Anda di halaman 1dari 10

LK. 2.

3 Perancangan Pembelajaran (rancangan layanan bimbingan klasikal dan rancangan konseling individual)

RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN


BIMBINGAN KLASIKAL
SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2023/2024

Topik layanan Mengenali Bakat Diri Komponen layanan Layanan Bimbingan Klasikal

Sasaran Peserta Didik kelas 8 Bidang layanan Pribadi dan Karir

Metode/teknik Model Pembelajaran Fungsi layanan Fungsi Pemahaman


Discovery Learning (DL)
Tanggal Pelaksanaan 16 Oktober 2023 Waktu 45 Menit

Tujuan : Peserta Didik dapat menemukan bakat diri


Sub Topik:
1. Peserta didik Mengenali Bakat
2. Peserta didik mengelompokkan jenis bakat
3. Peserta didik mampu menganalisistentang apa pentingnya memiliki bakat
4. Peserta didik dapat menulis kemungkinan-kemungkinan bakat yang dimiliki
5. Peserta didik Menemukan bakatdan dapat mengoptimalkannya

SKKPD Pengenalan Akomodasi Tindakan

Pengembangan Diri Mengenal keinginan dan Menerima keadaan diri secara positif Meyakini keunikan diri sebagai aset
kemampuan diri yang harus dikembangkan secara
harmonis dalam kehidupan
Profil Pelajar Pancasila 1. Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia
2. Mandiri
3. Bernalar kritis
4. Kreatif
5. Berkebhinekaan global

2. KEGIATAN LAYANAN
1. Tahap Awal/Pendahuluan
a. Guru BK membuka dengan salam dan berdoadipimpin oleh salah satu siswa dikelas dilanjutkandengan sapaan (menanyakan kabar)
b. Guru BK memberikan pengantar singkat tentang tujuan materi/ tema layanan Bimbingan dan Konseling serta manfaat layanan yang akan
dipelajari dalam kehidupansehari-hari
c. Guru BK Membina hubungan baik dengan peserta didik serta membuat suasana kegiatanmenjadi lebih semangat dengan ice breaking.
d. Guru BK memberikanpertanyaan pemantik sebelum memasuki kegiatan inti
2. Tahap Inti
a. Guru BK menampilkan video yang berhubungan dengan bakat yang dapat dimiliki setiap individu
b. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk curah pendapat mengenai pesan dari video yang disampaikan
c. Guru BK mulai mengajak siswa menggali mengenai bakat dan jenisnya dibantu oleh tayangan PPT yang telah disiapkan
d. Peserta didik menyimakPPT yang ditayangkan
e. Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya danberdiskusi mengenai materi
f. Guru memberikan LKPD untuk diisi oleh peserta didik
3. Tahap Penutup
a. Guru BK mengajak pesertadidik membuat kesimpulanyang terkait dengan materilayanan melalui lembar refleksi .
b. Guru BK mengajak peserta didik untuk agar dapat menghadirkan Tuhan dalamhidupnya
c. Guru BK menyampaikan materi layanan yang akandatang
d. Guru BK mengakhiri kegiatan dengan berdoa dansalam
3. EVALUASI
Evaluasi proses Guru BK /konselor melakukan evaluasi dengan memperhatikan proses yang terjadi:
1. Melakukan refleksi hasil,setiap peserta didik menuliskan dikertas yang sudah disiapkan.
2. Sikap atau atusias peserta didik dalam mengikuti kegiatan.
3. Cara peserta didik dalam menyampaikan pendapat atau bertanya.
4. Cara peserta didik memberikan penjelasan dari pertanyaan guru BK.
Evaluasi hasil Evaluasi setelah mengikuti kegiatan klasikal ,antara lain:
1. Merasakan suasana pertemuan: menyenangkan /kurang menyenangkan /tidak menyenangkan.
2. Topik yang dibahas: sangat penting/kurang penting,/ tidak penting.
3. Cara guru Bimbingan dan Konseling atau konselor menyampaikan : mudah dipahami/tidak mudah/sulit dipahami.
4. Kegiatan yang diikuti : menarik/kurang menarik/tidak menarik untuk diikuti.

Batang Masumai, 02 Oktober 2023

GITA MAYANTHY, S.Pd

Mengetahui
Dosen Pembimbing Guru Pamong

Dr. YARMIS SYUKUR, M.Pd,Kons NURHAMIDAH, M.Pd, Kons

LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Lampiran Materi, Media dan LKPD
2. Lampiran Evaluasi Proses dan Hasil
3. Lembar Refleksi Kegiatan Bimbingan Klasikal
RANCANGAN/RENCANA KONSELING INDIVIDU
Pertemuan ke 1
A. DESKRIPSI KASUS

