Anda di halaman 1dari 17

LK. 2.

1 Eksplorasi Alternatif solusi (layanan dasar dan responsif)

Faktor Solusi Yang Direncanakan Alasan Memilih Solusi


utama Tersebut
penyebab
masalah Layanan dasar Layanan Responsif

Referensi 1: Dari 3 referensi yang


Rendahnya Guru mempersiapkan jadwal konsultasi disajikan maka
minat untuk berbicara dengan siswa upaya untuk pilihan yang paling
belajar mengatasi ketidak hadir kesekolah (absen) solutif untuk
siswa yang an hadir ke sekolah, maka perlu
menyelesaikan
mengakibat dipersiapkan berbagai hal demi
kan siswa terwujudnya konsultasi yang baik sesuai
masalah tersebut
tersebut dengan prosedur yang sudah ada, adalah referensi 1,
enggan diantaranya: dimana layanan
hadir/datan (a)Membuat daftar pertanyaan responsive diberikan
g ke (b)Menyiapkan lembar aturan sekolah dalam bentuk
sekolah. untuk dijelaskan layanan konsultasi
(c) Membuat lembar alasan ketidak hadir melalui beberapa
kesekolah (absen) an siswa ke sekolah tahapan dan
(d)Mempersiapkan surat perjanjian prosedur, sehingga
bersedia mematuhi peraturan sekolah dianggap bias
(e)Membuat surat pemberitahuan terhadap
memberikan solusi
wali kelas
(f) Membuat surat pemberitahuan terhadap
terbaik atas masalah
orang tua tersebut.
(https://widyasari-press.com/wp-
content/uploads/2022/05/7.-Purada-
Hutagalung-Upaya-Guru-BK-
Meminimalisir-Absen-dan-
Keterlambatan-Dengan-Buku-
Penghubung-Siswa-.pdf)

Referensi 2:
Hal yang sering dilakukan oleh guru
BK dalam menangani masalah absensi
ini adalah dengan memberikan
Layanan konseling individual. Layanan
ini dimaksudkan sebagai pelayanan
khusus dalam hubungan langsung tatap
muka antara guru BK dan siswa
bersangkutan atau konselor dan
konseli. Dalam hubungan itu masalah
konseli dicermati dan diupayakan
pengentasannya secara bersama-sama.
Model pelaksanaan yang digunakan
dalam layanan konseling ini adalah
pelaksanaan konseling untuk
penyesuaian diri (Interview for
adjustment).

Konten ini telah tayang di


Kompasiana.com dengan judul
"Pemberian Layanan Konseling bagi
Peserta Didik yang Mengalami
Permasalahan Absensi", Klik untuk
baca:
(https://www.kompasiana.com/
cletusnono/
63901847dfb6a160d75207a2/
pemberian-layanan-konseling-bagi-
peserta-didik-yang-menalami-
permasalahan-absensi)

Kreator: Cletus Nono

Referensi 3:
Salah satu upaya untuk meningkatkan
frekuensi kehadiran dan mengurangi
keterlambatan siswa dalam kegiatan
belajar mengajar di sekolah dapat
dilakukan dengan melaksanakan konseling
perorangan (Masruroh, S. 2016; Agus
Supriyanto, M. P. 2016; Yayu Hindayah,
Y. 2014). Agar terjadi komunikasi dua
arah dan efektif antara konselor dan klien,
pendekatan konseling eklektik diharapkan
mampu memberikan penyelesaian masalah
lebih optimal (Utami, M. 2016; Pramita,
T. S. 2016)
(https://www.researchgate.net/
publication/
322206382_Peningkatan_Kehadiran_S
iswa_kelas_XI_Pemasaran_2_Menggu
nakan_Konseling_Perorangan_Teknik
_Eklektik/fulltext/
5a4b7e49458515f6b05c23ec/
Peningkatan-Kehadiran-Siswa-kelas-
XI-Pemasaran-2-Menggunakan-
Konseling-Perorangan-Teknik-
Eklektik.pdf)
Hasil wawancara dengan Koordinator
BK.
1. Faktor ekonomi
Yaang menyebabkan kehadiran dan
asupan makanan yang kurang dari
orang tua. Sehingga anak tidak
bersemangat untuk sekolah.
Adapun bantuan dari sekoah
maupun pemerintah tidak di
berdayakan untuk kepentingan
sekolah
2. Pendampingan orang tua yang
kurang sehingga disekolah kurang
semangat untuk belajar.

