Anda di halaman 1dari 8

Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practice) Menggunakan

Metode Star (Situasi, Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil Dan Dampak)


Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Siswa
Dalam Layanan

Disusun Oleh:

Nama : PONIAH, S.Pd


No. Ukg : 20151474931
Bidang Studi : Bimbingan dan Konseling

PENDIDIKAN PROFESI GURU (PPG)


FAKULTAS KEGURUANDAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2023
LK 3.1 Menyusun Best Practices

Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practice) Menggunakan Metode Star


(Situasi,Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil Dan Dampak)
Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Siswa Dalam
Layanan

Lokasi SMPN 1 Talang Kelapa


Lingkup Pendidikan SMP
Tujuan yang ingin dicapai Konseli mampu mengubah keyakinan irasional menjadi
rasional
Penulis Poniah, S.Pd
Tanggal Sabtu, 11 November 2023
Situasi: a. Latar Belakang
Kondisi yang menjadi latar Berdasarkan hasil angket AKPD, observasi,
belakang masalah, mengapa wawancara dengan beberapa guru mata pelajaran, wali kelas,

praktik ini penting untuk beberapa teman sekelas konseli dan wawancara tambahan
dengan konseli. Konseli adalah anak pertama dari 2 (Dua)
dibagikan, apa yang menjadi
bersaudara. Dari informasi Wali Kelas dia mengalami
peran dan tanggung jawab anda
kendala percaya diri dalam belajar. Sebenarnya Konseli
dalam praktik ini.
termasuk anak pintar, apabila di desak dia baru bisa
menyampaikan pendapat saat proses belajar berlangsung.
Konseli merasa dirinya tidak memiliki teman juga minder
dan hanya bersahabat dengan beberapa orang saja. Konseli
juga kurang percaya diri dan takut untuk berkomunikasi
dengan orang karena berpikir apa yang dilakukan selalu
salah, takut ditertawakan dan takut gagal. Konseli cenderung
berpikiran negatif terhadap yang sudah terjadi maupun yang
belum terjadi. Karena beberapa pengalaman yang kurang
menyenangkan di SD, konseli melihat temannya saat
menyampaikan pendapat bukan diterima dengan baik tapi
dipatahkan sehingga temannya menangis, dari pengalaman
itu konseli takut untuk menyampaikan pendapat dan tidak
percaya diri dalam proses belajar.
b. Mengapa praktik ini penting untuk dibagikan?
Praktik yang sudah dilakukan penting untuk dibagikan,
karena dapat membantu siswa dalam mengatasi
permasalahan yang dihadapi. Siswa juga mampu mengubah
keyakinan irasional menjadi rasional.
c. Peran dan tanggungjawab
Peran dan tanggungjawab saya pada best practice ini sebagai
guru BK adalah memberikan layanan konseling individu
kepada siswa yang memiliki masalah kurang percaya diri
ketika tampil di depan kelas.
Tantangan : a. Tantangan yang dihadapi adalah:
Apa saja yang menjadi Dalam pelaksanaan PPL Aksi-2, tentu terdapat
tantangan untuk mencapai beberapa tantangan yang dihadapi. Hal yang menjadi
tujuan tersebut? Siapa saja yang tantangan untuk mencapai tujuan PPL Aksi-2, yaitu:
terlibat? 1. Ruang BK yang tidak memadai untuk dijadikan
ruang konseling individual, sehingga berkoordinasi
dengan wakil sarana prasarana untuk memakai
ruang OSIS yang jauh dari suasana ribut. Dan
membuat ruang OSIS tersebut menjadi nyaman
untuk dilakukan konseling individu.
2. Gambar video inspriratif kurang jelas, warnanya
agak gelap
3. Untuk menghasilkan video yang baik, saya terpaksa
meminjam tripod rekan sejawat karena tipod saya
rusak
4. Membuat janji dengan konseli, supaya tidak
mengganggu jika ada guru mapel yang mau
melaksanakan pengambilan nilai dan saya meminta
izin juga kepada guru mapel yang mengajar konseli
saat dilaksanakannya konseling individu.
b. Yang terlibat:
1. Kepala Sekolah, yang memberi izin
2. Waka Bidang Sapras
3. Guru Mata Pelajaran
4. Rekan sejawat, sebagai dokumentator (kameramen)
5. Peserta didik
Aksi : a. Langkah untuk menghadapi tantangan:
Langkah-langkah apa yang
Langkah-langkah yang dilakukan untuk menghadapi
dilakukan untuk menghadapi
tantangan tersebut/ strategi apa tantangan PPL Aksi-2 yaitu:
yang digunakan/ bagaimana
prosesnya, siapa saja yang 1. Melakukan koordinasi dengan Waka Sapras untuk
terlibat / Apa saja sumber daya dapat memberikan izin di ruang OSIS untuk
atau materi yang diperlukan
untuk melaksanakan strategi ini pelaksanaan konseling individu.
2. Melakukan koordinasi dengan siswa tentang
kesepakatan layanan (hari, waktu dan tempat) yang
kita lakukan di ruang OSIS, untuk meminimalisir
suara bising dari luar ruangan.
3. Melakukan penataan tempat agar siswa merasa
lebih nyaman serta dapat menunjang pelaksanaan