MR adalah anak yang cukup pandai di kelasnya, dia anak yang baik dan aktif dalam kegiaan pramuka. Selain itu MR juga dipercaya sebagai
bagian dari BES (Badan Eksekutif Siswa) namun MR merasa berbeda dari dirinya yang dulu semenjak MR berpacaran, sebab pacaran yang
dilakukannya dipicu oleh bergejolaknya hormon masa remaja yang berakibat munculnya rasa ingin tau terhadap lawan jenis. MR mengaku pada
saat pacaran suka pegangan tangan, mengerjakan PR sama-sama, karena itulah pacaran yang dilakukan MR merupakan pacaran yang tidak sehat,
sebab bukan untuk menambah prestasi akademiknya melainkan sebaliknya, apalagi kalau lagi berkelahi dengan pacar, hal itu akan membuat MR
kepikiran terus. Selain karena berkelahi MR juga sering jalan-jalan dengan pacarnya saat di luar sekolah akibatnya lupa waktu dan menjadi malas
untuk belajar jadi hal yang demikian sudah menunjukkan gejala pacaran yang tidak sehat, sebab lebih banyak dampak negatifnya dibandingkan
dampak positifnya

B. TUJUAN KONSELING
Membantu menciptakan kondisi dan lingkungan baru agar klien mampu belajar merubah perilakunya dalam rangka memecahkan masalah yang
dihadapi. Tujuan konseling behavioristik berorientasi pada pengubahan atau modifikasi perilaku konseli

C. PERENCANAAN PELAKSANAAN KONSELING


Pelaksanaan konseling individual dilaksanakan pada tanggal 20 September 2023 dengan tujuan mengubah pola pikir dan tingkah laku individu dari
yang negatif ke positif. Konseling Individual akan dilaksanakan di ruang BK dengan durasi 120 Menit.

Pihak yang terlibat di dalam hal ini adalah konselor dan klien. Untuk mendukung kelancaran dan pemahaman peserta didik maka konselor
menggunakan media PPT
D. PENDEKATAN DAN TEKNIK KONSELING
1. Pendekatan
Behaviorisme adalah suatu pandangan ilmiah tentang tingkah laku manusia. Dalam konsep behavioral, perilaku manusia merupakan hasil
belajar, sehingga dapat diubah melalui memanipulasi dan mengkreasi kondisi-kondisi belajar. Menurut pandangan behavioristik, setiap orang
dipandang memiliki kecenderungan positif dan negatif yang sama
“Manusia pada dasarnya dibentuk dan ditentukan oleh lingkungan sosial budayanya” (Corey, 2003:198). Meskipun berkeyakinan bahwa
segenap tingkah laku pada dasarnya merupakan hasil dari kekuatan-kekuatan lingkungan dan faktorfaktor genetik, para pakar behavior
memasukkan pembuatan keputusan sebagai salah satu bentuk tingkah laku. Selain itu, pembentukan pola tingkah laku juga dapat dilakukan
dengan memberikan ganjaran atau penguatan segera setelah tingkah laku yang diharapkan itu muncul. Hal ini merupakan suatu cara yang dapat
mengubah tingkah laku seseorang. Karena pada dasarnya tujuan konseling behavior adalah memperoleh tingkah laku adaptif dan
menghapuskan tingkah laku yang maladaptif

2. Teknik
Latihan Asertif

Teknik ini digunakan untuk melatih klien yang mengalami kesulitan untuk menyatakan diri bahwa tindakannya adalah layak atau benar

Menurut Zastrow (Nursalim, 2005), pelatihan asertivitas adalah pelatihan yang dirancang untuk membimbing manusia untuk menyatakan,
merasa, dan bertindak pada asumsi bahwa mereka memiliki hak untuk menjadi dirinya sendiri tanpa harus mengesampingkan hak orang lain.
Melalui pelatihan asertivitas ini remaja juga dilatih untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan serta mampu memberikan respon-respon
penolakan dan permintaan kepada sang pacar.

LAMPIRAN
Alat asesmen yang digunakan untuk menggali informasi konseling
LAPORAN KONSELING
Pertemuan ke 1
Hari/tanggal : 20 September 2023
Konselor : Gita Mayanthy, S.Pd
Konseli : MRA