Referensi 1: Dari 3 referensi yang


Pengaruh Layanan Guru Bimbingan dan Konseling disajikan maka
lingkungan dalam penanganan kasus Bullying pilihan yang paling
yang buruk memeliki beberapa tahap. Tahap pertama, solutif untuk
dan wawancara kasus yang melibatkan korban
menyelesaikan
kekurangha dan saksi untuk mendapatkan informasi.
rmonisan Tahap kedua, Analisis kasus. Tahap
masalah tersebut
hubungan Ketiga, Pemberian layanan yang sesuai adalah referensi 2,
di dalam dengan hasil wawancara dan analisis. yaitu melakukan
keluarga tahap Keempat, Tindak lanjut dengan bimbingan yang
yang memberikan layanan konseling. Tahap terintegrasi antara
memicu Kelima, adanya pemantauan baik langsung layanan individual
siswa maupun tidak langsung guna untuk dan kelompok
melakukan melihat perkembangan melalui orang dengan
Tindakan sekitar. mengedepankan
Bullying (https://www.google.com/search? usaha reprentif dan
baik di q=layanan+dasar+bk+untuk+mengatasi+ti
preventif.
dalam ndakan+bullying+di+sekolah&sca_esv=56
sekolah 8754602&sxsrf=AM9HkKmrFkmETLeZh
maupun di cXxTL6JAJDht0NaIg
luar sekolah %3A1695801210124&ei=et8TZeygB8Ln
4-
EPuYGjgAo&oq=layanan+dasar+bk+untu
k+mengatasi+tindakan+&gs_lp=Egxnd3M
td2l6LXNlcnAiKmxheWFuYW4gZGFzY
XIgYmsgdW50dWsgbWVuZ2F0YXNpIH
RpbmRha2FuICoCCAEyBRAhGKABMg
UQIRigATIFECEYoAEyBRAhGKABSK
8yUL4ZWKshcAB4ApABAJgBkAGgAf
AHqgEDMy42uAEByAEA-
AEBwgIEEAAYR8ICCBAhGBYYHhgd
wgIEECEYFcICBxAhGKABGAriAwQY
ACBBiAYBkAYI&sclient=gws-wiz-serp)
Referensi 2:
Berdasarkan hasih observasi, wawancara
dengan guru bimbingan dan konseling,
siswa serta wakil kepala sekolah di SMP
Negeri 1 Darussalam Aceh besar, adapun
usuaha-usaha mengantisipasi tindakan
bullying verbal, yakni melalui dengan
melaksanakan proses bimbingan dan
konseling serta layanan-layanan
pendukung lainnya yang mencakup usaha
preventif, usaha kuratif/reprentif.
Berdasarkan uraian diatas bahwasanya
senada dengan apa yang Wiyani
mengemukakan yaitu, dalam rangka
menanggulangi bullying di sekolah perlu
adanya upaya-upaya bimbingan dan
konseling yang terintegrasi dan
berkelanjutan. Pelaksaaan pemberian
bimbingan dan konseling kepada siswa
sebagai pelaku dan penderita bullying atau
guru-guru dan staf sekolah sebagai pelaku
bisa dengan konseling kelompok atau
konseling individual. Pendekatan
bimbingan konseling yang digunakan
dalam mengatasi bullying di sekolah.
(https://www.google.com/search?
q=layanan+dasar+bk+untuk+mengatasi+ti
ndakan+bullying+di+sekolah&sca_esv=56
8754602&sxsrf=AM9HkKmrFkmETLeZh
cXxTL6JAJDht0NaIg
%3A1695801210124&ei=et8TZeygB8Ln
4-
EPuYGjgAo&oq=layanan+dasar+bk+untu
k+mengatasi+tindakan+&gs_lp=Egxnd3M
td2l6LXNlcnAiKmxheWFuYW4gZGFzY
XIgYmsgdW50dWsgbWVuZ2F0YXNpIH
RpbmRha2FuICoCCAEyBRAhGKABMg
UQIRigATIFECEYoAEyBRAhGKABSK
8yUL4ZWKshcAB4ApABAJgBkAGgAf
AHqgEDMy42uAEByAEA-
AEBwgIEEAAYR8ICCBAhGBYYHhgd
wgIEECEYFcICBxAhGKABGAriAwQY
ACBBiAYBkAYI&sclient=gws-wiz-
serp#ip=1)

Referensi 3:
Guru pembimbing dapat memberikan
layanan bimbingan klasikal kepada siswa
untuk meningkatkan pemahaman bahaya
bullying, tentunya harus dilakukan secara
konsisten dan optimal..
(https://www.google.com/search?
q=layanan+dasar+bk+untuk+mengatasi+ti
ndakan+bullying+di+sekolah&sca_esv=56
8754602&sxsrf=AM9HkKmrFkmETLeZh
cXxTL6JAJDht0NaIg
%3A1695801210124&ei=et8TZeygB8Ln
4-
EPuYGjgAo&oq=layanan+dasar+bk+untu
k+mengatasi+tindakan+&gs_lp=Egxnd3M
td2l6LXNlcnAiKmxheWFuYW4gZGFzY
XIgYmsgdW50dWsgbWVuZ2F0YXNpIH
RpbmRha2FuICoCCAEyBRAhGKABMg
UQIRigATIFECEYoAEyBRAhGKABSK
8yUL4ZWKshcAB4ApABAJgBkAGgAf
AHqgEDMy42uAEByAEA-
AEBwgIEEAAYR8ICCBAhGBYYHhgd
wgIEECEYFcICBxAhGKABGAriAwQY
ACBBiAYBkAYI&sclient=gws-wiz-
serp#ip=1)