PPL Aksi-2.
4. Menyiapkan alat-alat yang dibutuhkan untuk
melaksanakan PPL Aksi-2.
b. Strategi:
Strategi yang saya gunakan untuk menghadapi
tantangan PPL Aksi-2 yaitu layanan konseling individu
melalui pendekatan Rational Emotive Behavioral
Therapy (REBT) merupakan salah satu jenis layanan
dalam bimbingan dan konseling yang dianggap tepat
untuk mengubah keyakinan irrasional konseli menjadi
keyakinan yang rasional.
c. Proses:
Dalam proses memberikan layanan konseling individu
adalah:
1. Tahap Awal Penerimaan konseli, berdo’a,
penjelasan tentang asas-asas dalam konseling
individu.
2. Tahap Inti Kegiatan inti konseling individu,
implementasi konseling REBT, dengan teknik
teknik Disputing Irrasional Beliefs, yaitu:
a. A = Activiting Experience yaitu peristiwa yang
menggerakkan individu
b. iB = Irrasional Beliefs yaitu keyakinan irasional
terhadap A
c. iC = Irrasional Consequences yaitu
Konsekuensi dari pemikiran
d. D = Dispute Irrasional Beliefs yaitu keyakinan
yang saling bertentangan
e. E = Effect yaitu dampak atas keyakinan yang
baru atau pikiran rasioanal yang di dapat
f. F = New Feeling yaitu perasaan yang didapat
terhadap keyakinan baru.
3. Tahap Penutup Evaluasi, refleksi dan rencana
tindak lanjut
Refleksi Hasil dan dampak a. Dampak Aksi:
Bagaimana dampak dari aksi dari
1. Dengan strategi layanan konseling individu
Langkah-langkah yang
dilakukan? Apakah hasilnya menggunakan pendekatan REBT teknik Disputing
efektif? Atau tidak efektif?
Irrasional Beliefs dapat terlaksana dengan baik
Mengapa? Bagaimana respon
orang lain terkait dengan strategi sesuai dengan apa yang sudah direncanakan.
yang dilakukan, Apa yang
menjadi faktor keberhasilan atau 2. Konseli membiasakan diri berpikir positif
ketidakberhasilan dari strategi 3. Konseli menganalisis kekurangan dan kelebihan
yang dilakukan? Apa layanan
dari keseluruhan proses tersebut dirinya
4. Konseli mampu menerima keadaan diri secara positif
5. Konseli mampu menunjukan keunikan diri sebagai
potensi yang harus dikembangkan
b. Apakah hasilnya efektif? Atau tidak efektif ?
Cukup efektif, Berdasarkan evaluasi siswa yaitu :
1. Siswa sebagai konseli merasa terbantu dalam
penyelesaian masalahnya.
2. Konseli mengetahui dan mendapatkan cara berpikir
yang positif.
3. Konseli dapat memahami dan menemukan strategi
yang lebih baik dalam menghadapi permasalahan
dirinya yang memiliki konsep diri rendah.
4. Konseli termotivasi untuk memulai tampil lebih
percaya diri.
5. Konseli merasa lega karena bisa memahami diri
ebih baik dan berfikir yang positif setelah
mendapatkan layanan konseling
c. Respon orang lain
Pelaksanaan PPL Aksi-4 memperoleh respon dari pihak
lain seperti:
Rekan sejawat memberikan respon yang sangat positif
dan antusias, sehingga beliau juga ingin melaksanakan
layanan konseling individu dengan pendekatan REBT
sesuai dengan tahap-tahapnya. Hal ini tentunya akan
memberikan pengaruh terhadap perubahan paradigma
penyelesaian permasalahan siswa yang selama ini
belum sesuai dengan layanan BK yang sesungguhnya.
d. Faktor pendukung keberhasilan:
1. Dukungan kepala sekolah, wakil Kepala Sekolah,
wali kelas, guru mapel serta rekan sejawat yang telah
memberikan motivasi dan semangat untuk
pelaksanaan PPL Aksi-2 ini.
2. Situasi dan kondisi yang mendukung kegiatan
pelaksanaan PPL Aksi-2 ini.
3. Sarana dan prasarana sekolah yang mendukung
proses layanan.
e. Faktor ketidakberhasilan:
Pengambilan video pada saat pelaksanaan proses
kegiatan PPL Aksi-2 belum optimal karena ruang BK
yang belum memadai.
f. Pembelajaran yang bisa diambil:
Untuk melaksanakan layanan dengan baik, Guru BK
perlu menganalisis permasalahan apa yang dialami oleh
siswa, lalu dilanjutkan dengan proses menganalisis
solusi, penentuan solusi dan pelaksanaan sesuai dengan
perencanaan yang sudah dibuat. Selain itu, Guru BK
melakukan evaluasi proses dan hasil setelah selesai
layanan konseling.
DAFTAR PUSTAKA

Corey, G. 2010. Teori dan Praktek dari Konseling dan Psikoterapi (penerjemah
Mulyarto). Semarang : IKIP Semarang Press.
Ellis, Albert. 2006. Terapi REB Agar Hidup Bebas Derita. Jakarta: Mizan.
Grantina Komalasari, Eka Wahyuni, dan Karsih, Teori dan Teknik Konseling, Cet.2
(Jakarta Barat: PT Indeks, 2011), hlm 217-219.
Hakim, T. 2005. Mengatasi Rasa Tidak Percaya Diri. Jakarta: Puspa Swara.
Winkel, W.S. & Hastuti, Sri. 2007. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan.
Yogyakarta: Media Abadi.
“Kisah Inspiratif-Lena Maria” https://youtu.be/lQtuyeYfPGo
DOKUMENTASI KEGIATAN

Anda mungkin juga menyukai