseli mampu mengubah tindakan negatif menjadi
tindakan yang lebih positif
7 Konseli menjawab pertanyaan yang diajukan konselor
8 Konseli menunjukkan tanggung jawab terhadap hal yang telah
disepakati
9 Konseli bersedia melakukan konseling individu lanjutan

Mojokerto, November 2022


Konselor

.......................................................
KRITERIA PENSKORAN :

1. Skor 1 untuk jawaban : “Ya” dan skor 0 untuk jawaban : “Tidak”


2. Skor minimal yanng dicapai adalah 0 x 9 = 0, dan skor tertinggi adalah 1 x 9 = 9
3. Kategori hasil
a. Jika Jumlah skor 7-9, maka layanan konseling individu dikatakan baik
b. Jika Jumlah skor 4-6, maka layanan konseling individu dikatakan cukup baik
c. Jika Jumlah skor 0-3, maka layanan konseling individu dikatakan kurang baik
PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR
DINAS PENDIDIKAN
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 JETIS
Jl. Raya Desa Mojolebak Kec. Jetis Kab. MojokertoKode Pos 61352 Jawa Timur
Telp. & Fax. (0321) 3670015 E-mail : smkn1jetis@gmail.com
MOJOKERTO

EVALUASI PROSES
PEDOMAN OBSERVASI LAYANAN KONSELING
INDIVIDU (DIISI OLEH KONSELI)
A. Identitas
1. Nama :
2. Kelas :
3. Tanggal Konseling :
B. Petunjuk Pengisian
Berilah tanda centang () pada kolom pilihan di bawah ini sesuai dengan apa yang
terjadi selamaproses layanan konseling
YA : bila pernyataan tersebut muncul pada
pengamatan TIDAK : bila pernyataan tersebut tidak
muncul pada pengamatan
PENGAMATAN
NO. ASPEK YANG DIAMATI
YA TIDAK
1. Konselor menyambut saya dengan hangat
2. Konselor memberikan saya waktu dalam
menyampaikan apa yang saya rasakan
3. Konselor meberikan instruksi yang jelas dalam
kegiatan konseling
4. Konselor memberikan penjelasan terhadap apa yang
akan dilakukan selanjutnya
5. Proses konseling berjalan dengan menyenangkan
6. Proses konseling berjalan sesuai dengan waktu yang
telah ditentukan

Total Skor
Mojokerto, Agustus 2022
Konseli
PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR
DINAS PENDIDIKAN
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 JETIS
Jl. Raya Desa Mojolebak Kec. Jetis Kab. MojokertoKode Pos 61352 Jawa Timur
Telp. & Fax. (0321) 3670015 E-mail : smkn1jetis@gmail.com
MOJOKERTO

KONTRAK PERILAKU
Saya ………………………… pada tanggal …………………….....
menyatakan bahwa saya setuju melakukan hal-hal dibawah ini :

………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………

Usaha saya dikatan berhasil jika


………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………

Apabila saya berhasil melakukannya, saya akan mendapatkan


………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………

Tanggal berakhirnya kontrak : ……………………………………………..

Konselor Konseli

……………………………………….. …………………………………........
MODUL
KONSELING INDIVIDU MASLAHA SISWA TIDAK MEMILIKI KARAKTER DISIPLIN
DENGAN PENDEKATAN REALITAS TEKNIK KONFRONTASI