Hasil wawancara dengan Koordinator BK


1. Kebiasaan memakai gatget
2. Pendidikan dasar orang tua kurang
3. Kebebasan bermain diluar jam sekolah
sehingga orang tua tidak dapat
mengontrol anaknya
4. Tidak mempunyai pedoman hidup
sesuai dengan perkembangan dan
orang tua tidak mau tau dengan hal itu.
Dengan memberikan layanan dasar Referensi 1: Dari 3 referensi yang
Kurangnya berupa bimbingan kelompok Menurut Akhmad Sudrajat (2009: 12) disajikan maka
perhatian Layanan Konseling Individual yaitu pilihan yang paling
dari guru layanan yang membantu peserta didik solutif untuk
dan serta dalam mengentaskan masalah pribadinya.
menyelesaikan
rendahnya Serta teknik yang akan digunakan dalam
atensi siswa upaya mengurangi perilaku membolos
masalah tersebut
terhadap siswa adalah teknik Behavior Contract. adalah referensi 3,
pelajaran Menurut Latipun (2008: 145) kontrak karena melalui
yang perilaku (Behavior Contract) adalah bimbingan formal,
diberikan persetujuan antara dua orang atau lebih informal, dan
oleh guru (konselor dan konseli) untuk mengubah bimbingan adukatif,
mengakibat perilaku tertentu pada konseli. konselor orang tua dan guru di
kan siswa dapat memilih perilaku yang realistik dan sekolah bisa
bolos dari dapat diterima oleh kedua belah pihak. berkolaborasi dalam
sekolah. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka menyelesaikan
peneliti tertarik untuk melakukan
masalah siswa bolos
penelitian dengan judul “Efektivitas
Layanan Konseling Individual dengan
dari sekolah.
Teknik Behavior Contract untuk
Mengurangi Perilaku Membolos pada
Siswa Kelas VIII Di SMP PGRI Kasihan
Tahun ajaran 2019/2020”.
(https://www.google.com/search?
sca_esv=568767614&sxsrf=AM9HkKlod
oyKeb8oPBHE8DfxUjejC-
nbHg:1695804578570&q=sudrajat+ahmad
+prosedur+layanan+umum+konseling+unt
uk+mengatasi+masalah+bolos+sekolah&s
pell=1&sa=X&ved=2ahUKEwivkI6stMq
BAxVU1zgGHdBrB-
sQBSgAegQIBxAB&biw=1366&bih=651
&dpr=1)

Referensi 2:
1. Layanan bimbingan kelompok dapat
digunakan sebagai salah satu upaya dalam
meningkatkan pengurangan perilaku
membolos siswa di sekolah.
2. Pengurangan perilaku membolos siswa
dengan perlakuan berupa layanan
bimbingan kelompok, diperoleh kriteria
cukup baik (62,86%) pada siklus I. Setelah
mendapatkan bimbingan kelompok,
kriteria meningkat menjadi tinggi
(85,71%) pada siklus II dengan demikian,
terjadi peningkatan sebesar 22,85%.
Peningkatan tersebut meliputi aspek
penyesuaian diri secara positif dan
perilaku membolos secara negatif.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa
layanan bimbingan kelompok mampu
meningkatkan pengurangan perilaku
membolos siswa di sekolah.
3.Pengurangan perilaku membolos
menunjukkan peningkatan yang cukup
signifikan setelah memperoleh layanan
bimbingan kelompok, yang berarti
bimbingan kelompok dapat meningkatkan
pengurangan perilaku membolos di
sekolah
(https://www.google.com/search?
q=layanan+dasar+bk+untuk+mengatasi+m
asalah+bolos+sekolah&sca_esv=5687546
02&sxsrf=AM9HkKmvN69gHKSVhQVz
xtgnkEDtLUkfYw
%3A1695803499611&ei=a-
gTZbzbJNTvseMP_syw6A0&oq=layanan
+dasar+bk+untuk+mengatasi+masalah+bo
los+&gs_lp=Egxnd3Mtd2l6LXNlcnAiL2x
heWFuYW4gZGFzYXIgYmsgdW50dWs
gbWVuZ2F0YXNpIG1hc2FsYWggYm9s
b3MgKgIIADIFECEYoAFI5k9QAFjqQn
AHeACQAQGYAYcCoAHPFKoBBjE1L
jkuMrgBAcgBAPgBAcICBRAAGKIEwg
IHECEYoAEYCsICBBAjGCfCAggQIRg
WGB4YHcICBBAhGBXiAwQYACBBiA
YB&sclient=gws-wiz-serp#ip=1)