PROSES KONSELING
1. Kegiatan Awal
Pembinaan Hubungan
a. Konselor memberikan salam/sapaan kepada konseli, kemudian mengajak konseli untuk mengawali kegiatan dengan berdo’a
b. Konselor mengucapkan rasa terima kasih pada konseli telah bersedia hadir dalam kegiatan konseling
c. Konselor menjelaskan asas-asas, tata cara dan peraturan dalam konseling dan membuat kesepakatan waktu
d. Konselor menjelaskan gambaran kegiatan konseling yang akan ditempuh
e. Konselor menanyakan tentang kesiapan konseli untuk kegiatan lebih lanjut
2. Kegiatan Inti
a. Identifikasi masalah dengan menganalisis ABC (Antensedent, Behavior, Consequence)
b. Masalah peserta didik diekplorasi dengan teknik pertanyaan terbuka dan dorongan minimal
c. Konselor melakukan konfrontasi tindakan yang dilakukan/perbuatan dengan peraturan sekolah dan Hukumnya dalam Agama Islam.
Selain itu, dapat menyebabkan Gangguan Emosi dan Psikologis: Pacaran di usia remaja sering kali menyertai gejolak emosi yang tidak stabil.
Rasa cinta, kecemburuan, dan perasaan lainnya dapat mengganggu konsentrasi di sekolah dan menimbulkan masalah psikologis seperti stres,
kecemasan, dan depresi.
d. Konselor melakukan Teknik Latihan Asertif ini digunakan untuk melatih klien yang mengalami kesulitan untuk menyatakan diri bahwa
tindakannya adalah layak atau benar
e. Konselor melakukan reassessment (penilaian kembali),bersama-sama klien meninjau kembali permasalahan yang dihadapi klien
3. Kegiatan Penutup
a. Konselor bersama klienmembuat kesimpulan mengenai hasil proses konseling.
b. Menyusun rencana tindakan yang akan dilakukan berdasarkankesepakatan yang telahterbangun dari proses konseling sebelumnya.
c. Mengevaluasi jalannyaproses dan hasil konseling (penilaian segera).
d. Membuat perjanjianuntuk pertemuan berikutnya
DIAGNOSIS DAN PROGNOSIS
A. Diagnosis
Faktor yang menyebabkan pacaran berdasarkan data, informasi dan dari hasil wawancara maupun proses konseling adalah sebagai berikut:
(1). Pengaruh teman. (2). Buat gaya-gayaan. (3).Meningkatnya hormon remaja.

B. Prognosis
Prognosis adalah penetapan alternatif bantuan yang dapat diberikan: Pendekatan Behavioral, mengubah tingkah laku konseli menjadi lebih baik
yang mana dimulai dari pacaran bukan untuk gaya-gayaan, bukan hal yang biasa-biasa saja melainkan banyak dampak negatifnya, bukan untuk
ikut-ikutan teman. Adapun hal-hal yang dilakukan di dalam konseling behavioral terhadap konseli yang pacaran tidak sehat yakni: Meminta konseli
tetap mematuhi peraturan yang ada di sekolah, khususnya tidak boleh berpacaran. Meminta konseli untuk jangan terlalu sering menonton sinetron
yang mengandung unsur percintaan, sebab hal tersebut sangat mempengaruhi kognitif dari konseli itu sendiri. Meminta konseli untuk bisa menjaga
jarak antara teman laki-laki dan dirinya sewajarnya teman biasa. Meminta konseli untuk fokus dengan cita-cita yang ingin dicapainya, jadi dengan
begitu konseli akan menjadi lebih semangat di dalam belajar. Dengan demikian kesimpulan yang dapat diambil adalah mengubah pola pikir dari
klien terlebih dahulu kemudian mengubah tingkah laku dari klien itu sendiri

HASIL KONSELING
Dalam mengubah pola pikir dan tingkah laku klien diperlukan banyak waktu dan proses yang kontinyu dan sistematis serta memerlukan
pengamatan yang cermat dari peneliti. Keberhasilan treatment ini sangat tergantung pada klien itu sendiri, apakah benar-benar melakukan rencana
yang telah disepakati bersama atau tidak dan juga tergantung pada kemampuan serta faktor luar yang mempengaruhinya. Dari tahap treatmen yang
telah dilakukan, konseli melakukan segala kesepakatan yang telah disepakati pada saat proses konseling dan konseli diberikan kesempatan satu
minggu untuk melakukan perubahan terhadap perilakunya yang berpacarn tidak sehat agar menjadi tidak berpacaran, kesepakatan selama proses
konseling dilakukan sesuai dengan asas konseling dan saling menjaga kerahasiaan.
EVALUASI PERKEMBANGAN
Untuk melihat sejauh mana keberhasilan yang dicapai dalam proses konseling yang dilakukan jadi perlu adanya eveluasi/penilaian, dari
eveluasi/penilaian yang dilakukan terhadap konseli, konseli sudah banyak mengalami perubahan, baik dari segi disiplin peraturan sekolah, jadwal
mengerjakan PR dan belajar maupun berpacaran yang tidak sehat, konseli sudah tidak berpacaran dulu sebab konseli ingin berfokus pada cita-
citanya yang ingin menjadi dokter dan konseli sudah melakukan apa saja peraturan yang ada dari sekolah. Evaluasi dilakukan dengan menanyakan
hasilnya kepada guru, teman sebaya konseli, konseli, dan guru BK

RENCANA SESI SELANJUTNYA


1. Laijapen : (Pengamatan terhadap peserta didik dalam waktu 1 minggu sampai 1 Bulan ).Peserta didik dapat Mengubah pola pikir dan tingkah
lakunya
2. Laijapan : (Pengamatan terhadap peserta didik dalam waktu 1 bulan sampai 1 semester ). Peserta didik dapat Mengontrol pola pikir dan tingkah
lakunya

REFLEKSI KONSELOR

LAMPIRAN
1. Verbatim wawancara konseling
2. Kertas kerja atau homework yang digunakan (tergantung pada pendekatan dan teknik konseling yang digunakan)
3. Rekaman digital (audio visual)

Anda mungkin juga menyukai