1. Analisis Masalah
Berdasarkan Hasil AKPD
 Sebanyak 31 dari 36 siswa kelas X TAV memilih item no 12 dengan butir
saya tidak tahu karakter siswa yang berdisiplin. Setelah dilakukan
bimbingan klasikal di kelas X TAV nampaknya ada 1 orang siswa
(Inisial D)
Berdasarkan Hasil Rekap Absen
 D sering tidak mengikuti pelajaran di kelas dan sering membolos
sekolah karena kesiangan
Berdasarkan Hasil wawancara dengan walikelas
 D kurang memiliki karakter disiplin sehingga sering meninggalkan jam
belajaran bahkan membolos sekolah
2. Pendekatan Realitas dengan Teknik Konfrontasi
Pendekatan konseling realitas tidak meyakini bahwa perilaku manusia
dikendalikan oleh sesuatu dari luar dirinya atau lingkungan. Manusia
terlahir dengan membawa kebutuhan dasar tertentu. Kemudian, melalui
kemampuan mengendalikan dirinya, mereka bertindak untuk memenuhi
kebutuhannya tersebut. Kontributor besar, dalam perkembangan
pendekatan konseling realita, adalah Wubbolding. Beliau memberikan
kontribusi yang besar, terutama dengan menyajikan sistem WDEP
dalam melaksanakan konseling realita. Wubbolding (1995) merangkum
pandangan konseling realitas tentang hakekat manusia sebagai berikut:
a. Manusia terlahir dengan lima kebutuhan dasar, yaitu
kebutuhan bertahan(survival), kebutuhan mencintai dan
memiliki (love and belonging),kebutuhan kekuasaan (power),
kebutuhan kebebasan(freedom/independence), dan kebutuhan
kesenangan (fun). Kebutuhankebutuhan tersebut bersifat
universal. Pola pemenuhan kebutuhan tersebut unik pada
setiap individu, tetapi kebutuhan tersebut merupakan sumber
motivator bagi setiap individu.
b. Perbedaan antara apa yang diinginkan dengan persepsi tentang
apa yangdiperoleh merupakan sumber utama dalam bertindak
pada suatu peristiwa.Pandangan ini memberikan makna bahwa
perilaku ditentukan oleh motivasi internal keinginan dan
persepsi tentang yang diperoleh dan bukan motivasi eksternal
sebagaimana yang diyakini oleh pandangan behavioral.
Keinginan dan persepsi tentang yang diperoleh bukan berasal
dari ketidaksadaran maupun pengalaman konflik di masa
kanak-kanak melainkan sesuatu yang disadari. Keinginan dan
persepsi tentang yang diperoleh merupakan pendorong
terjadinya perilaku.
c. Semua perilaku manusia dibentuk oleh tindakan (acting),
pikiran (thinking),perasaan (feeling) dan kondisi fisiologis
(physiology). Keempat halpembentuk perilaku tersebut
merupakan perilaku keseluruhan (totalbehavior). Ketika
individu marah, misalnya, maka kemarahan
tersebutterejawantahkan dalam tindakan memukul meja dan
membentak; pikiran yang menganggap bahwa individu yang
menjadi objek marah itu salah dan patut untuk dimarahi atau
dihukum; perasaan marah, kesal dan kecewa yang meledak-
ledak; dan kondisi fisiologis yang berupa wajah memerah,
matamelotot, dan detak jantung yang meningkat.
d. Perilaku manusia berasal dari dalam diri; karenanya manusia
harusbertanggungjawab atas segala perilakunya. Manusia
memiliki kemampuan untuk membuat pilihan. Melalui
kemampuan memilih manusia dapat menciptakan perubahan
perilaku—perilaku keseluruhan (tindakan, pikiran, perasaan,
dan fisiologis)—baik perubahan pada perilaku yang lebih efektif
ataupun perilaku yang destruktit atau merusak. Hal yang
melekat dengan kemampuan memilih adalah tanggung jawab.
Pada setiap peristiwa, manusia dapat membuat pilihan dan
pada saat yang sama juga dihadapkan pada tanggung jawab
atas pilihan yang dibuatnya.
e. Manusia melihat dunia melalui sistem perseptual. Manusia
tidak memiliki kapasitas ini untuk melihat kehidupan ini secara
objektif atau apa adanya.Manusia hanya mampu mempersepsi
kehidupan atau dunia. Pola persepsi tingkat rendah berupa
pengenalan objek atau peristiwa, tetapi tidak membuat
penilaian atas pengenalan tersebut. Pola persepsi tingkat tinggi
berupa pemberian penilaian positif atau negatif atas suatu hal.

Tujuan dan Proses Konseling

a. Tujuan Konseling
Tujuan utama pendekatan konseling ini untuk membantu
menghubungkan (connect) atau menghubungkan ulang
(reconnected) klien dengan orang lain guna mendorong
pencapaian quality world (Corey, 2005; Wubbolding, 2007).
Individu yang bermasalah pada umumnya berusaha memenuhi
kebutuhannya dengan cara-cara yang tidak efektif atau yang
terpola dalam identitas gagal. Cara-cara tersebut kemudian
seringkali membawa dia pada kualitas hubungan dia dengan
orang lain yang tidak menyenangkan.
b. Peran dan Fungsi Konselor
Peran Peran dan Fungsi Konselor dalam Seting Konseling
Individu
1. Mengembangkan kondisi fasilitatif dalam konseling dan
hubungan baik dengan klien.
2. Mengajarkan klien untuk mengevaluasi perilakunya,
3. Menyampaikan dan meyakinkan kepada klien bahwa
seburuk apapun suatu kondisi masih ada harapan

Tahapan konseling
Tahap Konseling Realitas dengan sistem WDEP
a. Wants and need (keinginan dan kebutuhan)
Konselor mengidentifikasi apa keinginan konseli
b. Direction and doing (arah dan tindakan)
Apa yang dilakukan konseli dan arah yang dipilih konseli
dalam hidupnya
c. Selft Evaluation (evaluasi diri)
Konselor membantu konseli melakukan penilaian diri untuk
menentukan keefektivan apa yang dilakukan bagi pencaaian
kebutuhannya
d. Planning (perencanaan)
Konselor membantu konseli merencanakan pengubahan
tingkah laku yang lebih bertanggung jawab

Teknik Konseling

Konfrontasi. Ketika konseli tidak menjalankan rencana yang


telahdibuatnya, konselor harus tidak diperkenankan untuk
‘memaafkan’ perilaku konseli tersebut. Pada satu sisi konselor
dituntut untuk menolak alasan – alas an konseli karena tidak
menjalankan program konseling, sementara di sisi lain konselor
dituntut untuk mendorong konseli berpikir dan membuat rencana-
rencana baru yang dapat dilaksanakannya. Hansen, Stevic dan
Warner (1982) menyebut kondisi ini sebagai no excuses.
Menanggapi kejadian semacam ini konselor menggunakan teknik
konfrontasi. Konselor menunjukkan kesenjangan: kesenjangan
antara tindakan konseli dengan kebutuhannya, penerimaan
konselor dengan tuntutan untuk melakukan perubahan dengan
membuat rencana baru. Akhir dari konfrontasi selalu mengarah
pada hal positif, bukan untuk menyalahkan konseli.

Anda mungkin juga menyukai