Referensi 3:
Bentuk-bentuk kerjasama antara guru
bimbingan konseling dan orangtua dalam
mengatasi siswa bolos di SMAN 1 Kluet
Timur Aceh Selatan berjalain beberapa
bentuk mengenai mengatasi siswa yang
bolos sekolah, secara garis besar terdiri
dalam tiga bentuk:
a. bentuk formal yaitu memberikan surat
undangan/pangilan kepada orangtua
siswa, melakukan rapat meneurut yang
sudah di jadwalkan awal semester dan
akhir semseter atau rapat mendadak
tergantung kebutuhan seperti rapat siswa
bolos, ketahuan siswa merokok dan lain
sebagainya, berkomunikasi secara
langsung dengan guru bimbingan
konseling mengenai mengatasi siswa
bolos saat di sekolah.
b. bentuk nonformal yaitu saling
berkomunikasi, menanyakan keadaan
anak mereka di luar sekolah yakni di
dalam bermasyarakat.
c. Bentuk hubungan adukatif yaitu
hubungan yang saling membimbing siswa
baik di sekolah yang dilakukan guru
bimbingan konseling maupun orang tua di
rumah dan saling berdiskusi memberikan
ide-ide untuk mengatasi siswa bolos. Hal
ini sangat mendukung bila dilaksanakan
karena pertemuan guru bimbingan
konseling dan orangtua merupakan
sebuah jalan untuk menyukseskan
kerjasama anatar guru bimbngan
konseling dan orangtua untuk mengatasi
siswa yang bolos.
(https://www.google.com/search?
q=layanan+dasar+bk+untuk+mengatasi+m
asalah+bolos+sekolah&sca_esv=5687546
02&sxsrf=AM9HkKmvN69gHKSVhQVz
xtgnkEDtLUkfYw
%3A1695803499611&ei=a-
gTZbzbJNTvseMP_syw6A0&oq=layanan
+dasar+bk+untuk+mengatasi+masalah+bo
los+&gs_lp=Egxnd3Mtd2l6LXNlcnAiL2x
heWFuYW4gZGFzYXIgYmsgdW50dWs
gbWVuZ2F0YXNpIG1hc2FsYWggYm9s
b3MgKgIIADIFECEYoAFI5k9QAFjqQn
AHeACQAQGYAYcCoAHPFKoBBjE1L
jkuMrgBAcgBAPgBAcICBRAAGKIEwg
IHECEYoAEYCsICBBAjGCfCAggQIRg
WGB4YHcICBBAhGBXiAwQYACBBiA
YB&sclient=gws-wiz-serp#ip=1)

Hasil wawancara dengan Koordinator BK


Faktornya: - tidak suka belajar
- Tidak mau terikat
- Tidak ada persiapan
- Sudah terbiasa bebas bergaul
- Tidak punya pegangan hidup.

Referensi 1: Referensi 3: Dari 3 referensi yang


Pengaruh Berdasarkan dari hasil penelitian dan Upaya guru bimbingan dan konseling disajikan maka pilihan
konsumsi pembahasan tentang pengaruh dalam mengatasi kenakalan merokok yang paling solutif
media yang bimbingan kelompok teknik self peserta didik di SMP Negeri 01 Jember, untuk menyelesaikan
terlalu management untuk mengurangi yaitu: memberikan bimbingan secara masalah tersebut
bebas dan perilaku merokok pada siswa kelas XI individu maupun kelompok dengan
juga tanpa di SMA Gita Bahari Semarang, maka
adalah referensi 2,
memberitahukan dampak-dampak negatif
batasan dan dapat disimpulkan bahwa: dari merokok, dan untuk anak yang sudah
yaitu dengan
pengaruh 1. Perilaku merokok pada siswa kelas terlanjur merokok yaitu dengan memberikan layanan
buruk XI di SMA Gita Bahari Semarang memberikan terapi untuk dasar berupa
teman sebelum mendapatkan layanan menyembuhkannya. mengadakan
sebaya di bimbingan kelompok dengan teknik (https://www.google.com/search? sosialisasi dan seminar
lingkungan self management dalam kategori q=layanan+dasar+bk+untuk+mengatas tentang dampak dan
sekitar serta tinggi yang bermakna perilaku i+siswa+merokok+di+sekolah&sca_es bahaya merokok bagi
kurangnya merokok siswa masih tinggi. kesehatan. Dan
v=568754602&sxsrf=AM9HkKmJZZ
kontrol dari 2. Perilaku merokok pada siswa kelas kegiatan sosialisasi
orang tua XI di SMA Gita Bahari Semarang
StGLVTqPzXln4RZyx5RHE0SQ
%3A1695804460269&ei=LOwTZbG atau seminar ini
yang sesudah mendapatkan layanan
memicu bimbingan kelompok dengan teknik OEMu-4- dilakukan secara
siswa untuk self management termasuk dalam EPhOOVkA4&oq=layanan+dasar+bk+ berkala.
merokok. kategori rendah yang bermakna untuk+mengatasi+siswa+merokok+d&
perilaku merokok siswa sudah rendah. gs_lp=Egxnd3Mtd2l6LXNlcnAiMGxh
3. Bimbingan kelompok dengan eWFuYW4gZGFzYXIgYmsgdW50d
teknik self management terbukti WsgbWVuZ2F0YXNpIHNpc3dhIG1lc
efektif untuk mengurangi perilaku m9rb2sgZCoCCAAyBRAhGKABMg
merokok pada siswa kelas XI di SMA UQIRigATIFECEYoAFI0DBQ9wdYu
Gita Bahari Semarang. Hal ini
x1wAHgBkAEAmAHZAaABrA2qAQ
ditunjukan dengan adanya U5LjYuMbgBAcgBAPgBAcICBBAA
perbandingan kategori tingkat GEfCAgQQIxgnwgIHECEYoAEYCuI
perilaku merokok siswa di SMA Gita DBBgAIEGIBgGQBgc&sclient=gws-
Bahari Semarang antara sebelum dan wiz-serp#ip=1)
sesudah mendapatkan layanan
bimbingan kelompok dengan teknik
self management. Sebelum diberi
perlakuan berupa bimbingan
kelompok dengan teknik self
management, tingkat perilaku
merokok siswa di SMA Gita Bahari
Semarang termasuk dalam kategori
tinggi, kemudian setelah
mendapatkan perlakuan, tingkat
perilaku merokok berubah menjadi
kategori perilaku merokok rendah.
(https://www.google.com/search?
q=layanan+dasar+bk+untuk+meng
atasi+siswa+merokok+di+sekolah
&sca_esv=568754602&sxsrf=AM
9HkKmJZZStGLVTqPzXln4RZy
x5RHE0SQ
%3A1695804460269&ei=LOwTZ
bGOEMu-4-
EPhOOVkA4&oq=layanan+dasar
+bk+untuk+mengatasi+siswa+mer
okok+d&gs_lp=Egxnd3Mtd2l6LX
NlcnAiMGxheWFuYW4gZGFzY
XIgYmsgdW50dWsgbWVuZ2F0
YXNpIHNpc3dhIG1lcm9rb2sgZC
oCCAAyBRAhGKABMgUQIRig
ATIFECEYoAFI0DBQ9wdYux1
wAHgBkAEAmAHZAaABrA2qA
QU5LjYuMbgBAcgBAPgBAcIC
BBAAGEfCAgQQIxgnwgIHECE
YoAEYCuIDBBgAIEGIBgGQBg
c&sclient=gws-wiz-serp#ip=1)

Referensi 2:
Solusi dalam penanganan siswa
merokok dari kendala-kendala yang
ada di sekolah diantaranya yaitu,
pertama: Saling berkomunikasi dan
membuat suatu program seperti
seminar atau sosialisai BK agar BK
lebih dikenal, Kedua: pihak sekolah
kedepan akan mengkondisikan jam
masuk khusus BK, dan Ketiga: siswa
akan tetap dibina oleh sekolah dan
guru BK tetap akan berkomunikasi
dengan wali atau pihak terdekat
siswa.
(https://www.google.com/search?
q=layanan+dasar+bk+untuk+meng
atasi+siswa+merokok+di+sekolah
&sca_esv=568754602&sxsrf=AM
9HkKmJZZStGLVTqPzXln4RZy
x5RHE0SQ
%3A1695804460269&ei=LOwTZ
bGOEMu-4-
EPhOOVkA4&oq=layanan+dasar
+bk+untuk+mengatasi+siswa+mer
okok+d&gs_lp=Egxnd3Mtd2l6LX
NlcnAiMGxheWFuYW4gZGFzY
XIgYmsgdW50dWsgbWVuZ2F0
YXNpIHNpc3dhIG1lcm9rb2sgZC
oCCAAyBRAhGKABMgUQIRig
ATIFECEYoAFI0DBQ9wdYux1
wAHgBkAEAmAHZAaABrA2qA
QU5LjYuMbgBAcgBAPgBAcIC
BBAAGEfCAgQQIxgnwgIHECE
YoAEYCuIDBBgAIEGIBgGQBg
c&sclient=gws-wiz-serp#ip=1)
Referensi 1: Dari 3 referensi yang
Masalah Layanan bimbingan karir ini dapat disajikan maka pilihan
ekonomi membuat siswa mengetahui tentang yang paling solutif
yang dunia pekerjaan, informasi seputar untuk menyelesaikan
dihadapi Universitas, betapa pentingnya
masalah tersebut
oleh melanjutkan pendidikan, potensi diri
keluarga dan lain sebagainya yang
adalah referensi 3,
siswa dan berhubungan dengan karir. Dari karena melalui layanan
rendahnya hasil observasi yang peneliti dasar yang diberikan
pengetahua lakukan banyak siswa yang setelah oleh guru BK, maka
n mengenai tamat SMA/MA tidak ingim guru BK memiliki
perencanaa melanjtkan pendidikan ke perguaran kemampuan dalam
n karir tinggi dikarenakan kuranyanya membimbingan di
menyebabk motivasi, dukungan orang tua, bidang bimbingan
an ekonomi yang kurang memadai, akademik, bidang
terkendalan serta lingkunga. Sehingga hal bimbingan pribadi,
ya karir tersebut membuat siswa tidak ada bidang bimbingan sosial
siswa yang ingin melanjutkan pendidikan serta bidang bimbingan
setelah kepergruan tinggi. Dengan demikian karier.
lulus apabila tindakan tersebut terus
sekolah. terjadi maka akan memperburuk
prestasinya perkembangan generasi.
Hal ini terlihat ketika peneliti
melakukan penelitian setelah
penerapan layanan bimbingan karir,
siswa antusias ingin
mengembangkan kemapuanya
dengan melanjutkan pendidikan ke
perguruan tinggi. Oleh karena itu,
motivasi melanjutkan pendidikan ke
perguruan tinggi berperan penting
bagi siswa yang ingin melanjutkan
pendidikannya, berarti ada
perbedaan yang signifikan antara
layanan bimbingan karir terhadap
peningkatan motivasi melanjutkan
pendidikan ke perguruan tinggi.
(https://www.google.com/search?
q=layanan+dasar+bk+untuk+menga
tasi+pilihan+siswa+melanjut+atau+
bekerja&sca_esv=568754602&sxsrf
=AM9HkKkj6opKFUauSFkXeEtH
pNtHHknCDA
%3A1695807066505&ei=WvYTZZ
CzHoCF4-
EPkK2egA4&ved=0ahUKEwiQyLn
OvcqBAxWAwjgGHZCWB-
AQ4dUDCBE&uact=5&oq=layana
n+dasar+bk+untuk+mengatasi+pilih
an+siswa+melanjut+atau+bekerja&
gs_lp=Egxnd3Mtd2l6LXNlcnAiRG
xheWFuYW4gZGFzYXIgYmsgdW
50dWsgbWVuZ2F0YXNpIHBpbGl
oYW4gc2lzd2EgbWVsYW5qdXQg
YXRhdSBiZWtlcmphSNOEAVDM
MljcfnAAeAGQAQCYAc0BoAGd
H6oBBzE0LjIxLjG4AQPIAQD4A
QHCAgQQABhHwgIFECEYoAHC
AggQIRgWGB4YHcICBBAhGBX
CAgcQIRigARgKwgIEECEYCsIC
BRAAGKIE4gMEGAAgQYgGAZ
AGCA&sclient=gws-wiz-serp)

Referensi 2:
Dengan adanya pemahaman akan
tipe kepribadian dan arah karir
kedepannya siswa diharapkan dapat
merancang rencana dan tindakan
yang akan mereka lakukan untuk
mencapai tujuan karir yang sudah
direncanakan. Agar penyusunan
rencana dan tindakan karir yang
dilakukan tepat dan akurat, maka
perlu memperhatikan konsep tujuan
SMART yang diciptakan oleh
Doran (1981) dengan nama SMART
GOALS yang dapat dipakai untuk
merumuskan tujuan. SMART
GOALS sendiri merupakan
singkatan dari tujuan yang ingin
dicapai yaitu Specific, Measurable,
Achievable, Realistic and Timely.
Penjelasan tentang penggunaan
singkatan dari SMART itu sendiri
dikaitkan dengan usaha pencapaian
tujuan adalah : 1. Specific: Konsep
spesifik dalam penetapan tujuan
adalah adanya kejelasan tujuan yang
ingin dicapai sehingga dapat
membantu menguraikan apa yang
akan dilakukan untuk pencapaian
tujuan tersebut, dengan adanya
konsep spesifik maka akan membuat
segala upaya fokus pada target yang
akan dicapai. 2. Measurable: Istilah
measurable dalam hal ini adalah
tujuan yang akan ditetapkan tersebut
haruslah bisa diukur, misalnya
seberapa kuat, seberapa sering,
seberapa banyak, atau seberapa
dalam. 3. Achievable: Pemahaman
tentang komponen ini adalah dalam
penetapan tujuan harus objektif dan
tujuan yang dirancang
memungkinkan untuk dicapai.
Karena adanya kemungkinan untuk
tercapai maka siswa diharapkan
dapat berkomitmen untuk mencapai
target dengan sungguhsungguh. 4.
Realistic: Kata realistis atau masuk
akal mengandung pemahaman
bahwa tujuan yang dirancang harus
bisa dipenuhi dan untuk
menghindari ujuan yang tidak
terlalu sulit atau tidak mungkin
dilakukan. 5. Timely: Adanya
ketetapan waktu pencapaian tujuan.
Apakah dalam hari, minggu, bulan
atau tahun.
(https://www.google.com/search?
q=layanan+dasar+bk+untuk+menga
tasi+pilihan+siswa+melanjut+&sca_
esv=568754602&sxsrf=AM9HkKlb
c0Xd2iaC4t5LY1y-UJ-ypEFVmQ
%3A1695808042783&ei=KvoTZea
xL-qf4-EPu-
6iqAg&ved=0ahUKEwjm7vyfwcq
BAxXqzzgGHTu3CIUQ4dUDCBE
&uact=5&oq=layanan+dasar+bk+u
ntuk+mengatasi+pilihan+siswa+mel
anjut+&gs_lp=Egxnd3Mtd2l6LXNl
cnAiOGxheWFuYW4gZGFzYXIg
YmsgdW50dWsgbWVuZ2F0YXNp
IHBpbGloYW4gc2lzd2EgbWVsY
W5qdXQgMgQQIxgnSN4LULkF
WLkFcAF4AJABAJgB3AGgAasC
qgEFMS4wLjG4AQPIAQD4AQH
CAgoQABhHGNYEGLAD4gMEG
AAgQYgGAZAGCA&sclient=gws-
wiz-serp#ip=1)

Referensi 3:
Peran guru terutama guru BK sangat
lah penting dalm mengupayakan
pemahaman siswa akan pentingnya
perencanaan karier yang lebih baik,
sesuai dengan tujuan guru adalah
membantu siswa dalam
mengembangkan potensi dan
kemampuan yang dimiliki oleh
siswa. Guru sebagai pengganti
orang tua di Sekolah memiliki peran
yang cukup besar dalam
mendampingi serta memberikan
bimbingan khususnya dalam
pemilihan karier.
Maka dari itu guru BK disini
mempunyai peran yang penting
sebagai fungsi pemahaman, fungsi
pengembangan serta fungsi
penyaluran, karena guru BK
merupakan tenaga profesional yang
terlatih menguasai bidang
bimbingan karier ini. Guru BK
memiliki kemampuan dalam
membimbingan di bidang
bimbingan akademik, bidang
bimbingan pribadi, bidang
bimbingan sosial serta bidang
bimbingankarier.
(https://bkpsdmd.babelprov.go.id/co
ntent/peran-guru-bk-dalam-
pemilihan-karier-siswa-yang-
berkelanjutan)

Kurangnya Referensi 1: Dari 3 referensi yang


perhatian disajikan maka
dari orang Berdasarkan uraian diatas mengenai Peran pilihan yang paling
tua di Guru BK dalam Mengatasi Siswa Yang solutif untuk
rumah Terlambat Di SMA N 1 Harau adalah
menyelesaikan
sering sebagai berikut faktor penyebab siswa
menjadi datang terlambat ke sekolah berbeda-beda, masalah tersebut
pemicu namun yang paling umum yaitu siswa adalah referensi 3
siswa untuk terlambat bangun pagi karena bermain hp karena dianggap
datang sampai larut malam, lalu siswa sehabis sangat pribadi yang
terlambat pulang sekolah sering membantu pekerjaan mana guru BK sebagai
ke sekolah. orang tua sehingga mereka kelelahan dan konselor hanya berdua
juga faktor kendaraan dan yang terakir dengan siswa sebagai
siswa malas mengikuti mata pelajaran konseli ini nampaknya
matematika karena guru matematika sangat cukup memberikan rasa
pemarah. percaya siswa yang
lebih kepada guru BK,
Adapun layanan yang diberikan yaitu sehingga didapati oleh
layanan konseling individual yang diberikan guru BK siswa lebih
oleh guru BK supaya dapat membantu siswa leluasa dan terbuka saat
berubah menjadi perilaku yang disiplin dan menceritakan apapun
terlihat dari berkurangnya jumlah siswa masalah yang sedang
yang datang terlambat ke sekolah. dihadapinya.

Peran yang dilakukan oleh guru BK untuk


membantu siswa datang terlambat yaitu
memberikan bimbingan dan arahan kepada
siswa, lalu melaksanakan layanan konseling
individu, dan memberikan surat
pemanggilan orang tua. Serta mengontrol
siswa untuk tidak mengulangi perilaku
terlambat datang ke sekolah lagi dan bisa
lebih mengatur waktu dan berperilaku
disiplin.

(https://www.google.com/search?
q=layanan+dasar+bk+untuk+mengatasi
+siswa+terlambat+sekolah&sca_esv=56
8754602&sxsrf=AM9HkKnL08WJLUl
GkA6N-i3yM1znYQ9zGQ
%3A1695808429315&ei=rfsTZcfvEuq
Z4-
EP8f6DsAQ&oq=layanan+dasar+bk+un
tuk+mengatasi+siswa+ter&gs_lp=Egxn
d3Mtd2l6LXNlcnAiKmxheWFuYW4g
ZGFzYXIgYmsgdW50dWsgbWVuZ2F
0YXNpIHNpc3dhIHRlcioCCAEyBRAh
GKABMgUQIRigATIFECEYoAEyBR
AhGKABMgQQIRgVSLosUNUJWN4
XcAB4AZABAJgBeaAB5geqAQM5Lj
K4AQHIAQD4AQHCAgQQABhHwgI
EECMYJ-
IDBBgAIEGIBgGQBgg&sclient=gws-
wiz-serp)

Referensi 2:

Setelah diadakan bimbingan kelompok pada


siklus I, peneliti mengamati dan memantau
kehadiran siswa. Peneliti mengobservasi
langsung ketika bel masuk berbunyi dan
menanyai guru piket. Diketahui setelah
mengikuti bimbingan kelompok dengan
materi tepat waktu datang ke sekolah, masih
ada anggota kelompok yang terlambat.
Peneliti menganalisis beberapa faktor yang
mempengaruhi masih ada siswa yang
terlambat datang ke sekolah, yaitu:

1) Contoh yang diberikan kurang banyak


dan kurang nyata, sehingga anggota
kelompok tidak bisa menyaksikan secara
langsung dampak yang ditimbulkan akibat
terlambat datang ke sekolah.

2) Kurang dalamnya pembahasan dalam


bimbingan kelompok sehingga masih ada
anggota kelompok yang belum menyadari
pentingnya datang ke sekolah tepat waktu.

3. Masih ada anggota kelompok yang belum


sepenuhnya bertekat untuk menjalankan
komitmen yang telah ia buat.

(https://www.google.com/search?
q=layanan+dasar+bk+untuk+mengatasi
+siswa+terlambat+sekolah&sca_esv=56
8754602&sxsrf=AM9HkKnL08WJLUl
GkA6N-i3yM1znYQ9zGQ
%3A1695808429315&ei=rfsTZcfvEuq
Z4-
EP8f6DsAQ&oq=layanan+dasar+bk+un
tuk+mengatasi+siswa+ter&gs_lp=Egxn
d3Mtd2l6LXNlcnAiKmxheWFuYW4g
ZGFzYXIgYmsgdW50dWsgbWVuZ2F
0YXNpIHNpc3dhIHRlcioCCAEyBRAh
GKABMgUQIRigATIFECEYoAEyBR
AhGKABMgQQIRgVSLosUNUJWN4
XcAB4AZABAJgBeaAB5geqAQM5Lj
K4AQHIAQD4AQHCAgQQABhHwgI
EECMYJ-
IDBBgAIEGIBgGQBgg&sclient=gws-
wiz-serp)

Referensi 3:

Peranan guru Bimbingan Konseling dalam


mengatasi siswa yang kurang disiplin
masalah waktu agar mereka tidak terlambat
lagi datang ke sekolah adalah dengan
konseling individual. Layanan ini dianggap
dapat mengurangi ketidak disiplinan siswa,
hal ini dibenarkan oleh guru Bimbingan dan
Konseling. Karena layanan ini bersifat
sangat pribadi yang mana guru BK sebagai
konselor hanya berdua dengan siswa
sebagai konseli ini nampaknya cukup
memberikan rasa percaya siswa yang lebih
kepada guru BK, sehingga didapati oleh
guru BK siswa lebih leluasa dan terbuka
saat menceritakan apapun masalah yang
sedang dihadapinya.

(https://www.google.com/search?
q=layanan+dasar+bk+untuk+mengatasi
+siswa+terlambat+sekolah&sca_esv=56
8754602&sxsrf=AM9HkKnL08WJLUl
GkA6N-i3yM1znYQ9zGQ
%3A1695808429315&ei=rfsTZcfvEuq
Z4-
EP8f6DsAQ&oq=layanan+dasar+bk+un
tuk+mengatasi+siswa+ter&gs_lp=Egxn
d3Mtd2l6LXNlcnAiKmxheWFuYW4g
ZGFzYXIgYmsgdW50dWsgbWVuZ2F
0YXNpIHNpc3dhIHRlcioCCAEyBRAh
GKABMgUQIRigATIFECEYoAEyBR
AhGKABMgQQIRgVSLosUNUJWN4
XcAB4AZABAJgBeaAB5geqAQM5Lj
K4AQHIAQD4AQHCAgQQABhHwgI
EECMYJ-
IDBBgAIEGIBgGQBgg&sclient=gws-
wiz-serp)

Anda mungkin juga menyukai